SOSIOLINGUISTIK
3. Keterampilan Khusus
4. Pengetahuan
C. URUTAN PENYAJIAN
Modul 1 : Sosiolinguistik
1. Hakikat sosiolinguistik
2. Manfaat sosiolinguistik
3. Sosiolinguistik dan ilmu linguistik makro lain
Modul 2 : Bahasa dan komunikasi
1. Hakikat dan fungsi bahasa,
2. Komunikasi bahasa
3. Komunikasi verbal dan non verbal
Modul 3 : Bahasa dan komunikasi
1. Konsep masyarakat bahasa
2. Konteks sosial dalam bahasa
Modul 4 : Bahasa dan komunikasi
1. Kedwibahasaan atau bilingual
2. Multilingualisme
3. Diglosia
Modul 5 : Bahasa dalam konteks dan kode
1. Masyarakat tutur
2. Peristiwa tutur
3. Tindak tutur
Modul 6 : Bahasa dalam konteks dan kode
1. Alih kode
2. Campur kode,
3. Penyebab campur dan alih kode
Modul 7 : Kesopanan bahasa
1. Kesopanan dan kesantuanan dalam berbahasa
2. Penerapan dalam kehidupan
Modul 8 : Variasi bahasa dan jenis bahasa
1. Variasi bahasa
2. Ragam bahasa
3. Jenis bahasa
Modul 9 : Interferensi dan Integrasi
Modul 10 : 1. Sikap bahasa: sikap positif dan sikap negative
2. Pemilihan bahasa
Modul 11 : Bahasa standar dan non-standar
1. Bahasa standar dan bahasa non-standar
2. Perubahan, peregseran dan pemertahanan bahasa
Modul 12 : Bahasa dan kebudayaan
1. Hubungan bahasa dan kebudayaan
2. Etika berbahasa
Modul 13 : Etnografi komunikasi
1. Pengertian dan cakupan
2. Konsep-konsep dasar
D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru.
MODUL 1
HAKIKAT SOSIOLINGUISTIK
A. PENDAHULUAN
Pada bagian ini, anda akan memperoleh informasi terkait capaian pembelajaran, ruang
lingkup bahan/modul/urutan yang akan dibahas.
1. Capaian Pembelajaran
Sikap
S1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
Keterampilan Umun
KU1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu sosiolinguistik
KU2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur dalam
mengaplikasikan konsep sosiolinguistik
Keterampilan Khusus
KK1 Mampu mengaplikasikan teori, konsep, pendekatan dalam berbahasa, baik
lisan maupun lisan.
KK2 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif dalam
pengembangan dan implementasi ilmu kebahasaan yang berhubungan
dengan pemakaian di dalam masyarakat.
3. Urutan pembahasan
Modul ini akan membahas beberapa materi sebagai berikut.
a. Hakikat sosiolinguistik
b. Sosiolinguistik dan ilmu-ilmu lain
c. Manfaat sosiolinguistik
d. Masalah-masalah yang dikaji dalam sosiolinguistik
B. KEGIATAN BELAJAR 1
1. MATERI
a. Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan
masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap variasi
penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami.
Variasi dalam kajian ini merupakan masalah pokok yang dipengaruhi atau
mempengaruhi perbedaan aspek sosiokultural dalam masyarakat. Kelahiran
Sosiolinguistik merupakan buah dari perdebatan panjang dan melelahkan dari
berbagai generasi dan aliran. Puncak ketidakpuasan kaum yang kemudian menamakan
diri sosiolinguis ini sangat dirasakan ketika aliran Transformasional yang dipelopori
Chomsky tidak mengakui realitas sosial yang sangat heterogen dalam masyarakat.
Oleh Chomsky dan pengikutnya ini, heterogenitas berupa status sosial yang berbeda,
umur, jenis kelamin, latar belakang suku bangsa, pendidikan, dan sebagainya
diabaikan sebagai faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan pilihan-pilihan
berbahasa. Berpijak dari paradigma ini Sosiolinguistik berkembang ke arah studi yang
memandang bahwa bahasa tidak dapat dijelaskan secara memuaskan tanpa melibatkan
aspek-aspek sosial yang mencirikan masyarakat.
Istilah sosiolinguistik sendiri sudah digunakan oleh Haver C. Curie dalam sebuah
artikel yang terbit tahun 1952, judulnya “A Projection of Sociolinguistics: the
relationship of speech to social status” yang isinya tentang masalah yang berhubungan
dengan ragam bahasa seseorang dengan status sosialnya dalam masyarakat.
Kelompok-kelompok yang berbeda profesi atau kedudukannya dalam masyarakat
cenderung menggunakan ragam bahasa yang berbeda pula.
Di dalam buku Abdul Chaer dan Leoni Agustina menyebutkan beberapa defenisi
terkait pengertian Sosiolingistik.
1. Sosiolinguistik lazim didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari cirri dan
pelbagai bahasa, serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi bahasa
itu di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978:94).
2. Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan (Nababan 1984:2).
3. Sociolinguistic is the study of the characteristics of language variates, the
characteristics of their function, and the characteristics of their speakers as three
constanly interact, change and change one another within a speech community (=
sosiolinguistik adalah kajian tentang cirri khas variasi bahasa, dan pemakaian bahasa
karena ketiga unsure ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama
lain dalam satu masyarakat tutur (J.A Fishman 1972: 4).
4. Sociolinguistiyek is de studie van taal en taalgebruik in de context van
maatschapij en kultuur (=sosiolingistik adalah kajian mengenai bahasa dan
pemakaiannya dalam konteks social dan kebudayaan (Rene Appel, Gerad Hubert,
Greus Meijer 1976:10)
5. Sociolingistiek is subdisiplin van de taalkunde, die bestudert welke taal spelt
in het social verkeer (sosiolinguitik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari
factor-faktor social yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan social
(H.j. Verkuyl 1975:139).
6. Sociolinguistics is the study of language in operation, it’s purpose is to
investigate how the convention of the language use relate to other aspects of social
behavior (sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaannya, dengan tujuan
untuk meneliti bagaimana konvensi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-
aspek lain dari tingkah laku social (C. Criper dan H.G. Widdowson dalam J.P.B.
Allen dan S. Piet Corder (ed.) 1975: 156).
7. Sociolinguistics is a developing siubfield of linguistics which takes speech
variation as it’ s focus, viewing variation or it social context. Sociolinguitics is
concerned with the correlation between such social factors and linguistics variation
(sosiolingistik adalah pengembangan subbidang linguistik yang emmfokuskan
penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks sosial.
Sosiolinguistik meneliti korelasi antara factor-faktor sosial itu dengan variasi bahasa.
(Nancy Parrot Hickerson 1980:81).
Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari tujuan dan dampak berbahasa
yang dikaitkan dengan konteks, atau penggunaan bahasa yang disesuaikan dengan
topik pembicaraan, tujuan, partisipan, tempat, dan sarana. Sebagaimana
sosiolinguistik, pragmatik juga beranggapan bahwa bahasa (tuturan) tidaklah
monostyle. Pragmatik memandang bahasa sebagai alat komunikasi yang
keberadaannya (baik bentuk maupun maknanya) ditentukan oleh penutur dan
ditentukan dan keberagamannya ditentukan oleh topik, tempat, sarana, dan waktu.
Pada masa Chomsky, linguistik mulai dikaitkan dengan psikologi dan dipandang
sebagai ilmu yang tidak independen. Lebih jauh Chomsky mengatakan (1974) bahwa
linguistik bukanlah ilmu yang berdiri sendiri. Linguistik merupakan bagian dari
psikologi dalam cara berpikir manusia. Chomsky melihat bahasa sebagai dua unsur
yang bersatu, yakni competence dan performance. Competence merupakan unsur
dalam bahasa (deep structure) dan menempatkan bahasa dari segi kejiwaan penutur,
sedangkan competence merupakan unsur yang terlihat dari parole. Dengan demikian,
Chomsky memandang bahwa bahasa bukanlah gejala tunggal. namun dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan penuturnya. Chomsky juga mulai merambah wilayah makna
walaupun akhirnya mengakui bahwa wilayah makna merupakan wilayah yang paling
sulit dalam kajian linguistik. Apa yang dikemukakan Chomsky tentang struktur dalam
dan struktur luar digunakan oleh sosiolinguistik sebagai pedoman bahwa tuturan yang
Nampak sebenarnya hanyalah perwujudan dari segi kejiwaan penuturnya. Lebih lanjut
sosiolinguistik membuka diri untuk menelaah perbedaan bentuk tuturan itu. Kaitan
antara competence dan performance terlihat dari penggunaan bahasa penutur.
Orang dikatakan mempunyai kompetensi dan performansi yang baik apabila dapat
menggunakan berbagai variasi bahasa sesuai dengan situasi. Orang yang
berperformansi baik tentulah memiliki kompetensi yang baik, dan memungkinkan
penggunaan kode luas (elaborated code). Sebaliknya, orang yang kompetensinya
rendah, akan muncul kode terbatas (restricted code). Dalam psikologi perkembangan
terdapat fase perkembangan. mulai menangis (tangis bertujuan: lapar, dingin, takut),
tengkurap, duduk, merangkak, dan berjalan. Kesemuanya diikuti atau sejalan dengan
perkembangan kebahasaannya.
Dalam sosiolinguistik, hal ini diadopsi sebagai variasi bahasa dilihat dari segi usia
penutur, (orang mempelajari bahasa sesuai dengan tingkat perkembangannya).
Karenanya dikenal juga variasi bahasa remaja dan manula. Dari sudut psikologi, laki-
laki memiliki kejiwaan yang secara umum berbeda dengan wanita. Karenanya, apa
yang mereka tuturkan juga tidak sama. Sosiolinguistik mentransfer konsep ini,
sehingga muncullah istilah variasi bahasa berdasarkan genus atau jenis kelamin (lihat
kembali “Bahasa dan Jenis Kelamin”).
c. Manfaat Sosiolinguistik
Sosiolinguistik juga mempunyai peranan besar. Kajian bahasa secara internal, seperti
sudah dibicarakan di atas, akan menghasilkan perian-perian bahasa secara objektif,
deskriptif, dalam wujud berbentuk sebuah buku tata bahasa. Kalau kajian secara
internal itu dilakukan secara deskriptif, dia akan menghasilkan sebuah buku tata
bahasa deskriptif. Kalau kajian itu dilakukan secara normative, dia akan menghasilkan
sebuah buku tata bahasa normative. Kedua buku tata bahasa ini mempunyai hasil
perian yang berbeda. Lalu, kalau digunakan dalam penggunaan bahasa, juga akan
mempunyai persoalan yang berbeda. Kalau dalam pengajaran digunakan buku tata
deskriptif, maka kesulitannya adalah bahwa ragam bahasa yang harus diajarkan
adalah ragam bahasa baku, padahal dalam buku tersebut terekam juga hasil perian
ragam nonbaku. Sebagai contoh konkret, silakan lihat buku pembentukan kata dalam
bahasa Indonesia karya kridalaksana (1989). Tanpa bantuan atau penjelasan
sosiolinguistik buku tersebut tidak dapat digunakan dalam pendidikan formal, sebab
prefiks nasal nge-, n-, dan ny-, serta sufiks –in, terkam juga sebagai khazanah afiks
bahasa Indonesia.
2. LATIHAN
a. Sebutkanlah alasan kenapa penting mempelajari sosiolinguistik?
b. Apa manfaat mempelajari sosiolinguistik?
c. Jelaskanlah hubungan sosiolinguistik dengan ilmu linguistik lain?
3. RANGKUMAN
Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan
masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap variasi
penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami. Istilah
sosiolinguistik sendiri sudah digunakan oleh Haver C. Curie dalam sebuah artikel
yang terbit tahun 1952, judulnya “A Projection of Sociolinguistics: the relationship of
speech to social status” yang isinya tentang masalah yang berhubungan dengan
ragam bahasa seseorang dengan status sosialnya dalam masyarakat. Kelompok-
kelompok yang berbeda profesi atau kedudukannya dalam masyarakat cenderung
menggunakan ragam bahasa yang berbeda pula. Konferensi sosiolinguistik pertama
yang berlangsung di Universuty of California, Los Angeles, tahun 1964, telah
merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosiolinguistik. Ketujuh dimensi
yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial dari
penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3)
lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi,(4) analisis sinkronik dan
diakronikdari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan
perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan (7)
penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik (Chaer, 2010:5). Sosiolinguistik akan
memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan
bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita
berbicara dengan orang tertentu. Jika kita adalah anak dalam suatu keluarga, tentu kita
harus menggunakan ragam/gaya bahasa yang berbeda jika lawan bicara kita adalah
ayah, ibu, kakak, atau adik.
4. TES FORMATIF
1. Cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat
penuturnya disebut?
a. Semantik
b. Psikolinguistik
c. Sosiolinguistik
d. Pragmatik
e. Linguistik umum
a. Chomsky
b. Chaer
c. Agustina
d. Nababan
e. Pateda
3. Istilah sosiolinguistik sendiri sudah digunakan oleh Haver C. Curie dalam sebuah
artikel yang berjudul “A Projection of Sociolinguistics: the relationship of speech
to social status”. Pada tahun berapakah artikel tersebut diterbitkan?
a. 1950
b. 1951
c. 1952
d. 1953
e. 1954
4. Berikut yang bukan cabang ilmu sosiolinguistik dengan ilmu terapan lainnya
adalah?
a. Sosiolinguistik dengan linguistik
b. Sosiolinguistik dengan sosiologi
c. Sosiolinguistik dengan pragmatik
d. Sosiolinguistik dengan sosiopragmatik
e. Sosiolinguistik dengan antropologi
5. Pengetahuan sosiolinguistik dapat kita manfaatkan dalam?
a. Berhubungan
b. Berteman
c. Pendidikan
d. Berkenalan
e. Berkomunikasi
5. DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2001. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta :
Rineka Cipta.
Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung : Angkasa.
Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik. Surabaya : Ghalia Indonesia.
Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta : Erlangga.
Sumarsono. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.