Anda di halaman 1dari 7

Nama : Brian Ardiansyah

NIM : 210211602847
Prodi : PBSID Offering B

Tugas 10 Linguistik Umum

Jenis-jenis Frasa
Jenis Frasa Berdasarkan Kedudukannya
1. Frasa Setara
Frasa setara merupakan gabungan dua kata yang masing-masing mempunyai kedudukan
yang setara dan mempunyai fungsi yang sama. Contoh frasa setara, yaitu:
 Keluar masuk.
 Hitam putih.
 Tua muda.
 Maju mundur.
 Asal usul.
 Depan belakang.
 Suami istri.
2. Frasa Bertingkat
Frasa bertingkat merupakan frasa yang unsurnya mempunyai hubungan bertingkat atau
tidak sejajar. Contoh frasa bertingkat:
 Cara baru.
 Pedang tajam.
 Musim panen.
 Tanah air.
 Uang tunai.
 Bahasa Indonesia.
 Mengayuh sepeda.
Jenis Frasa Berdasarkan Kategori Kata dengan Unsur Pusatnya
1. Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina (kata benda).
Frasa nomina dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

1.1. Nomina sebenarnya

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)


Pasir pantai itu sangat putih.
Gerobak itu berwana merah.
Rumah ini milik keluarga Hasim.
Jeruk itu manis sekali.
Roda motornya kempes.

1.2. Pronominal

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

Dia itu seorang penulis.


Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama.
Kami ini perwakilan universitas.
Dia itu memang manis.
Kita itu saudara.

1.3. Nama

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

Dian itu saudara sepupu saya.


Ayah Ahmad seorang pelaut.
Koki Andita sudah terkenal di mana mana.
Rihanna itu memang terkenal baik dari dulu.
Rumanah itu anak dari Pak RT.

1.4. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina

Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)

Dia rajin (verba) – >rajin itu menguntungkan.


Anak kucing kami tiga ekor (numeralia) -> Tiga itu cuma sedikit dibandingkan yang
diterima sebenarnya.
Dia berlari (verba) -> Berlari itu bentuk olahraga yang murah dan mudah.
Dia baik (adjektiva) -> Anak baik itu bernama Ananda.
Harga rumah kami tiga juta rupiah (numeralia) -> Tiga juta itu hilang dirampok.

2. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai dengan
adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’ untuk verba
aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa verba tidak dapat
diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam
suatu kalimat. Contoh :
 Berlari kencang.
 Memacu motornya kencang.
 Sedang menjemur.
 Menghitung penghasilan bulan ini.
 Berjalan memutari kompleks.
 Belajar beladiri.
 Membawa keranjang buah.
 Pergi berlibur.
 Membantu teman.
 Menjenguk pamannya.

3. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah frasa yang mempunyai unsur pusat berupa kata adjektiva (kata sifat).
Biasanya unsur pada frasa adjektiva diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata paling).
Contoh frasa adjektiva:
 Rumahnya sangat besar.
 Alangkah senangnya kami.
 Ananda sangat baik.
 Jalannya sangat panjang.
 Panci itu sangat panas.
 Pekarangangan itu sangat lebar.

4. Frasa Numeralia
Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau
kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu. Frasa numeralia dapat
diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata uang, dan lain sebagainya.
Contoh :
 Dua puluh lima.
 Lima belas ribu.
 Dua ekor.
 Tiga puluh tangkai.
 Lima puluh lima tandan.
 Dua ratus juta rupiah.

5. Frasa Preposisi
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya kata preposisi (kata depan)
sebagai penunjuk dan diikuti dengan kata/ kelompok kata (bukan klausa) yang berdiri
sebagai petanda. Contoh frasa preposisi:
 Di teras.
 Di depan rumah.
 Dari sekolah.
 Untuk saya.

6. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata
penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan. Contoh:
 Terus diam.
 Ketika belajar.
 Masa lampau.
 Kemarin malam.
 Akhir minggu.
Jenis Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam suatu
fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan
fungsi tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat. Dengan kata lain frasa
endosentris merupakan frasa yang memiliki unsur pusat.
Contoh:
Sejumlah mahasiswa di kelas
(S) (P)
Tiga pria di pelabuhan
(S) (P)
Pemilihan umum lima tahun sekali
(S) (P)

Kalimat ‘Sejumlah mahasiswa di kelas’ tidak dapat ditulis menjadi ‘Sejumlah di kelas’
karena kata ‘mahasiswa’ merupakan unsur pusat. Begitu pula dengan kalimat ‘Tiga pria di
pelabuhan’ tidak dapat ditulis sebagai ‘Tiga di pelabuhan’ karena kata ‘pria’ merupakan
unsur pusat pada frasa ‘tiga pria’. Sedangkan pada kalimat ‘Pemilihan umum lima tahun
sekali’ tidak dapat ditulis menjadi ‘umum lima tahun sekali’ atau pun ‘pemilihan lima
sekali’ karena kata ‘pemilihan’ dan kata tahun ‘tahun’ merupakan unsur pusat.

Lebih lanjut, frasa endosentris masih dapat dibagi lagi menjadi tiga, yakni frasa endosentris
koordinatif, frasa endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif.

1.1. Frasa Endosentris Kontributif

Frasa endosentris koordinatif merupakan frasa endosentris yang semua unsurnya adalah
unsur pusat. Untuk unsur yang mengacu pada hal yang berbeda pada tiap unsurnya, frasa
dapat diberi sisipan kata ‘dan’ atau ‘atau’. Contoh :
 Pekarangan rumah
 Suami istri
 Ayah ibu
 Kakak adik

1.2. Frasa Endosentris Atributif

Frasa endosentris atributif adalah frasa endosentris yang mempunyai unsur pusat serta
unsur atribut. Atribut merupakan bagian frasa yang bukan termasuk unsur pusat, akan
tetapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang yang bermakna. Contoh :

Pemilihan presiden
(UP) (Atribut)
Pembangunan lima tahun
(UP) (Atribut)
Sekolah Inpres
Buku baru
Kemarin malam
Malam ini

Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut, sedangkan kata yang
tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan unsur pusat pada frasa tersebut.

1.3. Frasa Endosentris Apositif

Frasa endosentris apositif merupakan frasa endosentris yang semua unsur di dalamnya
adalah unsur pusat serta menunjuk pada satu hal yang sama. Atau dengan kata lain, unsur
pusat yang satu merupakan aposisi dari unsur pusat lainnya.

Contoh:

Taufik Hidayat, pebulutangkis Indonesia, meraih medali emas Olimpiade Athena

‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’ merupakan


aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Taufik Hidayat, ……………………………………meraih medali emas Olimpiade Athena


……………………..pebulutangkis Indonesia meraih medali emas Olimpiade Athena

Contoh lain frasa endosentris apositif adalah sebagai berikut :

Bogor, kota Hujan, ………


Leonardo di Caprio, pemenang Piala Oscar, ………
Film ‘La La Land’, peraih lima piala BAFTA, ………..
Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang tidak dicetak
miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut.

2. Frase Eksosentris
Frasa eksosentris merupakan frasa yang tidak mempunyai persamaan kedudukan dengan
unsur pusatnya. Dengan kata lain, frasa eksosentris tidak mempunyai unsur pusat. Contoh
frasa eksosentris:
 Kedua saudagar mengadakan jual beli.
 Mereka bertemu di pelabuhan.
 Mahasiswa di lapangan.
 Anak itu mengadu pada ibunya.
Jenis Frasa Berdasarkan Makna yang Dikandungnya
1. Frasa Biasa
Frasa biasa adalah frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna denotasi atau
makna sebenarnya. Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa biasa)
 Ayah membeli sapi putih.
 Kursi favorit ibu berwarna biru.
 Ibu membeli asam jawa dan garam di warung.
 Arya selalu memantau perkembangan anak laki-lakinya.

2. Frasa Idiomatik
Frasa idiomatik merupakan kebalikan dari frasa biasa, yaitu frasa yang hasil
pembentukannya berupa makna konotasi atau makna yang bukan sebenarnya. Contoh :
 Saya baru kembali dari Pangkalpinang. (arti: nama tempat)
 Saya akan berangkat ke luar negeri besok siang. (arti: ke negara lain)
 Akhirnya Ayu menginjakkan kakinya di Negeri Paman Sam. (arti: julukan
Amerika)
 Ia memiliki kaki tangan yang dapat diandalkan. (arti; orang kepercayaan)

3. Frasa Ambigu
Frasa ambigu adalah frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau makna ganda
tergantung pada penggunaannya dalam kalimat. Contoh :
 Buah tangan. (arti: ‘buah yang dipegang tangan’ atau ‘oleh oleh’)
 Panjang tangan. (arti: ‘panjang dari sebuah tangan’ atau ‘suka mencuri’)
 Kambing hitam. (arti: ‘kambing yang berwarna hitam’ atau ‘orang yang
disalahkan’)
 Sapi perah. (arti: ‘jenis sapi yang diternak untuk diambil susunya’ atau ‘orang yang
dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan tertentu)
Daftar Rujukan
Sumarni, Ratna. 2017. 19 Jenis-jenis Frasa: Pengertian dan Contohnya, (Online),
(https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-frasa), diakses 4 November 2021.
Kusumo. 2021. Jenis-jenis Frasa, (Online),
(https://milenialjoss.com/jenis-jenis-frasa/), diakses 4 November 2021.
Kusama Dewi, Chintya. 2021. Jenis-jenis Frasa, (Online),
(https://www.zenius.net/blog/materi-bahasa-jenis-jenis-frasa), diakses 4 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai