Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POLA PEMBELAJARAN UNTUK INTERAKSI BELAJAR

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah

Model Pembelajaran di Kelas PAI 3-L

Disusun Oleh Kelompok 1:

RANTI MAWADDAH 2122420

TEGUH FAJAR RASYIDIN 2122429

AFIF MICHEL HARIYA 2122437

PADILAH PAJRIANI 2122455

Dosen Pengampu:

SISKA YULIA RAHMI, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL


DJAMBEKBUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul Pola
Pembelajaran Untuk Interaksi Belajar tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bu Siska Yulia Rahmi M.Pd pada bidang studi Model Pembelajaran
I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pola
Pembelajaran Untuk Interaksi Belajar bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Siska Yulia Rahmi M.Pd


selaku Dosen Pengampu Model Pembelajaran I yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Bukittinggi, 04 September 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pola Pembelajaran Tradisional I................................................................................3


B. Pola Pembelajaran Tradisional II...............................................................................5
C. Pola Pembelajaran Guru dan Media .........................................................................7
D. Pola Pembelajaran Bermedia ....................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan merupakan sebuah keniscayaan, semua yang ada di dunia ini
mengalami hukum gerak dan perubahan. Begitu juga dinamika sejarah
masyarakat, terus mengalir dan bergerak dari masyarakat konservatif dan
tradisional menuju ke samudera modernisme. Sebuah perkembangan global
yang menuntut keseriusan setiap komponen masyarakat dan bangsa untuk
berbenah diri dengan seperangkat kompetensi dan profesionalisme agar tetap
exist dan survive.
Berbicara tentang pendidikan kaitannya dengan globalisasi, lebih-lebih di
era reformasi di semua bidang di Indonesia sekarang tentu saja kita juga harus
membicarakan mengenai “sosok guru ideal” yang diharapkan. Pendidikan kita
tentunya harus mendiskripsikan profil seorang guru yang relevan dengan
konteks globalisasi, sebagai landasan untuk mencapai tujuan ideal yang
diharapkan.
Dari penjelasan tersebut guru membutuhkan pola-pola pembelajaran untuk
menunjang penyampaian materi kepada siswa dan diharapkan dari pola
tersebut siswa bisa menangkap apa yang diajarkan dari seorang guru, agar
kelak siswa tersebut dapat bersaing pada dunia global yang semakin lama
semakin dituntut harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang keras, untuk
menunjang pola-pola tersebut maka guru juga diharapkan menjadi guru yang
profesional. Adapun pola-pola pembelajaran akan dijelaskan dalam
isi makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diputuskan penyederhanaan topic
yang dianalisis dan dituliskan dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud pola pembelajaran tradisional I?
2. Apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran tradisional II?

1
3. Apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran guru dan media itu?
4. Apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran bermedia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pola pembelajaran tradisional I
2. Untuk mengetahui pola pembelajaran tradisonal II
3. Untuk mengetahui pola pembelajaran guru dan media
4. Untuk mengetahui pola pembelajaran bermedia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola Pembelajaran Tradisional I


Pada hakikatnya pembelajaran merupakan proses terjadinya interaksi
antara guru dengan peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan media pembelajaran yang tersedia. Guru memiliki peran penting
dalam mengembangkan bakat peserta didik di sekolah. Bakat yang dimiliki
peserta didik akan membawa perubahan perilaku peserta didik selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, peran guru sangatlah
penting dalam setiap perkembangan peserta didik.
Upaya guru dalam mewujudkan hal tersebut maka guru harus
mempunyai strategi, metode, serta media pembelajaran yang inovatif sehingga
dapat menarik perhatian peserta didik dan membuat peserta didik belajar lebih
giat agar terwujudnya pembelajaran yang efektif. Atas dasar tersebut maka
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat menggunakan berbagai pola
pembelajaran.1
Pola pembelajaran tradisional I adalah metode pembelajaran yang telah
digunakan secara luas sejak lama. Dalam pola ini, pembelajaran lebih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan siswa lebih pasif
dalam peran mereka. Beberapa karakteristik pola pembelajaran tradisional
meliputi:
1. Guru sebagai otoritas utama.
2. Siswa mendengarkan kuliah dan mencatat materi.
3. Pembelajaran biasanya terjadi di dalam kelas.
4. Materi dikomunikasikan secara verbal oleh guru.
5. Evaluasi berfokus pada tes tertulis.

Pola pembelajaran tradisional merupakan pola pembelajaran yang


sudah lama digunakan dalam dunia pendidikan. Berikut adalah beberapa ciri-
ciri dari pola pembelajaran tradisional:
1
Cepi Riyana, Konsep Pembelajaran Online TPEN /Modul 1 1.5

3
1. Guru menjadi sumber utama dalam belajar.
2. Siswa hanya menjadi objek dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran dilakukan secara lisan dan tidak menggunakan media
pembelajaran.
4. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi
yang disampaikan.
5. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
6. Penilaian dilakukan dengan cara ujian tertulis.
Pola pembelajaran tradisional ini memiliki kelemahan dalam
meningkatkan interaksi belajar antara guru dan siswa. Oleh karena itu, perlu
adanya pengembangan pola pembelajaran yang lebih modern dan interaktif
untuk meningkatkan kualitas interaksi belajar.Dalam pola pengajaran
tradisional ini, pengajar (atau guru) memegang peran utama dalam
menentukan isi dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan
belajar siswa. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa.2
Dalam pola interaksi edukatif ini, guru kelas mendominasi kegiatan
belajar mengajar. Pola pengajaran seperti ini belum atau tidak memberikan
peluang pada penggunaan teknologi dalam pengajaran. Buku-buku, papan
tulis, media pengajaran, perpustakaan belum berperan dalam proses belajar
mengajar. Pola pengajaran seperti tidak tidak memberikan ruang bagi
pengembangan teknologi dalam pengajaran. Pola pengajaran tradidional
dalam pengajaran bahasa asing akan lebih bertumpu pada keterampilan
menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara hanya kadang-kadang. Pola
pengajaran tradisional dapat dilihat sebagai berikut.
Dapat dilihat bahwa pola pembelajaran (Tradisional 1) ini
menekankan guru bertanggungjawab penuh untuk menanggapi keseluruhan
proses pembelajaran. Guru berperan sebagai sumber pesan, komunikasi
dilakukan langsung dengan peserta/ siswa menggunaka bahasa verbal tanpa
bantuan alat.

2
Ebel dan Frisbie, Essentials of educational measurement. Prentice Hall. 1986, h.24

4
Contoh Pola Pembelajaran (Tradisional 1)

Pada kegiatan pembelajaran Bu Diah yang berprofesi sebagai seorang


guru di SMPN 1 Caringin kelas 2 menyampaikan materi pembelajaran
tentang topik tata surya kepada siswanya dengan hanya berbicara dan
siswanya mendengarkan apa yang disampaikan gurunya tersebut. Sepanjang
jam pelajaran Bu Diah berceramah menyapaikan materi pelajaran yang dia
pahami tanpa melibatkan berbagai bahan dan alat pembelajaran. Pola ini juga
sering disebut dengan istilah ekspositorik, yakni kegiatan pembelajaran yang
mengekspose materi secara satu arah (one way interaction). Masalah yang
sering terjadi pada pola ini adalah vervalistik, yakni apa yang guru sampaikan
tidak sama dengan apa yang siswa tangkap.

B. Pola Pembelajaran Tradisional II

Pada pola pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh berbagai bahan
pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan
meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Perkembangan ilmu
pengetahuan telah mempengaruhi pola pengajaran, sehingga timbul
kecenderungan membakukan masukan atau standarisasi input ke dalam sistem
peengajaran. Sementara itu, perkembangan teknologi, khususnya
perlengkapan media dan fasilitas pengajaran juga mengalami kemajuan.

Kecenderungan pembakuan ini selain dikarenakan alasan ekonomis,


namun juga memberikan keuntungan lain, yaitu memberikan keuntungan lain,
yaitu memudahkan adanya perbaikan control dalam proses pengajaran.
Standarisasi ini berlaku untuk pengadaan buku-buku sekolah, desain gedung
dan fasilitas sekolah, bentuk papan tulis, media instruksional, perpustakaan,
dan laboratorium.3

3
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta : PT.
Grafindo Persada, 2013) h. 134

5
Dampak munculnya input dalam pengajaran ini, maka pla pengajaran
mempunyai komponen-komponen baru berupa peralatan yang dipergunakan
oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Alat bentu pengajaran tersebut kemudian dikenal sebagai media
pengajaran.

Munculnya media pengajaran merupakan sumber belajar lian selain


guru di dalam pola pengajaran model ini. Dalam pola ini, guru masih tetap
memegang peranan menentukan dalam mengontrol kegiatan belajar mengajar
dikelas, nemun tidak mutlak 100% karena sudah didukung oleh sumber
belajar lain, yaitu media.

Dalam pengajaran bahasa asing, guru juga dituntut untuk mampu


mengoperasikan media pengajaran yang ada, baik tinggal mmanfaatkan
ataupun media yang harus dibuat.Pola pembelajaran tradisional II merupakan
evolusi dari pola pembelajaran tradisional yang mencoba mengintegrasikan
elemen-elemen modern untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Beberapa fitur pola ini adalah:

Guru tetap memiliki peran sentral, tetapi lebih terbuka terhadap interaksi
dengan siswa.
 Penggunaan buku teks dan sumber belajar lainnya.
 Penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran, seperti proyektor
atau computer.4

Dapat dideskripsikan bahwa pola pembelajaran (Tradisional 2) ini


menekankan peran guru dibantu oleh media atau alat dalam kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Secara tidak
langsung mengurangi masalah verbalisme yang merupakan kekurangan ketika
menggunakan pola pembelajaran Tradisional 1).

Contoh Pola Pembelajaran Tradisional II

Pada kegiatan pembelajaran Bu Nani sebagai seorang guru di SDN


Lemah Duhur menggunakan bantuan LCD Proyektor untuk menampilkan

4
Gagne, DKK, Principles of instructional design. Wadsworth Publishing , (2004), h. 38

6
presentasi yang telah dibuatnya tentang proses Fotosintesis kepada siswanya.
Pada pembelajaran ini kontrol pembelajaran tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Bu Nani yang sudah menyiapkan materi sejak awal dan untuk membantu
memperjelas pesan agar mudah ditangkap oleh siswa, maka Bu Nani
menggunakan slide projector sebagai media pembelajarannya. Siswa masih
tergantung pada guru. Jika belajar hanya mengandalkan dengan media, masih
belum dapat dicerna dengan baik.5

C. Pola Pembelajaran Guru Dan Media


Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru
yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran, guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran sebagai
sumber belajar yang dapat menggantikan guru dalam pembelajaran, jadi siswa
dapat memperoleh informasi dari berbagai media sebagaii sumber belajar,
misalnya dari majalah, modul, siaran radio pembelajaran, televisi
pembelajaran, media komputer dan internet.
Pola ini merupakan pola pembelajaran bergantian antara guru dan
media berinteraksi dengan siswa.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa implikasi meluasnya cakrawala umat manusia dalam ilmu
pengetahuan. Generasi saat ini harus lebih banyak belajar daripada generasi
masa lalu. Demikian pula generasi yang akan datang juga harus menjadi
generasi terdidik yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi.
Implikasi yang ditimbulkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan umat manusia dari generasi ke generasi juga
menuntut sistem pendidikan dan kepelatihan yang sangkil dan mangkus.
Segala macam pengetahuan dan pesan, baik yang verbal maupun nonverbal,
perlu ditransformasikan dalam sistem baru. Oleh sebab itu, maka kemudian
media bukan saja merupakan hasil pengetahuan manusia, namun juga
merupakan sarana mengkomunikasikan pengetahuan dan pesan tersebut.
Terlebih lagi, bentuk transformasi tersebut juga dapat sebagai sarana
5
Cepi Riyana,Op.cit TPEN /Modul 1 1.6

7
mengembangkan keterampilan khusus dengan menggunakan teknik-teknik
mutakhir.
Standarisasi pada input yang telah muncul pada pola pengajaran yang
dibantu dengan media,pada perkembangannya ternyata belum dapat menjamin
hasil belajar yang optimal. Oleh sebab itu diperlukan standarisasi lain dalam
proses belajar mengajar. Muncullah kecenderungan sistem belajar lain (selain
guru) yang dirancang sumber belajar tersebut berbentuk media yang disusun
oleh sekelompok ahli media.
Jadi pola pengajaran yang berbentuk ini adalah pola yang
menghadirkan guru di satu sisi, dan guru dengan media di sisi lain, dan
bersama-sama berinteraksi dengan siswa. Dalam hal ini, kehadiran guru
berfungsi untuk melakukan kontrol terhadap disiplin dan minat belajar siswa.
Sumber belajar yang berbentuk media akan mengontrol penyajian materi
pelajaran. Dalam pengajaran bahasa asing, guru akan tetap muncul dan hadir
di kelas, namun media juga turut dikembangkan dengan detail secara bersama-
sama. Terlebih lagi dalam pengajaran keterampilan berbahasa, yang menuntut
penguasaan reseptif meupun produktif lisan dan tulis.6
Pola pembelajaran guru media ini merupakan perubahan pola
pembelajaran yang terjadi karena adanya perubahan peran guru pada kegiatan
pembelajaran, dimana antara guru dan media memiliki peranan yang setara
dalam menjalankan fungsinya untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran. Pada pola ini media dirancang sedemikian rupa untuk dapat
menjelaskan materi secara baik, lengkap dan utuh. Peran-peran guru dalam
kegiatan belajar sudah difasilitasi oleh media tersebut dan siswa tetap bisa
belajar dengan mempelajari materi pada media di pola kedua ini, namun tentu
jika ingin lebih jelas perlu pelengkap dari penjelasan langsung dari gurunya.

Contoh Pola Pembelajaran Guru dan Media

Bu Leni adalah seorang guru di SMAN 1 Cisaat. Beliau adalah pengajar


Mata Pelajaran Biologi. Hari itu Bu Leni akan mengajarkan konsep
fotosintesis pada tumbuhan sesuai dengan RPP yang telah disiapkannya. Pada
saat mulai pembelajaran Bu Leni membuka pelajaran dengan sapaan,
6
Rusman,Op.cit h.134-137

8
menyampaikan tujuan, mengapersepsi dan korelasi matei yang lalu dengan
yang akan disampaikan. Pada saat menjelasnkan materi pokok, Bu Leni
memutar video animasi yang menjelaskan secara tentang konsep Fotosintesis.
Video tersebut dikemas dalam bentuk animasi, dengan suara narasi (voice
over) yang memandu menjelaskan sejak awal materi dengan sangat jelas.
Sepanjang video diputar Bu Leni ikut menyimak. Setelah pemutaran video Bu
Leni meminta siswa bertanya pada bagian yang belum jelas. Dalam hal ini Bu
Leni tidak perlu menjelaskan kembali secara detail terhadap materi karena
video sudah baik menjelaskannya, jadi Bu Leni dan Media Video saling
berbagi pera secara merata. Pola ini disebut dengan istilah “teaching Aids”
yakni pembelajaran yang dibantu dengan media pembelajarab yang relevan,
terlebih jika medianya bersifat multimedia pastinya lebih menarik untuk
siswa7.

D. Pola Pembelajaran Bermedia


Pola pembelajaran media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak
jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan bahan atau
materi pembelajaran apa saja yang kemudian bahan tersebut diaplikasikan
pada media sebagai seumber belajar siswa yang utama.
Pola pengajaran ini muncul sebagai jawaban akan semakin
meningkatnya kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar, baik dari segi
jumlah maupun mutu. Munculnya tuntutan profesionalisme tenaga guru yang
berkualitas tinggi. Jadi jumlah tenaga pengajar yang tebatas juga turut
memberi andil akan hadirnya pola pengajaran ini. Sementara penambahan
jumlah tenaga pengajar profesional tidak dapat dilakukan secara kilat. Maka
muncul upaya untuk menemukan dan mengembangkan media pengajaran.
Lalu dimana letak tugas pengajar pada pola ini? Tenaga pengajar yang
profesional dapat diberi tugas untuk mempersiapkan bahan pengajaran secara
sistematis dan terprogram dalam bentuk modul atau paket belajar. Keadaan
siswa yang telah cenderung belajar dengan sistem mandiri, akan memudahkan

7
Dr. Cepi Riyana, M.Pd. Op.cit TPEN /Modul 1 1.7

9
mereka dalam berinteraksi langsung dengan media pengajaran yang telah
dipersiapkan oleh para ahli media dan guru.
Dalam pengajaran bahasa asing, pola ini tidak mewajibkan bahkan
meniadakan guru. Pengajaran berlangsung dengan media pengajaran, misalnya
dalam proses belajar mengajar dengan modul, mesin pengajaran, dan
pengajaran berprogram dalam belajar mandiri. Kelemahan dari pola ini adalah
bahwa dalam kenyataannya, media tidak dapat mendidik siswa. Dengan pola
pengajaran ini, kehadiran guru dapat digantikan oleh media yang
diciptakannya.
Pola-pola pembelajaran diatas memberikan gambaran bahwa seiring
dengan pesatnya perkembangan media pembelajaran, baik software maupun
hardware, akan membawa perubahan bergesernya peranan guru sebagai
penyampai pesan. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber
belajar, baik itu dari majalah, modul, siaran radio pembelajaran, televisi
pembelajaran, media komputer atau yang sering kita kenal dengan
pembelajaran berbasis computer (CBI atau computer based intruction), baik
model drill, toturial, simulasi maupun instructional games ataupun dari
internet.
Sekarang ini atau dimasa yang akan datang, peran guru tidak hanya
sebagai director of learning, yaitu sebagai pengelola belajar yang
memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi
berbagai sumber belajar. Bahkan, bukan tidak mungkin dimasa yang akan
datang peran media sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan
pembelajaran (pola pembelajaran bermedia), seperti halnya penerapan
pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction), disini peran
guru hanya sebagai fasilitator belajar saja.
Dalam versi lain menyebutkan bahwa, pola interaksi guru dengan
murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya,
mulai dari gerakan yang di dominasi oleh guru sampai kapan kegiatan yang
dilakukan oleh murid itu sendiri. Pola interaksi dapat berbentuk klasikal,
kelompok, dan perorangan. Sedangkan variasi kegiatan bisa berupa
mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan atau demonstrasi.

10
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip
penggunaannya yang meliputi: kesesuaian, kesewajaran, kelancaran, dan
kesinambungan, perencanaan bagi alat atau bahan yang memerlukan penataan
khusus.8
Pola pengajaran yang keempat ini muncul sebagai jawaban akan
semakin meningkatnya kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar, baik dari
segi jumlah maupun mutu. Munculnya tuntutan profesionalisme tenaga
pengajar dalam rangka standaraisasi mutu, memberi dampak berkurangnya
tenaga guru yang berkualitas tinggi. Jadi jumlah tenaga pengajar yang terbatas
juga turut memberi andil akan hadirny pola pengajaran ini. Sementara
penambahan jumlah tenaga pengajar professional tidak dapat dilakukan secara
kilat.
Maka muncul upaya untuk menemukan dan mengembangkan media
pengajaran. Lalu di mana letak tugas pengajar pada pola ini? Tenaga pengajar
yang profesional dapat diberi tugas untuk mempersiapkan bahan pengajaran
secara sistematis dan terprogram dalam bentuk modul atau paket belajar.
Keadaan siswa yang telah cenderung belajar dengan sistem mandiri, akan
memudahkan mereka dalam berinteraksi langsung dengan media pengajaran
yang telah dipersiapkan oleh para ahli media dan guru.
Dalam pengajaran bahasa asing, pola ini tidak mewajibkan bahkan
meniadakan kehadiran guru. Pengajaran berlangsung dengan media
pengajaran, misalnya dalam proses belajar mengajar dengan modul, mesin
pengajaran, dan pengajaran berprogram dalam belajar mandiri. Kelemahan
dari pola ini adalah bahwa dalam kenyataanya, media tidak dapat mendidik
siswa.Dengan pola pengajaran ini, kehadiran guru dapat digantikan oleh media
yang diciptakannya. Media tersebut adalah guru-media dengan bagan yang
dapat dilihat sebagai berikut.
Media dalam pembelajaran mencakup segala bentuk alat atau
teknologi yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran.
Penggunaan media dalam pembelajaran tradisional 2 atau modern dapat
termasuk:
8
Rusman,Op.cit h.134-137

11
1. Proyektor multimedia untuk memvisualisasikan materi.
2. Penggunaan perangkat lunak pembelajaran interaktif.
3. Akses ke internet untuk penelitian dan sumber-sumber pendukung.9

Dapat digambarkan bahwa pola pembelajaran bermedia ini menekankan


pada peran media sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan
pembelajaran. Pada pola pembelajaran ini guru lebih ditekankan untuk
memfasilitasi siswa dalam memperoleh informasi yang tepat. Pada pola ini
tampak jelas bahwa komponen yang tidak terlihat adalah guru. Mengapa
demikian? Pola ini memberikan keleluasan lebih kepada media untuk secara
langsung berinteraksi dengan siswa, sedangkan guru akan lebih berperan
sebagai fasilitator dan evaluator pembelajaran. Pola ini umumnya terkait
langsung dengan pembelajaran online.

Contoh Pola Pembelajaran Bermedia

Di salah satu perguruan tinggi terdapat seorang dosen yang bernama


Pak Nino dalam kegiatan pembelajarannya Pak Nino ini mengharuskan
mahasiswanya mengikuti kegiatan pembelajaran online selama 4 pertemuan.
Langkah awal yang dilakukan Pak Nino adalah menyiapkan aplikasi online
(sistem) lalu menyiapkan materi pembelajaran yang dapat diakses oleh siswa
berikut fitur untuk terjadinya pembelajaran yang interaktif antara siswa
dengan sistem pembelajaran. Setelah semuanya siap, Pak Nino menugaskan
mahasiswa untuk belajar secara online dengan sistem yang disiapkan tadi.
Selama 4 kali pertemuan yang bisanya di kelas, para mahasiswa dapat belajar
secara bebas di mana saja yang dia sukai, ada yang belajar di kampus di rumah
dan diperjalanpun dapat belajar selagi tersedia koneksi internet. Pada saat para
mahasiswa belajar jelas di sana tidak hadir sosok pengajar, namun pengajar
dapat digantikan oleh peran media online learning.10

BAB III

PENUTUP

9
Anderson, T, dan Dron, J. (2011). Three generations of distance education pedagogy. The
International Review of Research in Open and Distributed Learning, 12(3), 80-97.
10
Cepi Riyana, Op.cit TPEN /Modul 1 1.8`

12
A. Kesimpulan
Pola pembelajaran tradisional I adalah metode pembelajaran yang
telah digunakan secara luas sejak lama. Dalam pola ini, pembelajaran lebih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan siswa lebih
pasif dalam peran mereka. pola pembelajaran Tradisional II ini
menekankan peran guru dibantu oleh media atau alat dalam kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Secara
tidak langsung mengurangi masalah verbalisme yang merupakan
kekurangan ketika menggunakan pola pembelajaran Tradisional I
Pola pembelajaran guru dan media adalah pola yang menghadirkan
guru di satu sisi, dan guru dengan media di sisi lain, dan bersama-sama
berinteraksi dengan siswa. Dalam hal ini, kehadiran guru berfungsi untuk
melakukan kontrol terhadap disiplin dan minat belajar siswa. Sumber
belajar yang berbentuk media akan mengontrol penyajian materi pelajaran.
Dalam pengajaran bahasa asing, guru akan tetap muncul dan hadir di
kelas, namun media juga turut dikembangkan dengan detail secara
bersama-sama. Pola pembelajaran media dengan siswa atau pola
pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran
yang disiapkan bahan atau materi pembelajaran apa saja yang kemudian
bahan tersebut diaplikasikan pada media sebagai seumber belajar siswa
yang utama

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami
meyadari masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan kekurangan
makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

13
Cepi Riyana. Konsep Pembelajaran Online. TPEN /Modul
Ebel dan Frisbie. Essentials of educational measurement. Prentice Hall. 1986
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme
Guru. (Jakarta : PT. Grafindo Persada)
Gagne, DKK. 2004. Principles of instructional design. Wadsworth Publishing

14

Anda mungkin juga menyukai