Dewi Rimayani
NIM : MTS.
12.21.1.0442
Proposal Tesis
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Metode penelitian
Pendahuluan
Latar Belakang; Perumusan Masalah; Tujuan dan Manfaat; Batasan Masalah ; Keaslian Penelitian
Latar Belakang
Pertumbuhan Penduduk
dan Pembangunan
Penambangan Agregat
Alam Meningkat
Limbah Konstruksi
tidak ada
pengelolaannya
Peningkatan Kebutuhan
Beton utk Perumahan &
Infrastruktur
Keterbatasan Sumber
Daya Alam
Perlu Konsep
Reduce, Reuse,
Recycle
Kebutuhan Agregat
Beton Alam Meningkat
Dampak Negatif
Kegiatan Penambangan
& Penurunan daya
dukung
Pemanfaatan
Limbah Konstruksi
Perumusan Masalah
Bagaimana sifat mekanis beton dengan
campuran agregat kasar pecahan genteng yang
meliputi kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur dan
modulus elastisitas ?
Bagaimana proporsi campuran pecahan genteng
dan faktor air semen untuk mencapai kekuatan
beton daur ulang pecahan genteng yang optimum
?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur dan modulus
elastisitas beton yang dapat dicapai dengan digunakannya
pecahan genteng sebagai campuran agregat kasar karena
selama ini masyarakat hanya menggunakan kerikil alam
untuk pembuatan beton.
2. Mengetahui perbandingan kuat tekan, kuat tarik dan kuat
lentur beton campuran pecahan genteng dengan proporsi
5%, 10% dan 15% pada kondisi Faktor Air Semen 0,5 dan
0,7.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang perencanaan konstruksi beton.
2. Manfaat praktis, yaitu untuk mengetahui komposisi
campuran pecahan genteng yang optimum sebagai acuan
dalam perencanaan struktur beton.
3. Manfaat lingkungan, dengan memanfaatkan bahan limbah
pecahan genteng yang didaur ulang menjadi campuran
beton.
4. Membantu ketersediaan bahan bangunan.
5. Menghemat pemakaian agregat alam untuk pembuatan
beton.
6. Membuat beton ringan yang tahan panas.
7. Membuat beton yang ekonomis.
Batasan masalah
1. Kuat tekan, kuat tarik dan kuar lentur beton dengan campuran 1 : 2 : 3
dari proporsi agregat pecahan genteng 0%, 5%, 10% dan 15% akan
dibuat masing-masing dengan FAS 0,5 dan 0,7 sebanyak 24 buah
silinder beton 10/20 untuk uji tekan, 12 buah 15/30 untuk uji
tarik/belah, 12 buah prisma beton 15 x 15 x 60 untuk uji lentur dan 8
buah silinder 15/30 untuk uji modulus elastisitas. Sehingga total
silinder 48 buah, uji tarik 24 buah, prisma beton 24 buah dan modulus
elastisitas 16 buah
2. Pecahan Genteng yang digunakan menggunakan Genteng Sokka dari
Kebumen.
3. Penelitian hanya dilakukan terhadap kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur
dan modulus elastisitas.
4. Semen menggunakan semen Gresik.
5. Pasir menggunakan pasir muntilan tidak dicuci dahulu, sebagaimana
yang sering dilakukan dilapangan menggunakan site mix.
6. Split atau batu pecah dengan satu jenis gradasi.
7. Beton akan di uji pada umur 28 hari.
Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai pemanfaatan bahan limbah konstruksi
sebagai bahan material pembuatan beton telah dilakukan.
Berdasarkan literartur dan referensi, penelitian terhadap besaran
mekanik antara beton menggunakan beton normal dan pecahan
genteng pernah dilakukan, namun dengan menggunakan genteng
dari Kebumen dan beberapa proporsi dan 2 komposisi faktor air
semen belum pernah diadakan. Jadi penelitian bersifat
melanjutkan dan melengkapi penelitan-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Tinjauan Pustaka
Kebutuhan dan Ketersediaan Agregat; Limbah Konstruksi; Sekilas genteng; Sekilas Beton; Penelitian Terdahulu
Mac
Neil
(1993)
memperhitungkan
bahwa
ketersediaan
agregat
alam
dapat mencukupi kebutuhan
pasar
konstruksi
hingga
sepuluh
tahun
mendatang.
Namun,
bila
pertumbuhan
permintaan terus meningkat,
ketersediaan
alam
akan
menurun dalam 20 tahun
mendatang
kecuali
ada
penemuan agregat baru. Mac
Neil (1993) berpendapat bahwa
kesenjangan
antara
ketersediaan
(supply)
dan
kebutuhan (demand) ini dapat
dipenuhi dengan penggunaan
agregat sekunder seperti yang
berasal dari limbah konstruksi.
Bila
kelak
akan
terjadi
kebutuhan
penggunaan
material sekunder, pemerintah
harus mulai bertindak mulai
sekarang
untuk
mulai
melakukan
pembatasan
terhadap penggunaan agregat
alam.
Input
Proses Konstruksi
Alat
Output
Bangunan
Pekerja
Limbah
Material
Metoda
Uang
Kapasitas penyediaan
(Supportive capacity)
Kapasitas tampung
limbah
(Assimilative
capacity)
Limbah Konstruksi
Pengertian
Material limbah konstruksi dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi,
baik itu proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran
(construction and demolition). Limbah yang berasal dari pembongkaran
atau penghancuran bangunan digolongkan sebagai demolition waste,
sedangkan limbah yang berasal dari perubahan bentuk bangunan
(remodeling) dan pembangunan rumah atau bangunan komersial,
digolongkan sebagai construction waste. Komposisi dari limbah
konstruksi terdiri dari batu, beton, batu bata, plester, barang yang tak
berharga, bahan atap, bahan plumbing, bahan instalasi listrik
Penanganan Theisen
(Tchobanoglous,
& Ekiassen, 1977).
Pre
Di Indonesia, pengelolaan
ven
limbah konstruksi dan
tion
perubuhan (demolition)
Minimalization
bersifat spontan dan belum
Reuse
ada perangkat hukum
peraturan pengelolaan
Recycle
lingkungan hidup tentang
Salvage
limbah ini.
The Waste Hierarchy (Wikipedia, 2013)
http://en.wikipedia.org/wiki/Wastehierarchy
Menurut SII 022-81 genteng adalah suatu unsur bangunan yang berfungsi
sebagai atap yang terbuat dari tanah liat atau tanpa campuran bahanbahan
lain, dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dengan air..
Tanah liat merupakan suatu zat yang terbentuk dari partikel-partikel yang
sangat kecil terutama dari mineral-mineral yang disebut Kaolinit, yaitu
persenyawaan dari Oksida Alumina (Al2O3), dengan Oksida Silica (SiO2) dan
Air (H2O). Tanah liat dalam ilmu kimia termasuk Hidrosilikat Alumina, yang
dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3 2SiO2 2H2O.
Genteng tanah liat terbuat dari tanah liat yang mengandung kaolin dan silika
yang relatif tahan api (fire clay) dan earthenware. Tingkat keplastisannya
cukup, sehingga mudah dibentuk. Titik leburnya mencapai suhu 1000C.
Setelah suhu pembakaran mencapai 800C, sifat fisikanya berubah menjadi
keras seperti batu, padat, kedap air dan bila diketuk bersuara nyaring (Ambar,
1997).
Menurut Mulyono, sifat pecahan genteng seperti pasir, sedikit menaikan
kekuatan mortar, dan meningkatkan sifat hidrolis mortar. Agregat pecahan
genteng ini memiliki tingkat poros yang tinggi sehingga beton yang dihasilkan
lebih ringan dan tahan terhadap panas. Pecahan genteng juga termasuk
agregat ringan karena mempunyai berat jenis kurang dari 2 gr/cm3.
Keunggulan genteng tanah liat (lempung) selain murah, bahan ini tahan
segala cuaca dan lebih ringan dibanding genteng beton. Kualitas genteng
sangat ditentukan dari bahan dan suhu pembakaran, karena hal tersebut akan
menentukan daya serap air dan daya tekan genteng (Aryadi Y, 2010)
Beton sekilas
Menurut Pedoman Beton 1989, beton didefinisikan sebagai campuran
semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa
menggunakan bahan tambahan.
Perancangan Campuran Beton
Kelebihan Beton (Mulyono,2003) :
Perancangan campuran beton
1. Dapat dengan mudah dibentuk
dimaksudkan untuk mengetahui
sesuai dengan kebutuhan
komposisi dan proporsi bahankonstruksi.
bahan penyusun beton .
2. Mampu memikul beban yang
1. Metode America Concrete
berat.
Institute
3. Tahan terhadap temperatur yang
2. Portland Cement Association
tinggi.
3. Road Note No. 4
4. Nilai kekuatan dan daya tahan
4. British Standard, Departemen
Tahap
Pengerjaan
Beton relatif
:
(durability)
beton adalah
of Engoneering
Persiapan,
tinggi. penakaran, pengadukan,
5. Departemen Pekerjaan Umum
Pengangkutan,
penuangan
5.
Biaya pemeliharaan
yangadukan,
kecil.
(SK.SNI.T-15-1990-03)
pemadatan, finishing, curing.
6. Cara coba-coba
Tahap Pengujian Beton : Pengujian bahan, pengujian beton segar (berat
isi, slump test, dll), Pengujian beton keras (Uji kuat tekan, kuat lentur, kuat
tarik, modulus elastisitas)
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Dr.Techn. Ir. Sholihin
Hasil Penelitian
a.
penulis
Penggunaan
agregat
sebagai
pengganti
agregat
pada
berkisar
25%.
b.
c.
agregat
sebagian
alami
beton
(kerikil)
struktural
antara
10%-
Hendy Febriyatno;
a.
Universitas Gunadarma
a.
dapat
dengan
kekuatan
sedang
dengan
Pembuatan Beton
komposisiyang tepat.
;Pemanfaatan Limbah
b.
dimanfaatkan
a.
Hasil Penelitian
Agregat limbah memiliki persen penyerapan
agregat
sebelum
Penggunaan Limbah
pencampuran beton.
Konstruksi Sebagai
a.
b.
c.
Genteng Sebagai
Pengganti Agregat Kasar
digunakan
genteng
pada
mm.
a.
pecahan
b.
Komposisi
agregat
direncanakan
pecahan
genteng
dibawah
pecahan genteng.
S. DeVenny; Properties of
optimum.
in Concrete; Journal of
Material in Civil
a.
Pre
wet
dilakukan
dengan
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Khaloo (1994)
Hasil Penelitian
a.
Metode
pengadukan
saat
mixing
dilakukan bertahap
a.
a.
a.
RILEM 1994
a.
a.
Metode Penelitian
Alur Penelitian, Pembuatan Benda Uji, Perancangan campuran beton, Metode analisa Hasil, Jadwal penelitian
STUDY PUSTAKA
PROPOSAL
TRIAL MIX
PENGETESAN
ANALISA DATA
SELESAI
Pembuatan Benda
Uji Uji dengan FAS = 0,5 dan 0,7
Pembuatan
Benda
masing-masing :
Jumlah Benda Uji
Pengujian Beton
Jumlah
5%
10%
15%
24
12
12
Jumlah
56
Perancangan Campuran
Beton
Campuran dibuat berdasarkan komposisi campuran yang digunakan dalam SNI T-13-2002
yang digunakan untuk perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi
bangunan dan perumahan. Untuk membuat 1 m3 beton mutu fo = 26,4 Mpa (K 300),
slump (12 +2) cm, W/C = 0,52
Bahan :
PC
= 413 kg
Agregat Halus = 681 kg
Kerikil (maksimum 30 mm) = 1021 kg
Air W/C 0,5
= 215 Liter
Air W/C 0,7
= 290 Liter
Jumlah
Volume
Total
Volume
Benda
1 FAS
Uji (2
FAS)
6
3
3
6
3
3
24
12
12
0,15072 0,30144
0,25434 0,50868
0,162
0,324
0,16956 0,33912
56
0,73662 1,47324
1,76788
Volume 1 m3
PC
413
Volume satua
total
n
730,1 kg
Agregat Halus
681
1.204
kg
Genteng Genteng Genteng
Genteng
Agregat Kasar campuran
0%
5%
10%
15%
1021
215
290
Volume
PC
Agregat Halus
Agregat Kasar campuran
Kerikil (maksimum 30 mm)
PG = Pecahan Genteng
1021
1021
Satuan
1021
4084
7.220,1
kg
380,1 liter
512,7 liter
Harga
Satuan
51.700,00
982.300,00
197.206,00 197.206,00
0,90 m3 air
Total Biaya
(Rp.)
16.500,00
770.000,00
363.000,00
14.850,00
Data masing-masing benda uji dapat diperbandingkan satu sama lain. Dari hasil
perbandingan angka perilaku mekanik benda uji tersebut selanjutnya dapat
ditarik beberapa kesimpulan.
2 Grup B (5%
PG + 0,5
FAS)
3 Grup C (10%
PG + 0,5
FAS)
4 Grup D (15%
PG + 0,5
FAS)
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
5%
Uji Tekan
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
10%
Uji Tekan
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
15%
Uji Tekan
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
Kode Jumlah
Benda Benda
Uji
Uji
ATEK 16
6
ATAR 13
3
ALEN 13
3
AMOL
1-3
2
BTEK 16
6
BTAR 13
3
BLEN 13
3
BMOL
1-3
2
BTEK 16
6
BTAR 13
3
BLEN 13
3
BMOL
1-3
2
DTEK
1-6
6
DTAR
1-3
3
DLEN
1-3
3
DMOL
1-3
2
Grup E (0 PG
+ 0,7 FAS)
Grup F (5%
PG + 0,7
FAS)
Grup G (10%
PG + 0,7
FAS)
Grup H (15%
PG + 0,7
FAS)
Uji Tekan
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
5%
Uji Tekan
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
10%
Uji Tekan
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
15%
Uji Tekan
Uji Tarik
Uji Lentur
Modulus
Elastisitas
ETEK 16
ETAR 13
ELEN 13
EMOL
1-3
FTEK 16
FTAR 13
FLEN 13
FMOL
1-3
GTEK 16
GTAR 13
GLEN 13
GMOL
1-3
HTEK 16
HTAR 13
HLEN 13
HMOL
1-3
6
3
3
2
6
3
3
2
6
3
3
2
6
3
3
2
112
Jadwal Penelitian
TERIMA KASIH