Oleh:
HANNA
2101413050
Rombel 2
I.
KONSEP
1. Teks Puisi Bebas
1.1 Pengertian
Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu.
Aturan yang dimaksud misalnya jumlah kata, jumlah baris, jumlah bait, dan
persamaan bunyi atau rima. Dalam puisi bebas, aturan-aturan itu boleh diikuti
boleh tidak, yang terpenting adalah bagaimana pikiran dan perasaan itu dapat
diekspresikan dengan pilihan kata yang tepat sehingga menghasilkan makna
yang tajam dan mendalam. Dalam menulis puisi bebas, kita bebas
mengekpresikan pengalaman-pengalaman hidup, pikiran, perasaan, imajinasi,
atau
cita-cita.
Namun,
dalam
mengekspresikan
tersebut
tetap
harus
sebagaimana
yang
dikutip
oleh
Pradopo
(1987:54)
menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya itu disebut diksi puitis. Jadi, diksi
itu untuk mendapatkan kepuitisan dan untuk mendapatkan nilai estetik.
Contoh:
Aku
...
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
...
Pemilihan judul Aku (yang semula berjudul Semangat) mengandung
perasaan
yang
menunjukkan
kepribadian
penyair
dan
semangat
Perbandingan (simile)
b.
Metafora
c.
d.
Personifikasi
e.
Metonimi
f.
g.
Sinekdoki
Alegori
2.Rima adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam
larik dan bait puisi. Dalam puisi bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi
untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi memiliki peranan
yang sangat penting dalam puisi, yaitu untuk memperdalam ucapan,
menimbulkan rasa, dan menimbulkan bayangan angan yang jelas (Pradopo,
1987:22).
3.Citraan (pengimajian) adalah penggambaran mengenai objek berupa kata,
frasa, atau kalimat yang tertuang di dalam puisi. Citraan dimaksudkan agar
pembaca dapat memperoleh gambaran konkret tentang hal-hal yang ingin
disampaikan oleh pengarang atau penyair. Dengan demikian, unsur citraan dapat
membantu kita dalam menafsirkan makna dan menghayati sebuah puisi secara
menyeluruh. Jenis citraan terbagi menjadi tujuh, yaitu citraan penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerak, dan perasaan (Pradopo,
1987:81).
Dalam menulis puisi, penulis tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu. Meskipun
demikian, dalam menulis puisi, kita harus memperhatikan pilihan kata yang tepat
1) untuk mengungkapkan perasaan serta memperhatikan persajakan atau
persamaan bunyi.2) Persajakan yang baik akan menimbulkan efek keindahan.
Persajakan atau persamaan bunyi dalam puisi itu dapat berupa persamaan
konsonan (aliterasi), persamaan vokal (asonansi), persamaan bunyi akhir,
persamaan bunyi tengah, persajakan vertikal, dan persajakan horizontal.
a. Asonansi dan Aliterasi
Perhatikan kutipan puisi Chairil Anwar berikut ini!
(1) AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
...
(Deru Campur Debu)
(2) AKU
...
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
...
Pada kutipan (1) di atas dapat kamu temukan adanya persamaan bunyi u pada
kata waktuku, kumau, merayu, dan itu. Persamaan bunyi vokal seperti itu disebut
asonansi. Pada kutipan (2) dapat kamu temukan persamaan bunyi ng pada kata
binatang, jalang, dan terbuang. Persamaan bunyi konsonan seperti itu disebut
aliterasi.
b. Rima Awal dan Rima Akhir
Perhatikan kutipan berikut ini!
(1) BERKAWAN HUJAN
mungkin aku mesti berkawan hujan
membiarkan binar air datang
menyapu letih perjalanan
biar aku kuyup
mengigil dengan tubuh yang gemetar
...
Alex Nainggolan, Jakarta, 27 Desember 2006
(2) TUTUP TAHUN
kini kujadwal ulang seluruh tubuh
menginap setahun di tempurung waktu
desember tertawa
renyah dan basah dalam hujan
...
Alex Nainggolan, Jakarta, 27 Desember 2006
Pada kutipan (1) di atas kamu menjumpai persamaan bunyi di awal kata, yaitu
bunyi me pada kata membiarkan, menyapu, dan menggigil. Persamaan bunyi
atau persajakan tersebut dikenal dengan rima awal. Pada kutipan (2), kamu akan
menjumpai persamaan bunyi uh di akhir kata, yaitu pada kata seluruh dan tubuh.
Selain itu, kamu juga dapat menemukan persamaan bunyi ah pada kata renyah
dan basah. Persajakan pada akhir setiap kata seperti itu disebut rima akhir.
c. Persajakan Vertikal dan Persajakan Horizontal
Perhatikan kutipan berikut ini!
1) PELUKLAH AKU SEKALI SAJA
...
kelembutan itu tak lagi bersemai
kasih sayang sudah menjauh
sudah banyak kekerasan yang terkeraskan
sudah banyak tangis yang tak tertangisi
sudah banyak rintihan yang tak kau peduli
sudak banyak siksaan yang kau lakukan
...
Sumber: Republika, Minggu, 04 Maret 2007
2) KEINGKARAN
terlalu banyak janji tak bisa ditunaikan
terlalu banyak harapan terhamparkan
daun-daun berserakan tak tersapu
dan angin pun pergi entah ke mana
yang berdiri di sini hanya panorama
kediaman
Sumber: Republika, Minggu, 04 Februari 2007
3) DOA
segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
4. Pengimajian
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya.
Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas
apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi
pembaca. Pengimajian dapat dibagi menjadi 3 jenis :
1. Imaji visual, yaitu menampilkan kata atau kata-kata tertentu yang
menyebabkan hal-hal yang digambarkan penyair seperti dapat dilihat
oleh pembaca.
2. imaji auditif (pendengaran), yaitu penciptaan ungkapan oleh penyair agar
pembaca
seolah-olah
dapat
mendengarkan
suara
seperti
yang
1. Pengertian
Model pembelajaran yang diterapkan dalam mengajar materi tersebut
adalah
model
pembelajaran
Langsung
(direct
instruktion).
Model
deklaratif
(dapat
diungkapkan
dengan
kata-kata)
adalah
(2007).
Seringkali
penggunaan
pengetahuan
prosedural
MODEL
Pemahaman Hakikat
Materi
PEMBELAJARAN
LANGSUNG
Penguasaan Pemecahan
Masalah
Kemandirian dan
Pengarahan Diri
Keterangan :
: Dampak Instruksional
: Dampak Pengiring
III.
Desain
Pembelajaran
Menulis
Puisi
Bebas
Dengan
Model
Tahapan/
PENGAJAR
POKOK
Memotivasi siswa
Langkah KEGIATAN
PESERTA DIDIK
Peserta
Menyampaikan
didik
Tujuan Pembelajaran
memusatkan
dan
Mempersiapkan
Siswa
Mendemonstrasikan
keterampilan
Mendemonstrasikan
Pengetahuan
dan
Keterampilan
Memberi
Memberi
Membimbing Pelatihan
Mengecek
pemahaman
Memberi
pelatihan Memberi
berkelanjutan
untuk
yang
didemonstrasikan
menulis puisi
memaparkan
lanjut
didik
tugas
berupa puisi
kesempatan Melakukan
pelatihan
meniru
proses
Peserta
umpan
balikan
didik
guru
Peserta didik berlatih
Pelatihan
Peserta
pelatihan
mandiri
dan penerapan
Bagan Model Pembelajaran Langsung
B. Sistem Sosial
Pendidik/ guru memberikan materi pembelajaran berupa teks puisi,
sesuai dengan materi yang akan diajarkan, agar terjadi kesinambungan
MODEL
PEMBELAJARAN
LANGSUNG
Peserta Didik Memahami
Penguasaan Pemecahan
Masalah
: Dampak Instruksional
: Dampak Pengiring
IV.
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
a. Model Pembelajaran
: Model Pembelajaran Langsung
b. Metode Pembelajaran
: Ceramah,
Tanya Jawab, Inkuiri, Diskusi,penugasan
c. Pendekatan Pembelajaran : Konstruktivistik
H. BAHAN/ ALAT PEMBELAJARAN
Teks Puisi
Alat tulis
Laptop
LCD
I. PENGATURAN KELAS
Kelas berbentuk klasikal seperti biasa, karena siswa diminta untuk
bekerja individu dan model pembelajaran berpusat pada siswa (individu)
sehingga guru dapat menilai siswa dalam pemahaman pada masing-masing
orang.
Posisi duduk:
S
PESERTA DIDIK
GURU
J. PROSEDUR PELAKSANAAN
No
1.
Kegiatan
Kegiatan Awal
Menyampaikan
Metode
Ceramah
tujuan
dan
mempersiapkan siswa
1. Guru mempersilahkan siswa
untuk memimpin doa
2. Guru melakukan apersepsi
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Guru
mengarahkan
Waktu
10Menit
Kegiatan Inti
( eksplorasi)
25Menit
Mendemontrasikan
pengetahuan
Inkuiri
ceramah
dan keterampilan
1. Siswa mencermati teks puisi
yang telah dibagikan
2. Siswa
diberi
penjelasan
mengenai hakikat,struktur dan
ciri bahasa teks puisi
3. siswa memberikan pendapat
terkait dengan stuktur dan ciri
bahasa teks puisi
Inkuiri
penugasan
Membimbing Pelatihan
( elaborasi)
1. Siswa membaca teks puisi
2. Siswa
mengidentifikasi
struktur dan ciri bahasa yang
terdapat dalam puisi tersebut
Tanya Jawab
3. Siswa mencoba
untuk
diskusi
menuliskan teks puisi bebas
dengan pemilihan kata yang
sesuai
Mengecek
pemahaman
dan
sesuai
dengan
pekerjaannya
3.
Kegiatan Penutup
Memberikan kesempatan
untuk
Diskusi
10 menit
pembelajaran
menggunakan
bahasa
: Tes Tulis
b.Bentuk Instrumen
: Tes Uraian
c.Instrumen
: Terlampir
Kriteria
Skor
76-100
51-75
26-50
2.Keterampilan
a.Teknik Penilaian: Praktik
b.Bentuk Instrumen
: Proyek
c.Instrumen
: Terlampir
d.Pedoman penskoran
: Terlampir
Keterampilan
1.Buatlah puisi bebas dengan pemilihan kata yang sesuai serta struktur dan ciri
bahasa yang tepat!
Pedoman Penskoran Menulis Teks Puisi
Aspek
Rentang
Kriteria
Skor
16-20
Skor
singkat,
ringkas,
dan
pendek;
11-15
BAHASA
6-10
ringkas,
dan
pendek;
kurang
1-5
12-15
8-11
4-7
menggunakan pengimajian
Sedang-cukup: pemilihan diksi kurang
1-3
tidak
menggunakan
pengimajian
STRUKTUR
FISIK
12-15
Sangat
baik-sempurna:
tema
sesuai
4-7
nada,
dan
STRUKTUR
BATIN
perasaan,
kurang
1-3
isi;
kurang
nada,
dan
mengandung amanat
Jumlah
menggambarkan
suasana;
kurang
Petunjuk Penskoran :
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skordiperole h
x 100=skorak hir
SkorMaksimal
Contoh :
Skor diperoleh 12, skor maksimal adalah 15 maka skor akhir :
12
x 100=80
15
DAFTAR PUSTAKA