STRUKTUR BAJA
OLEH :
NIM : 218190015
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Struktur
Baja” Makalah ini berisikan tentang apa apa saja pembahasan mengenai
keseluruhan Baja. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang Baja. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Baja
B. Sejarah Baja di Dunia
C. Sejarah Baja di Indonesia
D. Jenis – Jenis Baja (Secara garis besar)
E. Klasifikasi Baja
F. Baja dengan sifat – sifat fisik khusus
G. Sifat – sifat fisik dan mekanis Baja
H. Proses pembuatan Baja
I. Proses pembuatan produk Baja
J. Profil – profil Baja
K. . Jenis struktur baja yang selalu diterapkan sebagai Struktur Bangunan
L. Kelebihan dan Kelemahan Baja Sebagai Struktur Bangunan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar
antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai gradenya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
(crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena
berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan
cangkul.
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah
(titanium), krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram).
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai
jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja
dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility).
B. Sejarah Baja di Dunia
Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut
selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut
proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria
juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa
arya.
Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali
pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
b. Baja Paduan
Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus ,
bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan
semakin banyak di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja
paduan , yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
E. Klasifikasi Baja
Baja paduan dapat di klasifikasikan sesuai dengan :
1. Komposisi
Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi menjadi :
Baja tiga komponen : terdiri satu unsur pemandu dalampenambahan Fe dan C.
Baja empat komponen : terdiri dari dua unsur pemandu dst.
2. Struktur
Baja di klasifikasikan berdasarkan :
- Baja pearlit (sorbit dan trostit)
Di dapat jika unsur-unsur paduan relative kecil maximum 5 %, baja ini
mampu di mesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heat treatmen
hardening &tempering)
- Baja martensit
Unsur pemandunya lebih dari 5 % sangat keras dan sukar di mesin.
- Baja austensit
Terdiri dari 10 – 30 % unsur pemadu tertentu (Mi, Mn, atau Co) misalnya :
baja tahan karat (stainlees steel), non magnetic dan baja tahan panas (heat
resistant steel).
- Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
rendah. Tidak dapat dikeraskan.
- Baja karbit / ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbit (Cr, W, Mn,
Ti, Zr)
3. Penggunaan
Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya, baja paduan diklasifikasikan :
- Baja konstruksi (structural steel)
- Baja perkakas (tool steel)
- Baja dengan sifat fisik khusus
Baja konstruksi, dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentaseunsur
pemadunya, yaitu :
Baja paduan rendah (maximum 2 %)
Baja paduan menengah (2 – 5 %)
Baja paduan tinggi ( lebih dari 5 %)
Setelah di heat treatmen baja jenis ini sifat – sifat mekaniknya lebih baik daribaja
karbon biasa. Baja perkakas, di pakai untuk alat pemotong,
komposisinyatergantung bahan dan tebal benda yang di potong / di sayat pada
kecepatanpotong, suhu kerja. Baja paduan rendah, kekerasannya tidak berubah
hinggapada suhu 250 c. Baja paduan tinggi, kekerasannya tidak berubah hingga
pada suhu 600 c.
F. BAJA DENGAN SIFAT-SIFAT FISIK KHUSUS
Baja dengan sifat – sifat fisik khusus, dapat di bedakan sebagaiberikut :
- Baja tahan karat : 0,1 – 0,45 % C ; 12 – 14 % Cr.
- Baja tahan panas :12 – 14 % Cr tahan hinggga suhu 750 – 800 c
15 – 17 % Cr tahan hingga suhu 850 – 1000 c
- Baja tahan pakai pada suhu tinggi .
23 % Cr, 18 – 21 % Ni, 2 – 3 % Si
13 % - 15 % Cr, 13 – 15 % Ni
2 % - 5 % W, 0,25 – 0,4 % Mo, 0,4 – 0,5 % C
2. Sifat Mekanis
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut
memberikanperlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat
dikatakansifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang
berasal dariluar. Sifat mekanis pada baja meliputi :
a. Kekuatan
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberibeban, maka baja
akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk.
Pada waktu bajadiberi beban, maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan
awal,dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban
yangmenyababkan regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke
bentuksemula. Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat
bahanmasih elastis.
Ada 3jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :
- tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis
- tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh
- tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja
mencapaikekuatan maksimum.
b. Keuletan (ductility)
Keuletan maksudnya adalah kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja
putus.Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang
permanensebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat
dapatdikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.
c. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapatmenembus
permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell,ultrasonic, dan
lain-lain.
d. Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang dapatdiserap oleh baja
sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yangdiserap oleh baja, maka baja
tersebut makin rapuh dan makin kecilketangguhannya. Cara ujinya dengan cara
memeberi pukulan mendadak(impact/pukul takik).
J. PROFIL-PROFIL BAJA
1. Wide Flange (WF)
WF biasa digunakan untuk: balok, kolom, tiang pancang,
top & bottom chord member pada truss, composite beam
atau column, kantilever kanopi, dan lain-lain.
Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I,
balok W.
2. UNP
5. Lipped Channel
Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang
memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dan lain-lain), member pada
truss, rangka komponen arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C