GNSS
Nama : Shinta Angelina
NRP : 03311940000005
Kelas : B
Pendahuluan
• GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk
memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai
waktu, secara kontinu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca,
kepada banyak orang secara simultan. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak
diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasiaplikasi yang menuntut
informasi tentang posisi.
• Saat ini GPS sudah banyak tersedia secara komersil dalam perangkat
smartphone berbasis android,diantaranya GPS Essentials , GPS Status and
Toolbox,GPS Test, GPS Info ,GPS Status,GNSS View yang dapat menghasilkan
informasi satelit dan posisi secara instan
GPS Essentials
A.Definisi
GPS Essentials adalah aplikasi sederhana
yang memberikan bantuan bagi
penggunanya untuk mengetahui posisinya
berada.
Jumlah sistem satelit yang teramati pada Letak sistem satelit yang teramati pada
lokasi lokasi
• Pada hasil pengamatan didapatkan data bahwa sistem satelit GNSS yang terlihat
sebanyak 74 pada pukul 22.00 WIB,diantaranya :
1. QZS : 4 buah
2. BDS : 31 buah
3. GPS : 12 buah
4. Galileo : 10 buah
5. GLONASS : 10
6. SBS :7
• Dari gambar tersebut juga ditampilkan letak sistem satelit yang tertera pada lokasi
secara real time dengan cara “klik” menu “AR display”.
• Terlihat pada menu “AR Display” pada lokasi yang ditentukan terdapat letak satelit
dan jenis satelit apa yang terlihat pada layar yakni :
1. BDS
2. QZS
3. GLONASS
4. Galileo
GPS
Status &
Toolbox
• Definisi :
Seperangkat alat virtual yang dapat menampilkan
seluruh informasi dan data GPS untuk Android dari
sensornya, termasuk lokasi dan intensitas sinyal
satelit, kecepatan, akselerasi, inklinasi, gerakan,
dan status baterai.
• Error : 3.8 m
• Akurasi : 3 m
GPS TEST
A.Jumlah satelit pada pengamatan B.Keterangan simbol satelit pada GPS Test
menggunakan GPS Test
Sebelum mengetahui
informasi koordinat Posisi satelit dan
posisi,klik fitur “connect” jenis satelit yang
kemudian klik “device type” digunakan disertai
dan pilih “local” kemudian informasi kekuatan
atur “device id” sebagai sinyal satelit
“local android”
Daftar satelit yang digunakan diserta informasi elevasi dan azimuth
Berdasarkan penggunaan software GNSS Tool didapatkan informasi
yakni mengenai koordinat lokas positioning pada BPN Kota Blitar,Jawa
Timur :
• Lintang : 8°5’42.192”S
• Bujur : 112°10’25.954”E
• Jenis Satelit yang digunakan : GPS ,GLONASS,SBAS,GALILEO,BEIDOU
TERIMAKASIH
Perbandingan Aplikasi
GNSS Level 3 & 4
Nama : Shinta Angelina
NRP : 03311940000005
Kelas : B
Pendahuluan
• Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan sistem penentuan posisi
berbasis antariksa yang terdiri dari satu atau lebih konstelasi satelit dan
infrastruktur augmentasi yang diperlukan untuk mendukung tujuan kegiatan
berupa posisi, navigasi dan waktu dan tersedia selama 24 jam dimanapun
pengguna berada di seluruh permukaan bumi (Hofmann dan Wellenhof, 2008).
Saat ini pemanfaatan teknologi ini telah banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi, seperti transportasi, pemetaan, survei, pertambangan dan lain-lain
• Saat ini data GNSS dapat diperoleh dengan mudah dalam berbagai format
melalui smartphone berbasis Android maupun IOS.Oleh karena itu akan dibahas
mengenai perbandingan aplikasi GNSS level 3 dan 4.
A.Definisi
• GNSS Compare adalah aplikasi Android
pemenang yang dikembangkan oleh
Galfins Team (https: // gnss-compare
.readthedocs.io / en / latest /
team.html) sebagai bagian dari
kompetisi European Space Agency
(ESA) internal yang disebut Galileo
Smartphone App Challenge
diperkenalkan pada bulan Oktober
2017.
• Fitur :
1. DUAL FREQUENCY: Mendukung chipset GNSS
frekuensi ganda
2. Aplikasi saat ini menghasilkan file pengamatan RINEX
untuk konstelasi GPS, GLONASS, dan Galileo
3. Skyplot disertakan untuk mencetak satelit GPS,
GLONASS, Galileo dan Beidou.
4. Plot kekuatan sinyal disertakan untuk menunjukkan
masalah saat ini dengan pengambilan sinyal penerima.
5. dll
1.Fitur Pemilihan Jenis Peta 2.Fitur peta dasar imagery hybrid 3.Fitur basemap Imagery Hybrid
• Untuk melakukan geotag,klik fitur “+” pada pojok • Klik pada lokasi yang ingin
kanan bawah.Dan akan muncul tampilan seperti ditandai,kemudian akan muncul koordinat
pada gambar disamping. lokasi.Isi nama lokasi pada bagian “Facility
• Kemudian pilih legenda yang sesuai.Pada geotag Indentifier” dan tambahkan foto
ini saya memilih fitur concrete pada sebuah lokasi.Disini saya mengambil 6 titik
bangunan berbeda
• Beri nama pada Lokasi,disini
lokasi saya adalah sebuah toko • Informasi yang
• Lampiran foto
denga material “concrete” ditampilkan pada
hasil geotag lokasi
kemudian akan muncul koordinat geotag lokasi
lokasi
Hasil Objek Geotag 6 titik
• Untuk mengerti informasi tentang kondisi satelit, orbit satelit maupun yang
lainnya yang disampaikan ke receiver GPS, data tersebut tidak dapat
dilakukkan pembacaan secara langsung tanpa mempelajari format rinex
terlebih dahulu.
• Sampai saat ini, dua versi format rinex telah dikembangkan dan dipublikasikan.
Untuk rinex versi pertama, dipublikasikan dan diterima oleh International
Geodetic Symposium on Satellite Positioning in Las Cruces tahun 1989.
Sedangkan, untuk format rinex versi kedua dipublikasikan dan diterima oleh
Second International Symposium of Precise Positioning with the Global
Positioning System in Ottawa tahun 1990, dapat digunakan untuk sistem satelit
yang lainnya, misalnya sistem satelit milik Rusia (GLONAS)
Membaca File Observation Rinex Data
1.Data Rinex 1 Sistem satelit (Mixed ->
GPS+GLONASS,atau lainnya
Format Rinex
Versi Data Tanggal Pembuatan File
Rinex
Koordinat Kartesian 3D
Pendekatan(X,Y,Z
Header Section
Data Section
Waktu pengamatan Epoch (secara berurutan -> tahun,bulan,hari,jam,menit,detik)
Gambar dibawah merupakan bentuk data record pada data RINEX. Data yang diberi tanda merah
merupakan data yang dihasilkan oleh satelit observasi nomor R02.Keterangan CI, L1, D1, S1 tipe
observasi. Berikut ini adalah rincian data satelit R02 dibawah :
C1 L1 D1 S1
2.Data Rinex 2 Sistem satelit -> GPS
Format Rinex
Tanggal
Pembuatan file
Secara berurutan :
• Koordinat • No receiver : 1225
pendekatan : • Tipe receiver : SEPT
X = 5105509.7546 POLARX2
Y = 555200.6252 • Versi receiver : 2.7.0
Z = 3769790.2558 • Tipe Antena :
• Tinggi Antena : SEN67157596+CR
1.1113
• Eksentrisitas • 5 : Jumlah tipe
antenna (E dan observasi yag
N) : -0.3808 , - tersimpan pada file
0.0234 • C1,L1,L2,P2,P1 : Tipe
observasi
• Interval Pengamatan
: 30.000 s
• Waktu pengamatan
(secara berurutan) -
>
tahun,bulan,tanggal,j
am,menit,detik
• Waktu pengamatan Epoch (secara berurutan -> tahun,bulan,hari,jam,menit,detik) : 09,6,30,0,0,0.000
• Gambar diatas merupakan record dalam pengamatan epoch. Berdasarkan hasil praktikum dan data record
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 10 satelit dalam epoch tersebut yaitu
G22,G7,G3,G6,G11,G32,G8,G16,G18,G19
Interval Pengamatan - 30 s
Eksentrisitas Antena -
-0.3808 dan -0.0234
(E dan N)
• G 8 C1C L1C D1C S1C C5X L5X D5X S5X
• R 4 C1C L1C D1C S1C
Tipe Observasi • E 8 C1C L1C D1C S1C C5X L5X D5X S5X • 5 C1 L1 L2 P2 P1
• C 4 C2I L2I D2I S2I
• J 8 C1C L1C D1C S1C C5X L5X D5X S5X
3.Website RTK di Indonesia
RTK (Real Time Kinematic)
• Langkah dalam melihat data RTK di Indonesia adalah login pada website
nrtk.big.go.id.Jika tidak memiliki akun dapat membuat akun terlebih dahulu dan verifikasi
melalui email yan telah dicantumkan seperti pada gambar dibawah.
• Pada metode pengukuran statik,titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak, pengamatan
yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data pengamatan bisa menggunakan
pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post
process), keandalan dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di sampai centimeter, dan
biasanya digunakan untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan maupun survey geodetik.
b.Kinematik
• Pada metode pengukuran kinematik ,titik-titik yang akan ditentukan posisinya bergerak
(kinematik), selain untuk posisi, GNSS juga bisa digunakan untuk menentukan kecepatan,
percepatan dan altitude. Pengamatan ini bisa dilakukan secara absolute maupun
diferensial dengan menggunakan data pseudorange dan/atau phase.
• Hasil penentuan posisi nya bisa diperlukan saat pengamatan (real-time) ataupun
sesudah pengamatan (post-processing), untuk pengamatan diferensial secara realtime
diperlukan komunikasi data antara stasiun referensi dengan receiver yang bergerak.
• Penentuan posisi kinematik secara teliti memerlukan penggunaan data phase dengan
penentuan ambiguitas phase secara on-the-fly. Penggunaan metode kinematik biasanya
dilakukan untuk navigasi, pemantauan (surveilance), guidance, fotogrametri, airborne
gravimetry, survei hidrografi dan lain-lain.
Ilustrasi Pengukuran GPS Statik dan
Kinematik
Metode Pengamatan Absolute Statik dan Kinematik Metode Pengamatan Differensial Statik dan
Kinematik
3.Pengolahan data rinex GPS statik dan
kinematik menggunakan gLab
a.Diagram Alir Metodologi
WEB SRGI adalah web yang dibuat dan dikelola oleh BIG (Badan Informasi Geospasial)
yang memberikan layanan produk mulai dari Jaring Kontrol Geodesi, model geoid, model
deformasi, model pasut, atmosfer dan transformasi koordinat. Dalam web ini pula dapat
dilakukan pengunduhan RINEX dari CORS yang ada di seluruh Indonesia dengan gratis.
• Login website SRGI,setelah login pilih pencarian yang diinginkan.Pada
pengolahan data rinex ini saya menggunakan “Stasiun Cors”.Kemudian
pilih daerah dimana data rinex ingin di download dan klik “download rinex
seperti pada gambar diatas”
• Sebelum download data rinex,buka
• Kemudian pada pilihan download
gnsscalendar.com,dan pilih
data rinex srgi,pilih DOY “179” dan
hari,tanggal,bulan,tahun kemudian lihat berapa
klik “download” maka data rinex akan
DOY.Pada presentasi ini saya menggunakan
terdownload dalam format .o dan .n
tanggal 28 Juni 2021 di daerah Mojokerto dengan
DOY 179
Pengolahan Data gLab
Pada menu “input” masukkan file rinex .o dan .n Pada menu preprocess centang pilihan fitur
yang telah di download.Berikan tanda centang sesuai gambar diatas
sesuai gambar diatas
Pilih menu “modelling” kemudian centang Pilih menu “filter” kemudian untuk pilihan
fitur sesuai dengan gambar diatas “Available Frequencies” dipilih Dual-
Frequency .Dan untuk centang fitur sesuai
dengan gambar diatas
Pilih “output files” dimana data ingin disimpan dan centang pada “Ref File” untuk
mendapatkan txt koordinat
Hasil pengolahan glab Mojokerto DOY 179 Metode Statik
• .Dilakukan convert
koordinat menjadi UTM
dengan bantuan Arcgis
untuk dihitung rata rata
dan standar deviasi
1. Easting : 659081.426 m
2. Northing : 9174522.168 m
3. Standar Deviasi
Std Easting : 0.229887287
Std Northing: 0.113197465
Hasil pengolahan glab Mojokerto DOY 179 Metode
Kinematik
1. Easting : 659081.0365 m
2. Northing : 9174522.091 m
3. Standar Deviasi
Std Easting : 0.64790057
Std Northing: 0.324936789
Hasil pengolahan glab Jember DOY 143 Metode Statik
1. Easting : 796768.9476 m
2. Northing : 9095377.947 m
3. Standar Deviasi
Std Easting : 0.174578233
Std Northing : 0.227304353
Hasil pengolahan glab Jember DOY 143 Metode Kinematik
1. Easting : 796768.8269 m
2. Northing : 9095377.971 m
3. Standar Deviasi
Std Easting : 0.585487774
Std Northing : 0.313925392
Analisis Metode Statik dan Kinematik Koordinat UTM
Dari tabel perbandingan ratarata lintang,bujur,dan ketiggian serta standar deviasi didapatkan kesimpulan
bahwa pengolahan data GPS dengan metode statik mempunyai tingkat ketelitian yang lebih akurat
dibandingkan dengan metode kinematik.Hal ini diikarenakan standar deviasi yang dihasilkan oleh metode
statik lebih kecil (teliti) dibandingkan standar deviasi metode kinematik
3.Fitur Analysis
Glab
1. NEU Positioning Error : Grafik yang berisi kesalahan posisi NEU (Utara, Timur dan
Atas) dari kesalahan penerima positioning yang diperoleh dari filter. Kesalahan
ini dihitung dengan perbedaan antara estimasi filter langsung dan Posisi
Penerima Apriori.
6. Zenith Troposperic Delay : Plot Zenith Tropospheric Delay menetapkan pilihan untuk
mencetak estimasi troposfer sebagai fungsi waktu. Ini termasuk bagian nominal yang
dikoreksi dalam pemodelan dan perkiraan bagian yang dihitung dalam
filternya.Sumbu x merupakan interval waktu 60 s,sedangkan sumbu Y merupakan
estimasi troposfer dalam m
NRP : 03311940000005
Kelas : GNSS B
Cadaster
Oleh : Prof. Dr. Shuanggen Jin dan Mokhamad Nur Cahyadi S.T.,M.Sc.,Ph.D.
Pengaplikasian dari bidang geodesi satelit atau pun yang berkaitan dengan luar angkasa
sangat dekat dengan kita .Aplikasi dari space geodesy biasanya digunakan dalam bidang
navigasi untuk pemetaan. Penerapan space geodesy dalam kehidupan sehari-hari seperti
penggunaan mobil, penggunaan smartphone, navigasi untuk kapal, penerbangan dan juga
kereta otomatis. Selain hal tersebut masih banyak produk lain dari penerapan space geodesy.
Space geodesy juga dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk keperluan penelitian sains,
seperti pergantian iklim, pemanasan global, dan terutama pada pengukuran kenaikan
permukaan air laut. Geodesi satelit juga dapat dimanfaatkan dalam perhitungan maupun
pemodelan gaya berat bumi.
Konsep space geodesy sendiri terkait ruang lingkup dalam geodesi dapat didefinisikan
sebagai “ilmu yang mempelajari tentang pengukuran geometri, gaya berat atau gaya gravitasi
bumi, dan rotasi bumi beserta evolusinya dalam waktu. Geodesi dapat divisualisasikan atau
digambarkan Jaring Kontrol Geodesi 2 melalui tiga pilar yaitu bentuk bumi, gaya berat bumi
dan rotasi bumi. Untuk bisa mendefinisikan geometri, gaya berat dan orientasi bumi di luar
angkasa maka dibutuhkan sistem referensi (reference system). Hal tersebut tentunya akan
berbeda antara orientasi yang ada di bumi dengan yang ada diluar angkasa, sehingga harus
disamakan terlebih dahulu dalam satu referensi agar dapat dihitung atau dimodelkan.
Terdapat dua sistem referensi yang digunakan dalam geodesi, sistem referensi tersebut adalah
CRS (Coordinate Reference System) dan TRS (Terrestial Reference System). Kedua sistem
referensi tersebut didasarkan pada rotasi bumi. Sistem referensi yang paling akurat dan biasa
digunakan saat ini adalah ICRS dan ITRS. Terdapat EOP yang digunakan untuk
menghubungkan antara ICRS dengan ITRS. Setiap sistem referensi memiliki kerangka
referensi yang menjadi pengimplementasiannya.Kerangka acuan yang sesuai dengan ICRS
dan ITRS adalah ICRF dan ITRF. CRS diterapkan atau digunakan di luar angkasa dan dapat
digunakan pula untuk menggambarkan posisi dan gerakan benda langit maupun satelit
buatan.
Geodesi satelit memiliki dampak transformatif pada tiga pilar geodesi, yaitu:
GNSS B
momentum sudut di dalam, di atas atau pada bumi, serta torsi yang bekerja pada
bumi.
c. Gaya berat bumi ,menentukan dan memantau gaya berat bumi dengan variasinya
yang kemudian nantinya akan dapat dilakukan studi redistribusi massa bumi,
atmosfer,lautan, hidrosfer, dan kriosfer. Sebagai contoh adalah GOCE dan GRACE
Dalam keperluan geodesi terdapat beberapa satelit yakni,
a. GNSS
Merupakan sistem terbaru yang dapat digunakan untuk menggambarkan
berbagai navigasi satelit, seperti GPS, GLONASS, BeiDou, dan Galileo. Mereka
didasarkan pada sekitar 30 sampai dengan 45 satelit yang memancarkan sinyal
gelombang mikro pada setidaknya dua pembawa, dan jumlah penerima yang tidak
terbatas yang mampu melacak sinyal semua satelit secara bersamaan dalam
persaingan (biasanya antara 4 dan 12).
b. VLBI (Very Long Baseline Interferometry)
Merupakan teknik yang pertama kali dikembangkan dalam bidang astronomi
radio dengan objektif untuk mempelajari struktur sumber-sumber gelombang radio di
luar angkasa (kuasar) dengan resolusi ketelitian angular yang tinggi.Pada saat ini,
jaringan global dari 40 stasiun VLBI dikoordinasikan oleh IVS. Salah satu jenis VLBI
khusus saat ini mencakup delapan stasiun yang mengamati 60 kuasar beberapa kali
dalam jangka waktu 24 jam.
c. SLR dan LLR (Satellite Laser Ranging dan Lunar Laser Ranging
Sistem pada SLR dan LLR berbasiskan pada pengukuran jarak dengan
menggunakan pulsa laser yang pendek dan elektronik cepat untuk mengukur waktu
pulang-pergi yang ditembakkan dari suatu stasiun bumi ke satelit yang dilengkapi
dengan retro-reflektor. Pulsa ini kemudian akan dipantulkan kembali ke stasiun yang
bersangkutan. Dengan sistem tersebut akan menyediakan pengukuran dengan rentang
presisi dalam millimeter
d. DORIS
Seperti GNSS, DORIS merupakan teknik satelit geodetik berdasarkan sinyal
microwave. Namun, DORIS merupakan sistem uplink dari stasiun bumi pesawar
ruang angkasa. Sistem DORIS terdiri dari segmen tanah, jaringan beacon, serta
segmen luar angkasa, satelit pengguna.
e. Satelit Altimetri
Merupakan satelit yang dikembangkan untuk keperluan pengukuran ketinggian
permukaan air laut maupun samudra beserta kenaikan permukaannya, dan juga dapat
digunakan untuk keperluan lapisan es.
f. InSAR
Menggunakan teknologi remote sensing yang dapat menghasilkan produk peta
tiga dimensi yang jelas. Prinsip dari InSAR ini adalah dimana sinyal radar yang
dipancarkan dari platform bergerak dan dipantulkan ke antenna dari permukaan bumi
kemudian intensitas dan fase sinyal yang didapatkan akan diukur
g. Satelit Gravimetri
GNSS B
Memiliki keunggulan dimana data yang diperoleh lebih global dan terdistribusi
secara seragam untuk medan gravitasi statis bumi beserta variasi temporalnya.
Pada era modern ini, geodesi satelit semakin berkembang dan sangat cocok untuk
mengamati fenomena pada skala global hingga regional. Perkembangan pesat tersebut
memungkinkan untuk diaplikasikan dalam pemanfaatan gangguan atmosfer dari sinyal
geodetik (troposfer, ionosfer, maupun medan magnet). Telah muncul banyak teknologi
seperti teknologi akuisisi secara real-time, teknologi ekspresi secara realtime, teknologi
transmisi informasi berkecapatan tinggi, teknologi pemrosesan informasi yang cerdas, dan
pemantauan jalan transportasi cerdas. setiap survey dan pemetaan dibutuhkan jarring kontrol
yang memiliki prinsip tata letak jaringan hierarki, akurasi yang cukup dan densitas atau
kerapatan yang cukup.
GNSS B