Anda di halaman 1dari 11

PROBLEMATIK PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA

INDONESIA BIDANG IPTEK

ARTIKEL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problematik


yang Dibina oleh Dr. Hasan Busri, M.Pd

Disusun oleh:

Lailatul Khusna (21801071024)

Muchamad Choirul Anam (21801071028)

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MARET 2021

0
ABSTRAK

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan problematik kosakata


bahasa Indonesia bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang meliputi;
(1) Masalah bahasa asing, masalah ini terjadi karena belum terdapat padanan kata
dalam bahasa Indonesia, misalnya kata flashdisk, harddisk, Covid, dsb, (2) Masalah
bahasa asing dan padanan bahasa Indonesia, artinya masyarakat atau penutur
bahasa Indonesia masih cenderung menggunakan bahasa asing, misalnya pada kata
selfie yang telah memiliki padanan kata bahasa Indonesia yaitu swafoto, namun
masyarakat masih banyak menggunakan kosakata asing daripada padanan bahasa
Indonesianya, (3) Masalah bahasa asing dan padanan bahasa Indonesia yang
bersaing, dengan artian keduanya sama-sama masih digunakan dalam bahasa tulis
maupun lisan meskipun dalam tata ejaan yang berbeda, dan (4) Masalah bahasa
asing yang terdapat struktur bahasa Indonesia, misalnya “didownload”, seharusnya
menggunakan kata “diunduh” karena sudah ada pananan kata dalam bahasa
Indonesia.

Kata kunci: problematik, kosakata, IPTEK

PENDAHULUAN

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan disepakati serta
digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu sifat dari bahasa adalah
dinamis. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia
untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Indonesia pun harus dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu, bahasa
Indonesia tidak boleh menutup diri terutama dalam memperkaya istilah atau
kosakata. Tuhusetya (2007) mengatakan, seiring dengan dinamika peradaban yang
terus menerus bergerak menuju arus globlalisasi, bahasa Indonesia dihadapkan
pada persoalan yang semakin rumit. Persoalan tersbut bisa muncul dalam
perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang saat ini mampu
memunculkan istilah-istilah baru yang lebih populer, sehingga masyarakat akan
lebih menggunakan istilah baru tersebut.

1
Istilah-istilah dalam bahasa Indonesia bisa dihasilkan melalui penyerapan.
Penyerapan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia dapat bernilai positif maupun
negatif. Bernilai positif karena dapat memperkaya pembendaharaan kosakata
bahasa Indonesia. Sedangkan bernilai negatif jika istilah asing yang diserap
kedalam bahasa Indonesia itu tidak memperhatikan pedoman umum pembentukan
istilah yang telah ditetapkan sehingga masuk aspek fonologis, morfologis, dan
semantis bahasa Indonesia. Bermasalah pula pada masyarakat Indonesia yang
masih banyak menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Hal itu
terbukti dengan banyaknya masyarakat Indonesia, termasuk pejabatnya, yang
masih menggunakan kata dan istilah asing untuk mengungkapkan gagasan dan
pemikirannya. Padahal, konsep dan gagasan itu dapat dituangkan dalam kosakata
bahasa Indonesia.
Problematik bahasa dapat dilihat dari kaidah bahasa Indonesia di KBBI.
Persepsi masyarakat yang berpikiran bahwa bahasa Indonesia kurang populer
karena kurang tepat digunakan dalam bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi), sehingga banyak menggunakan bahasa asing karena jika menggunakan
padanan kata dalam bahasa Indonesia sulit diucapkan atau jarang digunakan. Dalam
hal ini, problematik bahasa Indoneisa yang dibahas adalah problematik kosakata
Bahasa Indonesia bidang IPTEK, yang meliputi; (1) Masalah bahasa asing dan
padanan bahasa Indonesia, (2) Masalah bahasa asing, (3) Masalah bahasa asing dan
padanan bahasa Indonesia yang bersaing, dan (4) Masalah bahasa asing yang
terdapat struktur bahasa Indonesia.

LANDASAN TEORI
Secara umum dapat dinyatakan bahwa kosakata baru bahasa Indonesia
dibentuk melalui tiga proses pembentukan, yaitu ubah bentuk, penyerapan, dan
penerjemahan (Sugono, 2009). Ubah bentuk dilakukan antara lain melalui proses
afiksasi, akronim, blending, dan kliping terhadap kosa kata yang ada, penyerapan
dilakukan melalui peminjaman kosakata dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa
asing), dan penerjemahan dilakukan melalui alih makna (semantic borrowing).
Penyerapan kosakata asing ke dalam bahasa Indonesia diatur dalam buku
Pengindonesiaan Istilah Asing (Sugono, 2009) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia.

2
Menurut Chaer (2008: 239) penyerapan adalah proses pengambilan
kosakata dari bahasa asing Eropa (seperti bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa
Portugis, dan sebagainya). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2012: 51-
52) menyebutkan bahwa berdasarkan taraf integrasinya, proses penyerapan unsur
asing dalam bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi dua yakni adopsi dan
adaptasi.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2012: 51) menyebutkan
bahwa adopsi merupakan proses penyerapan unsur asing yang belum sepenuhnya
terserap dalam bahasa Indonesia. Sedangkan adaptasi menurut Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa (2012: 52) adalah proses penyerapan unsur asing yang
penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Kosakata serapan dari bahasa asing haruslah berterima dan bermanfaat bagi
penutur bahasa Indonesia. Apabila tidak berterima, kosakata itu akan menjadi
“asing” bagi penutur bahasa Indonesia dan sudah barang tentu tidak bermanfaat dan
tidak akan dimanfaatkan oleh penutur Indonesia dalam komunikasi verbal maupun
tulis. Hal tersebut sering terjadi dalam penggunaan kosakata bahasa Indonesia,
khususnya pada era informasi dan teknologi yang semakin berkembang. Oleh
karena itu sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana keberterimaan kosakata
serapan ini oleh penutur asli bahasa Indonesia.
Keberterimaan menurut KBBI berarti “dapat diterima” atau “hal atau
keadaan berterima. Jadi keberterimaan adalah dapat diterimanya suatu keadaan oleh
masyarakatnya. Keberterimaan dalam kajian ini adalah dapat diterimanya kosakata
serapan asing yang telah ditetapkan olen Badan Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa oleh pentur bahasa Indonesia untuk komunikasi verbal dan tulis.
Keberterimaan ini dibuktikan dengan mengetahui adanya kosakata serapan
dimaksud dan merasa tidak asing dengan kosakata serapan itu. Meskipun
kenyataannya penutur bahasa Indonesia lebih memilih menggunakan kosakata
asing dibanding kosakata serapan termasuk yang telah memiliki padanan kata.

3
PEMBAHASAN

1. Masalah Bahasa Asing


Penyerapan unsur bahasa asing dalam bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi) ditemukan adanya dua klasifikasi kosakata bidang IPTEK yang
diserap melalui proses adopsi, yaitu sebagai berikut.
Pertama, serapan adopsi dari bahasa asing yang sudah diterima menjadi
bagian dari bahasa Indonesia namun tidak memiliki padanan kata bahasa
Indonesia, jadi dalam tulisan tetap seperti dari bahasa asing. Namun, dalam
bahasa tulis, tidak menggunakan kaidah huruf miring, berikut contoh kosakata
tersebut.
Bahasa Asing Bahasa Indonesia
Editor Editor
Visual Visual
Data Data
Program Program
Memo Memo
Modem Modem
Format Format
Operator Operator
Media Media

Kedua, serapan adopsi murni dari bahasa asing yang belum diterima karena
belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia, dengan kata lain jika kata tersebut
digunakan dalam bahasa tulis, maka harus ditulis menggunakan huruf miring.
Berikut contoh kosakata tersebut.

Bahasa Asing

Flashdisk
Hard disk
DVD
Browser
Wi – Fi

4
Bluetooth
Vlog
Web
Tab
Covid
Rapid
Lockdown
Swab
Ventilator

Kosakata di atas adalah kosakata yang paling sering digunakan oleh


masyarakat. Dengan kata lain, belum terdapat padanan kata dalam bahasa
Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa ahli IPTEK bahasa Indonesia
kurang mempunyai kepedulian terhadap bahasa Indonesia.

2. Masalah Bahasa Asing dan Padanan Bahasa Indonesia


Dalam bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) terdapat
kosakata asing yang sebagian besar sudah memiliki padanan kata berbahasa
Indonesia. Namun, masyarakat banyak yang menggunakan bahasa asing yang
sebenarnya telah memiliki padanan. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia
masih cenderung menggunakan bahasa asing.
Kecenderungan menggunakan bahasa asing terjadi karena mayoritas
pengguna bahasa tidak memperdulikan adanya padanan kata. Hanya sebagian
kecil masyarakat yang menggunakan padanan kata bahasa Indonesia. Berikut
tabel padanan kosakata bahasa Indonesia dari bahasa asing.

Bahasa Asing Bahasa Indonesia

Selfie Swafoto
Barcode Kode Batang
Browser Peramban
Browsing Meramban
Folder Pelipat
List Senarai

5
Mouse Tetikus
Error Galat
Cache Tembolok
Uninstall Lepas
Install Pasang
Refresh Memuat Ulang
Powerpoint Salindia
Hand Sanitizer Penyanitasi Tangan
New Normal Kenormalan Baru

Umumnya, padanan kosakata di atas masih asing di masyarakat karena


masih jarang digunakan. Dalam ranah teknologi dan informatika, masalah ini
pasti terjadi misalnya, kita begitu akrab dengan istilah selfie, barcode, mouse,
error. Padahal kita memiliki padanan kata bahasa Indonesia swafoto untuk
selfie; kode batang untuk barcode, tetikus untuk mouse, dan galat untuk error.
Kita akan kesulitan untuk menyuruh seseorang membeli ‘tetikus’ karena di
pasar elektronik orang hanya memperdagangkan mouse. Maka dari itu
masyarakat atau penutur bahasa Indonesia cenderung memakai bahasa asing.
Hal di atas menunjukkan bahwa sikap penutur bahasa Indonesia yang lebih
ingin menunjukkan eksistensi dirinya dengan menggunakan bahasa tersebut
atau bahasa asing maupun menggunakan bahasa dengan semena-mena, sikap
tersebut digunakan untuk kepentingan global, seperti dalam penulisan artikel,
jurnal, dan sebagainya masih banyak ditemui adanya bahasa asing di dalamnya.
Sebaiknya kita sebagai masyarakat Indonesia maupun penutur Indonesia
konsisten memakai bahasa IPTEK yang telah memiliki padanan.

3. Masalah Bahasa Asing dan Padanan Bahasa Indonesia yang Bersaing


Masalah bahasa asing dan padanan bahasa Indonesia yang bersaing artinya
penggunaan bahasa asing dan bahasa Indonesia dalam bidang IPTEK masih
sama-sama digunakan keduanya dalam bahasa tulis maupun lisan meskipun
dalam tata ejaan yang berbeda. Berikut kosakata tersebut.

6
Bahasa Asing Bahasa Indonesia

Upload Unggah
Download Unduh
Contact Person Narahubung
Join Gabung
Online Dalam Jaringan (Daring)
Offline Luar Jaringan (Luring)
History Riwayat
Home Beranda

Dalam kosakata di atas dapat diketahui bahwa kedua kosakata bahasa


asing ataupun bahasa Indonesia tersebut bersaing, karena keduanya baik
bahasa asing maupun bahasa Indonesia masih sama-sama digunakan dalam
komunikasi sehari-hari.

4. Masalah Bahasa Asing yang Terdapat Struktur Bahasa Indonesia


Pembaruan dalam penggunaan kosakata dan peristilahan dilakukan dengan
sangat pesat. Misanya, dibuat Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang satu
paket dengan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan, yang di dalamnya memuat
kaidah-kaidah peristilahan dan penulisan. Buku-buku tersebut telah
disosialisasikan kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, namun masih
saja ditemukan permasalahan yang terjadi dalam penggunaan kosakata bahasa
Indonesia.
Jika dicermati, penggunaan kosakata yang sering kita dengar adalah istilah
asing yang dicampuradukkan dengan bahasa Indonesia atau digunakan secara
bersamaan (tumpang tindih), dan tidak tepat dalam pemilihan kata.
Berikut contoh bahasa asing yang umum bertumpang tindih dengan bahasa
Indonesia yang sudah memiliki padanan.

Bahasa Asing Bahasa Indonesia

Upload Unggah
Download Unduh

7
Barcode Kode batang
Install Pasang
Uninstall Lepas

Dari kosakata di atas dapat dicontohkan bagaimana penggunaan istilah


asing yang bertumpang tindih dengan bahasa Indonesia. Misalnya, “Tugas
yang saya berikan silahkan didownload!”. Seharusnya “Tugas yang saya
berikan silahkan diunduh!”. Penggunaan kosakata pada kalimat tersebut sudah
terbiasa dan menjadi sebuah gaya bahasa yang sering ditemukan dalam
penggunaan bahasa sehari-hari. Padahal, kosakata tersebut sudah memiliki
padanan dalam bahasa Indonesia. Sebaiknya kita sebagai masyarakat Indonesia
maupun penutur Indonesia meningkatkan kepedulian terhadap bahasa
Indonesia dengan konsisten memakai bahasa IPTEK yang telah memiliki
padanan.

SIMPULAN
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan disepakati serta
digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu sifat dari bahasa adalah
dinamis. Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Indonesia pun harus dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, bahasa
Indonesia tidak boleh menutup diri terutama dalam memperkaya istilah atau
kosakata.
Persepsi masyarakat yang berpikiran bahwa bahasa Indonesia kurang populer
karena kurang tepat digunakan dalam bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi), sehingga banyak menggunakan bahasa asing karena jika menggunakan
padanan kata dalam bahasa Indonesia sulit diucapkan atau jarang digunakan. Dalam
hal ini, problematik bahasa Indoneisa yang dibahas adalah problematik kosakata
bahasa Indonesia bidang IPTEK, yang meliputi; (1) Masalah bahasa asing, (2)
Masalah bahasa asing dan padanan bahasa Indonesia, (3) Masalah bahasa asing dan
padanan bahasa Indonesia yang bersaing, dan (4) Masalah bahasa asing yang
terdapat struktur bahasa Indonesia.

8
Pertama, masalah bahasa asing, contohnya seperti kata flashdisk, hardisk, wi –
fi, bluetooth, dan lain-lain. Kedua, masalah bahasa asing dan padanan bahasa
Indonesia disebabkan karena masyarakat lebih cenderung menggunakan istilah
asing daripada padanannya. Contohnya dalam ranah teknologi dan informatika,
masalah ini pasti terjadi misalnya, kita begitu akrab dengan istilah selfie, barcode,
mouse, error. Padahal kita memiliki padanan kata bahasa Indonesia swafoto untuk
selfie; kode batang untuk barcode, tetikus untuk mouse, dan galat untuk error.
Ketiga, masalah bahasa asing dan padanan bahasa Indonesia yang bersaing,
artinya masyarakat masih sering menggunakan istilah asing maupun padanannya
seperti kata upload dan padanan unggah, download dan padanan unduh dan lain-
lain. Terakhir, masalah bahasa asing yang terdapat struktur bahasa Indonesia, yaitu
penggunaan istilah asing yang dicampuradukan dengan bahasa Indonesia seperti
“Tugas yang saya berikan silahkan didownload!”. Seharusnya “Tugas yang saya
berikan silahkan diunduh!”. Penggunaan kosakata pada kalimat tersebut sudah
terbiasa dan menjadi sebuah gaya bahasa yang sering ditemukan dalam penggunaan
bahasa sehari-hari. Padahal, kosakata tersebut sudah memiliki padanan dalam
bahasa Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN
Meysitta, Lita. 2018. PERKEMBANGAN KOSAKATA SERAPAN BAHASA
ASING DALAM KBBI. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(BAPALA). (Online), Volume 05 Nomor 02 Tahun 2018, 1-10
Murniati, Sri. 2013. KETIDAKTAATASASAN DALAM PENGGUNAAN
ISTILAH ASING YANG DAPAT MERUSAK ESENSI BAHASA
INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA.
(Online).(https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=
ketidaktaaasasan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dmkc8Hdx_h-4J)
Pusat Bahasa. 2004. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa
Sugono, D. 2009. Pengindonen siaan Kata dan Ungkapan Asing. Jakarta: Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Sutisno, Adam. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA PADA ERA
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI. Universitas Khairun.
(Online),http://scholar.google.co.id/citations?user=N594MAAAAJ&hl=id.

9
Tuhusetya, Sawali. 2008. “Bahasa, antara Modernisasi dan Jatidiri”. (Online)
(https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=tuhusetya+
sawali+bahasa+antara+modernisasi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dm
kc8Hdx_h-4J)

10

Anda mungkin juga menyukai