Anda di halaman 1dari 33

MENULIS PUISI

DISUSUN OLEH:
HELMA NIDA
HERMAWAN
AIDIL AMIN
SITI RAHMAH
SEFANI MAHMUDAH
ABDUL HAKIM

Mata Kuliah Dosen Pengampu


Menulis Kreatif Lia Agustina, M.Pd.
APA ITU PUISI? (PENGERTIAN)

• Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan


kata-kata yang indah dan kaya akan makna.
• Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima
dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.
• Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi
dikarenakan oleh pemadatan dalam unsur bahasa.
• Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang
digunakan sehari-hari.
• Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya
sangat kaya.
PUISI ITU BAGAIMANA SIH? (CIRI-CIRI)

• Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur


kekuatan bahasa.
• Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu
dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya
dengan memperhatian irama dan bunyi.
• Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair
yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
• Bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif.
• Puisi dibentuk oleh struktur fisik (diksi, majas, rima
UNSUR-UNSUR DALAM PUISI

Unsur Fisik Unsur batin

Diksi
Pengimajina Tema &
(pemilihan
n amanat
kata)

Bahasa
Kata konkret Figuratif Perasaan
(majas)

Nada &
Rima/ritma Tata wajah
suasana
DIKSI (PEMILIHAN KATA)

• Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata.


• Kata-kata yang ditulis sangat dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi
dalam rima dan irama, kedudukan kata itu dalam konteks atau dalam
hubungan dengan kata lain serta kedudukan kata dalam keseluruhan puisi
itu.
PENGIMAJINAN

• Pengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang


dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi.
• Dengan daya imajinasi yang diciptakan penyair, maka pada kata-kata puisi
itu seolah-olah tercipta sesuatu yang dapat didengar, dilihat, ataupun
dirasakan pembacanya.
KATA KONKRET

• Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, maka kata-kata harus


diperkonkret.
• Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah
melihat, mendengar atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair.
• Jika imajinasi pembaca merupakan akibat dari pengimajian yang
diciptakan penyair, maka kata konkret merupakan sebab terjadinya
pengimajian itu.
• Dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara
jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.
MAJAS (FIGURATIF)

• Majas (figurtive language) ialah bahasa yang digunakan penyair untuk


mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan.
• Yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna.
• Majas digunakan penyair untuk menyampaikan perasaan, pengalaman
batin, harapan, suasana hati, ataupun semangat hidupnya.
RIMA/RITMA

• Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi.


• Rima berfungsi untuk membentuk musikalitas atau okestrasi.
• Dengan adanya rima itulah efek bunyi makna yang dikehendaki penyair
semakin indah dan makna yang ditimbulkannya pun lebih kuat
TATA WAJAH/TIPOGRAFI

• Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa


dan drama.
• Lirik-lirik puisi tidak berbentuk paragraf, melainkan membentuk bait.
TEMA & AMANAT

• Tema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair.


• Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
• Persoalan-persoalan yang diungkapkan itu merupakan penggambaran
suasana batin.
• Tema tersebut bisa pula berupa responsi penyair terhadap kenyataan sosial
budaya sekitarnya.
• Dalam hal ini puisi berperan sebagai sarana protes atau pun sebagai
ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap lingkungan dan
masyarakat.
• Amanat merupakan suatu pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.
• Penyair mengungkapkan solusi alternatif jawaban sebagai pemecahan
terhadap tema yang disajikannya.
• Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi.
PERASAAN

• Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan


penyair.
• Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau
pengagungankepada kekasih, kepada alam, atau sang Khalik.
• Oleh karena itu, bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekspresif dan lebih
padat.
NADA & SUASANA

• Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana


adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat
psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
• jika kita bicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang
nada.
• jika kita berbicara tentang suasana jiwa pembaca yang timbul setelah
membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana.
• Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi
menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
• Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba
hati pembaca.
• Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana
penuh pemberontakan bagi pembaca.
• Nada religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.
PUISI ITU BENTUKNYA APA-APA AJA SIH?
(JENIS-JENIS)
Puisi
Puisi Puisi Romanc
Ode
didak
epik lirik e
tif

Puisi Puisi Puisi Eli Himm


nara dramat satir
tif ic ik gi e
PUISI EPIK

• Suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita kepahlawanan.


• Puisi epik dibedakan menjadi dua, yakni folk epic dan literary epik.
 Folk epic yakni bila nilai akhir puisi itu untuk dinyanyikan, sedangkan
 literary epic bila nilai akhir puisi itu untuk dibaca, di pahami dan
diresapi maknanya
PUISI NARATIF

• Puisi yang isinya mengandung suatu cerita, dengan pelaku, perwatakan,


latar, maupun jalinan peristiwa tertentu yang merangkai suatu cerita.
• Contoh dari puisi naratif adalah balada, yang dibedakan menjadi folk
ballad, dengan literary ballad, yaitu puisi yang mengisahkan tentang
kehidupan manusia dengan segala macam sifatnya.
• Puisi ini bercerita tentang percintaan, kecemburuan, kedengkian,
ketakutan, kepedihan dan keriangan.
• Tambah lagi, puisi naratif yang lain berisi tentang dongeng-dongeng
rakyat yang digolongkan ke dalam puitic tale;
PUISI LIRIK

• Puisi yang berisi suatu luapan batin penyairnya.


• Dalam sastra modern jenis puisi ini banyak kita jumpai.
• Para penyair kenamaan yang muncul pada masa ini semisal, Chairil Anwar,
Goenawan Muhammad, Sapardi Djoko Damono;
PUISI DRAMATIK

• Puisi yang objeknya menggambarkan perilaku seseorang.


• Perilaku seseorang tersebut dapat diketahui lewat lakuan, dialog, dan
monolog sehingga kisah tersebut dapat tergambar dengan jelas;
PUISI DIDAKTIF
• Puisi yang berisi nilai-nilai kependidikan.
• Puisi jenis ini menyuguhkan pesan-pesan pendidikan yang umumnya
ditampilkan secara eksplisit;
PUISI SATIRIK

• Puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau


ketidakberesan kehidupan suatu kelompok, maupun suatu masyarakat;
ROMANCE

• Puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih;
ELEGI

• Puisi yang berisi suatu ratapan kesedihan seseorang dalam menjalani


hidupnya;
ODE

• Puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang mempunyai jasa maupun
sikap kepahlawanan;
HIMME

• Puisi yang berisi pujian terhadap sang pencipta maupun ungkapan rasa
cinta terhadap bangsa dan tanah air
TEKNIK MEMBUAT PUISI

• Puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi


Mengungkap
pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik.
kan Fakta Misalnya pada saat berkaca.
diri

Mengungkap
• Pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu
kan rasa diri mengungkapkan rasa atau perasaan diri sendiri atas
obyek yang bersinggungan atau berinteraksi. Perasaan
yang terungkap bisa berupa sedih, senang, benci, cinta,
patah hati, dan lain-lain, misalnya tatkala melihat meja,
Mengungkap
kan fakta akan bisa lahir sebuah puisi.
obyek lain
• Pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di

njut nnya
luar diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa
a
tambahan kata bersayap atau metafora,
A la
da misalnya tatkala
melihat meja, kemudian muncul gagasan untuk menulis
• Pada tahap ini penulis puisi mencoba berusaha
mengungkapkan perasaan suatu obyek, baik
perasaan orang lain maupun benda-benda di
sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi
Mengungkapk manusia. Misalnya tatkala melihat orang muda
an Rasa bersandar di bawah pohon rindang, dapat sebuah
terlahir puisi.
Obyek Lain
• Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil
kristalisasi yang sangat mendalam atas segala
fakta, rasa dan analisa menuju jangkauan yang
bersifat lintas ruang dan waktu, menuju kejadian di
masa depan. Mengungkapkan Kehadiran yang belum
Mengungkapk hadir artinya melalui media puisi, puisi dipandang
an Kehadiran mampu untuk menyampaikan gagasan dalam
menghadirkan yang belum hadir, yaitu sesuatu hal
yang Belum
yang pengungkapannya hanya bisa melalui puisi,
Hadir tidak dengan yang lain. Misalnya cita-cita anak
manusia, budaya dan gaya hidup masyarakat di
masa depan, dan lain-lain. Salah satu contoh yang
menarik adalah lahirnya puisi paling tegas dari para
pemuda Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928 di
Jakarta, atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI), dalam Sumpah Pemuda.
BIAR LEBIH PAHAM, YUK KITA ANALISIS
SALAH SATU PUISI!
• Karya Taufiq Ismail
• “Dengan Puisi, Aku”
• Dengan puisi aku bernyanyi
• Sampai senja umurku nanti
• Dengan puisi aku bercinta
• Berbatas cakrawala
•  
• Dengan puisi aku mengenang
• Keabadian yang akan datang
• Dengan puisi aku menangis
• Jarum waktu bila kejam meringgis
•  
• Dengan puisi aku mengetuk
• Nafas zaman yang busuk
• Dengan puisi aku berdo’a
• Perkenankanlah kiranya
UNSUR-UNSUR BATIN

• Tema
• Tema umum dari sajak ini ialah sesuatu hal yang dijadikan pegangan/pijakan dalam menjalankan
kehidupan. Sedangkan tema khusus dalam puisi ini, penyair memberikan tema kemanusiaan melalui
peristiwa tragedi yang digambarkan penyair dalam puisi ini. Penyair berusaha meyakinkan ketinggian
martabat manusia. Oleh sebab itu, manusia harus dihargai tidak peduli miskin atau kaya.
• Perasaan Penyair (Feeling)
• Sebagai mana di dalam pengertiannya puisi merupakan perwakilan perasaan yang menjiwai pikiran
pengarang maka dengan puisi yang berjudul “Dengan puisi, Aku” karya Taufik Ismail ini mengungkapkan
perasaan yang terasing.
• Nada dan suasana.
• Dalam puisi ini terdapat irama yang selaras, pemotongan baris-baris puisi yang dapat menciptakan
irama, misalnya dalam:
• Dengan puisi aku bernyanyi
• Sampai senja umurku nanti
• Dengan puisi aku bercerita
• Berbatas cakrawala
• Amanat
• Penyair ingin menyampaikan ide dan pemikiranya kepada pembaca agar menyerahkan hidupnya kepada
UNSUR-UNSUR FISIK
• Diksi
• Kata-kata seperti, nanti, cakrawala, keabadian, mengiris dan perkenankan kiranya identik dengan keinginan. Kata-
kata tersebut membentuk makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang. Kata “nafas zaman yang busuk” dalam
akhir bait juga merupakan arti konotasi dari kekecewan yang dirasakan seseorang. Kata “Jarum waktu bila kejam meringgis”
memiliki arti yang ingin dirasakan. Permainan kata-kata yang digunakan memang sebuah misteri untuk menyembunyikan ide
pengarang.
• Citraan
• Nada dalam puisi ini penyair memberikan nada yang kharismatik.
• Rima (irama)
• Unsur verifikasi didalam sajak “Dengan Puisi, Aku” terdapat irama berselang (a-b-a-b), seperti larik dibawah ini:
• Dengan puisi aku bernyanyi
• Sampai senja umurku nanti
• Dengan puisi aku bercinta
• Berbatas cakrawala

• Dengan puisi aku mengenang


• Keabadian yang akan datang
• Dengan puisi aku menangis
• Jarum waktu bila kejam meringgis
•  
• Dengan puisi aku mengetuk
• Nafas zaman yang busuk
• Dengan puisi aku berdoa
• Perkenankanlah kiranya
•  
• Irama yang terdapat dalam sajak ini menyebabkan suatu pergantian bunyi yang kharismatik.
• Tipografi
• Tifografi dalam sajak ini penyair memanfaatkan margin halaman kertas dan dalam
penulisan sajak ini penyair begitu memperhatikan EYD.
• Majas
• Majas-majas yang terkandung dalam puisi karya Taufik Ismail ini adalah majas:
 Majas pararima merupakan pengulangan konsonan awal dan akhir atau bagian kata yang
berlainan.
• Dengan puisi aku mengetuk
• Nafas zaman yang busuk
 Majas Hiperbola merupakan majas berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan
maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
• Dengan puisi aku menangis
• Jarum waktu bila kejam meringgis
• Dalam puisi tersebut yang mempunyai makna berlebihan adalah pada kalimat “jarum waktu bila
kejam mengiris”
 Majas Metafora merupakan majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa
perbandingan analogis, pemakaian sekelompok kata atau bukan dengan arti sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
• Dengan puisi aku menangis
• Jarum waktu bila kejam meringgis 
• Kata “ meringgis” yang mempunyai arti sebenarnya menangis.
Majas Repetisi merupakan majas perulangan kata-kata sebagai penegas.
• Dengan puisi aku bernyanyi
• Sampai senja umurku nanti
• Dengan puisi aku bercinta
• Berbatas cakrawala
•  
• Dengan puisi aku mengenang
• Keabadian yang akan datang
• Dengan puisi aku menangis
• Jarum waktu bila kejam meringgis
•  
• Dengan puisi aku mengetuk
• Nafas zaman yang busuk
• Dengan puisi aku berdoa
• Perkenankanlah kiranya
•  
• Dalam puisi terrsebut kata “Dengan puisi, Aku” diulang pada tiap baris bait yang menegaskan bahwa dalam
setiap hidup yang dialami penyair semuanya diunkapkan melalui karya-karyanya yaitu berupa puisi. Dalam
puisi ini pengarang banyak menggunakan Majas Repetisi yang sangat mendominasi dalam tiap bait dari
dalam puisi tersebut.
MAKNA PUISI “DENGAN PUISI, AKU”

• Dengan puisi aku bernyanyi


• Sampai senja umurku nanti
• Dengan puisi aku bercinta
• Berbatas cakrawala
•  
• Dengan puisi aku mengenang
• Keabadian yang akan datang
• Dengan puisi aku menangis
• Jarum waktu bila kejam meringgis
•  
• Dengan puisi aku mengetuk
• Nafas zaman yang busuk
• Dengan puisi aku berdoa
• Perkenankanlah kiranya
•  
• Dalam puisi ini, penyair memberikan tema kemanusiaan melalui peristiwa tragedi yang
digambarkan penyair. Dalam puisi ini penyair berusaha meyakinkan ketinggian martabat
manusia. Oleh sebab itu, manusia harus dihargai tidak peduli miskin atau kaya.
Thank

Anda mungkin juga menyukai