Anda di halaman 1dari 17

 

Mengapresiasi dan Mengkreasikan Fabel

Fabel  
Secara etimologis fabel berasal dari bahasa latin
fabula. Fabel merupakan  cerita tentang kehidupan
binatang yang berperilaku menyerupai manusia. 
Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah
tentang kehidupan nyata.  Fabel sering juga disebut
cerita moral karena pesan yang ada di dalam  cerita
fabel berkaitan erat dengan moral.
• Teks cerita fabel tidak hanya  mengisahkan
kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan
kehidupan  manusia dengan segala karakternya.
Pendapat lain mengatakan pengertian fabel
adalah suatu cerita yang menampilkan hewan-
hewan sebagai tokoh utama. Dalam cerita
fabel, hewan memiliki perasaan, berbicara,
berpikir, bersikap, dan memiliki emosi layaknya
manusia pada umumnya.
Ciri – ciri fabel
• a) Fabel mengambil tokoh para binatang.  
• b) Watak tokoh para b natang digambarkan ada yang baik dan ada  yang
buruk (seperti watak manusia).  
• c) Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.  
• d) Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian 
sebab-akibat. Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai 
akhir.  
• e) Fabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll).  
• f) Ciri bahasa yang digunakan (a) kalimat naratif/peristiwa (Katak 
mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan  makanan
di lubang), (b) kalimat langsung yang berupa dialog para  tokoh, dan (c)
menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak  formal (bahasa
percakapan).
Unsur Pembentuk Fabel

• 1 Tokoh,
merupakan tokoh (hewan) yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh protagonis, atau
antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu). Ciri tokoh utama adalah: (1) sering
dibicarakan; (2) sering muncul; dan (3) menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan cerita).
Tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
• Penokohan,
adalah pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat protagonis/yang disukai atau
tokoh antagonis/yang tidak disukai. Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran
fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau komentar/narasi penulis
terhadap tokoh.
• Setting atau latar,
merupakan tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Ada tiga jenis latar, yaitu
latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
• Tema,
adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci yang
diungkapkan tokoh, atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita.
• Amanat,
pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung. Amanat disimpulkan dari sikap
penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.
Gambar struktur fabel
Gambar struktur fabel (koda)
Struktur Cerita Fabel

• Sebagaimana cerita pada umumnya, fabel juga memiliki struktur cerita antara
lain:
• Judul adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang memiliki fungsi
untuk menjelaskan tema secara umum atau gambaran dari cerita tersebut.
• Orientasi bagian yang menunjukan pengenalan karakter, waktu dan tempat
dalam cerita, biasanya terdapat pada bagian awal cerita.
• Komplikasi bagian pada fabel yang menunjukan konflik awal atau munculnya
masalah dalam cerita.
• Klimaks merupakan bagian yang menceritakan puncak dari suatu masalah atau
konflik
• Resolusi ini adalah bagian dari cerita yang berisi tentang penyelesain masalah
yang ada dalam cerita.
• Koda ini merupakan bagian terakhir dari cerita fabel yang berisi tentang
amanat dari pengarang atau pesan-pesan yang ingin disampaikan.
Jenis-jenis Fabel
Berikut ini terdapat 4 jenis-jenis teks fabel, yakni sebagai berikut:
• Berdasarkan Asal Usul dan Ruang Lingkupnya
• Berdasarkan asal usul dan ruang lingkupnya, terdapat 3 jenis
antara lain:
• Teks Fabel Kedaerahan, fabel yang bersumber dari daerah dan
transmisinya seadanya pada ruang lingkup daerah itu sendiri
• Teks Fabel Nusantara, fabel yang bersumber dari daerah dan
sudah menjalar ke semua kawasan nusantara.
• Teks Fabel internasional, fabel yang bersumber dari suatu
negara dan sudah menjalar ke semua dunia.
• 2. Berdasarkan Penggunaan Latar Belakang dan Perilaku
• Fabel alami,
jenis ini menggunakan watak tokoh binatang seperti pada
kondisi alam nyata. Misalnya, kura-kura diberi watak lamban,
singa buas dan ganas. Selain itu, fabel alami menggunakan
alam sebagai latar (hutan, sungai, kolam, dsb).
• Fabel adaptasi,
adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah
watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan tempat-
tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya,
landak yang pemalu berulang tahun di rumah makan.
• 3. Berdasarkan kemunculan pesan
• Berdasarkan kedatangan surat, terdapat 2 jenis
antara lain:
• Fabel Koda, fabel yang memperlihatkan pesan
secara terbuka di akhir cerita.
• Fabel Tanpa koda, fabel yang tidak
memperlihatkan pesan yang terbuka di akhir
cerita tetapi hanya tersembunyi dalam cerita atau
akhir pesannya diserahkan kepada pembacanya.
• Berdasarkan Isi dan Kandungan Ceritanya
• Berdasarkan isi dan kandungan ceritanya, terdapat 4 jenis
antara lain:
• Fabel Jenaka, fabel yang berisi cerita lucu dan membawa tawa
pembaca
• Fabel Tragedi, fabel yang berisi kisah sedih dan membawa
keprihatinan pembaca.
• Fabel Romantika, fabel yang berisi kisah romantis dan
percintaan
• Fabel Heroik, fabel yang berisi kisah kepahlawanan dan
perjuangan
Contoh Fabel
• Tim Kemdikbud (2017, hlm. 209) menyatakan bahwa salah satu contoh fabel adalah sebagai berikut ini.
• Gajah yang Baik Hati
• Orientasi
• Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia
berjalanjalan mencari air.
• Komplikasi – Klimaks
• Di tengah perjalanan dia melihat kolam dengan air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang dia langsung terjun ke dalam kolam.
Tindakan Kancil sangat ceroboh, dia tidak berpikir bagaimana cara ia naik ke atas. Beberapa kali Kancil mencoba untuk memanjat
tetapi ia tidak bisa sampai ke atas.
• Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak meminta tolong. Teriakan si Kancil ternyata terdengar oleh Si Gajah yang
kebetulan melewati tempat itu. “Hai, siapa yang ada di kolam itu?”
• “Aku.. si Kancil sahabatmu.” Kancil terdiam sesaat mencari akal agar Gajah mau menolongnya.
• “Tolong aku mengangkat ikan ini.”
• “Yang benar kau mendapat ikan?”
• ’Bener..benar! Aku mendapatkan ikan yang sangat besar.”
• Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah tetapi bagaimana jika naiknya nanti. “Kau mau
memanfaatkanku, ya Cil? Kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu sendiri?” Tanya Gajah.
• Kancil hanya terdiam.
• “Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran,” kata Gajah sambil meninggalkan tempat itu.
• Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Kancil mulai putus asa. Semakin lama berada di tempat itu Kancil mulai merasa
kedinginan. Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar teriakannya.
• “Aduh gawat! Aku benar-benar akan kaku di tempat ini.” Dia berpikir apa ini karma karena dia sering menjaili teman-temannya.
• Resolusi
• Tidak lama, tiba-tiba Gajah muncul lagi. Kancil meminta tolong kembali.
• “Bagaimana Cil?”
• “Tolong aku, aku berjanji tidak akan iseng lagi” “Janji?” gajah menekankan.
• “Sekarang apakah kamu sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng
dan perbuatan yang merugikan binatang lain?”
• “Benar Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.”
• Gajah menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap Kancil dan
mengangkatnya ke atas. Begitu sampai di atas Kancil berkata.
• “Terima kasih Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini.”
• Koda
• Sejak itu Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak lagi berbuat iseng seperti
yang pernah ia lakukan pada beruang dan binatangbinatang yang lainya. Memang kita
harus berhati-hati kalau bertindak. Jika tidak hati-hati akan celaka. Jika kita ha i-hati
kita akan selamat. Bahkan bisa menyelamatkan orang lain.
Unsur Kebahasaan Teks Fabel

• Dibawah ini terdapat beberapa unsur kebahasaan teks fabel, antara lain:
• Kata Kerja
• Kata kerja ini menunjukkan terdapatnya suatu aktivitas ataupun pekerjaan yang
sedang dijalankan. Pada biasanya, ada dua jenis kata kerja yang sering dipakai, antara
lain sebagai berikut:

• Kata kerja aktif intransitif,Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja yang tidak
membutuhkan objek dalam suatu kalimat. Seperti diam, berlalu, berhembus.
• Kata Kerja Intransitif : kata kerja yang tidak memiliki objek. Contoh: Budi sedang
bersiul

• Kata kerja aktif transitif,Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja yang membutuhkan
objek dalam suatu kalimat. Seperti mengangkat, memegang, menulis, membawa.
• Kata Kerja Transitif : kata kerja yang memiliki objek. Contoh: Ibu memakan nasi
• Kata Sandang Si dan Sang
• Pada teks ini nanti akan mendapatkan beraneka
macam kata Si dan Sang. Contohnya Si Kancil,
Sang Kacil, Si Kepompong, Sang Harimau dan
lain-lainnya.
Contoh : 1. Sang semut berkeliling taman sambil
menyapa teman temannya
2. Si kepompong hanya diam saja mendengar
ejekan tersebut
• Pengunaan Lalu, Kata Hubung dan Akhirnya
• Kata lalu dan kemudian dipakai menjadi kata
penghubung intrakalimat dan antarkalimat.
Sementara kata akhirnya dipakai untuk mengakhiri
dan meringkas informasi dalam paragraf.
Contoh :1. Pada suatu hari, terdapat semut yang
sedang berjalan ditamna.
2. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.
• Penggunaan Keterangan Tempat dan Waktu
• Dalam teks ini nantinya akan berjumpa dengan beraneka
macam kalimat yang memberitahukan tempat dan waktu
yang sedang berlangsung didalam cerita tersebut.
Contoh :
• Lalu, sang semut memegang erat ranting itu
• Akhirnya, sang semut meminta maaf dan berjanji untuk
tidak mengulanginya

Anda mungkin juga menyukai