Anda di halaman 1dari 10

METODE OFFBIT

(SILLENT WAY DAN SUGESTOPEDIA)

diajukan guna melengkapi tugas matakuliah


Teori Belajar Bahasa

Dosen Pengampu:
Dr. Muji, M.Pd
Bambang Edi Purnomo, S.Pd., M.Pd

Oleh :
Abdul Rohman Wahid (170210402093)
Dini Silvia (170210402098)
Amalia Sukmawati (170210402104)
Wukuf Firizkhi (170210402105)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan lingkungan bahasa yang khas. Menurut (Noerhadi, 1990:130)
lingkungan kebahasaan di sekolah termasuk lingkungan formal. Lingkungan ini diciptakan oleh
guru dalam mendidik para siswanya. Untuk itu, lingkungan kebahasaan yang diciptakan dalam
pengajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kualitas prilaku kebahasan siswa. Penciptaan
lingkungan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tujuan, kualitas guru, pendekatan dan
metode yang digunakan, kondisis siswa dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut berpengaruh
terhadap proses pembelajaran bahasa siswa.
Metode dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang cukup signifikan. Fakta
bahwa tiap proses belajar mengajar, guru pasti mempergunakan sebuah metode untuk
mengefisienkan waktu dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, dengan metode tersebut guru
berharap murid mampu menyerap dan memahami materi yang disampaikan dengan baik dan
dengan cepat.
Adapun hubungannya dengan pengajaran bahasa dewasa ini banyak metode yang telah
diperkenalkan. Beberapa metode berdasarkan pada pendekatan psikologi, dan yang lain
berdasarkan pendekatan linguistik. Tentu, tidak semua metode cocok diterapkan pada kondisi
dan situasi manapun dan oleh guru manapun. Hal ini dikarenakan masing-masing dari metode
tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan.
Pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan guru akan berpengaruh terhadap
penerimaan murid akan materi yang disampaikan. Kesesuaian kondisi, baik fasilitas, kondisi
psikologis, (aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik) serta lingkungan murid yang bersangkutan
dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan dapat
membuat murid mampu menangkap materi pelajaran yang sesuai dengan harapan pembelajaran
tersebut.
Dengan demikian seorang guru perlu memahami berbagai metode yang tepat digunakan
pada para siswanya. Begitu urgen pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Untuk itu, pada makalah ini penulis akan membahas salah satu
metode pembelajaran bahasa yang ada, yaitu metode offbit yang terdiri atas metode silent way
dan metode suggestopedia dalam proses belajar mengajar di lingkungan sekolah .
Dari pemikiran tersebut selanjutnya muncul berbagai pertanyaan. Pertanyaan yang
muncul diantaranya yaitu, bagaimana pengertian metode silent way? Bagaimana pengetian
metode sugestopedia? bagaimana penerapannya dalam dalam proses pembelajaran?

Dengan rasional yang demikian, makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian
pengertian metode silent way, pengetian metode sugestopedia dan penerapannya pembelajaran
dalam proses pembelajarn. Adapun manfaatnya, yang pertama yaitu mengetahui pengertian
metode silent way, mengetahui pengetian metode sugestopedia, dan mengetahui cara
penerapannya dalam pembelajaran.

PEMBAHASAN

A. Metode Offbit

Metode Offbeat muncul setelah kejatuhan metode audiolingual pada tahun 1960-
an. Setelah itu, sejumlah metode baru bermunculan. Metode-metode baru yang
bermunculan tidak mampu bertahan lama kecuali, sebagian kecil yakni metode Silent
Way dan Sugestopedia.

1. Silent Way
Metode Cara Diam atau The Silent Way yang diperkenalkan oleh Gattegno ini
dalam orientasinya dapat diklasifikasikan sebagai kognitivis. Pandangan Gattegno,
pikiran merupakan agen, wali, atau perantara aktif yang mampu membangun kriteria
intinya sendiri buat belajar. Ketiga kata kunci filisofi yang berada di belakang
pendekatan ini adalah kebebasan (independence), otonomi (autonomy), dan
pertanggungjawaban (responsibility).
Metode Cara Diam beranggapan bahwa para pelajar bekerja dengan sumber-
sumber dalam diri mereka (yaitu struktur kognitif yang ada, pengalaman, perasaan,
pengetahuan mengenai dunia, dsb) (Tarigan, 1986:257). Siswa tidak diminta untuk
merespon stimulus-stimulus dalam lingkungan seperti pada orientasi audio-lingual tetapi
didasarkan pandangan bahwa pembelajar dapat mengembangkan kriteria yang mereka
buat sendiri untuk belajar bahasa tanpa perlu diberi materi bahasa secara langsung atau
secara "silent", hening, tanpa suara. Aktualisasi metode Silent Way, biasanya guru
menggunakan Cuisenaire rods atau batangan-batangan berwarna lalu mengajarkan
kosakata dasar dan sedikit aturan tata bahasa lalu siswa belajar untuk mengucapkan kata
rod dan angka-angka, ditambah kata sifat, kata kerja, konjungsi, pronomina dan adverb.
Stevick mengemukakan lima prinsip dasar atau ciri utama metode Cara Diam,
yaitu:
a. mengajar haruslah merupakan bawahan (subordinasi) belajar,
b. belajar bukanlah merupakan tiruan atau latihan,
c. dalam belajar, pikiran memperlengkapi dirinya dengan karyanya sendiri, mencoba-
coba(trial and error), eksperimentasi yang disengaja, menunda keputusan, dan
merevisi konklusi (atau memperbaiki kesimpulan).
d. dalam pelaksanaannya, pikiran menarik atau mengambil segala sesuatu yang sudah
pernah diperolehnya, terutama sekali pengalamannya dalam belajar bahasa ibu.
e. pengajar atau guru harus berhenti mencampuri atau campur tangan dan
mengarahkan atau membelokkan kegiatan sebelumnya. Pakar lain, yaitu
Karambelas, mengutarakan teknik-teknik dan prinsip-prinsip metode Cara Diam
sebagai berikut:
 Menghindari mengulangi contoh ucapan guru, karena tidak perlu,
 Mengenali dan memahami bahan pelajaran melalui pemakaian dan praktek
dalam konteks,
 Perbikan atau koreksi jarang dilakukan guru,
 Pekerjaan lisan diikuti oleh praktek menulis,
 Pelajar bertanggungjawab terhadap kegiatan belajar mereka sendiri.

Metode ini barangkali lebih terkenal karena penggunaan balok-balok berwarna,


yang disebut balok-balok Cuisenaire, untuk mengajarkan struktur-struktur dasar bahasa.
Seperangkat kartu-kartu fonetik dan kata yang berupa balok berwarna juga merupakan
bahan penting bagi kelas yang menerapkan metode Cara Diam.
Desain silent way
- Aktivitas
Dalam proses pembelajarannya, guru hanya menunjuk ke suatu chart yang berisi dengan
vocal konsonan. Guru menunjuk beberapa kali dengan diam. Setelah beberapa saat guru hanya
memberi contoh cara pengucapannya. Kemudian menunjuk siswa untuk melafalkan sampai
benar. Dalam proses pembelajaran guru banyak berdiam diri, dia hanya mengarahkan/menunjuk
pada materi pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memfokuskan perhatian siswa, untuk
memperoleh respon siswa, dan mendorong mereka untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri.
Teknik-teknik dalam Silent Way: Sound-Color Chart, Teacher’s Silence, Peer
Correction, Rods, Self-Correction Gestures, Word Chart, Fidel Chart, dan Structured
Feedback.
- Peranan Guru dan Siswa
Gattegno melihat pembelajar bahasa merupakan proses pertumbuhan pribadi yang tumbuh
dari diri siswa secara sadar dan dijadikan tantangan bagi mereka.Siswa dapat mengembangkan
kepribadian, otonomi dan tanggungjawab. Siswa harus sadar bahwa keahlian yang didapatkan
mereka tergantung pada diri sendiri, dan harus menyadari bahwa menggunakan bahasa berguna
untuk mempelajari bahasa baru.
Teacher Silence mungkin menjadi hal yang jarang terjadi, bagi kebanyakan guru bahasa hal
ini dilatih secara tradisional yang menuntut segala aspek silent way. Gattegno mengatakan bahwa
guru itu “mengajar untuk belajar” bukan berarti peran guru dalam silent way tidak kritis.
Gattegno mengantisipasi bahwa dengan menggunakan silent way dapat mengubah persepsi guru
tentang mereka.
- Materi
Silent way juga dikenal karena sifat unik sebagai bahan ajar untuk guru melakukan silent.
Bahan ajar yaitu berbentuk satu set balok berwarna, kode-kode, grafik kosa kata, pointer yang
semuanya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara bunyi dan arti dalam bahasa target.
Kelas sering kali menggunakan grafik dalam bahasa asli dan kode warna secara alamiah
selanjutnya siswa memasang warna dengan suara yang terkait. Guru menggunakan pointer untuk
menunjukkan kepada siswa tentang symbol suara yang dihasilkan.
Prosedur
Langkah-langkah yang bisa di ambil oleh guru dalam menggunakan metode ini secara garis
besarnya antara lain:
 Pendahuluan. Guru menyediakan alat peraga berupa; (a) papan peraga yang bertulisakan materi
(fidel chart). Papan ini berisi ejaan dari semua suku kata dalam bahasa asing yang di pelajari. (b)
tongkat/balok kayu (cuisenenaire rods). Tongkat yang biasanya berjumlah sepuluh dengan warna
yang berbeda-beda yang nantinya digunakan sebagai alat peraga dalam membentuk kalimat
lengkap.
 Guru menyajikan satu butir bahasa yang dipahami, penyajianya hanya satu kali saja. Dengan
demikian ia memaksa para pelajar untuk menyimak dengan baik. Pada permulaan, guru pun
tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya menunjukkan pada simbol-simbol yang tertera di papan
peraga. Pelajar mengucapkan simbol yang ditunjuk guru dengan melafal dengan keras, mula-
mula secara serentak. Kemudian atas petunjuk guru satu persatu pelajar melafalkanya. Langkah
ini adalah tahap permulaan.
 Sesudah pelajar mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa asing yang di pelajari, guru
menyajikan papan peraga yang kedua yang berisi kosa kata yang terpilih, kosa kata ini di ambil
dari kalimat-kalimat yang paling sering di gunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kosa kata ini
sangat berguna bagi para pelajar dalam menyusun sebuah kalimat secara mandiri, langkah ini
juga masih tahap permulaan.
 Guru menggunakan tongkat warna-warni yang telah disediakan untuk memancing para pelajar
berbicara bahasa asing yang sedang dipelajari.
 Sebagai penutup, guru bisa mengadakan pengetesan keberhasilan pelajar dalam penguasaan kosa
kata yang telah di ajarkan dengan mengunakan perintah-perintah yang sedapat mungkin tidak
secara verbal seperti halnya pada poin nomor 4 di atas. Dalam pengetesan ini tentu harus
memperhatiakn waktu yang tersedia, tidak mungkin dengan keterbatasan waktu pengetesan dapat
di berikan ke seluruh pelajar.
Kelebihan
 Siswa belajar secara independen, tidak bergantung kepada guru.
 Siswa didorong untuk bekerjasama satu sama lain untuk memikirkan atau memahami makna.
 Pembelajar berkonsentrasi pada tugas yang diselesaikan dan cara-cara potensial untuk
penyelesaiannya.
Kelemahan
 Dipandang tidak praktis di ruangan kelas, karena siswa membutuhkan dan menginginkan
masukan [input] yang lebih banyak dari guru.
 Pada konsep dasarnya, silent way memberikan kebebasan kepada pelajar untuk menentukan
pilihan-pilihan dalam situasi-situasi yang disajikan termasuk dalam membuat konstruksi kalimat.
Cara ini memberikan kesan bahwa para pelajar dapat menguasai situasi belajar. Namun dalam
kenyataannya, gurulah yang menguasai materi dan jalan pengajarannya di dalam kelas. Dengan
demikian sebenarnya proses belajar mengajar masih teacher-centered (berpusat pada guru).

2. Metode Sugestopedia
Metode Sugestopedia adalah metode pengajaran yang menggunakan teknik-teknik
relaksasi dan konsentrasi untuk merangsang pembelajar agar menggunakan daya pikir
bawah sadarnya untuk menambah kemampuannya mengingat lebih banyak kosakata dan
struktur (Lazanov dikutip Ghazali, 2010:100). Ciri utama dari pendekatan ini adalah
penciptaan suasana pembelajaran yang "sugestif",merangsang pikiran bawah sadar
dengan menggunakan cahaya yang lembut, musik barok, tempat duduk yang nyaman, dan
teknik-teknik dramatis yang dilakukan guru untuk menyajikan materi bahasa. Kegiatan
pengajaran dengan metode ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. pertama, siswa membaca materi pelajaran sebelumnya melalui percakapan, permainan
atau skit (drama humoris yang pendek).
b. berikutnya, bahan baru disajikan melalui dialog-dialig panjang yang didasarkan pada
situasi nyata. Tahap ini diikuti dengan "active concert" dan "passive concert".
c. sesi ketiga disebut fase aktivasi (activation phase). Pada tahap ini diberikan
penguatan terhadap materi baru yang sudah dipelajari pada fase kedua.

Agar metode Lozanov dapat dipraktekkan atau diterapkan secara efektif, diperlukan tiga
unsur penting (Tarigan, 1986:263), yaitu ruang kelas yang menarik atau atraktif (dengan
cahaya yang lembut) dan suasana kelas yang menyenangkan:

1. guru yang berkepribadian dinamis yang mampu memerankan bahan dan memotivasi
belajar para siswa; dan
2. para siswa yang dapat siap-siaga dalam kesantaian (Bancroft 1978:172; Krashen,
1986:143-144).
3. suatu keadaan siap-siaga santai pada diri siswa diperoleh dengan, antara lain, latihan-
latihan fisik untuk menghilangkan rasa bosan serta mengurangi ketegangan jasmani.
Latihan-latihan menenangkan pikiran, pernapasan yang dalam dan beirima untuk
meningkatkan konsentrasi penyajian bahan secara berirama sesuai dengan latar
belakang musik.

Prosedur sugestopedia
Bancroft (Tarigan,2009:106) menjelaskah bahwa kelas bahasa yang berlangsung selama 4
jam itu mempunyai tiga bagian yang berbeda. Bagian pertama, dapat kita sebut oral revieu
section atau bagian tinjauan lisan. Bahan-bahan yang dipelajari sebelumnya dipakai sebagai
dasar untuk diskusi oleh guru dan dua belas siswa di kelas. Semua peserta duduk dalam satu
lingkaran pada kursi mereka yang dirancang-bangun secara khusus, dan diskusi itupun
berlangsung menyerupai satu seminar. Sidang ini dapat mencakup apa yang disebut studi makro
dan studi mikro. Dalam studi mikro, perhatian khusus ditujukan pada tata bahasa, kosakata dan
tanya jawab yang cermat. Sementara dalam studi makro, penekanan diletakkan pada kegiatan
bermain peran dan gerakan yang lebih luas, konstruksi-konstruksi bahasa enovatif.
Dalam bagian kedua, bahan baru disajikan dan didiskusikan. Ini terdiri atas kegiatan
memeriksa suatu dialog baru beserta terjemahannya dalam B1 dan mendiskusikan setiap masalah
mengenai tata bahasa, kosakata, isi yang dianggap oleh guru memang penting atau yang ingin
diketahui oleh siswa.
Bagian ketiga, yaitu samadi dan penayangan musik merupakan salah satu ciri yang membuat
sugestopedia sangat terkenal. Lozanov (Tarigan, 2009:107) menjelaskan sebagai berikut:
Pada permulaan pertemuan, semua percakapan berhenti selama satu atau dua menit, dan guru
mendengarkan musik yang datang dari pita rekaman. Dia menunggu dan menyimak pada
beberapa bagian atau paragraf agar dapat masuk kedalam suasana hati atau jantung musik itu
dan kemudian mulai menceritakan teks baru itu. Suaranya diatur sehingga selaras dengan frasa-
frasa musikal. Para siswa mengikuti teks itu pada teks mereka yang memuat terjemahan setiap
pelajaran dalam B1 mereka. Diantara bagian pertama dan bagian kedua, konser itu terdapat
jeda atau kesenyapan yang khidmat beberapa menit. Dalam beberapa kasus bahkan jeda yang
lebih lama dapat diberikan untuk mengizinka para siswa bergerak sejenak. Sebelum permulaan
bagian kedua konser itu,ada lagi beberapa menit jeda dan beberapa frasa musik diperdengarkan
kembali sebelum sang guru melai membaca teks. Kini para siswa menutup buku teks mereka dan
mendengarkan pembacaan guru. Pada bgian akhir, para siswa secara senyap meninggalkan
ruangan. Mereka tidak disuruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah tentang materi itu.
Terkecuali diharapkan membaca teks satu kali secara sekilas sebelum tidur dan sesudah bangun
dipagi hari.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Sugestopedia.
a. Kelebihan.
1. Memberikan ketenangan dan kesantaian;
2. Menyenangkan atau menggembirakan;
3. Mempercepat proses pembelajaran;
4. Memberikan penekanan pada perkembangan kecakapan berbahasa

b. Kelemahan.
1. Hanya dapat dugunakan bagi kelompok kecil;
2. Menjengkelkan dan menggelisahkan bagi orang-orang yang tidak menyukai
hayden dan penggubah lagu klasik lainnya;
3. Biaya yang terlalu mahal;
4. Belum ada ketentuan dan persiapan bagi tingkat menengah dan lanjutan;
5. Untuk pemahaman membaca dan menyimak terlalu terbatas;
6. Bahan masukan secara pedagogis dipersiaokan terlalu bersifat eksklusif;

PENUTUP
Metode Cara Diam (silent way) Siswa tidak diminta untuk merespon stimulus-stimulus
dalam lingkungan seperti pada orientasi audio-lingual tetapi didasarkan pandangan bahwa
pembelajar dapat mengembangkan kriteria yang mereka buat sendiri untuk belajar bahasa tanpa
perlu diberi materi bahasa secara langsung atau secara "silent", hening, tanpa suara. Sugestopedia
adalah penciptaan suasana pembelajaran yang "sugestif",merangsang pikiran bawah sadar
dengan menggunakan cahaya yang lembut, musik barok, tempat duduk yang nyaman, dan
teknik-teknik dramatis yang dilakukan guru untuk menyajikan materi bahasa. Penerapan dua
metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing dalam proses pembelajaran
bahasa.
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur, 1986. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.


Ghazali, Syukur, 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan
Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama.
Roekhan, Nurhadi, 1990. Dimensi-dimensi dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. Bandung: Sinar
Baru.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung :
Angkasa.
Richards, Jack C.2006.Approach and methods in Language Teaching: A
Description and Analysis. Cambridge, London: Cambridge University
Press.
Suryabrata, Sumardi.1998. Psikologi pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta .
Subyakto, Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.
http://bahasa-dan-sastra-indonesi83a.blogspot.com/2011/09/metode-sugestopedia-untuk-
pembelajaran.html (diakses tanggal 10 mei 2019).

Ian. (2010). Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:http://


ian43.wordpress.com/2010/10/25/teknik-pembelajaran-bahasa-indonesia/ (diakses tanggal 10
mei 2019).

Theoryabs@well.com (diakses tanggal 10 mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai