PENDAHULUAN
1
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah
penelitian ini sebagai berikut :
1. Gempa bumi merupakan bencana yang sangat merusak.
2. Gempa bumi bisa merusak apa saja yang dilalui getaran seismicnya.
3. Banyak daerah di Indonesia yang rawan terjadi gempa bumi.
4. Banyaknya rumah hunian yang belum memadai konstruksi dan
pondasinya.
2
1.5 Tujuan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
terutama pada bidang Teknik Sipil dan Arsitektur, sehingga dapat
diterapkan pada pembangunan atau digunakan sebagai bahan untuk
mengajar.
2. Manfaat Praktik
Manfaat praktik pada penelitian ini adalah sebagai penduan bagi
masyarakat dalam membangun sebuah rumah, terutama bagi
masyarakat di sekitar daerah gempa agar rumah yang di huninya
bisa selamat dari gempa.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Foundation Design, 2010: 45). Maka dari itu, diperlukan pondasi yang kuat
untuk membangun sebuah rumah agar tercipta rumah yang aman.
5
ukuran 3S, 3SL, 2S, S, M dan L (Masahiro Hamasaki, Recovery of Japan,
2010: 125).
6
2.3 Kerangka Berpikir
Gempa bumi dapat terjadi kapan saja, meski telah ada tanda bahaya,
masih banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat, baik rumah tidak kuat
menahan gempa dan kerugian yang lainnya. Hal ini mengakibatkan saya
tertarik untuk mengkaji dan melakukan penelitian terhadap masalah tersebut
dan mencari solusi untuk mengatasinya.
Pada setiap penelitian pasti diperlukan adanya kerangka berpikir
sebagai pijakan atau sebagai pedoman dalam menentukan arah dari penelitian
agar penelitian tetap terfokus pada kajian yang akan diteliti. Alur kerangka
berpikir pada penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
7
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
8
dengan hasil
observasinya
Data primer, yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya(Martin Sitorangkir,
Panduan Penelitian, 2009: 38).
. data dikumpulkan oleh peneliti langsung dari penelitian dengan
membuat prototype.
9
Data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
cepat. dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu buku, artikel,
jurnal ilmiah serta situs internet yang masih bersangkutan dengan penelitian yang
dilakukan(Martin Sitorangkir, Panduan Penelitian, 2009: 38).
3.5.1 Tujuan triangulasi data dalam penelitian ini adalah untuk mengecek
kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain.
10
Triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber
data yang berasal dari buku, jurnal ilmiah dan observasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
11
4.1 Kesalahan kontruksi pada pembangunan rumah
12
4.4 Bahan bangunan harus seringan mungkin
13
4.6.1. Struktur Atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang
menahan beban gempa dalam arah X maka keruntuhan akan terjadi seperti,
diperlihatkan pada gambar berikut:
14
Gambar 2. Sistim batang pengaku yang diperlukan.
15
16
Gambar 4. kuda-kuda
Jika panjang dinding pada arah lebar (arah pendek) lebih besar dari 4
meter maka diperlukan batang pengaku horisontal pada sudut untuk
17
memindahkan beban dari batang pengaku pada bidang tegak dinding daIam
arah X dimana elemnen-elemen struktur yang menahan beban gempa utama.
Sekali lagi ring balok juga harus menerus sepanjang dinding dalam arah X dan
Y
Sebagai pengganti penggunaan batang pengaku diagonal pada sudut,
ada 2 (dua) alternatif yang dapat dipilih oIeh perencana;
Ukuran ring balok dapat diperbesar dalam arah horisontal, misalnya 15 cm
menjadi 30cm atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam perhitungan. Ring
bolok ini dipasang diatas dinding dalam arah X.
Dipakai langit-langit sebagai diafragma, misalnya plywood.
Untuk beban gempa arah Y, sistim struktur dibuat untuk mencegah ragam
keruntuhan. Untuk mengalirkan gaya dari atap kepada dinding dalam arah Y,
salah satu alternatif diatas dapat dipilih yaitu penggunaan batang pengaku
horisontal ring balok atau memakai langit-langit sebagai diafragma.
18
Beban gempa yang bekerja pada arah Y ditahan dengan cara yang sama
dengan arah X sebagal sistem struktur utama yang mana dinding harus mampu
menahan beban gempa yang searah dengan bidang dinding, dinding juga harus
mampu menahan gempa dalam arah yang tegak lurus bidang dinding.
Dengan alasan ini maka dinding bata (tanpa tulangan) harus diperkuat dengan
kolom praktis dengan jarak yang cukup dekat. Sebagai pengganti kolom praktis
ini dapat dipakai tiang kayu.
19
Akhirnya sloof memindahkan gaya-gaya datar tersebut ke pada tanah
yang ditahan oleh daya dukung tanah dan tekanan tanah lateral.
Rumah yang terbuat dari kayu dengan lantai kayu dan pondasi kayu seperti
gambar-gambar di bawah ini memerlukan batang pengaku untuk mencegah
keruntuhan.
20
Gambar 7. detail
21
Gambar 8. detail A.
22
Gambar 9. detail B.
23
Gambar 11. detai D.
24
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Implikasi
Dari apa yang sudah saya tulis di atas dapat diketahui bahwa penelitian
tersebut berdampak baik pada sektor pendidikan , terutama dibidang Teknik
Sipil dan Arsitektur. pada sektor masyarakat , penelitian ini bisa bermanfaat
untuk mengoreksi pada huniannya apakah sudah tahan dari gempa apa belum
dan juga bermanfaat untuk pembangunan hunian kedepannya.
5.3 Saran
Waspadalah bencana alam, salah satunya gempa bumi, karena kita tidak
dapat mengetahui kapan gempa bumi itu datang dan dapat merugikan harta dan
jiwa kita, maka dari itu dalam membangun suatu tempat tinggal haruslah
menggunakan prinsip-prinsip dan teknik yang benar.
25