Dosen:
Dr. Eko Yuli Handoko, S.T., M.T.
Disusun Oleh:
Nabil Amirul Haq (6016202002)
Variasi spasial efek umumnya berfrekuensi rendah dan terutama terkait dengan
regionalisasidari aktivitas ionosfer (daerah ekuator, lintang menengah dan daerah
ouroral).
Variasi temporal efek ionosfer bisa berfrekuensi tinggi (scintillation), menengah
(variasi hariandan musiman) maupun rendah (variasi 11 tahunan).
Untuk mereduksi effek ionosfer ini adalah:
Gunakan GPS dengan 2 frekuensi (L1,L2)
Penggunaan 2 frekuensi ini adalah untuk memperkuat sinyal, jadi
apabilla Frekuensi pembawa 1 adalah L1, maka fungsi L2 adalah
memperkuat sinyal L1 hinggal sinyal bisa sampai ke receiver.
Lakukan differencing data pengamatan
Maksud dari differencing survei adalah melakukan
pengamatan/pengukuran dengan menggunakan 2 GPS geodetik atau lebih
supaya hasil yang didapat dari beberapa receiver tersebut dapat di
differensial kan satu sama lain.
Baseline yang pendek
Saat pengukuran akan lebih baik apabila jarak antar baseline tidak
terlalu jauh, karena apabila baseline terletak terlalu jauh
maka hasil differrensial juga akan semakin kurang teliti karena
terpengaruh oleh efek kelengkunga bumi salah satunya.
Pengamatan pada pagi atau sore hari
Pada saat melakukan pengamatan di siang hari ion-ion di lapisan
ionosfer akan mengalami bias yang cukup besar karena pengaruh dari sinar
matahari yang sangat terik. Ion-ion tersebut akan bereaksi terhadap
banyaknya intensitas cahaya matahari yang panas.
Sedangkan pada malam hari lapisan ion di ionosfer akan
terkondensasi karena lapisan udara pada malam hari cenderung lebih pekat
dan lebih rapat daripada pagi, siang atau sore hari.
Gunakan model prediksi global ionosfer.
Gunakan parameter koreksi yang dikirim oleh sistem satelit.
c. Bias Tropospher
Ketika snyal GPS masuk ke lapisan troposfer akan terjadi refraksi yang
menyebabkan adanya perubahan kecepatan dan arah, beberapa cara untuk mereduksi
efek ini adalah:
Differencing data pengamatan.
Perpendek baseline.
Diusahakan pada ketinggian dan metrologis yang sama.
Menggunakan model koreksi lokal troposfer.
Menggunakan pengamatan water vapor radiometer (WVR) untuk
mengeliminasi besarnya komponen basah.
Estimasi besaarnya parameter bias troposfer dalam bentuk zenit scale factor
untuk setiap lintasan satelit.
Gunakan parameter koreksi yang dikirimkan oleh sistem WADGPS.
d. Multipath
Multipath adalah pantulan dari benda-benda disekitar receiver. Ada beberapa
pendekatan dalam menghadapi multipath:
Hindari lingkungan yang reflektif.
Gunakan antena GPS yang baik dan tepat.
Gunakan bidang dasar antena pengabsorsi sinyal.
Jangan amati satelit yang berelevasi rendah.
Lakukan pengamatan yang relatif panjang.
e. Ambiguitas Fase
Ambiguitas fase adalah jumlah gelombang penuh yang tidak terukur oleh GPS.
Ambiguitas ini merupakanbilangan bulat. Pada One-Way dan single difference,
ambiguitas ini tidak bisa dipisahkan dengan kesalahan dari jam satelit dan receiver,
sedangkan pada pengamatan double difference efek dari kesalahan jam receiver dan
satelit sudah dieliminasi sehingga sifat kebulatan harganya dapat ditentukan.
f. Cycle Slips
Cycle slips adalah ketidak kontinyuan dalam jumlah gelombang penuh dari
fase gelombang pembawa yang damati karena terputus dalam pengamatan sinyal.
Cycle slips ini disebabkan :
Mematikan dan menghidupakan receiver.
Terhalangnya sinyal untuk diterima olwh antenna.
Rendahnya ratio signal to noise.
III. GLONASS
GLONASS adalah singkatan untuk Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya Sistema,
sistem GLONASS saat ini dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Rusia. Sistem ini
pertama kali dimulai oleh Uni Soviet, dan saat ini berada di bawah naungan Commonwealth
of Independent States (CIS). GLONASS merupakan satelit navigasi global yang dapat
memberikan informasi posisi, kecepatan, dan waktu di permukaan bumi yang beroperasi
dengan cakupan global seperti GPS (Abidin, 2001).
2.1 Segmen GLONASS
Pada dasarnya, segmen dari GLONASS mirip seperti segmen GPS dan satelit navigasi
global lainnya. GLONASS mempunyai tiga segmen yaitu ruang angkasa (satelit), pengontrol,
dan penerima atau pengguna.
Segmen ruang angkasa (satelit) bertugas untuk menerima dan menyimpan data
yang ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol, serta menyimpan dan
menjaga informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam atom pada
satelit), dan juga memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke receiver.
GLONASS memiliki 24 satelit dengan 21 satelit aktif dan 3 satelit cadangan,
tinggi orbit satelitnya adalah 19100km, memiliki 3 bidang orbit dengan 8 satelit
tiap orbitnya, inklinasi orbit 64,80, periode revolusi dari GLONASS adalah 11 jam
16 menit.
Gambar 7. Segmen Ruang Angkasa GLONASS
(Petrovacki dkk, 2010)
Segmen kontrol pada GLONASS terdiri dari System Control Center (SCC) yang
terletak di wilayah Moskow, dan beberapa stasiun Telemetry, Tracking, dan
Control (TT & C) yang terdistribusikan ke seluruh wilayah Rusia. Segmen
Kontrol Darat melakukan tugas sebagai berikut:
Pemantauan orbit kontelasi
Menyesuaikan parameter orbit satelit secara berkelanjutan
Sinyal GLONASS Serupa dengan GPS, setiap satelit GLONASS mentransmisikan dua
kode (C / A dan P) serta sinyal navigasi pada dua frekuensi (L1 dan L2) yang
memungkinkan untuk menghilangkan kesalahan signal dari ionosfer. Frekuensi rata-rata
untuk L1 adalah di sekitar 1602MHz (antara 1597 dan 1617MHz) dan untuk L2 adalah 1246
MHz (antara 1240 dan 1260MHz), kedua kanal tersebut masih menggunakan sistem
Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang berbeda dengan satelit GNSS yang
lainnya yang menggunakan CDMA. Satelit GLONASS-K yang merupakan satelit terbaru
telah menggunakan sistem CDMA dengan kanal L3 pada frekuensi 1207,14MHz. Beberapa
waktu kemudian, satelit GLONASS-KM sudah mampu memancarkan sinyal pada frekuensi
L5 atau 1176,45MHz (Stupak, 2010).
2.3 Kesalahan dan Bias GLONASS
Untuk jenis kesalahan dan bias, serta cara untuk mereduksinya pada GLONASS sama
dengan pada GPS maupun satelit lain pada GNSS.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Abidin, H. Z. 2007. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
Bakara, J. 2011. Perkembangan Sistem Satelit Navigasi Global dan Aplikasinya. Berita
Dirgantara Vol. 12 No. 2 Juni 2011: 38-47.
El-Rabbany, Ahmed. 2006. Introduction to GPS. Boston: Artec House.
Seeber, G. 2003. Satellite Geodesy, 2nd completely revised and extended edition. Berlin: Walter
de Gruyter.
Petrovacki, Dusan, dkk. 2010. GNSS-Status and Perspective. Novi Sad: National Society for
Process Techniques and Energy in Agriculture.
Stupak, Grigory. 2010. GLONASS Status and Development Plans. Turin: 5th Meeting of the
International Committee on GNSS.