GNSS TERAPAN
Minggu ke-3
Disusun oleh:
Arga Ibnu Kurniawan
19/439641/TK/48371
B. Tujuan Praktikum
- Mahasiswa mampu melakukan pengolahan jaring GNSS Statik Orde 3 dengan metode
minimal Constraint.
- Mahasiswa mampu melakukan pengolahan jaring GNSS Statik Orde 3 dengan metode
full Constraint.
C. Landasan Teori
GNSS (Global Navigation Satellite System) adalah suatu sistem satelit yang terdiri
dari konstelasi satelit yang menyediakan informasi waktu dan lokasi, memancarkan
macam-macam sinar dalam berbagai frekuensi secara terus-menerus, yang tersedia di
semua lokasi diatas permukaan bumi. GNSS yang paling dikenal saat ini adalah GPS
(Global Positioning System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan
tiga dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa
bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan.
Seiring dengan penrkembangan Satelit GPS, GLONASS yang merupakan sistem
GNSS yang dimiliki oleh Russia mempunyai cakupan seluruh dunia dengan 18 satelit yang
tersedia sejak Desember 2009, dan satelit GALILEO milik Eropa juga COMPASS milik
China sedang dikembangkan. GLONASS (GLObal'naya NAvigatsionnaya Sputnikovaya
Sistema, atau Global Navigation Satellite System) merupakan sistem navigasi ruang
angkasa milik Russia yang bisa disamakan dengan sistem GNSS milik Rusia. Satelit
berjumlah 21 pada 3 bidang orbit datar.
Penentuan posisi GNSS dapat dilakukan dengan metode static. Metode ini
merupakan metode dengan penentuan posisi dari titik-titik yang diam. Penentuan posisi
tersebut dapat dilakukan secara absolut maupun diferensial, dengan menggunakan data
pseudorange dan/atau fase (Kurniawan dkk, 2019). Pengukuran metode static dilakukan
lebih lama, sehingga menghasilkan data yang lebih banyak pula. Pengamatan satelit
umumnya dilakukan baseline per baseline selama selang waktu tertentu (beberapa puluh
menit sampai beberapa jam tergantung tingkat ketelitian yang diinginkan) dalam suatu
jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan posisinya. Oleh karena itu, ketilitian posisi
yang diperoleh biasanya sangat tinggi.
E. Langkah Kerja
a. Minimal Constrain
a. Buka Software trimble
b. Maximal Constraint
a. Buka Software trimble
Gambar E.36. Trimble
b. Buat project baru. Caranya yaitu klik menu file → klik new → pada bagian kotak
dialog new project, klik metric → centang read only dan default → klik OK
Nilai X dan Y diperoleh dari easting dan northing hasil adjust network pada
bagian Adjusted Grid Coordinates
Berikut adalah proses dan hasil pengolahan jaring GNSS pada software Trimble
Business Center (TBC).
1. Session Editor
Proses session editor atau dapat juga disebut scanning baseline adalah hal
yang pertama kali perlu dilakukan dengan memilih data hasil perekaman pada
tiap baseline. Pada scan akan terlihat data hasil pengukuran tiap baseline, dimana
terdapat data yang kosong ataupun bagian yang tidak penuh (perekamannya
sangat sedikit). Untuk data yang kosong dapat dibuang dan untuk data yang tidak
penuh (perekamannya sangat sedikit) dapat di un-check dan tidak diikutsertakan
dalam processing data. Berikut adalah contoh hasil scan dari beberapa baseline.
a. Minimum Constraint
BM01 – N0005
BM03 – BM02
b. Maximum Constraint
CBTL – N0005
BM01 - TTG0832
2. Processing Baselines
Processing baselines dilakukan setelah melakukan proses scanning untuk
melihat karakteristik dari hasil pengukuran pada setiap baseline. Proses ini
dilakukan agar dapat diketahui data yang dalam keadaan baik ataupun buruk pada
setiap baseline, sehingga dapat mempermudah dalam menganalisis data.
Baseline yang bisa dikatakan baik adalah baseline yang memiliki solution
type ‘Fixed’. Sedangkan, baseline yang masih perlu proses scanning dan belum
dapat dikatakan baik adalah baseline yang memiliki solution type ‘Failed. Berikut
adalah hasil dari processing baselines :
a. Minimum Constraint
b. Maximum Constraint
3. Network Adjustment
Setelah melakukan processing baselines, selanjutnya dilakukan proses
network adjustment dengan data yang digunakan untuk perataan telah diyakini
benar-benar baik. Pada proses ini titik fix, yaitu N0005 pada minimum Constraint
dan N005, TTG0832, CBTL, serta JOGS pada maximum Constraint dianggap
tidak memiliki kesalahan. Berikut adalah hasil dari network adjustment.
a. Minimum Constraint
4. Report
Pada bagian network adjustment report, akan ditampilkan berbagai
informasi mengenai data GNSS yang telah diolah menggunakan software Trimble
Business Center (TBC). Informasi yang penting dan dibutuhkan untuk uji kelas
dan orde adalah adjusted ECEF coordinates, yang berisi informasi koordinat X,
Y, Z, beserta kesalahannya dalam meter, serta error ellipse components, yang
berisi komponen kesalahan ellips dengan informasi setengah sumbu panjang
(semi-major axis), setengah sumbu pendek (semi-minor axis), dan azimuth.
a. Minimum Constraint
b. Maximum Constraint
Namun, walaupun hasil yang diperoleh sudah dapat dikatakan baik, terdapat
pula beberapa faktor yang dapat mempengaruhi baik dan buruknya hasil
pengolahan baseline, yaitu :
● Kurang teliti saat melakukan scanning data (session editor).
● Tidak didefinisikannya titik fix yang dapat digunakan sebagai
basis pengolahan data, yang meliputi input koordinat dan waktu.
● Tidak melakukan time setting atau input waktu saat pengambilan
data ataupun saat konversi data ke RINEX.
● Perbedaan waktu pengukuran dari alat atau stasiun yang satu
dengan lainnya. Jika waktu mulai dan selesai pada setiap alat
berbeda, maka akan berpengaruh pada besarnya error. Sehingga
penjadwalan saat RAB perlu dikaitkan dengan jumlah alat dan
lama waktu pengukuran
● Geometri jaring pengukuran. Ketika jaring terlalu tumpul dan
terlalu lancip (kurang ideal) akan berpengaruh terhadap besarnya
error, dimana jarak titik ikat dan titik yang dicari mempengaruhi
hasil dari pengolahan data.
Setelah dilakukan pengolahan baseline sehingga didapatkan jaring GNSS yang
memenuhi uji Chi Square Test (95%), selanjutnya adalah melakukan pengujian kelas dan
orde jaringan. Kelas jaringan adalah suatu atribut yang mengkarakteristikan tingkat presisi
dari jaringan. Nilai kelas jaringan bergantung pada 3 faktor : kualitas data, geometri
jaringan, serta metode pengolahan data. Kelas suatu jaring ditentukan berdasarkan hitungan
perataan kuadrat terkecil terkendala minimal (minimal Constrained) (SNI JKH 19-6724-
2002).
Kelas dan orde jaringan diuji pada 6 titik kontrol dengan rumus yang digunakan
adalah:
r = c * (d+0.2)
Dengan,
Kurniawan, I.N., Yuwono, B.D., dan Sabri, L.M. (2019). Analisis Pengaruh Multipath dari
Topografi terhadap Presisi Pengukuran GNSS dengan Metode Statik. Jurnal Geodesi UNDIP
Vol. 8(1), 10-19.
Arafah, M. Ichsan Fadhil. Tugas Survei GNSS A. Diakses pada tanggal 10 Maret 2022 dari
https://id.scribd.com/embeds/365995688/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key
=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
LAMPIRAN
Besaran Komponen Ellips Kesalahan Pengolahan Minimum Constraint (Dengan N0005 sebagai Titik Fix)
Hasil Koordinat Terkoreksi dan Parameter Koreksi Pengolahan Maximum Constraint (Dengan N0005,
TTG0832, CBTL, dan JOGS sebagai Titik Fix)
Besaran Komponen Ellips Kesalahan Pengolahan Maximum Constraint (Dengan N0005, TTG0832,
CBTL, dan JOGS sebagai Titik Fix)
Hasil Uji Kelas Jaringan Minimum Constraint (Dengan N0005 sebagai Titik Fix)
Hasil Uji Orde Jaringan Maximum Constraint (Dengan N0005, TTG0832, CBTL, dan JOGS sebagai Titik
Fix)