Anda di halaman 1dari 4

Nama : Brian Ardiansyah

NIM : 210211602847
Prodi : PBSID Offering B

Tugas 7 Linguistik Umum

1. Jelaskan pengertian unsur dan unsur bawahan langsung!


2. Jelaskan pengertian morfem, morf, alomorf, dan kata!
3. Jelaskan pengertian deretan morfologis!
4. Jelaskan prinsip analisis morfem!
JAWAB:
1. -Unsur dari sebuah bentukan adalah semua bentukan terkecil (morfem) yang membentuk
sebuah bentukan kompleks. Misalnya, bentukan ketidaktahuannya terdiri atas empat
unsur, yakni –nya, ke-an, tidak, dan tahu.
-Unsur bawahan langsung adalah unsur baik bentuk tunggal maupun bentuk kompleks
yang secara langsung membentuk bentukan yang berada di atasnya. Misalnya, unsur
langsung bentukan dipermudah adalah di- dan permudah. Unsur langsung bentukan
permudah adalah per- dan mudah. Tidak selamanya unsur langsung itu terdiri atas dua
komponen. Bentuk kata berulanng misalnya bentuk kompleks berpandang-pandangan,
sebaik-baiknya, dll.

2. Morfem
Morfem adalah satuan bahasa terkecil atau satuan gramatikal terkecil yang berperan
sebagai pembentuk kata yang maknanya secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil.
Morf
Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya /i/ pada kata
kenai adalah morf; morf adalah wujud konkret atau wujud fonemis dari morfem, misalnya
men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141). Jadi,
secara sederhana morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
Alomorf
Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah
diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam
penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai alomorf, entah satu,
dua, atau enam buah. Contohnya, morfem: me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-.
Kata
Kata adalah satuan gramatikal yang terjadi sebagai hasil dari proses morfologis. Dalam
tataran morfologi, kata merupakan satuan terbesar dan dalam tataran sintaksis, kata
merupakan satuan terkecil. Secara bersendiri setiap kata memiliki makna leksikal dan
dalam kedudukannya dalam satuan ujaran memiliki makna gramatikal.

3. Deretan morfologi adalah suatu daftar atau deretan yang memuat atau berisi kata-kata yang
berhubungan, baik dalam bentuk maupun dalam maknanya. Misalnya kita dapati kata,
kejauhan. Untuk mengetahui apakah kata itu terdiri dari satu morfem atau beberapa
morfem, kata itu harus dibandingkan dengan kata-kata lain dalam deretan morfologi. Di
samping kejauhan, kita juga lazim mendengar kata menjauhkan, dijauhkan, terjauh,
berjauhan, menjauhi, dan dijauhi.

4. Prinsip Analisis Morfem


Prinsip ke-1
Satuan-satuan atau bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis dan arti atau makna
yang sama termasuk satu morfem. Bentuk baju pada kata berbaju, menjahit baju, baju
batik, dan baju biru merupakan satu morfem. Satuan-satuannya itu mempunyai struktur
fonologis yang sama yakni /b/a/j/u/ dan arti yang sama yaitu ‘alat penutup badan”.
Prinsip ke-2
Satuan-satuan atau bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang berbeda
termasuk satu morfem apabila memiliki satu arti yang sama sedangkan perbedaan struktur
tersebut dapat dijelaskan secara fonologis. Satuan-satuan men-, mem-, meng-, meny-,
menge-, me-, pada kata menjawab, membawa, menggali, menyuruh, mengebom, dan
melerai mempunyai makna yang sama yaitu “menyatakan tindakan aktif”. Perbedaan
struktur fonologis tersebut dapat dijelaskan secara fonologis yaitu disebabkan oleh
lingkungan yang dimasukinya yakni fonem awal bentuk dasar yang mengikutinya yaitu /j/,
/b/, /g/, /s/, kata yang terdiri atas satu suku kata, dan /l/. Fonem /N/ pada morfem meN-
berubah menjadi /m/ seperti pada kata membawa, hal itu disebabkan fonem /b/ merupakan
fonem bilabial, sama dengan fonem /m/. karena fonem tersebut sejenis, maka
pengucapannya akan mudah. Itulah sebabnya tidak menbaca, mengbaca, menybaca, atau
mebaca dan mengebaca.
Prinsip ke-3
Satuan-satuan atau bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang berbeda,
sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih dianggap sebagai
satu morfem apabila mempunyai makna atau arti yang sama, dan mempunyai distribusi
yang komplementer. Satuan-satuan be-, ber-, dan bel- pada kata-kata bekerja, berjalan,
dan belajar termasuk satu morfem, walau bentuk bel- pada belajar tidak dapat dijelaskan
secara fonologis, tetapi ketiga bentuk itu merupakan bentuk yang komplementer
(nonkontrastif). Maknanya pun sama, oleh karena itu termasuk morfem yang sama yaitu
morfem ber-.
Prinsip ke-4
Apabila deretan suatu satuan berparalel dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu
merupakan morfem yang disebut morfem zero. Bahasa Indonesia memiliki deretan struktur
seperti di bawah ini:
1) Ia membeli sepeda.
2) Ia menjahir baju.
3) Ia membaca buku.
4) Ia makan roti.
5) Ia minum es.
Kelima kalimat tersebut berpola sama yaitu SPO (Subjek + Predikat + Objek). Predikatnya
merupakan kata kerja transitif. Pada kalimat 1, 2, dan 3 kata kerja itu ditandai oleh adanya
afiks meN-, sedangkan pada kalimat 4 dan 5 ditandai oleh kekosongan yakni tidak hadirnya
morfem meN-. Kekosongan itu merupakan sebuah morfem yang disebut morfem zero.
Prinsip ke-5
Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin merupakan satu
morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila bentuk yang
mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda artinya, maka satuan-satuan itu
merupakan morfem-morfem yang berbeda, akan tetapi apabila satuan-satuan itu
mempunyai arti yang berhubungan, maka bentuk itu merupak satu morfem, dan merupakan
morfem yang berbeda apabila distribusinya sama. Sebagai contoh kita ambil kata buku
dalam “Ia membaca buku”, yang berarti kitab, dan kata buku dalam “buku tebu” yang
berarti “ruas” merupakan morfem yang berbeda walau struktur fonologisnya sama. Kata
duduk dalam “Ia sedang duduk”, merupakan satu morfem dengan duduk dalam “Duduk
orang itu sangat sopan”, karena keduanya mempunyai arti yang berhubungan dan
mempunyai distribusi yang berbeda. Kata duduk dalam “Ia sedang duduk”, berfungsi
sebagai predikat, dan termasuk ke dalam golongan kata kerja, sedangkan duduk dalam
“Duduk orang itu sangat sopan”, berfungsi sebagai subjek dan termasuk golongan kata
benda sebagai akibat adanya proses niminalisasi. Sebaliknya kata mulut pada “Mulut gua
itu lebar”, merupakan morfem yang berbeda dengan kata mulut pada “Mulut orang itu
lebar”, karena arti keduanya berbeda, sedangkan distribusinya sama yaitu sebagai subjek.
Prinsip ke-6
Setiap satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem. Dengan kata lain, setiap
pembentukan yang dapat mengisi sendiri lajur sekatan suatu deretan struktur dianggap
sebuah morfem. Perhatikanlah satuan-satuan yang terdapat pada lajur sekatan berikut ini !

di- per- sama -kan -nya -lah


per- sama -an -nya -kah
men- sama -i
men- per- sama -kan
ter- sama -i
ber- sama -an
se- sama
ke- sama -an
Satuan-satuan di atas yang terdiri atas satu, dua, tiga, dan empat fonem, merupakan satuan-
satuan yang disebut morfem, sebab semuanya dapat mengisi sekatan tertentu dengan arti
atau makna tertentu pula. Bagian-bagian yang mengisi lajur atau sekatan berikut ini tidak
dapat disebut morfem, sebab sama sekali tidak mengandung makna atau arti.
sa ma
bersa ma
sa mai

Prinsip ke-7
Bagian gabungan yang diketahui maknanya setelah bergabung dengan bagian lainnya
dianggap sebuah morfem. Contoh satuan atau bentuk seperti itu dalam bahasa Indonesia
antara lain: keliar, juang, laying, seling, temu, baru jelas maknanya apabila bergabung
menjadi: berkeliaran, berjuang, melayang, selingan, pertemuan. Seperti yang telah
dijelaskan, satuan-satuan seperti itu disebut pokok kata. Selain pokok kata, banyak satuan
lain dalam bahasa Indonesia yang baru mempunyai makna apabila bergabung dengan
bentukan lain yang sangat khusus, misalnya belia, siur, bangka, renta, gulita yang hanya
dapat hadir di belakang satuan-satuan muda, simpang, tua, tua, dan gelap. Bentukan atau
satuan seperti itu dinamakan morfem unik yakni morfem yang hanya dapat bergabung
dengan morfem tertentu.

Daftar rujukan

Dhanawaty, Ni Made dkk. 2015. Pengantar Linguistik Umum. Denpasar: Pustaka Larasan.

Blogspot. 2018. Unsur Kontruksi Kata, (Online),


(http://nadyafirda32.blogspot.com/2018/01/usur-konstruksi-kata.html?m=1),
diakses 12 Oktober 2021.

__________. Morfem Adalah: Klasifikasi, Morf, dan Alomorf serta Contohnya, (Online),
(https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/10/morfem-adalah.html),
diakses 12 Oktober 2021.

Blogspot. 2013. Deretan Morfologi, (Online),


(http://radhiatama.blogspot.com/2013/03/deretan-morfologik.html?m=1),
diakses 12 Oktober 2021.

Blogspot. 2014. DERETAN MORFOLOGIS, (Online),


(https://yusniarbrpurba.blogspot.com/2014/10/dereten-morfologis.html?m=1),
diakses 12 Oktober 2021.

Blogspot. 2014. PRINSIP-PRINSIP PENGENALAN MORFEM, (Online),


(http://si-calonsarjana.blogspot.com/2014/04/prinsip-prinsip-pengenalan-
morfem.html?m=1), diakses 12 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai