Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan dan pemakaian kata

1. Kata baku dan tidak baku


Kata baku merupakan sebuah kata yang digunakan sudah sesuai dengan
pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Dalam KBBI Edisi Keempat
disebutkan pengertian baku adalah pokok, utama; tolok ukur yang berlaku untuk
kuantitas dan kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar (Setiawati,
Sulis, 2016:48). Sementara menurut Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku
adalah kata yang diucapkan atau ditulis oleh seseorang sesuai dengan kaidah atau
pedoman yang dibakukan.
Kata baku kerap dikenal dengan kata resmi atau formal, yang mana baik
digunakakn lisan atau tulisan. Kata baku dalam bentuk tulisan biasanya ditemukan
dalam surat resmi dinas, karya ilmiah, perundang-undang, peraturan, dll. Dalam
penggunaan kata baku ini harus mengikuti kaidah standar bahasa Indonesia atau
disebut ejaan bahasa indonesia.
Kata tidak baku merupakan kata yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia. hal ini biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Di zaman ini para
anak remaja banyak yang menggunakan bahasa tidak baku ini. Hal ini tidak dapat
dipungkiri oleh banyak kalangan yang kurang mengenal kata baku.
Contohnya :
Analisis (kata baku) – Analisa (kata tidak baku)
Akuarium (kata baku) – Aquarium (kata tidak baku)
Bus (kata baku) – Bis (kata tidak baku)
2. Kata dasar
Kata dasar merupakan pemenggalan kata dari kata yang lebih besar menjadi
kata dasar. Biasanya terdapat imbuhan.
Contohnya :
Berobat – obat
Menanam – tanam
Terindah – indah
3. Kata turunan
a. Imbuhan yang terdiri atas awalan, sisipan, dan akhiran ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.
Contoh :
Memukul – (me-pukul)
Pekerjaan – (pe-kerja-an)
b. Imbuhan dirangkai dengan tanda hubung jika di tambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Contoh :
Merestart – (me-restart)
diPHK – (di-PHK)
4. Kata berulang
a. Bentuk kata ulang ditulis dengan pemisah tanda hubung
Contoh :
Orang-orang
Rumah-rumah
b. Awalan dan akhiran ditulis
Contoh :
Keibu-ibuan
Mengendap-endap
5. Gabungan kata
a. Unsur-unsur kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Contoh :
Keras kepala
Duta besar
Angkat bicara
b. Gabungan kata yang dapat menyebabkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung.
Contoh :
Ali-anak
Kami-ibu
c. Gabungan kata dirasa sudah padu dan ditulis serangkai.
Contoh :
Sukaduka
Kasatmata
6. Suku kata
a. Pemenggalan kata
Jika di tengah terdapat huruf vocal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan
diantara kedua huruf vocal.
Contoh :
Ka-ta
Ba-tu
b. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, dan partikel dilakukan diantara
bentuk dasar dan imbuhan
Conyoh :
Bertemu – (ber-temu)
Menangis – (men-tangis)
7. Singkatan dan akronim
a. Singkatan nama, gelar, jabatan, sapaan, atau pangkat dengan tanda titik (.) di
belakang setiap singkatan.
Contoh :
Ir. Soekarno
Bapak Agus Purwanto D.Sc.
B.J. Habibie
b. Singkatan nama resmi Lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal
kata, ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh :
UIN Universitas Islam Negeri
KK Kartu Keluarga
c. Singakatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda
titik.
Contoh :
dsb. Dan sebagainya
yth. Yang terhormat
d. Singkatan gabungan kata yang terdiri dari dua huruf yang lazim dalam surat-
menyurat dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh :
a.n. atas nama
s.d. sampai dengan
e. Akronim merupakan singakatan dari dua kata atau lebih yang diperlukan
sebagai sebuah kata. Akronim berupa nama diri, dan ditulis kapital semua.
Contoh :
SIM Surat Izim Mengemudi
LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
f. Akronim bukan nama diri berupa singkatan yang ditulis huruf kecil.
Contoh :
Pemilu pemilihan umum
Gelora gelanggang olahraga
8. Kata depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Kecuali kata yang sudah ditetapkan kbbi atau sudah lazim.
Contoh :
Mama pergi ke Rusia
Pergi saja dari tempat ini
9. Kata ganti
Kata ganti ini berupa -mu, -ku, dan -nya.
Contoh :
Bukuku
Lemarinya

Nb : jika bergabung dengan singkatan maka diberi tanda hubung


Contoh :
STNK-nya
KTP-mu
10. Kata si dan sang
Kata si dan sang di tulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Contoh :
Si kancil cerdik itu
Sang buaya telah menerkam mangsa
Sumber:
Waridah, E. (2015). EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Ruang Kata.

Setya, V. (2019). Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Di Kalangan Mahasiswa. SKRIPTA, volume 5,
nomor 2, halaman 25.
Setiawati, Sulis. 2016. “Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Pembelajaran
Kosakata Baku dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD”. Dalam Jurnal: Gramatika, Volume 2,
Nomor 1, Halaman 44-51

Anda mungkin juga menyukai