INDONESIA
PRAGMATIK
Dosen Pembimbing
Oleh:
KELOMPOK 8
ANIZA
NPM. 166210382
DERSA YUDITIA
NPM. 166210233
KELAS 6B
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, karunia serta hidayahNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi studi mata kuliah Pragmatik ini. Serta tak lupa shalawat
dan salam kami sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW, dimana berkat
perjuangan dan keberanian beliau, kita dapat merasakan hidup di zaman yang
serba canggih yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
menjadikan dunia menjadi tidak terbatas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti
aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat. Memberi
definisi suatu kata dapat bertujuan untuk memperjelas maksud suatu kata tertentu.
Memberikan definisi pada suatu kata sering ditulis atau disajikan dalam suatu
proposal, karya tulis, karya ilmiah, thesis, skripsi, ceramah, seminar, dan kegiatan
lainnya. Dengan adanya definisi yang jelas, suatu pembicaraan atau uraian kalimat
akan lebih mudah diterima dan dicerna oleh pembaca atau pendengar. Selain itu
definisi juga berfungsi untuk memberikan batasan-batasan suatu teori atau
permasalahan yang sedang diteliti atau diuraikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kalimat?
2. Apa pengertian dari Kalimat Deklaratif?
3. Apa yang dimaksud dengan Kalimat Imperatif?
4. Apa definisi Kalimat Interogatif?
5. Apa yang dimaksud dengan Kalimat Ekslamatif?
6. Apa definisi dari Kalimat Empatik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian tentang Kalimat.
2. Menjelaskan pengertian dari Kalimat Deklaratif.
3. Mengetahui tentang Kalimat Imperatif.
4. Menjelaskan definisi Kalimat Interogatif.
5. Mengetahui tentang Kalimat Ekslamatif.
6. Menjelaskan definisi dari Kalimat Empatik.
BAB II
PEMBAHASAN
4
dengan tanda titik, sedangkan dalam bentuk lisan akhir kalimat ini diucapkan
dengan nada turun.
Kalimat Deklaratif yaitu kalimat yang mengandung informasi tentang
suatu hal untuk disampaikan kepada orang kedua agar yang bersangkutan
memakluminya.
1. Besok paman pergi ke Medan.
2. Menyerah kepada takdir bukan berarti menyerah untuk kalah karena
sesungguhnya manusia ditakdirkan untuk menang.
3. Kecemburuan pribumi terhadap nonpribumi, terutama golongan Cina, saya piker
hanya karena perbedaan status sosia
5
suatu keadaan, pertanyaan informasi selalu memperlihatkan letak suatu keadaan
sebagai informasi pra anggapan. Informasi baru adalah permintaan identitas dari
suatu bagian kalimat yang di tanyakanBagian kalimat yang dipertanyakan bisa
disebut juga dengan ‘fokus’ suatu kalimat, tapi juga merupakan menyangkut hal
apakah suatu kalimat tersebut. Maka istilah ‘topik’ diperlukan.
Bentuk interogatif biasanya ditemukan dalam posisi dari fokus dan topik ,
dimana kebanyakan bahasa disebut posisi awal kalimat. Secara semantik,
pertanyaan informasi sama seperti pertanyaan alternatif dalam menspesifikasikan
suatu batasan atau jangkauan dimana jawabannya harus ditemukan. Kata
interogatif mengindikasikan semuanya sendiri., atau dengan bantuan fitur
sintaktik suatu pertanyaan tempat letaknya, ketertarikan seorang penanya pada
bagian keadaan tertentu yang ingin diketahui. Namun kata interogatif juga
memiliki tipikal untuk membatasi lahan seorang penanya dari suatu bagian hal
yang belum diketahui tersebut. Dengan demikian, kata tanya siapa
mengindikasikan bahwa seorang penanya menginginkan yang tertuju tersebut
untuk menunjuk pada seseorang, kapan menunjuk pada waktu, dimana menunjuk
pada tempat, dan sebagainya.
6
Serta memberi partikel tanya –kah pada bagian kalimat yang ingin
ditanyakan. Dalam hal ini bagian kalimat yang diberi partikel –kah tersebut lazim
ditempatkan pada awal kalimat
- Ditahan KPK kah pejabat itu?
- Guru SMP kah suaminya?
- Apakah kamu cukup sehat?
Kalimat interogatif yang meminta jawaban mengenai salah satu unsur
kalimat dibentuk dengan bantuan kata tanya (apa, siapa, mana, berapa, dan kapan)
sesuai dengan bagian mana dari kalimat yang ingin ditanyakan
7
Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa alasan yang dibentuk
dengan bantuan kata tanya mengapa atau kenapa
Mengapa kamu sering terlambat?
Kenapa anggota DPR itu ditangkap?
Mengapa anjing dan kucing sering berkelahi?
Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa pendapat (mengenai hal
yang ditanyakan) dibentuk dengan bantuan kata tanya bagaimana
Bagaimana kalian menyelamatkan diri?
Bagaimana dengan rumah ini, kalau kita dapat rumah dinas?
Kalimat interogatif yang mengharapkan jawaban untuk menguatkan yang
ditanyakan. Oleh karena itu, jawaban yang diharapkan adalah “ya” atau “betul”,
meskipun secara eksplisit kata “ya” atau “betul” itu tidak diucapkan
o Anda berasal dari Papua, bukan?
o Kamu sudah punya anak, bukan?
o Tetapi ia pernah ditangkap petani timun, bukan?
Fungsi berbagai kata tanya ditentukan berdasarkan kemungkinan kalimat
jawabnya. Kata tanya apa berbeda dengan kata tanya siapa. Misalnya, seperti data
kalimat di atas Apa isi peti itu?menghendaki jawaban Isi peti itu buku-buku
bekas, koran, dan sebagainya, sedangkan kalimat Siapa nama gadis itu?
menghendaki jawaban Nama gadis itu Nina. Jelaslah bahwa kata apa menanyakan
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, sedangkan kata tanya siapa menanyakan orang.
Kata tanya mengapa dan kenapa menghendaki jawaban yang diawali
dengan kata karena atau dengan kata lain, kata tanya mengapa berfungsi
menanyakan sebab dan alasan. Misalnya, Mengapa kamu sering terlambat?
pertanyaan tersebut menghendaki jawaban karena saya terlambat bangun, dan
kalimat Kenapa anggota DPR itu ditangkap? Menghendaki jawaban karena dia
telah melakukan tindak korupsi, melanggar peratutan, dan sebagainya.
Kata tanya bagaimana dalam kalimat Bagaimana dengan rumah ini, kalau
kita dapat rumah dinas? menghendaki jawaban Rumah ini aka dijual. Maka dapat
dikatakan bahwa kata tanya bagaimana dalam kalimat tersebut menanyakan
keadaan, berbeda dengan kata tanya bagaimana dalam kalimat Bagaimana kalian
8
menyelamatkan diri? Yang menghendaki jawaban yang diawali dengan kata
dengan sevagai penanda cara, misalnya dengan cara berteriak meminta tolong,
dengan cara kabur, dan sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa kata tanya
bagaimana tersebut menanyakan cara.
Kata tanya mana menanyakan tempat, misalnya Mana pak lurah? Dan
Mana buku itu? yang mana pertanyaan tersebut mungkin dijawab Di rumah dan di
dalam laci. Maka dari itu, kata tanya mana tersebut dapat dijelaskan sebagai kata
tanya yang menanyakan tempat.
Sedangkan kata tanya mana dalam kalimat Istrimu yang mana?
Menghendaki jawaban yang membedakan seorang istri yang ditanyakan dengan
istri-istri lain yang dimiliki oleh orang yang ditujukan pertanyaan. Maka dari itu,
kata tanya mana tersebut dijelaskan sebagai kata tanya yang menanyakan sesuatu
atau seseorang dalam suatu kelompok.
9
imperatif yang dilakukan secara struktural saja, belumlah cukup untuk memerikan
segala lekuk-liku imperatif dalam bahasa Indonesia.
Ciri lain kalimat imperatif dapat diawali kata seperti tolong, coba, mari,
silahkan, dan biar (Mulyani, 2004:2). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia itu kompleks dan banyak variasinya.
Kalimat imperatif dibedakan berdasarkan nilai komunikatif dalam bahasa
Indonesia menjadi lima macam, yakni :
10
5) Kalimat imperatif suruhan (Rahardi, 2005:79-83).
Kalimat imperatif suruhan digunakan dengan penanda kesantunan ayo, biar,
coba, harap, hendaklah, hendaknya, mohon, silakan, dan tolong.
Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal
ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat
adjektiva. Kalimat eksklamatif yang dinamakan kalimat interjeksi digunakan
untuk menyatakan perasaan kagum atau heran.
Cara pembentukan kalimat eksklamatif dari kalimat deklaratif dengan langkah :
a. Balikkan urutan unsur dari Subjek – Predikat menjadi Predikat – Subjek.
b. Tambahkan partikelnya pada (adjektiva) Predikat.
c. Tambahkan kata (seru) alangkah, bukan main atau betapa di muka
predikat jika perlu.
Contoh : Pergaulan mereka bebas (deklaratif)
Bebas pergaulan mereka (kaidah a)
Bebasnya pergaulan mereka (kaidah b)
Alangkah bebasnya pergaulan mereka (kaidah c)
Betapa bebasnya pergaulan mereka
Bukan main bebasnya pergaulan mereka.
11
2. Kamulah yang kucari selama ini.
3. Engkaulah yang selalu aku rindukan.
4. Dialah yang telah menolongku dari kecelakaan lalu lintas kemarin siang.
5. Merekalah yang telah merisak Budi saat jam istirahat.
6. Kalianlah yang pantas untuk menjuarai lomba futsal tersebut.
7. Kitalah yang akan menjadi juara olimpiade sains tingkat nasional di tahun
ini.
8. Kamilah yang mesti minta maaf, sebab kami telah menyusahkan kalian
selama ini.
9. Rintolah yang terpilih menjadi ketua OSIS di SMAN 12 Pamulang tahun
ini.
10. Pak Brotolah yang akan memimpin perusahaan ini selepas Pak Kusuma
pensiun.
11. Andilah yang telah menemukan uang saku milik Sulis yang jatuh saat
waktu istirahat.
12. Gedung Serba Gunalah yang akan menjadi tempat dihelatnya acara
wisuda tahun ini.
13. Ibulah yang sering mengantar jemput adik ke sekolah.
14. Sayalah yang akan mengganti rugi lapak dagangan Bapak yang rusak.
15. Andalah yang mesti bertanggung jawab atas kejadian yang memalukan ini.
16. Kaulah sahabatku yang paling setia menemani di kala susah dan senang.
17. Ialah orang yang aku ceritakan kemarin itu.
18. Beliaulah yang akan menjadi Ketua Prodi jurusan Desain Komunikasi
Visual.
19. Pak Nandanglah yang akan menjadi dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik (FISIP) periode 2019-2022.
20. Hambalah yang telah lancang merusak barang milik tuan.
21. Kelompok kamilah yang dipilih oleh Ibu Guru sebagai kelompok terbaik
dalam pementasan drama kemarin.
22. Tim Futsal SMP Pelita Rayalah yang memenangi turnamen futsal antar
sekolah tahun ini.
12
23. Kelas X IPS 6-lah yang dipilih oleh guru PLH sebagai kelas yang paling
bersih.
24. Sweater-lah yang tengah Ibu rajut saat ini.
25. Rusialah yang dipilih oleh FIFA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia
pada tahun 2018 mendatang.
26. Sayuranlah yang telah Ibu beli di pasar pada pagi tadi.
27. Dirinyalah yang telah aku rindukan selama ini.
28. Dirikulah yang telah mengantarkannya pulang ke rumah saat hujan tadi
sore.
29. Dirimulah yang telah membuat hidupku menjadi lebih berarti.
30. Tim Paskibra merekalah yang terpilih menjadi pemenang lomba Paskibra
se-provinsi Jawa Barat.
31. Pak Rektorlah yang memberi sambutan pertama pada acara wisuda tahun
ini.
32. Kakakkulah yang membantuku mengerjakan PR dari Pak Guru.
33. Adikkulah yang telah membeli ikan hias itu tadi pagi.
34. Keluarganyalah yang membiayai sekolah anak-anak kami.
35. Temanmulah yang telah mengganggu temanku saat jam istirahat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan
maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun,
dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Bentuk dan
Nilai Komunikatif Kalimat dalam Bahasa Indonesia terbagi menjadi 5, yaitu
kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat ekslamatif, dan
kalimat empatik. Berikut adalah penjelasannya :
1) Menurut Abdul Chaer (2009, 187) mengatakan bahwa kalimat deklaratif
adalah kalimat yang isinya menyampaikan pernyataan yang ditujukan
kepada orang lain.
2) Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengharapkan adanya jawaban
secara verbal. Jawaban ini dapat berupa pengakuan, keterangan, alasan
atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189)
3) Rahardi (2005:79) mengungkapkan kalimat imperatif adalah kalimat yang
mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur
melakukan sebagaimana diinginkan si penutur.
4) Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara
formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat
berpredikat adjektiva. Kalimat eksklamatif yang dinamakan kalimat
interjeksi digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran.
5) Menurut Nababan, 2008:103, kalimat empatik merupakan kalimat yang
didalamnya berisi penegasan khusus kepada subjek kalimat. Subjek pada
kalimat empatik diberi akhiran -lah dan kemudian bisa ditambahkan
kata yang, sehingga subjek kalimat pun menjadi lebih tegas dibanding
unsur lainnya.
14
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. 2006. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. (Cetakan V).
Yagyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara.
16