Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN MATERI AJAR

OLEH

NUR ADILA QIBTIYAH

Bahasa Indonesia
BAB MENELAAH DAN

NO
4 KD
MENYAJIKAN
NO
PUISI
Indikator
KD Indi-
kator
3.8 Menelaah unsur-unsur 3.8. 1 Menentukan tema pada puisi yang
pembangun puisi dibaca
(perjuangan, lingkungan 3.8.2 Menemukan pengimajinasian/
hidup, kondisi sosial, dan
citraan pada puisi yang dibaca
lain-lain) yang
diperdengarkan atau 3.8.3 Menemukan diksi yang menarik
dibaca pada puisi yang dibaca
3.8.4 Menganalisis perasaaan penyair
pada puisi yang dibaca
3.8.5 Menganalisis nada pada puisi yang
dibaca
3.8.6 Menyimpulkan amanat pada puisi
yang dibaca
3.8.7 Menyimpulkan nilai yang
terkandung pada puisi yang dibaca

4.8 Menyajikan gagasan, 4.8.1 Menulis puisi berdasarkan tema


perasaan, pendapat dalam yang telah ditentukan
bentuk puisi secara 4.8.2 Membaca puisi hasil karya sendiri
tulis/lisan dengan
dengan memperhatikan intonasi,
memperhatikan unsur-unsur
pembangun puisi tekanan, pelafalan, dan ekspresi
Kalian sebelumnya sudah mampu mengidentifikasi bahkan sudah mampu
menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi yang diperdengarkan
atau dibaca. Itu sangat hebat!!!
Perlu kalian ingat lagi bahwa teks puisi adalah bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur intrinsik dan
struktur ekstrinsiknya. P Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa sebagai
kualitas estetiknya (keindahan).

A. MENELAAH UNSUR BATIN/INTRINSIK PUISI


Nah, pada pertemuan ini kalian diajak untuk menelaah unsur pembangun teks
puisi. Secara umum unsur pembangun teks puisi terbagi ke dalam dua bagian,
yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasannya :

Setelah kalian memahami apa itu teks puisi di atas, sekarang kalian akan belajar
tentang menelaah unsur intriksik/batin teks puisi. Unsur-unsur intrinsik dibagi
menjadi sepuluh bagian:

1) Unsur Tema, gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi yang
menduduki tempat utama di dalam cerita. Hanya ada satu tema dalam satu
puisi, walaupun puisinya panjang. Setiap puisi mempunyai banyak hal
yang dibahas, namun pasti memiliki satu topik utama dari pembahasan
tersebut. Nah Topik Utama itulah yang disebut Tema.
Contoh:
a. Ketuhanan
b. Kemanusiaan
c. Cinta
d. Patriotisme
e. Perjuangan
f. Kegagalan
g. Hidup
h. Alam
i. Kritik sosial
j. Demokrasi
k. Kesetiakawanan
2) Rasa (feeling), juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah,
heran, gembira dll.

3) Nada (tone), yaitu sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan.
a. Menggurui
b. Mencaci
c. Merayu
d. Merengek
e. Mengajak
f. Menyindir,dsb.

4) Amanat/tujuan/maksud (itention); pesan yang akan disampaikan oleh


pengarang.
Contoh amanat :
a. Mengharapkan pembaca marah.
b. Benci.
c. Menyenangi sesuatu.
d. Berontak pada sesuatu.

5) Diksi ialah : pilihan kata yang tepat. Keberhasilan puisi dicapai dengan
mengintensnsifkan pilihan kata yang tepat.

6) Imaji atau daya bayang ialah :suatu kata atau kelompok kata yang
digunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam
jiwa kita.
Jenis Imaji :
a. Imaji pandang
b. Imaji dengar
c. Imaji rasa

7) Kata-kata konkret adalah : kata-kata yang jika dilihat secara denotatif


sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan
kondisi pemakainya

8) Gaya Bahasa adalah : cara mengungkapkan pikiran melalui kata-kata.


9) Irama atau Ritme adalah meninggi atau merendahnya nada mengeras-
melembut tekanannya, mempercepat-melambat temponya.
10) Rima atau unsur bunyi/sajak adalah unsur bunyi untuk menimbulkan
kemerduan puisi unsur yang dapat memberikan efek terhadap makna
nada dan suasana puisi tersebut.
Agar lebih jelas, berikut ini disajikan contoh memahami unsur intrinsik teks puisi
berikut,
AKU

Kalau sampai waktuku


'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Chairil Anwar
Maret 1943

Unsur Intrinsik Keterangan


Tema Tema pada puisi “Aku” karya Chairil
Anwar adalah menggambarkan kegigihan
dan semangat perjuangan untuk
membebaskan diri dari belenggu
penjajahan, dan semangat hidup
seseorang yang ingin selalu
memperjuangkan haknya tanpa
merugikan orang lain, walaupun banyak
rintangan yang ia hadapi. Dari judulnya
sudah terlihat bahwa puisi ini
menceritakan kisah ‘AKU’ yang mencari
tujuan hidup.
Rasa Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat pada
puisinya. Pada puisi “Aku” karya Chairil
Awar merupakan eskpresi jiwa penyair
yang menginginkan kebebasan dari
semua ikatan. Di sana penyair tidak mau
meniru atau menyatakan kenyataan alam,
tetapi mengungkapkan sikap jiwanya
yang ingin berkreasi. Sikap jiwa “jika
sampai waktunya”, ia tidak mau terikat
oleh siapa saja, apapun yang terjadi, ia
ingin bebas sebebas-bebasnya sebagai
“aku”. Bahkan jika ia terluka, akan di
bawa lari sehingga perih lukanya itu
hilang. Ia memandang bahwa dengan luka
itu, ia akan lebih jalang, lebih dinamis,
lebih vital, lebih bergairah hidup. Sebab
itu ia malahan ingin hidup seribu tahun
lagi. Uraian di atas merupakan yang
dikemukakan dalam puisi ini semuanya
adalah sikap chairil yang lahir dari
ekspresi jiwa penyair.
Nada Dalam puisi tersebut penulis
menggambarkan nada-nada yang
berwibawa, tegas, lugas dan jelas dalam
penyampaian puisi ini, karena banyak
bait-bait puisi tersebut menggandung kata
perjuangan. Dan menggunanakan nada
yang syahdu di bait yang terkesan sedikit
sedih.
Amanat Amanat adalah hal yang mendorong
penyair untuk menciptakan puisinya.
Amanat berhubungan dengan makna
karya sastra. Makna bersifat kias,
subjektif, dan umum. Makna
berhubungan dengan individu, konsep
seseorang dan situasi tempat penyair
mengimajinasikan puisinya.
Amanat dalam Puisi ‘Aku’ karya Chairil
Anwar yang dapat saya simpulkan dan
dapat kita rumuskan adalah sebagai
berikut :
1. Manusia harus tegar, kokoh, terus
berjuang, pantang mundur
meskipun rintangan
menghadang.
2. Manusia harus berani mengakui
keburukan dirinya, tidak hanya
menonjolkan kelebihannya saja.
3. Manusia harus mempunyai
semangat untuk maju dalam
berkarya agar pikiran dan
semangatnya itu dapat hidup
selama-lamanya.

Diksi Untuk ketepatan pemilihan kata sering


kali penyair menggantikan kata yang
dipergunakan berkali-kali yang dirasa
belum tepat, diubah kata-katanya. Seperti
pada baris kedua: bait pertama “Ku mau
tak seorang ’kan merayu” merupakan
pengganti dari kata “ku tahu”. “Kalau
sampai waktuku” dapat berarti “kalau
aku mati”, “tak perlu sedu sedan“dapat
berarti “berarti tak ada gunannya
kesedihan itu”. “Tidak juga kau” dapat
berarti “tidak juga engkau anakku,
istriku, atau kekasihku”.
Imajeri Di dalam sajak ini terdapat beberapa
pengimajian, diantaranya :
1. ‘Ku mau tak seorang ’kan merayu
(Imaji Pendengaran),
2. ‘Tak perlu sedu sedan itu’ (Imaji
Pendengaran),
3. ‘Biar peluru menembus kulitku’
(Imaji Rasa),
4. ‘Hingga hilang pedih perih’
(Imaji Rasa).
Kata-kata Konkrit Secara makna, puisi Aku tidak
menggunakan kata-kata yang terlalu sulit
untuk dimaknai, bukan berarti dengan
kata-kata tersebut lantas menurunkan
kualitas dari puisi ini. Sesuai dengan
judul sebelumnya, puisi tersebut
menggambarkan tentang semangat dan
tak mau mengalah, seperti Chairil itu
sendiri. Puisi Aku ini adalah puisi Chairil
Anwar yang paling memiliki corak khas
dari beberapa sajak lainnya. Alasannya,
sajak Aku bersifat destruktif terhadap
corak bahasa ucap yang biasa digunakan
penyair Pujangga Baru seperti Amir
Hamzah sekalipun. Idiom ’binatang
jalang’ yang digunakan dalam sajak
tersebut pun sungguh suatu pendobrakan
akan tradisi bahasa ucap Pujangga Baru
yang masih cenderung mendayu-dayu.
Gaya bahasa Dalam bahasa “Aku” penyair banyak
menggunakan majas hiperbola. Selain
itu, terdapat campuran bahasa indonesia
yang tidak baku seperti perduli dan peri.
Walaupun begitu ia sangat mahir dalam
membuat pembaca terbius dengan puisi-
puisinya.
Irama atau Ritme Ritme dalam puisi yang berjudul ‘Aku’
ini terdengar menguat karena ada
pengulangan bunyi (Rima) pada huruf
vocal ‘U’ dan ‘ I ’. Vokal ‘U’pada larik
pertama dan ke dua, pengulangan
berseling vokal a-u-a-u
Larik pertama ‘Kalau sampai waktuku.’
Larik kedua ‘Ku mau tak seorang-’kan
merayu.
Larik kedua ‘Tidak juga kau’.
Pengulangan vokal ‘ I ’:
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Rima atau unsur bunyi/sajak Dalam puisi “Aku” Chairil Anwar
memberikan rima yang jelas berbeda
dengan “Krawang-Bekasi”, hal ini terlihat
dalam larik

• Rima tak sempurna


Kalau sampai waktuku
’Ku mau tak seorang ’kan merayu
Tidak juga kau

• Rima Terbuka à yang berima adalah


suku akhir suku terbuka dengan vokal
yang sama.
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dalam puisi ”Aku” gaya bahasa
yang diberikan oleh Chairil Anwar juga
hiperbola seperti yang tergambar dalam
larik

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Hal ini jelas hiperbola tersebut
merupakan penonjolan pribadi Chairil
Anwar, ia mencoba untuk nyata berada di
dalan dunianya. Sehingga membuat
pembaca terhanyut dalam rima yang
indah.

B. MENELAAH UNSUR FISIK/ EKSTRINSIK PUISI

Setelah kalian paham tentang menelaah unsur intrinsik, sekarang kalian akan
belajar tentang menelaah unsur ekstrinsik teks puisi. Unsur ekstrinsik puisi adalah
unsur yang berada di luar naskah puisi. Bisa saja berasal dari dalam diri penulis puisi
atau lingkungan tempat sang penulis puisi tersebut menulis puisinya. Unsur
ekstrinsik dibagi menjadi tiga bagian:

1. Unsur biografi adalah latar belakang atau riwayat hidup penulis.


2. Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat,
budaya, dan lain-lain.
3. Unsur kemasyarakatan adalah situasi sosial ketika puisi itu dibuat.
Agar lebih jelas, berikut ini disajikan contoh memahami unsur ekstrinsik teks puisi
berikut,

1. Biografi Pengarang
1. Chairil Anwar di Medan, 22 Juli 1922.
2. Mulai muncul di dunia kesenian pada zaman Jepang.
3. Dilihat dari esai-esai dan sajak-sajaknya terlihat bahwa ia seorang yang
individualis yang bebas dan berani dalam menentang lembaga sensor
jepang.
4. Chairil pun seorang yang mencintai tanah air dan bangsanya, hal ini
tampak pada sajak-sajaknya: Diponegoro, Karawang-Bekasi, Persetujuan
dengan Bung Karno, dll.

2. Dalam puisi Aku ini adalah Psikologi pengarangnya, Chairil Anwar.


Penjelajahan Chairil Anwar berpusar pada pencarian corak bahasa ucap baru
yang lebih ‘berbunyi’ daripada corak bahasa ucap Pujangga Baru. Ia
menghargai salah seorang penyair Pujangga Baru, Amir Hamzah, yang telah
mampu mendobrak bahasa ucap penyair-penyair sebelumnya.
Sajak Aku adalah sajak yang paling memiliki corak khas dari beberapa sajak
Chairil lainnya. Sajak trsebut bersifat destruktif terhadap corak bahasa ucap
yang biasa digunakan penyair Pujangga Baru seperti Amir Hamzah
sekalipun. Idiom ‘binatang jalang’ yang digunakan dalam sajak tersebut pun
sungguh suatu pendobrakan akan tradisi bahasa ucap Pujangga Baru yang
masih cenderung mendayu-dayu.

3. Hubungan Karya Sastra dengan kondisi sosial masyarakat pada saat Karya
Sastra Lahir Sajak AKU ini, banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
masyarakat pada zaman itu. Bahkan sebagai akibat dari lahirnya sajak AKU
ini, Chairil Anwar ditangkap dan dipenjara oleh Kompetai Jepang. Hal ini
karena sajaknya terkesan membangkang terhadap pemerintahan Jepang.

1. Sajak AKU ini ditulis pada tahun 1943, di saat jaman pendudukan
Jepang.
2. Kondisi masyarakat pada waktu itu sangat miskin dan menderita.
3. Bangsa Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang, tanpa mampu
berbuat banyak untuk kemerdekannya.
4. Kerja paksa marak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
5. Bangsa Indonesia menjadi budak di negaranya sendiri.

I. MENYAJIKAN TEKS PUISI


Setelah kegiatan menelaah unsur pembangun teks puisi, kegiatan yang
kalian lakukan selanjutnya yaitu menyajikan teks puisi yang sudah kalian
tulis.

Bagus sekali. Kalian sudah menelaah tentang unsur pembangun dalam


teks puisi. Sekarang, mari menulis teks puisi setelah itu sajikanlah teks yang
telah kalian tulis di depan kelas.

A. MENULIS TEKS PUISI

Sekarang kalian akan belajar menulis puisi. Menulis puisi bagi


sebagian orang merupakan hal yang sulit. Terkadang, sebelum menulis puisi,
seseorang sudah terbebani terlebih dahulu dengan keinginan bahwa sebuah
puisi itu harus indah, bagus, dan sebagainya.
Sebenarnya menulis puisi tidak sesulit yang dibayangkan, karena
sebuah puisi merupakan ungkapan jiwa seseorang atas pengolahan
pengalamannya. Siapa pun yang hidup pasti punya jiwa, berarti siapa pun
dapat menulis puisi. Dalam hal ini, tinggal bagaimana seseorang tersebut
dapat melatih untuk menata ungkapan-ungkapan jiwa tersebut ke dalam
kalimat-kalimat yang puitis.
Seperti apa menulis puisi itu? Bagaimana caranya? kalian bisa
membaca seksama penjelasan berikut. Ada Langkah-langkah yang harus
kalian lakukan dalam menulis teks puisi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tema, misalnya tema tentang perjuangan, lingkungan
hidup, kondisi sosial, dan lain-lain
2. Mencari pilihan kata yang tepat, cara yang kedua ini dapat terasah
dengan sering-sering membaca contoh puisi yang ada.
3. Membangun suasananya, supaya sebuah puisi memiliki "greget" ,
maka sebaiknya dalam menulis puisi, penulis sebisa mungkin untuk
membangun suasana yang sesuai dengan tema yang diangkat.
4. Menentukan nada, merupakan hal yang penting dan tidak bisa
dianggap remeh dalam proses pembuatan puisi adalah menentukan
nada, karena sebaik apapun pemilihan kata dan isi puisi tersebut,
apabila tidak diiringi dengan pemilihan nada yang sesuai, maka
sajian puisi pun akan hambar.

B. MENYAJIKAN TEKS PUISI

a. Ekspresi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai
pengungkapan atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau
menyatakan maksud, gagasan, atau perasaan. Ekspresi dapat pula
diartikan sebagai pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan
seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan puisi, kamu harus
dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu puisi
melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias,
harapan, dan semangat.

b. Lafal
Lafal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam
membacakan puisi, huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan
jelas. Jangan sampai tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang
lainnya.
Misalnya, kata jalang tidak tertukar dengan jelang, kata tetap tidak
sampai terdengar tatap, kata luka tidak terdengar lusa. Pasangan-
pasangan kata itu memiliki makna yang berbeda.

c. Tekanan
Tekanan berarti kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat.
Tekanan berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata
yang lainnya.
Perhatikan cuplikan puisi berikut!
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan
merayu Tidak juga kau

Tak perlu sedu-sedan


itu Aku ini binatang
jalang Dari
kumpulannya
terbuang

Kata-kata yang bercetak tebal merupakan kata yang perlu mendapat


penekanan kuat. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu
lebih memperoleh penegasan daripada kata yang lain.

d. Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi
menyebabkan peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-
macam intonasi, yakni intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan
intonasi yang benar.
1) Saya membaca puisi.
2) Saya membaca puisi?
3) Saya membaca puisi!

Ketiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan? Perbedaan itu
disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki pengaruh berbeda
pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam penggunaannya. Pendengar
pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan jelas.

Tambahan Materi untuk Pengayaan


Ciri-ciri Puisi
Menurut Uti Darmawati dan Yustina Budi Artati (2017:93), setiap karya
sastra memiliki ciri khusus. Ciri-ciri tersebut merupakan pembeda antar karya sastra
yang satu dengan karya sastra yang lain. Berdasarkan pengertian puisi, dapat
disimpulkan beberapa ciri formal puisi sebagai berikut.
a. Menggunakan bahasa yang padat
b. Memperhatikan diksi
c. Mempunyai daya imajinatif dan figuratif
d. Mempunyai rima
e. Mempunyai irama
f. Memperhatikan bentuk (tipografi

Anda mungkin juga menyukai