Anda di halaman 1dari 35

PORTOFOLIO

LAPORAN TUGAS AKHIR PERKULIAHAN

(Tugas Individu)
PENGANTAR PENDIDIKAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : Indra Gunawan Pratama, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

2019/2020

i
PORTOFOLIO MATA KULIAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

1) IDENTITAS DIRI

Nama : Syaffiatu Lutfiana


NIM : 1988201005
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan
Dosen : Indra Gunawan, MPd
Kelas : Pendidikan Bahasa Indonesia 1B
Isi Portofolio : Rangkuman Materi, Tanya Jawab Diskusi
Kesan dan Pesan : Mata kuliah Pengantar Pendidikan adalah mata kuliah
sangat penting. Karena saya mengambil progam studi
pendidikan, jadi mata kuliah ini sangat berperan penting.
Dalam mata kuliah ini, saya bisa mempelajari bagaimana
pendidikan yang harus diberikan kepada siswa selain
pendidikan yang saya minati yaitu Bahasa Indonesia.
Selain itu, saya dapat mengetahui masalah masalah yang
ada dalam dunia pendidikan beserta penyelesaiannya.

2) MATERI YANG TELAH DIPAHAMI


a) Hakikat Pendidikan
b) Komponen Fungsi dan Tujuan Pendidikan
c) Landasan Landasan Pendidikan
d) Teori dan Pilar Pendidikan
e) Aliran - aliran Pendidikan
f) Lingkungan Pendidikan
g) Pendidikan Karakter
h) Sistem Pendidikan Nasional
i) Permasalahan Pendidikan di Indonesia
j) Tokoh Pendidikan di Indonesia
k) Inovasi dan Demokrasi Pendidikan
3) MATERI YANG BELUM DIPAHAMI
a) Pendidikan dan Pembangunan
b) Pendidikan Abad 21

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim, Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas portofolio ini. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada nabi kita, Nabi Muhammad Saw.
Tujuan penulisan Portofolio ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Pengantar Pendidikan dan juga sebagai bukti telah mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Pendidikan
yang di ampu oleh Indra Gunawan Pratama, S.Pd, semester satu, strata satu di
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar.
Sadar akan hal tersebut, penulis berusaha dengan semaksimal mungkin
dan dengan keridhoan hati mengerjakan tugas portofolio ini. Penulis menyusun
portofolio ini agar dapat diberikan penilaian oleh dosen pembimbing.
Dalam portofolio ini terdapat himpunan catatan perkuliahan dalam bentuk
resume perkuliahan, himpunan tugas kelompok yaitu makalah, dan hasil diskusi,
serta beberapa lampiran. Sehingga dengan ini, dapat dilihat dan dipelajari kembali
materi yang telah dibahas selama pembelajaran satu semester ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Portofolio ini masih banyak
kekurangan yang ada di dalamnya, untuk itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Portofolio ini. Akhir
kata penulis berharap semoga Portofolio ini bermanfaat bagi semua pihak dan
menjadi referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para
pembaca.

Blitar , Desember 2019

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
IDENTITAS DIRI........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
ISI PORTOFOLIO
Materi 1 : Hakikat Pendidikan......................................................................5
Materi 2 : Komponen, Fungsi dan Tujuan Pendidikan................................ 6
Materi 3 : Landasan Landasan Pendidikan...................................................7
Materi 4 : Teori dan Pilar Pendidikan...........................................................9
Materi 5 : Aliran-aliran pendidikan............................................................10
Materi 6 : Lingkungan pendidikan.............................................................11
Materi 7 : Pendidikan Karakter...................................................................12
Materi 8 : Sistem Pendidikan nasional......................................................15
Materi 9 : Permasalahan pendidikan di Indonesia......................................16
Materi 10 : Tokoh Pendidikan di Indonesia.................................................17
Materi 11 : Inovasi dan demokrasi pendidikan ............................................21

TANYA JAWAB DISKUSI ....................................................................24

PENUTUP...................................................................................................35

iv
ISI PORTOFOLIO

MATERI 1
HAKIKAT PENDIDIKAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat
masyarakat dapat mengembangkan potensi manusia agar memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan,
berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota
masyarakat dan warga negara. Di samping itu pendidikan merupakan usaha untuk
membentuk manusia yang utuh lahir dan batin cerdas, sehat, dan berbudi pekerti
luhur.
B. Hakikat Pendidikan
Secara formal pendidikan itu dilaksanakan sejak usia dini sampai
perguruan tinggi. Adapun secara hakiki pendidikan dilakukan seumur hidup sejak
lahir hingga dewasa. Waktu kecil pun dalam UU 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas pendidikan anak usia dini yang notabene anak-anak kecil sudah didasari
dengan pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai moral yang baik agar dapat
membentuk kepribadian dan potensi diri sesuai dengan perkembangan anak.
Dalam PP 27 tahun 1990 bab 1 pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa sekolah untuk
peserta didik yang masih kecil adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah
yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai
memasuki pendidikan dasar.
Menurut para ahli hakikat pendidikan memiliki pengertian sebagai berikut
 George F Knelver : Dalam bukunya foundation’s of education’s .
 Arti Luas : Tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan fikiran, watak
atau kemampuan fisik individu.
 Arti Hasil : Apa yang kita peroleh melalui belajar pengetahuan, nilai-
nilai dan keterampilan
 John Dewey : Democration and Education : Rekontruksi reorganisasi
pengalaman yang menambah makna dari pengalaman tersebut dan menambah
kemampuan mengarah pengalaman selanjutnya.
Tujuan hakikat pendidikan itu sendiri yaitu:
 Menuntut anak ( Yunani)
 Mengarahan anak ( Romawi)
 Mengaktifkan potensi anak ( Jerman)

5
 Mengolah dan mematangkan jiwa ( Jawa)
 Memajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak (Ki Hadjar Dewantara)

MATERI 2
KOMPONEN , FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN

A. Komponen Pendidikan
1. Komponen pendidik
Syarat utama pendidik adalah mampu sebagai sosok tauladan. Konsep
pendidik yang sekaligus pemimpin seperti yang diungkapkan oleh Ki Hadjar
Dewantara di atas, yakni ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani yang semaksimal mungkin harus dipenuhi komponen pendidik.
Jika konsep ini dipenuhi, maka dalam diri pendidik tersebut akan memancarkan
“aura” yang menyebabkan wibawa pada dirinya. Di samping itu pendidik sebagai
sosok yang digugu lan ditiru (diikuti dan ditiru) akan menjadi bukti kebenarannya.
2. Komponen Peserta Didik
Manusian sebagai peserta didik adalah salah satu komponen penentu
keberhasilan pendidikan. Jika manusia sebagai peserta didik itu pasif, apatis, dan
masa bodoh, maka mustahil pendidikan akan memperoleh keberhasilan. Oleh
karena itu, peserta didik dituntut berperan aktif di dalam proses pendidikan. Peran
aktif ini diwujudkan dalam sikap taat pada pendidik, yaitu taat pada perintah
maupun larangan pendidik.
3. Komponen Pelaksanaan
Di dalam pelaksanaan pendidikan, manusia baik pendidik maupun peserta
didik harus dalam kondisi yang “bebas-demokratis”. Dalam suasana gembira dan
saling memahami. Pendidik didasari dengan niat yang tulus dan ikhlas
memberikan ilmunya kepada peserta didik. Demikian pula peserta didik juga
selalu dalam niat yang ikhlas untuk mencari dan menerima ilmu. Jika keduanya
telah terjalin dalam hubungan yang harmonis sama-sama ikhlas dan sama-sama
dalam kondisi “bener tur pener” (benar dalam kebenaran) maka ilmu yang didapat
akan menjadi ilmu yang bermanfaat.
B. Fungsi Pendidikan
(Harianti, 1996: 12). Di samping itu terdapat 6 fungsi pendidikan
(Depdiknas 2004: 4), yaitu:
• Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin kepada anak.
• Mengenalkan anak pada dunia sekitarnya.
• Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik.

6
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
• Mengembang ketrampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak.
• Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
C. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan itu juga ditanamkan sejak manusia masih dalam
kandungan, lahir, hingga dewasa yang sesuai dengan perkembangan dirinya.
Ketika masih kecil pun pendidikan sudah dituangkan dalam UU 20 Sisdiknas
2003, yaitu disebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik (Depdiknas 2003: 11). Dengan demikian tujuan pendidikan juga
mengalami perubahan menyesuaikan dengan perkembangan manusia. Oleh karena
pendidikan dialami sejak manusia lahir hingga dewasa, maka tujuan pendidikan
juga merupaka suatu proses. Proses “memanusiakan dirinya sebagai manusia”
merupakan makna yang hakiki di dalam pendidikan. Keberhasilan pendidikan
merupakan “cita-cita pendidikan hidup di dunia” (Dalam agama ditegaskan juga
bahwa cita-cita “hidup” manusia adalah di akherat).
Akan tetapi tidak selamanya manusia menuai hasil dari proses yang
diupayakan tersebut. Oleh karena itu, kadang proses itu berhasil atau kadang pun
tidak. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa “keberhasilan” dari proses
pendidikan secara makro tersebut merupakan tujuan. Keberhasilan itu juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini mengingat bahwa pendidikan itu ada
tiga pilar yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan
masyarakat. Dalam pembentukan dan tujuan pendidikan yang berkaitan dengan
pembentukan watak, maka faktor keluarga sangat penting. Faktor orang tua sangat
berpengaruh pada pendidikan manusia sebagai peserta didik (Sodiq A. Kuntoro,
1988: 1).

MATERI 3
LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai usaha dari yang sistematis selalu bertolak dari


sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Beberapa
landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural,
yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
menjemput masa depan.
A. Landasan Pendidikan

7
Landasan pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik ukur
dalam rangka pendidikan.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan kajian
mengenai makna terdalam atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah
masalah-masalah pokok. Beberapa filsafat pendidikan diantaranya adalah
idealisme, Esensialisme, Perensialisme, Pragmatisme dan Progresifme,
Eksistensialisme dan Rekonstruksionalisme. (filsafat berada diantara ilmu
pengetahuan dan penalaran,filsafat mazhab pendidikan).
Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional.
(Sisdiknas).
2. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber
dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Dasar sosiolagis
berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.
3. Landasan Hukum
Landasan hukum pendidikan adalah peraturan yang dijadikan tolak ukur
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Tetapi, tidak semua kegiatan
pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan ini, seperti cara mengajar dan membuat
persiapan mengajar, sebagian besar dikembangkan sendiri oleh pendidik.
4. Landasan Psikologis
Kegiatan pendidikan tentunya melibatkan aspek kejiwaan manusia. Pada
umunya pendidikan akan terkait dengan pemahaman dan penghayatan akan
perkembangan manusia, khususnya dalam proses belajar mengajar. Maka,
pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan kunci
keberhasilan pendidikan.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan
manusia. Pengembangan dan pemanfaatan iptek pada umumnya ditempuh
rangkaian kegiatan: penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi,
dan penerapan teknologi serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethis-politis-
religius. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar yang
digunakan dalam pembelajaran harusnya hasil dari perkembangan iptek mutakhir

8
MATERI 4
TEORI DAN PILAR PENDIDIKAN

A. Pilar Pendidikan
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Menurut UNESCO bertumpu pada Lima pilar pendidikan yaitu :
1. Learning to do
Pilar learn to do mempunyai makna bahwa setelah atau bersamaan dengan
peserta didik mendapat pembekalan pengetahuan, ia harus menerima pula bekal
beriktnya yaitu kemampuan yang bersifat keterampilan dalam mengerjakan
sesuatu, yang tercakup dalam ranah psikomotor.
2. Learning to be
Pilar learn to be merupakan pembekalan untuk menyempurnakan dua pilar
sebelumnya, yaitu bahwa setelah peserta didik memiliki pengetahuan dan
keterampilan, langkah selanjutnya tentunya dengan berbekal ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka si pemilik ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus dapat
mendayagunakannya untuk tercapainya kemanfaatan.
3. Learning to live together
Learning to live together ini mengajarkan seseorang untuk hidup
bermasyarakat dan menjadi manusia berpendidikan yang bermanfaat baik bagi diri
sendiri dan masyarakatnya maupun bagi seluruh umat manusia.
Pilar lear to live together merupakan upaya memadukan ketiga pilar yang
terdahulu dan terimplementasikan dalam kehidupan nyata di masyarakat.
4. Learning to know
Pilar learn to know bermakna bahwa pembelajaran merupakan proses
”menjadi tahu” dari sebelumnya yang ’tidak mengetahui” sesuatu. Peserta didik
dibekali dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan
intelektualitasnya.
5. Learning how to learn
learning how to learn akan membawa peserta didik pada kemampuan
untuk dapat mengembangkan strategi dan kiat belajar yang lebih independen,
kreatif, inovatif, efektif dan efisien, dan penuh percaya diri, karena masyarakat
adalah learning society atau knowledge society. Orang-orang yang mampu
menduduki posisi sosial yang tinggi dan penting adalah mereka yang mampu
belajar terus- menerus.

9
B. Teori Pendidikan
Teori pendidikan merupakan landasan dalam pengembangan praktik-
praktik pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum, proses belajar-mengajar,
dan manajemen sekolah.
1. Teori Pendidikan Klasik (Classical Education)
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti
perenialisme, essensialisme, dan eksistensialisme, yang memandang bahwa
pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan
warisan budaya.
2. Teori Pendidikan Personal (Personalized Education)
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak
telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan
minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama
pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih
berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.
3. Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai
persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam
menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam
teknologi pendidikan, yang lebih diutamakan adalah pembentukan dan
penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan
dan pemeliharaan budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isi
pendidikan dipilih oleh tim ahli bidangbidang khusus.
4. Teori Pendidikan Interaksional
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak
dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan
bekerja sama dengan manusia lainnya.

MATERI 5
ALIRAN PENDIDIKAN

A. Aliran Pendidikan
Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan
pendidikan. Pertama, “teori” dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan
hipotesis-hipotesis tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran

10
melalui eksperimentasi dan observasi serta berfungsi menjelaskan pokok
bahasannya.
1. Aliran Empirisme
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan,
keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh
pengalaman (empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara langsung
berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri
dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph, 2006). Jadi segala kecakapan
dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman.
2. Aliran Nativisme.
Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan
bahwa anak lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan
anak hanya ditentukan oleh pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama
sekali tidak mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak.
3. Aliran Konvergensi.
William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa
perkembangan anak tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya
merupakan sebagaiman dua garis yang bertemu atau menuju pada satu titik yang
disebut konvergensi.
4. Aliran Naturalisme.
Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-
kadang disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran
dalam teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan
sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-
pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan
alami, bukan lingkungna yang dibuat-buat.

MATERI 6
LINGKUNGAN PENDIDIKAN

A. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan atau berbagai lingkungan tempat
berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial
(Kunaryo, 1999:62).
1. Lingkungan Keluarga

11
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama,
karena sebelumnya manusia mengenal lembaga pendidikan lain, lembaga
pendidikan keluarga sudah ada. Dalam kajian antropologis, disebutkan bahwa
manusia mengenal pendidikan sejak manusia baru lahir. Pendidikan yang
dimaksud adalah keluarga. Di lingkungan keluarga pula siswa akan mendapat
nasehat atau stimulus-stimulus yang dapat memacunya untuk rajin belajar.
2. Lingkunga Sekolah
Menurut Tu’u (2004:18) sekolah merupakan wahana kegiatan dan proses
pendidikan, pembelajaran dan latihan. Di sekolah nilai nilai etik, moral, mental,
spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan ketrampilan ditabur, ditanam,
disiram, ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi
wahana yang sangat dominan bagi prestasi belajar. Jadi jumlah semua benda
hidup dan mati serta seluruh kondisi dalam lingkungan sekolah dapat
mempengaruhi perkembangan potensi dan pola pikir anak dengan pendidikan
yang terencana dan sistematis.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang sangat
penting di luar lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah karena lingkungan
masyarakat dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa si anak didik.
Lingkungan pendidikan masyarakat seringkali tidak terlihat, namun
sebenarnya seorang siswa akan mendapat pengaruh yang cukup besar untuk rajin
belajar dan bisa berprestasi, seperti misalnya terbawa dan mencontoh teman dan
tetangga yang rajin belajar agar menjadi siswa yang berprestasi.

MATERI 7
PENDIDIKAN KARAKTER

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Menurut Wynne (1991) kata karakter berasal dari Bahasa Yunani yang
berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.
Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter
(character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa,
sehingga `berbentuk’ unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan
orang lain.

12
B. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Berikut adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan
banyak hal, simak penjelasannya dibawah ini:
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa
Segala pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan atau sesuai dengan ajaran agamanya
(religius).
2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
Adapun nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri diantaranya:
 Jujur  Cinta ilmu
 Bertanggung jawab  Berpikir logis, kritis, kreatif
 Bergaya hidup sehat dan inovatif
 Kerja keras  Rasa ingin tahu yang tinggi
 Disiplin  Percaya diri
 Mandiri  Berjiwa wirausaha
3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
Adapun nilai karakter yang ada hubungannya dengan sesama antara lain:
 Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
 Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik atau
hak diri sendiri dan orang lain serta tugas dan kewajiban diri sendiri serta
orang lain.
 Patuh pada aturan-aturan sosial
 Menghargai karya dan prestasi orang lain
 Sikap yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat dan mengakui serta menghargai keberhasilan orang lain.
 Santun
 Demokratis
4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
Adapun nilai karakter yang hubunganya dengan lingkungan sekitar yaitu :
 Peduli pada lingkungan dan rasa sosial tinggi
 Memiliki rasa kesadaran pada lingkungan
C. Landasan Pendidikan Karakter
1. Landasan ontologi
Landasan ontologi dari pendidikan karakter yaitu Tujuan pendidikan
karakter secara substansial merujuk kepada upaya untuk membuat suatu
perubahan pembangunan karakter yang lebih baik.
2. Landasan epistemologi

13
Landasan epistemologi pendidikan karakter merupakan fenomenologi
dengan segala persyaratan dan perangkatnya yang disebut sebagai komponen
Pendidikan karakter berupa :
a) Moral Knowing : merupakan aspek pembentuk karakter seseorang
b) Moral Feeling : Moral feeling bisa dikategorikan ke dalam aspek emosi dari
karakter, dapat berkembang karena pengaruh lingkungan sekolah dan
keluarga.
c) Moral Action : Tindakan moral terdiri atas kompetensi, yaitu keterampilan
seseorang dalam melakukan sesuatu
3. Landasan aksiologi
Landasan aksiologi pendidikan karakter merupakan kedewasaan peserta
didik dan perubahan perilaku sebagai acuan yang normatif. Menurut Lickona,
karakter seseorang dapat dikatakan baik apabila orang tersebut telah melalui
beberapa proses yaitu mengetahui hal yang baik, menginginkan hal baik,
selanjutnya melakukan hal yang baik, meskipun mendapat tekanan dari luar
maupun godaan dari dalam.
D. Model pendidikan karakter
Model pendidikan ini setidaknya melalui 4 model yaitu :
a) Model sebagai Mata Pelajaran Tersendiri (monolitik)
Dalam model pendekatan ini, pendidikan karakter dianggap sebagai mata
pelajaran tersendiri. Oleh karena itu, pendidikan karakter memiliki kedudukan
yang sama dan diperlakukan sama seperti pelajaran atau bidang studi lain
b) Model Terintegrasi dalam Semua Bidang Studi
Pendekatan yang kedua dalam menyampaikan pendidikan karakter adalah
disampaikan secara terintegrasi dalam setiap bidang pelajaran, dan oleh karena itu
menjadi tanggunmg jawab semua guru (Washington, et.all, 2008). Dalam konteks
ini setiap guru dapat memilih materi pendidikan karakter yang sesuai dengan tema
atau pokok bahasan bidang studi. Melalui model terintegrasi ini maka setiap guru
adalah pengajar pendidikan karakter tanpa kecuali.
c) Model non formal (ekstrakurikuler)
Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dapat juga ditanamkan di luar
kegiatan pembelajaran formal. Pendekatan ini lebih mengutamakan pengolahan
dan penanaman nilai melalui suatu kegiatan untuk dibahas dan kemudian dibahas
nilai-nilai hidupnya.
d) Model Gabungan.
Model gabungan adalah menggabungkan antara model terintegrasi dan
model di luar pelajaran secara bersama. Model ini dapat dilaksanakan dalam kerja
sama dengan tim baik oleh guru maupun dalam kerja sama dengan pihak luar
sekolah.

14
MATERI 8
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan
UUD negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman.
B. Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan Nasional adalah satu kesatuan yang utuh dan
menyeluruh yang saling bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum.
Setiap bangsa memiliki sistem nasional. Pendidikan nasional setiap
bangsa berdasarkan pada dan dijiwai oleh kebudayaan masing-masing bangsa
yang sarat dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang melalui sejarah.
Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun belandaskan pada kebudayaan
bangsa Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilainilai hidup
bangsa Indonesia.
C. Dasar Sistem Pendidikan Nasional
 Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950,
Nomor 2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila,
Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.
 Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi:
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.
 Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab
IV bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila.
 Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian
Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
 Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
 Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
D. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak
di tuju oleh pendidikan.Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang

15
tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya.Hal ini
dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde
Baru. Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan
pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan
tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia.
E. Permasalahan Sistem Pendidikan Nasional
Ada 4 masalah penting yang melatarbelakangi inovasi sistem dan proses
pendidikan nasional:
1. Pemerataan pendidikan
Upaya pemerintah untuk mengadakan gedung sekolah dan unit gedung
baru, terutama jenjang pendidikan dasar menengah dapat dikatakan telah
rampung. Namun pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan masih perlu
dikembangkan secara bertahap.
2. Relevansi pendidikan
Pada awalnya, pembelajaran di lembaga sekolah dinilai tidak relevan
dengan tuntutan dalam dunia kerja. Lowongan kerja yang dibutuhkan tidak
terpenuhi oleh lulusan sekolah. Oleh sebab itu, khususnya tingkat
SMU/K/Sederajat diadakan program pilihan sesuai minat peserta didik. Usaha itu
juga dibuktikan dengan penyempurnaan kurikulum pendidikan di lembaga
sekolah.
3. Kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan menjadi hal yang tak dapat ditawar-tawar. Berbagai
inovasi dalam teknologi pendidikan semakin disempurnakan. Salah satu yang
paling anyar adalah pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Mengarahkan siswa
pada proses bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan.
4. Efisiensi pendidikan
Proses pendidikan yang efisien dinilai akan meningkatkan kualitas
pendidikan. Oleh sebab itu inovasi pendidikan harus berorientasi pada bagaimana
pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran efektif dan efisien menjadi
tuntutan agar efisiensi pendidikan dapat diwujudkan.

MATERI 9
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Masalah Mutu Pendidikan

16
Masalah mutu pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan akses
pada semua jenjang pendidikan, yang mana kondisi di Indonesia masih belum
merata terutama di daerah pedesaan yang masih rendah bila dibandingkan
dengan di kota. (Meirawan, 2010: 126-127).Di Indonesia sendiri mutu guru
pendidik juga di perhatikan karena masih belum maksimal.
B. Permasalahan Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan, dimana isu ini berkaitan dengan sistem
pendidikan seyogyanya menyiapkan peluang yang sangat besar bagi seluruh
masyarakat agar dapat mengakses pendidikan, yang mana mampu menjadi
tempat bagi keberlanjutan peningkatan SDM di Indonesia. Menurut Wayan
(1992) pemerataan pendidikan yang berkaitan dengan mutu proses dan hasil
pendidikan belumlah merata di Indonesia. Masih banyak terdapat gap yang
cukup besar pada penyelenggaraan pembelajaran pendidikan baik di kota
maupun di desa, lebih khusus lagi bila dibandingkan daerah Jawa dan
daerah Timur Indonesia.
C. Permasalahan Efisiensi Pendidikan
Membahas tentang efisiensi dalam system pendidikan dimana erat
kaitannya dengan pemanfaatan segala kekuatan yang dimiliki agar tercapai
misi yang rencanakan. Apabila dalam penggunaanya hemat dan cermat maka
bisa disimpulkan bahwa tingkat efisiensinya tinggi. Tetapi apabila terjadi
sebaliknya, maka efisiensinya dikatakan kurang. Banyak para ahli yang
berpendapat system pendidikan Indonesia sudah bagus mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi. Hanya saja ada beberapa area yang tidak
bisa dijangkau oleh kebijakan pemerintah pusat. Kelemahan tersebut dapat
dilihat dengan masih banyaknya murid yang mengalami DO, banyak peserta
didik yang seharusnya sekolah, tetapi mereka bekerja untuk membantu kebutuhan
orang tua. Adanya pembedaan kelas unggulan dengan kelas biasa, sehingga
dibutuhkan suatu sistem yang menjadikan pendidikan lebih efisien (Idris,
1992:60-61).

MATERI 10
TOKOH PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. Ki Hadjar Dewantara

17
Ki Hadjar Dewantara dilahirkan di Yogyakarta pada
tanggal 2 mei 1889. Beliau adalah putra kelima dari
Soeryaningrat putra dari Paku Alam III. Pada waktu dilahirkan
diberi nama Soewardi Soeryaningrat, karena beliau masih
keturunan bangsawan maka mendapat gelar Raden Mas (RM)
yang kemudian nama lengkapnya menjadi Raden Mas
Soewardi 1 Soeryaningrat. Ki Hadjar Dewantara mengganti
nama itu ketika beliau berusia 39 tahun, alasan beliau mengganti nama menjadi Ki
Hadjar Dewantara adalah karena keinginan beliau untuk lebih merakyat atau lebih
dekat dengan rakyat. Menurut silsilah susunan Bambang Sokawati Dewantara, Ki
Hadjar Dewantara masih mempunyai alur keturunan dengan Sunan Kalijaga.
 Karya-Karya Ki Hadjar Dewantara
Sebagai seorang pendidik, budayawan dan seoarang nasionalis Ki Hadjar
Dewantara mempunyai beberapa karya di masa hidupnya, karya- karya itu telah
banyak dipublikasikan dan telah memberikan banyak sumbangsih terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia, diantara karya-karya itu adalah sebagai
berikut:
 Ki Hadjar Dewantara, buku bagian pertama: tentang pendidikan Sebagai
bapak pendidikan bagian terbesar perjuangan Ki Hadjar Dewantara terletak di
lapangan pendidikan. Tulisan yang terbanyak mengenai pendidikan, itulah
sebabnya dengan surat keputusan Presiden No. 316 tanggal 16 Desember
1959, hari lahir Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai Hari Pendidikan
Nasional, sebagai penghargaan dan penghormatan atas jasa beliau di bidang
pendidikan nasional.
 Ki Hadjar Dewantara, buku bagian kedua: tentang Kebudayaan
 Ki Hadjar Dewantara, buku bagian ketiga: tentang Politik dan
Kemasyarakatan. 4. Ki Hadjar Dewantara, buku bagian keempat: tentang
Riwayat dan Perjuangan Hidup Penulis
B. KH. Hasyim Asyhari
KH. Hasyim Asy’ari atau nama lengkapnya Muhammad
Hasyim, lahir di desa Gedang Jombang pada 24 Zulkaidah
1287 H/14 Februari 1871,dan wafat di Jombang pada Juli
1947. Secara genealogi, KH. Hasyim Asy’ari merupakan
keturunan kyai, karena kakek buyutnya adalah Kyai Sihah
yang merupakanpendiri Pondok Pesantren Tambak Beras,
sedangkan kakeknya Kyai Usman adalah kyai terkenal pendiri
pondok pesantren Gedang, sedangkan ayahnya Asy’ari adalah pengasuh pondok
pesantren Keras di Jombang.

18
Adapun pemikiran KH. Hasyim Asy’ari di antaranya akan dipaparkan
dalam sub-sub di bawah.
1. Bidang Pendidikan
2. Paham keagamaan
3. Bidang Teologi
4. Bidang Tarikat
C. KH. Ahmad Dahlan
K.H. Ahmad Dahlan Lahir di Kauman Yogyakarta (1285 H
bertepatan 1868 M) – dan wafat pada tanggal 23 Februari
1923 (55 th) dan dimakamkan di Karangkajen, Yogyakarta.
Oleh Pemerintah RI diangkat jadi Pahlawan Kemerdekaan
Indonesia dengan SK. Nomor 657 tahun 1961. Silsilah dari
K.H.Ahmad Dahlan (Muhammad Darwisy) KH. Ahmad
Dahlan bin KH.Abubakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin
Kyai Muthodho bin Kyai Teyas bin Demang Jurang Kapindo ke-2 bin Demang
Jurang Sapisan ke-1 bin Maulana (Kiageng Gresik yang makamnya di Jati Anom,
Klaten, Jawa Tengah) bin Maulana Fadhlullah (Sunan Prapen bin Maulana Ainul
Yaqin (Sunan Giri) bin Maulana Ishak dan seterusnya hingga Saidina Husin, cucu
Rasulullah SAW. Namannya semasa kecil adalah Muhammad Darwisy.
Ayahnya K.H.Abu Bakar bin K.H.M.Sulaiman, menjabat sebagai khatib Masjid
Agung Yogyakarta (Kesultanan) sedangkan ibunya Nyai Abu bakar adalah puteri
K.H Ibrahim bin K.H Hasan juga menjabat sebagai Kepengulon Kesultanan
Ngayogyakarto. Ibunya Ny. Abubakar putri K.H.Ibrahim bin K.H.Hasan.
 Jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan
 Pendiri organisasi Muhammadiyah 18 Nopember 1912 M / 8 Dzulhijah 1330H
D. RA. Kartini
RA Kartini lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di Kota
Jepara. Nama lengkap Kartini adalah Raden Ajeng Kartini
Djojo Adhiningrat. Mengenai sejarah RA Kartini dan kisah
hidup Kartini, ia lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan
oleh sebab itu ia memperoleh gelar R.A (Raden Ajeng) di
depan namanya. Gelar itu sendiri (Raden Ajeng) dipergunakan
oleh Kartini sebelum ia menikah, jika sudah menikah maka
gelar kebangsawanan yang dipergunakan adalah R.A (Raden Ayu) menurut tradisi
Jawa. Ayahnya bernama R.M. Sosroningrat, putra dari Pangeran Ario
Tjondronegoro IV, seorang bangsawan yang menjabat sebagai bupati jepara.
Beliau ini merupakan kakek dari RA Kartini. Ayahnya R.M. Sosroningrat
merupakan orang yang terpandang sebab posisinya kala itu sebagai bupati Jepara

19
Ibu kartini yang bernama M.A. Ngasirah, beliau ini merupakan anak seorang kiai
atau guru agama di Telukawur, Kota Jepara.
Menurut sejarah, Kartini merupakan keturunan dari Sri Sultan
Hamengkubuwono VI. Bahkan ada yang mengatakan bahwa garis keturunan
ayahnya berasal dari kerajaan Majapahit. M.A. Ngasirah sendiri bukan
keturunan bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa saja. Oleh karena itu
peraturan kolonial Belanda ketika itu mengharuskan seorang Bupati harus
menikah dengan bangsawan juga. Hingga akhirnya ayah Kartini kemudian
mempersunting seorang wanita bernama Raden Adjeng Woerjan yang
merupakan seorang bangsawan keturunan langsung dari Raja Madura ketika itu.
 Pemikiran-Pemikiran RA Kartini Tentang Emansipasi Wanita
Meskipun berada di rumah, Ia aktif dalam melakukan korespondensi atau
surat menyurat dengan temannya yang berada di Belanda. Sebab beliau juga
fasih dalam berbahasa Belanda. Dari sinilah kemudian, Ia mulai tertarik dengan
pola pikir perempuan Eropa yang ia baca dari surat kabar, majalah serta buku-
buku yang ia baca. Hingga kemudian ia mulai berpikir untuk berusaha
memajukan perempuan pribumi. Dalam pikirannya kedudukan wanita pribumi
masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu.
RA Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah
kebudayaan eropa yang menjadi langganannya yang berbahasa belanda. Di
usiannya yang ke 20, ia bahkan banyak membaca buku-buku karya Louis Coperus
yang berjudul “De Stille Kraacht, karya Van Eeden, Augusta de Witt.” Ia juga
membaca berbagai roman-roman beraliran feminis yang kesemuanya berbahasa
belanda. Selain itu ia juga membaca buku karya Multatuli yang berjudul Max
Havelaar dan Surat-Surat Cinta. Ketertarikannya dalam membaca kemudian
membuat beliau memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahuan
dan kebudayaan. RA Kartini memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi
wanita melihat perbandingan antara wanita eropa dan wanita pribumi. Selain itu ia
juga menaruh perhatian pada masalah sosial yang terjadi menurutnya, seorang
wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan
hukum.
Surat-surat yang kartini tulis lebih banyak berupa keluhan-keluhan
mengenai kondisi wanita pribumi. Ia melihat contoh kebudayaan jawa yang ketika
itu lebih banyak menghambat kemajuan dari perempuan pribumi ketika itu. Ia
juga mengungkapkan dalam tulisannya bahwa ada banyak kendala yang dihadapi
perempuan pribumi khususnya di Jawa agar bisa lebih maju. Ia menuliskan
penderitaan perempuan di jawa seperti harus dipingit. Tidak bebas dalam
menuntuk ilmu atau belajar, serta adanya adat yang mengekang kebebasan
perempuan. Cita-cita luhur RA Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi

20
dapat menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini. Gagasan-gagasan baru
mengenai emansipasi atau persamaan hak wanita pribumi. Itu dianggap sebagai
hal baru yang dapat merubah pandangan masyarakat. Selain itu, tulisan-tulisan
Kartini juga berisi tentang yaitu makna Ketuhanan, Kebijaksanaan dan
Keindahan, peri kemanusiaan dan juga Nasionalisme. Inilah yang menjadi
keistimewaaan RA Kartini.

MATERI 11
INOVASI DAN DEMOKRASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

A. Pengertian Inovasi dan Demokrasi Pendidikan


1. Inovasi Pendidikan
inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi
untuk memecahkan masalah pendidikan Ibrahim (1988). Yang dimaksud dengan
inovasi dalam bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan
tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti
sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem
dalam arti yang luas misalnya Sistem Pendidikan Nasional.
2. Demokrasi Pendidikan
Demokrasi pendidikan juga dipahami sebagai pendidikan yang berpijak
pada nilai-nilai demokratis (Freire:1984; Girox:1997, 2001a, 2001b) dan
pedagogy of hope (Freire:1970). Pendidikan demokratis merupakan pembelajaran
yang dibangun untuk mewujudkan lingkungan yang kritis dan aman,
menghidupkan dialog, dan keikusertaan seluruh pihak (Barber:2001).
B. Prinsip Inovasi dan Demokrasi Pendidikan
1. Prinsip inovasi
Berikut dijelaskan beberapa prinsip dalam inovasi.
 Purposeful, systematic innovation begin with the analysis of opportunity.
Inovasi selalu punya tujuan dan melakukannya memerlukan pendakatan
sistem, semua itu dimulai dengan analisis peluang, yang mencakup hal-hal
yang positif, dapat memberi nilai tambah bagi organisasi maupun
kemungkinan resiko yang akan terjadi bila inovasi dilaksanakan.
 Innovation is both conceptual and perceptual.

21
Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, pemahaman akan konsep
tentang ideide baru menjadi fondasi dalam memahami inovasi, dan juga
persepsi akan inovasi menjadi dasar dalam menilai suatu inovasi untuk
dilaksanakan (diadopsi) atau tidak.
 An innovation, to be effective, has to be simple and is has focused.
Agar inovasi efektif, diperlukan kesederhanaan dengan fokus yang jelas
akan inovasi yang akan diadopsi dan diterapkan dalam konteks meningkatkan
nilai tambah bagi organisasi.
 Effective innovation start small.
Inovasi berskala besar memang akan berdampak besar bagi organisasi,
namun memulai dari yang kecil merupakan langkah penting dalam
menjadikan inovasi sebagai bagian dari gerakan kinerja organisasi, yang
penting adalah adopsi dan implementasinya dilakukan secara efektif,
meskipun skalanya kecil.
 successful innovation aims at leadership.
Inovasi yang sukses mengarah kepada kepemimpinan, maknanya adalah
kepemimpinan menjadi kunci penting bagi keberhasilan inovasi dalam
organisasi, tanpa kepemimpinan yang tepat dan berorientasi perubahan,
inovasi hanya akan diadopsi tanpa keberlanjutan, sehingga nilai tambah bagi
peningkatan kapasistas organisasi akan tidak terwujud.
2. Prinsip Demokrasi Pendidikan
Demokrasi Pendidikan memiliki 4 prinsip yang harus di pegang yaitu
 Pengakuan atas hak asasi manusia untuk memperoleh pendidikan
 Suatu sistem pendidikan yang terbuka
 Pendidikan untuk seluruh rakyat
 Tujuan pendidikan adalah manusia yang cerdas dan bermoral
C. Pelaksanaan inovasi dan demokrasi pendidikan
1. Pelaksanaan Inovasi Pendidikan di Era Digital
SIAP online : Layanan sistem informasi & aplikasi
pendidikan online menghubungkan orangtua, siswa,
guru, sekolah, dinas daerah dan pusat secara terpadu
dan akuntabel untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia.
Qbaca : Aplikasi buku dan perpustakaan digital. Untuk
dapat selalu membawa semua buku kesayangan
berapapun jumlahnya, membaca di mana saja dan kapan
saja, tetap dalam kenyamanan dan keakraban membaca
buku.

22
QJournal : Solusi untuk memperoleh akses materi
akademis berkualitas dunia, sekaligus akses publikasi
hasil riset dan wacana akademis Indonesia ke seluruh
penjuru dunia.
English Bean : Cara baru belajar bahasa inggris yang fun dan interaktif dengan
berbasis IT, yang memungkinkan siapa saja belajar bahasa Inggris secara
mudah dan di mana saja.
UmeetMe : Layanan multimedia conference berupa video yang berkualitas
tinggi dan hemat konsumsi bandwidth untuk mendukung program pendidikan
jarak jauh.

Indi School : Pemberian akses internet wifi untuk mengakses konten edukasi
bagi komunitas pendidikan di zona edukasi dengan cepat dan murah.
Smart Campus Award : Sebuah program self assessment
untuk mengukur pemanfaatan Teknologi Informasi &
Komunikasi (TIK) perguruan tinggi di Indonesia dengan
menggunakan metode “ZEN Framework”.
Indi Learning, Bagimu Guru Kupersembahkan :
Pelatihan TIK bagi berbagai komunitas di Indonesia,
dimana salah satunya adalah komunitas guru.
1. Pelaksanaan demokrasi pendidikan
Demokrasi pendidikan diwujudkan dalam sekolah/pembelajaran
demokratis. Sekolah demokratis dicirikan dengan keterlibatan stakeholder (guru,
murid, pimpinan sekolah, staf, dan orangtua murid/masyarakat) dalam hal-hal
yang berkaitan dengan tata kelola sekolah (school governance) dan pembuatan
keputusan pendidikan (sekolah) yang seharusnya dipandu dengan nilai-nilai dan
melalui proses yang demokratis (Apple & Beane:1995).
D. Faktor yang mempengaruhi inovasi dan demokrasi pendidikan
 kegiatan belajar mengajar.
 faktor internal dan eksternal.
 sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan).

TANYA JAWAB DISKUSI

23
Kelompok 1 : Landasan Landasan Pendidikan
Nama Anggota
 Salisa Asroful Ummah
 Syafi’ Ainul Yahya
 Noviza Hesty A
Pertanyaan 1
1. Khoirul Umam
Bagaimana cara pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat ?
Jawaban :
Dengan terjun kemasyarakat dan mengajarkan nialai-nilai positif.
Pertanyaan 2
Lalu bagaimana dengan orang tua model kuno dengan semboyan “lebih
baik bekerja mendapatkan uang” dan dengan keluarga yang kurang
bercukupan ?
Jawaban 2 :
Dengan memberi dorongan kepada anak untuk lebih giat sekolah agar
dapat menata masa depan dan memberikan pengertian kepada orang tua
betapa pentingnya pendidikan pada zaman sekarang, agar anak dapat
menjadi penerus bangsa. Pemerintah juga membiayai para siswa yang
kurang mampu , Jadi jika si anak mendapatkan Beasiswa anak tersebut
otomatis akan lebih giat dalam belajar, Beda dengan anak yang
keluarganya mampu , Mayoritas anak tersebut belajarnya tidak sungguh-
sungguh karena anak tersebut dari keluarga yang mampu.
Kelompok 2 : Teori dan Pilar Pendidikan
Nama Anggota
 Muhammad Dewangga
 Navita Putri A
 Nisa Salfa Nabila
Pertanyaan
1. Khoiru Nikmah
Apa yang dimaksud dengan aliran pendidikan progresif dan romantic?,
Jelaskan!
Jawaban :
Aliran pendidikan progresif yaitu aliran dalam pendidikan yang menyacu
pada pengalaman peserta didik, sedangkan yang romantic yaitu
memandang setiap individu dalam keadaan bersih, kembali ke fitrah dan
memiliki hati nurani serta kejujuran dalam berkata dan berbuat.

24
2. Salisa Asroful Umma
Sebutkan salah satu contoh teori pendidikan klasik!
Jawaban :
Teori pendidikan klasik yaitu proses memelihara, mengawetkan dan
meneruskan warisan budaya. Contohnya yaitu tentang teori ilmu fisika
yang tidak bisa diubah-ubah karena paten dari pertama kali diketemukan
hingga sekarang, teori tentang fisika tetap tidak berubah tapi hanya
berkembang.
3. Noviza Hesty A
Apa pengertian dari pilar pendidikan itu sendiri dan bagaimana cara
menjalankan pendidikan, agar pendidikan tersebut maju?, Jelaskan!
Jawaban :
Pilar pendidikan itu sendiri yaitu suatu konsep untuk mencapai
keberhasilan dalam suatu pendidikan, sedangkan mutu pendidikan maju
jika dalam proses pendidikan itu sendiri atau dalam suasana pembelajaran
terjadi secara aktif, menyenangkan,kreatif, kondusif, dan menerapkan
pilar-pilar pendidikan yang ada, serta adanya inovasi dalam pendidikan
tersebut.
4. Amalia Himatul Husna
Apa perbedaan pilar pendidikan dan teori pendidikan?, Jelaskan!
Jawaban :
Perbedaan Pilar Pendidkan dan Teori Pendidikan
Teori Pendidikan Pilar Pendidikan
Sesuatu yang mendasari Sesuatu yang membangun sebuah
sebuah pendidikan pendidikan
Diibaratkan teori pendidikan Diibaratkan pilar pendidikan seperti
seperti pondasi rumah penyangga atau tembok rumah

5. Muhammad Taufiq QNA


Bagaimana langkah-langkah atau metode dalam mewujudkan Learning To
Live Together dalam sudut pandang untuk orang pribumi “ Suku
Primitif’?, Jelaskan!
Jawaban :
Learning to live together ini mengajarkan seseorang untuk hidup
bermasyarakat dan menjadi manusia berpendidikan yang bermanfaat baik
bagi diri sendiri dan masyarakatnya maupun bagi seluruh umat manusia.
Untuk suku primitif ada cara tersendiri dalam memberikan pengajaran ini
atau harus memiliki konsep sendiri yang berbeda, yaitu dengan dengan
memberikan pengertian dengan cara : Bisa memberikan pengetahuan

25
bahwa ada sebuah ilmu yang menjadikan orang primitive tersebut lebih
baik, Memberi pengetahuan bahwa pendidikan itu penting untuk
menghadapi dunia yang lebih maju. Dan perlu di garis bawahi bahwa
dalam memberikan pengertian tersebut harus melewati proses karena kita
ketahui bahwa orang primitive sulit untuk diajak bersosialisasi.
Kelompok 3 : Aliran-aliran pendidikan
Nama Anggota
 Melinda Ira P
 Puja Hilda Putri P
 Randy Bayu P
Pertanyaan
1. M. Taufiq QNA
Apakah aliran empirisme bertolak belakang dengan aliran nativisme dan
naturalisme ?
Jawaban :
Aliran Empirisme Aliran Nativisme Aliran Naturalisme
Aliran Empirisme, Aliran Nativisme Ajaran dalam teori ini
ditentukan oleh kebalikan dari Aliran mengatakan bahwa
pengalaman yang Empirisme yang anak sejak lahir sudah
nyata , melalui alat mengajarkan bahwa memiliki pembawaan
inderanya baik anak lahir sudah sendiri-sendiri baik
secara langsung memiliki pembawaan bakat minat,
berinteraksi dengan baik dan buruk. kemampuan, sifat,
dunia luarnya Perkembangan anak watak dan pembawaan-
maupun melalui hanya ditentukan oleh pembawaan lainya.
proses pengolahan pembawaanya sendiri- Pembawaan akan
dalam diri dari apa sendiri. berkembang sesuai
yang didapatkan dengan lingkungan
secara langsung alami, bukan
(Joseph, 2006). lingkungan yang
dibuat-buat.

2. Khoirul Umam
Dalam aliran progresivisme berpusat pada anak-anak, bagaimana maksud
dari pernyataan tersebut ?, Jelaskan !
Jawaban :
melatih anak agar anak dapat belajar, berusaha atau bekerja, secara
sistematik, mencintai pekerjaanya, dan bekerja dengan otak dan hati.
3. Miftahul Jannah

26
Apa yang dimaksud dengan nilai universal ?
Jawaban :
Nilai Universal adalah nilai yang berlaku bagi seluruh umat manusia,
apapun, dimanapun dan kapanpun, seperti hak asasi manusia.
Kelompok 4 : Lingkungan Pendidikan
Nama Anggota
 Nina Yusnia Ria Safitri
 Syaffiatu Lutfiana
Pertanyaan
1. Salisa Asroful Ummah
Apa yang dimaksud dari afeksi atau perasaan dalam fungsi keluarga?,
Jelaskan!
Jawaban :
Afeksi jika di definisikan secara umum merupakan bentuk pengungkapan
rasa kasih sayang pada anak.Penggambaran afeksi ini mungkin tidak
hanya terbatas tentang bagaimana rasa kasih sayang yang ada antara orang
tua kepada anak,namun juga antar anggota keluarga lainya, tujuan afeksi
dalam lingkungan keluarga yaitu untuk menciptakan keluarga yang
harmonis. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan dalam lingkungan
keluarga fungsi afeksi pada anak sangat penting mengingat lingkungan
keluarga adalah dimana anak didik belajar pertama kali.
2. M. Taufiq QNA
Dalam lagu iwan fals yang berjudul “ Teman Kawanku Punya
Teman”Faktor apa yang mempengaruhi mahasiswa berbuat seperti yang di
gambarkan oleh lagu tersebut?, Jelaskan!
Jawaban :
Jika di lihat dari lagu tersebut kita harus tau isi dari lagu tersebut, iwan fals
membuat lagu tersebut pasti ada alasannya di kehidupan realita yang
terjadi di zaman itu, pada lagu tersebut di ceritakan bahwa mahasiswa
pada masa itu ketika ujian akhir skripsi banyak yang membohongi diri
mereka sendiri dengan membeli skripsi ,lalu factor apa saja yang
menyebabkan mahasiswa berbuat demikian?
Menurut narasumber terdapat beberapa faktor yang menyebabkna
mahasiswa berbuat demikian yaitu :
1. Faktor individu , yaitu mahasiswa terlalu malas untuk mengerjakan
tugas, atau menganggap tugas tidak terlalu penting.
2. Faktor Lingkungan keluarga , yaitu terjadi masalah antar keluarga atau
broken home, yang menyebabkan mahasiswa frustasi atau terlalu

27
banyak berfikir karena masalah tersebut, sehingga menyebabkan
mahasiswa memilih untuk membeli skripsi.
3. Faktor lingkungan Masyarakat, yaitu di dalam masyarakat sekitar
daerah mahasiswa tersebut atau tetangga mahasiswa itu tidak ada yang
mengenyam pendidikan tinggi, sehingga tidak ada yang bisa di mintai
bantuan.
4. Faktor Lingkungan pergaulan, yaitu teman-teman mahasiswa tersebut
dalam membuat tugas malas-malas dan mereka memilih untuk pergi
liburan atau santai-santai dari pada mengerjakan tugas,sehingga teman
– teman yang seperti itu bisa mempengaruhi mahasiswa tersebut.
Kelompok 5 : Pendidikan Karakter
Nama Anggota
 Nur Hidayah Mulya Ningrum
 Ernindi Agustina
 Khoirul Umam
Pertanyaan
1. Miftahul Jannah
Bagaimana peran orang tua dalam pendidikan karakter ?
Jawaban :
pendidikan karakter mengandung suatu tindakan yang mendidik di
peruntukkan bagi generasi selanjutnya. Dalam lingkup keluarga yang
berperan aktif yaitu orang tua. Sebagaimana orang tua mengajarkan atau
mendidik kita untuk melatih kemampuan diri demi menuju ke arah yang
lebih baik. Apabila orang tua mengajarkan kita kedalam hal yang baik
maka si anak tersebut akan beradaptasi dengan lingkungannya. Seperti
contoh tidak boleh mencuri ataupun berbohong.
2. M. Taufiq QNA
Hasil dari ilmu adalah tindakan bukan pengetahuan menurut orang bijak,
Bagaimana tindakan saudara mengenai tindakan-tindakan berikut :
 Pelecehan sexsual
 Kekerasan dalam pendidikan
 Guru melakukan kekerasan untuk kebaikan
 Tawuran
 Korban kebijakan
 Tindakan pembelaan
Jawaban :

28
 Ada perbedaan yang jelas mengenai ilmu dan pengetahuan, yakni jika
pengetahuan hanya sekedar yang di ketahui. Sedangkan ilmu lebih
kepada pemahaman dan adanya konsep yang jelas.
Nah, kalau ada yang menyatakan bahwa hasil dari ilmu adalah
tindakan bukan pengetahuan, mungkin itu lebih karena ilmu itu ada
setelah adanya pengetahuan, karena ada dasarnya ketika manusia
mengetahui hal-hal yang baru, mereka akan menguji pengetahuan
tersebut secara ilmiah yang nantinya hasil dari proses pengujian inilah
menjadi pengetahuan yang terkonsep atau bisa di sebut ilmu, lali dari
ilmu tersebut manusia mulai bisa berfikir secara lebih dewasa yang
kemudian mempengaruhi proses berfikir dalam berbagai hal seperti
pengambilan keputusan, berkomunikasi secara lebih efektif, dan
bahkan dalam proses bertindak. Inilah sebab kenapa ilmu bisa
mempengaruhi tindakan seseorang.
 Mengenai persoalan-persoalan yang di sebutkan seperti kekerasan
sexsual, kekerasan, korban ketidak adilan dan sebagainya, saya rasa
anda bisa menalar sendiri jika anda sudah memahami penjelasan saya
di atas.
3. Salisa Asroful Ummah
Bagaimana tanggapan anda tentang pola asuh authoritarian?, Jelaskan!
Jawaban :
Bahwa pola asuh authoritarian itu orang tua membuat semua keputusan
dan anak harus patuh. Maka menurut saya pribadi pola tersebut membuat
anak merasa tertekan karena pola pikir anak pada masa kecil lebih
menginginkan suatu kebebasan dan pola tersebut membuan anak sulit
untuk bersosialisasi terahadap lingkungannya. Namun berbeda lagi jika si
anak sudah dewasa, maka peraturan-peraturan tersebut harus di terapkan
untuk menjaga pergaulan anak tersebut.
Kelompok 6 : Sistem Pendidikan nasional
Nama Anggota
 Nila Faiqotur Roziqoh
 Nisa Nurul Laila
Petanyaan
1. Khoirul Umam
Untuk masalah Pemerataan Pendidikan, apakah Pendidikan di Indonesia
merata ?
Jawaban :
Untuk masalah pemerataan pendidikan di Indonesia adalah belum merata.
Pemerintah belum bisa meratakan fasilitas pendidikan. Di kota-kota besar

29
fasilitas sudah terpenuhi, di kota-kota kecil fasilitas sudah cukup
terpenuhi, di bagian pelosok fasilitas belum terpenuhi. Hal ini disebabkan
karena pembangunan gedung gedung di daerah pelosok belum mendapat
perhatian khusus. Selain itu, transportrasi untuk menuju sekolah masih
sangat minim sekali. Fasilitas ruang belajar dan fasilitas fasilitas
penunjang pembelajaran masih minim adanya.
Selanjutnya untuk masalah pemerataan sekolah wajib 12 tahun sudah
cukup terpenuhi. Artinya masyarakat Indonesia sudah mengupayakan anak
anaknya agar dapat menjalankan pendidikan minimal 12 tahun. Adapun
keluarga yang masih minimalis ekonomi, pemerintah sudah menyediakan
banyak sekalali beasiswa baik dari kalangan sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas, bahkan dalam jenjang
perguruan tinggi. Hal ini dapat membantu siswa untuk menyelesaiakan
jenjang pendidikannya.
2. Salisa Asroful Ummah
Bagaimana proses Pendidikan yang Efisiensi untuk saat ini ?
Jawaban :
Untuk saat ini efisien Pendidikan dinilai meningkatkan kualitas
pendidikan, Oleh sebab itu inovasi pendidikan harus ada dalam
berorientasi pelaksanaan pembelajaran sekolah. Pembelajaran efektif dan
efisien menjadi tuntutan agar efisiensi pendidikan bisa dapat diwujud.
Kelompok 7 : Permasalahan pendidikan di Indonesia
Nama Anggota
 Binti Kholifah
 Khoiru Nikmah
Pertanyaan
1. Nita Nur Rosyida
Apakah system drop out dapat menjerakan peserta didik , dan bagaimana
akibatnya?
Jawaban :
Bisa, mungkin jera itu seperti jera tidak mengulangi kesalahan lagi. Drop
out tidak akan dilakukan kepada siswa yang melakukan kesalahan yang
ringan. Drop out hanya diberikan kepada siswa yang memang sudah
melampui batas. Jika siswa di drop out maka dia akan mendapatkan nilai
merah, dengan demikian siswa tersebut akan kesulitan untuk mencari
sekolah lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, siswa yang
sudah melakukan kesalahan yang sudah fatal dan harus keluar dari sekolah
tersebut. sebaiknya dari pihak sekolah tidak men-drop out siswa tersebut.
Tetapi, pihak sekolah mengarahkan wali dari siswa terebut untuk

30
mengundurkan diri dari sekolah. Dengan demikian, peserta didik masih
bisa mendapatkan sekolah yang bisa dikatakan lebih layak.
2. Khoirul Umam
Sistem sertifikasi guru-guru itu seperti apa?, Jelaskan!
Jawaban :
sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikasi pendidik kepada guru.
Sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar
operasional guru. Tujuan sertifikasi adalah : 1) memastikan kelayakan
guru dalam melaksanakan tuga sebagai agen pembelajaran dan
mewujudakan pendididkan nasional. 2) menigkatkan proses dan mutu
pendidikan. Sertifikasi pada dasar nya mengacu pada proses pemberian
pengakuan terhadap suatu profesi tertentu sebagai bukti kelayakan.
3. Noviza Hesti A
Menurut anda bagaimana system pemerataan di papua?, Jelaskan!
Jawaban :
Pola SM3T, SM3T adalah singkatan dari Sarjana Mendidik di Daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Dari SM3T inilah guru yang dikirim
pemerintah untuk mengajar dan mengabdi di daerah terpencil seperti
Papua. Yang menjadi permasalahan selain tenaga didik yaitu kurangnya
fasilitas sekolah. Untuk fasilitas, pemerintah tentunya sudah menyediakan
dan melengkapi. Tetapi, yang menjadi kendala terbesar yaitu
trasportasinya. Karena daerah terpelosok, tentunya jalannya kecil. Jadi
membutuhkan waktu yang lama untuk mengantarkan fasilitas yang
diperlukan. Jadi untuk masalah pemerataan pendidikan di Papua,
pemerintah sudah memberikan sesuai dengan daerah-daerah lainnya.
Seperti megirimkan guru-guru SM3T dan pengiriman fasilitas-fasilitas
lain.
Kelompok 8 : Tokoh Pendidikan di Indonesia
Nama Anggota
 Nita Nur Rosyida
 Binti lailatul K
 M.Taufiq QNA
Pertanyaan
1. Khoirul Umam
Mengapa Ki Hadjar Dewantara dijuluki sebagai bapak pendidikan
Indonesia?, Jelaskan!
Jawaban :

31
Ki Hajar Dewantara adalah pendiri perguruan Taman Siswa, suatu
lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi
untuk bisa memperoleh pendidikan seperti para priyayi pada zaman
penjajahan Belanda. Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya
kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia.
2. Melinda Ira Puspitasari
Dari semboyan Ki Hadjar Dewantara dapat kita petik tentang system
among, Bagaimana system among tersebut?, Jelaskan!
Jawaban :
Sistem among adalah sebuah metode yang di gunakan oleh Ki Hajar
Dewantara pada Perguruan Taman Siswa. Menurut Ki Hajar Dewantara,
seorang guru semestinya mampu menjadi pamong, mendidik dengan welas
asih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan si anak. Sistem
pendidikan yang terbaik adalah yang mampu menumbuhkan disiplin dan
pemahaman mengenai kesejatian hidup dari dalam diri siswa sendiri.
Mendidik anak melihat umurnya ,kalau masih anak-anak jadi seorang ratu
atau raja. Kalau sudah remaja jadikan seorang pembantu maksudnya
beritahu kepada anak tersebut tentang pekerjaan kalau sudah dewasa
biarkanlah dia berbuat sepemikiranya namun orang tua tetap
mengawasinya karena dia sudah waktunya mencari jati dirinya.
3. Elifia Nurulawwalin
Dalam bidang teologi dalam karyanya yang berjudul al-Risalah al-
Tauhidiyyah dan al-Qaid fi Bayan Ma Yajib Min al-Qaid menjelaskan
bahwa ada tiga tingkat aprisiasi manusia tentang tuhan. Apresiasi manusia
tentang tuhan itu bagaimana?
Jawaban:
Pertama, meliputi penilaian tentang keesaan Tuhan (adalah pemahaman
tauhid untuk orang awam). Kedua, pengetahuan dan teori kepastian adalah
bersumber dari Allah (pemahaman tauhid untuk para ulama). Ketiga,
menggambarkan dari perasaan yang paling dalam akan keagungan Tuhan
(untuk para sufi yang membawa kepada pengetahuan tentang Tuhan atau
Ma’rifat).
Kelompok 9 : Inovasi dan Demokrasi Pendidikan
Nama Anggota
 Amalia Himatul Husna
 Ellifia Nurulawalin
 Miftakhul Janah
Pertanyaan

32
1. Mohammad Dewangga
Apa dampak positif dan negative demokrasi pendidikan?
Jawaban :
Dampak positif dari demokrasi pendidikan adalah siswa akan dapat
berpikir kritis dan lebih ikut aktif dalam proses pembelajaran. dalam arti
lain demokrasi pendidikan juga bertujuan untuk memberikan hak yang
sama kepada setiap peserta didik.
2. Salisa Asroful Ummah
Apa saja inovasi pendidikan dalam era globalisasi?
Jawaban :
Beberapa inovasi pendidikan dalam era globalisasi adalah sebagai berikut:
1. SIAP online : Layanan sistem informasi &amp. aplikasi pendidikan
online menghubungkan orangtua, siswa, guru, sekolah, dinas daerah
dan pusat secara terpadu dan akuntabel untuk Kemajuan Pendidikan
Indonesia.
2. Qbaca : Aplikasi buku dan perpustakaan digital. Untuk dapat selalu
membawa semua buku kesayangan berapapun jumlahnya, membaca di
mana saja dan kapan saja, tetap dalam kenyamanan dan keakraban
membaca buku.
3. QJournal : Solusi untuk memperoleh akses materi akademis
berkualitas dunia, sekaligus akses publikasi hasil riset dan wacana
akademis Indonesia ke seluruh penjuru dunia
4. English Bean : Cara baru belajar bahasa inggris yang fun dan interaktif
dengan berbasis IT, yang memungkinkan siapa saja belajar bahasa
Inggris secara mudah dan di mana saja.
5. UmeetMe : Layanan multimedia conference berupa video yang
berkualitas tinggi dan hemat konsumsi bandwidth untuk mendukung
program pendidikan jarak jauh.
6. IndiSchool : Pemberian akses internet wifi untuk mengakses konten
edukasi bagi komunitas pendidikan di zona edukasi dengan cepat dan
murah.
7. Smart Campus Award : Sebuah program self assessment untuk
mengukur pemanfaatan Teknologi Informasi & Komunikasi
(TIK) perguruan tinggi di Indonesia dengan menggunakan metode
“ZEN Framework”.
8. IndiLearning, Bagimu Guru Kupersembahkan : Pelatihan TIK bagi
berbagai komunitas di Indonesia, dimana salah satunya adalah
komunitas guru.
3. Muhammad Taufiqurrahman NA

33
bagaimana solusi secara demokrasi dan inovasi pendidikan untuk orang
yang tidak bersekolah dan yang mendapat pendidikan dengan kualitas
rendah?
Jawaban :
Solusi untuk mereka yang tidak berkesempatan mendapat pendidikan
formal di sekolah adalah dengan adanya pendidikan kejuruan/keterampilan
informal sehingga mereka mempunyai keterampilan dan mendapat
pekerjaan serta kehidupan yang lebih baik. Sedangkan untuk siswa yang
mendapatkan pendidikan berkualitas rendah adalah dengan meningkatkan
kualitas pendidikan dalam sekolah tersebut dengan beberapa upaya seperti
meningkatkan kualitas guru dalam proses pendidikan.

PENUTUP

34
Demikianlah portofolio ini penulis buat untuk di pergunakan sebagai
mestinya, dan sebagai motivasi penulis dalam mengerjakan tugas di lain waktu
yang lebih baik dari hasil yang penulis kerjakan. Portofolio ini juga dipergunakan
untuk membantu menyusun, mengurutkan dan sebagai bukti dari semua tugas
mata kuliah Pengantar Pendidikan. Tugas portofolio ini juga mempermudah dosen
untuk melihat dan memberikan nilai dalam pembelajaran mata kuliah Pengantar
Pendidikan ini selama satu semester.
Penulis telah berusaha dalam membuat portofolio ini dengan sebaik
mungkin dan memenuhi syarat penulisan portofolio yang baik dan benar. Penulis
juga berharap semoga portofolio ini dapat berguna untuk membantu dalam
mendongkrak nilai mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Didalam segi penulisan portofolio, penulis sadar masih banyak
kekurangan di dalamnya, karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam menulis
portofolio, dan penulis masih awal mengetahui tentang portofolio, Oleh karena itu
penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca kepada penulis.
Saya sebagai penulis juga mohon maaf kepada dosen pembimbing apabila
terdapat kekurangan dalam penulisan portofolio ini. Akhir kata penulis berharap
semoga Portofolio ini bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.Terima Kasih.

35

Anda mungkin juga menyukai