ARTIKEL
Oleh:
Alvin Nurcahya (2180107102)
Ahmad Marzuki (21801071026)
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan problemati dalam tataran penulisan
singkatan dan akroni. singkatan adalah hasil menyingkat yang berupa huruf atau
gabungan huruf. singkatan biasanya digunakan untuk menyingkat nama orang, gelar,
sapaan, jabatan, nama lembaga, satuan ukuran, hingga frasa misal NKRI, WHO, BMKG.
Semua kependekan itu dapat digolongkan kedalam singkatan. Sementara akronim adalah
gabungan huruf, suku kata, atau bagian kata lainnya yang ditulis dan dilafalkan sebagai
kata yang wajar misal mayjen Penyingkatan dari mayor jendral.
PENDAHULUAN
Bahasa sering digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari baik itu secara
lisan maupun secara tulisan. Begitu dekatnya kita dengan bahasa terutama bahasa
indonesia. Bahasa indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia
(menurut UUD 1945 pasal 36) dan bahasa persatuan bangsa Indonesia, sehingga
kita perlu mempelajari dan memperdalami bahasa indonesia lebih luas karena
sebagai penutur bahasa indonesia. orang indonesia tidak terlalu terampil dalam
menggunakan bahasa. Perihal ini merupakan sebuah kelemahan yang sering tidak
disadari oleh pemakai bahasa.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang penggunaanya sesuai
dengan situasi komunikasi baik formal dan nonformal antarpenutur. Adapun
bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang penggunaannya sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia (kebakuan bahasa). Penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dapat diartikan penggunaan bahasa yang serasi dengan situasi
komunikasi yang tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa yang tepat (Elieza,
2019:1).
Bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasasrkan kebutuhan
seseorang, yaitu sebagai alat untuk mengekspresikan diri, untuk berkomunikasi,
untuk beradaptasi sosial, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Fungsi
bahasa ada enam, yakni dilihat dari sudut penutur, pendengar, kontak, topik, kode,
dan amanat pembicara (Abdul Chaer 2010:14).
Sifat bahasa sangat luwes dan manipulatif. Bahasa sangat mudah
dimanipulasi untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Hal ini dapat dilihat orang-
orang berpolitik melalui bahasa. Untuk mampu memanipulasi bahasa kita harus
mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Dalam kehidupan saat ini sudah banyak kalangan atau masyarakat luas yang
melakukan penyingkatan kalimat agar lebih cepat dan mudah dibaca. Tak jarang
penyingkatan-penyingkatan yang dilakukan tidak sesuai dengan aturan atau
kaidah yang ada. Kebanyakan masyarakat menyingkat kata tersebut karena
tergantung nilai rasanya, apa enak didengar atau tidak dan tanpa memikirkan
aturan yang ada. Bentuk penyingkatan yang salah tidak hanya dalam bentuk lisan
saja, tapi juga dalam bentuk tulisan.
Probelamtik penyingkatan kata dan akronim dapat terjadi karena kurangnya
pengetahuan tentang aturan-aturan penyikatan yang benar. Dalam artikel ini,
penulis mediskripsikan beberapa problematik penyingkatan kata dan akronim
yang sangat sering kita ucapkan,tulis, dan kita dengar.
LANDASAN TEORI
PEMBAHASAN
Dalam membuat Penyingkatan dan akronim sebaiknya tidak asal ucap atau
melanggar aturan yang sudah ada dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI). Saat ini banyak sekali kaum melenial yang menyingkat atau memotong
kata seenaknya, hal ini menjadi salah satu penyebab utama dari rusaknya bahasa
indonesia. penyingkatan kata yang digunakan oleh anak-anak melenial terbentuk
karena budaya yang instan, dan sering meniru orang-orang yang menggauli bahasa.
Pada kasus seperti ini, Penyingkatan dan akronim cenderung hanya dipahami oleh
kelompok tertentu.
Berikut ini adalah bentuk bentuk penyingkatan yang dibuat oleh kaum
melenial:
No Bentuk lengkap Pola pemendekan kata
1 2 3 4
1 Aku Ku Aq Q
2 Enggak Gak Ngk Gk G
3 Saja Aja Aj J
4 Semoga Smga Moga mga
5 Kalau Kalo Klu Kl
6 Dengan Dgan Dngn dgn Dg
7 Sampai Sampe Ampe smpe
8 Jadi Jdi Jd
9 Sama Ama Sma sm
10 Yogyakarta Jogya Jgya jgja
11 Buat Bwat Bwt
Berikut ini beberapa contoh akronim yang sudah sangat sering kita dengar dan
kita gunakan.
N AKRONIM KEPANJANGAN
O
Kata bandara masyarakat pada umumnya lebih suka memakai istilah bandara
daripada bandar udara. Padahal belum tentu semua orang tahu kepanjagan dari
intilah bandara itu. Selanjutnya kata rudal, umumnya orang lebih senang
menyebutkan kata rudal daripada peluru kendali. Selain kata-kata yang tertera
dalam tabel ada juga Penyingkatan dan akronim yang sering digunakan, akrab
ditelinga kita, namun ternyata kata tersebut salh besar dan tidak ada dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) . seperti kata demo Penyingkatan dari kata
demonstrasi, kata promo yang disingkat dari kata promosi, kata rehab
Penyingkatan dari kata rehabilitasi, kata pro dari kata profesional dan masih
banyak lagi.
Jika hal ini dibiarkan nantinya sebagian besar kata-kata bahasa indonesia akan
terdiri atas Penyingkatan dan akronim saja, kondisi ini mengakibatkan kesalahan
berbahasa indonesia. hal ini juga semakin menyesatkan orang lain dalam ucapan
atau tuisan mana yang benar dan mana yang slah. Menurut penulis sebaiknya kita
sebgai penutur mengurangi produksi Penyingkatan dan akronim yang sembarang,
batisi pada pada hal-hal yang perlu saja. Media masa pun ikut bertanggung jawab
terhadap munculya Penyingkatan dan akronim yang terkada rancu.seperti yang
terdapat pada salahsatu media masa terdpat kata yang mengalami proses
penyingkatan yaitu, sepmor Penyingkatan dari kata sepeda motor dan nopol yang
disingkat dari kata nomor polis, kata sepmor dan nopol tidak ada dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia. penyingkatan kata akan tetap bermanfaat, terkhusus bagi
pekerjaan yang butuh penulisan cepat, seperti notulen, pelajar atau mahasiswa.
Namun, jika tulisan untuk dipublikasikan kekhalayak, sebisa mungkin penulis
harus , menghindari penyingkatan kata. Oleh karena itu masalah penyingkatan dan
akronim tidak boleh kita abaikan.
SIMPULAN
Penyingkatan dan akronim adalah dua hal yang berbeda. Penyingkatan adalah
hasil menyingkat yang berupa huruf atau gabungan huruf. Penyingkatan biasanya
digunakan untuk menyingkat nama orang, gelar, sapaan, jabatan, nama lembaga,
satuan ukuran, hingga frasa. Sementara akronim adalah gabungan huruf, suku kata,
atau bagian kata lainnya yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
Akronim digunakan untuk mengikat suku kata maupun huruf mati dan konsonan
suatu nama ataupun fras. Penyingkatandan akronim dibedakan dari cara
pengucapannya.
Saat ini banyak sekali kaum melenial yang menyingkat atau memotong kata
seenaknya, hal ini menjadi salah satu penyebab utama dari rusaknya bahasa
indonesia. penyingkatan kata yang digunakan oleh anak-anak melenial terbentuk
karena budaya yang instan, dan sering meniru orang-orang yang menggauli bahasa.
Pada kasus seperti ini, Penyingkatan dan akronim cenderung hanya dipahami oleh
kalangan atau kelompok tertentu.
Contoh kata bandara masyarakat pada umumnya lebih suka memakai istilah
bandara daripada bandar udara. Padahal belum tentu semua orang tahu
kepanjagan dari intilah bandara itu. Selanjutnya kata rudal, umumnya orang lebih
senang menyebutkan kata rudal daripada peluru kendali. Dana ada beberapa
singkatan yang belum ada dalam KBBIseperti, kata demo Penyingkatan dari kata
demonstrasi, kata promo yang disingkat dari kata promosi, kata rehab
Penyingkatan dari kata rehabilitasi, kata pro dari kata profesional dan masih
banyak lagi.
Sumber Online :
https:/tunas63.wordpress.com/2008/10/14/eyd-cara-menulis-singkatan-dan-akronim.
http://id.wiktionary.org/wiki/Kategori:Singkatan_dan_akronim_bahasa_Indonesia.ht
tp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_singkatan_dan _akronim.