Anda di halaman 1dari 7

Teori Kognitif dan Teori

Generatif Transformatif
Berikut ini adalah pembahasan tentang teori kognitif dan teori generatif transrormatif dalam
pembelajaran mata kuliah Tharaiq Tadris al-Lughah al-Arabiyah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan dan dididik, pada masa kecilnya dilingkungan tertentu, baik di lingkungan
kedua orang tuanya dan kerabatnya maupun pemeliharaan orang-orang yang mendidiknya.
Ia belajar bahasa lingkungannya hingga ia bisa berbicara dan menguasai kaidah-kaidah
berbahasa.
Para ahli bahasa telah sepakat dalam pemerolehan bahasa tetapi mereka masih berselisih
dalam menafsirkan proses pemerolehan bahasa itu. pendapat merekapun berbeda-beda
antara satu dan yang lainnya. Setiap pendapat berdasarkan atas teori atau pandangan yang
berhubungan dengan karakteristik bahasa, sedangkan lainnya berdasarkan proses
pemerolehan bahasa serta proses belajar dan pembelajaran bahasa.
Teori yang terkenal membahas masalah ini ada dua, yaitu teori struktural dan teori
transformasi generatif. Teori-teori psikologi yang paling menonjol dalam masalah belajar
bahasa dan pembelajarannya ada dua, yaitu teori behaviorisme dan teori kognitif atau
rasional.
Dalam makalah kami kali ini cuma membahas teori kognitif dan teori generatif transformatif.
Serta para tokoh teori belajar dalam teori perkembangan kognitif.
B. Rumusan masalah.
1. Apa pengertiandari teori kognitif?
2. Bagaimana teori belajar menurut tokoh-tokoh teori kognitif?
3. Apakah teori generatif transformatif itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian teori kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Kognitif berarti persoalan
yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori
kognitif lebih menekankan proses belajar dari pada hasil belajar. Teori kognitif ini berbeda
dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
diwujudkan dengan cara kemampuan merespon terhadap stimulus yang datang kepada
dirinya. Menurut teori kognitif belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus
dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak

selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Dengan kata lain, teori kognitif
mencoba mengkaji proses-proses akal atau mental yang berlaku pada waktu proses
pembelajaran berlangsung.
Teori kognitif menegaskan pentingnya keaktifan pembelajar. Pembelajarlah yang mengatur
dan menentukan proses pembelajaran. Lingkungan bukanlah penentu awal dan akhir, positif
atau negatifnya hasil pembelajaran.
Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan
dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan
suatu proses intenal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berfikir
yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus
yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan
terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalamanpengalaman sebelumnya.
B. Teori belajar menurut tokoh-tokoh teori kognitif
1. Teori belajar menurut Piaget
Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi,
dan ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur
kognitif kedalam situasi yang baru. Sedangkan proses ekulibrasi adalah penyesuaian
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi seperti contoh: seorang anak sudah
memahami prinsip pengurangan ketika mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi proses
pengintegrasian antara prinsip pengurangan yang sudah dikuasainya dengan prinsip
pembagian (informasi baru). Inilah yang disebut proses asimilasi. Jika anak tersebut
diberikan soal-soal pembagian maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya, anak tersebut
sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-prinsip pembagian dalam situasi yang
baru.
2. Teori belajar menurut Bruner
Menurut bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan
oleh caranya melihat lingkungan, yaitu : enaktif, ikonik,dan simbolik.
Dalam memandang proses belajar, bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan
terhadap tingkah laku seseorang. Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia
mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh- contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
3. Teori belajar menurut Ausubel
Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan seorang yang
mengintegrasikan unsur- unsur pengetahuan yang terpisah- pisah kedalam suatu unit
konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan
dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa. Konsep ini dikemukakan oleh Ausubel.

Ketiga tokoh aliran kognitif diatas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu
mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Menurut Piaget, hanya dengan
mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik. Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan
kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktifitas menemukan (discovery).
Cara demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk belajar induktif yang menuntut banyak
dilakukan pengulangan. Berbeda dengan Bruner, Ausubel lebih mementingkan struktur
disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak menekankan pada cara berfikir deduktif.
C. Teori Generatif Transformatif
Teori generatif transformatif pertama kali di gagas oleh chomsky. Metode chomsky sangat
menaruh perhatian terhadap aspek akal. Ia membahas masalah-masalah bahasa dan
psikologi, lalu membingkainya menjadi satu bingkai dengan bentuk bahasa kognitif.
Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan pikiran manusia.
Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuannya berpikir dan kecerdasannya, serta
kemampuannya berbahasa. Itulah aspek yang paling fundamental dalam aktivitas manusia.
Teori generative transformasi yang di letakkan Chomsky adalah teori modern paling
menonjol yang mencerminkan kemampuan akal, membicarakan masalah-masalah
kebahasaan dan pemerolehannya, serta hubungannya dengan akal dan pengetahuan
manusia. Chomsky mendasarkan teorinya atas dasar asumsi bahwa bahasa menjadi bagian
dari komponen manusia dan produk akal manusia. Unsure yang membedakan manusia
dengan hewan adalah kecerdasan dan kemampuannya berfikir. Karena itu ia menolak
pandangan yang melihat bahasa dari aspek luar, seperti pandangan kaum strukturis. Ia
beranggapan bahwa pandangan itu tidak sempurna karena tidak membahas fenomenafenomena bahasa yang pelik ini kecuali hanya sebagian kecil.
Dalam teorinya ini Chomsky sangat menaruh perhatian pada kaidah yang diistilahkan
dengansystem yang ada dalam akal penutur bahasa yang berbentuk batin, yang diperoleh
semasa kecil. Berdasarkan pemahamannya terhadap kaidah-kaidah itu, setiap penutur
bahasa tertentu dengan bahasa ini akan mampu memahami kalimat atau susunan kata
dengan mudah, sekalipun ia belum pernah mendengarnya atau menggunakannya. Chomsky
menamakan kaidah pengetahuan batin ini dengan kaidah bahasa kifayah lughowiyah
(competence). Kaidah ini berbeda dengan kidah yang ia namakan dengan al-ada al-lughawi
(performance).
Chomsky berpendapat bahwa tujuan dari semua teori bahasa hendaknya di hubungkan
dengan ilmu tentang kaidah-kaidah bahasa yang ada didalam akal si penutur bahasa, yakni
semua kaidah pengetahuan bahasa menjadi patokan.dengan pengetahuan kaidah bahasa
itu menjadikan penutur bahasa tertentu bisa melahirkan dan menginovasikan semua
kalimat-kalimat dengan benar didalam bahasa yang di maksud. Ia juga bisa menjauhkan
dirinya dari melakukan kesalahan dalam membuat kalimat yang tidak benar.
Chomsky beranggapan bahwa jalan menuju pengetahuan ini ada pada kalimat karena pada
kalimatlah yang menjadi pokok pembentuk bahasa dan analisis bahasa. Di dalam

menganalisis bahasa ia menggunakan istilah-istilah, rumus-rumus, dan instrumentinstrumen dari ilmu lain, seperti matematika dan logika. Semua itu di maksudkan agar bisa
membantu untuk sampai pada kaidah-kaidah yang benar, tanpa perlu mengunakan istilah
dalam kaidah tradisional. Karena menurut pandangannya, istilah-istilah yang digunakan
dalam kaidah tradisional sering memunculkan kebingungan dan kekeliruan.
Dalam teorinya ini Chomsky membahas beberapa masalah bahasa (linguistic) dan psikologi.
Menurutnya, dua hal ini sangat penting dan mendasar untuk dapat memahami karakteristik
bahasa, cara-cara menganalisisnya, proses pemerolehannya dan juga untuk mengetahui
aspek penggunaannya. Beberapa masalah tersebut ialah tentang:
1. Struktur dalam dan struktur luar.
Perbedaan struktur luar bahasa dan struktur dalam bahasa, menurut Chomsky bersumber
dari filsafat umum rasionalisme.ia berpandangan bahwa manusia merupakan makhluk yang
berbeda dengan semua makhluk lainnya. Di antara perbedaan yang paling penting itu
adalah kecerdasan dan kemampuannya berpikir. Karena itu tidaklah logis jika bahasa
sepenting ini hanya di batasi oleh tindakan menganalisi dan mendeskripsikan struktur luar
bahasa seperti stimulus-respon, dan memperlakukan manusia seperti hewan atau alat. Di
sisi lain kita melupakan makna dan peranan akal dalam fenomena yang sangat luar biasa
ini.
Struktur dalam kadang juga disebut struktur batin kalimat didefinisikan sebagai konsep
pengetahuan tersembunyi yang dimiliki oleh penutur bahasa yang dengannya bisa
mengetahui kaidah bahasanya. Definisi lain dari struktur batin kalimat adalah struktur batin
atau pengetahuan tersembunyi yang dimiliki oleh penutur bahasa untuk mengatur struktur
kalimat dan menentukan semua faktor untuk memahami kalimat dan maknanya karena
hubungan nurani antara bagian-bagian kalimat dalam tataran ini jelas dan dapat dimengerti.
Adapun struktur luar bahasa adalah fase akhir dari proses pembentukan kaidah dalam
membuat kalimat setelah mengaplikasikan kaidah-kaidah transformasi tertentu atas struktur
dalamnya. Jadi, struktur dalam bahasa adalah struktur yang darinya terbentuk asal kalimat.
Adapun struktur luar bahasa adalah struktur yang tampak padanya kalimat dalam
bentuknya yang sekarang.
2. Kreatifitas dalam bahasa
Teori ini menekankan pentingnya bahasa kreatif salah satu sifat dasar bahasa manusia yang
bersifat kolektif. Bahasa kreatif inilah yang membedakannya dari bahasa artifisial (buatan).
Kreatifitas dalam bahasa yang dimaksud adalah kemampuan manusia penutur bahasa
tertentu untuk memahami unsur-unsur bahasa dalam bahasanya itu, dalam jumlah yang
tidak terbatas, mengolahnya dan menentukan benar dan salahnya walaupun ia tidak pernah
mendengar ataupun mengucapkan sebelumnya. Kemampuan kreatifitas ini terbentuk dari
pengetahuan manusia yang alami terhadap kaidah-kaidah bahasayang terbatas. Dari sinilah
kemudian timbul penamaan teori dengan nama teori generatif.
3. Kompetensi dan performansi
Kreatifitas merupakan pembagian yang sangat penting dalam teori Chomsky, karena

kreatifitas akan membedakan adanya kompetensi (pengetahuan yang dimiliki pemakai


bahasa tentang bahasanya) dan performansi (perbuatan berbahasa). Makna penting inilah
yang dimaksud yaitu adanya pembedaan antara kompetensi dan performansi dalam teori
ini.
Kompetensi bahasa merupakan pengetahuan tentang kaidah-kaidah bahasa yang dimiliki
oleh penutur bahasa secara batin. Sebaliknya, performansi merupakan aplikasi
penghetahuan tersebut dalam memahami (listening), berbicara (speaking), dan menulis
(writing). Artinya kemampuan bahasa merupakan esensi akal yang tersembunyi dibalik
perbuatan berbahasa, sedangkan perbuatan bahasa itu sejatinya merupakan cerminannya.
4. Hipotesis Natural ( Alami )
Menurut pandangan ini,bahasa merupakan fitrah bagi manusia yang tidak dimiliki oleh
makhluk- makhluk lainnya. Kemampuan memperoleh berbahasa itu telah tertanam dalam
dirinya sejak lahir. Karena itu, siapapun yang lahir di lingkungan manusia tertentu, ia akan
memperoleh bahasa lingkungannya itu, tanpa melihat tingkatan pendidikan dan sosialnya
selama iatidak mendapatkan hambatan kuat, baik mental maupun fisik yang
menghalanginya dalam mendengar, memahami, dan menggunakannya. Maksudnya, bahasa
menurut teori ini bukanlah perilaku yang diperoleh dengan cara belajar, berlatih dan praktik,
seperti yang dipercayai oleh kaum behavioris. Bahasa adalah fitrah akal yang merupakan
pembawaan akal.
5. Instrumen Pemerolehan Bahasa
Menurut pandangan chomsky dan para pendukungnya menutup kerenggangan antara
pengalaman bahasa( input bahasa ) dan kemampuan berbahasa ini dinamakan kaidahkaidah alami universal ( the innate universal grammar). Kaidah alami universal ini
merupakan kemampuan akal yang tertata, dengan ini manusia bisa mengetahui kaidahkaidah bahasa, tanpa perlu mempelajari kaidah- kaidah ini dalam bentuk teori tradisional.
Kaidah- kaidah alami universal ini dikontrol oleh instrumen atau alat imajinasi yang
keberadaannya tergambar jelas di dalam otak manusia dalam kotak hitam. Oleh chomsky,
kotak hitam dinamakan Language Acquisition Device (LAD), alat pemerolehan bahasa.
6. Kaidah Universal
Kaidah universal (universal grammar) didefinisikan sebagai himpunan kaidah-kaidah dan
sistem-sistem yang bersifat universal yang pada umumnya semua bahasa memiliki
kesamaan padanya, dan tidak ada kekhususan bagi bahasa tertentu. Kaidah universal ini
mencakup himpunan masalah-masalah dan gagasa-gagasan yang dimiliki oleh anak yang
tumbuh didalam diri mereka dalam bentuk yang sama, meskipun berbeda-beda bahasa dan
pendidikannya artinya kaidah ini mengandung sistem-sistem yang permanen yang ada
didalam akal manusia. Sistem itu tidak berubah karena perbedaan ras manusia atau karena
perbedaan bahasa dan kebudayaannya. Karena itu pemerolehan kaidah-kaidah ini
merupakan kemampuan kodrati yang dimiliki oleh semua orang normal, apapun bahasa
ibunya atau apapun budaya dan tingkat pendidikannya.

BAB III
KESIMPULAN
A. Teori Kogntif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Kognitif berarti persoalan
yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori belajar menurut tokoh-tokoh teori kognitif
4. Teori belajar menurut Piaget
Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi,
dan ekuilibrasi (penyeimbangan).
5. Teori belajar menurut Bruner
Menurut bruner perkembagan kognitif sesorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan
oleh caranya melihat lingkungan, yaitu : enaktif, ikonik,dan simbolik.
6. Teori belajar menurut Ausubel
Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan seorang yang
mengintegrasikan unsur- unsur pengetahuan yang terpisah- pisah kedalam suatu unit
konseptual.
Ketiga tokoh aliran kognitif diatas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu
mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
B. Teori Generatif Transformatif
Teori generative transformasi yang di letakkan Chomsky adalah teori modern paling
menonjol yang mencerminkan kemampuan akal, membicarakan masalah-masalah
kebahasaan dan pemerolehannya, serta hubungannya dengan akal dan pengetahuan
manusia.
Teori generatif transformatif pertama kali di gagas oleh chomsky. Metode chomsky sangat
menaruh perhatian terhadap aspek akal. Ia membahas masalah-masalah bahasa dan
psikologi, lalu membingkainya menjadi satu bingkai dengan bentuk bahasa kognitif.
Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan pikiran manusia.
Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuannya berpikir dan kecerdasannya, serta
kemampuannya berbahasa. Itulah aspek yang paling fundamental dalam aktivitas manusia.
Dalam teorinya ini Chomsky membahas beberapa masalah bahasa (linguistic) dan psikologi.
Menurutnya, dua hal ini sangat penting dan mendasar untuk dapat memahami karakteristik
bahasa, cara-cara menganalisisnya, proses pemerolehannya dan juga untuk mengetahui
aspek penggunaannya. Beberapa masalah tersebut ialah tentang:
1. Struktur dalam dan struktur luar.
Perbedaan struktur luar bahasa dan struktur dalam bahasa, menurut Chomsky bersumber
dari filsafat umum rasionalisme.
2. Kreatifitas dalam bahasa
Teori ini menekankan pentingnya bahasa kreatif salah satu sifat dasar bahasa manusia yang
bersifat kolektif. Bahasa kreatif inilah yang membedakannya dari bahasa artifisial (buatan).
Kompetensi dan performansi

Kreatifitas merupakan pembagian yang sangat penting dalam teori Chomsky, karena
kreatifitas akan membedakan adanya kompetensi (pengetahuan yang dimiliki pemakai
bahasa tentang bahasanya) dan performansi (perbuatan berbahasa).
3. Hipotesis Natural ( Alami )
Menurut pandangan ini,bahasa merupakan fitrah bagi manusia yang tidak dimiliki oleh
makhluk- makhluk lainnya. Kemampuan memperoleh berbahasa itu telah tertanam dalam
dirinya sejak lahir. Karena itu, siapapun yang lahir di lingkungan manusia tertentu, ia akan
memperoleh bahasa lingkungannya itu, tanpa melihat tingkatan pendidikan dan sosialnya
selama ia tidak mendapatkan hambatan kuat, baik mental maupun fisik yang
menghalanginya dalam mendengar, memahami, dan menggunakannya.
4. Instrumen Pemerolehan Bahasa
Menurut pandangan chomsky dan para pendukungnya menutup kerenggangan antara
pengalaman bahasa( input bahasa ) dan kemampuan berbahasa ini dinamakan kaidahkaidah alami universal ( the innate universal grammar). Kaidah alami universal ini
merupakan kemampuan akal yang tertata, dengan ini manusia bisa mengetahui kaidahkaidah bahasa, tanpa perlu mempelajari kaidah- kaidah ini dalam bentuk teori tradisional.
Kaidah- kaidah alami universal ini dikontrol oleh instrumen atau alat imajinasi yang
keberadaannya tergambar jelas di dalam otak manusia dalam kotak hitam. Oleh chomsky,
kotak hitam dinamakan Language Acquisition Device (LAD), alat pemerolehan bahasa.
5. Kaidah Universal
Kaidah universal (universal grammar) didefinisikan sebagai himpunan kaidah-kaidah dan
sistem-sistem yang bersifat universal yang pada umumnya semua bahasa memiliki
kesamaan padanya, dan tidak ada kekhususan bagi bahasa tertentu. Kaidah universal ini
mencakup himpunan masalah-masalah dan gagasa-gagasan yang dimiliki oleh anak yang
tumbuh didalam diri mereka dalam bentuk yang sama, meskipun berbeda-beda bahasa dan
pendidikannya artinya kaidah ini mengandung sistem-sistem yang permanen yang ada
didalam akal manusia.

Anda mungkin juga menyukai