HAKIKAT MORFOLOGI
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata
logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk-
bentuk dan pembentukan kata’; sedangkan didalam kajian biologi morfologi berarti ‘ilmu
mengenai bentuk-bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad hidup’. Memang selain bidang
kajian linguistik, didalam kajian biologi ada juga digunakan istilah morfologi. Kesamaannya,
sama mengkaji tentang bentuk.
Berikut pengertian morfologi menurut beberapa ahli :
Pengertian morfologi menurut Verhaar (1996:97), menyatakan bahwa morfologi adalah
cabang lnguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Pengertian morfologi menurut samsuri (1988:15), mengidentifikasi morfologi sebagai
cabang linguistic yang mempelajari struktur dan bentuk-bentuk kata.
Definisi morfologi menurut Ramlan (1978:2) Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-
perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata.
Definisi morfologi menurut Nida (1974:1) menyatakan bahwa morfologi adalah suatu kajian
tentang morfem-morfem dan penyusunan morfem dalam rangka pembentukan kata.
Definisi morfologi menurut Crystal (1980:232-233) morfologi adalah cabang tata bahasa
yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui penggunaan morfem. Definisi
morfologi menurut Bauer (1983:33) morfologi membahas struktur internal bentuk kata.
B. Kata beli, tukar, dengar, ukur, dan sebagainya adalah calon kata yang sebenarnya belum
dapat berdiri sendiri. Bentuk-bentuk ini akan menjadi kata apabila diberi imbuhan sehingga
menjadi membeli, ditukar, terdengar, pengukur, dan sebagainya. Bentuk-bentuk yang
tergolong pokok kata ini dapt digunakan untuk membentuk kalimat perintah tanpa bantuan
afiks, seperti terlihat dalam kalimat berikut ini.
1. Beli saja buku itu!
2. Kalau rusak, tukar saja dengan yang baru.
C. Akar adalah bentuk asal yang terikat. Satuan lingual yang disebut akar ini tidak dapat berdiri,
dan tidak dapat digunakan sebagai kata kerja kalimat perintah tanpa diikuti oleh afiks lain.
Contoh satuan lingual ini misalnya juang, temu, sua, tengger, dan sebagainya. Seperti terlihat
dalam kalimat di bawah ini.
1. Juang sekuat tenaga.
2. Temu orang itu.
Morfem unik adalah morfem yang hanya dapat bergabung dengan satu morfem saja.
misalnya: gulita hanya bergabung dengan morfem gelap, benderang hanya dapat bergabung
dengan terang, jelita hanya dapat bergabung dengan cantik, dan sebagainya. Dengan
demikian, di dalam bahasa Indonesia hanya ada gabungan terang benderang, gelap gulita, dan
cantik jelita.
Morf
Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada
kata kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya
men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141). Jadi,
sederhananya morf itu adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
Morfem
Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti
membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil yang dapat
membedakan arti. Berikut pengertian morfem menurut beberapa ahli:
- Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna (Chaer, 1994: 146).
Alomorf
Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah
diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam
penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua,
atau enam buah. Contohnya, morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-.
Kata
Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu
atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa
afiks.
Morfem Dasar
Istilah morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Jadi
bentuk-bentuk seperti beli, juang, dan kucing adalah morfem dasar. Morfem dasar ini ada
yang termasuk morfem bebas seperti beli, kucing, dan pulang; tetapi ada pula yang termasuk
morfem terikat, seperti juang, henti, dan tempur.
Morfem Bentuk Dasar
Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses
morfologi. Artinya, dapat diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, dapat diulang dalam
proses reduplikasi, atau dapat digabung dengan morfem yang lain dalam suatu proses
komposisi atau pemajemukan.
Morfem Pangkal
Istilah pangkal atau stem digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan
kata inflektif, atau pembubuhan afiks inflekstif.dalam bahasa Indonesia proses pembentukan
kata inflektif hanya terjadi pada proses pembentukan verba transitif, yakni verba yang
berprefiks me- (yang dapat diganti dengan di-, prefiks ter-, dan prefiks zero).
Morfem Akar
Akar adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya ditanggalkan. Misalnya pada kata
memberlakukan setelah semua afiksnya ditanggalkan yaitu prefiks me-, prefiks ber-, dan
sufiks –kan) dengan cara tertentu maka yang tersisa adalah akar laku. Akar laku ini tidak
dapat dianalisis lebih jauh lagi tanpa merusak makna akar tersebut.
Morfem Leksem
Dalam kajian morfologi, leksem digunakan untuk mewadahi konsep “bentuk yang akan
menjadi kata” melalui proses mrofologi. Contohnya PUKUL (dalam konvensi ‘morfologi’
leksem ditulis dengan huruf kapital semua) adalah sebuah leksem yang akan menurunkan
kata-kata yang seperti memukul, dipukul, terpukul, pukul, pukulan, pemukul, dan pemukulan.
Morfem Afiks
Sudah disebutkan diatas bahwa morfem afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar
dalam pembentukan kata, tetapi hanya menjadi unsur pembentuk dalam rposes afiksasi.
Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya mrofem afiks yang disebut :
1. Prefiks, yaitu afiks yang dihubungkan dikiri bentuk dasar, yaitu prefiks ber-, prefiks me-,
prefiks per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks se-, dan prefiks ke-.
2. Infiks, yaitu afiks yang dihubungkan di tengah kata, biasanya pada suku awal kata, yaitu
infiks –el-, infiks –em-, dan infiks –er-.
3. Sufiks, adalah afiks yang dibubuhkan dikanan bentuk dasar, yaitu sufiks –kan, sufiks –i,
sufiks –an, dan sufiks –nya.
4. Konfiks, yaitu afiks yang dibubuhkan dikiri dan dikanan bentuk dasar secara bersamaan
karena konfiks ini merupakan satu kesatuan afiks. Konfiks yang ada dalam bahasa indonesia
adalah konfiks ke-an, konfiks ber-an, konfiks pe-an, konfiks per-an, dan konfiks se-nya.
5. Dalam bahasa Indonesia ada bentuk kata yang berklofiks, yaitu kata yang dibubuhi afiks
pada kiri dan kanannya; tetapi pembubuhannya itu tidak sekaligus, melainkan bertahap.D.
JENIS MORFEM BAHASA INDONESIA
A. Jenis Morfem Berdasarkan Kemampuan Berdistribusi
Apabila diteliti lebih lanjut, ternyata bentuk-bentuk linguistik antara satu dengan
lainnya mempunyai sifat tertentu dalam tuturan biasa.
· Bentuk-bentuk yang dapat dipakai secara tersendiri dalam kalimat atau tuturan biasa
disebutbentuk bebas atau free form atau free morpheme contohnya kamu, mana ,bisinis,dll.
· Bentuk- bentuk linguistik yang berkondisi tidak dapat berdiri sendiri itu biasanya disebut
sebagai bentuk terikat (bound form atau bound morpheme),contohnya antara bentuk
urus- dan –an pada kalimat selalu urusan bisinis tidak dapat disisipi bentuk lain apapun.
· Sedangkan bentuk yang masih mempunyai kebebasan dikatakan sebagai bentuk
semibebas (semi-free form atau semi free morpheme).
· Bentuk yang sangat terikat itu disebut bentuk unik atau unique form atau unique
morpheme, contohnya kata balau pada kalimat Modelnya kacau balau begini dari kuliah.
PROSES MORFOLOGIS
Ciri utama verba atau kata keja dilihat dari adverbia yang mendampinginya adalah
bahwa kata-kata yang termasuk kelas verba. Pertama, dapat didampingi oleh adverbia
negasitidak dan tanpa. Contoh :
- tidak datang
- tidak pulang
- tanpa makan
- tanpa membaca
Kedua, dapat didmpingi oleh semua adverbia frekuensi seperti :
- sering datang
- jarang makan
- kadang-kadang pulang
Ketiga, tidak dapat didampingi oleh kata bilangan dengan penggolongannya, Misalnya :
- sebuah *membaca
- dua butir *menulis
- tiga butir *pulang
Namun dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah. Seperti :
- kurang membaca
- sedikit menulis
Keempat, tidak dapat didampingi oleh adverbia derajat. Contohnya :
- agak *pulang
- cukup *datang
Kelima, dapat didampingi oleh semua adverbia kala (tenses). Contoh :
- sudah makan
- sedang mandi
Keenam, dapat didampingi oleh semua adverbia keselesaian. Contohnya :
- belum mandi
- baru datang
Ketujuh, dapat didampingi oleg adverbia keharusan. Contohnya :
- boleh mandi
- harus pulang
Kedelapan, dapat didampingi oleh semua anggota adverbia kepastian. Contohnya :
- pasti datang
- tentu pulang.
Ciri utama adjektifa atau kata keadaan dari adverbia yang mendampinginya adalah bahwa
kata-kata yang termasuk kelas adjektifa.
Pertama, tidak dapat didampingi oleh adverbia frekuensi sering, jarang, dan kadang-kadang.
Jadi, tidak mungkin ada.
- *sering indah
- *jarang tinggi
Kedua, tidak dapat didampingi oleh adverbia jumlah. Jadi tidak ada.
- *banyak bagus
- *sedikit baru
Ketiga, dapat didampingi oleh semua adverbia derajat. Contohnya :
- agak tinggi
- cukup mahal
Keempat, dapat didampingi oleh adverbia kepastian pasti, tentu, mungkin, dan barangkali.
Umpamanya :
- pasti indah
- tentu baik
Kelima, tidak dapat diberi adverbia kala (tenses) hendak dan mau. Jadi bentuk-bentuk tidak
berterima.
- hendak indah
2. Pronomina
Pronomina lazim atau kata ganti karena tugasnya memang menggantikan nomina yang ada.
· Kata ganti diri
kata ganti diri adalah pronomina yang menggantikan nomina orang atau yang diorangkan.
Kata ganti diri biasanya dibedakan atas :
- Kata ganti diri orang pertama atau tunggal:aku, saya
Orang pertama jamak : kami, kita
- Kata ganti diri orang kedua tunggal : kamu, engkau
Orang kedua jamak : kalian, dan kamu sekalian
- Kata ganti orang ke tiga tunggal : ia, dia,
Orang ketiga jamak :mereka
· Kata ganti petunjuk
Kata ganti petunjuk atau pronomina demontratifa adalah kata ini dan itu yang digunaknan
untuk menggantikan nomina sekaligus dengan penunjukan . misalnya:
- Buku ini adalah buku impor
- Buku itu belum saya baca
· Kata ganti Tanya
Kata ganti Tanya atau pronomina interogatif adalah kata yang digunakan untuk
bertanya atau menanyakan sesuatu. Kata ganti Tanya itu :apa, siapa, mengapa, berapa,
bagaimana misalnya:
Apa ini?
Siapa namanya ?
Mengapa gedung itu roboh ?
Bagaimana cuaca disana ?
· Pronomina tak tentu
Pronomina tak tentu atau kata ganti tak tentu adalah kata-kata yang digunakan untuk
menggantikan nomina yang tak tentu. Yang termasuk kata ganti tak tentu adalah seseorang,
salah seorang, siapa saja dll. Contoh:
a. Ada seseorang yang menunggu diluar.
b. Salah seorang siswa anda terlibat dalam pencurian itu.
c. Diantara mereka siapa saja yang anda kenal.
6. Artikulus
Artikulus atau kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau
mendefinitkan suatu nomina, ajektifa, atau kelas lain. Artikulus yang ada di Indonesia
adalah si dan sang.
Contoh :
- Mana si gendut, sejak tadi belum muncul
- Sang merah putih berkibar di depan istana Negara.
7. Interjeksi
Interjeksi adalah kata-kata yang mengungkapkan peraaan batin, misalnya karena
kaget, marah,terharu, kangen,kagum, sedih, dan sebagainya. Misalnya: “wah, nah,
Alhamdulillah, astaga, hai”.
8. Partikel
Selain kata-kata yang termasuk kelas-kelas diatas ada pula sejumlah bentuk yang
disini disebut partikel seperti kah, lah, tah, pun, dan per.
Contoh:
- Apakah isi lemari itu ?
- Sayalah yang bersalah, bukan anak itu.
- Gaji kamu naik per satu april.