Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

‫الر حيم‬
ّ ‫الر حمن‬
ّ ‫بسم هللا‬

Alhamdulillahirabbil’alamiin

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan beribu-ribu
kenikmatan terutama nikmat iman, islam dan ikhsan.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan limpahan kepada junjungan kita Nabi Muhamad
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, tabiin tabiatnya dan semoga sampai kepada kita selaku
umatnya.

Makalah ini di susun guna memenuhi mata kuliah Akhlak Tasawuf. Dengan dosen pengampu
Bapak Gufron Ma’ruf. Adapun materi yang ada dalam makalah ini di ambil dari beberapa buku
yang telah kami pahami dengan materi yang bersangkutan dengan Kekuatan Shodaqoh dan
apabila di dalam makalah ini kurangnya pembahasan, mungkin itu karena keterbatasan
kemampuan kami dalam memahami materi yang berkaitan dengan materi ini.

Sebelum kami akhiri kata pengantar ini, bahwasannya makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan bagi kesempurnaan makalah di masa
mendatang. Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi semua, Aamiin.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar belakang pembuatan makalah ini ialah untuk sedikit memberikan penjelasan mengenai
materi yang berkaitan dengan sedekah. Selain itu makalah ini juga untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akhlak Tasawuf. Makalah ini menjelaskan mengenai pengertian sedekah, anjuran
sedekah, manfaat sedekah, dan lain-lain.

Masih banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung kita. Untuk itu kita harus peduli antar
sesama, dan dapat kita jadikan bekal di akhirat nanti, karena sedekah sekecil apapun itu akan
sangat berguna bagi orang yang membutuhkan. Mudah-mudahan dengan membaca makalah ini
kita semua dapat mengamalkannya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian sedekah ?

2. Apa dasar hukum sedekah ?

3. Apa hukum yang terkait dengan sedekah ?

4. Macam-macam jenis sedekah?

5. Apa manfaat dan keutamaan sedekah ?

C. Tujuan dan manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu sedekah, dan terkait hukum apa yang wajib dalam
bersedekah!

2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja landasan serta anjuran untuk sedekah ?

3. Mahasiswa diharapkan untuk dapat meningkatkan akhlak mulia seperti halnya sedekah !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sedekah

Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan
yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh
para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela).
Sedekah juga didefinisikan seperti Ibadah harta pada umumnya disebut shadaqah. Shadaqah
yang wajib dan ditentukan standar pelaksanaannya disebut zakat. Shodaqah yang wajib tapi tidak
ditentukan standar pelaksanaannya disebut infaq. Adapun shadaqah yang sunat disebut dengan
kata shadaqah itu sendiri.Shodaqoh secara umum adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan
oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Secara bahasa kata sedekah berasal dari bahasa Arab shodaqoh yang secara bahasa berarti
tindakan yang benar. Pada awal pertumbuhan islam, sedekah diartikan sebagai pemberian yang
disunahkan. Tetapi, setelah kewajiban zakat disyariatkan dalam Al-Qur’an sering disebutkan
dengan kata shadaqah maka shadaqah mempunyai dua arti. Pertama, shadaqah sunah atau
tathawwu’ (sedekah) dan wajib (zakat). Sedekah sunah atau tathawwu’ adalah sedekah yang
diberikan secara sukarela (tidak diwajibkan) kepada orang (misalnya orang yang
miskin/pengemis), sedangkan sedekah wajib adalah zakat, kewajiban zakat dan penggunaanya
telah dinyatakan dengan jelas dalam Al-Qur’an dalam surat At-Taubat ayat 60 yang artinya
“Zakat merupakan ibadah yang bersifat kemasyarakatan, sebab manfaatnya selain kembali
kepada dirinya sendiri (orang yang menunaikan zakat), juga besar sekali manfaatnya bagi
pembangunan bangsa negara dan agama”.

Sedangkan secara syara’ (terminologi), sedekah diartikan sebagai sebuah pemberian seseorang
secara ikhlas kepada orang yang berhak menerima yang diiringi juga oleh pahala dari Allah.
Contoh memberikan sejumlah uang, beras atau benda-benda lain yang bermanfaat kepada orang
lain yang membutuhkan. Berdasarkan pengertian ini, maka yang namanya infak (pemberian atau
sumbangan) termasuk dalam kategori sedekah.

Falsafahnya, shadaqah merupakan bukti bahwa seseorang memiliki keyakinan (aqidah) yang
benar, jalan hidup (syariah) yang benar dan prilaku (akhlak) yang benar. selain itu, shadaqah
merupakan manifestasi kejujuran seseorang dalam kepemilikan harta. Shadaqah juga di artikan:

َ ‫تَعَالَى للا إلَى التَّقَ ُّرب َوجْ ه َعلَى ت ُ ْع‬


‫طى َما‬

“Sesuatu yang diberikan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala”.

Shadaqah bisa juga dengan apapun yang dimiliki. Bahkan, wajah sumringah dan senyuman pun
bisa bernilai shadaqah. Seperti dalam hadits berikut:
Rasulullah bersabda,

‫ش ْيئًا ْال َم ْع ُر ْوف منَ الَتَحْ ق َر َّن‬


َ ‫ط ْلق ب َوجْ ه أَخَاكَ ت َْلقَى ا َ ْن َولَ ْو‬
َ

“Janganlah kamu menyepelekan kebaikan sedikitpun walaupun kamu bertemu saudaramu


dengan wajah sumringah” (H.R. Muslim).

Dalam hadits lain, Senyum itu Shadaqah:

ُّ َ‫صدَقَة لَكَ أَخيْكَ َوجْ ه فى تَب‬


َ‫س ُمك‬ َ

“Senyumanmu terhadap wajah saudaramu bernilai shadaqah untukmu” (H.R. Ibnu Hibban).

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa
memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang
artinya: ''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa
[4]: 114).

Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan
tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram
yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal
menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada
kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan
orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia
mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi
wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga.

Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 245 disebutkan:

“Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepda-Nya-
lah kamu dikembalikan.”

Ayat tersebut menggambarkan bahwa shadaqah memiliki makna mendermakan atau


menyisihkan uang di jalan Allah swt. Memberi sedekah kepada fakir miskin, kerabat, atau orang
lain yang dilakukan hanya untuk mengaharap ridha Allah maka akan mendapatkan pahala yang
berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat.
B. Dasar Hukum Sedekah

Sedekah dibolehkan pada waktu dan disunahkan berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah,
diantaranya :

Dalam Al-Qur’an yang artinya : “Barang sapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah Swt.
pinjaman yang baik (manafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah Swt. akan melipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan”. (QS.Al-Baqarah :245)

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah :195)

Dalam As-Sunah yang hadistnya “Barang siapa yang memberi orang lapar, Allah Swt akan
memberinya makan dari buah-buah surga. Barang siapa memberi minum orang dahaga, Allah
Swt Maha Tinggi akan memberinya minum pada hari kiamat dengan wangi-wangian yang
dicap. Barang siapa yang memberi pakaian orang yang telanjang, Allah Swt akan memakaikan
pakaian surga yang berwarna hijau”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

C. Hukum Yang Terkait Dengan Sedekah

Pada dasarnya sedekah dapat diberikan kepada dan dimana saja tanpa terikat oleh waktu dan
tempat. Namun ada waktu dan tempat tertentu yang lebih diutamakan yaitu lebih dianjurkan pada
bulan Ramadhan. Dijelaskan pula dalam kitab Kifayat al-Akhyar, sedekah sangat dianjurkan
ketika sedang menghadapi perkara penting, sakit atau berpergian, berada dikota Mekkah dan
Madinah, peperangan, haji, dan pada waktu-waktu yang utama seperti sepuluh hari di bulan
Dzulhijah, dan hari raya.

Sedekah juga dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, namun ada beberapa
kelompok orang yang lebih utama yaitu kepada family yang paling memusuhi, family yang jauh
hendaklah didahulukan dari tetangga yang bukan family. Karena selain sedekah, pemberian itu
akan saling mempererat hubungan silaturahmi. Selain itu dalam menggunakan cara kita juga
harus memilih cara yang lebih baik dalam bersedekah yaitu dengan cara sembunyi-sembunyi.
Hal itu lebih utama dibandingkan terang-terangan.

D. Macam-macam Sedekah atau Shadaqah


Berikut merupakan beberapa jenis shadaqah yang bisa kita amalkan sehari-hari:

1. Tasbih, Tahlil, dan Tahmid

Dari Aisyah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW. Berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap
anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir,
bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar
ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia
sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)

2. Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarganya

Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi
ra, dari Rasulullah saw. Berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan
oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah
seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan
menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah)

3. Shadaqah Harta (Materi)

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Sebagaimana Rasulullah SAW. Bersabda, “sedekah


tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim). Meskipun secara bentuk harta tersebut berkurang,
namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan
kelipatan yang amat banyak seperti dalam firman Allah dalam Surah Saba: “Dan barang apa
saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-
baiknya.” (QS. Saba’: 39).

E. Manfaat dan keutamaan sedekah

1. Dapat Menghapus Dosa

Manusia memang tidak luput dengan dosa. Kesempurnaannya dipertanyakan apakah kita pantas
disebut makhluk yang sempurna padahal kita selalu enggan untuk meminta ampun dengan apa
yang telah kita perbuat.
Nabi Muhammad ‫ صلى للا عليه وسلم‬bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana
air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).
Sedekah, itulah cara mudah yang disediakan Allah agar dapat mengikis perbuatan-perbuatan
dosa kita. Cukup dengan tersenyum saja, Anda sudah bersedekah karena senyum adalah salah
satu sedekah termudah yang dapat kita sebarkan dengan mengukir garis senyum di bibir kita.

2. Bersedekah Dapat Berbentuk Apa Saja

Bagaimana cara kita mendapatkan keutamaan bersedekah tetapi tidak mempunyai uang?
Nabi Muhammad ‫ صلى للا عليه وسلم‬bersabda: “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari
tengah jalan itu adalah sedekah bagimu.”(HR. Bukhari).
Tidak punya uang bukan berarti penghalang untuk bersedekah. Lebih baik menjadi tangan di atas
daripada tangan di bawah. Itulah mengapa sedekah tidak hanya sekeda tentang uang saja, tetapi
juga senyum, membantu orang ketika susah, membersihkan ruangan ketika tidak ada yang
membersihkan, dan lain sebagainya.
3. Mengutamakan Sedekah Tidak Akan Mengurangi Harta

Rasulullah ‫ صلى للا عليه وسلم‬bersabda “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan
seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim,
no. 2588)
Apakah gaji Anda belum cukup untuk penghasilan sehari-hari? Apakaah Anda masih
memikirkan bagaimana biaya sekolah anak-anak Anda yang masih juga belum cukup?
Itulah mengapa kita dianjurkan untuk bersedekah. Bukan hanya membersihkan diri dari dosa,
tetapi keutamaan sedekah juga dapat mendatangkan rezeki lagi kepada kita. Jika kita yakin
bahwa diri kita bersedekah karena Allah, insha Allah akan digantikan dengan sesuatu yang lebih
baik lagi.

4. Allah melipatgandakan Pahala Orang-orang yang Bersedekah

Allah Maha Melihat, al-Basir ‫ البصير‬Setiap apapun yang dilakukan oleh kita, pasti Allah ‫س ْب َحانَهُ َو‬ ُ
‫ تَعَالَى‬akan melihat kita. Sedekah sedikit apapun itu pasti Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى‬
ُ melihatnya. Disitulah
Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬
ُ melipatgandakan pahala orang-orang yang bersedekah.
Allah ‫س ْب َحانَهُ َو تَعَالَى‬
ُ berfirman yang artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mendermakan
(shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan
(balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha
Mengetahui“. (QS. Al-Baqoroh: 261)

5. Keutamaan Sedekah: Mendapat Naungan di Hari Akhir

Rasulullah telah jelas mengungkapkan tentang orang-orang yang akan mendapatkan naungan di
hari kiamat nanti, salah satunya adalah orang-orang yang bersedekah.
Nabi Muhammad ‫ صلى للا عليه وسلم‬bersabda: “Seorang yang bersedekah dengan tangan
kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang disedekahkan oleh tangan kanannya“. (HR. Bukhari)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara syara’ (terminologi), sedekah diartikan sebagai sebuah pemberian seseorang secara ikhlas
kepada orang yang berhak menerima yang diiringi juga oleh pahala dari Allah. Secara ijma,
ulama menetapkan bahwa hukum sedekah ialah sunah. Pada dasarnya sedekah dapat diberikan
kepada dan dimana saja tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Namun ada waktu dan tempat
tertentu yang lebih diutamakan yaitu lebih dianjurkan pada bulan Ramadhan. Harta yang paling
utama untuk di sedekahkan adalah kelebihan dari usaha dan hartanya untuk kebutuhan sehari-
hari. Salah satu hadist yang menjelaskan tentang sedekah yaitu “Apabila anak Adam wafat
putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang
dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang
mendoakannya”. (HR. Muslim).

Jika barang itu statusnya milik bersama atau orang lain, maka tidak sah benda itu untuk
disedekahkan karena barang yang disedekahkan harus di dasari oleh keikhlasan dan kerelaan dari
pemiliknya. Disunatkan bagi orang yang memiliki utang tidak memberikan sedekah. Lebih baik
baginya membayar utang. Menurut ulama Hanafiyah, sedekah dengan harta yang haram Qath’i,
seperti daging bangkai atau hasilnya dipakai membangun mesjid dengan harapan akan mendapat
pahala atau menjadi halal adalah kufur sebab meminta halal dari suatu kemaksiatan adalah kufur.
Dalam islam sedekah memiliki arti luas bukan hanya berbentuk materi tetapi mencakup semua
kebaikan baik bersifat fisik maupun non fisik. Sedekah memiliki nilai sosial yang tinggi. Orang
yang bersedekah dengan ikhlas ia bukan hanya mendapatkan pahala tetapi juga memiliki
hubungan sosial yang baik.

B. Saran

Sedekah tidak akan menghilangkan harta selama kita di dunia tapi dengan sedekah kita akan
mendapatkan pahala yang paling mulia diakhirat nanti. Maka dari itu perbanyaklah sedekah
selagi kita masih hidup di dunia karena sedekah dapat menyelamatkan kita dari api neraka
diakhirat nanti.

Anda mungkin juga menyukai