Anda di halaman 1dari 8

Frasa

Hakikat dan macam macam frasa

Disusun oleh :
1. Siti Nurul Aini (22301071043)
2. Anis Qonita ( 22301071044 )

Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia


Fakultas ilmu Pendidikan dan keguruan
Universitas Islam Malang
Frasa dalam linguistik

 Hakikat frasa
Pengertian frasa dalam bahasa Indonesia menurut beberapa linguis hampir sama. Menurut
Kridalaksana dalam kamus linguistik, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya
tidak predikatif (1993:59). Bersifat non predikat maksutnya hubungan kata-kata yang
membentuk suatu frasa tidak menyebabkan fungsi objek dan predikat dalam fungsi tersebut
(Kridalaksana dalam Oskar, 1993:162). Abdul Chaer mendefinisikan frasa sebagai satuan
gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non-predikatif. Lalu ia menambahkan
bahwa frasa lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam
kalimat(Chaer, 1994:222). Sedangkan Jos Daniel Parera memberi pengertian dasar frasa sebagai
suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola
dasar kalimat atau tidak (1988:32). Menurut Verhaar, frasa adalah kelompok kata yang
merupakan bagian fungsi dari tuturan yang lebih panjang (1996:291 ).
Istilah frasa dalam bahasa Indonesia sering disamakan dengan istilah kelompok kata.
Dengan pernyataan tersebut terimplikasi makna, bahwa frasa itu selalu terdiri atas dua kata atau
lebih. Kenyataannya tidak selalu demikian. Perhatikan kalimat berikut.
Si Roni mencintai ica
Dalam kalimat tersebut terdapat dua frasa Si roni dan mencintai ica, yang masing-masing terdiri
dari dua kata dan dua kata, tetapi, kalimat
Roni mencintai tapasya
Terdiri dari dua frasa roni dan mencintai tapasya. Frasa pertama terdiri dari satu kata dan frasa
kedua terdiri dari dua kata. Berdasarkan kenyataan tersebut, menunjukkan bahwa frasa adalah
kontruksi sintaksis yang terdiri dari dua kata atau lebih. Jadi, Hasan pada kalimat terakhir itu
merupakan frasa (dalam kalimat itu) karena potensial dapat diperluas dengan kata sandang Si
atau dengan penjelas yang ramah itu, dan seterusnya.
Sehubungan dengan hal itu, sebagian besar ahli bahasa merumuskan pengertian frasa.
1. Frasa diartikan sebagai suatu fungsi
Sebagai suatu fungsi frasa merupakan satuan sintaksis terkecil yang merupakan
pemadukalimat. Jadi frasa dapat terjadi atas sebuah kata, atau terdiri atas pembentukan, atau
terdiri atas campuran kata dan bentukan-bentukan (Samsuri, 1983:93).
2. Frasa diartikan sebagai suatu bentuk
Sebagai suatu bentuk frasa merupakan suatu gramatik yang berupa gabungan kata yang
bersifat non predikat. Selanjutnya Ramlan (1987:121) mengemukakan bahwa frasa adalah
satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampai batas fungsi. Dari
batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa mempunyai dua sifat yaitu :
1. Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih
2. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi, yaitu dalam fungsi subjek,
predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.

 Macam-macam Frasa

Frasa dapat diklasifikasikan menjadi dua kriteria, yaitu


1. Berdasarkan kemampuan inti frasa dalam mewakili seluruh frasa
2. Berdasarkan jenis kata yang menjadi unsur inti frasa
Berdasarkan kemampuan inti frasa dalam mewakili seluruh frasa, frasa dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris.
a) Frasa Endosentris
Adalah frasa yang intinya dapat mewakili seluruh frasa. Contoh frasa tersebut
adalah sebagai berikut.
 Adik saya yang nomor lima mengajar di SMA
 Tukang itu sedang memperbaiki pintu kaca
 Paman dan bibi sudah lama tidak menyenguk kami.

b) Frasa Eksosentris
Adalah frasa yang anggota-anggotanya baik inti maupun penjelasannya tidak
mampu mewakili seluruh inti frasa. Contoh frasa eksosentris tersebut adalah sebagai
berikut.
 Di rumah Zainal ada acara perkawinan
 Umar sedang pergi ke Surabaya
 Yang mengarang buku itu Albartsani
 Pramuka itu berkemah di dekat hutan lindung

Berdasarkan jenis kata yang menjadi unsur intinya, frasa dibedakan atas frasa nomina
(FN), frasa verba (FB), frasa adjektifa (Faj), frasa numeralia (Fnum), frasa freposisi, frasa
konjungsi dan lain-lain.
a) Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata
nomina. Dalam bahasa indonesia terdapat pemadu yang berupa frasa nomina, seperti
pertanyaan-pertanyaan siapa dan/atau apa akan memperoleh jawaban yang pada
pokoknya berbentuk frasa nomina. Misalnya, siapa/apa ? akan jawab dengan kalimat
kalimat : anak itu , nisa , pemuda , dokter kulit , cincin itu
Berdasarkan keterangan di atas frasa nomina terdiri atas hal-hal berikut
1. Nomina yaitu :
kata-kata yang menunjukkan pengertian tentang orang,hewan dan barang atau hal-
hal yang abstrak seperti anjing,harimau,kursi,meja,sawah dan guru.
2. Pronomina yaitu :
kata-kata yang menunjukkan pengertian orang pertama orang kedua orang
ketiga seperti kita,Anda,engkau,kalian,Dia,Aku,Kamu, dan lain sebagianya
3. nama yaitu :
dapat berupa baik bagi orang,hewan maupun barang atau hal termasuk nama
geografi. seperti citra ,opak , Oma Rembang, Barito dan sebagainya.
4. Bentukan nomina yaitu :
yang terdiri atas gabungan antara nominal pronominal atau nama dengan salah satu
kata sarana seperti anjing itu, beberapa ekor singa, sebuah hotel , kamu ini,
kalian itu atau gabungan antara nomina dengan nama-nama seperti Kota Batu ,
Sungai Brantas , dokter Hasan dan sebagainya atas bentukan nomina yang
lain seperti dokter telinga pohon mangga alas kaki dan sebagainya

Pengelompokan keanggotaan FRASA NOMINA :

Frasa nomina adalah sebuah konstruksi linguistik yang memiliki inti berupa kata benda. Frasa ini
dapat terdiri dari satu atau lebih kata benda Contoh sebagai berikut :

a. nomina + nomina
1. kancing baju
2. ranting pohon
3. “ody datang bersama gadis cantik"
4. “Si Rambut Merah adalah tokoh kesukaanku"

b. nomina + verba
1. rumah makan
2. kucing mengeong
3. orang memasak
c. nomina + adjektiva
1. anak pintar
2. Wanita Anggun
3. Suami setia
d. nomeralia + nomina atau nomeralia + nomina
1. kalian berdua
2. empat pemulung
3. delapan tantara berani mati
e. nomina + frasa preposisi
1. pendatang dari Jakarta
2. petani sawah
3. dia di malang
f. nomina + frasa konjungsi
1. pemuda yang gagah
2. celana yang berwarna kuning
3. uang untuk membayar hutang

b) Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata verba pada
umumnya, kata-kata yang menyatakan kegiatan dapat dinyatakan dengan kalimat tanya
(pokok) “sedang apa” jawaban terhadap pertanyaan pokok sebagaimana disebutkan pada
umumnya berbentuk seperti sedang tidur ,sedang membaca buku, sedang makan ,sedang
membeli sayur dan sebagainya. jawaban pokok yang ada kalanya memiliki kemiripan
dengan frasa adjektiva seperti sedang sibuk sekali sedang sangat takut namun dengan
demikian kemiripan antara frasa verba dan adjektiva ini memiliki perbedaan dan
distribusinya. frasa verba dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Verba + nomina
a. Membaca koran
b. Mengirimkan surat
c. Minum susu strawberry
2. Verba + verba
a. Belajar menulis
b. Pulang minta uang
c. Pergi mengurus pekerjaan
3. verba + adjektiva
a. bersepada santai
b. tidur nyenyak
c. berbicara keras
4. verba + preposisi
a. bekerja di malang
b. datang dari kantor
c. diberikan kepada pacarnya
5. verba + frasa konjungsi
a. makan dengan lahapnya
b. belajar dengan taat
c. bekerja dengan giat
6. aspek + verba
a. akan pergi
b. sudah dikerjaan
c. belum dikembalikan
7. modal + verba
a. mungkin pergi
b. barangkali sudah datang
c. rupanya sedang tidur

c) frasa Adjektiva

frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki distriusi dengan kata adjektiva. unsur-unsur
frasa adjektiva adalah adjektiva sebagai intinya dan dengan adjektiva atau frasa adjektiva.
Adverbia atau frasa adjektiva dan nomina sebagai atributnya frasa adjektiva memiliki
kemungkinan keanggotaan sebagai berikut:

1. Sarana pembanding+adjektiva
a. Lebih rendah
b. Agak lumayan
c. Kurang bagus
2. sarana superlatif + adjektiva
a. paling pintar
b. paling setia
c. paling kaya
3. aspek + adjektiva
a. sudah kaya
b. sudah cantik
c. sudah sukses
4. modal + adjektiva
a. mungkin baik
b. agak pendek
c. kira-kira lumayan

d) frasa numeralia
Frasa numeralia Frasa numeralia ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan
kata bilangan. dalam bahasa Indonesia terdapat dua macam penggolongan kata atau frasa
numeralis yaitu yang bersifat alami dan yang bersifat suatu ukuran penggolongan secara
alami tinggal tiga macam saja yaitu : orang , ekor dan buah yang masing-masing untuk
manusia, hewan dan benda titik penggolongan yang bersifat suatu ukuran yaitu Depa,
keranjang, pikul, kaleng, bungkus dan sebagainya perhatikan contoh berikut :
a. 5 keranjang jeruk
b. 6 kaleng minyak
c. 1 botol kecap
d. 3 Bungkus roti
e) frasa preposisi
Frasa preposisi ialah frasa yang terdiri dari kata preposisi sebagai penanda diikuti oleh
kata atau frasa sebagai aksinya . perhatikan contoh berikut :
a. kepada teman tercinta
b. di dalam kotak itu
c. pada pukul 09.00
d. dari siang hari
f) frasa konjungsi
frasa yang didahului kata konjungsi. frasa konjungsi adalah frasa yang terdiri dari dua
atau lebih klausa yang dihubungkan oleh kata penghubung atau konjungsi. Frasa konjungsi
digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih klausa dalam satu kalimat Frasa konjungsi
memiliki kemungkinan keanggotaan sebagai berikut :
a. konjungsi + nomina
1. dengan uang
2. untuk adikku
3. demi pacarnya
b. konjungsi + verba
1. agar berhasil
2. dengan belajar lebih rajin
3. untuk menyelesaikan tugas
c. konjungsi + adjektiva
1. dengan hati-hati
2. dengan cepat
3. dengan pelan

g) kesimpulan
peta konsep frasa
1. Frasa adalah satuan linguistik yang terkecil dari kata, tetapi lebih besar dari klausa. Frasa
memiliki beberapa ciri-ciri, seperti memiliki unsur inti berupa kata benda, berupa kata
kerja, atau berupa kata sifat, dan bersifat nonpredikatif
2. Ada tiga jenis frasa: frasa nominal, frasa verbal, dan frasa adjektiva. Frasa nominal
memiliki unsur inti berupa kata benda, frasa verbal memiliki unsur inti berupa kata kerja,
dan frasa adjektiva memiliki unsur pewatas berupa kata sifat
3. Frasa dapat dikategorikan menjadi frasa modifikatif, frasa koordinatif, dan frasa apositif.
Frasa modifikatif memiliki unsur pewatas yang mengalami perubahan, frasa koordinatif
terdiri dari dua kata atau lebih yang saling mengancam, dan frasa apositif menambah
keterangan subjek
4. Frasa memiliki peran penting dalam struktur kalimat dan dalam menyampaikan makna.
Frasa memungkinkan bahwa kata benda dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu
yang lebih spesifik, dan membantu dalam menyampaikan makna yang lebih kompleks
dengan lebih efektif

Anda mungkin juga menyukai