Anda di halaman 1dari 3

ARTI LAMBANG DAERAH KABUPATEN TAKALAR

Lambang daerah Kabupaten Takalar terdiri dari 7 (tujuh) bagian, yang


menggambarkan unsur historis patriotik, sosiologis ekonomis yang kaseluruhannya
merupakan bagian mutlak yang tidak terpisahkan dari kesatuan negara Republik
Indonesia yaitu :

1. Perisai Segi Lima, melukiskan :

a. Perisai sebagai alat pembelaan untuk mempertahankan diri dari


marabahaya.

b. Perisai sebagai alat pembelaan untuk mempertahankan diri dari


marabahaya.

2. Mata Rantai, yang terbilang 45 biji, mewujudkan :

a. Ikatan kekeluargaan yang bersendikan persatuan yang kokoh kuat dan


kompak dari massa rakyat Daerah Kabupaten Takalar.

b. Terbilang empat puluh lima biji mata rantai melukiskan angka 45, sebagai
tahun proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disambut
dengan spontanitas massa rakyat daerah ini dengan memproklamirkan
diri sebagai salah satu bagian dari negara Republik Indonesia, terlepas
dari ikatan apa yang dinamakan “Negara Indonesia Timur”.

3. Lipan :

a. Dua ekor lipan merupakan lambang dari pada kepahlawanan dan semangat
patriotik massa Rakyat Kabupaten Takalar, sebagai alat revolusi yang
terkenal dengan nama “Lipan Bajeng” yang bersemboyang : Pantang
Mundur Menggigit Apabila Diganggu.

b. Lipan yang menggambarkan beruas 20 (dua puluh) mewujudkan himpunan


dari dua puluh kelaskaran yang tergabung dalam satu wadah perjuangan
bernama “LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Sulawesi Selatan)
berpusat di Polombangkeng / Kabupaten Takalar pada masa revolusi
fisik.

4. Pohon-Pohonan dan Petak-Petak Sawah :

a. Pohon-pohon dan petak-petak sawah, merupakan perwujudan dari pada


lambang kemakmuran dan kesuburan tanah Kabupaten Takalar yang
menjamin kebahagiaan tata kehidupan masyarakat.

b. Tujuh batang pohon menggambarkan pengertian historis dari pada


pembentukan Kabupaten Takalar, yang bersumber dari tujuh ex
swapraja, yaitu Polombangkeng, Galesong, Sanrobone, Takalar, gabungan
Laikang Topejawa dan Pulau-Pulau Tanakeke.

c. Delapan petak sawah, melukiskan angka 8 sebagai bulan diproklamirkan


Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Gelombang Lautan

Yang dilukiskan bergelombang tiga, menandaskan bahwa masyarakat Takalar,


sebagai alat revolusi tidak mengenal statis dalam perjuangan bahkan
senantiasa mengikuti sifatnya lautan yang tidak pernah diam dan senantiasa
bergelora, sebagaimana peribahasa makassar yang berjudul : “Bombang
Tallua Gallurutamattentaya” yang menjiwai kegiatan dan tata kehidupan
masyarakat.

6. Semboyan

Yang dituliskan dengan aksara lontara yang berbunyi “PANRANNUANGKU”


berarti harapanku atau amanahku merupakan sugesti bagi Pemerintah
Daerah dan segenap aparaturnya untuk senantiasa berbuat dan bertindak
sesuai dengan amanat penderitaan rakyat.

7. Nama kabupaten “TAKALAR”

PENJELASAN UMUM :

1. Unsur-unsur historis yang terkandung dalam lambang Daerah Kabupaten


Takalar adalah sebagai berikut :

a. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus


1945 dinyatakan dengan :

1) 7 batang pohon + 3 gelombang laut + 7 huruf nama daerah =


tanggal 17

2) 8 petak sawah = bulan 8


3) 45 biji mata rantai = tahun 45

b. Pembentukan Daerah Tingkat II Takalar pada tanggal : 10 Pebruari 1960


dinyatakan dengan :

1) 7 batang pohon + 3 gelombang laut = tanggal 10

2) 2 ekor lipang = bulan 2

3) 45 biji mata rantai + 8 petak sawah + 7 huruf nama daerah = tahun


60

2. Komposisi warna yang menjiwai lambang daerah Kabupaten Takalar,


diartikan sebagai berikut :

a. Hijau = kerukunan, kesuburan dan kemakmuran.

b. Putih = kesucian dan keikhlasan jiwa raga masyarakatnya.

c. Merah = keberanian dan kepahlawanan masyarakatnya.

d. Kuning = kesetiaan dan keluhuran pengabdian masyarakat.

e. Coklat = ciri khas dari pemerintah dan rakyat kabupaten takalar


yaitu pimpinan yang beribawa / bijaksana dan rakyat yang patuh / taat.

f. Biru = tabah dalam penderitaan ; tabah dalam arena perjuangan ;


ulet dalam mengatasi kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai