Kelompok 2 :
Oktober
2020
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran
Menyimak” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ery Rahmawati, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia atas bimbingan,
pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................34-35
B. Saran......................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................36
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran menyimak di SD?
2. Apa yang dimaksud media dalam pembelajaran menyimak?
3. Bagaimana model pembelajaran menyimak?
4. Apa yang dimaksud bahan ajar dalam pembelajaran menyimak?
5. Bagaimana penilaian dalam pembelajaran menyimak?
6. Bagaimana rancangan awal produk pengembangan pembelajaran menyimak?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan maksud pembelajaran menyimak di SD
2. Menjelaskan media dalam pembelajaran menyimak
3. Menjelaskan model pembelajaran menyimak
4. Menjelaskan bahan ajar dalam pembelajaran menyimak
5. Menjelaskan penilaian dalam pembelajaran menyimak
6. Menjelaskan rancangan awal produk pengembangan pembelajaran menyimak
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan Menyimak
Gary T. Hunt (Kundharu dan Slamet, 2010; 13-14) menyatakan tujuan menyimak
sebagai berikut :
a. Memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan pekerjaan/profesi
6
b. Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antarpribadi dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, di tempat bekerja, dan di dalam kehidupan masyarakat.
c. Mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan yang masuk
akal, dan
d. Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu yang
didengar.
7
Sedangkan tujuan untuk pembelajaran menyimak adalah untuk memperoleh
informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan
oleh pembicara melalui ujaran, dan mendapatkan hiburan melalui cerita.
3. Tahap-tahap Menyimak
8
h. Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran
sang pembicara;
i. Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat, dan gagasan sang pembicara.
9
terpengaruh, cenderung memihak, mudah mengalah, reseptif, bergantung dan
emosional.
g. Faktor lingkungan, dalam hal ini faktor lingkungan dibagi menjadi lingkungan
fisik seperti letak meja dan kursi dalam ruang kelas, dan faktor lingkungan sosial
seperti suasana dan interaksi yang terjadi di lingkungan tempat dia berada, baik di
rumah atau pun di sekolah.
h. Faktor peranan dalam masyarakat, kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi
oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, kita ingin
menyimak ceramah, kuliah, atau siaran-siaran radio dan televisi yang
berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air kita
maupun di liar negeri.
5. Proses Menyimak
Logan dan Loban (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 63) menyatakan
bahwa menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam
proses menyimak pun terdapat tahap-tahap, antara lain:
a. Tahap Mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
b. Tahap Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita
untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara.
c. Tahap Menginterpretasi, penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum
puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia
ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang
terdapat dan tersirat dalam ujaran itu.
d. Tahap Mengevaluasi, setelah memahami atau dapat menafsir atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau
mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan
kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.
e. Tahap Menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran
atau pembicaraannya.
10
Media secara Harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut AECT
“Association for Education and Comunication” media adalah segala bentuk yang di
gunakan untuk proses penyaluran informasi. Di dalam bahasa Arab, media
pembelajaran disebut al-mu’ayyanat al-sam’iyyah al-bashariyyah, yaitu alat pandang
dengar. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan kesan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya.
Media Pembelajaran menyimak adalah suatu media sebagai alat perantara atau
pengantar dalam proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan
evaluasi agar seseorang bias dan mudah dalam mencerna atau memahami kata atau
kalimat yang diujarkan.
1. Contoh Media Pembelajaran Menyimak
a. Compact Disk (CD)
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam
pembelajaran keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan
beberapa bentuk software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru.
Sebagai contoh materi pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan
kedalam media ini seperti, film, drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk
siaran lain.
b. Casset Recorder
Casset Recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam
pembelajaran keterampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas
untuk materi-materi tertentu tidak se fleksibel compact disk. Kekurangan
media ini tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c. Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam
memahami teks yang didengar siswa, disamping itu dapat pula memberikan
penguatan terhadap makna yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan
yang dimaksud adalah : gerakan badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk
yang lainnya.
d. Permainan Bahasa
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam
mengajarkan keterampilan menyimak seperti : bisik berantai, perintah
bersyarat, siapa yang berbicara, bagaimana saya pergi.
11
e. Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk
satu peristiwa yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang
terpisah, atau dalam satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa
satu-satu atau sekaligus ditunjukkan kepada siswa.
Langkah-langkahnya adalah:
12
Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar semua siswa
mengetahui kebenaran dari jawaban mereka masing-masing.
b. Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam
setiap bacaan tersebut.
Langkah-langkahnya adalah:
Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.
Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang
penting.
Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan
pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan
maupun tertulis.
Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya
(presentasi).
Berikan klarifikasi di akhir sessi terhadap jawaban siswa.
c. Strategi 3
Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan
kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasa sendiri.
Langkah-langkahnya adalah:
Perdengarkan bacaan yang sudah direkam dalam kaset atau CD.
Tugaskan kepada setiap siswa untuk mencatat kata-kata kuncinya
(keyword) sambil mendengarkan.
Setelah selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi
bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.
Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan)
hasilnya secara bergantian.
Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan
penguatan terhadap pemahaman siswa.
13
Melatih kecermatan dalam mendengarkan/memperhatikan;
Keterampilan menyimak dapat melatih sejauh mana siswa dapat
mencermati atau mendengarkan apa-apa yang diperdengarkan kepada
mereka. Meliputi suara, kalimat-kalimat, isi dan lainnya.
Lebih kuat diingat;
Menyimak dalam hal ini berkaitan dengan mendegar adalah
keterampilan yang menggunakan panca indera pendengaran atau telinga.
Sudah kita ketahui bahwasanya hal yang paling dulu difahami oleh
manusia dari bahasa adalah melalui mendengar. Hal ini menjadi salah satu
faktor utama dalam mengingat ujaran bahasa yang telah ia dengar dengan
kuat.
Cepat mengerti;
Melalui keterampilan menyimak ini, siswa akan lebih dapat dimengerti
atau memahami isi/kandungan apa-apa yang diperdengarkan kepadanya.
Karena mendengar adalah kegiatan yang sangat praktis, berbeda dengan
misalnya membaca yang cenderung lebih menguras kejelian indera
penglihatan (mata) dan pikiran (otak) yang berfungsi dalam memahami
kata demi kata atau paragraf demi paragraf suatu bacaan. (Abdul Alim
Ibrahim, 1968: 71).
Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan secara
mekanistis seperti membeo, mereka sering tidak mengetahui atau tidak
memikirkan makna ujaran yang diucapkan penutur bahasa tersebut.
Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks, sehingga
pelajar hanya memahami satu makna, padahal suatu kalimat atau
ungkapan bisa mempunyai beberapa makna tergantung konteksnya.
Sebetulnya para pelajar juga tidak berperan dikelas (keaktifan semu),
karena mereka hanya memberi respon pada rangsangan guru.
Karena kesalahan dianggap sebagai “salah”, maka pelajar tidak dianjurkan
berinteraksi secara lisan atau tulisan sebelum menguasai benar pola-pola
kalimat yang cukup banyak. Akibatnya, pelajar takut menggunakan
bahasa.
14
Latihan-latihan pola bersikap manipulatif, tidak kontekstual dan tidak
realistis. Pelajar mengalami kesulitan ketika menerapkannya dalam
konteks komunikatif yang sebenarnya. (Aziz Fachrurrozi, 2010: 81).
15
bahasa yang dipelajarinya, bisa dilakukan menyimak satu kalimat dulu, kemudian
meningkat per paragraf.
Tahapan ini perlu dipertimbangkan dalam proses menyimak agar siswa
tidak mengalami kesulitan dan merasa terbantu dalam belajarnya. Jangan sampai
siswa merasa terbebani dalam belajar bahasa Indonesia karena perlu diketahui
bahwa belajar menyimak bagi pembelajar bahasa kedua umumnya dirasakan
paling sulit bila dibandingkan dengan belajar keterampilan yang lain, seperti
membaca, berbicara, dan menulis. Ini terjadi karena dalam menyimak,
kesempatan waktu untuk berpikir dalam memproses apa yang disimak relatif
pendek bila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain.
16
Untuk mengecek pemahaman siswa tentang bahan simakan,biasanya guru
memberikan tes atau perlatihan tertentu. Dilihat dari jenis pertanyaan atau
perlatihan lanjutan yang diberikan, ada berbagai tipe perlatihan, misalnya :
1. Memberikan pertanyaan subjektif (siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, dan
mengapa) yang menuntut jawaban uraian dan pertanyaan objektif (pilihan
ganda, mengisi, benar/salah, sebab-akibat, menjodohkan, dan sebagainya),
2. Mengisi cloze-test (teks yang dihilangkan sebagian katanya secara teratur
atau dihilangkan bagian-bagian tertentu sesuai dengan tujuan, dengan
jawaban sesuai dengan teks atau ada kemungkinan alternasi jawaban lain
yang benar),
3. Membuat peta konsep berdasarkan hasil simakan,
4. Membuat peta arah/posisi berdasarkan hasil simakan,
5. Menata urutan kalimat dalam paragraf yang benar berdasarkan hasil simakan,
6. Membetulkan bentukan kata atau struktur kalimat yang salah berdasarkan
hasil simakan,
7. Membuat parafrase dari puisi yang disimak,
8. Membuat ringkasan atau simpulan dari teks yang disimak,
9. Melanjutkan narasi berdasarkan hasil simakan,
10. Menentukan judul berdasarkan teks yang disimak,
11. Membandingkan dua teks/lebih yang memiliki topik sama yang disimakkan,
12. Menggambar dengan karakteristik tertentu sesuai dengan apa yang disimak,
13. Mewarnai gambar sesuai dengan warna yang diperdengarkan dalam kegiatan
menyimak, dan lain-lain.
17
pendek yang sudah dipersiapkan (oleh guru/siswa) kepada teman di sampingnya
(penyimak pertama), kemudian diikuti oleh penyimak pertama membisikkan
kalimat/wacana yang disimaknya dari pembisik kepada penyimak kedua, dan
seterusnya hingga semua peserta menyimak melakukan kegiatan seperti itu.
Setelah semua peserta melakukan kegiatan menyimak, guru bisa mengecek
kebenaran apa yang disimaknya dengan menyuruh penyimak terakhir untuk
mengucapkannya/menuliskannya di kertas yang disediakan.
18
6. Waktu: Membaca nyaring beberapa petunjuk waktu berdasarkan gambar jam
kemudian mengecek kebenaran cara bacanya setelah mendengarkan bahan
simakan, menuliskan dengan angka pukul berapa sederetan orang-orang yang
ditentukan menelepon setelah menyimak, dan sebagainya;
7. Tanggal/tahun : Membaca nyaring sederetan tanggal/tahun kemudian
mengecek kebenaran cara bacanya setelah mendengarkan bahan
simakan,menentukan tanggal/tahun lahir sederetan gambar bernama setelah
menyimak, melingkari tanggal dalam kalender kapan seseorang datang dan
pergi setelah menyimak, dan sebagainya;
8. Makanan : Memilih sederetan nama barang, buah, dan sebagainya yang
dianggap benar berdasarkan hasil simakan, mengisi jumlah kilogram
sederetan barang/makanan yang dibeli berdasarkan hasil simakan, dan
sebagainya;
9. Restauran: menandai sejumlah menu yang ada di restauran berdasarkan hasil
simakan, dan sebagainya.
Model 7: Catatan Menyimak
Bagi pembelajar bahasa asing/bahasa kedua, menyimak bukan pekerjaan
yang mudah. Terkadang siswa sudah menyimak berkali-kali, tetapi masih saja
dirasakan sulitnya memahami apa yang disimak. Karena itu, bagi pembelajar
pemula, bantuan bisa diberikan dengan berbagai cara. Di antara bantuan tersebut
berupa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting
selama mereka menyimak. Jika dirasa siswa sudah meningkat keterampilan
menyimaknya karena sudah berlatih berkali-kali dalam menyimak, kegiatan
mencatat selama proses menyimak sebaiknya dihindari agar siswa merasa
tertantang dan mau berusaha meningkatkan keterampilannya.
Model 8: Pembaca Bahan Simakan
Dalam kondisi tertentu, mencari orang yang cakap membacakan bacaan
simakan tidaklah mudah. Tidak banyak orang yang terampil membacakan teks.
Jika ini terjadi, salah satu siswa terpilih dapat berperan sebagai pembacanya dan
siswa lain berperan sebagai penyimak. Ini dapat dilakukan secara bergantian.
Dapat juga guru yang membacakan teks simakan atau alat bantu berupa kaset
tipe recorder, VCD, dan sebagainya. Jika siswa sebagai pembaca teks,
keuntungannya adalah siswa sekaligus dapat berlatih membaca. Akan tetapi,
19
mereka perlu diberi kesempatan untuk berlatih dahulu membaca satu/dua kali
agar mereka memiliki kepercayaan diri kalau mereka mampu membacakan teks
dengan baik. Jika yang membacakan teks itu guru, dia pun perlu mengecek atau
berlatih, apakah keras lemahnya suara, tempo membacanya, dan kejelasan
suaranya kira-kira dapat diterima siswa. Seandainya menggunakan tape recorder
atau VCD, sebelum digunakan perlu juga dicek agar tidak terjadi gangguan
selama proses menyimak.
Model 9: Selera Penyimak
Bagi guru kelas menyimak, tugas mereka di antaranya dapat berupa
memberikan kontrol terhadap isi pelajaran dan memberikan kebebasan kepada
siswa untuk membawa sendiri materi simakan. Guru dapat memberikan
keleluasaan kepada siswa tentang materi yang disimak, misalnya murid
menyimak apa yang dideskripsikan teman mereka, kemudian membuat
seperangkan pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan. Dimensi yang terpusat
pada pembelajar dapat diterapkan di kelas menyimak dengan dua cara :
1. Tugas dapat diberikan secara leluasa kepada pembelajar untuk
menentukannya berdasarkan selera mereka, bukan dari guru dan
2. Memberikan keleluasaan pada pembelajar dalam menentukan proses belajar,
misalnya menentukan tujuan pengajaran, memberikan pilihan, memberikan
kesempatan untuk membawa pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri di
kelas.
Model 10: Gangguan Menyimak
Kegiatan menyimak sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
sehari-hari karena sebenarnya manusia disamping sebagai makhluk individu,
mereka juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, mereka
memerlukan interaksi dengan yang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain,
baik untuk tujuan interaksional maupun transaksional, kemampuan menyimak
sangat diperlukan. Dalam praktiknya, kegiatan menyimak terjadi tidak selalu
mulus, terkadang ada saja gangguan yang dihadapinya, misanya pada saat
menyimak, ada suara bising karena kerasnya suara kendaraan yang lewat, atau
banyaknya orang berbicara, dan sebagainya.Kondisi semacam itu pasti terjadi
dalam kegiatan menyimak sehari-hari. Karena itu, berlatih menyimak dengan
gangguan-gangguan tertentu dianggap perlu agar siswa dapat menyimak dalam
20
kondisi apa pun. Latihan menyimak dengan gangguan-gangguan ini biasanya
diberikan jika siswa sudah dianggap dapat melewati kegiatan menyimak tanpa
gangguan. Berarti, tahap ini sebaiknya diberikan bagi penyimak yang memang
dianggap sudah terampil.
Model 11: Tempat Menyimak
Pembelajaran menyimak tidak harus dilakukan di dalam kelas, tetapi dapat
juga dilakukan di luar kelas. Kegitan menyimak di luar kelas bisa dalam bentuk :
1. Menugasi siswa menyimak berita hari ini,
2. Menugasi siswa menyimak khutbah Jumat, dan sebagainya.
Yang perlu diperhatikan bagi guru adalah menentukan kejelasan tugas yang
perlu dicatat siswa sebagai hasil menyimaknya. Apalagi, ini diberikan pada siswa
tahap pemula. Tugas-tugas yang bisa dicatat untuk siswa tahap pemula biasanya
berkaitan dengan pertanyaan:
Untuk tingkat lanjut, pertanyaan bisa pada tataran yang agak sulit,
misalnya: mengapa hal itu dibicarakan dan bagaimana pendapatmu.
21
Ada pun contoh materi simakan yang dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran
hendaknya memiliki berbagai tujuan, antara lain:
a. Materi yang tujuannya mendapat respon dari penyimak berupa bunyi-bunyian,
baik berupa suara, kata, frasa, maupun kalimat,
b. Materi yang memerlukan pemusatan perhatian, yakni menentukan gagasan-
gagasan pokok pembicaraan dan gagasan-gagasan penunjangnya,
c. Materi yang bertujuan membandingkan atau mempertentangkan dengan
pengalaman atau pengetahuan penyimak,
d. Materi yang tujuannya menuntut penyimak berpikir kritis, yakni melalui proses
analisis,
e. Materi yang tujuannya menghibur dan bersifat santai,
f. Materi yang tujuannya informatif, dan
g. Materi yang tujuannya deskriminatif, yakni setelah menerima pesan, penyimak
dapat memberikan reaksi yang sesuai dengan keinginan pembicara (Sutari 1997:
120-121).
22
Kegagalan pembelajaran menyimak lebih banyak disebabkan oleh
ketidakmampuan pembelajar terhadap makna, baik makna gramatikal, leksikal,
maupun kultural dalam bahan ajar. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah
keautentikan. Istilah autentik diartikan asli (original). Bahan yang asli ialah bahan
yang ditemukan di lingkungan siswa. Apa yang biasa didengar pembelajar dalam
kehidupan sehari-hari akan lebih baik jika diambil sebagai bahan ajar menyimak.
23
perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang
rekan.
Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling
sedikit mencakup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun dengan
penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan
suatu maksud. Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara
dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
d. Menyimak sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan
secara ekstensif (casual listening dan extensive listening) misalnya, menyimak
pada musik yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup
sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau menikmati musik
sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis,
pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan
tulisan tangan.
24
h. Menyimak kreatif (Creative listening)
Menyimak kreatif adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam
pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imaginatif kesenangan-
kesenangan akan bunyi, visual atau penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan
kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya.
i. Menyimak introgatif (introgative litening)
Menyimak introgatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena
sipenyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak
interogatif ini si penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada
pemerolehan informasi atau mengenai jalur khusus.
j. Menyimak penyelidikan (exploratory listening)
Menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan
yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak
menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang menarik
perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik atau suatu pergunjingan
yang menarik.
k. Menyimak pasif (passive listening)
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa
menandai upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa,
menghapal luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh
menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa
asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah bahasa
tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup bagi otak
mereka menyimak bahasa itu.
l. Menyimak selektif (selective listening)
Menyimak selektif berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun
efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan
yang memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun
demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif,
tetapi justru melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik
tersebut. Dengan demikian, berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari
masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk menginterpretasikan
25
E. Penilaian Dalam Pembelajaran Menyimak
Pembelajaran menyimak dapat dikatakan baik dan ideal jika pendengar dapat
memperoleh informasi secara utuh dan memahaminya. Pemerolehan informasilah
yang menjadi sasaran tujuan pembelajaran menyimak. Unsur pembelajaran menyimak
terdapat tiga yaitu kebahasaan, pemahaman, dan ingatan. Kebahasaan berkaitan
dengan pengetahun tentang gejla fonetik, kosakata, dan struktur. Pemahaman adalah
pemahaman terhadap bahan yang disimak. Ingatan adalah bentuk penyimpanan suatu
hal dalam jangka waktu tertentu.
Tes menyimak dapat berupa tes objektif dan tes esai. Tes yang diberikan harus
memiliki stimulus yang baik dan tepat agar siswa dapat merespon (mendengar)
dengan baik dan tepat pula. macam-macam dari penilaian pembelajaran menyimak
adalah pertanyaan inferensi, pertanyaan evaluasi, pertanyaan respon personal, dan
pertanyaan aplikasi. Pertanyaan inferensi adalah pertanyaan yang menanyakan perihal
yang tidak tertera secara eksplisit dalam sebuah bahan simakan. Pertanyaan evaluasi
adalah pertanyaan yang mengharuskan penyimak untuk dapat menilai bahan simakan
dan memberikan alasannya. Pertanyaan respon personal adalah pertanyaan yang
membutuhkan respon dari masing-masing individu dalam kegiatan menyimak.
Pertanyaan aplikasi adalah pernilaian terhadap perilaku penyimak setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran menyimak. Biasanya dilakukan sebagai bentuk penyadaran
penyimak, mengharapkan sebuah kritik atau tanggapan penyimak dari bahan simakan.
26
Menyimak kritis (dengan bahan tuturan yang bersifat argumentatif dan
ekspositoris)
Menyimak cepat (bahan simakan berita, jadwal, atau daftar tertentu).
Kelas / Semester : 2 /1
Pembelajaran ke : 1
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
27
3. Dengan teks buku harian Udin, siswa dapat membaca teks permintaan maaf untuk
menjaga sikap hidup dalam kemajemukan keluarga dengan teliti.
4. Dengan menjawab pertanyaan dari teks permintaan maaf, siswa dapat
mengidentifikasi contoh sikap hidup rukun dan tidak rukun dalam kemajemukan
keluarga dengan teliti.
5. Dengan bimbingan guru, siswa dapat memperagakan contoh ucapan permohonan
maaf dengan santun dan percaya diri.
6. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat membilang sampai 500 dengan teliti.
7. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat menyebutkan banyak benda dengan
teliti.
8. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat menentukan pola-pola bilangan
sederhana menggunakan bilangan kurang dari 100 dengan teliti.
9. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat membuat pola-pola bilangan
sederhana dengan menggunakan bi-langan kurang 100 dengan teliti.
10.Dengan mengamati contoh teks buku harian Udin dan bimbingan guru, siswa dapat
menulis teks buku harian tentang kegiatan keluarga dengan EYD yang tepat secara
teliti.
11.Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat menyebutkan keberagaman
anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin dengan percaya diri.
12.Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat menceritakan kebersamaan
dengan anggota keluarga yang berbeda jenis kelamin dengan bahasa yang santun dan
percaya diri.
B. INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati siswa dapat menyebutkan alat musik ritmis.
2. Setalah membaca siswa mengetahui kata permohonan maaf.
3. Setelah mengamati siswa dapat mempragakan ucapan permohonan maaf.
4. Setelah mengamati gambar siswa dapat menghitung jumlah buku dengan
menggunakan sistem blok dienes
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
28
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Hidup Rukun”.
4. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dipelajari adalah
kegiatan mengamati
Inti 1. Guru memperkenalkan alat musik ritmis kepada siswa 150
(mengamati). menit
2. Siswa memperhatikan guru menyanyikan lagu “Ruri
Abang-ku” sesuai ketukan dengan menggunakan alat
musik ritmis (mengamati).
3. Siswa dibimbing memainkan alat musik ritmis
(mengamati).
4. Siswa membaca nyaring syair lagu (mengamati).
5. Siswa membaca teks buku harian Udin (mengamati).
6. Siswa membaca contoh ucapan permohonan maaf yang
ada pada buku siswa (mengamati).
7. Guru menjelaskan kalimat permohonan maaf yang santun
kepada siswa, kemudian siswa dibimbing memperagakan
ucapan permohonan maaf (mengamati).
8. Siswa diajak mengamati rak buku yang ada di dalam
kelas atau perpustakaan sekolah (mengamati).
9. Siswa mengamati gambar susunan buku yang ada pada
buku siswa (mengamati).
10. Siswa mengamati gambar cara menghitung jumlah buku
dengan menggunakan sistem blok dienes (mengamati).
11. Siswa mengamati gambar tumpukan buku pada beberapa
rak (mengamati).
12. Siswa mengamati sebuah barisan bilangan yang ada pada
buku siswa (mengamati).
29
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
4. Melakukan penilaian hasil belajar
5. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
D. PENILAIAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek
dengan rubric.
1. Sikap
3. Ketrampilan
a. Menyanyi dengan memainkan alat musik ritmis
30
Penilaian: unjuk kerja
Perlu Bimbi-
No Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2)
ngan (1)
Perlu Bimbi-
No Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2)
ngan (1)
31
dan gerak tubuh dan gerak dan gerak tanpa ekspresi.
sesuai dengan tubuh sesuai tubuh tidak
dialog secara dengan dialog sesuai dengan
konsisten. namun kurang dialog.
konsisten.
4. Volume Suara Volume suara Volume suara Volume suara Suara sangat
keras dan jelas. jelas. kurang jelas. pelan dan tidak
jelas.
Perlu Bimbi-
No Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2)
ngan (1)
2. Kesesuaian isi Seluruh isi teks Setengah atau Kurang dari Semua isi teks
32
teks yang ditulis yang ditulis lebih isi teks setengah isi belum sesuai.
dengan tema sesuai judul sesuai judul teks sesuai
buku harian. atau tema. atau tema. judul atau
tema.
Mengetahui
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menyimak adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau terencana dan
memerlukan perhatian oleh pendengar, agar benar-benar memahami isi dan
tujuan yang disampaikan oleh pembicara.
2. Tujuan untuk pembelajaran menyimak adalah untuk memperoleh informasi,
menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran, dan mendapatkan hiburan melalui cerita.
3. Media Pembelajaran menyimak adalah suatu media sebagai alat perantara atau
pengantar dalam proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi
dan evaluasi agar seseorang bias dan mudah dalam mencerna atau memahami
kata atau kalimat yang diujarkan.
4. Ada berbagai macam model pembelajaran menyimak yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran di SD (Nurchasanah, 2015: 86-89), yaitu:
a) Model 1: Frekuensi Pembacaan Teks
b) Model 2: Teks yang Disimak
c) Model 3: Pertanyaan Lanjutan
d) Model 4: Penginformasian Hal Penting
e) Model 5: Bentuk Pelatihan
f) Model 6: Variasi Topik
g) Model 7: Catatan Menyimak
h) Model 8: Pembaca Bahan Simakan
i) Model 9: Selera Penyimak
34
j) Model 10: Gangguan Menyimak
k) Model 11: Tempat Menyimak
5. Bahan ajar dalam pembelajaran menyimak harus menarik minat dan dekat
dengan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yakni: (1)
keluasan bahan ajar, (2) keterbatasan waktu, (3) perbedaan karakteristik siswa,
dan (4) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
6. Jenis-jenis menyimak: menyimak ekstensif, intensif,sosial, sekunder, estetik,
kritis, konsentratif, kreatif, introgatif, penyelidikan, pasif.
7. Unsur pembelajaran menyimak terdapat tiga yaitu kebahasaan, pemahaman,
dan ingatan.
8. Macam-macam dari penilaian pembelajaran menyimak adalah: pertanyaan
inferensi, pertanyaan evaluasi, pertanyaan respon personal, dan pertanyaan
aplikasi.
9. Yang dimaksud rancangan awal produk pembelajaran menyimak adalah
membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terkait pembelajaran
menyimak.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis dapat
memperbaiki Makalah ini.
35
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.upi.edu/index.php/eduhumaniora/article/download/2832/1853
http://draditaswari.blogspot.com/2013/01/penilaian-pembelajaran menyimak.html?
m=1
36