Proyeksi Peta
12# Universal Transverse Mercator
• Kerugian:
– Jika daerah yang dipetakan lebih luas dari 20’ X 20’, maka harus selalu pindah
bagian derajat atau pindah stelsel koordinat yang memerlukan hitungan
– Grid grid dinyatakan dalam kilometer fiktif sehingga kurang praktis. Untuk tiap
pulau besar ada stelsel penomeran grid tersendiri, hal ini akan membingungkan
– Kurang praktis untuk penggambaran peta-peta skala 1: 250.000 atau yang lebih
kecil lagi, karena akan terdiri dari banyak bagian derajat
– Kondisi konvergensi meridian yang belum diperhitungkan dapat menyebabkan
kesalahan arah maksimum 15 m untuk jarak 15 km
Mercator
Traverse
Oblique
• Zone numbers 1 – 60
180 W – 180 E
60 east-west grids
• Zone characters C – X
80 S – 84 N
20 north-south grids
Sub-Zone
Sumber: Panduan Teknis Datum dan Sistem Koordinat Peta Rupabumi Indonesia (Bakosurtanal, 2005)
dimana:
• TM3°
– Ordinat Nol Semu, Utara = 1.500.000 meter
– Absis Nol Semu, Timur = 200,000 meter.
• Titik asal, the true origin, setiap zona adalah perpotongan antara garis
katulistiwa untuk Utara dan meridian tengah untuk Timur.
• Untuk menghindari nilai koordinat negatif untuk selatan katulistiwa dan
barat meridian tengah, maka nilai koordinat nol semu ditambahkan.
• Asimut adalah arah dua titik yang diketahui koordinat geografinya pada
ellipsoid, sedangkan sudut jurusan adalah arah dua titik yang diketahui
koordinat grid / peta pada bidang proyeksi.
Catatan:
Faktor Skala mempunyai nilai yang
bervariasi tergantung terhadap meridian
tengah.
Faktor Skala
N.0001 Bakosurtanal
UTM, Zona 48 T 704462,046 m U 9282139,677 m
Utara DGN-95 06° 29' 27,7948" S 06° 50' 56,0750" T
Faktor Skala 1,0001174
Konvergensi Grid 0° 12' 32,72"
N.0001 Bakosurtanal
TM3°, Zona 48.2 T 238589,492 m U 782284,099 m
DGN-95 06° 29' 27,7948" S 106° 50' 56,0750" T
Faktor Skala 0,9999184
Konvergensi Grid 0° 02' 21,99"