Teknik ECOLA
ECOLA (Extending Concept through Language Activities) pertama kali dikembangkan
oleh Smith-Burke (Zuhdi: 2007). Teknik ini mengungkapkan untuk mengintegrasikan membaca,
menulis, berbicara, dan menyimak. Teknik ECOLA difokuskan pada kegiatan siswa untuk
membangun kemampuan alamiah membaca dan kebutuhan memonitor untuk memastikan bahwa
intepretasi mereka tepat. Adapun kerangka pembelajaran ECOLA yang terpenting sebagai
berikut.
1) Membaca dengan tujuan tertentu. Tujuan membaca
dikembangkan berdasarkan maksud penulis dan alasan guru memilih bacaan tersebut.
2) Tanggapan tertulis. Siswa diharapkan melakukan interpretasi sendiri yang dituangkan dalam
bentuk tulisan. Tulisan ini dapat ditinjau kembali setelah siswa melakukan diskusi.
3) Diskusi. Diskusi dipandang sebagai dasar untuk membangkitkan gagasan, menguji tujuan,
mengevaluasi pemaknaan, dan mempertimbangkan efikasi atas strategi yang digunakan siswa
ketika membaca.
4) Self monitoring. Siswa didorong mengungkapkan kebingungan mereka, melakukan
intepretasi secara mandiri, dan melakukan diskusi tentang strategi untuk memahami bacaan.
ECOLA dibangun atas lima tahap sebagai berikut.
1) Menentukan tujuan yang komunikatif.
Guru mendorong siswa agar berdiskusi dalam kelas untuk menentukan tujuan mereka
membaca. Tujuan membaca ditentukan oleh siswa, meskipun dikembangkan berdasarkan
maksud penulis dan alasan guru memilih bacaan tersebut.
2) Membaca dalam hati
Siswa diingatkan tentang tujuan membaca sehingga memunculkan kesadaran bahwa mereka
harus dapat mendukung interpretasi mereka dengan ide-ide dari bacaan, berdasar latar
belakang pengetahuan atau alasan mereka. Semua itu dapat dilakukan oleh siswa apabila
membaca dalam hati.
3) Mewujudkan pemahaman melalui aktivitas menulis
Tahap ini bertujuan untuk pemantauan diri (self monitoring) dan mulai mengungkapkan apa
yang mereka tidak mengerti. Pada tahap ini, guru dan siswa menuliskan tanggapan atas
seluruh pertanyaan dan tujuan membaca. Semua tanggapan itu harus dijamin