Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

TEKS FABEL

Nama Mahasiswa : Riska Ulfa Dwi Damayanti, S.Pd.


Nomor Peserta : 201901244246
Bidang Studi : Bahasa Indonesia

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2022
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Tosari


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/ Ganjil
Materi/Pokok Bahasan/SPB : Teks Fabel

A. Petunjuk Belajar
1. Bacalah materi terkait pengertian, ciri-ciri, dan unsur intrinsik teks fabel untuk
mempermudah pengerjaan soal.
2. Bacalah perintah soal dengan cermat!
3. Diskusikan dengan kelompokmu untuk menjawab soal tersebut!
4. Jawablah soal dengan baik dan benar!

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan tanya jawab, diskusi
penugasan dan presentasi, peserta didik dapat mengidentifikasi informasi tentang
fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar melalui video dan dapat
menceritakan kembali isi fabel/legenda daerah setempat, sehingga peserta didik
dapat mengembangkan sikap religius, dan gotong royong, serta dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi dan berkolaborasi.

C. Informasi Pendukung (Ringkasan Materi)


1. Teks fabel merupakan teks cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku
menyerupai manusia. Cerita fabel disebut juga dengan cerita moral, hal tersebut
dikarenakan pesan yang terdapat didalam cerita fabel sangat erat kaitannya
dengan moral kehidupan.
2. Adapun tokoh yang berperan didalam cerita fabel biasanya adalah binatang. Akan
tetapi pada cerita fabel, bukan hanya mengisahkan tentang kehidupan binatang
saja, melainkan juga mengisahkan tentang bagaimana kehidupan manusia dengan
seluruh karakter yang dimilikinya. Jadi, peran binatang yang terdapat didalam
cerita fabel mempunyai karakter layaknya manusia, antara lain seperti :
1. Baik dan jahat.
2. Jujur dan pembohong.
3. Sopan dan tidak sopan.
4. Pintar dan bodoh.
5. Menyukai persahabatan dan tidak senang bersahabat, dan lain-lain.
3. Ciri-ciri teks fabel sebagai berikut.
a. Fabel mengambil tokoh para binatang.
b. Watak tokoh para binatang digambarkan ada yang baik dan ada yang buruk
(seperti watak manusia).
c. Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.
d. Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat.
Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
e. Fabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll).
f. Memiliki amanat atau pesan moral
4. Unsur intrinsik fabel meliputi:
1) Tema, yaitu gagasan utama dalam suatu cerita.
2) Tokoh dan penokohan, tokoh dalam fabel berupa binatang. Tokoh ini diberi
citraan (penokohan) sebagai binatang yang berperilaku seperti manusia.
3) Latar, dalam fabel dibagi menjadi tiga yaitu latar waktu, tempat, dan suasana.
Contoh:
 Latar tempat: di hutan, sungai, goa, dan lain sebagainya.
 Latar waktu: pagi hari, siang hari, sore hari, atau malam hari.
 Latar suasana: eenang, susah, sedih, semangat, dan lain sebagainya.
4) Alur, yaitu jalan cerita atau urutan suatu peristiwa yang diceritakan di dalam
sebuah cerita. Alur dibagi menjadi empat yaitu alur maju, mundur, campuran,
dan sorot balik. Namun,  biasanya fabel itu menggunakan alur maju atau
urutannya dari awal cerita hingga akhir cerita.
5) Sudut pandang, yaitu cara yang digunakan pengarang untuk bercerita. Sudut
pandang dibagi menjadi dua yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut
pandang orang ketiga. Jika sudut pandang orang pertama, pengarang terlibat
dalam cerita tersebut. Jika sudut pandang orang ketiga, pengarang tidak
terlibat dalam cerita tersebut.
6) Amanat, yaitu pesan moral yang terdapat pada suatu cerita.
Si Monmon yang Serakah

D. Tugas/Soal
Bacalah teks fabel berikut untuk menjawab soal!

Dikisahkan pada suatu zaman, ada seekor ayam yang bersahabat dengan seekor
monyet. Si Yamyam dan si Monmon namanya. Mereka telah bersahabat sejak kecil. Ke
mana-mana selalu bersama. Namun, persahabatan mereka mengalami keretakan karena
sifat si Monmon yang suka semena-mena terhadap binatang lain. Yamyam sebagai
sahabat yang baik selalu berusaha menasehati Monmon. Namun, Monmon tidak pernah
menghiraukan nasihatnya.
Pada suatu petang si Monmon mengajak si Yamyan pergi keluar untuk
berjalan-jalan di hutan seperti biasanya. Ketika dalam perjalanan pulang, perut Monmon
mulai merasakan lapar. Ia merengek selama dalam perjalanan dan meminta Yamyam
mencarikan makanan untuknya. Malangnya, saat itu tidak ada makanan yang
Yamyam temukan dalam hutan, sehingga timbul niat jelek Monmon. Ia mendekati
Yamyam dengan pelan-pelan, kemudian menangkapnya. Yamyam meronta-ronta
dengan sekuat tenaga. “Lepaskan aku, mengapa kau menangkap sahabatmu?” teriak si
Yamyam. Monmon yang pikirannya telah dikuasai kerakusan tersebut tidak
memperdulikan situasi sahabatnya sendiri yang meronta kesakitan.
Dalam kondisi panik berusaha melarikan, dalam sekejap Monmon sontak
memejamkan mata dan akhirnya Yamyam dapat meloloskan diri. Yamyam berlari sekuat
tenaga ke dalam hutan. Untunglah tidak jauh dari tempat itu ia menemukan tempat
kediaman si Kepiting, teman Yamyam mandi ketika di sungai. Dengan tergopoh-gopoh
Yamyam masuk ke lubang rumah Kepiting. Di sana Kepiting terkejut dengan kedatangan
Yamyam yang tiba-tiba dengan napas terengah-engah.
Mengapa keringatmu sampai sebesar jagung begitu Yam? Kamu dikejar
siapa?” tanya Kepiting panik. Yamyam menceritakan semua kejadian yang ia alami
bersama Monmon di dalam hutan tadi kepada Kepiting. Mendengar hal tersebut Kepiting
marah dan tidak terima dengan perlakukan Monmon yang semena-mena kepada
sahabatnya. “Mari kita temui Monmon dan memberinya pelajaran yang pantas”, lanjut
Kepiting.
Ketika dalam perjalanan menemui Monmon, Yamyam dan
Kepiting mendengar ada suara yang minta tolong. Mereka mencari dari mana
arah suara tersebut berasal. Tanpa diduga, ternyata suara tersebut berasal dari
Monmon yang jatuh ke dalam sungai. Yamyam dan Kepiting segera meminta
bantuan teman-teman yang lain agar Monmon tidak tenggelam. Mereka
memanggil Gajah untuk mengangkat tubuh Monmon yang mulai terlihat
lemas tidak berdaya. Monmon segera dibawa ke daratan, lalu diberi perawatan
agar segera sadar.
Ketika membuka mata, Monmon merasa malu kepada teman-
temannya, karena dulu sering bersikap buruk pada mereka. Akhirnya, Monmon
minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi, terutama
kepada Yamyam. Sejak saat itu, Monmon selalu bersikap baik kepada binatang-
binatang yang hidup di hutan. Ia bahkan tidak segan membantu temannya yang
membutuhkan pertolongan.
Sumber:(www.e-smartschool.com)
c)

Anda mungkin juga menyukai