Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Pengembangan Pembelajaran Menyimak

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Oleh Ibu Ery Rahmawati, S.Pd., M.Pd.

Kelompok 2 :

1. Putri Nurul Hamidah (1986206040)


2. Suyatmi (1986206052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

Oktober

2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran
Menyimak” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ery Rahmawati, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia atas bimbingan,
pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Sidoarjo, 12 Oktober 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Materi simakan dalam pembelajaran menyimak.......................................................6-


10
B. Media dalam pembelajaran menyimak....................................................................10-
14
C. Model pembelajaran menyimak..............................................................................15-21
D. Bahan ajar dalam pembelajaran menyimak.............................................................21-
25
E. Penilaian dalam pembelajaran menyimak..............................................................25-26
F. Rancangan awal produk pengembangan pembelajaran menyimak.........................27-
33

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................34-35
B. Saran......................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................36

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengajaran bahasa pada hakikatnya adalah mengajarkan untuk berkomunikasi.


Oleh karena itu, pengajaran bahasa adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis. Namun untuk mampu
berkomunikasi dengan baik, siswa harus memiliki keterampilan berbahasa.

H. G Tarigan dan Djago Tarigan dalam Astawan (2008: 112) menyatakan,


keterampilan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2)
keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.
Keempat keterampilan tersebut masing-masing berbeda dalam proses, namun
merupakan satu kesatuan yang utuh. Hal ini karena keempat aspek tersebut tidak bisa
terpisahkan dengan yang lainnya. Oleh karena itu dalam pengajaran bahasa,  siswa
diajarkan tentang menyimak terlebih dahulu, setelah itu barulah berbicara, membaca,
dan menulis.

Mengingat menyimak merupakan suatu keterampilan, maka perlu dilakukan


latihan-latihan secara terus-menerus kepada siswa. Dalam proses belajar mengajar,
kegiatan menyimak sering diabaikan oleh guru karena guru cenderung beranggapan
bahwa tanpa diajarkan pun keterampilan menyimak dapat dilakukan oleh siswa.
Namun kenyataannya kontradiktif terhadap aplikasi di lapangan, yaitu kemampuan
siswa dalam menyimak materi pelajaran tertentu masih kurang. Hal ini terjadi karena
beberapa kemungkinan, diantaranya yaitu; guru tidak mengetahui hakikat
keterampilan menyimak, atau guru belum menemukan teknik yang baik dalam
pengajaran menyimak. Selain itu tidak ada upaya guru untuk meningkatkan kualitas
pengajaran menyimak siswa terhadap materi pelajaran sehingga menyebabkan
prestasi belajar siswa menjadi kurang.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran menyimak di SD?
2. Apa yang dimaksud media dalam pembelajaran menyimak?
3. Bagaimana model pembelajaran menyimak?
4. Apa yang dimaksud bahan ajar dalam pembelajaran menyimak?
5. Bagaimana penilaian dalam pembelajaran menyimak?
6. Bagaimana rancangan awal produk pengembangan pembelajaran menyimak?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan maksud pembelajaran menyimak di SD
2. Menjelaskan media dalam pembelajaran menyimak
3. Menjelaskan model pembelajaran menyimak
4. Menjelaskan bahan ajar dalam pembelajaran menyimak
5. Menjelaskan penilaian dalam pembelajaran menyimak
6. Menjelaskan rancangan awal produk pengembangan pembelajaran menyimak

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Materi Simakan Pembelajaran Menyimak


1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegitan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yangtelah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan (Tarigan, 2008; 31).
Melalui menyimak, orang dapat menguasai percakapan fonem, kosakata dan
kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat sangat membantu
seseorang dalam berbicara, membaca ataupun menulis. Petunjuk-petunjuk belajar
berbicara, membaca, maupun menulis selalu disampaikan dalam bahasa lisan. Ini
berarti bahwa kegiatan menyimak benar-benar menunjang ketrampilan bahasa
yang lain (Kundharu dan Slamet, 2010; 13). Menurut Russel & Russel dalam
Tarigan (2008; 30) berpendapat bahwa menyimak adalah mendengarkan dengan
penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa menyimak
adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau terencana dan memerlukan
perhatian oleh pendengar, agar benar-benar memahami isi dan tujuan yang
disampaikan oleh pembicara.

2. Tujuan Menyimak
Gary T. Hunt (Kundharu dan Slamet, 2010; 13-14) menyatakan tujuan menyimak
sebagai berikut :
a. Memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan pekerjaan/profesi

6
b. Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antarpribadi dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, di tempat bekerja, dan di dalam kehidupan masyarakat.
c. Mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan yang masuk
akal, dan
d. Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu yang
didengar.

Logan (Slamet, 2009; 10) mengungkapkan tujuan menyimak antara lain :

a. Memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara, dengan perkataan lain


menyimak untuk belajar.
b. Menikmati terhadap sesuatu materi ujaran (pegelaran) terutama dalam bidang
seni, dengan perkataan lain menyimak untuk menikmati keindahan audial.
c. Menilai bahan simakan (baik-buruk, indah-indah jelek, tepat, asal-asalan,
logis-tak logis, dan sebagainya), dengan perkataan lain menyimak untuk
mengevaluasi.
d. Menikmati dan menghargai bahan simakan (penyimak cerita, puisi, musik,
lagu, dialog, diskusi, dan sebagainya) dengan perkataan lain menyimak untuk
mengevaluasi.
e. Mengomunikasikan gagasan-gagasan, ide-ide perasaan-perasaan kepada
orang lain dengan lancar dan tepat. Dengan kata lain, menyimak sebagai
penunjang dalam mengkomunikasikan ide atau gagasan sendiri.
f. Membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, bunyi yang distingtif (membedakan
arti) dan bunyimana yang tidak disingtif. Ini biasanya diperolehdari native
speaker (pembicara asli).
g. Memecahkan masalah secara kreatif dan analitis, dengan masukan dari bahan
simakan dan
h. Meyakinkan diri sendiri terhadap suatu masalah atau pendapat yang
diragukan, dengan perkataan lain menyimak persuasif.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan menyimak disini adalah untuk menghibur,


maka pembicara harus mampu menciptakan suasana yang gembira dan nyaman.
Tujuan ini akan mudah dicapai apabila pembicara dalam menyampaikan cerita
dengan cara menyenangkan dan pembicara menciptkan humor yang orisinil agar
penyimak menunjukkan minat dan kegembiraannya.

7
Sedangkan tujuan untuk pembelajaran menyimak adalah untuk memperoleh
informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan
oleh pembicara melalui ujaran, dan mendapatkan hiburan melalui cerita.

3. Tahap-tahap Menyimak

Strickland dan Dawson (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 31-32)


menyatakan, dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak pada
para siswa sekolah dasar, Ruth G. Strickland menyimpulkan adanya Sembilan
tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat
bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu, dapat dilukiskan sebagai berikut :

a. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan


keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;
b. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan
dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar
pembicaraan;
c. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan
untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam
dalam hati sang anak;
d. Menyimak sarapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorbsi
hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang
sesungguhnya;
e. Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak;
perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain; hanya
memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja;
f. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara
konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan
reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;
g. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat
komentar atau mengajukan pertanyaan;

8
h. Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran
sang pembicara;
i. Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat, dan gagasan sang pembicara.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakakn di atas, maka dapat diketahui


bahwa tujuan pembelajaran menyimak cerita adalah untuk memperoleh
informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan
oleh pembicara melalui ujaran, dan mendapatkan hiburan melalui cerita.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak


Henry Guntur Tarigan (2008: 105) membagi faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kegiatan menyimak menjadi delapan, antara lain yaitu:
a. Faktor fisik, misalnya pada seseorang yang sedang mengalami gangguan telinga,
kelelahan, atau mengidap suatu penyakit sehingga perhatiannya kurang.
b. Faktor psikologis, misalnya kurangnya rasa simpati terhadap sang pembicara
karena alasan tertentu, kebosanan, kejenuhan, atau sedang mengalami masalah
pribadi yang berat.
c. Faktor pengalaman, kurangnya atau belum adanya pengalaman sedikitpun dalam
bidang yang akan disimak juga dapat membuat kurangnya minat seseorang dalam
menyimak. Kosa kata asing atau yang belum pernah dimengerti juga berpengaruh
dalam proses menyimak.
d. Faktor sikap, kebanyakan orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang
menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang
tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya.
e. Faktor motivasi, kebanyakan kegiatan menyimak melibatkan system penilaian
kita sendiri. Kalau kita memperoleh sesuatu yang berharga dari pembicaraan itu,
kita pun akan bersemangat menyimaknya dengan tekun dan saksama.
f. Faktor jenis kelamin, dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik
kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang
berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.
Pria lebih cenderung objektif, aktif, keras hati, analisis, rasional, tidak mau
mundur, netral, intrusive, berdikari, swasembada dan menguasai emosi.
Sedangkan wanita cenderung subjektif, pasif, simpatik, difusif, sensitif, mudah

9
terpengaruh, cenderung memihak, mudah mengalah, reseptif, bergantung dan
emosional.
g. Faktor lingkungan, dalam hal ini faktor lingkungan dibagi menjadi lingkungan
fisik seperti letak meja dan kursi dalam ruang kelas, dan faktor lingkungan sosial
seperti suasana dan interaksi yang terjadi di lingkungan tempat dia berada, baik di
rumah atau pun di sekolah.
h. Faktor peranan dalam masyarakat, kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi
oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, kita ingin
menyimak ceramah, kuliah, atau siaran-siaran radio dan televisi yang
berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air kita
maupun di liar negeri.
5. Proses Menyimak
Logan dan Loban (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 63) menyatakan
bahwa menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam
proses menyimak pun terdapat tahap-tahap, antara lain:
a. Tahap Mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya.
b. Tahap Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita
untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara.
c. Tahap Menginterpretasi, penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum
puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia
ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang
terdapat dan tersirat dalam ujaran itu.
d. Tahap Mengevaluasi, setelah memahami atau dapat menafsir atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau
mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan
kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.
e. Tahap Menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran
atau pembicaraannya.

B. Media Pembelajaran Menyimak

10
Media secara Harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut AECT
“Association for Education and Comunication” media adalah segala bentuk yang di
gunakan untuk proses penyaluran informasi. Di dalam bahasa Arab, media
pembelajaran disebut al-mu’ayyanat al-sam’iyyah al-bashariyyah, yaitu alat pandang
dengar. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan kesan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya.
Media Pembelajaran menyimak adalah suatu media sebagai alat perantara atau
pengantar dalam proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan
evaluasi agar seseorang bias dan mudah dalam mencerna atau memahami kata atau
kalimat yang diujarkan.
1. Contoh Media Pembelajaran Menyimak
a. Compact Disk (CD)
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam
pembelajaran keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan
beberapa bentuk software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru.
Sebagai contoh materi pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan
kedalam media ini seperti, film, drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk
siaran lain.
b. Casset Recorder
Casset Recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam
pembelajaran keterampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas
untuk materi-materi tertentu tidak se fleksibel compact disk. Kekurangan
media ini tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c. Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam
memahami teks yang didengar siswa, disamping itu dapat pula memberikan
penguatan terhadap makna yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan
yang dimaksud adalah : gerakan badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk
yang lainnya.
d. Permainan Bahasa
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam
mengajarkan keterampilan menyimak seperti : bisik berantai, perintah
bersyarat, siapa yang berbicara, bagaimana saya pergi.

11
e. Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk
satu peristiwa yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang
terpisah, atau dalam satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa
satu-satu atau sekaligus ditunjukkan kepada siswa.

2. Strategi Dalam Pembelajaran Menyimak


Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran menyimak,
antara lain:
a. Strategi 1 (True or False)
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan
dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi ini yang
dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang
terkait dengan isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepada siswa.

Langkah-langkahnya adalah:

 Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif


jawaban benar atau salah (B/S).
 Perdengarkan bacaan lewat kaset atau CD dan para siswa ditugaskan
untuk menangkap isi bacaan secara umum.
 Setelah bacaan selesai, para siswa diminta membaca pernyataan-
pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar
atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai
dengan isi bacaan yang didengar, berarti benar, dan jika tidak sesuai maka
jawabannya salah.
 Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya.
 Perdengarkan sekali lagi kaset tersebut agar masing-masing siswa dapat
mencocokkan kembali jawaban yang telah ditulisnya.

12
 Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar semua siswa
mengetahui kebenaran dari jawaban mereka masing-masing.
b. Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam
setiap bacaan tersebut.
Langkah-langkahnya adalah:
 Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.
 Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang
penting.
 Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan
pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan
maupun tertulis.
 Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya
(presentasi).
 Berikan klarifikasi di akhir sessi terhadap jawaban siswa.
c. Strategi 3
Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan
kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasa sendiri.
Langkah-langkahnya adalah:
 Perdengarkan bacaan yang sudah direkam dalam kaset atau CD.
 Tugaskan kepada setiap siswa untuk mencatat kata-kata kuncinya
(keyword) sambil mendengarkan.
 Setelah selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi
bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.
 Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan)
hasilnya secara bergantian.
 Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan
penguatan terhadap pemahaman siswa.

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran


Pembelajaran menyimak ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai
berikut:

13
 Melatih kecermatan dalam mendengarkan/memperhatikan;
Keterampilan menyimak dapat melatih sejauh mana siswa dapat
mencermati atau mendengarkan apa-apa yang diperdengarkan kepada
mereka. Meliputi suara, kalimat-kalimat, isi dan lainnya.
 Lebih kuat diingat;
Menyimak dalam hal ini berkaitan dengan mendegar adalah
keterampilan yang menggunakan panca indera pendengaran atau telinga.
Sudah kita ketahui bahwasanya hal yang paling dulu difahami oleh
manusia dari bahasa adalah melalui mendengar. Hal ini menjadi salah satu
faktor utama dalam mengingat ujaran bahasa yang telah ia dengar dengan
kuat.
 Cepat mengerti;
Melalui keterampilan menyimak ini, siswa akan lebih dapat dimengerti
atau memahami isi/kandungan apa-apa yang diperdengarkan kepadanya.
Karena mendengar adalah kegiatan yang sangat praktis, berbeda dengan
misalnya membaca yang cenderung lebih menguras kejelian indera
penglihatan (mata) dan pikiran (otak) yang berfungsi dalam memahami
kata demi kata atau paragraf demi paragraf suatu bacaan. (Abdul Alim
Ibrahim, 1968: 71).

Pembelajaran menyimak juga memiliki beragam kekurangan atau kelemahan,


diantaranya sebagai berikut:

 Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan secara
mekanistis seperti membeo, mereka sering tidak mengetahui atau tidak
memikirkan makna ujaran yang diucapkan penutur bahasa tersebut.
 Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks, sehingga
pelajar hanya memahami satu makna, padahal suatu kalimat atau
ungkapan bisa mempunyai beberapa makna tergantung konteksnya.
 Sebetulnya para pelajar juga tidak berperan dikelas (keaktifan semu),
karena mereka hanya memberi respon pada rangsangan guru.
 Karena kesalahan dianggap sebagai “salah”, maka pelajar tidak dianjurkan
berinteraksi secara lisan atau tulisan sebelum menguasai benar pola-pola
kalimat yang cukup banyak. Akibatnya, pelajar takut menggunakan
bahasa.

14
 Latihan-latihan pola bersikap manipulatif, tidak kontekstual dan tidak
realistis. Pelajar mengalami kesulitan ketika menerapkannya dalam
konteks komunikatif yang sebenarnya. (Aziz Fachrurrozi, 2010: 81).

C. Model Pembelajaran Menyimak


Ada berbagai macam model pembelajaran menyimak yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di SD (Nurchasanah, 2015: 86-89).
 Model 1: Frekuensi Pembacaan Teks
Menyimak dapat dilakukan dengan berbagai model dilihat dari frekuensi
pembacaan teks yang disimak. Dalam kondisi tertentu, pembelajaran
menyimak menuntut pembacaan teks yang disimakkan lebih dari satu kali, namun
dalam kondisi lain, pembacaan teks yang disimakkan cukup dibacakan satu kali
saja. Bagi pembelajar asing tahap permulaan (Sekolah Dasar), pembacaan teks
bisa dilakukan lebih dari satu kali jika hal itu diperlukan, mungkin teks bisa
dibacakan dua atau tiga kali, bahkan lebih. Namun demikian, jika hal itu
dianggap sudah tidak perlu, dalam arti sudah ada peningkatan kemampuan
menyimaknya, frekuensi baca harus dikurangi karena jika dilakukan secara terus-
menerus dengan frekuensi baca berkali-kali, tantangan bagi siswa untuk belajar
lebih maju tidak ada. Frekuensi baca ini perlu dipertimbangkan agar ada
peningkatan bagi siswa dalam menyimak.
 Model 2: Teks yang Disimak
Menyimak dapat dilakukan terhadap bagian-bagian tertentu dari teks yang
dipersiapkan. Apalagi, teks yang disimakkan itu tergolong teks yang sulit bagi
siswa. Bagi pembelajar tingkat pemula (SD), teks yang dibacakan dalam
menyimak bisa bertahap, misalnya tahap awal cukup dibacakan satu paragraf
saja, berikutnya dua paragraf, dan seterusnya hingga siswa diperkirakan mampu
menyimak teks lengkap. Bahkan, bagi siswa yang betul-betul asing dalam belajar

15
bahasa yang dipelajarinya, bisa dilakukan menyimak satu kalimat dulu, kemudian
meningkat per paragraf.
Tahapan ini perlu dipertimbangkan dalam proses menyimak agar siswa
tidak mengalami kesulitan dan merasa terbantu dalam belajarnya. Jangan sampai
siswa merasa terbebani dalam belajar bahasa Indonesia karena perlu diketahui
bahwa belajar menyimak bagi pembelajar bahasa kedua umumnya dirasakan
paling sulit bila dibandingkan dengan belajar keterampilan yang lain, seperti
membaca, berbicara, dan menulis. Ini terjadi karena dalam menyimak,
kesempatan waktu untuk berpikir dalam memproses apa yang disimak relatif
pendek bila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain.

 Model 3: Pertanyaan Lanjutan


Dalam proses menyimak, untuk mengecek hasil kegiatan menyimak
biasanya dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan atau perlatihan
lanjutan. Dalam kondisi tertentu, jika diperlukan, pertanyaan-pertanyaan ini bisa
dibacakan/dibaca terlebih dahulu sebelum siswa menyimak teks. Ini sangat
membantu siswa dalam menyeleksi bagian mana yang dianggap penting untuk
diperhatikan saat mereka menyimak teks. Kegiatan ini dapat dilakukan bagi
penyimak pemula (SD) bahasa kedua/asing. Jika hal ini dianggap sudah tidak
perlu karena mereka sudah merasa ada kemajuan dalam menyimak, pertanyaan-
pertanyaan harus diberikan setelah proses menyimak teks selesai.
 Model 4: Penginformasian Hal Penting
Untuk mengarahkan atau memfokuskan perhatian siswa pada sasaran yang
tepat tentang bahan simakan yang diperlukan, guru bisa menginformasikan
terlebih dahulu hal-hal penting yang perlu diperhatikan siswa sebelum mereka
menyimak. Hal-hal penting itu biasanya terkait dengan pertanyaan-pertanyaan
yang akan ditanyakan setelah mereka menyimak, misalnya siswa disuruh
memperhatikan hal-hal berkaitan dengan pertanyaan siapa, apa, di mana, dan
kapan (untuk tahap pemula). Untuk tingkat lanjut, siswa bisa disuruh
memperhatikan hal-hal terkait dengan pertanyaan bagaimana dan mengapa. Bagi
pembelajar tingkat lanjut, jika dirasa keterampilan siswa sudah cukup, hal itu
tidak perlu dilakukan.
 Model 5: Bentuk Perlatihan

16
Untuk mengecek pemahaman siswa tentang bahan simakan,biasanya guru
memberikan tes atau perlatihan tertentu. Dilihat dari jenis pertanyaan atau
perlatihan lanjutan yang diberikan, ada berbagai tipe perlatihan, misalnya :
1. Memberikan pertanyaan subjektif (siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, dan
mengapa) yang menuntut jawaban uraian dan pertanyaan objektif (pilihan
ganda, mengisi, benar/salah, sebab-akibat, menjodohkan, dan sebagainya),
2. Mengisi cloze-test (teks yang dihilangkan sebagian katanya secara teratur
atau dihilangkan bagian-bagian tertentu sesuai dengan tujuan, dengan
jawaban sesuai dengan teks atau ada kemungkinan alternasi jawaban lain
yang benar),
3. Membuat peta konsep berdasarkan hasil simakan,
4. Membuat peta arah/posisi berdasarkan hasil simakan,
5. Menata urutan kalimat dalam paragraf yang benar berdasarkan hasil simakan,
6. Membetulkan bentukan kata atau struktur kalimat yang salah berdasarkan
hasil simakan,
7. Membuat parafrase dari puisi yang disimak,
8. Membuat ringkasan atau simpulan dari teks yang disimak,
9. Melanjutkan narasi berdasarkan hasil simakan,
10. Menentukan judul berdasarkan teks yang disimak,
11. Membandingkan dua teks/lebih yang memiliki topik sama yang disimakkan,
12. Menggambar dengan karakteristik tertentu sesuai dengan apa yang disimak,
13. Mewarnai gambar sesuai dengan warna yang diperdengarkan dalam kegiatan
menyimak, dan lain-lain.

Menyimak bahasa kedua/asing dapat dilakukan melalui dikte. Dikte


adalah menuliskan teks yang disimakkan persis seperti aslinya. Teknik ini
biasanya diberikan pada pembelajar tahap pemula. Dikte bisa dilakukan dengan
cara membacakan teks per kalimat, kemudian penyimak menuliskan kalimat yang
disimaknya persis seperti yang didengarkannya. Ini dilakukan sampai kalimat-
kalimat dalam teks selesai dibacakan. Bagi pembelajar bahasa kedua/asing tingkat
lanjut, dikte sudah jarang dilakukan.

Bagi pembelajar bahasa kedua/asing tahap pemula (SD), menyimak


berangkai dapat dilakukan. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara menyuruh
siswa membuat lingkaran. Salah satu siswa disuruh membisikkan kalimat/wacana

17
pendek yang sudah dipersiapkan (oleh guru/siswa) kepada teman di sampingnya
(penyimak pertama), kemudian diikuti oleh penyimak pertama membisikkan
kalimat/wacana yang disimaknya dari pembisik kepada penyimak kedua, dan
seterusnya hingga semua peserta menyimak melakukan kegiatan seperti itu.
Setelah semua peserta melakukan kegiatan menyimak, guru bisa mengecek
kebenaran apa yang disimaknya dengan menyuruh penyimak terakhir untuk
mengucapkannya/menuliskannya di kertas yang disediakan.

 Model 6: Variasi Topik


Richards (1990) memberikan beberapa contoh model perlatihan menyimak
berdasarkan topik yang disimak. Di antara contoh yang diberikan adalah berikut
ini:
1. Angka : Menyuruh siswa melingkari sederetan angka: nomor sesuatu, nomor
urut, nomor ukuran (panjang penggaris, luas tanah, dan sebagainya)
berdasarkan hasil simakan yang dianggap benar;
2. Nomor telepon : Mengecek kebenaran kegiatan membaca nyaring sederetan
nomor telepon yang telah dilakukannya setelah menyimak teks yang
dibacakan, menandai sederetan nomor telepon yang didengarkannya saat
menyimak, menuliskan nomor telepon rumah dari sederetan angka yang
tertulis setelah mendengarkan teks simakan, menentukan benar/salah nomor
telepon suatu tempat tertentu setelah menyimak, dan sebagainya;
3. Alamat : Memilih alternasi jawaban benar alamat sederetan tempat tertentu,
melengkapi bagian kosong dengan nomor alamat sederetan tempat/jalan
setelah menyimak;
4. Nama : Menyebutkan nama panggilan sederetan nama orang setelah
menyimak, mengeja nama-nama sederetan gambar berdasarkan hasil
simakan, menanyakan nama panggilan/nama awal ayah teman kemudian
menulisnya, menuliskan beberapa nama panggilan/nama awal dari beberapa
staf pegawai bank yang telah disimak pada saat pembukaan bank, dan
sebagainya;
5. Pertemuan (meeting) : Menjawab sederetan pertanyaan terkait dengan topik
simakan, memilih jawaban yang benar berdasarkan hasil simakan,
menentukan jumlah murid yang datang dalam pertemuan dari negara-negara
yang ditunjuk dalam peta dunia yang telah disiapkan setelah menyimak teks,

18
6. Waktu: Membaca nyaring beberapa petunjuk waktu berdasarkan gambar jam
kemudian mengecek kebenaran cara bacanya setelah mendengarkan bahan
simakan, menuliskan dengan angka pukul berapa sederetan orang-orang yang
ditentukan menelepon setelah menyimak, dan sebagainya;
7. Tanggal/tahun : Membaca nyaring sederetan tanggal/tahun kemudian
mengecek kebenaran cara bacanya setelah mendengarkan bahan
simakan,menentukan tanggal/tahun lahir sederetan gambar bernama setelah
menyimak, melingkari tanggal dalam kalender kapan seseorang datang dan
pergi setelah menyimak, dan sebagainya;
8. Makanan : Memilih sederetan nama barang, buah, dan sebagainya yang
dianggap benar berdasarkan hasil simakan, mengisi jumlah kilogram
sederetan barang/makanan yang dibeli berdasarkan hasil simakan, dan
sebagainya;
9. Restauran: menandai sejumlah menu yang ada di restauran berdasarkan hasil
simakan, dan sebagainya.
 Model 7: Catatan Menyimak
Bagi pembelajar bahasa asing/bahasa kedua, menyimak bukan pekerjaan
yang mudah. Terkadang siswa sudah menyimak berkali-kali, tetapi masih saja
dirasakan sulitnya memahami apa yang disimak. Karena itu, bagi pembelajar
pemula, bantuan bisa diberikan dengan berbagai cara. Di antara bantuan tersebut
berupa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting
selama mereka menyimak. Jika dirasa siswa sudah meningkat keterampilan
menyimaknya karena sudah berlatih berkali-kali dalam menyimak, kegiatan
mencatat selama proses menyimak sebaiknya dihindari agar siswa merasa
tertantang dan mau berusaha meningkatkan keterampilannya.
 Model 8: Pembaca Bahan Simakan
Dalam kondisi tertentu, mencari orang yang cakap membacakan bacaan
simakan tidaklah mudah. Tidak banyak orang yang terampil membacakan teks.
Jika ini terjadi, salah satu siswa terpilih dapat berperan sebagai pembacanya dan
siswa lain berperan sebagai penyimak. Ini dapat dilakukan secara bergantian.
Dapat juga guru yang membacakan teks simakan atau alat bantu berupa kaset
tipe recorder, VCD, dan sebagainya. Jika siswa sebagai pembaca teks,
keuntungannya adalah siswa sekaligus dapat berlatih membaca. Akan tetapi,

19
mereka perlu diberi kesempatan untuk berlatih dahulu membaca satu/dua kali
agar mereka memiliki kepercayaan diri kalau mereka mampu membacakan teks
dengan baik. Jika yang membacakan teks itu guru, dia pun perlu mengecek atau
berlatih, apakah keras lemahnya suara, tempo membacanya, dan kejelasan
suaranya kira-kira dapat diterima siswa. Seandainya menggunakan tape recorder
atau VCD, sebelum digunakan perlu juga dicek agar tidak terjadi gangguan
selama proses menyimak.
 Model 9: Selera Penyimak
Bagi guru kelas menyimak, tugas mereka di antaranya dapat berupa
memberikan kontrol terhadap isi pelajaran dan memberikan kebebasan kepada
siswa untuk membawa sendiri materi simakan. Guru dapat memberikan
keleluasaan kepada siswa tentang materi yang disimak, misalnya murid
menyimak apa yang dideskripsikan teman mereka, kemudian membuat
seperangkan pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan. Dimensi yang terpusat
pada pembelajar dapat diterapkan di kelas menyimak dengan dua cara :
1. Tugas dapat diberikan secara leluasa kepada pembelajar untuk
menentukannya berdasarkan selera mereka, bukan dari guru dan
2. Memberikan keleluasaan pada pembelajar dalam menentukan proses belajar,
misalnya menentukan tujuan pengajaran, memberikan pilihan, memberikan
kesempatan untuk membawa pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri di
kelas.
 Model 10: Gangguan Menyimak
Kegiatan menyimak sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
sehari-hari karena sebenarnya manusia disamping sebagai makhluk individu,
mereka juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, mereka
memerlukan interaksi dengan yang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain,
baik untuk tujuan interaksional maupun transaksional, kemampuan menyimak
sangat diperlukan. Dalam praktiknya, kegiatan menyimak terjadi tidak selalu
mulus, terkadang ada saja gangguan yang dihadapinya, misanya pada saat
menyimak, ada suara bising karena kerasnya suara kendaraan yang lewat, atau
banyaknya orang berbicara, dan sebagainya.Kondisi semacam itu pasti terjadi
dalam kegiatan menyimak sehari-hari. Karena itu, berlatih menyimak dengan
gangguan-gangguan tertentu dianggap perlu agar siswa dapat menyimak dalam

20
kondisi apa pun. Latihan menyimak dengan gangguan-gangguan ini biasanya
diberikan jika siswa sudah dianggap dapat melewati kegiatan menyimak tanpa
gangguan. Berarti, tahap ini sebaiknya diberikan bagi penyimak yang memang
dianggap sudah terampil.
 Model 11: Tempat Menyimak
Pembelajaran menyimak tidak harus dilakukan di dalam kelas, tetapi dapat
juga dilakukan di luar kelas. Kegitan menyimak di luar kelas bisa dalam bentuk :
1. Menugasi siswa menyimak berita hari ini,
2. Menugasi siswa menyimak khutbah Jumat, dan sebagainya.

Yang perlu diperhatikan bagi guru adalah menentukan kejelasan tugas yang
perlu dicatat siswa sebagai hasil menyimaknya. Apalagi, ini diberikan pada siswa
tahap pemula. Tugas-tugas yang bisa dicatat untuk siswa tahap pemula biasanya
berkaitan dengan pertanyaan:

1. Siapa atau siapa dengan siapa pembicaranya,


2. Kapan berbicara, dan
3. Apa yang dibicarakan.

Untuk tingkat lanjut, pertanyaan bisa pada tataran yang agak sulit,
misalnya: mengapa hal itu dibicarakan dan bagaimana pendapatmu.

D. Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Menyimak


Bahan ajar dalam pembelajaran menyimak harus menarik minat dan dekat
dengan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yakni: (1) keluasan
bahan ajar, (2) keterbatasan waktu, (3) perbedaan karakteristik siswa, dan (4)
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penjelasan keempat kriteria
tersebut adalah sebagai berikut.
1) Pertama, keluasan bahan ajar.
Bahan ajar menyimak dapat diambil dari berbagai sumber. Bahan ajar
hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Guru yang dapat memilih materi
simakan sesuai dan cocok dengan kemampuan siswanya maka akan mengahasilkan
proses belajar mengajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa
maupun bagi guru.

21
Ada pun contoh materi simakan yang dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran
hendaknya memiliki berbagai tujuan, antara lain:
a. Materi yang tujuannya mendapat respon dari penyimak berupa bunyi-bunyian,
baik berupa suara, kata, frasa, maupun kalimat,
b. Materi yang memerlukan pemusatan perhatian, yakni menentukan gagasan-
gagasan pokok pembicaraan dan gagasan-gagasan penunjangnya,
c. Materi yang bertujuan membandingkan atau mempertentangkan dengan
pengalaman atau pengetahuan penyimak,
d. Materi yang tujuannya menuntut penyimak berpikir kritis, yakni melalui proses
analisis,
e. Materi yang tujuannya menghibur dan bersifat santai,
f. Materi yang tujuannya informatif, dan
g. Materi yang tujuannya deskriminatif, yakni setelah menerima pesan, penyimak
dapat memberikan reaksi yang sesuai dengan keinginan pembicara (Sutari 1997:
120-121).

2) Kedua, keterbatasan waktu.


Dalam kegiatan penbelajaran, guru dituntut agar dapat menyesuaikan waktu
yang tersedia dengan bahan yang akan diajarkan. Guru dituntut untuk
memaksimalkan waktu secara efektif dan efisien untuk menyampaikan materi
pembelajaran menyimak.
3) Ketiga, perbedaan karakteristik pembelajar.
Perbedaan karakteristik pembelajar ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain
minat, bakat, intelegensi, dan sikap. Hal ini merupakan pertimbangan khusus bagi
guru untuk memilih bahan simakan yang selaras dengan bakat, minat, dan sikap
pembelajar.
4) Keempat, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pada dasarnya bahan pembelajaran menyimak harus menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Bahan
pembelajaran menyimak harus menarik, selaras, dan autentik. Bahan
pembelajaran menyimak yang menarik akan mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh dari siswa. Selain menarik, bahan pembelajaran menyimak harus selaras,
yaitu keselarasan bahan ajar menyimak dengan penyimak yang merupakan syarat
utama dalam proses pembelajaran menyimak.

22
Kegagalan pembelajaran menyimak lebih banyak disebabkan oleh
ketidakmampuan pembelajar terhadap makna, baik makna gramatikal, leksikal,
maupun kultural dalam bahan ajar. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah
keautentikan. Istilah autentik diartikan asli (original). Bahan yang asli ialah bahan
yang ditemukan di lingkungan siswa. Apa yang biasa didengar pembelajar dalam
kehidupan sehari-hari akan lebih baik jika diambil sebagai bahan ajar menyimak.

Dilihat dari Jenis-jenis Menyimak:


a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan
dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu
di bawah bimbingan langsung seorang guru.
Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan
yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. Sealain
itu, dapat pula murid dibiarkan mendengar butir-butir kosakata dan struktur-
struktur yang baru bagi murid yang terdapat dalam arus bahasa yang ada dalam
kapasitasnya untuk menanganinya.
Pada umunya, sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah
rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang bersumber dari siaran
radio, televisi, dan sebagainya.
b. Menyimak intensif (intensive listening)
Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh
lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan
suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian
dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum.
Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah
diketahui oleh para murid.
c. Menyimak sosial (social listening)
Menyimak sosial atau menyimak konversasional (conversational listening)
ataupun menyimak sopan (courtens listening) biasanya berlangsung dalam situasi-
situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang mrenarik perhatian
semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons-
repons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan memerhatikan

23
perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang
rekan.
Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling
sedikit mencakup dua hal, yaitu perkataan menyimak secara sopan santun dengan
penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan
suatu maksud. Dan kedua mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara
dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
d. Menyimak sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan
secara ekstensif (casual listening dan extensive listening) misalnya, menyimak
pada musik yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup
sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau menikmati musik
sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis,
pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan
tulisan tangan.

e. Menyimak estetik (aesthetic listening)


Menyimak estetik yang juga disebut menyimak apresiatif (apreciational
listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan
termasuk ke dalam menyimak ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama
menyimak musik, puisi, membaca bersama, atau drama yang terdengar pada radio
atau rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan lakon-
lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid.
f. Menyimak kritis (critical listening)
Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah
terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta
ketidaktelitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar
mendengarkan, menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran.
g. Menyimak konsentratif (consentrative listening)
Menyimak konsentratif sering juga disebut study-type listening atau
menyimak yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam
menyimak konsentratif antara lain: menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk
serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat.

24
h. Menyimak kreatif (Creative listening)
Menyimak kreatif adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam
pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imaginatif kesenangan-
kesenangan akan bunyi, visual atau penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan
kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya.
i. Menyimak introgatif (introgative litening)
Menyimak introgatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena
sipenyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak
interogatif ini si penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada
pemerolehan informasi atau mengenai jalur khusus.
j. Menyimak penyelidikan (exploratory listening)
Menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan
yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak
menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang menarik
perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik atau suatu pergunjingan
yang menarik.
k. Menyimak pasif (passive listening)
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa
menandai upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa,
menghapal luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh
menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa
asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah bahasa
tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup bagi otak
mereka menyimak bahasa itu.
l. Menyimak selektif (selective listening)
Menyimak selektif berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun
efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan
yang memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun
demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif,
tetapi justru melengkapinya. Penyimak harus memanfaatkan kedua teknik
tersebut. Dengan demikian, berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari
masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk menginterpretasikan

25
E. Penilaian Dalam Pembelajaran Menyimak
Pembelajaran menyimak dapat dikatakan baik dan ideal jika pendengar dapat
memperoleh informasi secara utuh dan memahaminya. Pemerolehan informasilah
yang menjadi sasaran tujuan pembelajaran menyimak. Unsur pembelajaran menyimak
terdapat tiga yaitu kebahasaan, pemahaman, dan ingatan. Kebahasaan berkaitan
dengan pengetahun tentang gejla fonetik, kosakata, dan struktur. Pemahaman adalah
pemahaman terhadap bahan yang disimak. Ingatan adalah bentuk penyimpanan suatu
hal dalam jangka waktu tertentu.
Tes menyimak dapat berupa tes objektif dan tes esai. Tes yang diberikan harus
memiliki stimulus yang baik dan tepat agar siswa dapat merespon (mendengar)
dengan baik dan tepat pula. macam-macam dari penilaian pembelajaran menyimak
adalah pertanyaan inferensi, pertanyaan evaluasi, pertanyaan respon personal, dan
pertanyaan aplikasi. Pertanyaan inferensi adalah pertanyaan yang menanyakan perihal
yang tidak tertera secara eksplisit dalam sebuah bahan simakan. Pertanyaan evaluasi
adalah pertanyaan yang mengharuskan penyimak untuk dapat menilai bahan simakan
dan memberikan alasannya. Pertanyaan respon personal adalah pertanyaan yang
membutuhkan respon dari masing-masing individu dalam kegiatan menyimak.
Pertanyaan aplikasi adalah pernilaian terhadap perilaku penyimak setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran menyimak. Biasanya dilakukan sebagai bentuk penyadaran
penyimak, mengharapkan sebuah kritik atau tanggapan penyimak dari bahan simakan.

Kemampuan yang diukur dalam tes menyimak mencakup :

 Kemampuan literal (kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek


kebahasaan yang tersurat),
 Kemampuan inferensial (kemampuan memahami isi tuturan yang tersirat/
menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks),
 Kemampuan reorganisasi (penataan kembali ide pokok dan ide penjelas dalam
parafon maupun ide-ide pokok parafon yang mendukung tema pembicaraan),
 Kemampuan evaluatif (untuk menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi
pembicaraan),
 Kemampuan apresiasi (kemampuan menghargai isi pembicaraan).

Tes menyimak dapat dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu:

 Menyimak estetis (dengan bahan simakan karya sastra)

26
 Menyimak kritis (dengan bahan tuturan yang bersifat argumentatif dan
ekspositoris)
 Menyimak cepat (bahan simakan berita, jadwal, atau daftar tertentu).

Dikte merupakan penilaian pembelajaran menyimak tradisional. Pandangan


penilaian pembelajaran menyimak yang tergolong penilaian tradisional kegiatan
pembelajaran menyimak adalah dikte. Dikte adalah kegiatan melafalkan atau
membacakan suatu wacana untuk dituliskan oleh orang lain. Dalam pembelajaran
menyimak, dikte digunakan untuk menilai kemampuan dan ketajaman mendengarkan
bunyi-bunyi bahasa yang terdapat dalam wacana yang dibacakan.

F. Rancangan Awal Produk Pembelajaran Menyimak


Yang dimaksud rancangan awal produk pembelajaran menyimak disini adalah
membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tentang pembelajaran menyimak.
Berikut RPP yang kita buat tentang pembelajaran menyimak:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN Panekan 1

Kelas / Semester : 2 /1

Tema : Hidup Rukun (Tema 1)

Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah (Sub Tema 1)

Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP

Pembelajaran ke : 1

Alokasi waktu : 1 x Pertemuan (5 x 35 Menit)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan menyanyikan lagu “Ruri Abangku”, siswa dapat mengidentifikasi berbagai


pola irama lagu dengan menggunakan alat musik ritmis secara teliti.
2. Dengan kegiatan tanya jawab, siswa dapat membedakan setiap individu di rumah
berdasarkan karakter yang dimiliki dengan teliti.

27
3. Dengan teks buku harian Udin, siswa dapat membaca teks permintaan maaf untuk
menjaga sikap hidup dalam kemajemukan keluarga dengan teliti.
4. Dengan menjawab pertanyaan dari teks permintaan maaf, siswa dapat
mengidentifikasi contoh sikap hidup rukun dan tidak rukun dalam kemajemukan
keluarga dengan teliti.
5. Dengan bimbingan guru, siswa dapat memperagakan contoh ucapan permohonan
maaf dengan santun dan percaya diri.
6. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat membilang sampai 500 dengan teliti.
7. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat menyebutkan banyak benda dengan
teliti.
8. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat menentukan pola-pola bilangan
sederhana menggunakan bilangan kurang dari 100 dengan teliti.
9. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat membuat pola-pola bilangan
sederhana dengan menggunakan bi-langan kurang 100 dengan teliti.
10.Dengan mengamati contoh teks buku harian Udin dan bimbingan guru, siswa dapat
menulis teks buku harian tentang kegiatan keluarga dengan EYD yang tepat secara
teliti.
11.Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat menyebutkan keberagaman
anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin dengan percaya diri.
12.Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat menceritakan kebersamaan
dengan anggota keluarga yang berbeda jenis kelamin dengan bahasa yang santun dan
percaya diri.

B. INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati siswa dapat menyebutkan alat musik ritmis.
2. Setalah membaca siswa mengetahui kata permohonan maaf.
3. Setelah mengamati siswa dapat mempragakan ucapan permohonan maaf.
4. Setelah mengamati gambar siswa dapat menghitung jumlah buku dengan
menggunakan sistem blok dienes
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Pembukaan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 10

berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. menit

28
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Hidup Rukun”.
4. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dipelajari adalah
kegiatan mengamati
Inti 1. Guru memperkenalkan alat musik ritmis kepada siswa 150
(mengamati). menit
2. Siswa memperhatikan guru menyanyikan lagu “Ruri
Abang-ku” sesuai ketukan dengan menggunakan alat
musik ritmis (mengamati).
3. Siswa dibimbing memainkan alat musik ritmis
(mengamati).
4. Siswa membaca nyaring syair lagu (mengamati).
5. Siswa membaca teks buku harian Udin (mengamati).
6. Siswa membaca contoh ucapan permohonan maaf yang
ada pada buku siswa (mengamati).
7. Guru menjelaskan kalimat permohonan maaf yang santun
kepada siswa, kemudian siswa dibimbing memperagakan
ucapan permohonan maaf (mengamati).
8. Siswa diajak mengamati rak buku yang ada di dalam
kelas atau perpustakaan sekolah (mengamati).
9. Siswa mengamati gambar susunan buku yang ada pada
buku siswa (mengamati).
10. Siswa mengamati gambar cara menghitung jumlah buku
dengan menggunakan sistem blok dienes (mengamati).
11. Siswa mengamati gambar tumpukan buku pada beberapa
rak (mengamati).
12. Siswa mengamati sebuah barisan bilangan yang ada pada
buku siswa (mengamati).

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman 15

hasil belajar selama sehari menit


Penutup

29
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
4. Melakukan penilaian hasil belajar
5. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)

D. PENILAIAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek
dengan rubric.

1. Sikap

Perubahan Tingkah Laku


No Nama Siswa Percaya Diri Teliti Santun
BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM
1
2
3
4
5

3. Ketrampilan
a. Menyanyi dengan memainkan alat musik ritmis

30
Penilaian: unjuk kerja

Rubrik menyanyi dengan memainkan alat musik ritmis

Perlu Bimbi-
No Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2)
ngan (1)

1. Penguasaan Konsisten Terkadang Terkadang Menyanyi


Lagu. menyanyi kurang kurang dengan nada
dengan nada konsisten konsisten yang tidak
yang tepat tanpa menyanyi menyanyi tepat walaupun
bimbingan dengan nada dengan nada telah
guru. yang tepat yang tepat dibimbing
tanpa walaupun guru.
bimbingan telah
guru. dibimbing
guru.

2. Kemampuan Mampu Hanya mampu Mengalami Tidak mampu


memainkan alat mengembang- memainkan kesulitan sama sekali
musik ritmis. kan ritmis dari ritmis dari dalam meniru meniru ritmis
pola yang pola yang ritmis yang yang disajikan.
disajikan. disajikan, tapi disajikan.
tidak mampu
untuk
mengembangk
an

b. Memperagakan ucapan permohonan maaf

Penilaian: unjuk kerja


Rubrik penilaian memperagakan ucapan permohonan maaf

Perlu Bimbi-
No Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2)
ngan (1)

1. Ekspresi Mimik wajah Mimik wajah Mimik wajah Monoton,

31
dan gerak tubuh dan gerak dan gerak tanpa ekspresi.
sesuai dengan tubuh sesuai tubuh tidak
dialog secara dengan dialog sesuai dengan
konsisten. namun kurang dialog.
konsisten.

2. Lafal Dialog Ada 1-2 kata Lebih dari 2 Hampir semua


dilafalkan yang kurang kata belum kata belum
dengan tepat tepat tepat tepat
dan jelas. pelafalannya. pelafalannya. pelafalannya.

3. Intonasi Intonasi sesuai Intonasi sesuai Intonasi tidak Tanpa intonasi.


dengan dialog dengan dialog sesuai dengan
secara namun kurang dialog.
konsisten. konsisten.

4. Volume Suara Volume suara Volume suara Volume suara Suara sangat
keras dan jelas. jelas. kurang jelas. pelan dan tidak
jelas.

c. Menulis teks buku harian

Penilaian: unjuk kerja


Rubrik menulis teks buku harian

Perlu Bimbi-
No Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2)
ngan (1)

1. Penggunaan Menggunakan Terdapat 1-2 Terdapat lebih Tidak satu pun


huruf besar, dan huruf besar di kesalahan dari 2 kalimat yang
tanda baca. awal kalimat dalam kesalahan menggunakan
dan nama penggunaan dalam huruf besar dan
orang, serta huruf besar penggunaan tanda titik.
menggunakan dan tanda titik. huruf besar
tanda titik di dan tanda titik.
akhir kalimat.

2. Kesesuaian isi Seluruh isi teks Setengah atau Kurang dari Semua isi teks

32
teks yang ditulis yang ditulis lebih isi teks setengah isi belum sesuai.
dengan tema sesuai judul sesuai judul teks sesuai
buku harian. atau tema. atau tema. judul atau
tema.

3. Penulisan. Penulisan kata Terdapat 1-2 Terdapat lebih Semua kata


sudah tepat. kata yang dari 2 kata belum tepat
belum tepat yang belum dalam
penulisannya tepat penulisan.
penulisannya

4. Penggunaan Semua kalimat Terdapat 1-2 Terdapat lebih Semua kalimat


kalimat yang menggunakan kalimat dari 2 kalimat menggunakan
efektif. kalimat yang menggunakan menggunakan kalimat yang
efektif. kalimat yang kalimat yang belum efektif.
kurang efektif. kurang efektif.

Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Kelas 2,,

Maratus Solihah, S.Pd. M.M Indah Kusumaningsih, S.pd

NIP. 187011252000111002 NIP. 187011252000111001

33
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menyimak adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau terencana dan
memerlukan perhatian oleh pendengar, agar benar-benar memahami isi dan
tujuan yang disampaikan oleh pembicara.
2. Tujuan untuk pembelajaran menyimak adalah untuk memperoleh informasi,
menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran, dan mendapatkan hiburan melalui cerita.
3. Media Pembelajaran menyimak adalah suatu media sebagai alat perantara atau
pengantar dalam proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi
dan evaluasi agar seseorang bias dan mudah dalam mencerna atau memahami
kata atau kalimat yang diujarkan.
4. Ada berbagai macam model pembelajaran menyimak yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran di SD (Nurchasanah, 2015: 86-89), yaitu:
a) Model 1: Frekuensi Pembacaan Teks
b) Model 2: Teks yang Disimak
c) Model 3: Pertanyaan Lanjutan
d) Model 4: Penginformasian Hal Penting
e) Model 5: Bentuk Pelatihan
f) Model 6: Variasi Topik
g) Model 7: Catatan Menyimak
h) Model 8: Pembaca Bahan Simakan
i) Model 9: Selera Penyimak

34
j) Model 10: Gangguan Menyimak
k) Model 11: Tempat Menyimak
5. Bahan ajar dalam pembelajaran menyimak harus menarik minat dan dekat
dengan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yakni: (1)
keluasan bahan ajar, (2) keterbatasan waktu, (3) perbedaan karakteristik siswa,
dan (4) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
6. Jenis-jenis menyimak: menyimak ekstensif, intensif,sosial, sekunder, estetik,
kritis, konsentratif, kreatif, introgatif, penyelidikan, pasif.
7. Unsur pembelajaran menyimak terdapat tiga yaitu kebahasaan, pemahaman,
dan ingatan.
8. Macam-macam dari penilaian pembelajaran menyimak adalah: pertanyaan
inferensi, pertanyaan evaluasi, pertanyaan respon personal, dan pertanyaan
aplikasi.
9. Yang dimaksud rancangan awal produk pembelajaran menyimak adalah
membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terkait pembelajaran
menyimak.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis dapat
memperbaiki Makalah ini.

35
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.


Efendy, A.Fuad. 2005. Metodologi Pembelajaran. Malang: Misykat
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran,.Bandung: Remaja
Rosdakarya.

https://ejournal.upi.edu/index.php/eduhumaniora/article/download/2832/1853

http://draditaswari.blogspot.com/2013/01/penilaian-pembelajaran menyimak.html?
m=1

Tarigan, Henri Guntur. 2008.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa

36

Anda mungkin juga menyukai