BAHASA INDONESIA
STKIP SILIWANGI
BANDUNG
SILABUS/ RPS (Uraian Materi)
1. Pertemuan ke-1 Rencana perkuliahan, manfaat
dan tujuan mempelajari
morfologi
2. Pertemuan ke-2 Konsep Dasar Morfologi
3. Pertemuan ke-3 Satuan-satuan Gramatik
4. Pertemuan ke-4 UTS
5. Pertemuan ke-5 Wujud dan Jenis Morfem
6. Pertemuan ke-6 Proses Morfemis atau Proses
Morfologis
7. Pertemuan ke-7 Morfofonemik
8. Pertemuan ke-8 Kelas Kata
PERTEMUAN 1
RENCANA
PERKULIAHAN
NA =
TM+RT+UTS+2UAS
5
Manfaat dan Tujuan Mempelajari
Morfologi
1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
batasan, hakikat, dan cakupan morfologi.
2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
hakikat dan klasifikasi morfem.
3. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
proses morfologis
4. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
hakikat dan kelas kata
5. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
proses morfofonemik
MORFOLOGI
Pertemuan 2
Morfem
Kata
TATARAN
LINGUISTIK
WACANA
SINTAKSIS
MORFOLOGI
FONOLOGI
wacana
kalimat
klausa SINTAKSI
S
frasa TATA
BAHASA
kata MORFOLO
GI
morfem
fonem
FONOLOGI
fon
MATERI YANG AKAN
DIPAPARKAN
Pengertian Morfologi
Hubungan Morfologi
dengan Kebahasaan Lain
APAKAH MORFOLOGI ITU?
Contoh:
dari kata pakai terbentuk kata pakaian, terpakai,
memakai, dipakai, berpakaian.
Pertemuan 3
SATUAN-SATUAN
GRAMATIK
Kalimat
Klausa
Frasa
Kata
Morfem
Bentuk Tunggal & Bentuk
Kompleks
OBentuk tunggal yaitu satuan gramatik
yang tidak terdiri dari satuan yang
lebih kecil lagi.
Pertemuan 5
MORFEM DAN PROSEDUR
PENGALAMANNYA
MEKAR ISAMYANI
MORFEM
meN- morf
alomorf
Morfem bebas: morfem yang
dapat berdiri dalam tuturan biasa
atau morfem yang dapat berfungsi
sebagai kata
Morfe
m
Morfem terikat: morfem yang
tidak dapat berdiri sendiri
dalam tuturan biasa
Contoh
bersepeda
ber- sepeda
Kata
Bentuk bebas yang paling kecil,
yaitu kesatuan terkecil yang dapat
diucapkan secara mandiri
(Bloomfield)
Ciri-ciri Kata
Paradigma
Paradigma yaitu daftar lengkap perubahan afiksasi yang
mungkin dengan morfem asal yang sama (Verhaar, 1984:
65).
Deretan
Paradigma Makna
Morfologik
Contoh:
terlantar Kata terlantar terdiri
menelantarkan atas satu morfem,
ditelantarkan bukan dua morfem ter-
keterlantaran dan lantar.
terlantar
Pengenalan morfem dapat dilakukan dengan cara
membanding-bandingkan suatu bentukan yang
berulang dengan cara mengadakan subtitusi
(Prawirasumantri, 1985:125).
Wujud Morfem
Jenis
Morfem
Hubungan Hubungan
struktur posisi
substraktif simultan
MORFOLOGI
Pertemuan 6
PROSES MORFOLOGIS
MEKAR ISAMYANI
PROSES MORFOLOGIK
O Proses morfologik adalah proses pembentukan
kata-kata dari satuan lain yang merupakan
bentuk dasarnya.
O Bentuk dasarnya dapat berupa kata, pokok
kata, frase, kata dan kata, kata dan pokok kata,
pokok kata dan pokok kata.
O Contoh: terjauh, mengalir, ketidakadilan,
rumah sakit, pasukan tempur, lomba tari.
9 Proses morfologis menurut Zainal Arifin
sebagai berikut:
1. Derivasi zero
2. Afiksasi
3. Reduplikasi
4. Komposisi
5. Abreviasi
6. Derivasi balik
7. Metanalisis
8. Analogi
9. Kombinasi proses
Proses Pembubuhan Afiks
O Pembubuhan afiks pada suatu satuan baik
satuan itu berupa bentuk tunggal maupun
bentuk kompleks untuk membentuk kata
O Namun ada juga afiks tidak membentuk kata
tetapi membentuk pokok kata. Contoh :
perindah, perluas, duduki, bangunkan, tanami,
pukuli, ambilkan, bacakan, dll.
Pengertian Afiks
Menurut Ramlan
(2009:54-55)
Ida
Afiks adalah suatu ( 2008:5) Abdul Chaer
satuan gramatik
(106)
terikat yang didalam Afiksasi adalah
suatu kata merupakan proses pembentukan Afiksasi adalah salah
unsur yang bukan kata dengan satu proses dalam
kata dan bukan pokok membubuhkan afiks pembentukan kata
kata, yang memiliki (imbuhan) pada turunan baik
kesanggupan melekat berkategori verba,
bentuk dasar, baik
pasa satuan lain untuk berkategori nomina
berupa tunggal maupun berkategori
membenuk kata atau maupun kompleks. ajektiva. Dalam hal ini
pokok kata baru.
akan dibahas afiksasi
berkategori verba.
Afiks
O Suatu satuan gramatik terikat yang di dalam
suatu kata merupakan unsur yang bukan kata
dan pokok kata, yang memiliki kesanggupan
melekat pada satuan lain untuk membentuk
kata atau pokok kata baru
JENIS-JENIS AFIKS
Simulfiks Infiks
Intrfiks Konfiks
Kombinasi
Tranfiks
Afiks
Prefiks Infiks Sufiks Konfiks
meng- -el- -kan peN-an
me- -er- -an pe-an
di- -em- -i per-an
ter- -in- -nya ber-an
peng- -wan ke-an
pe- -wati se-nya
se- -isme
per- -man
pra- -ah
ke- -wi
a-
maha-
para-
Afiks Berdasarkan Asal
Afiks Asing
Afiks Asli (Serapan)
Afiks Berdasarkan
Sifat
Afiks Afiks
Produktif Improduktif
Fungsi Afiks
A. Fungsi
1. pembentuk kata nominal dari kata kerja
2. Pembentuk kata keterangan dari kata sifat
3. tidak mengubah golongan kata
B. Makna
4. Menyatakan banyak dan bermacam-macam
5. Menyatakan banyak tak tentu
6. Menyatakan tak bersyarat
7. Menyatakan menyerupai
8. Menyatakan perbuatan berulang-ulang (intensitas kuantitatif)
9. Menyatakan saling
10. Menyatakan agak
11. Menyatakan paling (superlatif)
Proses Pemajemukan
I II
Meja makan Adik makan
Rumah sakit Burung sakit
Kamar mati Tikus mati
Rumah sakit,
Budi bahasa
orang tua, dll.
Teori Pemajemukan Kata
1. Ketaktersisipan
2. Ketakterluasan
3. Ketakterbalikan
Ketaktersisipan
O Yaitu komponen-komponen kompositum
tersebut tidak dapat disisipi apa pun.
Harimurti memberi contoh kata alat negara.
Kata ini masih bisa disisipi
partikel dari sehingga menjadi alat dari
negara. Jadi, kategori ini bukan kata
majemuk, melainkan frase.
Ketakterluasan
Pertemuan 9
AFIKSASI BAHASA INDONESIA
MEKAR ISAMYANI
Pengertian Afiks
Jenis-jenis Afiks
Pembubuhan Afiks
Imbuhan
Apa itu Afiks?
Satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan
kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-
satuan lain untuk membentuk kata atau pokok katabaru. (Ramlan)
Bentuk linguistik yang pada suatu kata merupakan unsur langsung dan bukan
kata atau pokok kata, yang memiliki kemampuan melekat pada bentuk-bentuk
lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
(Ida Bagus Putrayasa)
Posisi/
Asal
Letak
Jenis Afiks
meN-, ber-,
Prefiks ter- dll
L
E Infiks -el-,-em-, -er-
T
-an, -kan, -i
A Sufiks dll
K Ke-an, ber-, -
Konfiks an, dll
-man, -wan, -wati, -isme, -i,
-wi, non-, pra- , dll
P
R
-man,
O
-el-,
D
-em-,
U
-er-,
K
a-
T
dll
I
F
meN-, ber-, -kan, -i, ke-an,
per-an, dll
Proses Pembubuhan Afiks
3
prefiks meN, peN-, ber-, ter-, di-, per-, ke-,
se-, dan prefiks serapan
fungsi makna
A. Fungsi prefiks meN-
O Fungsi prefiks meN- membentuk kata kerja transitif maupun
intransitif.
B. Makna / Arti prefiks meN-
O suatu perbuatan yang aktif lagi transitif
O menjadi seperti keadaan yang tersebut pada bentuk dasarnya
O memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar
O berlaku atau menjadi seperti apa yang tersebut pada bentuk
dasar
O menuju ke tempat
O membuat apa yang tersebut pada bentuk dasar
O dalam keadaan
MORFOLOGI
Pertemuan 10
REDUPLIKASI (PROSES
PENGULANGAN)
MEKAR ISAMYANI
Pengertian
OReduplikasi atau kata ulang adalah
pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagian, baik
dengan variasi fonem maupun tidak.
A. Fungsi
1. pembentuk kata nominal dari kata kerja
2. Pembentuk kata keterangan dari kata sifat
3. tidak mengubah golongan kata
B. Makna
4. Menyatakan banyak dan bermacam-macam
5. Menyatakan banyak tak tentu
6. Menyatakan tak bersyarat
7. Menyatakan menyerupai
8. Menyatakan perbuatan berulang-ulang (intensitas kuantitatif)
9. Menyatakan saling
10. Menyatakan agak
11. Menyatakan paling (superlatif)
MORFOLOGI
Pertemuan 11
KOMPOSISI (PROSES
PEMAJEMUKAN)
MEKAR ISAMYANI
Pemajemukan
I II
Meja makan Adik makan
Rumah sakit Burung sakit
Kamar mati Tikus mati
Rumah sakit,
Budi bahasa
orang tua, dll.
MORFOLOGI
Pertemuan 12
KONSEP DASAR MORFOFONEMIK
MEKAR ISAMYANI
APA ITU PROSES
M
O MORFOFONEMIK ?
R
F PROSES PERUBAHAN
O PONEM
F
O
N PROSES PENAMBAHAN
E FONEM
M
I
K PROSES HILANGNYA
FONEM
Morfofonemik adalah...
Morfofonemik mempelajari
perubahan-perubahan
fonem yang timbul sebagai
akibat pertemuan morfem
dengan morfem lain.
PROSES PERUBAHAN
FONEM
Terjadi sebagai
1. Fonem /N/ pada morfem meN- dan akibat per -
peN- berubah menjadi fonem /m/ temuan morfem
apabila bentuk dasar yang meN- dan peN-
mengikutinya berawal dengan /p,b,f/ dengan bentuk
dasarnya
Contoh :
meN- + paksa= memaksa
peN- + berontak = pemberontak
meN- + fitnah= memfitnah
2.Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi
fonem /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya
berawal dengan fonem /t,d,s/
O Contoh :
meN- + tarik = menarik
peN- + datang = pendatang
meN- + survey = mensurvey
3. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN berubah
menjadi /ň(ny)/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan /s,ŝ,c,j/.
Contoh :
meN- + sapu = menyapu
meN- + syukuri = mensyukuri (lihat pada buku)
peN- + cukur = pencukur (lihat pada buku)
peN- + jajah = penjajah (lihat pada buku)
4. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN
berubah menjadi /η/ apabila bentuk dasar
yang mengikutinya berawal dengan
/k,g,x,h, dan vokal/.
Contoh :
meN- + kacau = mengacau
peN- + gali = penggali
peN- + khayal = pengkhayal
meN- + hias = menghias
5. Fonem /r/ pada morfem ber- dan per- mengalami perubahan
menjadi fonem /l/ sebagai akibat pertemuan dengan bentuk
dasarnya berupa morfem ajar.
contoh: ber- + ajar belajar
per- + ajar pelajar
1. Terjadi penambahan fonem /?/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan vokal /a/.
contoh: -an + terka terkaan /terka?an
ke-an + raja kerajaan / keraja?an
peN-an + ada pengadaan / pengada?an
2. Terjadi penambahan fonem /w/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan fonem
/u,o,aw/.
contoh: ke-an + pulau kepulauan /kepulawwan
peN-an + toko pertokoan / pertokowan
per-an + temu pertemuan /pertemuwan
3. Terjadi penambahan fonem /y/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan fonem /i, ay/.
contoh: -an + hari harian / hariyan
ke-an + pandai kepandaian / kepandayyan
Proses penghilangan fonem
1.Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN-
dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem
/l,r,y,w, dan nasal/.
O Contoh :
me- + lerai = melerai
pe- + ramal = peramal
me- + yakinkan = meyakinkan
pe- + warna = pewarna
me- + nganga = menganga
2. Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter-
hilang akibat pertemuan morfem itu dengan
bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/
dan bentuk dasar yang suku pertamanya
berakhir dengan /ər/
Contoh :
ber- + renang = berenang
ter- + perdaya = teperdaya
per- + ramping = peramping
3. Fonem /p,t,s,k/ pada awal morfem hilang
sebagai akibat pertemuan morfem me- dan
pe- dengan bentuk dasar yang berawal
dengan fonem-fonem itu.
Contoh :
me- + paksa = memaksa
me- + tulis = menulis
me- + sapu = menyapu
pe- + karang = pengarang
Catatan:
Hilangnya fonem tidak terjadi pada bentuk
dasar yang berprefiks.
Pertemuan 13
PENGGOLONGAN KATA (KELAS KATA)
MEKAR ISAMYANI
Penggolongan Kata Menurut Pakar
Slametmulyana
Contoh:
Besar
Sukar
Kata Keadaan Sibuk
Jauh
dll.
Kata kerja
buntu: jatuh,
menangis
Kata kerja
Kata Kerja langsung:
menggali,
membaca
Kata kerja
sambung: cinta,
pada cinta kepada
ayah.
Kata Benda:
1. Kata benda nyata: batu, orang ,laut.
2. Kata benda tidak nyata: keindahan,
kebesaran.
Kata Ganti:
1. Kata penunjuk: ini, itu.
2. Kata-kata yang dapat 2. Kata pemisah: yang, tempat.
melakukan jabatan 3. Kata ganti diri dan milik.
gatra pangkal dan gatra 4. Kata ganti tanya.
sebutan. 5. Kata ganti sesuatu.
Kata Golongan:
1. Bilangan pokok: satu,sebelas.
2. Bilangan bantu: batang, biji.
3. Bilangan tak tentu: banyak, sedikit.
4. Bilangan himpunan: ketika.
5. Bilangan tuturan: kedua, ketiga.
6. Bilangan pecahan: setengah, seperempat.
Kata-kata yang menjelaskan
tempat kedudukan kata benda: ini,
itu.
Pertemuan 14
MEKAR ISAMYANI
ALIRAN
TRADISIONAL
TATA BAHASA
TRADISIONAL
ALIRAN
LINGUISTIK
ALIRAN
STRUKTURAL
TATA BAHASA
STRUKTURAL
ALIRAN TRADISIONAL ALIRAN STRUKTURAL
PLATO ARISTOTELES
C. A . MEES
TOKOH ALIRAN
TRADISIONAL DI
INDONESIA
HARIMURTI
KRIDALAKSANA
TARDJAN HADIDJAJA
VERBA
PREPOSIS
NOMINA
I
PRONOMIN AJEKTIV
A A
KELAS KATA
TRADISIONA
L
INTERJE ADVERBI
KSI A
ARTIKUL NUMERALI
A A
KONJUNG
SI
TOKOH ALIRAN STRUKTURAL
FERDINAND DE L. BLOOMFIELD
SAUSSURE
SLAMET MULYANA
HARIMURTI
TOKOH ALIRAN KRIDALAKSANA
STRUKTURAL DI
INDONESIA
GORYS KERAF
HASAN ALWI
HASAN ALWI
DKK KATA
BENDA
(NOMINA,PRONO-
MINA,
NUMERALIA)
KATA TUGAS
(PREPOSISI, KATA
ARTIKULA,
KONJUNGSI,
KERJA
INTERJEKSI, (VERBA)
PARTIKEL ) KELAS KATA
STRUKTURAL
KATA
KETERANGA
KATA SIFAT
N (ADVERBIA)
(AJEKTIVA)
KELAS KATA TERBUKA
kelas yang keanggotaannya
dapat bertambah atau
berkurang sewaktu-waktu
(NOMINA, VERBA,
MENURUT ABDUL AJEKTIVA)
CHAER KRITERIA
KLASIFIKASI
KATA KELAS KATA TERTUTUP
( PRONOMINA, ADVERBIA,
PREPOSISI, KONJUNGSI,
ARTIKULA)
CIRI-CIRI KATA BENDA (NOMINA)