Anda di halaman 1dari 133

Perbandingan Aplikasi

GNSS
Nama : Shinta Angelina
NRP : 03311940000005
Kelas : B
Pendahuluan
• GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai
waktu, secara kontinu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca,
kepada banyak orang secara simultan. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak
diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasiaplikasi yang menuntut
informasi tentang posisi.

• Saat ini GPS sudah banyak tersedia secara komersil dalam perangkat
smartphone berbasis android,diantaranya GPS Essentials , GPS Status and
Toolbox,GPS Test, GPS Info ,GPS Status,GNSS View yang dapat menghasilkan
informasi satelit dan posisi secara instan
GPS Essentials
A.Definisi
GPS Essentials adalah aplikasi sederhana
yang memberikan bantuan bagi
penggunanya untuk mengetahui posisinya
berada.

Aplikasi ini mudah didapat serta tersedia


di Play Store dan pastinya aplikasi ini Free
karena aplikasi ini mengusung program
Open Source.

Fitur menu yang tersedia pada aplikasi ini


berfungsi untuk Navigasi, Mengelola Titik
Arah, Tracks, Rute, dan Dashbord dengan
45 widget
Gambar 1.Tampilan Awal Aplikasi
Analisa Aplikasi Penggunaan GPS Essentials
Lokasi Positioning : Kesamben ,Blitar

Berdasarkan hasil positioning yang terletak di Kesamben,Blitar


menggunakan GPS Essentials didapatkan data sebagai berikut :
• Lintang : 8°8.79’S
• Bujur : 112°21.8’E
• Akurasi : 12.4ft = 3.779520 m
• Berdasarkan analisa
positioning
menggunakan GPS
Essentials didapatkan
jumlah satelit yang
terpakai sebanyak 13
buah satelit GPS
GNSS View
• Definisi :
GNSS View merupakan suatu aplikasi yang menawarkan
fitur konstalasi satelit di langit (luar angkasa) pada waktu
yang ditentukan dan lokasi dimana informasi yang
diberikan berdasarkan informasi orbit untuk positioning
satelit.

• Jenis Satelit yang dapat ditemukan :


1. Michibiki
2. GPS
3. GLONASS (Rusia)
4. Beidou (China)
5. Galileo (Eropa)
6. Satellite-based Augmentation System (SBAS)

4 sistem satelit selain GPS dan Michibikin,di kalkulasi


berdasarkan informasi orbit yang tertera secara publik dari
North American Aerospace Defense Command (NORAD).
Tampilan Awal GNSS View
Analisa Penggunaan GNSS VIEW
Lokasi Positioning : Jalan Raya Kesamben,Kecamatan Kesamben,Kab.Blitar

Jumlah sistem satelit yang teramati pada Letak sistem satelit yang teramati pada
lokasi lokasi
• Pada hasil pengamatan didapatkan data bahwa sistem satelit GNSS yang terlihat
sebanyak 74 pada pukul 22.00 WIB,diantaranya :
1. QZS : 4 buah
2. BDS : 31 buah
3. GPS : 12 buah
4. Galileo : 10 buah
5. GLONASS : 10
6. SBS :7

• Dari gambar tersebut juga ditampilkan letak sistem satelit yang tertera pada lokasi
secara real time dengan cara “klik” menu “AR display”.

• Terlihat pada menu “AR Display” pada lokasi yang ditentukan terdapat letak satelit
dan jenis satelit apa yang terlihat pada layar yakni :
1. BDS
2. QZS
3. GLONASS
4. Galileo
GPS
Status &
Toolbox
• Definisi :
Seperangkat alat virtual yang dapat menampilkan
seluruh informasi dan data GPS untuk Android dari
sensornya, termasuk lokasi dan intensitas sinyal
satelit, kecepatan, akselerasi, inklinasi, gerakan,
dan status baterai.

Selain itu, GPS Status and Toolbox juga memiliki


kompas magnetik, waterpas, dan fitur penyimpan
markah ke GPS

Tampilan GPS Status &


Toolbox
• Lokasi Positioning : Jalan Raya
Kesamben,Kec.Kesamben ,Kab.Blitar.

• Koordinat lokasi pengambilan data :


- Latitude : 8°8.7850’S
- Longitude : 112°21.8010’E

• Jumlah satelit yang digunakan dan terlihat : 33/46

• Error : 3.8 m

Tampilan GPS Status &


Toolbox
GPS TEST
A.Jumlah satelit pada pengamatan
menggunakan GPS Test B.Koordinat Lokasi berdasarkan GPS Test
• GPS Test memiliki kemampuan untuk melihat
secara sekaligus informasi berupa
ketinggian,koordinat,arah kompas,sinyal satelit

• Software ini terdiri dari beberapa sistem


satelit,yakni :
1. GPS
2. GLONASS
3. GALILEO
4. SBAS
5. BEIDOU
6. QZSS

Tampilan GPS Test


C.Fitur Kompas pada GPS Test

• Didapatkan koordinat lokasi sebesar :


- Latitude : 8°8’47.312”S
- Longitude : 112°21’48.104”E

• Jumlah Satelit : 16 buah

• Akurasi : 3 m
GPS TEST
A.Jumlah satelit pada pengamatan B.Keterangan simbol satelit pada GPS Test
menggunakan GPS Test

Berdasarkan lokasi didapatkan


informasi yakni :
• Lintang : 8.1463797°S
• Bujur : 112.3633668°E
• Ketinggian : 249.1 m
• Jumlah satelit : 19 buah
• GPS Test memiliki kemampuan untukmenampilkan
informasi secara real time terkait GNSS dan SBAS
satellites

• Software ini terdiri dari dua sistem satelit,yakni :


 GPS (USA Navstar) (L1, L2, L3, L4, L5)
 Galileo (European Union) (E1, E5, E5a, E5b, E6)
 GLONASS (Russia) (L1, L2, L3, L5)
 QZSS (Japan) (L1, L2, L5, L6)
 BeiDou/COMPASS (China) (B1, B1-2, B2, B2a, B3)
 IRNSS/NavIC (India) (L5, S)
 Various satellite-based augmentation systems SBAS
(e.g., GAGAN, Anik F1, Galaxy 15, Inmarsat 3-F2,
Inmarsat 4-F3, SES-5) (L1, L5)

• Pada tampilan awal terdapat informasi koordinat


lokasi,waktu pengambilan data,ketinggian,

Tampilan GPS Test


GPS INFO
• GPS Info adalah suatu software yang
menyajikan informasi tentang satelit
BEIDOU,GPS,GLONASS menggunakan
sensor yang ada di smartphone .

• Software ini telah mengembangkan


kemampuan melihat satelit
menggunakan Augmented Reality.

• Aplikasi ini berisi informasi


lokasi,ketinggian,dan bahkan dapat
melacak keberadaan saat tidak
tersambung pada internet

Tampilan GPS Info dan


Jumlah Satelit
Positioning GPS Info Informasi waktu GPS Informasi Lokasi
Info Positioning
Berdasarkan penggunaan software GPS Info didapatkan
informasi yakni :
• Jumlah satelit : 30/45
• Lintang : 8°8’8.47”S
• Bujur : 112°21’48”E
• Altitude : 246 meter
• Akurasi : 6 m
GPS STATUS
• Pada software GPS status kita
dapat melihat kekuatan sinyal
satelit yang terpakai.

• Terdapat informasi mengenai


kekuatan sinyal satelit yang
digunakan

• Software ini tersambung pada


perangkat Google Maps sehingga
dapat menampilkan informasi
lokasi melalui Google Maps

Tampilan Awal GPS Status


dan Jumlah satelit
Menu Kompas pada GPS Kekuatan sinyal satelit
Lokasi Positioning
Status
• Berdasarkan penggunaan GPS status dengan lokasi Positioning yang
ditentukan didapatkan informasi yakni :
 Lintang : 8°8’47”S
 Bujur : 112 °21’48”
 Jumlah satelit : 18/31
 Akurasi : 11 m
 Ketinggian : 241 m
GNSS TOOL
• Dikembangkan oleh CHC Technology Co.,
Ltd.GNSS Tool merupakan software
konfigurasi receiver sederhana.Software ini
dapat menampilkan segala output data NMEA
untuk penerima

• Support Bluetooth, WIFI and demonstration


connection. Pada fitur “Demonstration
Connection” memungkinkan pengguna untuk
memasukkan koordinat posisi dan
mensimulasikan menjadi posisi saat ini

• Pada tampilan awal GNSS Tool terdapat


informasi berupa koordinat dengan Lokasi
Positioning adalah BPN Kota Blitar
Tampilan Awal GNSS Tool
Fitur “Connect” pada GNSS Tool Fitur “Sky Plot”

Sebelum mengetahui
informasi koordinat Posisi satelit dan
posisi,klik fitur “connect” jenis satelit yang
kemudian klik “device type” digunakan disertai
dan pilih “local” kemudian informasi kekuatan
atur “device id” sebagai sinyal satelit
“local android”
Daftar satelit yang digunakan diserta informasi elevasi dan azimuth
Berdasarkan penggunaan software GNSS Tool didapatkan informasi
yakni mengenai koordinat lokas positioning pada BPN Kota Blitar,Jawa
Timur :
• Lintang : 8°5’42.192”S
• Bujur : 112°10’25.954”E
• Jenis Satelit yang digunakan : GPS ,GLONASS,SBAS,GALILEO,BEIDOU
TERIMAKASIH
Perbandingan Aplikasi
GNSS Level 3 & 4
Nama : Shinta Angelina
NRP : 03311940000005
Kelas : B
Pendahuluan
• Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan sistem penentuan posisi
berbasis antariksa yang terdiri dari satu atau lebih konstelasi satelit dan
infrastruktur augmentasi yang diperlukan untuk mendukung tujuan kegiatan
berupa posisi, navigasi dan waktu dan tersedia selama 24 jam dimanapun
pengguna berada di seluruh permukaan bumi (Hofmann dan Wellenhof, 2008).
Saat ini pemanfaatan teknologi ini telah banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi, seperti transportasi, pemetaan, survei, pertambangan dan lain-lain

• Saat ini data GNSS dapat diperoleh dengan mudah dalam berbagai format
melalui smartphone berbasis Android maupun IOS.Oleh karena itu akan dibahas
mengenai perbandingan aplikasi GNSS level 3 dan 4.
A.Definisi
• GNSS Compare adalah aplikasi Android
pemenang yang dikembangkan oleh
Galfins Team (https: // gnss-compare
.readthedocs.io / en / latest /
team.html) sebagai bagian dari
kompetisi European Space Agency
(ESA) internal yang disebut Galileo
Smartphone App Challenge
diperkenalkan pada bulan Oktober
2017.

• Konstelasi GNSS Compare yang


didukung: hanya Galileo, GPS saja,
Galileo & GPS digabungkan

Gambar 1.Tampilan Awal Aplikasi


Analisa Aplikasi Penggunaan GNSS COMPARE
Lokasi Positioning : Kesamben ,Blitar
2.Setting log data yang ingin 3.Output format data GNSS
1.Setting Satelit yang ditampilkan Compare
digunakan pada aplikasi
• Raw data yang terukur
pada GNSS Compare
Geo++ Rinex
Logger
• Definisi :
Geo ++ RINEX Logger menggunakan layanan API Android
terbaru untuk mencatat data pengukuran GNSS mentah
ke dalam file RINEX termasuk pseudorange, rentang delta
yang terakumulasi, frekuensi doppler, dan nilai noise.
Sejauh ini, mendukung GPS / GLONASS / GALILEO /
BDS / QZSS untuk L1 / L5 / E1B / E1C / E5A
(sebagaimana didukung oleh perangkat) dan telah berhasil
diuji pada banyak perangkat.

• File-file disimpan di direktori "Geopp_RINEX_Logger" di


dalam direktori root penyimpanan internal smartphone

Tampilan Awal Geo++ Rinex


Logger
Analisa Penggunaan Geo++ Rinex Logger
Lokasi Positioning : Jalan Raya Kesamben,Kecamatan Kesamben,Kab.Blitar

Fitur “start logging” untuk memulai


Lokasi Output file yang tersimpan pengukuran data,dan fitur “mode” dapat
dipilih kinematic maupun static
Format Data Rinex Pada Geo++ Rinex
Logger
• Pada hasil pengamatan didapatkan data bahwa sistem satelit GNSS yang terlihat
pada pukul 21.48 WIB,diantaranya :
1. QZSS : 1 satelit dengan frekuensi L1
2. BDS : 0 satelit
3. GPS : 8 satelit dengan frekuensi L1
4. Galileo : 2 satelit
5. GLONASS : 1 satelit dengan frekuensi L1
Rinex On
• Definisi :
Merupakan aplikasi pengukuran data mentah API
menghasulkan file pesan navigasi dan observasi rinex.
Aplikasi ini ditulis oleh NSL sebagai bagian dari proyek
FLAMINGO (https://www.flamingognss.com/)

• Fitur :
1. DUAL FREQUENCY: Mendukung chipset GNSS
frekuensi ganda
2. Aplikasi saat ini menghasilkan file pengamatan RINEX
untuk konstelasi GPS, GLONASS, dan Galileo
3. Skyplot disertakan untuk mencetak satelit GPS,
GLONASS, Galileo dan Beidou.
4. Plot kekuatan sinyal disertakan untuk menunjukkan
masalah saat ini dengan pengambilan sinyal penerima.
5. dll

Tampilan aplikasi dan jenis,jumlah


satelit yang digunakan
1.Positioning Rinex 2.Fitur plot kekuatan
On sinyal Rinex On 3.Skyplot Rinex On
Data Rinex dari Rinex On

Pada penggunaan aplikasi


rinex on,saya belum berhasil
medapatkan file navigasi dari
aplikasi Rinex On untuk diolah
dalam software GLAB
GNSS
LOGGER
• Definisi :
Gnss Logger oleh Google memungkinkan
analisis mendalam dan pencatatan semua
jenis lokasi dan data sensor seperti GPS
(Global Positioning System), lokasi jaringan,
dan data sensor lainnya.

Tampilan awal GNSS Logger


1.Positionin GNSS 2.Sky Plot GNSS 3.Plot Kekuatan
Logger Logger sinyal satelit
4.Plot pseudorange 5.Status dan Informasi
residu satelit
GNSS DATA
RECORDER
• Definisi :
GNSS Data Recorder menyediakan data
GNSS real-time dari smartphone. Ini
menunjukkan status satelit, sky-plot,
atau bahkan merekam dalam format
yang berbeda, seperti pengukuran
mentah Google yang kompatibel dengan
Analisis GNSS Google, RINEX 3.03,
NMEA.

• Pada review aplikasi GNSS Data


Recorder saya menampilkan melalui
review Google Play dikarenakan aplikasi
force stop di smartphone

Tampilan Awal Aplikasi


1.Fitur Positioning 3.Informasi koordinat
Aplikasi 2.Sky Plot Aplikasi dengan satuan rad/s
4.Status dan Informasi
satelit yang digunakan
RTK GPS+
•Definisi :
Aplikasi ini dapat menghitung
posisi GPS yang tepat
menggunakan algoritma RTKLIB
(RTK atau PPP) tetapi untuk ini
Anda perlu GPS -external-
didukung dengan output fase
pembawa mentah.Pada review
aplikasi ini saya menampilkan fitur
fitur yang tersedia melalui Google
Play

Tampilan awal dan


setting aplikasi
3.Fitur positioning
1.SNR Rover Base 2.Fitur skyplot aplikasi aplikasi
4.Positioning mode aplikasi
Lefebure
NTRIP Client
• Definisi :
Aplikasi penghubung ke penerima GPS atau
GNSS akurasi tinggi, streaming data koreksi
DGPS atau RTK ke penerima melalui NTRIP
melalui koneksi Internet telepon. Catat data
posisi NMEA dari penerima itu ke file di kartu
SD. Jadikan data posisi NMEA dari penerima
eksternal tersedia untuk aplikasi Android
lainnya. Pada aplikasi ini saya mereview
penggunaan aplikasi melalui Google Play.

Tampilan awal aplikasi


1.Tampilan awal dan 2.Pengaturan pada 3.Pengaturan receiver
start raw data aplikasi data aplikasi
4.Raw data yang terukur pada aplikasi
PERCOBAAN
APLIKASI
GLAB
Saat mencoba memasukkan data rinex melalui software RINEX ON
pada aplikasi gLAB,percobaan terhenti dikarenakan Format file
gLAB tidak ter “run”,hal ini dapat disebabkan karena adanya
perbedaan format Rinex yang terbaca pada gLab dan
ketidaksedianya format file “navigation rinex”
TERIMAKASIH
Tugas Responsi 4 GNSS

Nama : Shinta Angelina


NRP : 03311940000005
Kelas : B
1.Geotagging
Menggunakan Arcgis
Collector
DEFINISI

Geo- tagging adalah "penanda tempat".


Artinya, fungsi ini digunakan untuk
menandai di lokasi mana foto diambil
menggunakan kamera tersebut. Fasilitas
Geo Tagging hanya bisa diaktifkan jika kita
juga mengaktifkan fungsi GPS (Global
Positioning System) pada ponsel. Nantinya,
dalam foto anda akan ditandai di
koordinat mana gambar diambil yang
selanjutnya akan bisa dilihat dari Google
maps atau aplikasi navigasi lainnya.Salah
satu aplikasi yang dapat digunakan untuk Contoh Geotag pada lokasi
Geotag adalah Arcgis Collector
Penggunaan Arcgis Collector dalam Melakukan Geotag

1.Fitur Pemilihan Jenis Peta 2.Fitur peta dasar  imagery hybrid 3.Fitur basemap Imagery Hybrid
• Untuk melakukan geotag,klik fitur “+” pada pojok • Klik pada lokasi yang ingin
kanan bawah.Dan akan muncul tampilan seperti ditandai,kemudian akan muncul koordinat
pada gambar disamping. lokasi.Isi nama lokasi pada bagian “Facility
• Kemudian pilih legenda yang sesuai.Pada geotag Indentifier” dan tambahkan foto
ini saya memilih fitur concrete pada sebuah lokasi.Disini saya mengambil 6 titik
bangunan berbeda
• Beri nama pada Lokasi,disini
lokasi saya adalah sebuah toko • Informasi yang
• Lampiran foto
denga material “concrete” ditampilkan pada
hasil geotag lokasi
kemudian akan muncul koordinat geotag lokasi
lokasi
Hasil Objek Geotag 6 titik

2.Objek Pohon 3.Objek Tiang Listrik


4.Objek Pohon 5.Objek Bangunan
6.Objek Bangunan Sekolah Pada geotagging yang saya
lakukan,terdapat beberapa legenda
yang sudah tertera otomatis pada
peta ,sehingga dalam melakukan
geotagging saya menyesuaikan
objek sesuai dengan legenda.Untuk
keterangan legenda dapat dilihat
pada gambar berikut.
2.PERBANDINGAN 2 FILE
RINEX
DEFINISI
• Rinex atau Receiver Independent Exchange merupakan sebuah format data
yang belum diolah (.rnx) yang dihasilkan dari sebuah pengukuran
menggunakan receiver GPS.

• Untuk mengerti informasi tentang kondisi satelit, orbit satelit maupun yang
lainnya yang disampaikan ke receiver GPS, data tersebut tidak dapat
dilakukkan pembacaan secara langsung tanpa mempelajari format rinex
terlebih dahulu.

• Sampai saat ini, dua versi format rinex telah dikembangkan dan dipublikasikan.
Untuk rinex versi pertama, dipublikasikan dan diterima oleh International
Geodetic Symposium on Satellite Positioning in Las Cruces tahun 1989.
Sedangkan, untuk format rinex versi kedua dipublikasikan dan diterima oleh
Second International Symposium of Precise Positioning with the Global
Positioning System in Ottawa tahun 1990, dapat digunakan untuk sistem satelit
yang lainnya, misalnya sistem satelit milik Rusia (GLONAS)
Membaca File Observation Rinex Data
1.Data Rinex 1 Sistem satelit (Mixed ->
GPS+GLONASS,atau lainnya
Format Rinex
Versi Data Tanggal Pembuatan File
Rinex
Koordinat Kartesian 3D
Pendekatan(X,Y,Z

Header Section

Waktu Mulai Pengamatan (urutan-


>tahun,bulan,hari,jam,menit,detik)

Data Section
Waktu pengamatan Epoch (secara berurutan -> tahun,bulan,hari,jam,menit,detik)

Gambar dibawah merupakan bentuk data record pada data RINEX. Data yang diberi tanda merah
merupakan data yang dihasilkan oleh satelit observasi nomor R02.Keterangan CI, L1, D1, S1 tipe
observasi. Berikut ini adalah rincian data satelit R02 dibawah :

• C1 : L1 Pseudorange -> 20541045.030


m

• L1 : Carrier Phase (Frekuensi ke 1)->


0.000 Full Cycles

• D1 : Doppler Frequency -> -1733.050


Hz

• S1 : Signal to Noise Ratio -> 23.600


dB

C1 L1 D1 S1
2.Data Rinex 2 Sistem satelit -> GPS
Format Rinex
Tanggal
Pembuatan file

Secara berurutan :
• Koordinat • No receiver : 1225
pendekatan : • Tipe receiver : SEPT
X = 5105509.7546 POLARX2
Y = 555200.6252 • Versi receiver : 2.7.0
Z = 3769790.2558 • Tipe Antena :
• Tinggi Antena : SEN67157596+CR
1.1113
• Eksentrisitas • 5 : Jumlah tipe
antenna (E dan observasi yag
N) : -0.3808 , - tersimpan pada file
0.0234 • C1,L1,L2,P2,P1 : Tipe
observasi

• Interval Pengamatan
: 30.000 s
• Waktu pengamatan
(secara berurutan) -
>
tahun,bulan,tanggal,j
am,menit,detik
• Waktu pengamatan Epoch (secara berurutan -> tahun,bulan,hari,jam,menit,detik) : 09,6,30,0,0,0.000

• Gambar diatas merupakan record dalam pengamatan epoch. Berdasarkan hasil praktikum dan data record
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 10 satelit dalam epoch tersebut yaitu
G22,G7,G3,G6,G11,G32,G8,G16,G18,G19

Gambar disamping merupakan bentuk data


record pada data RINEX. Data yang diberi
tanda merah merupakan data yang
dihasilkan oleh satelit observasi nomor
G22.Keterangan CI, L1,L2, P2,P1 tipe
observasi. Berikut ini adalah rincian data
satelit G22 dibawah :
• C1 : L1 Pseudorange C/A Codes ->
21588975.128 m
• L1 : Carrier Phase (Frekuensi ke 1)->
113450866.879 Full Cycles
• L2 : 88403263.690 Full Cycles
• P2(L2 Pseudoranges P code(frek. Ke-2)) :
21588969.447 m
• P1 (L1 Pseudoranges P code(frek. Ke-1)) :
21588974.094 m
C1 L1 L2 P2 P1
Perbedaan Data Rinex 1 dan 2

Pengamatan Data Rinex 1 Data Rinex 2 (Glab)

- • L1/L2 Wavelength Factor : 1 ( Full Cycle


Ambiguitas)
Wave Length
• L1/L2 Wavelength Factor : 1 ( Full Cycle
Ambiguitas)

Interval Pengamatan - 30 s

Jumlah satelit - 10 satelit

Tinggi Antena - 1.113

Eksentrisitas Antena -
-0.3808 dan -0.0234
(E dan N)
• G 8 C1C L1C D1C S1C C5X L5X D5X S5X
• R 4 C1C L1C D1C S1C
Tipe Observasi • E 8 C1C L1C D1C S1C C5X L5X D5X S5X • 5 C1 L1 L2 P2 P1
• C 4 C2I L2I D2I S2I
• J 8 C1C L1C D1C S1C C5X L5X D5X S5X
3.Website RTK di Indonesia
RTK (Real Time Kinematic)

• Real-Time Kinematic Global Navigation


Sattelite System. Real Time artinya pada
saat itu juga dan kinematis artinya
bergerak. Sehingga bisa diartikan
penentuan posisi metode RTK adalah
penentuan posisi yang dapat memperoleh
koordinat saat itu juga, walapun dalam
kondisi alat bergerak-gerak.

Ilustrasi Konsep RTK


• Pada aplikasi ini akan ditampilkan salah satu website penyedia data RTK di Indonesia
melalui http://nrtk.big.go.id .

• Langkah dalam melihat data RTK di Indonesia adalah login pada website
nrtk.big.go.id.Jika tidak memiliki akun dapat membuat akun terlebih dahulu dan verifikasi
melalui email yan telah dicantumkan seperti pada gambar dibawah.

Tampilan website ketika sudah melakukan login


• Pada website ini ditampilkan
salah satu contoh data titik RTK
di wilayah Depok seperti pada
gambar dibawah.Terdapat
beberapa informasi yang
ditampilkan seperti :
 Jenis data : Bako
 Latitude : 6° 29' 28'' S
 Longitude : 106° 50' 56'' E
 Tinggi : 158.1m
 Tipe receiver : LEICA GR50
 Tipe Antenna : LEIAR20 LEIM
 Tinggi vertikal antenna : 1.648 m
• Kemudian ditampilkan salah
satu contoh data titik RTK di
wilayah Semarang seperti pada
gambar disamping .Terdapat
beberapa informasi yang
ditampilkan seperti :
 Jenis data : csem
 Latitude : 6° 59' 14'' S
 Longitude : 106° 50' 56'' E
 Tinggi : 37.7 m
 Tipe receiver : LEICA GR50
 Tipe Antenna : TPSCR.G3 TPSH
 Tinggi vertikal antenna : 0.00 m
TERIMAKASIH
Tugas Responsi 5 GNSS
Pengolahan Data Rinex SRGI
Melalui GLAB
Nama : Shinta Angelina
NRP : 03311940000005
Kelas : B
1. Definisi gLAB
DEFINISI
• gLAB adalah rangkaian alat perangkat
lunak yang dikembangkan di bawah
Kontrak Badan Antariksa Eropa (ESA)
oleh kelompok penelitian Astronomi dan
Geomatika (gAGE) dari Universitas
Politecnica de Catalunya (UPC)

• gLAB melakukan pemodelan presisi data


GNSS yang dapat diamati (fase semu dan
pembawa) pada tingkat cm ,
memungkinkan penentuan posisi GPS
mandiri. gLAB disesuaikan dengan
berbagai format standar seperti file
RINEX-3.00, SP3, ANTEX dan SINEX,
antara lain.
2.Metode Pengukuran GPS Statik dan
Kinematik
a.Statik
• Metode statik singkat (rapid static) merupakan salah satu metode GPS statik dengan waktu
pengamatan lebih singkat, penggunaannya untuk menentukan koordinat titik-titik kontrol yang relatif
dekat serta berorde ketelitian yang relatif lebih rendah [Abidin, 2011].

• Pada metode pengukuran statik,titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak, pengamatan
yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data pengamatan bisa menggunakan
pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post
process), keandalan dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di sampai centimeter, dan
biasanya digunakan untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan maupun survey geodetik.
b.Kinematik
• Pada metode pengukuran kinematik ,titik-titik yang akan ditentukan posisinya bergerak
(kinematik), selain untuk posisi, GNSS juga bisa digunakan untuk menentukan kecepatan,
percepatan dan altitude. Pengamatan ini bisa dilakukan secara absolute maupun
diferensial dengan menggunakan data pseudorange dan/atau phase.

• Hasil penentuan posisi nya bisa diperlukan saat pengamatan (real-time) ataupun
sesudah pengamatan (post-processing), untuk pengamatan diferensial secara realtime
diperlukan komunikasi data antara stasiun referensi dengan receiver yang bergerak.

• Penentuan posisi kinematik secara teliti memerlukan penggunaan data phase dengan
penentuan ambiguitas phase secara on-the-fly. Penggunaan metode kinematik biasanya
dilakukan untuk navigasi, pemantauan (surveilance), guidance, fotogrametri, airborne
gravimetry, survei hidrografi dan lain-lain.
Ilustrasi Pengukuran GPS Statik dan
Kinematik

Metode Pengamatan Absolute Statik dan Kinematik Metode Pengamatan Differensial Statik dan
Kinematik
3.Pengolahan data rinex GPS statik dan
kinematik menggunakan gLab
a.Diagram Alir Metodologi

• Pada tugas ini diperlihatkan


bagaimana cara mengolah data
rinex GPS untuk menghasilkan
informasi berupa koordinat
geodetik melalui software
gLab.Data rinex didapatkan
dengan men-download pada portal
SRGI.Berikut ditampilkan diagram
alir metodologi pengerjaan
pengolahan data rinex.
Web SRGI

WEB SRGI adalah web yang dibuat dan dikelola oleh BIG (Badan Informasi Geospasial)
yang memberikan layanan produk mulai dari Jaring Kontrol Geodesi, model geoid, model
deformasi, model pasut, atmosfer dan transformasi koordinat. Dalam web ini pula dapat
dilakukan pengunduhan RINEX dari CORS yang ada di seluruh Indonesia dengan gratis.
• Login website SRGI,setelah login pilih pencarian yang diinginkan.Pada
pengolahan data rinex ini saya menggunakan “Stasiun Cors”.Kemudian
pilih daerah dimana data rinex ingin di download dan klik “download rinex
seperti pada gambar diatas”
• Sebelum download data rinex,buka
• Kemudian pada pilihan download
gnsscalendar.com,dan pilih
data rinex srgi,pilih DOY “179” dan
hari,tanggal,bulan,tahun kemudian lihat berapa
klik “download” maka data rinex akan
DOY.Pada presentasi ini saya menggunakan
terdownload dalam format .o dan .n
tanggal 28 Juni 2021 di daerah Mojokerto dengan
DOY 179
Pengolahan Data gLab

Pada menu “input” masukkan file rinex .o dan .n Pada menu preprocess centang pilihan fitur
yang telah di download.Berikan tanda centang sesuai gambar diatas
sesuai gambar diatas
Pilih menu “modelling” kemudian centang Pilih menu “filter” kemudian untuk pilihan
fitur sesuai dengan gambar diatas “Available Frequencies” dipilih Dual-
Frequency .Dan untuk centang fitur sesuai
dengan gambar diatas
Pilih “output files” dimana data ingin disimpan dan centang pada “Ref File” untuk
mendapatkan txt koordinat
Hasil pengolahan glab Mojokerto DOY 179 Metode Statik

• Pada data pengolahan


gLab ini dihasilkan
koordinat geodetik berupa
longitude dan latitude
daerah Mojokerto pada
tanggal 28 Juni 2021
dengan DOY 179 seperti
pada gambar disamping

• .Dilakukan convert
koordinat menjadi UTM
dengan bantuan Arcgis
untuk dihitung rata rata
dan standar deviasi

Koordinat Geografis Geodetik


Koordinat UTM Data Pengolahan Mojokerto DOY 179 Statik

• Telah ditampilkan data hasil koordinat UTM dengan metode


statik pada Daerah Mojokerto dengan DOY 179.Didapatkan
rata-rata easting,northing,dan standar deviasi/ketelitian
sebagai berikut :

1. Easting : 659081.426 m
2. Northing : 9174522.168 m
3. Standar Deviasi
 Std Easting : 0.229887287
 Std Northing: 0.113197465
Hasil pengolahan glab Mojokerto DOY 179 Metode
Kinematik

• Dari pengolahan data rinex


daerah Mojokerto dengan DOY
179 didapatkan koordinat yang
berjumlah 287 data.Tabel
disamping merupakan hasil
sampe koordinat geodetik
dengan metode kinematik
Koordinat UTM Data Pengolahan Mojokerto DOY 179
Kinematik

• Telah ditampilkan data hasil koordinat UTM


dengan metode kinematik pada Daerah
Mojokerto dengan DOY 179.Didapatkan rata-rata
easting,northing,dan standar deviasi/ketelitian
sebagai berikut :

1. Easting : 659081.0365 m
2. Northing : 9174522.091 m
3. Standar Deviasi
 Std Easting : 0.64790057
 Std Northing: 0.324936789
Hasil pengolahan glab Jember DOY 143 Metode Statik

• Dari pengolahan data rinex


daerah Mojokerto dengan DOY
179 didapatkan koordinat yang
berjumlah 287 data.Tabel
disamping merupakan hasil
sampe koordinat geodetik
dengan metode kinematik
Koordinat UTM Data Pengolahan Jember DOY 143 Statik

• Telah ditampilkan data hasil koordinat UTM


dengan metode statik pada Daerah Jember
dengan DOY 143.Didapatkan rata-rata
easting,northing,dan standar deviasi/ketelitian
sebagai berikut :

1. Easting : 796768.9476 m
2. Northing : 9095377.947 m
3. Standar Deviasi
 Std Easting : 0.174578233
 Std Northing : 0.227304353
Hasil pengolahan glab Jember DOY 143 Metode Kinematik

• Pada data pengolahan gLab


ini dihasilkan koordinat
geodetik berupa longitude dan
latitude daerah Jember pada
tanggal 23 Mei 2021 dengan
DOY 143 seperti pada gambar
disamping.Data yang
ditampilan hanya berjumlah
22 dari 287 data
Koordinat UTM Data Pengolahan Jember DOY 143 Kinematik

• Telah ditampilkan data hasil koordinat UTM


dengan metode kinematik pada Daerah
Jember dengan DOY 143.Didapatkan rata-rata
easting,northing,dan standar deviasi/ketelitian
sebagai berikut :

1. Easting : 796768.8269 m
2. Northing : 9095377.971 m
3. Standar Deviasi
 Std Easting : 0.585487774
 Std Northing : 0.313925392
Analisis Metode Statik dan Kinematik Koordinat UTM

Dari tabel perbandingan ratarata lintang,bujur,dan ketiggian serta standar deviasi didapatkan kesimpulan
bahwa pengolahan data GPS dengan metode statik mempunyai tingkat ketelitian yang lebih akurat
dibandingkan dengan metode kinematik.Hal ini diikarenakan standar deviasi yang dihasilkan oleh metode
statik lebih kecil (teliti) dibandingkan standar deviasi metode kinematik
3.Fitur Analysis
Glab
1. NEU Positioning Error : Grafik yang berisi kesalahan posisi NEU (Utara, Timur dan
Atas) dari kesalahan penerima positioning yang diperoleh dari filter. Kesalahan
ini dihitung dengan perbedaan antara estimasi filter langsung dan Posisi
Penerima Apriori.

2. Horizontal Positioning Error : Plot horizontal positioning error berisi kesalahan


posisi North dan East.Dimana sumbu x merupakan error east dalam m,sedangkan
sumbu y merupakan error north dalam m.

3. Dilution of Precision : DOP mengukur kekuatan geometri satelit yang dikaitkan


dengan jarak dan posisi satelit di angkasa.DOP dapat memperbesar pengaruh
kesalahan satelit.Pada plot DOP gLab,sumbu x merupakan interval waktu 60 s
sedangkan sumbu y merupakan nilai DOP

4. Satellite Skyplot : Grafik Skyplot Satelit menetapkan opsi untuk menghasilkan


elevasi / azimuth satelit di skyplot, menjadi pusat plot zenith satelit, dan
ketinggian yang lebih rendah.
5. Model Components : Plot komponen Model mengatur opsi untuk mencetak komponen
model sebagai fungsi waktu. Secara default, ia memilih Efek relativitas, tetapi dapat
dengan mudah dipilih model mana yang akan dicetak, dengan memilihnya. dalam
opsi Kolom Y.Untuk sumbu x merupakan interval waktu yakni 60 s

6. Zenith Troposperic Delay : Plot Zenith Tropospheric Delay menetapkan pilihan untuk
mencetak estimasi troposfer sebagai fungsi waktu. Ini termasuk bagian nominal yang
dikoreksi dalam pemodelan dan perkiraan bagian yang dihitung dalam
filternya.Sumbu x merupakan interval waktu 60 s,sedangkan sumbu Y merupakan
estimasi troposfer dalam m

7. Iosnopheric Combinations : Plot kombinasi Ionosfer menetapkan pilihan untuk


mencetak dua kombinasi ionosfer (bebas geometris) yakni PI (P2-P1) [pseudorange]
dan LI (L1-L2) [fase pembawa].Sumbu x merupakan waktu dalam interval 60 s,sumbu
y merupakan kombinasi ionosfer L1 dan P1 dalam m

8. Carrier Phase Ambiguities : Phase ambiguities merupakan jumlah gelombang penuh


yang tidak terukur oleh receiver GPS.Plot ambiguitas fase Carrier menetapkan opsi
untuk mencetak estimasi pengukuran fase pembawa di filter.
Fitur Analysis Data Rinex Jember DOY 143 Statik Interval 60
s
NEU Positioning Error Horizontal Positioning Error
Fitur Analysis Data Rinex Jember DOY 143 Statik Interval 60
s
Dilution of Precision Satellite SkyPlot
Fitur Analysis Data Rinex Jember DOY 143 Statik Interval 60 s

Model Components Prefit Residuals


Fitur Analysis Data Rinex Jember DOY 143 Statik Interval 60 s

Posfit Residuals Measurement Multipath/Noise


Fitur Analysis Data Rinex Jember DOY 143 Statik Interval 60 s

Zenith Troposperic Delay Ionospheric Combination


Fitur Analysis Data Rinex Jember DOY 143 Statik Interval 60 s

Carrier Phase Ambiguities


Fitur Analysis Data Rinex Mojokerto DOY 179 Statik Interval
60 s
NEU Positioning Error Horizontal Positioning Error
Fitur Analysis Data Rinex Mojokerto DOY 179 Statik Interval
60 s
Dilution of Precision Satellite SkyPlot
Fitur Analysis Data Rinex Mojokerto DOY 179 Statik Interval 60
s

Model Components Prefit Residuals


Fitur Analysis Data Rinex Mojokerto DOY 179 Statik Interval 60
s

Posfit Residuals Measurement Multipath/Noise


Fitur Analysis Data Rinex Mojokerto DOY 179 Statik Interval 60
s

Zenith Troposperic Delay Ionospheric Combination


Fitur Analysis Data Rinex Jember DOY 143 Statik Interval 60 s

Carrier Phase Ambiguities


TERIMAKASIH
Nama : Shinta Angelina

NRP : 03311940000005

Kelas : GNSS B

Positioning for Horizontal Control Networks Related to Surveying and

Cadaster

Oleh : Prof. Dr. Shuanggen Jin dan Mokhamad Nur Cahyadi S.T.,M.Sc.,Ph.D.

Pengaplikasian dari bidang geodesi satelit atau pun yang berkaitan dengan luar angkasa
sangat dekat dengan kita .Aplikasi dari space geodesy biasanya digunakan dalam bidang
navigasi untuk pemetaan. Penerapan space geodesy dalam kehidupan sehari-hari seperti
penggunaan mobil, penggunaan smartphone, navigasi untuk kapal, penerbangan dan juga
kereta otomatis. Selain hal tersebut masih banyak produk lain dari penerapan space geodesy.
Space geodesy juga dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk keperluan penelitian sains,
seperti pergantian iklim, pemanasan global, dan terutama pada pengukuran kenaikan
permukaan air laut. Geodesi satelit juga dapat dimanfaatkan dalam perhitungan maupun
pemodelan gaya berat bumi.

Konsep space geodesy sendiri terkait ruang lingkup dalam geodesi dapat didefinisikan
sebagai “ilmu yang mempelajari tentang pengukuran geometri, gaya berat atau gaya gravitasi
bumi, dan rotasi bumi beserta evolusinya dalam waktu. Geodesi dapat divisualisasikan atau
digambarkan Jaring Kontrol Geodesi 2 melalui tiga pilar yaitu bentuk bumi, gaya berat bumi
dan rotasi bumi. Untuk bisa mendefinisikan geometri, gaya berat dan orientasi bumi di luar
angkasa maka dibutuhkan sistem referensi (reference system). Hal tersebut tentunya akan
berbeda antara orientasi yang ada di bumi dengan yang ada diluar angkasa, sehingga harus
disamakan terlebih dahulu dalam satu referensi agar dapat dihitung atau dimodelkan.
Terdapat dua sistem referensi yang digunakan dalam geodesi, sistem referensi tersebut adalah
CRS (Coordinate Reference System) dan TRS (Terrestial Reference System). Kedua sistem
referensi tersebut didasarkan pada rotasi bumi. Sistem referensi yang paling akurat dan biasa
digunakan saat ini adalah ICRS dan ITRS. Terdapat EOP yang digunakan untuk
menghubungkan antara ICRS dengan ITRS. Setiap sistem referensi memiliki kerangka
referensi yang menjadi pengimplementasiannya.Kerangka acuan yang sesuai dengan ICRS
dan ITRS adalah ICRF dan ITRF. CRS diterapkan atau digunakan di luar angkasa dan dapat
digunakan pula untuk menggambarkan posisi dan gerakan benda langit maupun satelit
buatan.

Geodesi satelit memiliki dampak transformatif pada tiga pilar geodesi, yaitu:

 GeoKinematics, mengukur bentuk geometris permukaan bumi dan kinematika serta


variasinya pada skala global hingga lokal, dan pada skala waktu dari cepat hingga
sekuler.
 b. Rotasi bumi,memantau variasi rotasi bumi sebagai indikator dari semua pertukaran

GNSS B
momentum sudut di dalam, di atas atau pada bumi, serta torsi yang bekerja pada
bumi.
 c. Gaya berat bumi ,menentukan dan memantau gaya berat bumi dengan variasinya
yang kemudian nantinya akan dapat dilakukan studi redistribusi massa bumi,
atmosfer,lautan, hidrosfer, dan kriosfer. Sebagai contoh adalah GOCE dan GRACE
Dalam keperluan geodesi terdapat beberapa satelit yakni,

a. GNSS
Merupakan sistem terbaru yang dapat digunakan untuk menggambarkan
berbagai navigasi satelit, seperti GPS, GLONASS, BeiDou, dan Galileo. Mereka
didasarkan pada sekitar 30 sampai dengan 45 satelit yang memancarkan sinyal
gelombang mikro pada setidaknya dua pembawa, dan jumlah penerima yang tidak
terbatas yang mampu melacak sinyal semua satelit secara bersamaan dalam
persaingan (biasanya antara 4 dan 12).
b. VLBI (Very Long Baseline Interferometry)
Merupakan teknik yang pertama kali dikembangkan dalam bidang astronomi
radio dengan objektif untuk mempelajari struktur sumber-sumber gelombang radio di
luar angkasa (kuasar) dengan resolusi ketelitian angular yang tinggi.Pada saat ini,
jaringan global dari 40 stasiun VLBI dikoordinasikan oleh IVS. Salah satu jenis VLBI
khusus saat ini mencakup delapan stasiun yang mengamati 60 kuasar beberapa kali
dalam jangka waktu 24 jam.
c. SLR dan LLR (Satellite Laser Ranging dan Lunar Laser Ranging
Sistem pada SLR dan LLR berbasiskan pada pengukuran jarak dengan
menggunakan pulsa laser yang pendek dan elektronik cepat untuk mengukur waktu
pulang-pergi yang ditembakkan dari suatu stasiun bumi ke satelit yang dilengkapi
dengan retro-reflektor. Pulsa ini kemudian akan dipantulkan kembali ke stasiun yang
bersangkutan. Dengan sistem tersebut akan menyediakan pengukuran dengan rentang
presisi dalam millimeter
d. DORIS
Seperti GNSS, DORIS merupakan teknik satelit geodetik berdasarkan sinyal
microwave. Namun, DORIS merupakan sistem uplink dari stasiun bumi pesawar
ruang angkasa. Sistem DORIS terdiri dari segmen tanah, jaringan beacon, serta
segmen luar angkasa, satelit pengguna.
e. Satelit Altimetri
Merupakan satelit yang dikembangkan untuk keperluan pengukuran ketinggian
permukaan air laut maupun samudra beserta kenaikan permukaannya, dan juga dapat
digunakan untuk keperluan lapisan es.
f. InSAR
Menggunakan teknologi remote sensing yang dapat menghasilkan produk peta
tiga dimensi yang jelas. Prinsip dari InSAR ini adalah dimana sinyal radar yang
dipancarkan dari platform bergerak dan dipantulkan ke antenna dari permukaan bumi
kemudian intensitas dan fase sinyal yang didapatkan akan diukur
g. Satelit Gravimetri

GNSS B
Memiliki keunggulan dimana data yang diperoleh lebih global dan terdistribusi
secara seragam untuk medan gravitasi statis bumi beserta variasi temporalnya.

Pada era modern ini, geodesi satelit semakin berkembang dan sangat cocok untuk
mengamati fenomena pada skala global hingga regional. Perkembangan pesat tersebut
memungkinkan untuk diaplikasikan dalam pemanfaatan gangguan atmosfer dari sinyal
geodetik (troposfer, ionosfer, maupun medan magnet). Telah muncul banyak teknologi
seperti teknologi akuisisi secara real-time, teknologi ekspresi secara realtime, teknologi
transmisi informasi berkecapatan tinggi, teknologi pemrosesan informasi yang cerdas, dan
pemantauan jalan transportasi cerdas. setiap survey dan pemetaan dibutuhkan jarring kontrol
yang memiliki prinsip tata letak jaringan hierarki, akurasi yang cukup dan densitas atau
kerapatan yang cukup.

Gambar 1. Kepadatan yang cukup untuk setiap pemetaan ataupun survei

Terdapat berbagai jenis metode pengukuran dalam jarring kontrol horizontal,


diantaranya adalah:  Angulation Network
 Trilateration Network
 Side-Angular Network
 GNSS Network

Gambar 2.Skema layout national horizontal control network

GNSS B

Anda mungkin juga menyukai