Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM SIG & SIP

ACARA 2
PEMBUATAN LAYER TEMA PETA

Disusun Oleh:

Azzahra Oktaviani Akila


NIT 21303674

Dosen Pengampu:

Nur’aini Aisyiah
NIP: 197403091995032001

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 PERTANAHAN


SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
YOGYAKARTA
2022/2023
ACARA 2. PEMBUATAN LAYER TEMA PETA
Hari/ Tanggal : Sabtu, 29 0ktober 2022
Lokasi : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

A. Tujuan :
Mahasiswa mampu membuat layer-layer tema peta dengan digitasi On Screen (polygon, line,
point ).

B.Alat dan bahan :

a. Laptop,
b. Mouse,
c. Arcgis,
d. Foto Peta

C. Dasar Teori :

Digitasi merupakan proses penggambaran peta yang dilakukan secara on screen pada
layar monitor untuk menghasilkan sebuah data vektor yang dilakukan pada sebuah shapefile
(shp) dalam pembuatan peta digital (Sugiarto, 2010). Digitasi on screen merupakan tekniik
digitasi yang paling sering dilakukan karena lebih mudah karena tidak memerlukan tambahan
peralatan, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi suatu kesalahan. Pada proses
pengerjaannya, digitasi dilakukan dengan cara mengkonversi fitur-fitur spasial yang ada pada
peta menjadi koordinat x,y dengan menggunakan sumber peta analog dengan kualitas yang
tinggi (RA Tjiptanata, 2004). Berdasarkan prosesnya, tahapan digitasi terbagai menjadi 3
tahap (Dwisaraswati, 2017), yaitu:
1. Membuka sumber peta (analog, image, citra satelit)
2. Membuat shapefile baru
3. Memulai mengdigit, melalui start editing
Adapun berdasarkan tipe shapefile-nyaDigitasi di bagi kedalam 3 kelompok berdasarkan
type shapefilenya yaitu :

1.  Digitasi Point


Digitasi untuk membuat simbol berupa titik seperti fasilitas umum, tempat wisata, Gunung,
Kota, dan Pabrik
2.  Digitasi Line
Digitasi untuk membuat simbol berupa garis seperti jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor,
dan sungai.
3.  Digitasi Polygon
Digitasi untuk membuat simbol berupa area seperti wilayah Kabupaten, dan wilayah Kota.
Dalam kegiatan digitasi baik berupa point, line maupun poligon masing-masing dibuat
kedalam suatu layer. Layer adalah lapisan atau lembaran. Layer dalam SIG adalah lapisan peta
yang berisi informasi dari peta. Layer bisa berupa gambar polygon, garis, text, symbol atau
lainnya. Pemisahan gambar dalam beberapa layer ditujukan untuk memudahkan dalam
menggambar peta, selain itu informasi yang ditampilkan akan lebih detail. Ada beberapa tujuan
peta dipisahkan beberapa layer, yaitu :
- Memudahkan dalam menggambar peta.
- Informasi yang ditampilkan lebih detail.
- Informasi/data yang ditampilkan dapat diatur sesuai kebutuhan.
- Memudahkan dalam melakukan analisis.

Sebagai contoh penggunaan layer seperti gambar berikut :


D. Langkah Kerja :

1. Membuka file dalam format .MXD dari Acara 1 yang merupakan Peta Kabupaten yang sudah
terektifikasi dengan cara :

2. Setelah membuka file dalam format .MXD dari Acara 1 yang merupakan Peta Kabupaten
yang sudah terektifikasi sehingga muncul tampilah seperti di bawah ini :

3. Langkah selanjutnya adalah melakukan digitasi on screen, dengan cara membuka ArcCatalog

pada menu Toolbar, sehingga muncul jendela ArcCatalog seperti di bawah ini :
4. Dari menu ArcCatalog, memilih folder conection sehingga muncul jendela connect to
folder seperti dibawah ini
5. Dari
tabel

connect to folder memilih folder yang akan digunakan untuk menyimpan file hasil digitasi on
screen dalam format .shp. Pada praktikum ini di simpan pada folder Acara 2 Praktikum SIG
(sesuai folder masing-masing).

6. Dari folder yang akan digunakan untuk menyimpan file hasil digitasi on screen dalam
format .shp mengklik kanan – memilih New – memilih Shapefile
7. Selanjutnya muncul jendela Create New Shapfile. Pada jendela tersebut membuat layer yang
diperlukan seperti :
a. Layer area (polygon); seperti batas administrasi desa. Contoh cara membuat layer tersebut
yaitu :
 Mengisi nama file dengan nama misal “batas administrasi desa”.
 Pada feature type dipilih polygon.

b. Layer titik (point); seperti Kantor Kecamatan, kelurahan, dan gunung. Contoh cara
membuat layer tersebut yaitu :
 Mengisi nama file dengan nama “Kelurahan”.
 Pada feature type dipilih Point.

c. Layer garis (polyline); seperti jalan, batas kecamatan dan sungai. Contoh cara membuat
layer tersebut yaitu :
 Mengisi nama file dengan nama “Jalan”.
 Pada feature type dipilih Polyline.

8. Jika sudah mengisi nama layer dan feature type, langkah selanjutnya pada jendela “Create
New Shapefile” memilih “Edit”. Sehingga tampil jendela “Spatial Reference”. Pada jendela
Spatial Reference Properties. Dari tabel tersebut memilih Select, selanjutnya muncul jendela
Browse Coordinate Sistem dan memilih Procjected Coordinate System, sehingga muncul
beberapa folder referensi koordinat. Pada praktikum ini memilih folder UTM – WGS 1984 –
Southern Hemispere – WGS 1984 Zone 49S.prj – Add – Apply – OK. Langkah ini dilakukan
untuk masing-masing layer.

Sehingga muncul pada jendela Table of content muncul layer batas administrasi desa.

10. Selanjutnya mulai melakukan digitasi on screen dengan mengklik toolbar editor .
Memilih Start Editing, sehingga tampil jendela “Create Feature”. Pada jendela tersebut
mengklik layer yang akan digunakan (misalnya layer batas administrasi desa), selanjutnya
mengklik feture type layer batas administrasi desa.
Memulai melakukan digitasi pada Peta Kecamatan tersebut. Dengan hasil digitasi seperti di
bawah ini

11. Mengubah warna layer batas administrasi desa dengan mengklik warna layer batas
administrasi desa jendela Table Of Content, sehingga keluar tampilan jendela Symbol
Selector. Selanjutnya memilih warna yang diinginkan, pada praktikum ini memilih Hollow
(tanpa warna sehingga tampak peta yang akan didigit).
12. Melakukan digitasi tiap desa dengan cara memotong (cutting) polygon batas administrasi
desa dengan langkah yang pertama yaitu mengklik kanan layer batas administrasi desa,
kemudian memilih Open Atribute Table
13. Sehingga tampil jendela Table sebagai berikut, selanjutnya memilih Table Option – Add
Field
Sehingga tampil jendela Add Field, selanjutnya mengisi Nama Desa, memilih Type berupa
Text. Sedangkan pada Field Properties akan muncul Length (karakter huruf) sebanyak 50,
dan mengklik OK. Selanjutnya field bertambah dengan nama yang telah diberikan yaitu
nama desa, kemudian menutup tampilan jendela table.

14. Mulai melakukan pemotongan polygon (cutting) dengan cara mengklik Editor – Start

Editing- Memilih Polygon yang akan dipotong (cutting) – Memilih icon pada toolbar.
Pemotongan poligon dimulai dari garis pinggir poligon menuju bagian garis pinggir polygon
lainnya sesuai dengan bentuk yang ada pada peta. Jika sudah selesai mengklik icon pada
jendela Feature Construction.

15. Memilih daerah yang telah dipotong dan memberikan attribute hasil pemotongan polygon
dengan mengklik icon pada toolbar. Sehingga tampil jendela atribute dan selanjutnya
memberikan nama desa pada daerah yang dipotong.
16. Melakukan simbology berdasarkan nama desa, dengan menklik kanan layer batas
administrasi desa. Kemudian memilih Properties.

Sehingga tampil jendela Layer Properties, kemudian memilih Symbology

Melakukan simbology dengan memilih Categories. Pada Value Field memilih field yang akan
ditampilkan yaitu Nama Desa- Add All Value _ Menyesuaikan Warna yang diinginkan-
Apply.
18. Selanjutnya melakukan labeling dengan memilih Labels. Pada Label Field memilih Nama
Desa dan menentukan format huruf serta ukuran huruf. Setelah pengaturan dilakukan
kemudian klik OK.

19. Langkah labeling selanjutnya yaitu dengan mengklik kanan layer batas administrasi desa,
memilih Label Features.
Berikut ini tampilan setelah dilakukan digitasi dan labeling.
20. Melakukan layout peta dengan mengklik . Selanjutnya melakukan
pengaturan page setup dengan mengklik File – Print and Page Setup- Memilih Landscape.
21. Melakukan penyesuaian ukuran dengan mengklik muka peta- memilih properties-pada size
and position mengatur lebar dan tinggi muka peta- mengklik OK.
22. Membuat tepi peta dengan mengklik Insert-Data frame. Selanjutnya melakukan pengaturan
tepi peta dengan mengklik kanan tepi peta dan memilih properties. Melakukan penyesuaian
ukuran dengan mengklik tepi peta- memilih properties-pada size and position mengatur
lebar dan tinggi tepi peta- mengklik OK. Melakukan penyesuaian tepi peta terhadap muka
peta.
23. Memberikan elemen pada tepi peta seperti judul peta, penunjuk arah, skala numerik dan
skala batang, legenda, peta inset dengan mengklik insert kemudian memilih elemen tersebut.
Pengaturan elemen tersebut dengan mengklik kanan kemudian memilih properties. Untuk
memberikaan legenda dan skala mengklik pada muka peta kemudian memilih Insret-
Legend atau Scale Text atau Scale Bar.

E. Hasil dan Pembahasan :


Pada praktikum ini telah dilakukan proses digitasi on screen menggunakan aplikasi
ArcMap versi 10.7.1. dengan menggunakan Peta Administrasi Kecamatan Tembalang Kota
Semarang sebagai peta dasar yang sudah ter-rektrifikasi. Pada saat melakukan digitasi, langkah
pertama yang dilakukan dalam pembuatan peta ini yaitu menghubungkan terlebih dahulu
(connect to folder) aplikasi ArcMap dengan folder atau tempat penyimpanan yang diinginkan
dengan tujuan sebagai acuan tempat penyimpanan shapefile yang akan dibuat. Selanjutnya pada
praktikum ini dilakukan pembuatan shapefile yang terdiri dari polygon dan line. Adapun tujuan
dibuatnya polygon ini yaitu untuk mendigit wilayah kecamatan di dalam peta tersebut.
Sedangkan tujuan dibuatnya line yaitu untuk mendigit jalan-jalan yang ada di dalam kecamatan
tersebut.

Selanjutnya dilakukan pemotongan pada polygon yang telah dibuat dengan tujuan
memisahkan desa-desa yang terdapat di dalam polygon kecamatan yang sebelumnya sudah
dibuat. Adapun pemotongan tersebut dilakukan menggunakan tool dari Cut Polygons Tool.
Melalui tool tersebut, pembuatan peta terutama dalam hal mendigit desa menjadi lebih mudah
karena langkah yang perlu dilakukan yaitu memisahkan (cutting) polygon-polygon yang telah
dibuat sebelumnya mengikuti bentuk desa yang ada di dalam peta tersebut. Setelah itu, polygon-
polygon yang telah dipotong (cutting) diberikan keterangan nama pada bagian attribute dengan
tujuan agar dapat memunculkan nama-nama desa tersebut pada bagian label pada saat proses
layouting peta. Layouting peta pada praktikum kali ini dilakukan pada saat proses digitasi
polygon dan line selesai. Adapun proses layouting yang dilakukan pada hasil digitasi tersebut
terdiri dari penambahan grid, arah mata angin, nama peta, skala peta yang digunakan, inset peta,
legenda, sumber peta, keterangan sistem proyeksi, dan keterangan nama pembuat peta beserta
tahun dibuatnya.

Berdasarkan hasil peta yang telah didapatkan, proses digitasi merupakan hal yang sangat
penting dalam pembuatan peta karena melalui proses tersebut dapat memudahkan dalam
pembuatan peta. Melalui proses digitasi tersebut dapat merubah data raster yang semula
berbentuk piksel menjadi data vektor dalam bentuk point, polygon, maupun line. Adapun hal- hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan proses digitasi tersebut yakni bahan dasar pembuatan
peta yang akan digunakan harus memiliki acuan koordinat yang jelas, memiliki skala, memiliki
bagian dan batas yang jelas, serta memiliki arah utara yang jelas. Hal-hal tersebut perlu
diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran pada saat hendak melakukan proses digitasi.

Melalui praktikum ini juga dapat disimpulkan bahwa dalam proses digitasi tidak terlepas
dari proses georeferensi yang dilakukan dengan tujuan memperjelas koordinat agar mengacu
pada suatu sistem koordinat tertentu yang berguna untuk meminimalisir terjadinya kesalahan
pada saat proses digitasi. Dengan mengacu pada suatu koordinat, maka hasil digitasi yang
didapatkan tidak akan menyimpang jauh dari bentuk objek aslinya. Selain itu, pada proses
digitasi juga tidak terlepas dari tahapan layouting yang berguna untuk memperjelas informasi-
informasi yang didapatkan berdasarkan tahapan digitasi. Contohnya seperti memperjelas
wilayah-wilayah yang ingin ditonjolkan dengan cara membedakan warna pada masing-masing
wilayah, memperjelas arah utara, memperjelas skala, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Dwisaraswati, G. (2017). Georeferencing, Digitasi, Editing, dan Layout Peta Administrasi


Kota Jayapura.
https://www.academia.edu/34109667/Praktikum_ArcGIS_GEOREFERENCING_DI
G ITASI_EDITING_DAN_LAYOUT

RA Tjiptanata, D. A. (2004). Data Keluaran (output) Peta, laporan,dan Gambar 3D. 1–22.
Sugiarto, E. (2010). Teknik Digitasi. Tenik Digitasi.

Anda mungkin juga menyukai