Dosen Pengampu:
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul Pola
Pembelajaran Untuk Interaksi Belajar tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bu Siska Yulia Rahmi M.Pd pada bidang studi Model Pembelajaran
I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pola
Pembelajaran Untuk Interaksi Belajar bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan merupakan sebuah keniscayaan, semua yang ada di dunia ini
mengalami hukum gerak dan perubahan. Begitu juga dinamika sejarah
masyarakat, terus mengalir dan bergerak dari masyarakat konservatif dan
tradisional menuju ke samudera modernisme. Sebuah perkembangan global
yang menuntut keseriusan setiap komponen masyarakat dan bangsa untuk
berbenah diri dengan seperangkat kompetensi dan profesionalisme agar tetap
exist dan survive.
Berbicara tentang pendidikan kaitannya dengan globalisasi, lebih-lebih di
era reformasi di semua bidang di Indonesia sekarang tentu saja kita juga harus
membicarakan mengenai “sosok guru ideal” yang diharapkan. Pendidikan kita
tentunya harus mendiskripsikan profil seorang guru yang relevan dengan
konteks globalisasi, sebagai landasan untuk mencapai tujuan ideal yang
diharapkan.
Dari penjelasan tersebut guru membutuhkan pola-pola pembelajaran untuk
menunjang penyampaian materi kepada siswa dan diharapkan dari pola
tersebut siswa bisa menangkap apa yang diajarkan dari seorang guru, agar
kelak siswa tersebut dapat bersaing pada dunia global yang semakin lama
semakin dituntut harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang keras, untuk
menunjang pola-pola tersebut maka guru juga diharapkan menjadi guru yang
profesional. Adapun pola-pola pembelajaran akan dijelaskan dalam
isi makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diputuskan penyederhanaan topic
yang dianalisis dan dituliskan dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud pola pembelajaran tradisional I?
2. Apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran tradisional II?
1
3. Apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran guru dan media itu?
4. Apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran bermedia?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pola pembelajaran tradisional I
2. Untuk mengetahui pola pembelajaran tradisonal II
3. Untuk mengetahui pola pembelajaran guru dan media
4. Untuk mengetahui pola pembelajaran bermedia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Guru menjadi sumber utama dalam belajar.
2. Siswa hanya menjadi objek dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran dilakukan secara lisan dan tidak menggunakan media
pembelajaran.
4. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi
yang disampaikan.
5. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
6. Penilaian dilakukan dengan cara ujian tertulis.
Pola pembelajaran tradisional ini memiliki kelemahan dalam
meningkatkan interaksi belajar antara guru dan siswa. Oleh karena itu, perlu
adanya pengembangan pola pembelajaran yang lebih modern dan interaktif
untuk meningkatkan kualitas interaksi belajar.Dalam pola pengajaran
tradisional ini, pengajar (atau guru) memegang peran utama dalam
menentukan isi dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan
belajar siswa. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa.2
Dalam pola interaksi edukatif ini, guru kelas mendominasi kegiatan
belajar mengajar. Pola pengajaran seperti ini belum atau tidak memberikan
peluang pada penggunaan teknologi dalam pengajaran. Buku-buku, papan
tulis, media pengajaran, perpustakaan belum berperan dalam proses belajar
mengajar. Pola pengajaran seperti tidak tidak memberikan ruang bagi
pengembangan teknologi dalam pengajaran. Pola pengajaran tradidional
dalam pengajaran bahasa asing akan lebih bertumpu pada keterampilan
menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara hanya kadang-kadang. Pola
pengajaran tradisional dapat dilihat sebagai berikut.
Dapat dilihat bahwa pola pembelajaran (Tradisional 1) ini
menekankan guru bertanggungjawab penuh untuk menanggapi keseluruhan
proses pembelajaran. Guru berperan sebagai sumber pesan, komunikasi
dilakukan langsung dengan peserta/ siswa menggunaka bahasa verbal tanpa
bantuan alat.
2
Ebel dan Frisbie, Essentials of educational measurement. Prentice Hall. 1986, h.24
4
Contoh Pola Pembelajaran (Tradisional 1)
Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh berbagai bahan
pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan
meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Perkembangan ilmu
pengetahuan telah mempengaruhi pola pengajaran, sehingga timbul
kecenderungan membakukan masukan atau standarisasi input ke dalam sistem
peengajaran. Sementara itu, perkembangan teknologi, khususnya
perlengkapan media dan fasilitas pengajaran juga mengalami kemajuan.
3
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta : PT.
Grafindo Persada, 2013) h. 134
5
Dampak munculnya input dalam pengajaran ini, maka pla pengajaran
mempunyai komponen-komponen baru berupa peralatan yang dipergunakan
oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Alat bentu pengajaran tersebut kemudian dikenal sebagai media
pengajaran.
Guru tetap memiliki peran sentral, tetapi lebih terbuka terhadap interaksi
dengan siswa.
Penggunaan buku teks dan sumber belajar lainnya.
Penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran, seperti proyektor
atau computer.4
4
Gagne, DKK, Principles of instructional design. Wadsworth Publishing , (2004), h. 38
6
presentasi yang telah dibuatnya tentang proses Fotosintesis kepada siswanya.
Pada pembelajaran ini kontrol pembelajaran tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Bu Nani yang sudah menyiapkan materi sejak awal dan untuk membantu
memperjelas pesan agar mudah ditangkap oleh siswa, maka Bu Nani
menggunakan slide projector sebagai media pembelajarannya. Siswa masih
tergantung pada guru. Jika belajar hanya mengandalkan dengan media, masih
belum dapat dicerna dengan baik.5
7
mengembangkan keterampilan khusus dengan menggunakan teknik-teknik
mutakhir.
Standarisasi pada input yang telah muncul pada pola pengajaran yang
dibantu dengan media,pada perkembangannya ternyata belum dapat menjamin
hasil belajar yang optimal. Oleh sebab itu diperlukan standarisasi lain dalam
proses belajar mengajar. Muncullah kecenderungan sistem belajar lain (selain
guru) yang dirancang sumber belajar tersebut berbentuk media yang disusun
oleh sekelompok ahli media.
Jadi pola pengajaran yang berbentuk ini adalah pola yang
menghadirkan guru di satu sisi, dan guru dengan media di sisi lain, dan
bersama-sama berinteraksi dengan siswa. Dalam hal ini, kehadiran guru
berfungsi untuk melakukan kontrol terhadap disiplin dan minat belajar siswa.
Sumber belajar yang berbentuk media akan mengontrol penyajian materi
pelajaran. Dalam pengajaran bahasa asing, guru akan tetap muncul dan hadir
di kelas, namun media juga turut dikembangkan dengan detail secara bersama-
sama. Terlebih lagi dalam pengajaran keterampilan berbahasa, yang menuntut
penguasaan reseptif meupun produktif lisan dan tulis.6
Pola pembelajaran guru media ini merupakan perubahan pola
pembelajaran yang terjadi karena adanya perubahan peran guru pada kegiatan
pembelajaran, dimana antara guru dan media memiliki peranan yang setara
dalam menjalankan fungsinya untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran. Pada pola ini media dirancang sedemikian rupa untuk dapat
menjelaskan materi secara baik, lengkap dan utuh. Peran-peran guru dalam
kegiatan belajar sudah difasilitasi oleh media tersebut dan siswa tetap bisa
belajar dengan mempelajari materi pada media di pola kedua ini, namun tentu
jika ingin lebih jelas perlu pelengkap dari penjelasan langsung dari gurunya.
8
menyampaikan tujuan, mengapersepsi dan korelasi matei yang lalu dengan
yang akan disampaikan. Pada saat menjelasnkan materi pokok, Bu Leni
memutar video animasi yang menjelaskan secara tentang konsep Fotosintesis.
Video tersebut dikemas dalam bentuk animasi, dengan suara narasi (voice
over) yang memandu menjelaskan sejak awal materi dengan sangat jelas.
Sepanjang video diputar Bu Leni ikut menyimak. Setelah pemutaran video Bu
Leni meminta siswa bertanya pada bagian yang belum jelas. Dalam hal ini Bu
Leni tidak perlu menjelaskan kembali secara detail terhadap materi karena
video sudah baik menjelaskannya, jadi Bu Leni dan Media Video saling
berbagi pera secara merata. Pola ini disebut dengan istilah “teaching Aids”
yakni pembelajaran yang dibantu dengan media pembelajarab yang relevan,
terlebih jika medianya bersifat multimedia pastinya lebih menarik untuk
siswa7.
7
Dr. Cepi Riyana, M.Pd. Op.cit TPEN /Modul 1 1.7
9
mereka dalam berinteraksi langsung dengan media pengajaran yang telah
dipersiapkan oleh para ahli media dan guru.
Dalam pengajaran bahasa asing, pola ini tidak mewajibkan bahkan
meniadakan guru. Pengajaran berlangsung dengan media pengajaran, misalnya
dalam proses belajar mengajar dengan modul, mesin pengajaran, dan
pengajaran berprogram dalam belajar mandiri. Kelemahan dari pola ini adalah
bahwa dalam kenyataannya, media tidak dapat mendidik siswa. Dengan pola
pengajaran ini, kehadiran guru dapat digantikan oleh media yang
diciptakannya.
Pola-pola pembelajaran diatas memberikan gambaran bahwa seiring
dengan pesatnya perkembangan media pembelajaran, baik software maupun
hardware, akan membawa perubahan bergesernya peranan guru sebagai
penyampai pesan. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber
belajar, baik itu dari majalah, modul, siaran radio pembelajaran, televisi
pembelajaran, media komputer atau yang sering kita kenal dengan
pembelajaran berbasis computer (CBI atau computer based intruction), baik
model drill, toturial, simulasi maupun instructional games ataupun dari
internet.
Sekarang ini atau dimasa yang akan datang, peran guru tidak hanya
sebagai director of learning, yaitu sebagai pengelola belajar yang
memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi
berbagai sumber belajar. Bahkan, bukan tidak mungkin dimasa yang akan
datang peran media sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan
pembelajaran (pola pembelajaran bermedia), seperti halnya penerapan
pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction), disini peran
guru hanya sebagai fasilitator belajar saja.
Dalam versi lain menyebutkan bahwa, pola interaksi guru dengan
murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya,
mulai dari gerakan yang di dominasi oleh guru sampai kapan kegiatan yang
dilakukan oleh murid itu sendiri. Pola interaksi dapat berbentuk klasikal,
kelompok, dan perorangan. Sedangkan variasi kegiatan bisa berupa
mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan atau demonstrasi.
10
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip
penggunaannya yang meliputi: kesesuaian, kesewajaran, kelancaran, dan
kesinambungan, perencanaan bagi alat atau bahan yang memerlukan penataan
khusus.8
Pola pengajaran yang keempat ini muncul sebagai jawaban akan
semakin meningkatnya kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar, baik dari
segi jumlah maupun mutu. Munculnya tuntutan profesionalisme tenaga
pengajar dalam rangka standaraisasi mutu, memberi dampak berkurangnya
tenaga guru yang berkualitas tinggi. Jadi jumlah tenaga pengajar yang terbatas
juga turut memberi andil akan hadirny pola pengajaran ini. Sementara
penambahan jumlah tenaga pengajar professional tidak dapat dilakukan secara
kilat.
Maka muncul upaya untuk menemukan dan mengembangkan media
pengajaran. Lalu di mana letak tugas pengajar pada pola ini? Tenaga pengajar
yang profesional dapat diberi tugas untuk mempersiapkan bahan pengajaran
secara sistematis dan terprogram dalam bentuk modul atau paket belajar.
Keadaan siswa yang telah cenderung belajar dengan sistem mandiri, akan
memudahkan mereka dalam berinteraksi langsung dengan media pengajaran
yang telah dipersiapkan oleh para ahli media dan guru.
Dalam pengajaran bahasa asing, pola ini tidak mewajibkan bahkan
meniadakan kehadiran guru. Pengajaran berlangsung dengan media
pengajaran, misalnya dalam proses belajar mengajar dengan modul, mesin
pengajaran, dan pengajaran berprogram dalam belajar mandiri. Kelemahan
dari pola ini adalah bahwa dalam kenyataanya, media tidak dapat mendidik
siswa.Dengan pola pengajaran ini, kehadiran guru dapat digantikan oleh media
yang diciptakannya. Media tersebut adalah guru-media dengan bagan yang
dapat dilihat sebagai berikut.
Media dalam pembelajaran mencakup segala bentuk alat atau
teknologi yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran.
Penggunaan media dalam pembelajaran tradisional 2 atau modern dapat
termasuk:
8
Rusman,Op.cit h.134-137
11
1. Proyektor multimedia untuk memvisualisasikan materi.
2. Penggunaan perangkat lunak pembelajaran interaktif.
3. Akses ke internet untuk penelitian dan sumber-sumber pendukung.9
BAB III
PENUTUP
9
Anderson, T, dan Dron, J. (2011). Three generations of distance education pedagogy. The
International Review of Research in Open and Distributed Learning, 12(3), 80-97.
10
Cepi Riyana, Op.cit TPEN /Modul 1 1.8`
12
A. Kesimpulan
Pola pembelajaran tradisional I adalah metode pembelajaran yang
telah digunakan secara luas sejak lama. Dalam pola ini, pembelajaran lebih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan siswa lebih
pasif dalam peran mereka. pola pembelajaran Tradisional II ini
menekankan peran guru dibantu oleh media atau alat dalam kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Secara
tidak langsung mengurangi masalah verbalisme yang merupakan
kekurangan ketika menggunakan pola pembelajaran Tradisional I
Pola pembelajaran guru dan media adalah pola yang menghadirkan
guru di satu sisi, dan guru dengan media di sisi lain, dan bersama-sama
berinteraksi dengan siswa. Dalam hal ini, kehadiran guru berfungsi untuk
melakukan kontrol terhadap disiplin dan minat belajar siswa. Sumber
belajar yang berbentuk media akan mengontrol penyajian materi pelajaran.
Dalam pengajaran bahasa asing, guru akan tetap muncul dan hadir di
kelas, namun media juga turut dikembangkan dengan detail secara
bersama-sama. Pola pembelajaran media dengan siswa atau pola
pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran
yang disiapkan bahan atau materi pembelajaran apa saja yang kemudian
bahan tersebut diaplikasikan pada media sebagai seumber belajar siswa
yang utama
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami
meyadari masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan kekurangan
makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
13
Cepi Riyana. Konsep Pembelajaran Online. TPEN /Modul
Ebel dan Frisbie. Essentials of educational measurement. Prentice Hall. 1986
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme
Guru. (Jakarta : PT. Grafindo Persada)
Gagne, DKK. 2004. Principles of instructional design. Wadsworth Publishing
14