PENDAHULUAN
foundation)
(Das,
1995).
Dikatakan
pondasi
dalam
apabila
perencanaan teknis. Semua itu dilakukan supaya menjamin hasil akhir suatu
konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis. Banyak permasalahan yang
terjadi pada saat proses pemancangan mulai dari awal pemancangan sampai
akhir pemancangan, sebagai contoh adalah pada saat alat pancang
mengangkat tiang pancang sering terjadi patah dan retak-retak ditengah, ini
akibat kurang baiknya tulangan yang ada pada tiang pancang dalam menahan
tegangan tarik yang terjadi.
Pondasi tiang tersebut perlu diperkuat agar kokoh sampai siap dipancang
dan harus diperkuat untuk menahan tekanan selama pemancangan. Dan
biasanya panjang pracetak (precast) bervariasi, hal ini bertujuan agar dapat
disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Untuk menghindari terjadinya
kerusakan atau keruntuhan, suatu pondasi tiang pancang baik tunggal maupun
tiang kelompok haruslah mempunyai daya dukung yang cukup untuk
memikul konstruksi yang ada diatasnya.
BAB 2
ORGANISASI PROYEK
Semua unsur yang terkait di dalam suatu organisasi kerja harus terpisah satu
sama lain dalam artian tidak boleh dirangkap. Agar proses diatas berlangsung
dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur organisasi. Struktur
organisasi formal akan menunjukkan halhal berikut:
Macammacam pokok kegiatan organisasi
Pembagian menjadi kelompok atau subsistem
Adanya hirarki, wewenang dan tanggung jawab bagi kelompok
dan pimpinan
Pengaturan kerja sama , jalur pelopor, dan komunikasi, meliputi
jalur vertical dan horizontal
Bentuk struktur formal yang terkenal adalah fungsional, produk,
area dan matriks.
2.2 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu kegiatan yang mengatur dan mengendalikan
berbagai ragam kegiatan orang atau sekelomok orang untuk mencapaai tujuan
bersama yang telah ditetapkan. Sedangkan proyek adalah sekumpulan kegiatan
yang menggunakan sumber daya untuk memperoleh hasil atau manfaat dan tujuan
yang di harapkan semaksimal dan seefesien mungkin.
Manajemen pelaksana proyek adalah suatu proses pengaturan yang terdiri
dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya. Sumber daya yang tercalup dalam sector konstruksi adalah
manusia, modal (uang), peralatan, material setra informasi dan teknologi.
Tujuan dari konsep manajemen konstruksi adalah bagaimana kita dapat
melakukan sumber daya yang tersedia untuk dapat menghasilkan kinerja
seoptimal mungkin.
Manajemen proyek mempunyai 5 (lima) fungsi atau prinsip kerja yang harus
dilakukan yaitu:
1. Membuat perencanaan (planning). Pada intinya adalah mengambil keputusan
dalam arti menetapkan beberapa alternatif dan kemudian memilih salah satu
alternatif yang baik.
2. Menyusun organisasi proyek (organizing and staffing). Pada intinya dalam
proses ini dilakukan penyusunan organisasi proyek yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung meliputi struktur organisasi, pembentukan
tim secara anggung jawab atau wewenang masingmasing bidang sehingga
terbentuk suatu mekanisme yang saling mendukung antara yang satu dengan
yang lain.
3. Pelaksanaan (implementim). Pada intinya adalah mengkoordinir atau organisir
agar sesuai dengan pelaksanaan, spesifiksi teknis dan gambar yang telah
disepakati dalam tender.
4. Melakukan pengendalian (controlling). Pada intinya adalah membandingkan
realisasi dengan rencana apabila terjadi penyimpangan, maka harus segera di
cari sebabsebabnya dan di ambil tindakan koreksi (replanning).
5. Memimpin (directing). Pada intinya adalah memimpin dan mengkoordinir
keempat fungsi diatas yaitu, planning, organizing, staffing, implementing dan
cotrolling agar tujuan yang akan dicapai terlaksana dengan baik.
Ada pun unsurunsur yang terlibat dalam pelaksanaan proyek ini saling
mendukung dan mempunyai tugas serta tanggung jawab masingmasing, unsurunsur tersebut antara lain:
1. Pemilik Proyek (Owner)
2. Kontraktor
- Projek Manajer
- Pelaksana
- Drafter
: PT. PELINDO
: PT.WIKA PERSERO,Tbk
: SARTONO
: YUSMIANTO
: GANDA & HENDRA
2.3.2 Konsultan
1. Konsultan Perencana
Perencana adalah seseorang atau badan usaha jasa yang memiliki tenaga ahli
yang bergerak dalam bidang pembuatan yang berupa gambargambar kostruksi,
plumbing, listrik, dan site development.
Adapun tugas dan tanggung jawab perencanaan adalah :
1. Menyusun perencana pelaksanaan proyek.
2. Memberi uraian tentang maksud dan tujuan perencanaan.
8
2.3.3 Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambargambar kerja, peraturan-peraturan
dan syarat yang telah ditetapkan oleh pihak konsultan perencana. Apabila seluruh
pekerjaan telah selesai dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan perjanjian
kontrak, maka hasil pekerjaan itu diserahkan kepada pemberi tugas.
Apabila akan memulai pekerjaan dilapangan dan untuk melancarkan
pekerjaan itu maka pihak pemborong menempatkan seorang pelaksana yang ahli,
yang di beri kuasa penuh oleh direksi/direktur pemborong untuk bergerak atas
namanya. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah : PT. WIKA
PERSERO Tbk.
9
10
3. Pelaksana
Tugas dan wewenang dari pelaksana utama adalah:
Merencanakan dan menentukan metode kerja.
1. Pengadaan dan menentukan metode kerja.
2. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan proyek yang sesuai dengan
spesifikasi dan ketetapan waktu sesuai dengan anggaran yang tersedia (membuat
laporan kemajuan pekerjaan atau progress).
1. Melakukan opname pekerjaan untuk mandor dan bertanggung jawab kepada
site manajer.
2. Mengkoordinasi tugas rumah tangga, lingkungan, keamanan dan kesehatan
pekerja dan staff.
1. Operator
Untuk proyek konstruksi ini pihak pelaksana menempatkan beberapa orang
sebagai operator di lapangan yang mana tugasnya:
-
Operator I
kegiatan proyek.
Operator II
: Operator tersebut bertugas membuat seluruh laporan
BAB 3
LANDASAN TEORI
11
12
menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi
indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah dari pada jenis
pondasi yang lain di bandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari
tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di
atas pondasi tiang. Tiang pancang juga di gunakan untuk kondisi tanah yang
normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang
tepat untuk pekerjaan di atas air, seperti dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah
yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya
(Sardjono, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada
lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles,
1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk
memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super
struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus
dalam tanah, tetapi ada juga di pancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat di capai oleh tiang tergantung dari alat yang
di
13
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak
ruangan bawah tanah di bawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang
kaki-kaki menara terhadap guling.
3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui
kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang
ini dapat di tarik keluar kemudian.
4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak
berada pada tanah tepi atau di dasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya
tinggi.
5. Membuat tanah di bawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol
amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.
6. Sebagai faktor keamanan tambahan di bawah tumpuan jembatan dan atau pir,
khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
Pondasi tiang pancang di buat di tempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru
di pancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton
adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang
beton ini haruslah di beri tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur
yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.
Kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang
Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan beberapa
macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas
beberapa hal, yaitu:
1. Fungsi bangunan atas yang akan di pikul oleh pondasi tersebut.
2. Besarnya beban dan beratnya bangunan atas.
3. Kondisi tanah tempat bangunan di dirikan.
4. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Kriteria pemakaian tiang pancang di pergunakan untuk suatu pondasi bangunan
sangat tergantung pada kondisi:
1. Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya
pembangunan lepas pantai)
14
2. Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada di
atasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah
3. Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
4. Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)
15
biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton
untuk setiap tiang.
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah
dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga
mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter
yang cukup besar untuk digunakan sebagai tiang pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah: bahan kayu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu
berlian. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum
dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi
ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua kayu lunak yang
digunakan
untuk
tiang
pancang
memerlukan
pengawetan,
yang
harus
16
segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti
ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal
dan perahu.
Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:
1. Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang
terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu
letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.
2. Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di
bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton terutama
pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.
3. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang
pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut
hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu
dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah
ditentukan.
4. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur
yang menyebabkan kebusukan.
yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup
kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil
dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton
adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri penulangan-penulangan
yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu
pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya
pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa
kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap
tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang
beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau
17
ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan
penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat,
segi delapan dapat dilihat pada (Gambar 3.1).
Gambar 3.1: Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991).
18
3. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang (pile driving) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.
2.
yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya,
dapat di lihat pada (Gambar 3.2).
Gambar 3.2: Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile (Bowles, 1991).
jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah
19
seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in
Place ini dapat dilaksanakan dua cara:
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.
2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan
beton, sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.
Keuntungan pemakaian Cast in Place:
1. Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
2. Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
3. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Kerugian pemakaian Cast in Place:
1. Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor
akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
2. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
3. Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.
2. Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena
terendam air.
3. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah yang
padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan pasir tersebut juga
akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang dekat
dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition (keadaan
udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah tersebut dan adanya bahan-bahan
organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan memoles tiang baja
tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung beton sekurang-kurangnya 20 ( 60
cm) dari muka air tanah terendah.
Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:
1. Tiang pancang ini mudah dalam dalam hal penyambungannya.
2. Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
3. Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.
Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja:
1. Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.
2. Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.
permukaan air tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah mengetahui
21
bahwa kayu akan tahan lama/awet bila terendam air, karena itu bahan kayu disini
diletakan di bagian bawah yang mana selalu terletak dibawah air tanah.
Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan apabila tiang pancang ini
menerima gaya horizontal yang permanen. Adapun cara pelaksanaanya secara
singkat sebagai berikut:
1. Casing dan core (inti) dipancang bersama-sama dalam tanah hingga mencapai
kedalaman yang telah ditentukan untuk meletakan tiang pancang kayu tersebut
dan ini harus terletak dibawah muka air tanah yang terendah.
2. Kemudian core ditarik keatas dan tiang pancang kayu dimasukan dalam casing
dan terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras.
3. Secara mencapai lapisan tanah keras pemancangan dihentikan dan core ditarik
keluar dari casing. Kemudian beton di cor kedalam casing sampai penuh terus
dipadatkan dengan menumbukkan core ke dalam casing.
2.
shell yang terbuat dari bahan logam tipis permukaannya di beri alur spiral. Secara
singkat pelaksanaanya sebagai berikut:
1. Casing dan core dipancang bersama-sama sampai mencapai kedalaman yang
telah ditentukan di bawah muka air tanah.
2. Setelah mencapai kedalaman yang dimaksud core ditarik keluar dari casing dan
tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing terus dipancang sampai
mencapai lapisan tanah keras. Pada pemancangan tiang pancang kayu ini harus
diperhatikan benar-benar agar kepala tiang tidak rusak atau pecah.
3. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari casing.
4. Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan dalam
casing. Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk sangkar
yang mana tulangan ini dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat masuk pada
ujung atas tiang pancang kayu tersebut.
5. Beton kemudian di cor kedalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat
casing ditarik keluar sambil shell yang telah terisi beton tadi ditahan terisi
beton tadi ditahan dengan cara meletakkan core diujung atas shell.
3.
22
23
2. Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan dalam
casing terus dipancang dengan pertolongan core sampai ke tanah keras.
3. Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik keatas kembali.
4. Kemudian sheel yang beralur pada dindingnya dimasukkan dalam casing
hingga bertumpu pada penumpu yang terletak diujung atas tiang pipa baja. Bila
diperlukan pembesian maka besi tulngan dimasukkan dalam shell dan
kemudian beton di cor sampai padat.
5. Shell yang telah terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing
ditarik keluar dari tanah. Lubang disekeliling shell diisi dengan tanah atau
pasir. Variasi lain pada tipe tiang ini dapat pula dipakai tiang pemancang baja H
sebagai ganti dari tiang pipa.
5.
pada bagian atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari
baja.
Adapun cara pelaksanaan tiang composit ini adalah sebagai berikut:
1. Pipa dengan sumbat beton di cor terlebih dahulu pada ujung bawah pipa baja
dipancang dalam tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras. Cara
pemasangan ini sama seperti pada tiang franki biasa.
2. Setelah pemancangan sampai pada kedalaman yang telah direncanakan, pipa
diisi lagi dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil pipa
ditarik lagi ke atas sedikit sehingga terjadi bentuk beton seperti bola.
3. Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai
bertumpu pada bola beton pipa ditarik keluar dari tanah.
4. Rongga disekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil atau
pasir.
25
26
27
BAB 4
PELAKSAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
8. Gragaji mesin untuk memotong besi dan gragaji tangan untuk memotong kayu
9. Las listrik untuk menyambung Tiang Pancang
10. Las acetlin untuk memotong Tiang Pancang
b. Pembuatan sepatu untuk Tiang Pancang dan tanda per meter untuk Tiang
Pancang.
Dalam tahap ini merupakan salah satu hal yang penting karena sepatu inilah
yang melindungi ujung tiang selama pemancangan. Sepatu Tiang Pancang (Gamar
4.1) harus kuat agar tidak lepas ketika berhadapan dengan tanah keras dan untuk
mempermudah perhitungan penumbukan maka diberilah tanda per meter pada
Tiang Pancang berupa cat yang sudah disediakan (Gambar 4.2).
Tiang Pancang harus diberi tanda dengan cat untuk keperluan pemantauan
pada saat pemancangan dilakukan, adapun tahap pengerjaannya adalah sebagai
berikut:
1. Tiap jarak 0,5 m atau 1 m dari ujung Tiang Pancang sampai ke pangkalnya.
2. Diberi angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang.
3. Untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang
disambung.
29
4. Tiang sambungan harus selalu diposisikan didekat titik pancang yang sedang
dikerjakan supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika diperlukan
penyambungan, adapun pengerjaan dapat dilihat pada (Gambar 3.2).
30
dengan piston atau ram yang berfungsi untuk menekan Tiang Pancang, adapun
pekerjaannya dapat dilihat pada (Gambar 4.3).
31
agar pada saat melakukan pengelasan sambungan tersebut tidak miring, adapun
pengerjaan dapat dilihat pada (Gambar 4.4).
32
Pemancangan selesai ketika beberapa tiang masuk dan sampai ditanah yang
keras dan pada saat itulah dilakukannya kalendering yaitu dengan cara seperti
Gambar 4.5 diatas, adapun alat yang disediakn cukup spidol/pensil, kertas
millimeter block, selotip dan kayu pengarah spidol/pensil agar selalu pada
posisinya, alat tersebut biasanya juga telah disediakan oleh subkon pancang dan
pelaksanaannya
pun
merupakan
bagian
dari
kontrak
pemancangan,
33
34
Adapun cara yang di lakukan agar supaya Tiang Pancang satu dengan yang
lainnya rata yaitu dengan cara mengunakan selang air setelah itu diberi tanda
berupa cat agar lebih memudahkan ketika memotong.
35
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Kerja Praktek (KP) yang telah kami laksanakan di
lapangan selama 2 bulan ini, kami dapat mengambil kesimpulan.
Pengertian umum untuk pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang
berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di
bawah permukaan tanh yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan
lainnya diatasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap beratnya sendiri, bebanbeban bangunan (beban isi bangunan),
gayagaya luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lainlain. Disamping itu,
tidak boleh terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan.
Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan harus
di letakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung
beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan. Pondasi
merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya
adalah menopang bangunan diatasnya, maka proses pembangunannya harus
memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:
1. Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak lurus ke bawah.
2. Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)
3. Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
4. Tahan terhadap pengaruh bahan kimia
Struktur bawah bangunan pondasi terdiri dari pondasi dan tanah pendukung
pondasi. Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan
meneruskan beban bangunan tersebut kedalaman tanah dibawahnya. Suatu sistem
pondasi harus dapat menjamin, harus mampu mendukung beban bangunan
diatasnya, termasuk gayagaya luar seperti gaya angin, gempa, dan lainlain.
Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil, agar tidak mengalami penurunan, tidak
mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu system pondasi.
Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi :
36
5.2 Saran
Secara umum dan merencanakan pondasi pada bangunan terminal porpuse
belawan yang berlokasi di pelabuhan belawan sumtera utara, untuk pondasi
dangkal (swallow foundation) maupun pondasi dalam (deep foundation) dan besar
dimensi atau ukuran pondasi dan kedalaman pondasi.
37
DAFTAR PUSTAKA
Sosrodarsono Ir. dan Kazuto Nakazawa. Mekanika Tanah dan Teknik. Pondasi, PT
Pradnya Pramita, Jakarta, 1981.
38
Das, 1995. Mekanika Tanah 1. Erlangga. Jakarta. Wahyuni, Sri Eko, Ir, MS. 2002.
Diktat Kuliah Hidrologi.
Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1 . Surabaya : Sinar Wijaya. H.S,
James, A,F., Stoner. (1982). Management, Englewood Cliffs, New Yersey.
Prentice Hall Inc,.
AASHTO M183-90 : Standart Specification for Structural Steel.
Bowles, J. E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
LAMPIRAN
39
40
41
Disusun Oleh:
JUBAIDAH PASARIBU
1307210226
DENI SUBAGIO
1307210164
Disusun Oleh:
JUBAIDAH PASARIBU
1307210226
DENI SUBAGIO
1307210164
Dosen Pembimbing
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat
dan hidayahNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
Lapangan ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa dalam menempuh studi akhir di Universitas Muhmmadiyah
Sumatera Utara, dan sebagai laporan pertanggung jawaban atas Praktek Kerja
lapangan yang di laksanakan di proyek Penataan Terminal Multipurpose Belawan
dalam waktu 2 bulan.
Praktek Kerja lapangan dan penulisan laporan ini dapat terlaksana dengan
baik, tak lapas dari bantuan serta dukungan beberapa pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ribuan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya lepada:
1. Dosen pembimbing sekaligus selaku Ketua Prodi Teknik Sipil UMSU
Bapak Dr.Ade Faisal, S.T., M.Sc.
2. Bapak/ibu pimpinan PT.WIJAYA KARYA (Persero) Tbk yang telah
memberi kami izin untuk kerja praktek di proyek Penataan Terminal
Multipurpose Pelabuhan Belawan.
3. Bapak Rahmatullah, S.T.,M.Sc selaku Dekan FakultasTeknik Sipil UMSU.
4. Ibu Irma Dewi, S.T.,M.Si selaku Sekretaris Prodi Teknik SipilUMSU.
Suatu karya yang sangat jauh dari sempurna, sangat perlu untuk dilanjutkan
agar karya tersebut mendekati ssempurna. Penulis menyadari akan keterbatasan
ilmu dibidang teknik, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
perbaikan-perbaikan di masa-masa yang akan dating.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Hormat saya
Penulis
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
44
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
2.3.2 Konsultan
2.3.3 Kontraktor
8
12
12
15
15
17
20
21
24
25
25
25
26
27
28
iv
28
30
31
45
33
35
36
5.1 Kesimpulan
36
5.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LAMPIRAN
40
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2.1 Susunan struktur organisasi proyek
Gambar 3.1 Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991)
18
Gambar 3.2 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile (Bowles, 1991) 19
46
25
26
26
27
29
30
31
31
33
34
34
35
DAFTAR LAMPIRAN
vi
vii
48