Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA

KELAS
Penyusun: IX SMP N 10 Tanjungpinang
1. Apriyanto Dwi Santoso
2. Ika Setiyaningsih
3. Meita Sandra Santhi
4. Uti Darmawati
5. Agus Trianto, Titik Harsiati , dan E. Kosasih.

Penerbit:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PT Penerbit Intan Pariwara

Teks Cerpen

1. Tujuan Pembelajaran
2.
Setelah proses pembelajaran selesai, Ananda diharapkan dapat:
1. menunjukkan sikap spiritual yang semakin baik, antara lain sikap
bersyukur dalam bentuk berdoa sebelum belajar dan menghargai
perbedaan;
2. menunjukkan sikap sosial yang semakin baik, antara lain sikap
bekerja sama, bertanggung jawab, percaya diri, dan kreatif;
3. Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
pendek yang dibaca atau didengar.
4. Mengungkapkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan
bukti yang mendukung dari teks cerita pendek.
5. Menyampaikan secara lisan unsur pembangun karya sastra disertai
bukti yang mendukung dalam teks cerita pendek.
6. Menyusun rancangan teks cerita pendek berdasarkan unsur
pembangun karya sastra.
7. Membuat rancangan teks cerita pendek yang telah ditulis.
8. Menyimpulkan unsur- unsur pembangun karya sastra dengan bukti
yang mendukung dari teks cerita pendek
9. Menyimpulkan struktur teks cerita pendek yang didengar/dibaca.
10. Menyimpulkan aspek kebahasaan teks cerita pendek.
11. Menyusun peta konsep (kerangka) teks cerita pendek
berdasarkan pengalaman dan gagasan.
12. Menyusun teks cerita pendek dengan memerhatikan struktur
dan aspek kebahasaan.
13. Menyusun teks cerita pendek berdasarkan kerangka dengan
memerhatikan struktur teks dan kebahasaan.

BAB 3
Cerita Pendek
A. Mengidentifikasi Cerita Pendek.
Cerpen merupakan karya Sastra Fiksi. Cerpen menceritakan berbagai macam permasalahan
masyarakat. Permasalahan tersebut dikemas dalam cerita yang menarik.

1) Definisi dan ciri- ciri Cerpen

Cerpen akronim dari cerita pendek. Cerpen merupakan cerita yang habis dibaca sekali
duduk.
Menurut Burhan Nugiyantoro, ahli bahasa Indonesia, cerpen habis dibaca sekitar
setengah hingga dua jam.
Cerpen mempunyai ciri- ciri khusus. Berikut ini ciri- ciri khusus cerpen.

a. Panjang karangan lebih kurang dari sepuluh halaman.


b. Habis dibaca sekali duduk.
c. Dalam cerpen hanya ada satu peristiwa yang menguasai jalan cerita.
d. Terdapat konflik, tetapin tidak menimbulkan perubahan nasib pelaku.
e. Hanya mempunyai satu alur.
f. Perwatakan tokoh dilukiskan secara singkat.
2. Jenis Cerpen

a. Cerpen berdasarkan panjang cerita.

Berdasarkan panjang ceritanya cerpen dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni cerpen
sangat pendek, cerpen sedang, dan cerpen panjang.

1. ) Cerpen mini

Cerpen mini adalah cerpen dengan penyajian cerita yang sangat singkat. Cerpen ini biasa
disebut dengan short short story. Jumlah kata dalam penulisan cerpen mini antara 500 sampai
1.000 kata.

2. ) Cerpen Ideal

Cerpen Ideal mempunyai panjang cerita yang sedang, tidak terlalu pendek, tetapi juga tidak
terlalu panjang. Cerpen ini biasa disebut middle short story. Jumlah kata penulisan cerpen ideal
antara 3.000 sampai 4.000 kata.
3). Cerpen Panjang

Cerpen panjang mempunyai panjang cerita yang cukup panjang. Cerpen ini biasa disebut
dengan Long short story. Jumlah kata yang digunakan dalam penulisan cerpen jenis antara 3.
000 sampai 4.000 kata.

b. Cerpen Panjang

Cerpen panjang mempunyai panjang cerita yang cukup panjang. Cerpen ini biasa disebut
dengan long short story. Jumlah kata yang digunakan dalam penulisan cerpen ini antara 4.000
sampai 10.000 kata.

b. Cerpen Berdasarkan Tema dan Isi

1) Cerpen anak

Cerpen anak merupakan cerpen yang diajdikan bahan bacaan bagi anak- anak. Cerpen anak
menggunakan kalimat sederhana yang mudah di pahami. Biasanya, cerpen anak berisi
permasalahan sehari- hari yang dialami anak. Contoh cerpen anak dapat dilihat cerpen yang
diterbitkan dalam majalah Bobo. Ada juga cerpen anal di muat di Koran yang terbit setiap
minggu.

2) Cerpen Remaja

Cerpen remaja menyasar pada pembaca kalangan remaja. Isi cerpen ini biasanya
mengangkat tema kehidupan remaja. Persahabatan, hubungan dengan orang tua, atau masalah
pergaulan menajdi tema yang sering diangkat dalam cerpen jenis ini.

3) Cerpen Keluarga

Cerpen keluarga mengangkat tema keluarga. Berbagai macam permasalahan keluarga menjadi
isi cerpen jenis ini. Cerpen keluarga biasanya dapat ditemui pada majalah atau tabloid keluarga.

B. Unsur Pembangun Cerpen


Cerpen sebagai karya sastra mempunyai unsur pembangun. Unsur pembangun. Cerpen
dibagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur pembangun cerita dari dalam,
sedangkan unsur ekstrinsik memperkaya isi cerita.
1. Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra. Berikut berbagai macam unsur
intrinsik dalam cerpen.

a. Tema

Tema adalah ide utama dalam pengembangan cerpen.

b. Latar

Latar adalah landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan. Latar dalam cerpen
terbagi menjadi tiga, yakni latar tempat, waktu, dan suasana.

c. Penokohan

Penokohan adalah pelukisan tokoh dalam cerita. Penokohan dalam cerpen meliputi watak dan
tingkah laku tokoh. Watak tokoh dalam cerpen dapat disajikan baik secara tersurat maupun
tersirat. Berdasarkan perwatakannya, tokoh dalam cerita fiksi dapat dibagi menjadi dua, yakni
tokoh protagonis dan antagonis.

1) Tokoh protagonis adalah tokoh yang mempunyai watak baik. Biasanya, tokoh protagonis
sebagai tokoh utama.
2) Tokoh Antagonis adalah tokoh yang mempunyai watak jahat. Biasanya, tokoh antagonis
adalah tokoh yang mempunyai pandangan atau pemikiran yang berbeda dengan tokoh
utama.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara pandang yang digunakan pengarang dalam pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang
dalam bercerita.
e. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan dalam sebuah
cerita mencerminkan pandangan hidup pengarang. Pesan yang ingin disampaikan pengarang
disebut pesan moral. Pesan moral tersebut dapat berupa penerapan sikap dan tingkah laku
para tokoh yang terdapat pada sebuah cerita.

2. Unsur ekstrinsik

Unsur Ekstrinsik adalah unsur – unsur yang berada di luar karya sastra. Unsur ekstrinsik
dalam cerpen antara lain bahasa, latar belakang pengarang, serta nilai- nilai dalam cerpen.

a. Bahasa
Bahasa merupakan sarana yang digunakan dalam karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam
sebuah karya sastra dipengaruhi oleh bahasa pengarang, seperti dialek, kebiasaan berbahasa, dan
pengaruh bahasa asing.

b. Latar belakang Pengarang

Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup pengarang dan
juga sejarah hasil karangan- karangan yang ditulis pengarang sebelumnya. Latar belakang
pengarang terdiri atas biografi pengarang , kondisi psikologis pengarang dan aliran sastra yang
dianut pe ngarang.

c. Nilai- Nilai dalam Cerpen

1) Nilai moral merupakan nilai kehidupan berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti ( baik
dan buruk ).
2) Nilai sosial merupakan nilai kehidupan yang terkait dengan norma atau aturan dalam
kehidupan bermasyarakat.
3) Nilai budaya merupakan nilai – nilai berkaitan dengan kebiasaan atau tradisi yang
berlaku dalam masyarakat.
4) Nilai religi merupakan berkaitan dengan kehidupan beragama.
5) Nilai politik merupakan nilai- nilai berkaitan dengan gejolak tata pemerintahan di suatu
daerah.

d. Simpulan Unsur Pembangun Cerpen

Unsur- unsur pembangun cerpen tidak dapat dipisahkan. Unsur – unsur tersebut merupakan
suatu kesatuan isi cerpen. Jadi, setiap unsur pembangun cerpen membutuhkan unsur lain dalam
membentuk alur cerita cerpen.
1). Hubungan Antar unsur Cerpen

Cerpen merupakan cerita fiktif. Cerita dalam cerpen merupakan gambaran dari berbagai
macam masalah kehidupan. Oleh karena itu, cerpen juga disebut cerminan masyarakat.

Cerpen memiliki unsur pembangun, yakni unsur intrinsic dan ekstrinsik. Unsur – unsur
tersebut saling berkaitan. Tema dalam sebuah cerpen dapat memengaruhi unsur lain. Sebagai
contoh, tema dapat memengaruhi penokohan, latar, dan juga amanat. Agar lebih jelas, perhatikan
kutipan cerpen berikut

Seorang koruptor zaman, orde Baru, yang luput dari pengawasan Indonesia
CorruptionWatch duduk menghadapi meja makan. Di sana ia mengumpulkan istri dan anak-
anaknya, dan sambil makan mulai bicara.
“ Bapak sungguh- sungguh bersyukur, sampai hari ini, Bapak masih selamat. Barangkali
memang tidak mungkin manyapu seluruh koruptor yang ada di Indonesia. Koruptor nomor satu
ada nomor dua memang tinggal ditunjuk, karena kekayaannya yang tidak bisa disembunyikan,
meski juga tidak bisa dijadikan bukti, tetapi bagaimana dengan koruptor nomor dua ratus atau
tiga ratus? Sedangkan Bapak saja, yang bisa korupsi sekitar Rp 200 milyar, rangking-nya Cuma
11.217. pasti susah’kan, mencabut yang nomor 11.217 dari ratusan ribu koruptor?

Jadi, barangkali untuk sementara kalian bisa tenang. Masih banyak koruptor kelas kakap yang
hasil korupsinya tidak masuk akal, karena memang tidak terhitung. Bapak ini masih kelas teri.
Cuma Rp. 200 milyar. Masih kelas teri. Cum Rp 200 milyar bisa dihitung”.

“ Tenang sajalah. Lagi pula Bapak ‘ kan korupsi untuk kebaikan kalian semua. Supaya kalian
anak- anak bisa sekolah di luar negeri bisa punya rumah mewah, mobilnya tidak cuma satu, dan
punya tabungan yang bungannya cukup untuk hidup sambil ongkang- ongkang kaki. Ya
nggak?”
“ Bapak ini jelek- jelek tidak korupsi untuk diri sendiri, tetapi untuk keluarga. Demi
kehormatan, kebesaran, dan keselamatan keluarga.”
“ Makanya kalian semua sekolah yang bener. Selesaikan pendidikan dengan sekolah di luar
negeri., mumpung masyarakat Indonesia masih silau dengan gelar- gelar dari luar negeri. Perkara
ijazahnya bisa beli, ya beli sajalah, untuk apa capai- capai berpikir?
Lebih baik kalian pikirkan bagaimana caranya menyelamatkan kekayaan hasil korupsi Bapak.”

Dikutip dari: Seno Gumira Ajidarma, “ Telepon dari Aceh”. Dalam Dunia Sukab, Jakarta,
Noura Books, 2016

Tema dalam kutipan cerpen tersebut adalah politik. Tema tersebut menyoroti fenomena
korupsi yang terjadi pada masa Orde Baru. Tema tersebut berkaitan erat dengan penokohan
dalam cerpen. Tokoh Bapak mempunyai watak yang identic dengan koruptor, yakni licik.
Tema tersebut juga berkaitan erat dengan latar, baik latar tempat maupun latar waktu tempat
pada kutipan cerpen tersebut adalah pada Orde Baru. Latar waktu tersebut merupakan sebuah
kritik yakni tidak boleh memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi.

Hubungan antarunsur cerpen. Pada kutipan harus dianalisis. Dengan membaca secara
cermat, kamu dapat menyimpulkan hubungan antarunsur dalam cerpen tidak dapat berdiri
sendiri.

2. Bukti Unsur Pembangun Cerpen

Pada Materi sebelumnya, kamu telah mempelajari hubungan antarunsur cerpen. Pada materi
ini, kamu harus dapat menunjukkan bukti unsur pembangun cerpen. dapat menunjukkan bukti
unsur pembangun cerpen. Membuktikan unsur pembangun dala cerpen dapat dilakukan dengan
mengamati tindakan atau dialog tokoh. Selain itu, ciri khusus suatu masa atau daerah dapat
dikaitkan dengan suatu kejadian pada sebuah cerpen.

Coba cermati lagi kutipan cerpen “Telepon dari Aceh”. Dalam kutipan tersebut dapat
dilihat hubungan antarunsur cerpen. Pada kutipan cerpen tersebut, tema dan latar sosial
memengaruhi pemikiran tokoh Bapak. Tokoh Bapak merasa aman dan bisa korupsi karena latar
sosialnya sebagai pejabat. Selain itu, pemikiran tokoh Bapak berkaitan erat dengan tema dasar
cerpen, yakni korupsi di Indonesia. Tokoh Bapak berpikiran tidak akan dapat ditangkap. Dia
beranggapan masih lebih banyak pejabat yang mengorupsi uang Negara dengan jumlah uang
yang lebih banyak.

Secara tidak langsung, pemikiran tokoh Bapak juga dapat digunakan untuk
menyimpulkan amanat cerpen. Dari pemikiran dan dialog Bapak, amanat cerpen tersebut dapat
dibutikan. Amanat dapat dibuktikan dengan menganalisis dialog tokoh Bapak berikut.

e. Struktur dan aspek kebahasaan cerpen

Cerpen mempunyai struktur dan aspek kebahasaan yang khas. Secara umum, cerpen
terdiri atas struktur orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dalam pengembangannya, cerpen
mempunyai kosakata dan gaya bahasa khusus. Diksi yang menarik dan gaya bahasa tersebut
dapat menambah kekayaan isi cerpen.

1. Struktur cerpen

Pada umumnya cerpen terbentuk dari tiga struktur yaitu orientasi, komplikasi,dan
resolusi. Struktur orientasi merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik
pengenalan sifat tokoh, tempat peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dan
alur cerita. Struktur komplikasi memuat masalah atau konflik yang terdapat dalam cerita.
Konflik dapat berkaitan langsung dengan tokoh atau konflik yang terjadi di lingkungan
sekitar tokoh (tidak berkaitan langsung dengan tokoh). Sementara itu, struktur resolusi
merupakan bagian pemecahan masalah atas konflik yang ada dalam cerita.

2. Kebahasaan cerpen
Cerpen mempunyai bahasa yang khas. Sebagai cerminan kehidupan masyarakat,
cerpen dikarang dengan bahasa sehari-hari. Kosakata yang pas menghasilkan cerita yang
enak dibaca. Selain itu, majas dalam cerpen dapat memperindah cerita yang disajikan.

a. Kosakata

Kosakata mempunyai hubungan erat dalam menciptakan alur cerita. Ketepatan dalam
pemilihan dan penggunaan kosakata akan memberikan gambaran kualitas cerpen yang
dibuat. Selain itu, pemilihan kosakata yang tepat akan menambah keindahan dan keserasian
makna yang tercipta. Oleh karena itu, pembaca hendaknya memahami kosakata dan mencoba
mencari tahu kosakata baru yang terdapat pada teks cerpen. Pemilihan kosakata dalam cerpen
dapat berupa pemilihan menggunakan kata khusus daripada kata umum. Contohnya kata
mawar memiliki makna kata khusus daripada kata bunga.

B. Gaya Bahasa

Ada beberapa majas yang sering digunakan dalam penulisan cerita fiksi, seperti
personifikasi, metafora, simile dan hiperbola.

1) majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain
secara langsung. Majas metafora tidak menggunakan kata-kata seperti, bagaikan dan bak dalam
membandingkan .

2) personifikasi adalah gaya bahasa yangmelukiskan benda mati yang diungkapkan seperti
manusia.

3) hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan.

4) litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan sesuatu sekecil-kecilnya untuk
merendahkan diri.

5. ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus.gaya bahasa ini dipakai dengan cara
menggunakan kata-kata yang mengandung arti kebalikan dengan yang dimaksud.
E. Penyusunan Cerpen
Cerpen merupakan hasil imajinasi pengarang. Pengetahuan yang luas dan kemampuan
berbahasa mutlak dimiliki pengarang.pengarang yang mampu mengolah cerita dan kata akan
menghasilkan cerpen yang menarik. Selain menarik, cerpen yang baik juga harus terbebas dari
kesalahan. Penyuntingan menjadi proses penting agar tidak terjadi kesalahan ketik dan ejaan
pada cerpen yang dibuat.

1. Langkah-langkah Menyusun Cerpen

Pada dasarnya langkah-langkah menyusun cerita pendek hampir sama dengan menyusun
karangan. Langkah-langkah menyusun cerita pendek sebagai berikut.

a) Menentukan tema

b) Menentukan pusat pengisahan (sudut pandang).

c) Menentukan perwatakan.

d) Menentukan latar atau setting

e) Menyajikan peristiwa yang ditentukandalam alur cerita.

2. Cara Menyunting Cerpen

Menyunting merupakan kegiatan menyiapkan naskah dengan memperhatikan sistematika


penyajian, isi, dan bahasa. Menyunting memungkinkan cerpen yang dibuat menjadi lebih baik
dan sempurna. Menyunting sebuah cerpen tidaklah sulit. Kamu dapat menyunting cerpen yang
telah dibuat. Kamu dapat melakukan langkah-langkah berikut.

a. membaca keseluruhan naskah cerpen.

b. mencermati kesalahan penggunaan ejaan., kesalahan penulisan, ataupun tanda baca.

c. memperbaiki kesalahan yang di temukan dalam naskah cerpen yang dibaca.

D. Mengungkapkan Pengalaman dan Gagasan dalam Bentuk Cerita


Pendek.
Kegiatan 1: Modifikasi Cerpen

Ubahlah teknik penceritaan kutipan cerpen berikut menjadi sudut pandang orang ketiga. Saat
mengubah kalimat. Namun, perubahan kalimat tersebut tidak mengubah maknanya.
Bagi anak- anak, sawah adalah tempat yang paling banyak memberi kenangan. Kami mandi
sore di pancuran sawah. Setiap sore, kecuali hari jumaat anak- anak belajar mengaji di masjid .
kakek awalnya mengajar, tetapi akhirnya diteruskan oleh Kang Salim saya menjadi anak emas
apabila kang Hasim mengajar. Selain dari kang Hasim, saya belajar belajar mengaji dari kakek,
bagi saya mengaji bukanlah hal yang baru. Sebelum sekolah, setiap malam kakek mengajar saya.
Maka pelajaran yang diberikan Kang Hasim kepada anak- anak lain sering merupakan hal yang
sudah saya hafal betul.

Pulang dari mengontrol sawah sering saya diajak Kakek jalan- jalan ke pasar yang buka
seminggu sekali. Kakek membeli berbagai keperluan sehari- hari dan saya selalu punya jajanan
enak. Kalau tidak kue serabi, saya memlih kue pakis. Para pedagang itu saya dikasi sebungkus
besar kue sebelum saya memilih.

Anda mungkin juga menyukai