OLEH
Bahasa Indonesia
BAB MENELAAH DAN
NO
4 KD
MENYAJIKAN
NO
PUISI
Indikator
KD Indi-
kator
3.8 Menelaah unsur-unsur 3.8. 1 Menentukan tema pada puisi yang
pembangun puisi dibaca
(perjuangan, lingkungan 3.8.2 Menemukan pengimajinasian/
hidup, kondisi sosial, dan
citraan pada puisi yang dibaca
lain-lain) yang
diperdengarkan atau 3.8.3 Menemukan diksi yang menarik
dibaca pada puisi yang dibaca
3.8.4 Menganalisis perasaaan penyair
pada puisi yang dibaca
3.8.5 Menganalisis nada pada puisi yang
dibaca
3.8.6 Menyimpulkan amanat pada puisi
yang dibaca
3.8.7 Menyimpulkan nilai yang
terkandung pada puisi yang dibaca
Setelah kalian memahami apa itu teks puisi di atas, sekarang kalian akan belajar
tentang menelaah unsur intriksik/batin teks puisi. Unsur-unsur intrinsik dibagi
menjadi sepuluh bagian:
1) Unsur Tema, gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi yang
menduduki tempat utama di dalam cerita. Hanya ada satu tema dalam satu
puisi, walaupun puisinya panjang. Setiap puisi mempunyai banyak hal
yang dibahas, namun pasti memiliki satu topik utama dari pembahasan
tersebut. Nah Topik Utama itulah yang disebut Tema.
Contoh:
a. Ketuhanan
b. Kemanusiaan
c. Cinta
d. Patriotisme
e. Perjuangan
f. Kegagalan
g. Hidup
h. Alam
i. Kritik sosial
j. Demokrasi
k. Kesetiakawanan
2) Rasa (feeling), juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah,
heran, gembira dll.
3) Nada (tone), yaitu sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan.
a. Menggurui
b. Mencaci
c. Merayu
d. Merengek
e. Mengajak
f. Menyindir,dsb.
5) Diksi ialah : pilihan kata yang tepat. Keberhasilan puisi dicapai dengan
mengintensnsifkan pilihan kata yang tepat.
6) Imaji atau daya bayang ialah :suatu kata atau kelompok kata yang
digunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam
jiwa kita.
Jenis Imaji :
a. Imaji pandang
b. Imaji dengar
c. Imaji rasa
Chairil Anwar
Maret 1943
Setelah kalian paham tentang menelaah unsur intrinsik, sekarang kalian akan
belajar tentang menelaah unsur ekstrinsik teks puisi. Unsur ekstrinsik puisi adalah
unsur yang berada di luar naskah puisi. Bisa saja berasal dari dalam diri penulis puisi
atau lingkungan tempat sang penulis puisi tersebut menulis puisinya. Unsur
ekstrinsik dibagi menjadi tiga bagian:
1. Biografi Pengarang
1. Chairil Anwar di Medan, 22 Juli 1922.
2. Mulai muncul di dunia kesenian pada zaman Jepang.
3. Dilihat dari esai-esai dan sajak-sajaknya terlihat bahwa ia seorang yang
individualis yang bebas dan berani dalam menentang lembaga sensor
jepang.
4. Chairil pun seorang yang mencintai tanah air dan bangsanya, hal ini
tampak pada sajak-sajaknya: Diponegoro, Karawang-Bekasi, Persetujuan
dengan Bung Karno, dll.
3. Hubungan Karya Sastra dengan kondisi sosial masyarakat pada saat Karya
Sastra Lahir Sajak AKU ini, banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
masyarakat pada zaman itu. Bahkan sebagai akibat dari lahirnya sajak AKU
ini, Chairil Anwar ditangkap dan dipenjara oleh Kompetai Jepang. Hal ini
karena sajaknya terkesan membangkang terhadap pemerintahan Jepang.
1. Sajak AKU ini ditulis pada tahun 1943, di saat jaman pendudukan
Jepang.
2. Kondisi masyarakat pada waktu itu sangat miskin dan menderita.
3. Bangsa Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang, tanpa mampu
berbuat banyak untuk kemerdekannya.
4. Kerja paksa marak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
5. Bangsa Indonesia menjadi budak di negaranya sendiri.
a. Ekspresi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai
pengungkapan atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau
menyatakan maksud, gagasan, atau perasaan. Ekspresi dapat pula
diartikan sebagai pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan
seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan puisi, kamu harus
dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu puisi
melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias,
harapan, dan semangat.
b. Lafal
Lafal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam
membacakan puisi, huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan
jelas. Jangan sampai tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang
lainnya.
Misalnya, kata jalang tidak tertukar dengan jelang, kata tetap tidak
sampai terdengar tatap, kata luka tidak terdengar lusa. Pasangan-
pasangan kata itu memiliki makna yang berbeda.
c. Tekanan
Tekanan berarti kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat.
Tekanan berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata
yang lainnya.
Perhatikan cuplikan puisi berikut!
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan
merayu Tidak juga kau
d. Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi
menyebabkan peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-
macam intonasi, yakni intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan
intonasi yang benar.
1) Saya membaca puisi.
2) Saya membaca puisi?
3) Saya membaca puisi!
Ketiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan? Perbedaan itu
disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki pengaruh berbeda
pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam penggunaannya. Pendengar
pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan jelas.