Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas Laporan
Bacaan mata kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh dosen.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih sangat banyak kekurangan-
kekurangan baik pada penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami dimiliki. Untuk itu kritik dan saran semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini, Terima kasih.

Gunungsitoli, 20 April 2023

Sandri Habsari Waruwu

1|Laporan Bacaan
LAPORAN BACAAN BUKU 1
Judul Buku : Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Penulis : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016
Penerbit : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016
Total Halaman : 78 Halaman
ISBN : 978-979-069-262-6

I. Pemakaian Huruf
A. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf
berikut.
Kapital A B C D E F G H I J

Non Kapital a b c d e f g h i j

K L M O P Q R S T U V W X

k l m o p q r s t u v w x

Y Z

y z

B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima
huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21
huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

2|Laporan Bacaan
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di- lambangkan
dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

E. Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan
satu bunyi konsonan.

F. Huruf Kapital
Pengunaan huruf kapital, di kelompokkan dalam beberapa bentuk
penggunaan, yaitu:
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan.
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
5. Penggunaan dalam unsur nama
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti
nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama ins- tansi, atau nama tempat.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
8. Penggunaan dalam unsur nama tahun dan perayaan

3|Laporan Bacaan
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na-ma peristiwa
sejarah.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke,
dari, dan, yang, dan untuk.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel,
dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada
posisi awal.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata
atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
G. Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pustaka.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.

H. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.

4|Laporan Bacaan
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.

II. Penulisan Kata


A. Kata dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
B. Kata Berimbuhan
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran)
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
- Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya.

D. Gabungan Kata
- Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah.
- Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
- Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran.
- Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
- Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
E. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata terdiri dari 6 jenis dan bentuk penggunaan yang masing-
masing di sertai dengan contohnya.
F. Kata depan

5|Laporan Bacaan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
G. Partikel
Partikel terdiri dari 3 jenis dan bentuk penggunaan yang di sertai dengan
contoh dari setiap jenisnya.
H. Singkatan dan Akronim
Partikel terdiri dari 3 jenis dan bentuk penggunaan yang di sertai dengan
contoh dari setiap jenisnya.
I. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan
atau nomor. Penggunaan angka dan bilangan terdiri dari 12 jenis penggunaan
beserta contohnya.
J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

K. Kata Sandang Si dan Sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

III. Pemakaian Tanda Baca


Tanda baca yang di sebutkan dalam buku ini terdapat 15 Jenis, yaitu :

A. Tanda Titik (.)


- Penggunaan Tanda baca titik (.) terdiri dari 5 jenis pengunaannya. Masing-
masing disertai dengan contoh kalimat
B. Tanda Koma (,)
Penggunaan Tanda baca Koma (,) terdiri dari 13 jenis pengunaannya.
Masing-masing disertai dengan contoh kalimat.
C. Tanda Titik Koma (;)
Penggunaan Tanda baca titik Koma (;) terdiri dari 3 jenis pengunaannya.
Masing-masing disertai dengan contoh kalimat
D. Tanda Titik Dua (:)

6|Laporan Bacaan
Penggunaan Tanda baca titik dua (:) terdiri dari 5 jenis pengunaannya.
Masing-masing disertai dengan contoh kalimat
E. Tanda Hubung (-)
Penggunaan Tanda penghubung (-) terdiri dari 7 jenis pengunaannya.
Masing-masing disertai dengan contoh kalimat.
F. Tanda Pisah (—)
G. Tanda Tanya (?)
H. Tanda Seru (!)
I. Tanda Elipsis (...)
J. Tanda Petik (“…”)
K. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
L. Tanda Kurung ((…))
M. Tanda Kurung Siku ([…])
N. Tanda Garis Miring (/)
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

IV. Penulisan Unsur Serapan


Pada bagian ini, berdasarkan taraf intergrasi, unsur serapan di bagi atas dua
jenis, yaitu pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, dimana unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
Dan yang kedua unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar
ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Di sertai juga dengan banyak contoh unsur-unsur serapan yang ada dan
kebanyakan unsur bahasanya lebih banyak dari bahasa Arab, Belanda dan Inggris.

7|Laporan Bacaan
LAPORAN BACAAN BUKU 2
Judul Buku : Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan
Penulis : Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia
Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional 2000
Total Halaman : 148 Halaman
ISBN :-

I. Penggunaan Huruf
A. Huruf Abjad
B. Huruf Vokal
C. Huruf Konsonan
D. Huruf diftong
E. Gabungan Huruf Konsonan
F. Pemenggalan Kata

Masing-masing jenisnya hampir sama seperti pada EBI, perbedaaanya


terletak pada huruf vokal diftong ei,di EYD hanya ada tiga yaitu ai, au, dan ao;

II. Pemakaian Huruf Kapital Dan Huruf Miring

A. Huruf Kapital atau Huruf besar


1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

8|Laporan Bacaan
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya,, dan peristiwa sejarah.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi,
kecuali kata seperti dan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat
kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,
untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

B. Huruf Miring

Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama orang tidak
termasuk julukan, sedangkan pada EBI huruf kapital digunakan sebagai huruf
pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

I.
II.
III. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
B. Kata Turunan

9|Laporan Bacaan
C. Kata Ulang
D. Gabungan Kata
E. Kata Ganti -ku-, kau-, -mu, dan -nya
F. Kata Depan di, ke, dan dari
G. Kata Si dan Sang
H. Partikel
I. Singkatan dan Akronim
J. Angka dan Lambang

Penggunaan partikel pun,pada EYD ditulis terpisah kecuali yang sudah


lazim digunakan, maka penulisannya ditulis serangkai, sedangkan pada EBI
partikel pun tetap ditulis terpisah, kecuali mengikuti unsur kata penghubung,
maka ditulis serangkai.

Penggunaan bilangan, pada EBI, bilangan yang digunakan sebagai unsur


nama geografi ditulis dengan huruf, sesangkan pada EYD tidak ada hal yang
mengaturnya.

10 | L a p o r a n B a c a a n
IV. Penulisan Unsur Serapan
Pada Unsur serapan ini, terdapat beberapa contoh unsur-unsur serapan yang
ada dan tidak ada yang berbeda dengan versi EBI.

V. Pemakaian Tanda Baca


A. Tanda Titik (.)
B. Tanda Koma (,)
C. Tanda Titik Koma (;)
Penggunaan titik  koma (;) pada EYD digunakan dalam perincian tanpa
penggunaan kata dan.
D. Tanda Dua Titik (:)
E. Tanda Hubung (-)
F. Tanda Pisah (―)
G. Tanda Elipsis (…)
Penggunaan tanda elipsis ( ... ) dalam EYD dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus.
H. Tanda Tanya (?)
I. Tanda Seru (!)
J. Tanda Kurung ((…))
Penggunaan tanda kurung [( )]  dalam perincian pada EYD hanya
digunakan pada perincian ke kanan atau dalam paragraf, tidak dalam
perincian ke bawah
K. Tanda Kurung Siku ([…])
L. Tanda Petik (“…”)
M. Tanda Garis Miring (/)
N. Tanda Penyingkat atau Apostrof

11 | L a p o r a n B a c a a n
Kesimpulan atau Perbedaan antara kedua Buku

EBI ditetapkan pada tanggal 26 November 2015 oleh Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan RI Anies Baswedan yang menjabat saat itu dan resmi
diundangkan pada tanggal 30 November 2015 oleh Direktur Jenderal Peraturan
Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Penetapan
tersebut memberikan arti, bahwa EYD sudah tidak berlaku untuk dijadikan
sebagai pedoman penulisan. Maka dari itu, perubahan ini harus kita pahami secara
saksama agar bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa yang bisa bersaing secara
global. Adapun yang menjadi alasan, sehingga dilakukan perubahan yaitu dampak
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, penggunaan bahasa Indonesia
dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulisan semakin luas.

Perubahan ejaan ini bukan berarti mengubah secara keseluruhan isi dari
EYD. Adapun perbedaan yeng mendasar dari Ejaan yang Disempurnakan dengan
Ejaan Bahasa Indonesia:

- Penambahan huruf vokal diftong ei,di EYD hanya ada tiga yaitu ai, au, dan
ao;
- Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama orang
tidak termasuk julukan, sedangkan pada EBI huruf kapital digunakan
sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
- Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk
keperluan itu digunakan huruf miring pada EYD, sedangkan pada EBI
Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.
- Penggunaan partikel pun,padaEYD ditulis terpisah kecuali yang sudah lazim
digunakan, maka penulisannya ditulis serangkai, sedangkan pada EBI
partikel pun tetap ditulis terpisah, kecuali mengikuti unsur kata penghubung,
maka ditulis serangkai.

12 | L a p o r a n B a c a a n
- Penggunaan bilangan, pada EBI, bilangan yang digunakan sebagai unsur
nama geografi ditulis dengan huruf, sesangkan pada EYD tidak ada hal yang
mengaturnya.
- Penggunaan titik  koma (;) pada EYD digunakan dalam perincian tanpa
penggunaan kata dan, sedangkan dalam EBI  penggunaan titik  koma (;)
tetap menggunakan kata dan.
- Penggunaan tanda titik koma (;) pada EBI dipakai pada akhir perincian yang
berupa klausa, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya.
- Penggunaan tanda hubung (-) pada EBI tidak dipakai di antara huruf dan
angka, jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf, sedangkan pada
EYD tidak ada hal yang mengaturnya. Misalnya:   LP2M  LP3I.
- Tanda hubung (-) pada EBI digunakan untuk menandai bentuk terikat yang
menjadi objek bahasan, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang
mengaturnya
- Misalnya:             pasca-,  -isasi
- Penggunaan tanda kurung [( )]  dalam perincian pada EYD hanya digunakan
pada perincian ke kanan atau dalam paragraf, tidak dalam perincian ke
bawah, sedangkan pada EBI tidak ada hal yang mengaturnya.
- Penggunaan tanda elipsis ( ... ) dalam EYD dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus, sedangkan dalam EBI tanda elipsis digunakan untuk menulis
ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

13 | L a p o r a n B a c a a n
14 | L a p o r a n B a c a a n

Anda mungkin juga menyukai