Oleh :
JAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kajian Puisi
dengan judul “Macam-Macam Pendekatan Dalam Puisi”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Kajian Puisi kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama,
mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi,
imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan
pancaindra, dan perasaan. Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek
bunyi di dalamnya, serta berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual
penyair dari kehidupan individu dan sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik
tertentu sehingga dapat membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau
pendengarnya.
Dari sejumlah penilaian karya sastra yang ada, pendeketan yang paling populer
adalah pendekatan yang dikemukakan oleh Abrams. Abrams berpendapat bahwa
adanya hubungan antara pengarang, semestaan, pembaca, dan karya sastra. Abrams
membuat diagram yang terdiri atas empat pendekatan. Pendekatan tersebut meliputi
pendektan objektif, ekspresif, mimetik, dan pragmatik. Dengan demikian, model
Abrams sangat bermanfaat untuk memahami secara lebih baik keanekaragaman teori
sastra (Teeuw, 1984)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Menurut KBBI pendekatan adalah cara atau aktivitas yang bertujuan untuk
mencapai pengertian tentang masalah yang diteliti. Pendekatan merupakan langkah
pertama untuk mewujudkan tujuan tersebut. Pendekatan dalam mengapresiasi puisi
terdiri dari pendekatan terhadap teks puisi serta pendekatan dalam membaca puisi.
Pendekatan merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam apresiasi puisi.
Pendekatan kajian puisi secara garis besar dapat dilihat dari sudut pandang sastrawan,
karya sastra, semesta dan pembaca.
Dalam bukunya yang berjudul The Mirror and The Lamp (l971), Abrams
mengetengahkan teori Universe-nya. Melalui teori Universe itu, kita mengetahui
bahwa : pertama, ada suatu karya sastra (karya seni); kedua, ada pencipta (pengarang)
karya sastra; ketiga, ada semesta (alam) yang mendasari lahirnya karya sastra; dan
keempat, ada penikmat karya sastra (pembaca).
Berdasarkan teori itu, karya sastra dapat dipandang dari empat sudut pandang yaitu:
(a) ekspresif, (b) mimetik, (c) pragmatis dan (d) obyektif. Keempat pendekatan ini
nantinya akan saling berhubungan dengan karya sastra. Dalam uraian selanjutnya
akan dibahas pula mengenai hubungan sastra dengan pembaca dan hubungan sastra
dengan pengarangnya. Empat pendekatan itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendekatan Ekspresif
5
belakang sejarah dan sistem sastra: semeste, pembaca, dan penulis. Informasi tentang
penulis memiliki peranan penting dalam kegiatan kajian dan apresiasi sastra. Ini
dikarenakan karya sastra pada hakikatnya adalah tuangan pengalaman penulis.
Dengan kata lain, karya sastra apabila dilihat dari sisi pengarang, karya seni
merupakan karya yang kreatif dan imajiner dan dimaksudkan untuk menghadirkan
keindahan. Esten menyatakan bahwa ada dua hal yang harus dimiliki oleh seorang
pengarang, yakni: daya kreatif dan daya imajinatif. Daya kreatif adalah daya untuk
menciptakan hal-hal yang baru dan asli. Manusia penuh dengan seribu satu
kemungkinan tentang dirinya. Untuk itu, seorang pengarang berusaha memperlihatkan
kemungkinan tersebut, memperlihatkan masalah-masalah manusia yang substil (halus)
dan bervariasi dalam karya-karya sastranya. Sedangkan daya imajinatif adalah
kemampuan pengarang untuk membayangkan, mengkhayalkan, dan menggambarkan
sesuatu atau peristiwa. Seorang pengarang yang memiliki daya imajinatif yang tinggi
bila dia mampu memperlihatkan dan menggambarkan kemungkinan-kemungkinan
kehidupan, masalah, dan pilihan alternatif yang mungkin dihadapi manusia. Kedua
daya itu akan menentukan berhasil tidaknya suatu karya sastra (1978 : 9). Jadi,
pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang didasarkan pada pengarang itu sendiri,
baik kaitannya dengan pikiran, sudut pandang serta imajinasinya terhadap karya sastra
yang dibuatnya.
Pendekatan ekspresif dalam puisi “Doa” karya Chairil Anwar berikut ini:
Doa
Tuhanku
Dalam termenung
6
Biar susah sungguh
Tuhanku
Remuk
Tuhanku
Tuhanku
Dari puisi di atas, di dapatkan gambaran bahwa si penyair adalah orang yang
religius, ingat kepada Tuhannya walaupun keadaannya susah. Hal ini tampak pada
lirik “Dalam termangu aku masih menyebut namaMu” dan “Walau susah sungguh,
mengingat Kau penuh seluruh”
Tuhanku
Pada larik diatas dapat dilihat bahwa penulis menyadari bahwa ia banyak
melakukan dosa dan ternyata hanya Tuhanlah tempat ia kembali dan memohon
pertolongan. Si "aku" dalam puisi tersebut menggambarkan penyair bahwa beliau
7
adalah manusia yang banyak melakukan kesalahan, namun ia masih bisa bertaubat
karena Tuhan Maha Pemaaf.
b. Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif adalah pendekatan yang terpenting, sebab pendekatan apa pun
yang dilakukan pada dasarnya bertumpu atas karya sastra itu sendiri. Dengan
demikian, pendekatan objektif memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur
yang dikenal dengan analisis intrinsik. Konsekuensi logis yang ditimbulkan adalah
mengabaikan bahkan menolak segala unsur ekstrinsik, seperti aspek historis,
sosiologis, politis, dan unsur-unsur sosiokultural lainnya. Pandangan terhadap karya
sastra secara obyektif menyatakan bahwa karya sastra (seni) merupakan dunia yang
otonom, yang dapat dilepaskan dari pencipta dan lingkungan sosial-budaya zamannya.
Dalam hal ini, karya sastra dapat diamati berdasarkan strukturnya.
Pendekatan objektif dapat digunakan pada puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar
sebagai berikut:
Penerimaan
8
Kutahu kau
Jangan tunduk!
kuterima kembali
Maret, 1943
1.Tema
Tema yang diangkat oleh penyair dalam puisi tersebut yaitu tentang cinta. Si
"Aku" dalam puisi tersebut terasa memiliki rasa cinta yang sungguh besar
terhadap sosom wanita yang pernah meninggalkan nya demi pria lain. Namun
si "Aku" rela menerima wanita itu untuk kembali kepadanya, karena masih ada
cinta si "Aku" kepada wanita tersebut. Terlihat jelas pada potongan bait puisi
berkkut:
9
Kalau kau mau
2. Perasaan
3. Nada
Nada pada puisi tersebut adalah lugas. Penyair dengan lugas mengungkapkan
isi hati dan keinginan nya untuk menerima kembali wanita yang masih ia cintai,
walaupun wanita tersebut sempat mendustai si "Aku".
4. Amanat
Amanat yang terkandung dalam puisi "Penerimaan" yaitu tidaklah salah jika
kita menerima kekurangan seseorang dan bukan tidak mungkin seseorang
untuk mendapatkan kesempatan kedua. Karena, ke-khilaf-an dapat terjadi pada
siapapun. Oleh karena itu, jika cinta masih ada didalam hati kita, tidak ada
10
salahnya untuk menerima kembali kekurangan dan memaafkan segala
ke-khilaf-an nya.
Sedangkan untuk orang sama seperti posisi si wanita, harus lebih bersyukur
dengan apa yang dia punya saat ini. Karena dusta akan mengacaukan
semuanya. Dan jika sudah diterima kembali, maka harus setia dan tidak
membagi cinta pada siapapun lagi.
c. Pendekatan Mimetik
Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra berupa
memahami hubungan karya sastra dengan realitas atau kenyataan. Kata mimetik
berasal dari kata mimesis (bahasa Yunani) yang berarti tiruan. Dalam pendekatan ini
karya sastra dianggap sebagai tiruan alam atau kehidupan (Abrams, 1981). Untuk
dapat menerapkannya dalam kajian sastra, dibutuhkan data-data yang berhubungan
dengan realitas yang ada di luar karya sastra. Biasanya berupa latar belakang atau
sumber penciptaa karya sastra yang akan dikaji. Misal novel tahun 1920-an yang
banyak bercerita tentang "kawin" paksa. Maka dibutuhkan sumber dan budaya pada
tahun tersebut yang berupa latar belakang sumber penciptaannya.
Contoh pendekatan mimesis ada pada puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil
Anwar:
11
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Ungkapan atau kata-kata yang digunakan pada puisi "Senja di Pelabuhan Kecil"
bernada muram dan sedih, terlihat pada kalimat "Tiada lagi. Aku sendiri.
Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap". Selain itu, kesedihan
yang teramat dalam yang dirasakan penyair juga tampak terlihat jelas pada
potongan bait "masih pengap harap, sekali tiba di ujung dan sekalian selamat
jalan, dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap."
2. Memparafrasekan Puisi
Yang dimaksud parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain
(prosa). Hal itu berarti bahwa puisiyang tunduk pada aturan-aturan puisidiubah
menjadi prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah
isi puisi tersebut.
3. Mengungkapkan Makna
12
Makna yang diungkapkan penyair lewat puisi tersebut yaitu kissh conta penyair
dan Sri Ayati. Namun penyair kehilangan kepercayaan nya. Dan melalui puisi
tersebut, penyair mengungkapkan tentang kegagalan cinta yang membuat hatinya
berduka dan membuat penyair merasa kehilangan segala-galanya.
d. Pendekatan Pragmatik
Secara umum pendekatan pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin
memperlihatkan kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra. Pendekatan
pragmatik adalah pendekatan yang memandang puisi sebagai sesuatu yang dibangun
untuk mencapai efek-efek tertentu pada audience (pembaca atau pendengar), baik
berupa efek kesenangan estetik ataupun ajaran/pendidikan maupun efek-efek yang
lain.
13
pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran yang diberikan kepada
pembaca maka semakin baik karya sastra tersebut.
Contoh pendekatan pragmatik ada pada puisi Kehidupan Aneh Dibalik Jendela
karya Setya Naka Andrin:
Di balik jendela,
Mereka saling membicarakan keanehan
Yang saling berburuk sangka
Februari 2015
14
Ada kehidupan aneh di balik jendela
Banyak yang mengganggapnya
Di balik jendela,
Mereka saling membicarakan keanehan
Dan potongan puisi diatas, memperkuat bait sebelumnya bahwa setiap kehidupan
seseorang pasti membicarakan satu sama lain di belakang. Membicarakan keburukan
orang lain dan saling berburuk sangka. Melalui pendekatan ini, pesan dan manfaat
yang disampaikan yaitu setiap orang dianjurkan untuk selalu berbaik sangka kepada
orang lain. Bahwa membicarakan keburukan orang lain adalah perbuatan yang tidak
terpuji.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh seorang
apresiator terhadap karya sastra tidaklah hanya dari satu sudut pandang saja,
melainkan dengan bermacam-macam pendekatan. Keanekaragaman pendekatan yang
digunakan lebih banyak ditentukan oleh tujuan dan apa yang akan diapresiasi melalui
teks sastra, bagaimana kegiatan apresiasi berlangsung, dan landasan teori yang
digunakan dalam kegiatan apresiasi.
Pendekatan menurut M.H Abrams ada empat yaitu: (a) pendekatan ekspresif, (b)
pendekatan mimetik, (c) pendekatan pragmatik, (d) pendekatan obyektif. Pendekatan
ekspresif merupakan pendekatan yang didasarkan pada pengarangnya. Kaitannya
dalam hal ini gagasan, pikiran serta sudut pandang pengarang menjadi fokus utama.
Dalam pendekatan mimetik, alam semesta dan lingkungan masyarakat menjadi fokus
utama. Hubungan dengan hal ini karya sastra merupakan suatu pengungkapan atas apa
yang terjadi di alam semesta. Sedangkan pendekatan pragmatik didasarkan pada
masyarakat pembaca. Pembaca merupakan sasaran untuk menyampaikan nilai-nilai
norma dan moral. Pendekatan obyektif merupakan oendekatan yang berfokus pada
unsur struktural yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
B. Saran
Karya sastra adalah hasil karya yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Dalam
menganalisisnya memerlukan cara yang unik atau bisa dikatakan rumit. Untuk
menganalisisnya bisa digunakan beberapa pendekatan -pendekatan yang sudah di
paparkan oleh penulis. Oleh karena itu, tujuan penulis membuat makalah ini adalah
untuk bisa digunakan oleh pembaca. Baik untuk mengerjakan tugas atau sekedar
untuk menikmati karya sastra. Makalah ini memudahkan pembaca menganalisis karya
sastra.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aulia Yumna R. 2016. Pendekatan Parafrastis dan Emotif pada Puisi Taufik Ismail
"Ketika Burung Merpati Sore Melayang" di
https://konspirasisemestaa.wordpress.com/2016/04/14/pendekatan-parafrastis-dan-emo
tif-pada-puisi-taufik-ismail-ketika-burung-merpati-sore-melayang/amp/#referrer=http
s%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s (di akses 15 April).
Sri Surgiato. 2010. Pendekatan Ekspresif Dalam Apresiasi Sastra. Makalah. Di kutip
dari http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/pendekatan-ekspresif.html?m=1. 15
April.
17