FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM TEKNOLOGI BANGUNAN
MODUL
PRAKTIKUM MENGGAMBAR
SAMBUNGAN KAYU
Penyusun
IWAN MURAMAN IBNU, ST.MT
NIP 1970 03 25 2002 12 1002
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
halaman
DAFTAR ISI
iii
halaman
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Ukuran kayu berdasarkan Sotirmen .................................................................... 3
iv
halaman
1. JUDUL PRAKTIKUM
Judul modul Praktikum ini adalah: MODUL PRAKTIKUM GAMBAR SAMBUNGAN
KAYU
2. KOMPETENSI UTAMA DAN KOMPETENSI PENUNJANG
2.1. Kompetensi Utama
Mahasiswa peserta praktikum Gambar Sambungan Kayu setelah mengikuti dan
mempelajari seluruh kegiatan belajar pada modul ini diharapkan memiliki
kompetensi utama untuk mampu:
a) Mahasiswa peserta praktikum Gambar Sambungan Kayu setelah mengikuti
dan mempelajari seluruh kegiatan belajar pada modul ini diharapkan
memiliki kompetensi utama untuk mampu : Memahami notasi, penggunaan
jenis garis dan gambar detail sambungan kayu
b) Memahami gambar sambungan kayu memanjang, sambungan kayu
melebar, sambungan kayu menyudut, sambungan kayu bersusun dan
sambungan kayu dengan pengunci.
2.2. Kompetensi Penunjang
Mahasiswa peserta praktikum Gambar Sambungan Kayu setelah mengikuti dan
mempelajari seluruh kegiatan belajar pada modul ini diharapkan memiliki
kompetensi penunjang untuk mampu:
Kayu merupakan material bangunan yang sudah digunakan sejak dahulu dan akan
tetap digunakan di masa depan beberapa sifat kayu yang menyebabkan tetap
menjadi material pilihan adalah:
a) Gaya Tarik, bila yang bekerja adalah gaya tarik maka sambungan kedua
batang kayu harus saling mengait agar tidak mudah lepas contohnya
sambungan bibir miring berkait atau ekor burung.
b) Gaya Desak, bila yang bekerja gaya desa atau gaya tekan maka diusahakan
agar permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat ,
contohnya sambungan lurus tekan
c) Gaya Puntir atau torsi, bila yang bekerja gaya puntir, maka sambungan
kedua batang harus saling mencengkram agar tidak mudah terjungkit lepas
contoh nya : sambungan takikan lurus rangkap untuk tiang dan sambungan
purus lubanh untuk sambungan sudut.
d) Gaya Lintang dan momen, gaya lintang menyebabkan sambungan saling
bergeser, momen akan menyebabkan suatu lenturan maka sambungan
harus kuat dan kaku , contohnya sambungan pengunci (Puspantoro, 1992, p.
3
5)
halaman
Kekuatan dan keawetan sambungan kayu tergantung dari cara pengerjaan
sambungan dengan memperhatikan:
a) Kayu yang disambung harus merupakan pasangan yang pas, tidak terlalu
longgar karena akan mudah lepas atau bergeser dan tidal boleh terlalu
kencang karena jika dipaksakan maka akan ada bangunan yang rusak.
b) Cara mengerjakan sambungan tidak boleh sampai merusak kayu contohnya
kayu tidak boleh di pukul langsung tapi harus di beri bantalan
c) Sebelum kedua kayu yang akan disambung Terlebih dahulu di beri cairan
pengawet agar tidak mudah lapuk.
d) Sambungan kayu diusahakan terlihat dari luar untuk memudahkan kontrol
dan perbaikan (Puspantoro, 1992, pp. 6–7)
Sambungan kayu dipengaruhi ketukangan yang terbentuk dari faktor-faktor
tradisi, geografi dan iklim (Chang et al., 2006, p. 58). Kategori pembagian
sambungan kayu dapat dibagi berdasarkan tipe sambungan, bentuk sambungan,
posisi sambungan, arah sambungan dan rata atau tidak ratanya sambungan
(Gerner, 1992, p. 35). Sambungan kayu dapat dibagi berdasarkan sifat sambungan
kayu terhadap beban yaitu sambungan bergerak dan sambungan permanen
(Zwerger, 2011, p. 85). Praktikum sambungan kayu yang akan di laksanakan
meliputi sambungan kayu memanjang, sambungan sudut, sambungan melebar,
sambungan bersusun dan sambungan dengan pengunci
a) Meja Gambar atu meja yang dapat berfungsi sebagai meja gambar
b) Mesin gambar atau satu set penggaris segi tiga
c) Pensil H dan 2 B atau pensil mekanik ukuran 0,3 dan 0,5
d) Kertas gambar putih hvs minimal 150 gram ukuran A3
4
e) Karet penghapus
halaman
5. LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
5.1. Praktikum Gambar Sambungan Kayu Memanjang
Sambungan kayu memanjang merupakan sambungan kayu kearah panjang
kayu untuk memperoleh panjang kayu yang dibutuhkan , sambungan ini terdiri dari
dua batang kayu atau lebih (Puspantoro, 1992, p. 7). Sambungan kayu memanjang
terdiri dari:
• Sambungan purus
halaman
1. SAMBUNGAN BIBIR LURUS
7
halaman
Gambar 2. 2. Sambungan Bibir lurus Berkait dan Sambungan Bibir Lurus Berkait Mulut Ikan
Sumber : (Soemardjo, 2002, p. 6)
4. SAMBUNGAN BIBIR MIRING
BERKAIT
Gambar 2. 3. Sambungan Bibir Miring dan Sambungan Bibir Miring Berkait
Sumber : ( Soemardjo, 2002, p. 7)
6. SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS
10
PURUS LURUS
Gambar 2. 5. Sambungan Takikan Lurus Rangkap dan Sambungan Purus Lurus
halaman
13
halaman
Gambar 2. 6. Sambungan Lidah dan Alur dan Sambungan Lidah Lepas dan Alur
Sumber: (Soemardjo, 2002, p. 12)
12. SAMBUNGAN LIDAH LEPAS BERSPONING DAN ALUR
14
15
A B
D
C E
16
a) Mahasiswa memilih salah satu ukuran kayu yang pada sambungan kayu sudut
ini adalah 6 x 12 cm atau 8 x 13 cm atau 5 x 10 cm.
b) Mahasiswa membuat kop gambar secara manual pada kertas A3 putih
minimal 150 gr yang berisi identitas Institusi, mata Kuliah, dosen pengampu,
asisten mahasiswa, mahasiswa dan judul tugas.
c) Mahasiswa mengambar sambungan kayu msudut dengan skala 1: 10 dengan
teknik tinta terdiri dari
• Gambar tampak dari 5 sisi terdiri dari 1 sisi atas dan 4 sisi samping
• Gambar Isometri (3 dimansi)
d) Mahasiswa menggambar 12 (dua belas) jenis sambungan kayu sudut yang
terdiri dari
• Sambungan takikan lurus
• Sambungan purus dengan lubang terbuka
• Sambungan purus dan lubang dengan spatpen
• Sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur
• Sambungan takikan lurus ekor burung pada pertemuan
• Sambungan purus dengan lubang terbuka
• Sambungan purus dengan lubang tertutup
• Sambungan purus dan lubang dengan gigi tegak
• Sambungan purus dan lubang dengan gigi bagi
• Sambungan takikan lurus ekor burung dengan perkuatan
17
18
halaman
Gambar 2. 10. Sambungan Takikan Lurus dan Sambungan Purus dan lubang Terbuka
Sumber:(Soemardjo, 2002, p. 18)
16. SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG DENGAN SPATPEN
19
20
21
Gambar 2. 13. Sambungan Purus dan Lubang Terbuka dan Sambungan Purus dan Lubang Tertutup
Sumber :(Soemardjo, 2002, p. 21)
21. SAMBUNGAN TAKIKAN LURUS EKOR BURUNG DENGAN
PERKUATAN
22. SAMBUNGAN
22
RAVELING EKOR
BURUNG
halaman
23
halaman
sebaliknya sambungan bersusun tidak lebih daru tiga batang kayu. Sambungan ini
menggunakan perkuatan pasa dan baut, pasak untuk melawan gaya geser agar
halaman
susunan batang tidak bergeser dan baut untuk menyatukan susunan agar tidak
lepas (Puspantoro, 1992, p. 8)
Tahapan praktikum sambungan kayu bersusun ini adalah
25
halaman
26. SAMBUNGAN BERSUSUN DENGAN SCHEI
26
a) Pengunci di atas bila di inginkan sisi bawah yang rata atau ada batang lain
dari atas
b) Pengunci di bawah bla diinginkan sisi atas rata atau ada batang lain dari
bawah
c) Pengunci atas dan bawah , bila diinginkan sambungan yang memiliki
kekuatan dan kekakuan yang besar batang oengunci dibagian bawah dan
atas memiliki dimensi penampang yang sama dengan penampang kayu yang
akan di sambung
d) Pengunci samping batang pengunci harus terdiri dari dua batang yang
diletakan di kiri dan kanan dari batang yang akan disambung. Dimensi
penampang batang pengunci tidak harus sama dengan dimensi penampang
kayu yang akan disambung (Puspantoro, 1992, p. 9).
• Gambar tampak dari 5 sisi terdiri dari 1 sisi atas dan 4 sisi samping
• Gambar Isometri bersudut 30 ° (3 dimensi)
f) Mahasiswa menggambar 3 (tiga) jenis sambungan kayu bersusun yang
terdiri dari
• Sambungan dengan pengunci bawah
• Sambungan dengan pengunci atas dan bawah
• Sambungan dengan pengunci samping
28
halaman
28. SAMBUNGAN DENGAN PENGUNCI SAMPING
29
30
32
halaman
LAMPIRAN 1
SAMPUL LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN
PRAKTIKUM MENGGAMBAR
SAMBUNGAN KAYU
sebagai salah satu syarat pada
MATA KULIAH STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA
Dosen Penggampu
1………………
2…………….....
Asisten
………………………………………
Disusun oleh
Nama mahasiswa
NIM
33
LEMBAR PENGESAHAH
Laporan ini telah diterima sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Praktikum Menggambar Sambungan Kayu pada Mata kuliah Struktur
dan Konstruksi Bangunan Sederhana di Laboratorium Teknologi
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Disusun oleh
Nama mahasiswa
NIM mahasiswa
Mengetahui
Asisten Kelompok….
ttd
(Nama asisten)
Nim asisten
ttd ttd
(Nama Dosen) (Nama Dosen)
NIP dosen NIP dosen
ttd
halaman