Anda di halaman 1dari 40

ACARA 1.

PENYIAPAN DATA SPASIAL


Hari/ Tanggal :
Lokasi :

A. Tujuan :

Mahasiswa mampu menyiapkan data spasial/peta yang akan digunakan untuk


pembuatan (layer) tema peta

B. Alat dan bahan : Silahkan Diisi

C. Dasar Teori : Cari Dasar Teori (Teori Singkat) Yang Relevan

D. Langkah Kerja :

1. Akses internet : Ketik Peta Kecamatan......... (wilayah anda masing-masing) dan pilih
gambar

2. Pilih peta yang memiliki sistem koordinat dan simpan dalam format .jpg

3. Tampilkan peta saudara dengan membuka program Arc Map pada software ArcGIS
dengan cara Start  Programs  ArcGIS  Arc Map

1
4. Tampilkan peta saudara dengan cara klik tanda dan pilih peta saudara.jpg

5. Setelah peta tampil pada display, kemudian aktifkan tool bar Georeferencing
dengan cara klik kanan mouse pada toolbar kosong kemudian pilih georeferencing.
Menampilkan
kontrol point

Layer yang akan rotasi


di georeferencing
Menambah
kontrol point

6. Untuk menentukan titik kontrol kliklah tanda minimal empat buah secara
proporsional pada muka peta dan masukan koordinat peta dengan cara klik (kiri
mouse) pada lokasi titik pilih input X and Y..... kemudian klik mouse kanan. Isikan
koordinat X dan Y titik no 1. sesuai koordinat sebenarnya pada peta.

7. Setelah 4 titik kontrol diperoleh, dapat dilakukan cek RMS error dengan klik View
Link Table (menampilkan kontrol point).

8. Setelah RMS error memenuhi “standart” kemudian klik Georeferencing 


Update Georeferencing.

2
9. Sesuaikan satuan peta saudara dari unknow unit menjadi meter pada layar kanan
bawah dengan cara klik kanan pada peta dan pilih Data Frame Properties 
general, pada units pilih Map : Meter; Display : Meter, OK.

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

3
ACARA 2. PEMBUATAN LAYER TEMA PETA
Hari/ Tanggal :
Lokasi :

A. Tujuan :
Mahasiswa mampu membuat layer-layer tema peta dengan digitasi On Screen
(polygon, line, point ).

B. Alat dan bahan : Diisi sendiri

C. Dasar Teori : (Carilah teori yang relevan)

Digitasi di bagi kedalam 3 kelompok berdasarkan type shapefilenya yaitu :


1. Digitasi Point
Digitasi untuk membuat simbol berupa titik seperti fasilitas umum, tempat wisata,
Gunung, Kota, dan Pabrik
2. Digitasi Line
Digitasi untuk membuat simbol berupa garis seperti jalan tol, jalan arteri, jalan
kolektor, dan sungai.
3. Digitasi Polygon
Digitasi untuk membuat simbol berupa area seperti wilayah Kabupaten, dan wilayah
Kota.
Dalam kegiatan digitasi baik berupa point, line maupun poligon masing-masing
dibuat kedalam suatu layer. Layer adalah lapisan atau lembaran. Layer dalam SIG adalah
lapisan peta yang berisi informasi dari peta. Layer bisa berupa gambar polygon, garis, text,
symbol atau lainnya. Pemisahan gambar dalam beberapa layer ditujukan untuk
memudahkan dalam menggambar peta, selain itu informasi yang ditampilkan akan lebih
detail. Ada beberapa tujuan peta dipisahkan beberapa layer, yaitu :
- Memudahkan dalam menggambar peta.
- Informasi yang ditampilkan lebih detail.
- Informasi/data yang ditampilkan dapat diatur sesuai kebutuhan.
- Memudahkan dalam melakukan analisis.

4
Sebagai contoh penggunaan layer seperti gambar berikut :

D. Langkah Kerja :

1. Membuka file dalam format .MXD dari Acara 1 yang merupakan Peta Kecamatan
…….. yang sudah terektifikasi dengan cara :

5
2. Setelah membuka file dalam format .MXD dari Acara 1 yang merupakan Peta
Kecamatan ………. yang sudah terektifikasi sehingga muncul tampilah seperti di bawah
ini :

3. Langkah selanjutnya adalah melakukan digitasi on screen, dengan cara membuka

ArcCatalog pada menu Toolbar, sehingga muncul jendela ArcCatalog seperti di


bawah ini :

6
4. Dari menu ArcCatalog, memilih folder conection sehingga muncul jendela connect
to folder seperti dibawah ini

5. Dari tabel connect to folder memilih folder yang akan digunakan untuk menyimpan file
hasil digitasi on screen dalam format .shp. Pada praktikum ini di simpan pada folder
Acara 2 Praktikum SIG (sesuai folder masing-masing).

7
Sehingga pada ArcCatalog akan di blok folder yang akan digunakan untuk menyimpan
file hasil digitasi on screen dalam format .shp.

6. Dari folder yang akan digunakan untuk menyimpan file hasil digitasi on screen dalam
format .shp mengklik kanan – memilih New – memilih Shapefile

8
7. Selanjutnya muncul jendela Create New Shapfile. Pada jendela tersebut membuat layer
yang diperlukan seperti :
a. Layer area (polygon); seperti batas administrasi desa. Contoh cara membuat layer
tersebut yaitu :
 Mengisi nama file dengan nama misal “batas administrasi desa”.
 Pada feature type dipilih polygon.

9
b. Layer titik (point); seperti Kantor Kecamatan, kelurahan, dan gunung. Contoh cara
membuat layer tersebut yaitu :
 Mengisi nama file dengan nama “Kelurahan”.
 Pada feature type dipilih Point.

c. Layer garis (polyline); seperti jalan, batas kecamatan dan sungai. Contoh cara
membuat layer tersebut yaitu :
 Mengisi nama file dengan nama “Jalan”.
 Pada feature type dipilih Polyline.

10
8. Jika sudah mengisi nama layer dan feature type, langkah selanjutnya pada jendela
“Create New Shapefile” memilih “Edit”. Sehingga tampil jendela “Spatial Reference”.

9. Pada jendela Spatial Reference Properties. Dari tabel tersebut memilih Select,
selanjutnya muncul jendela Browse Coordinate Sistem dan memilih Procjected
Coordinate System, sehingga muncul beberapa folder referensi koordinat. Pada

11
praktikum ini memilih folder UTM – WGS 1984 – Southern Hemispere – WGS 1984
Zone 49S.prj – Add – Apply – OK. Langkah ini dilakukan untuk masing-masing layer.

Sehingga muncul pada jendela Table of content muncul layer batas administrasi desa.

12
10. Selanjutnya mulai melakukan digitasi on screen dengan mengklik toolbar editor

. Memilih Start Editing, sehingga tampil jendela “Create Feature”. Pada


jendela tersebut mengklik layer yang akan digunakan (misalnya layer batas
administrasi desa), selanjutnya mengklik feture type layer batas administrasi desa.

13
Memulai melakukan digitasi pada Peta Kecamatan tersebut.

Dengan hasil digitasi seperti di bawah ini.

11. Mengubah warna layer batas administrasi desa dengan mengklik warna layer batas
administrasi desa jendela Table Of Content, sehingga keluar tampilan jendela Symbol
Selector. Selanjutnya memilih warna yang diinginkan, pada praktikum ini memilih
Hollow (tanpa warna sehingga tampak peta yang akan didigit).

14
15
12. Melakukan digitasi tiap desa dengan cara memotong (cutting) polygon batas
administrasi desa dengan langkah yang pertama yaitu mengklik kanan layer batas
administrasi desa, kemudian memilih Open Atribute Table

13. Sehingga tampil jendela Table sebagai berikut, selanjutnya memilih Table Option –
Add Field

16
Sehingga tampil jendela Add Field, selanjutnya mengisi Nama Desa, memilih Type
berupa Text. Sedangkan pada Field Properties akan muncul Length (karakter huruf)
sebanyak 50, dan mengklik OK. Selanjutnya field bertambah dengan nama yang telah
diberikan yaitu nama desa, kemudian menutup tampilan jendela table.

17
14. Mulai melakukan pemotongan polygon (cutting) dengan cara mengklik Editor – Start

Editing- Memilih Polygon yang akan dipotong (cutting) – Memilih icon pada
toolbar. Pemotongan poligon dimulai dari garis pinggir poligon menuju bagian garis
pinggir polygon lainnya sesuai dengan bentuk yang ada pada peta. Jika sudah selesai
mengklik icon pada jendela Feature Construction.

15. Memilih daerah yang telah dipotong dan memberikan attribute hasil pemotongan
polygon dengan mengklik icon pada toolbar. Sehingga tampil jendela atribute dan
selanjutnya memberikan nama desa pada daerah yang dipotong.

18
16. Langkah 14 dan 15 diulangi sampai semua desa terdigit dan diberi attribute. Setelah
selesai mengklik Editor –Save Editing-Stop Editing.
17. Melakukan simbology berdasarkan nama desa, dengan menklik kanan layer batas
administrasi desa. Kemudian memilih Properties.

19
Sehingga tampil jendela Layer Properties, kemudian memilih Symbology

Melakukan simbology dengan memilih Categories. Pada Value Field memilih field
yang akan ditampilkan yaitu Nama Desa- Add All Value _ Menyesuaikan Warna yang
diinginkan-Apply.

20
18. Selanjutnya melakukan labeling dengan memilih Labels. Pada Label Field memilih
Nama Desa dan menentukan format huruf serta ukuran huruf. Setelah pengaturan
dilakukan kemudian klik OK.

21
19. Langkah labeling selanjutnya yaitu dengan mengklik kanan layer batas administrasi
desa, memilih Label Features.

Berikut ini tampilan setelah dilakukan digitasi dan labeling.

20. Melakukan layout peta dengan mengklik . Selanjutnya melakukan


pengaturan page setup dengan mengklik File – Print and Page Setup- Memilih
Landscape.

22
21. Melakukan penyesuaian ukuran dengan mengklik muka peta- memilih properties-pada
size and position mengatur lebar dan tinggi muka peta- mengklik OK.
22. Membuat tepi peta dengan mengklik Insert-Data frame. Selanjutnya melakukan
pengaturan tepi peta dengan mengklik kanan tepi peta dan memilih properties.
Melakukan penyesuaian ukuran dengan mengklik tepi peta- memilih properties-pada
size and position mengatur lebar dan tinggi tepi peta- mengklik OK. Melakukan
penyesuaian tepi peta terhadap muka peta.
23. Memberikan elemen pada tepi peta seperti judul peta, penunjuk arah, skala numerik
dan skala batang, legenda, peta inset dengan mengklik insert kemudian memilih
elemen tersebut. Pengaturan elemen tersebut dengan mengklik kanan kemudian
memilih properties. Untuk memberikaan legenda dan skala mengklik pada muka peta
kemudian memilih Insret- Legend atau Scale Text atau Scale Bar.

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

23
ACARA 3. ANALISIS SPASIAL DENGAN BUFFER DAN OVERLAY
Hari/ Tanggal :
Lokasi :
A. Tujuan :

Mahasiswa mampu melakukan analisis spasial (identifikasi) disekitar fitur geografis


tertentu (point, line dan polygon)

B. Alat dan bahan : Silahkan diisi

C. Dasar Teori : Carilah teori yang relevan

D. Langkah Kerja :

1. Add data layer point anda masing-masing

2. ArcToolbox pilih Analysis tools, proximity, dan Multiple ring buffer

3. Isikan sumber layer yang akan di buffer, dan isikan output lokasi dan nama
penyimpanan

4. Isikan distance (jarak buffer) sesuai tujuan

5. Display hasil buffer dan tumpang susunkan dengan layer batas administrasi, amati
hasilnya

6. Overlay hasil buffer dengan layer batas administrasi (ArcToolbox pilih Analysis tools,
overlay, dan union)

7. Potonglah hasil union tadi dengan layer batas administrasi (ArcToolbox pilih
Analysis tools, Extract, Clip)

8. Isikan melalui Open Atribute Tabel hasil zonasi buffer (hasil clip) masuk dalam
wilayah administrasi mana saja dan berapa luasnya.

9. Lakukan proses yang sama untuk layer line (ArcToolbox pilih Analysis tools,
proximity, dan buffer)

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

24
ACARA 4. ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN DAN “KESESUAIAN”
PENGGUNAAN TANAH DENGAN OVERLAY
Hari/ Tanggal :
Lokasi :
A. Tujuan :
Mahasiswa mampu melakukan analisis spasial perubahan penggunaan tanah dan
analisis kesesuaian penggunaan tanah
B. Alat dan bahan : Silahkan diisi (Misal Peta Penggunaan tanah sekitar wilayah
Banyuraden Tahun 1999 dan 2015))

C. Dasar Teori : Carilah teori yang relevan

D. Langkah Kerja :

1. Add data layer penggunaan tanah multi temporal, Tata Ruang, dan batas
administrasi
2. Klik ArcToolbox pilih Analysis tools, overlay dan intersec
3. Bukalah atribut hasil overlay penggunaan tanah T1 dan T2, tambahkan field
“Perubahan”
4. Isikan atribut perubahan menggunakan Field Calculator
5. Contoh : Perubahan = (T1)&”Berubah Menjadi” (T2)
6. Proses Dissolve (ArcToolbox, Data Management Tools, Generalization, Dissolve )
*centang T1, T2, dan perubahan
7. Buatlah field luas dan hitung luas perubahannya
8. Buatlah Tabel Luasan perubahan penggunaan tanah menggunakan Pivot Table
(ArcToolbox  Data Management Tools Table  Pivot Table)

Analisis pola persebaran dapat dilakukan secara manual maupun secara digital
(otomasi). Pada praktikum ini analisis pola persebaran dilakukan secara otomasi dengan
bantuan software ArcGIS 10 melalui menu pada ArcToolBox kemudian memilih Spatial
Statistic Tools, Analyzing Pattern, Average Nearest Neighbor. Kemudian ketik layer atau
features yang akan dianalisis dan centang pada box Generate report (optional) dan “ok”
secara otomatis proses analisis akan berjalan terlihat dari running text disebelah box
Average Nearest Neighbor disebelah kanan bawah (gambar 1), dan nilainya dapat dilihat
dengan cara double klik pada box tersebut (gambar 2) akan terlihat nilai Nearest Neighbor

25
Ratio, dan hasil akhir berupa grafik pola persebaran dapat dilihat tersendiri diluar ArcGis
pada alamat folder yang tertera pada gambar 1 dengan cara double klik pada alamat
tersebut dan hasilnya dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Proses analisis Nearest Neighbor

Nilai NNR

Folder hasil

Gambar 2. Hasil analisis berupa nilai Nearest Neighbor Ratio

Gambar 3. Grafik pola persebaran RTH

26
Dalam menganalisis penyebaran, P. J. Clark dan F.C. Evans menerapkan sebuah
teori bernama "Analisis Tetangga Terdekat". Dari hasil pengukuran empiris kedua ahli
wilayah tersebut diperoleh hasil bahwa nilai R berkisar antara (0) nol hingga 2,1491. Jika
diterapkan ke dalam 3 pola di atas maka akan terjadi rentangan nilai sebagai berikut :

I. 0,00 - 0,70 Pola bergerombol (Cluster Pattern)


II. 0,70 - 1,40 Pola tersebar tidak merata atau acak (Random Pattern)
III. 1,40 - 2,1491 Pola tersebar merata (Dispersed Pattern)

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

27
ACARA 5
MENGHUBUNGKAN DATA ATRIBUT_DATA SPASIAL
(DB_CONNECT)

Hari/ Tanggal :
Lokasi :

A. Tujuan:
1. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan basis data atribut dengan MS.Access dan
menghubungkan data atribut ke data spasial dengan ArcGIS.
2. Khusus untuk semester III praktikum ini dikaitkan dengan pembuatan database satuan
lahan hasil PKL Pemetaan Tematik 2015

B. Dasar Teori
Penekanan pada pembuatan basis data atribut dilakukan dengan menggunakan MS
Access dan untuk menghubungkan data atribut ke data spasial menggunakan ArcGIS
Satuan lahan atau satuan pemetaan dibuat berdasarkan overlay data spasial Bentuk
Lahan, Kemiringan Lereng, dan Penggunaan Lahan.
(Silahan dibuat sendiri)

C. Alat dan Bahan


1. Software MS Access, Arc GIS
2. File Peta .......... .shp

D. Langkah Kerja
1. Memulai MS. Access dengan Start →Program→Microsoft Office→MS Access
2007
2. Blank Database→Field Name, beri nama dan posisikan folder anda→Create

28
3. Klik kanan pada nama tabel→Design View→Simpan dan berinama tabel
anda→muncul isian Field Name, Data Type, Description, dan General pada
Field Properties
4. Isikan misal NIB pada Field Name baris pertama→pilih Number pada Data
Type baris pertama (karena NIB isinya angka). Pindahkan kursor ke Field
Properties→pilih tab General→Format →Isi (pilih) General Number
5. Isikan misal Nama pada Field Name baris kedua→pilih Text pada Data Type
baris kedua
6. Isikan misal Alamat pada Field Name baris ketiga→pilih Text pada Data Type
baris ketiga
7. Isikan misal Pekerjaan pada Field Name baris keempat→pilih Text pada Data
Type baris keempat
8. Isikan misal Tmt_Lahir (Tempat Lahir)pada Field Name baris kelima→pilih
Text pada Data Type baris kelima
9. Isikan misal Tgl_Lahir(Tanggal Lahir)pada Field Name baris ke enam →pilih
Date/Time pada Data Type, General, klik Format, pilih model penulisannya
10. Klik menu View→DataSheet View →Simpan format tabel; silahkan isi tabel
anda

Contoh tabel yang harus diisi.


NIB Nama Alamat Pekerjaan TempatLahir TanggalLahir
1 Ir. Budi Arianto Wibowo RT 05 Cabeyan Dosen Bantul 12 Desember 1972
2 Kustilah,SH RT 05 Cabeyan PNS Sleman 08 September 1978
3 Larasita, S.SiT, M.Eng RT 06 Ngireng Pengusaha Sleman 09 Nopember 1980
4 Subroto Cabeyan Petani Bantul 12 Februari 1978
5 Andriyanto Pundong Swasta Bantul 08 September 1968
6 Sumarni Sleman Petani Yogyakarta 11 Desember 1956
7 Indah Sulistya Pundong PNS Magelang 12 April 1965
8 Ardi Ananta Lukito Ngireng PNS Bantul 18 September 1963
9 Sarah Ashari Pundong Pengusaha Bantul 18 April 1973
10 Arman Hermanto Cabeyan Swasta Bantul 12 Agustus 1954
11 Marhamah Ngireng Petani Bantul 24 Desember 1965
12 Puja Kusuma Dongkelan Swasta Bantul 12 Juli 1953
13 Aswin Bahar Pundong Petani Sleman 15 Juli 1963
14 Wahyu Sejati Cabeyan Petani Sleman 12 September 1982
15 Komeng Jl. Mawar Jakarta Swasta Jakarta 01 September 1980
16 Sura Dimeja Jl Melati Semarang Pengusaha Semarang 03 Februari 1945

11. Simpan tabel dengan di folder kerja masing-masing

29
Hasil entry data di MS. Access akan seperti berikut ini:

12. Hubungkan/koneksikan data atribut ke data spasial, terlebih dahulu kita buka
aplikasi ArcMap 10. Buka ArcMap : Start → All Program → ArcGIS → ArcMap
10.

13. Add Data dengan klik icon , browse ke dataset Peta.shp anda
14. Untuk menggabungkan atribut data Peta.shp anda dengan data
Pemilikan_Tanah.mdb, harus ada satu field yang sama diantara kedua tabel.
Untuk menghubungkan kedua tabel tersebut kita buat field NIB pada atribut
Peta.shp anda.

30
15. Untuk menggabungkan atributnya, Klik Kananpada file Peta Bidang.shp→ Join
and Relates → Join

16. Pada kotak dialog Join Data, pada bagianChoose the field in this layer that join
will be based on : Pilih NIB
17. Pada bagianChoose the table to join to this layer, or load the table from disk :
browse ke file DatabaseKepemilikan.mdb
18. Pada bagianChoose the field in the table to base the join on : Pilih NIB→ OK

31
19. Sekarang kita lihat atribut dari Peta.shp anda

Atribut datanya sudah tergabung.

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

32
ACARA 6
PEMODELAN SPASIAL DENGAN
PENDEKATAN KUANTITATIF BINARY

Hari/ Tanggal :
Lokasi :

A. Tujuan:
Mahasiswa mampu melakukan pemodelan spasial rawan sengketa tanah dengan
pendekatan kuantitatif binary

B. Dasar Teori
Penilaian tingkat kerawanan sengketa lahan /tanah dapat dilakukan dengan cara
pengharkatan (scoring) terhadap faktor atau variabel yang menentukan terjadinya
sengketa lahan. Metode pengharkatan merupakan suatu cara menilai potensi lahan
dengan memberikan nilai yang semakin tinggi terhadap variabel lahan yang berpotensi
besar menyebabkan terjadinya sengketa lahan dan sebaliknya bernilai kecil bila tidak
berpotensi menyebabkan sengketa lahan. Penentuan tingkat kerawanan sengketa
secara sederhana dapat dilakukan dengan cara overlay misalnya faktor yang menjadi
pertimbangan terjadinya sengketa adalah : 1. Status hak tanah; 2. Nilai tanah; 3. Tata
Ruang
Secara mutlak lahan yang “rawan terjadinya sengketa” adalah bila memenuhi
kriteria :
a. Status hak tanah adalah bukan hak milik
b. Nilai tanah tinggi
c. Kawasan perdagangan
Kriteria bersifat mutlak, bilamana tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut
maka lahan tersebut masuk kategori “tidak rawan sengketa”
Penilaian (scooring) misalnya sebagai berikut :
a. Status Hak Tanah
No Kategori Harkat
1 Hak Milik 0
2 Hak lainnya 1

33
b. Nilai Tanah
No Kategori Harkat
1 Tinggi 1
2 Rendah 0
c. Tata Ruang
No Kategori Harkat
1 Kawasan Perdagangan 1
2 Lainnya 0

(Silahkan tambahkan sendiri sesuai dengan yang relevan)


C. Alat dan Bahan
1. Software Arc GIS
2. File 3 Peta .......... .shp

D. Langkah Kerja
1. Jalankan ArcMap
2. Add data theme (peta)1, theme 2, dan theme 3
3. Add data, masuk ke folder hasil praktikum dan buat folder “Model Binary”. Jika
sudah masuk klik toolbox untuk membuat toolbox baru dan beri nama misal
“Pemodelan Overlay”

34
4. Arctoolbox klik kanan pilih add toolbox

5. Muncul tampilan “Pemodelan Overlay” dan klik Open

6. Kemudian klik kanan pada toolbox Pemodelan Overlay  new  toolset

35
Beri nama “Toolset” kemudian klik kanan dan pilih new  model. Akan muncul
window untuk membuat model.

7. Untuk menjalankan model builder masukan data maupun proses dengan drag and
drop pada lembar kerja data atau proses yang akan digunakan. Pada arctoolbox
pilih Analysis tool  Overlay Intersect, kemudian pindahkan menu intersect
tersebut (drag and drop) pada lembar kerja.

8. Pada lembar kerja model, double klik pada obyek intersect maka akan muncul
dialog intersect dan isikan parameter (3 theme peta) yang digunakan pada input
features serta pilih lokasi penyimpanan pada output feature Class dan beri nama.

36
9. Pada lembar kerja model akan muncul tampilan sebagai berikut :

Obyek oval berwarna biru menunjukan input


Obyek kotak kuning menunjukan proses
Obyek oval hijau menunjukan output

10. Agar input dan output data muncul pada dialog model maka beri tanda pada
model parameter dengan cara klik kanan pada model parameter, dan jika
menginginkan output muncul pada layer setelah di running, maka dapat juga di
klik add to display

37
11. Kemudian buat field baru dengan cara men drag and drop tool addfield yang
terdapat pada arctoolbox ( Data management tool  field  addfield)

12. Double klik pada obyek addfield maka akan muncul dialog addfield, pada input
tabel isikan Intersect.shp yang merupakan hasil dari proses intersect. Field Name
berinama “Kerawanan”, Field Type dengan Text kemudian klik OK.

13. Pada lembar kerja model obyek addfield akan secara otomatis terkoneksi dengan
output dari intersect.

38
14. Setelah menambahkan field “Kerawanan” isikan tabel kerawanan dengan
ketentuan bahwa jika harkat pada theme 1 = 1, theme 2 = 1 dan theme 3 = 1 atau
hasil perkalian harkat = 1, maka kerawanan = “Rawan” dan jika hasil perkalian
dari ketiga parameter tidak = 1 maka pada field kerawanan diisikan dengan “
Tidak Rawan”
Untuk melakukan kalkulasi tersebut digunakan tool calculate field dengan cara
men drag and drop tool calculate field yang ada pada Data Management tool 
field  Calculate field.

Double klik pada obyek calculate field dan isikan pada input table Intersect.shp(2)
dan field name Kerawanan dan menentukan harkat dengan mengisikan rumus fungsi
pada Code Block (optional) sebagai berikut :
Dim Output As String
If(Harkat1)*(Harkat2)*(harkat3) =1 Then Output = “Rawan” Else Output = “Tidak
Rawan End if

39
Jika sudah maka klik Run, jika pada output sudah di klik add to display setelah di klik
Run maka hasil akan muncul pada layer.

Run Model

E. Hasil dan Pembahasan : Silahkan dibuat sendiri

F. Daftar Pustaka

40

Anda mungkin juga menyukai