Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas
Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program
aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi,
digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai
pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh
sekolah.Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is the
central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai
pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Penjelasan Pasal 15 menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Dengan demikian, Pendidikan
Menengah Kejuruan (PMK) adalah bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan dan
persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi
dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Intruksi Presiden ini, dikeluarkan karena kondisi saat ini Lulusan SMK kalah
bersaing dengan lulusan SMA, masa tunggu lulusan SMK antara 0,7 s.d. 1,0 tahun,
relevansi kompetensi lulusan SMK terhadap kompetensi di Industri baru mencapai 35%,
jumlah lulusan SMK yang berwirausaha masih sangat kecil, sebagian besar karir lulusan
SMK stagnan tidak banyak yang bisa mencapai posisi lebih baik.
Untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan
revitalisasi yang meliputi penyelarasan kurikulum bersama dengan industri, inovasi
pembelajaran, peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
pemenuhan standarisasi sarana dan prasarana, tata kelola kelembagaan, sertifikasi
kompetensi keahlian yang memiliki keberterimaan di industri serta membangun kemitraan
SMK dengan Dunia Usaha/ Dunia Industri.

Analisis Kontek dan Upaya Pencapaian Dalam Penyusunan KTSP :


1. Kondisi saat ini :
a. Pengembangan TEFA
Teaching Factory (TEFA) adalah pembelajaran yang berorientasi produksi dan
bisnis. Pembelajaran melalui TEFA adalah proses penguasaan keahlian atau

1
keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
sesungguhnya untuk menghasilkan produk atau jasa yang dipesan oleh konsumen.
Kondisi sebenarnya, program ini belum berjalan secara optimal. Hambatan yang
ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan teaching factory adalah pada
sosialisasi pembelajaran teaching factory dan pada evaluasi serta perbaikan hasil
pembelajaran teaching factory. Selain itu hambatan juga ditemui dalam proses
produksi pada pelaksanaan teaching factory adalah pada indikator tentang kegiatan
penjualan.

b. Pemenuhan Perangkat Operasional


Pada saat ini sekolah banyak yang sarananya belum memadai. Kalaupun ada yang
memadai, peralatan yang dipakai belum sesuai dengan standar yang di pakai di
industri. Oleh karena itu SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara terus
berusaha agar SMK dan Industri bisa melakukan sinkronisasi kaitannya dengan
sarana. Sehingga diharapkan sarana di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang
Jepara bisa sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ada di Industri.

c. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan aspek sertifikasi keahlian siswa


Pada saat ini, belum semua kompetensi keahlian memiliki skema sertifikasi. Banyak
LSP P1 di Jawa Tengah belum bisa mengakomodir semua program keahlian yang
ada di sekolah tersebut. Keterbatasan jumlah asesor dan jumlah SMK yang terlisensi
oleh BNSP untuk menjadi LSP P1 juga menghambat proses sertifikasi. Oleh karena
itu SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara berusaha melaksanakan LSP P2
yang bisa mengakomodir seluruh kompetensi keahlian dan juga bisa mensertifikasi
tenaga pendidiknya.

d. Peningkatan peran industri dalam pengembangan guru dan praktek kerja


industri siswa
Pada saat ini, peran industri terkait dengan pengembangan kompetensi guru dan PKL
SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, bagi siswa sudah ada
perkembangan lebih baik. Ada beberapa hal yang menjadi catatan yaitu masih
dijumpai beberapa industri belum proaktif di dalam pengelolaan magang guru dan
PKL siswa, seolah-olah kegiatan ini merupakan kebutuhan sekolah sepenuhnya,
padahal mestinya kegiatan ini juga berkontribusi terkait dengan pengembangan
industri. Bila output SMK kompeten, berarti pihak industri akan terbantu dalam masa
training pegawai baru.

2
e. Optimalisasi peran industri dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum
SMK dan industri
Pada saat ini industri kurang berperan dalam perencanaan dan pengembangan
kurikulum. Peran industri hanya melakukan validasi tanpa melihat isi dari kurikulum,
sehingga kurikulum SMK tetap tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Seharusnya
industri dilibatkan dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum secara
keseluruhan.

f. Peningkatan peran komite sekolah


Pada saat ini peran kumite sekolah untuk mendukung kegiatan sekolah dengan
adanya Permendikbud No. 75 tahun 2016 akan mulai berperan aktif, namun masih
terbatas pada penggalian dana, itupun masih dijumpai sebagian orang tua enggan
untuk berkontribusi terhadap sekolah dikarenakan adanya isu sekolah gratis.

g. Manajemen mutu dan kontrol implementasinya SMK memiliki sertifikat ISO


Beberapa tahun yang lalu program sertifikasi ISO sangat marak dan booming di
seluruh SMK, bahkan merambah di SMA. Namun demikian, saat ini program
sertifikasi ISO berangsur-angsur mulai surut dan tidak bergairah lagi, dikarenakan
sertifikat ISO ini belum berkontribusi positif terhadap kemajuan sekolah sehingga
sekolah-sekolah sebagian besar mulai enggan untuk memperpanjang lisensinya.
Sekolah berusaha memaksimalkan memaksimalkan manajmen mutu internal melalui
peran optimal dari LPMP

h. Pembuatan data base lulusan


Software penelusuran tamatan sudah di buat oleh DITPSMK terintegrasi dengan
dapodik, akan tetapi belum bisa berjalan optimal. Dikarenakan sosialisasi program
tersebut masih kurang karena software belum sempurna.

2. Isu Strategis
1. Indeks kebekerjaan lulusan SMK masih lebih rendah dibanding lulusan SMA
2. Masa-masa tunggu anak lulusan SMK setelah lulus masih terlalu lama
3. Tingkat kesesuaian kompetensi di lapangan kerja masih rendah
4. Tingkat kemampuan berwirausaha lulusan SMK masih rendah
5. Tingkat kemampuan prestasi kinerja outcome di DUDI masih rendah
6. Ancaman persaingan global tenaga kerja
7. Penguatan pendidikan karakter
8. Masih tingginya disparitas kualitas pendidikan antar kabupaten/kota di Jawa Tengah

3
9. Masih rendahnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan
10. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
11. Tingkat partisipasi orangtua dalam pendidikan masih rendah

3. Tantangan Pendidikan SMK


1. Kurikulum
A. Kurikulum harus "link and match" dengan industri
Mengimplikasikan sumber daya manusia, wawasan masa depan, wawasan mutu
dan wawasan keunggulan, wawasan profesionalisme, wawasan nilai tambah dan
wawasan ekonomi dan penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan
kejuruan
B. Pendekatan dari supply-driven menuju demand-driven
Pendekatan dari supply-driven menuju demand-driven dilakukan secara sepihak
oleh penyelenggara pendidikan kejuruan, sedangkan deman-driven
mengharapkan justru pihak DU-DI yang harus lebih berperan mendorong dan
menggerakkan pendidian kejuruan sebagai yang berkepentingan dari sudut
tenaga kerja.
C. Perubahan pendidikan berbasis ganda (school-basis program ke dual-basis
program) yang artinya mengharapkan pendidikan kejuruan dilaksanakan
di dua tempat.
Teori dan praktik kejuruan dilaksanaakn sekolah, sedangkan keterampilan
produktif dilaksanakan di industri (learning by doing).

2. Sumber Daya Manusia

Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan handal di berbagai bidang
dan jenjang menjadi era global saat ini. Peningkatan kinerja SDM akan berdampak
pada peningkatan kinerja pendidikan yang semakin baik.
SDM dalam bidang pendidikan seperti guru masih memerlukan perhatian.
Peningkatan peserta didik harus diikuti dengan peningkatan kompetensi guru-guru.
Peningkatan kompetensi guru berguna untuk menyelenggarakan proses KBM yang
efektif.
a. Kepala Sekolah
Kepala sebagai leader dan manager menjadi sasaran utama dalam SDM. Kepala
sekolah SMK yang hebat harus mampu membuat dunia usaha yang berada di

4
wilayahnya mengenal sekolah yang dipimpinnya dan harus bekerja sama dengan
industri. Kepala sekolah harus memiliki :
1. Modal intelektual dan kapital (Intelectual and capital) dengan cara seminar,
workshop dan lokakarya.
2. Modal mental (soft capital) dilakukan dengan cara kegiatan keagamaan,
pelatihan social skills dan pelatihan intelegensi emosional.
3. Modal agama (spiritual capital). Upaya untuk mengembangkan keagamaan
adalah bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya manusia yang makmur,
sejahtera, aman dan damai.

b. Guru dan Karyawan


Guru sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga kependidikan
memerlukan adanya perubahan karakter agar sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan industri. Hal ini untuk menunjukkan filosofi guru digugu, dipercaya
dan ditiru diteladani. Guru dalam menjalani profesinya hendaknya menerapkan 4
ON:
1. VISI-ON, artinya guru harus menetapkan visi untuk mengajar.
2. ACTI-ON, artinya guru harus bergerak dengan metode pembelajaran yang
interaktif dan menyenangkan.
3. PASSI-ON, artinya guru harus bekerja dengan hati.
4. COLLABORATI-ON, artinya guru harus menjalin kolaborasi dengan DU-DI
c. Peserta Didik
Kemampuan peserta didik meliputi kemampuan afektif (sikap dan nilai), kognitif
(pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan) dapat dibentuk melalui berbagai
kegiatan yang diadakan oleh sekolah.
- Salah satu kegiatan pelaksanaan PPDB dengan mengadakan seleksi dan
pemilihan program keahlian yang diinginkan. Tetapi kenyataanya program
keahlian yang ada tidak sesuai minat dan bakatnya (keinginan).
- Krisis moral di kalangan generasi muda. Krisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan
remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
penyalahgunaan obat obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain.
- Persaingan kerja di tingkat global.

5
3. Penerapan Teknologi Informasi di SMK
Sekolah menengah kejuruan harus mempunyai sistem administrasi sekolah dengan
menggunakan teknologi informasi yang maksimal yang akan membantu administrasi
di sekolah lebih cepat.
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia angkatan kerja (15-
64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedang 30 persen penduduk yang tidak
produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada
tahun 2020-2030.
Dimana Peralatan SMK rata-rata ketinggalan jaman, yang seharusnya bisa
memenuhi kebutuhan jaman dan tidak ketinggalan teknologi.

4. Upaya SMK Roudlotul Mubtadiin untuk pencapaian tantangan kondisi saat ini :
1. Revitalisasi Kurikulum
a. Sikronisasi kurikulum berbasis industri
b. Penguatan Softskill
c. Penguatan kompetensi ledership dalam mata pelajaran kewirausahaan
d. Penyelarasan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
e. Penguatan strategi implementasi kurikulum
f. Penyelerasan standar kompetensi dan sertifikasi keahlian
g. Integrasi intra, ko dan ekstrakurikuler untuk penguatan karakter produktif dan kreatif
h. Penyelarasan kurikulum bermuatan lokal
i. Penguatan leterasi TIK
j. Penyelarasan kurikulum dengan perkembangan DU/DI
k. Penyelarasan materi ajar muatan Nasional, Muatan kewilayahan dan Muatan
peminatan kejuruan.

2. Revitalisasi Inovasi Pembelajaran


a. Penerapan budaya industri
b. Menambah kompetensi ledership dalam dalam pengelolaan usaha kecil
c. Guru tamu dari alumni yang sudah berhasil dan dari industri
d. Peningkatan peran industri dalam pemagangan guru dan praktik kerja industri siswa
e. Resource sharing dan pengembangan dual sistem
f. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
g. Peminatan keberhasilan lulusan di DU/DI
h. Penguatan tata kelola PKL
i. Pengembangan PJBL sebagai mainstrem model pembelajaran kecakapan Abad ke-21

6
j. Pengembangan sistem evaliasi dan Uji kompetensi
k. Pengembangan model dan metode pembelajaran Student Center
l. Pengembangan theacing Factory dan Buisner Center sebagai pusat kreatifitas dan
Inovasi

3. Revitalisasi Profesional Guru dan Tendik


a. Diklat di lanjutkan Sertifikasi kompetensi guru produktif
b. Magang guru di Industri
c. Bintek pengembangan pembelajaran Abad 21 bagi guru dan GTK
d. Peningkatan Profesionalisme tendik
e. Pengembangan kompetensi guru
f. Rekrutmen dan sertifikasi pendidik dari industri sebagai guru dan instruktur di
sekolah
g. Tes program pendidikan guru Berkeahlian ganda

4. Revitalisasi Standarisasi dan Optimalisasi Sarana dan Prasarana


a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana utama laboratorium melalui pengadaan
oleh sekolah
b. Pemenuhan standar sarpras utama melalui Resource sharing dengan DU/DI

5. Revitalisasi Tata Kelola Kelembagaan


a. Mengupayakan regulasi adanya payung hukum
b. Pembentukan kelas industri
c. Optimalisasi Bursa Kerja Khusus (BKK)
d. Membangun jejaring Alumni
e. Refocusing sekolah
f. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan akses sertifikasi keahlian siswa
g. Pengendalian dan penataan program keahlian sesuai dengan kebutuhan
pembangunan
h. Pemenuhan perangkat operasional
i. Pembuatan Data Base kelulusan
j. Manajemen mutu dan kontrol implementasi
k. Optimalisasi peran komite sekolah

6. Revitalisasi Kimitraan SMK Roudlotul Mubtadiin dengan DU/DI dan Steakholder


a. Perluasan ruang lingkup kerjasama
b. Peningkatan peran Industri dalam pemagangan atau prektik kerja industri
c. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK

7
d. Optimalisasi peran industri dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum SMK
dan Industri
e. Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK oleh DU/DI
f. Pengembangan Teaching Factory dan Buisnes Centre
g. Serifikasi Kompetensi guru/siswa
h. Resource Sharing dan pengembangan dual sistem

7. Strategi Implementasi
a. Penyelerasan kurikulum
Indikator kinerja
1) Melaksanakan sinkronisasi kurikulum
2) Kurikulum berbasis industri sesuai kompetensi kahlian masing-masing
3) Kurikulum berbasis kemandirian usaha
b. Peningkatan kualitas pembelajaran inovatif
Indikator kinerja :
1) Implementasi kelas Industri
2) Implementasi kelas juragan
3) Implementasi E-Learning
4) Implementasi PBL/PJBL
5) Implementasi penilaian otentik
6) Implementasi bilingual ecosystem learning
7) Implementasi Teaching Factory dan Buisnes Center
8) Implementasi PKL berbasis kinerja
c. Peningkatan Kualitas Sarpras
Indikator :
1) Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan prasarana dan sarana
2) Kekinian peralatan
3) Resource sharing dengan aliansi, Lembaga kursus dan industri
4) Tempat uji kompetensi
5) Pembentukan LSP-P1
c. Peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan
Indikator :
1) Guru produktif berkeahlian ganda
2) Guru bersertifikat keahlian
3) Magang di industri
4) Peningkatan kualifikasi akademik ke S2/S3

8
d. Peningkatan kualitas kerjasama dengan DUDI
Indikator :
1) Pemutakhiran kerjasama prakerin
2) Perluasan ruang lingkup kerjasama
3) Penguatan teaching factory dan bisnis center
e. Peningkatan tata kelola sekolah untuk pengembangan
Indikator :
1) Implementasi budaya industri dan K3
2) Implementasi mental entherpreneurship
3) Pengembangan etos kerja
f. Kebekerjaan lulusan
Indikator :
1) Masa tunggu mendapatkan pekerjaan pertama sesuai bidangnya
2) Wirausahawan baru

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan datang


adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan berani menghadapi, mampu memecahkan, dan berani mengatasi masalah
kehidupan yang dihadapinya. Oleh karena itu pendidikan harus mampu menyentuh nurani
maupun kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa sangat penting, ketika
seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja.
Pemikiran ini mengandung konsekwensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan
kurikulum pendidikan menengah kejuruan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan
masa depan perlu terus menerus dilakukan, diselaraskan, dengan kebutuhan dunia
usaha/dunia industri, perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan bisnis.

B. PENGERTIAN KTSP
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat
(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar
amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

9
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk memenuhi amanat
undang-undang tersebut, dan guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya,
serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya, maka SMK Roudlotul Mubtadiin
Balekambang Jepara sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah kejuruan memandang
perlu untuk mengembangkan kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan pada masing-masing
satuan pendidikan yang dikembangkan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan,
Kerangka Dasar Dan Struktur kurikulum, dan pedoman-pedoman implementasi kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bahan acuan dalam pelaksanaan
proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar
anmenengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas
pendidikan provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya

C. LANDASAN YURIDIS
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
c. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

10
d. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor13 Tahun2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
g. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta
Didik baru
h. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK
i. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
j. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler
k. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
l. Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah
m. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
n. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Menengah
o. Permendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013
p. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri
q. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
r. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia
s. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
t. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan/ madrasah Aliyah Kejuruan
u. Permendikbud No. 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
v. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal
w. Peraturan Daerah Jawa tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa

11
x. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda
No. 9 tahun 2012
y. Edaran Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 juli 2013 tentang
Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
z. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4
Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang
pendidikan SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK
Negeri dan Swasta di Provisi Jawa Tengah
aa. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
bb. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan
Madrasah Aliyah Kejuruan
cc. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017, tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and Match
Dengan Industri
dd. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
ee. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan
ff. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan
gg. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang KI dan KD mata pelajaran Sekolah
Menengah Kejuruan
hh. Peraturan BNSP Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Sertifikasi
Kompetensi bagi Lulusan SMK
ii. Peraturan BNSP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan
Skema SertifikasiProfesi
jj. Peraturan BNSP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Ketentuan Umum Lisesnsi
Lembaga Sertifikasi Profesi
kk. Peraturan BNSP Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan
Skema Sertifikasi Profesi

12
D. TUJUAN PENYUSUNAN KTSP SMK
Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum 2013 mengacu pada 8 standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Adapuh tujuan penyusunan dan pengembangan KTSP 2013 di
SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara agar peserta didik :
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata
pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Adapun
program peningkatan keimanan dan ketakwaan yang dilaksanakan di SMK Roudlotul
Mubtadiin Balekambang Jepara diantaranya dengan adanya pembiasaan membaca
do’a awal belajar dan asmaul husna, kegiatan sholat berjamaah, tuntas hafalan
amaliyah ahlusunnah wal jama’ah, pesantren ramadhan dan kegiatan keagamaan yang
lainnya.

b. Mengembangkan potensi, bakat dan minat sesuai kemampuan dan lingkungannya.


Kurikulum dikembangkan bedasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, bakat dan minat sesuai kemampuan peserta didik
dan lingkungannya.

c. Memiliki Keragaman potensi dan karakteristik daerah


Memiliki Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Kabupaten
Kudus memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMK Roudlotul Mubtadiin
Balekambang Jepara memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam bidang seni
dan keagamaan, serta keterampilan.

d. Memenuhi tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Pengembangan kurikulum SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara
memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional yang
ditunjukkan dengan adanya Mulok Bahasa Jawa. Tetapi tidak melupakan kebutuhan

13
Nasional dan global yang ditandai dengan adanya pembinaan teknologi dan informasi
komputer yang lebih ke arah praktis.

e. Memenuhi tuntutan dunia kerja


Kurikulum SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara memuat kecakapan hidup
untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah program praktikum
kejuruan yang terintegrasi dalam mata pelajaran, ataupun praktik kerja industri.

f. Mengikuti Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Mengikuti Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku, untuk
menerapkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik
dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan

g. Mengikuti dinamika perkembangan global


SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara dikembangkan agar peserta didik
mampu bersaing secara global dengan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya secara mandiri di
dalam kehidupan sehari-hari.

h. Mampu mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan


potensi diri peserta didik, serta mengembangkan kegiatan kepramukaan sebagai ekstra
kurikuler wajib yang harus diikuti.

i. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa


Kurikulum SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara dikembangkan dengan
mengitegrasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam dokumen dan implementasinya baik
dalam pembelajaran di kelas maupun dalam kehidupan sekolah ataupun dalam
Imgkungan kehidupan di luar sekolah.

14
BAB II
PENYUSUNAN KTSP SMK

A. KOMPONEN KTSP
1. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Visi SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara
Menjadi lembaga pendidikan yang unggul, kreatif, inovatif, berwawasan global dan
berkarakter dengan berpijak pada ajaran agama Islam ala ahlus sunnah wal jama’ah

Misi SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara


1. Menyelenggarakan sekolah yang berprestasi di bidang akademik maupun non
akademik
2. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik.
3. melaksanakan kegiatan pendidikan yang dapat menumbuhkan kreatifitas peserta
didik.
4. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan inovatif
5. Melaksanakan pendidikan yang berbasis pada pengembangan karakter
6. Menyiapkan tamatan yang memiliki jiwa wirausaha dan bertanggung jawab dengan
lingkungan sosial.
7. Menyiapkan tamatan yang memahami dan menaati ajaran agamanya.
8. Menyiapkan generasi yang kompetitif di dunia global

Tujuan Pendidikan SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara


Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara lebih rinci tujuan SMK Roudlotul
Mubtadiin Balekambang Jepara adalah sebagai berikut :
1) Menghasilkan lulusan yang kompeten dan besertifikasi.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis kompetensi dan produksi.
3) Menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan sikap profesional,
beradaptasi dengan lingkungan, mandiri, gigih dalam berkompetisi, berdisiplin dan
ulet.
4) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional.

15
5) Meningkatkan kepuasan masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan dan
pelatihan kejuruan sesuai program keahlian.
6) Konsisten dalam pelaksanaan aktivitas, kendali mutu, dan jaminan mutu sekolah.
7) Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah.

2. Standar Kompetensi Lulusan SMK


Standar kompetensi lulusan SMK dikembangkan dari tujuan pendidikan nasional dan
profil lulusan dalam rumusan area kompetensi. SMK adalah bagian dari system
pendidikan nasional yang memiliki tujuan pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan
tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia
usaha/industry, serta mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan kejuruan diatas diperlukan standar
kompetensi lulusan SMK yang dijabarkan dari profil lulusan sebagai berikut :
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja
pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi
pasar global.

Standar kompetensi lulusan SMK dirumuskan pada masing-masing program


pendidikan seperti ditunjukkan pada matriks berikut :
Tabel 1. Standar Kompetensi Lulusan – 3 Tahun
No. Area Kompetensi Standar Kompetensi Lulusan – 3 (tiga) Tahun
A.1 Keimanan dan A.1.1 memiliki pemahaman, penghayatan,dan
Ketakwaan kesadaran dalam mengamalkan ajaran agama
Kepada Tuhan yang dianut
Yang Maha Esa A.1.2 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
Kesadaran dalam berperilaku yang
menggambarkan akhlak mulia
A.1.3 memiliki pemahaman, penghayatan, dan

16
kesadaran dalam hidup berdasarkan nilai
kasih dan sayang
A.2 Kebangsaan dan A.2.1 meyakini Pancasila sebagai dasar Negara
Cinta Tanah Air Kesatuan Republik Indonesia
A.2.2 memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta,
Rasa bangga, dan semangat berkorban
untuk tanah air, bangsa, dan negara
A.2.3 menjalankan hak dan kewajiban sebagai
Warga negara yang demokratis dan warga
Masyarakat global
A.2.4 bekerjasama dalam keberagaman suku,
agama, ras, antargolongan, jender, dan
bahasa dengan menjunjung hak asasi dan
martabat manusia
A.2.5 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran untuk patuh terhadap hukum
dan norma sosial
A.2.6 memilikikesadaran untuk menjaga dan
melesta rikan lingkungan alam,
kepedulian sosial dalam konteks
pembangunan berkelanjutan
A.3 Karakter Pribadi A.3.1 memiliki kebiasaan, pemahaman, dan
dan Sosial kesadaran untuk bersikap dan berperilaku jujur
A.3.2 memiliki kemandirian dan
Bertanggungjawab dalam melaksanakan t
tugas pekerjaannya
A.3.3 memiliki kemampuan berinteraksi dan
Bekerja dalam kelompok secara santun,
efektif, dan produktif dalam melaksanakan
tugas pekerjaannya
A.3.4 memiliki kemampuan menyesuaikan diri
Dengan situasi dan lingkungan kerja secara
efektif
A.3.5 memiliki rasa ingin tahu untuk
mengembangkan

17
keahliannya secara berkelanjutan
A.3.6 memiliki etos kerja yang baik dalam
menjalankan tugas keahlik annya
A.4 Kesehatan A.4.1 memiliki pemahaman dan kesadaran
Jasmani dan berperilaku hidup bersih dan sehat untuk diri dan
Rohani lingkungan kerja
A.4.2 memiliki kebugaran dan ketahanan jasmani
Dan rohani dalam menjalankan tugas
keahliannya
A.4.3 menyadari potensi dirinya, tangguh
Mengatasi tekanan pekerjaan, dapat
bekerja produktif, dan bermanfaat bagi
lingkungan kerja
A.5 Literasi A.5.1 memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai keahliannya
A.5.2 memiliki kemampuan menggunakan
Bahasa Inggris dan bahasa asing
lainnya untuk menunjang pelaksanaaan
tugas sesuai keahliannya
A.5.3 memiliki pemahaman matematika dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.4 memiliki pemahaman konsep dan prinsip
Sains dalam melaksanakan tugas sesuai
keahliannya
A.5.5 memiliki pemahaman konsep dan prinsip
pengetahuan sosial dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.6 memiliki kemampuan menggunakan
Teknologi dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.7 memiliki kemampuan mengekspresikan
Dan mencipta karya seni budaya lokal dan
Nasional
A.6 Kreativitas A.6.1 memiliki kemampuan untuk mencari dan

18
menghasilkan gagasan, cara kerja, layanan, dan
produk karya inovatif sesuai keahliannya
A.6.2 memiliki kemampuan bekerjasama menyelesaikan
masalah dalam melaksanakan tugas sesuai
keahliannya secara kreatif
A.7 Estitika A.7.1 memiliki kemampuan mengapresiasi,
mengkritisi, dan menerapkan aspek estetika
dalam menciptakan layanan dan/atau produk
sesuai keahliannya
A.8 Kemampuan A.8.1 memiliki kemampuan dasar dalam bidang
Teknis Keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja
A.8.2 memiliki kemampuan spesifik dalam
Program keahlian tertentu sesuai dengan
Kebutuhan dunia kerja dan menerapkan
Kemampuannya sesuai prosedur/kaidah
dibawah pengawasan
A.8.3 memiliki pengalaman dalam menerapkan keahlian
spesifik yang relevan dengan dunia kerja
A.8.4 memiliki kemampuan menjalankan
Tugas keahliannya dengan menerapkan
Prinsip keselamatan, kesehatan, dan
Keamanan lingkungan
A.9.1 memiliki kemampuan mengidentifikasi dan
Memanfaatkan peluang usaha dengan
Mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam keahlian tertentu
A.9.2 memiliki kemampuan memperhitungkan
Dan mengambil resiko dalam
mengembangkan dan mengelola usaha
A.9.3 memiliki keinginan kuat dan kemampuan
Mengelola usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian
tertentu

19
Standar kompetensi lulusan SMK merupakan acuan utama mengembangkan standar isi,
standar proses pembelajaran, standar penilaian, standar pnedidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar biaya operasi.

3. Profil Lulusan SMK


Tujuan kompetensi keahlian Agrobisnis Pengolahan Hasil Pertanian secara umum
mengacu pada isi Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UU SPN ) pasal
3 mengenai tujuan pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan
bahwa pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Secara khusus tujuan program keahlian Agrobisnis Pengolahan Hasil Pertanian
adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar
kompeten:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi para
peserta didiknya.
2. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
3. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan
pengetahuan dan seni.
4. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi
keahlian tertentu agar dapat bekerja baik secara mandiri/berwirausaha atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenega kerja
tingkat menengah.
5. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetensi dan
mengembangkan sikap profesional dalam kompetensi keahlian yang ditekuninya.
6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal
bagi yang berminat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7. Menyelenggarakan sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan beretos
kerja tinggi.
8. Memenuhi kebutuhan tenaga yang terampil di Bidang Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian .
9. Mendidik tenaga kerja yang disiplin mempunyai loyalitas yang tinggi.
10. Mendidik tenaga kerja yang mampu bersaing baik tingkat nasional, regional maupun
global.
11. Mendidik Tenaga terampil yang mampu menciptakan lapangan kerja.
12. Mengembangkan Unit Produksi Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian .

20
13. Menyalurkan tenaga kerja yang profesional di Bidang Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian sesuai dengan kebutuhan DU/DI

4. Struktur dan Muatan KTSP SMK


Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Peraturan Dirjen
Dikdasmen Nomor 07/D.D5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan berisi Muatan Umum yang terdiri atas: (A) Muatan Nasional dan (B) Muatan
Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan
Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan
Kompetensi Keahlian.
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia;
(4) Matematika; (5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya.
Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2)
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian;
(3) Kompetensi Keahlian.
Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran KTSP SMK dari masing-masing
Kompetensi Keahlian dapat dilihat dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor
07/D.D5/KK/2018, sedangkan untuk Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI/KD)
tertuang dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Nomor 464/D.D5/KR/2018
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A),
Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2)
dan Kompetensi Keahlian (C3).
Struktur Kurikulum Kompetensi Keahlian Aninasi SMK Roudlotul Mubtadiin
Balekambang Jepara
Model Blok (Program 3 Tahun)

ALOKASI
MATA
WAKTU
PELAJARAN
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108

21
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Tinjauan Seni 72
3. Dasar-dasar Kreativitas 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Dasar-dasar Seni Rupa 144
2. Gambar 252
3. Sketsa 144
C3. Kompetensi Keahlian
1. Videografi 216
2. Animasi 2D 592
3. Animasi 3D 592
4. Digital Processing 314
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016

Model Implementatif
KELAS
MATA PELAJARAN
X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 3 3
Jumlah A 19 19

22
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2. 2 2
Kesehatan
Jumlah B 5 5
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3
2. Tinjauan Seni 2 2
3. Dasar-dasar Kreativitas 2 2
C2. Dasar Program Keahlian
1. Dasar-dasar Seni Rupa 4 4
2. Gambar 7 7
3. Sketsa 4 4
C3. Kompetensi Keahlian
1. Videografi - -
2. Animasi 2D - -
3. Animasi 3D - -
4. Digital Processing - -
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - -
Jumlah C 22 22
Total 46 46

5. Program Muatan Lokal


Tujuan pembelajaran Muatan lokal (Mulok) adalah untuk membekali peserta didik agar
mampu:
1. Mengidentifikasi berbagai potensi yang ada di daerah tempat tinggalnya;
2. Mengembangkan aspek lingkungan, social, budaya, dan seni yang dapat menjadi nilai
ekonomis, dan
3. Memanfaatkan sumber daya daerah untuk menunjang pembangunan nasional.

Langkah-langkah atau tahapan pengembangan Muatan Lokal adalah:


1. Analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;
2. Identifikasi muatan lokal;
3. Perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis Muatan Lokal;
4. Penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar;
5. Pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran yang relevan;

23
6. Penetapan Muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri;
7. Penyusunan silabus, dan
8. Penyusunan buku teks pelajaran.

Agar Muatan Lokal dapat dilaksanakan dengan baik, harus memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut:
1. Muatan lokal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
sumber daya pendidikan yang tersedia.
2. Muatan lokal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk berdiri sendiri sebagai
mata pelajaran mempunyai waktu beban belajar maksimum 2 (dua) jam per minggu.
Jika muatan lokal tersebut telah ditentukan dan ditetapkan oleh Gubernur Kepala
Daerah Provinsi untuk satuan pendidikan yang ada di wilayahnya, maka sekolah harus
melaksanakannya.
3. Muatan lokal yang bukan berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri, harus
diintegrasikan di dalam salah satu atau lebih dari ketiga mata pelajaran Kelompok
Wajib B dan C3 (Seni Budaya, Produk Kreatif dan Kewirausahaan, dan Pendidikan
Jasmani, Olah raga dan Kesehatan) dengan waktu beban yang terintegrasi pada salah
satu atau lebih mata pelajaran tersebut.
4. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar
muatan lokal, ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan (Permendikbud 79
Tahun 2014, Pasal 8, ayat (3)).

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.


Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah (Muatan lokal) yang dikembangkan di SMK
Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara adalah muatan lokal yang dikembangkan
oleh pemerintah daerah provinsi Jawa Tengah yaitu Bahasa Jawa.

24
6. Kegiatan Pengembangan Diri
Secara umum, pengembangan diri di sekolah mempunyai tujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik,
dengan memperhatikan kondisi sekolah.
Secara khusus, pengembangan diri bertujuan menunjang menfasilitasi peserta didik
dalam mengembangkan (1) bakat, (2) minat, (3) kreativitas, (4) kompetensi dan
kebiasaan dalam kehidupan, (5) kemampuan kehidupan keagamaan, (6) kemampuan
sosial, (7) kemampuan belajar, (8) wawasan dan perencanaan karir, (9) Kemampuan
pemecahan masalah, dan ( 10) kemandirian.
Kegiatan pengembangan diri di SMK dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1)
terprogram, dan (2) tidak terprogram. Kegiatan terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik secara individual, kelompok dan atau klasikal melalui penyelenggaraan :
a. layanan dan kegiatan pendukung konseling;
b. kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. kegiatan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan
bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
b. spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti :
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri,
mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti : berpakaian
rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan
orang lain, datang tepat waktu, serta kebiasaan-kebiasaan postif lainnya.

Kegiatan pengembangan diri di SMK Roudlotul Mubtadiin dilaksanakan melalui


kegiatan bimbingan konseling. ekstrakurikuler, dan PPK.
1. Bimbingan dan Konseling
a. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.
Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan

25
Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan
konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses
dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak
lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.
b. Tujuan layanan bimbingan dan konseling
Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu
peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian
dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli
agar mampu:
1. memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir dan kehidupannya di masa yang akan datang;
3. mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4. menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5. mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam
kehidupannya dan
6. mengaktualiasikandirinya secara bertanggung jawab.
c. Asas Layanan bimbingan Konseling Meliputi :
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Keaktifan
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kekinian
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas keharmonisan
10. Asas Keahlian
11. Asas Gotong Royong
12. Asas Tut Wuri Handayani

d. Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling


Pedoman bimbingan dan konseling mencakup komponen-komponen berikut ini.

26
a) Jenis Layanan meliputi :
1) Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan
pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
2) Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas
minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
4) Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi
dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu
yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan
masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang
terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
5) Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya
melalui prosedur perseorangan.
6) Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan
karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
7) Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui
dinamika kelompok.
8) Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman,

27
dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak
ketiga sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
9) Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang
terpuji.
10) Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan
tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
b) Kegiatan Pendukung Layanan meliputi:
1) Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun
non-tes.
2) Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3) Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau anggota keluarganya.
5) Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan.
6) Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang
dimaksud.
c) Format Layanan meliputi:
1) Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
peserta didik secara perorangan.
2) Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

28
3) Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
4) Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan.
5) Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
6) Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat
dan sarana elektronik.

d). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling


(a) Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima
jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut :
1) Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing
kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
2) Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
3) Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
4) Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
5) Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan
Layanan atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan
Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan
konseling.

29
(b) Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan
layanan yang mengarah pada (1) pelayanan dasar, (2) pelayanan
pengembangan, (3) pelayanan peminatan studi, (4) pelayanan teraputik, dan
(5) pelayanan diperluas.
1) Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya
kebutuhan siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan
minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-
emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat (significant
persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong
para significant persons berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan
paling elementer siswa.
2) Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan
potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkem-
bangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa
akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan
wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi
pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa
depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan
pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-
satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki
peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa.
Dalam hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu diarahkan dan
mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
3) Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa,
yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi
kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini
terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan
menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung)
yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan

30
peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula
dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.
4) Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan
yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan
pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan tersebut dapat
terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,
kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta
didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memiliki peran
dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, dan pelayanan peminatan.
5) Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa
pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua,
dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan
kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan
suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran,
optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas ini
dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan
pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik
tersebut di atas.

(c) Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan


1) Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukungbimbingan
dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
i Di dalam jam pembelajaran:
 Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan
belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di
dalam kelas.
 Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan
rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

31
ii Di luar jam pembelajaran:
 Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk
layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang
dapat dilaksana-kan di luar kelas.
 Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar
kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam
pembelajaran tatap muka dalam kelas.
 Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembe-lajaran
satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
satuan pendidikan.
2) Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan
pendidikan dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
dengan memperhatikan keseimbangan dan kesi-nambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program
pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan
mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.

e) Pihak Yang Terlibat


Pelaksana utama pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor. Penyelenggara pelayanan bimbingan dan
konseling di SMK Roudlotul Mubtadiin adalah Guru Bimbingan dan
Konseling.
1) Pada satu SMK Roudlotul Mubtadiin diangkat sejumlah Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor dengan rasio 1 : 150 (satu Guru bimbingan
dan konseling atau Konselor melayani 150 orang siswa) pada setiap tahun
ajaran.
2) Jika diperlukan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang
bertugas di SMK Roudlotul Mubtadiin dapat meminta bantuan kepada
pihak berwenang untuk mengalihtangankan kasus permasalahan peserta
didik.
3) Sebagai pelaksana utama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di
satuan pendidikan, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor wajib

32
menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional bimbingan dan konseling, meliputi:
a) Pengertian, tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan misi
pelayanan bimbingan dan konseling profesional
b) Bidang dan materi pelayanan bimbingan dan konseling, termasuk di
dalamnya materi pendidikan karakter dan arah peminatan siswa
c) Jenis layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan bimbingan
dan konseling
d) Pendekatan, metode, teknik dan media pelayanan bimbingan dan
konseling, termasuk di dalamnya pengubahan tingkah laku,
penanaman nilai-nilai karakter dan peminatan peserta didik.
e) Penilaian hasil dan proses layanan bimbingan dan konseling
f) Penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling
g) Pengelolaan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling
h) Penyusunan laporan pelayanan bimbingan dan konseling
i) Kode etik profesional bimbingan dan konseling
j) Peran organisasi profesi bimbingan dan konseling

4) Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor merumuskan dan


menjelaskan kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan
satuan pendidikan, Guru Mata Pelajaran, dan orang tua, sebagai berikut:
a) Sejak awal bertugas di satuan pendidikan, Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor merumuskan secara konkrit dan jelas tugas dan
kewajiban profesionalnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling,
meliputi:
i. Struktur pelayanan bimbingan dan konseling
ii. Program pelayanan bimbingan dan konseling
iii. Pengelolaan program pelayanan bimbingan dan konseling
iv. Evaluasi hasil dan proses pelayanan bimbingan dan konseling
v. Tugas dan kewajiban pokok Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor.

b) Hal-hal sebagaimana tersebut pada butir a di atas dijelaskan kepada


siswa, pimpinan, dan sejawat pendidik (Guru Mata pelajaran dan Wali

33
Kelas) pada satuan pendidikan, dan orang tua secara profesional dan
proporsional.
c) Kerjasama
i. Dalam melaksanakan tugas pelayanan bimbingan dan konseling Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor bekerjasama dengan
berbagai pihak di dalam dan di luar satuan pendidikan untuk
suksesnya pelayanan yang dimaksud.
ii. Kerjasama tersebut di atas dalam rangka manajemen bimbingan dan
konseling yang menjadi bagian integral dari manajemen satuan
pendidikan secara menyeluruh.

2. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi,
bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara
optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas:
a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib berbentuk pendidikan kepramukaan.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan.


Kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan minat
peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dapat berbentuk latihan olah-bakat
dan latihan olah-minat. Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler

Pilihan dilakukan dengan mengacu pada prinsip:


a. partisipasi aktif; dan
b. menyenangkan.

34
Kegiatan ekstrakuler yang dilaksanakian di SMK Roudlotul Mubtadiin meliputi:
a. Kegiatan ekstra kurikuler wajib yaitu Pramuka, semua peserta didik kelas X
diwajibkan mengikuti pendidikan kepramukaan baik teori maupaun berupa kegiatan
fisik atau praktik.
b. Kegiatan ekstra kurikuler pilihan, yang terdiri dari:
1. Sepak Bola
2. Bola Voli
3. Tilawatil Qur’an
4. Pramuka
5. PMR
6. Band
7. KIR/TTG
8. Multimedia
9. Teater
10. Pencak Silat
11. Jurnalistik

Jadwal kegiatan pelaksanaan ekstrakurikuler SMK Roudlotul Mubtadiin


Nama Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
1. Sepak Bola Kamis
2. Bola Voli Selasa
3. Tilawatil Qur’an Kamis
4. Pentanque Selasa
5. Pramuka Sabtu
6. PMR Kamis
7. Band Jumat
8. KIR/TTG Senin
9. Multimedia Jumat
10. Teater Jumat
11. Pencak Silat Senin
12. PPBN Rabu

35
Materi kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan Materi
1) Sepak Bola a. Keterampilan teknik dasar menyundul bola
dipadukan dengan tendangan sudut.
b. Kombinasi gerakan menggiring, menendang dan
menghentikan bola.
c. Koordinasi keterampilan teknik dasar dilakukan
secara bersama dan terorganisasi menggiring,
menahan, menyundul.
2) Bola Voli a. Passing bawah, passing atas, servis bawah
b. Gerakan teknik smash
c. Permainan yang dimodif
d. Formasi permainan bola voly
e. Taktik dan strategi permainan bola voly
f. Taktik pertahanan
3) Tilawatil Surat An-Nahl ayat 1 s.d. 3
Qur’an
4) Pramuka a. Sejarah Kepanduan
b. Lambang gerakan Pramuka
c. Kode kehormatan Pramuka
d. PBB
e. Upacara Penegak Pramuka
f. Ambalan Penegak
g. Outbond
h. Kepemimpinan
i. Uji SKU
j. PPGD
k. Survival
l. Pemetaan
m. Penjelajahan

5) PMR a. Mengenal gerakan


b. Kepemimpinan
c. Pertolongan pertama
d. Sanitasi dan kesehatan

36
e. Kesiapsiagaan bencana
6) Band a. Vokal
b. Aransemen
c. Harmonisasi musik
7) KIR/TTG Penyusunan karya tulis ilmiah
8) Multimedia Cinematografi dan fotografi
9) Teater a. Pengenalan teater
b. Unsur intrinsik dan ekstrinsik teater
c. Olah vokal
d. Pemilihan skenario teater
e. Casting tokoh
f. Latihan acting
g. pementasan
10) Pencak Silat a. Jurus dasar I dan II
b. Rangkaian dan teknik
c. Jurus tunggal
d. Teknik bertarung
e. Fisik
f. Kuncian
a. ainan

Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam konteks


Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian
pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan
dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan kecakapan
Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling menguatkan
(mutually interactive and reinforcing.) Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib

37
Pendidikan Kepramukaan diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.
Nama
No. Sifat Pegorganisasian Kegiatan
Model
1. Model Wajib,  Kolaboratif
Blok setahun  Bersifat intramural atau
sekali, ekstramural (di luar
berlaku bagi dan/atau didalam
seluruh lingkungan satuan
peserta pendidikan)
didik,
terjadwal,
penilaian
umum
2. Model Wajib, rutin,  Pembina Pramuka
Aktualisa terjadwal,  Bersifat intramural (dalam
si berlaku lingkungan satuan
untuk pendidikan)
seluruh
peserta didik
dalam setiap
kelas,
penjadwalan,
dan
penilaian
formal

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut.


1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa kelas X
b. Dimulai dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Untuk Kelas X dilaksanakan selama 8 kali pertemuan
d. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.
e. Pembina kegiatan adalah Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau
Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur
Muda/Instruktur Pramuka).

38
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh siswa kelas X, XI, dan XII
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 90 menit.

Penilaian kegiatan ekstrakurikuler perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik


dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian
dilakukan secara kualitatif.
Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai Baik pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam
buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu
kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti.

3. Penguatan Pendidikan Karakter


Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan
kompetensi yang tinggi, yang tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang menyenangkan
dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa
dan bernegara. Hanya dengan karakter yang kuat dan kompetensi yang tinggilah jati diri
bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa meningkat sehingga mampu
menjawab berbagai tantangan era abad 21. Untuk itu, pendidikan nasional harus berfokus
pada penguatan karakter di samping pembentukan kompetensi.
Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita pemerintah yang
dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia
pendidikan, dan pada tahun 2017 Presiden RI telah menerbitkan Peraturan Presiden
(Perpres) No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Atas dasar ini,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) secara bertahap mulai tahun 2016.
Penguatan Pendidikan Karakter bagi siswa SMK merupakan aspek penting yang
harus diperhatikan dalam pembelajaran di sekolah. Selain penguasaan kompetensi

39
akademik, kompetensi sesuai bidang keahlian, pengembangan bakat dan minat serta
karakter juga harus diberi perhatian. Untuk itu diperlukan suatu program yang mampu
menjadi wadah ekspresi pengembangan diri peserta didik dalam pendidikan karakter. Salah
satu wadah pengembangan bakat, minat, wahana ekspresi, latihan kepemimpinan serta
pembinaan karakter dan bela negara bagi peserta didik adalah melalui kegiatan pelatihan
kepemimpinan bagi peserta didik.
Melalui Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan praktik-praktik baik yang telah
membudaya disekolah dapat di pertahankan dan ditingkatkan, sedangkan hal-hal yang masih
dirasa kurang dapat di perbaiki sehingga siswa/i ataupun lulusan SMK dapat menguasai
kompetensi keahlian masing-masing (hard skill) yang dilengkapi dengan karakter yang baik
(soft Skill).

Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan melalui berbagai


kegiatan antara lain :
1. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Literasi
Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah merupakan kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas.
1. Strategi Membangun Budaya Literasi
a. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi
1. Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk
koridor dan kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan
konseling)
2. Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang
seimbang kepada semua peserta didik
3. Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang
kelas
4. Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan
orangtua/pengunjung di kantor dan ruangan di luar ruang kelas
5. Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan
untuk anak Kantor Kepala Sekolah mudah diakses oleh warga sekolah
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif
1. Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan non
akademik)diberikan secara rutin
2. Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi, dilaksnakan
kegiatan pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab,

40
memperkenalkan etika perilaku dan hokum dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi
3. Merayakan hari-hari besar nasional dan agama bernuansa literasi, misalnya
merayakan hari kartini dengan membaca surat-suratnya
4. Terdapat budaya kolaborasi antar guru dan staf dengan menjunjung
meritrokasi,yaitu mengakui kepakaran masing-masing dan memberi peluang
kepada orang lain untuk maju berdasarkan kelayakan kecakapannya
5. Terdapat waktu yang memadai bagi seluruh staf untuk berkolaborasi dalam
menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaannya, misalnya dalam pembuatan bahan kaya teks. Memilih cara
dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi
pengetahuan, dan menyebarkannya
6. Staf SMK dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam
menjalankan program literasi di SMK
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
1. Terdapat Tim Literasi Sekolah yang bertugas melakukan perencanaan dan
asesmen
2. Disediakan waktu khusus yang cukup untuk pembelajaran dan pembiasaan
literasi: membaca dalam hati, membaca terpandu, diskusi buku, bedah buku,
presentasi, menghadirkan guru tamu dalam pembelajaran atau nara sumber
kegiatan kesiswaan, mengunggah hasil karya melalui laman SMK, blog
guru/siswa.
3. Waktu kegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain
yang dianggap tidak perlu
4. Disepakati waktu berkala untuk Tim Literasi Sekolah (TLS) membahas
pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMK, termasuk evaluasi kegiatan dan
pencapaian program
5. Buku fiksi dan non fiksi terdapat dalam jumlah cukup banya sekolah. Buku
cerita fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan
6. Ada beberapa buku yang wajib di baca oleh warga sekolah
7. Ada kesempatan pengembangan professional
d. Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah
1. Gerakan membaca
Gerakan membaca adalah suatu gerakan yang bertujuan untuk pembiasaan
membaca bagi semua warga sekolah. Peserta didik dibimbing, didampingi

41
dan diarahkan untuk melakukan kegiatan membaca mandiri, yaitu membaca
buku atau sumber lain nonpelajaran, melalui kegiatan-kegiatan berikut ini.
a. Membiasakan membaca dalam hati dalam hati selama 15 menit
sebelum kegiatan pembelajaran
b. Membudayakan bersama-sama bagi guru dan peserta didik (guru
menjadi contoh)
c. Mendisiplinkan membaca karya sastra sampai selesai dengan membuat
daftar buku yang sudah dibaca
d. Membudayakan meramaikan madding dan/atau bulletin sekolah/
majalah peserta didik
e. Mewajibkan setiap guru bidang studi untuk menerapkan metode
diskusi dan presentasi pada kegiatan beberapa kegiatan pembelajaran
f. Menyediakan sudut buku kelas
g. Mendokumentasikan karya peserta didik (cerpen, puisi dll) ke dalam
bentuk buku
h. Memberikan penghargaan non-akademik terhadap kebiasaan membaca
i. Mengadakan perayaan literasi sepanjang tahun dan pameran
2. Festival/lomba literasi
a. Lomba penulisan karya ilmiah, sastra, dan atau resensi buku
b. Lomba membaca puisi, menulis puisi/cerpen
c. Lomba menulis/mengarang di blog bagi guru dan peserta didik
d. Kompetisi pembuatan desain poster, slogan, literatur, komik untuk
konten tertentu (misalnya: kesehatan dan keselamatan kerja,
menghormati guru, saling menghormati warga sekolah,
e. Lomba membuat film pendek/video: documenter, iklan layanan
masyarakat, profil sekolah, teater sekolah, dll
3. Pembudayaan e-learning
a. Mendorong pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
b. Mendorong guru memproduksi materi pembelajaran jarak jauh
4. Pembudayaan e-email/atau blog warga SMK
a. Semua guru dan peserta didik memiliki e-mail dan blog
b. Membudayakan guru menyajikan materi ajar melalui blog
c. Membiasakan guru membuat tagihan tugas melalui e-mail
5. Penyediaan sarana e-literasi
a. Menyediakan akses internet sehat bagi SMK

42
b. Penyediaan e-sabak/sabak digital (tablet) buku sekolah elektronik bagi
SMK
6. Penyediaan materi ajar elektronik
a. Melaksanakan kegiatan penyusunan materi ajar
b. Mengunggah materi ajar ke laman sekolah dan laman Direktora PSMK
7. Penguatan/pemahaman/apresiasi budaya dalam kegiatan seni dan budaya
a. Teater, tari, seni tradisional
b. Nonton bersama, menikmati budaya
c. Mengundang budayawan, seniman, kreator, tokoh agama/masyarakat

Penumbuhan literasi di sekolah dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan dan pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan Literasi Sekolah
1. Pembiasaan
Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud 23/2015)
Tujuan : Menumbuhkan rasa cinta membaca
Prinsip : Tidak ada tagihan
Jenis kegiatan
a. Pembentukan Tim Literasi Sekolah
perlu diterbitkan SK Tim Literasi Sekolah oleh Kepala SMK
b. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
guru dan warga sekolah lainnya juga melakukan kegiatan membaca
c. Pembuatan Jurnal membaca siswa
pencatatan kegiatan membaca harian tiap peserta didik
d. Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan akses internet)
e. Menciptakan lingkungan sosial dan afektif yang nyaman untuk membaca
f. Pembimbingan e-literasi secara bertanggungjawab
dapat dilakukan, misalnya dengan cara sharing tentang penggunaan gawai (gadget) dan
medsos
g. Memperkenalkan etika perilaku dan hukum dalam menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi
h. memperkenalkan UU ITE

43
2. Pengembangan
Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan (ada
tagihan nonakademik)
Tujuan tahap pengembangan adalah pengembangan Minat baca untuk meningkatkan
kemampuan literasi secara digital dan non digital
Prinsip kegiatan tahapan pengembangan adalah adanya tagihan Non Akademik
Jenis kegiatan :
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
kegiatan membaca dilakukan oleh seluruh warga sekolah dengan bentuk kegiatan yang
variatif
b. Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita, Penilaian non-akademik
agar efektif dapat dilakukan pemajangan respons bacaan peserta didik dan dilakukan
penggantian seminggu sekali
c. Pembuatan bahan kaya teks oleh siswa
antara lain dapat dilakukan pembuatan visualisasi konten bacaan yang telah dibaca
peserta didik. Sekolah harus mengupayakan tersedianya bahan dan alat yang diperlukan
d. Pembimbingan penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan literasi
dapat dilakukan dengan pemberian informasi tentang berkreasi dengan komputer
e. Pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mencari
informasi
menggunakan e-book; mengunduh bahan/ materi bacaan
Kegiatan literasi tahap pengembangan adalah :
1. Ada program dan pelaksanaan 15 menit membaca
2. Tersedia berbagai bentuk hasil tagihan non akademik
3. Tersedia bahan kaya teks yang dikoleksi dan dipajang
4. Dilaksanakannya pembimbingan penggunaan komputer dan internet
5. Pembimbingan penggunaan bahan-bahan literasi digital

3. Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan literasi disemua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan
dan strategi membaca di semua mata pelajaran (ada tagihan akademik)
Tujuan tahapan literasi pembelajaran adalah :
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan bahan-
bahan pengayaan baik secara digital maupuan non digital

44
Jenis kegiatan tahapan literasi pembelajaran adalah :
a. 15 menit membaca sebelum jam pelajaran
b. pada tahap pembelajaran ini sudah diberlakukan tagihan akademik terhadap kegiatan
membaca. Untuk itu, bahan bacaan dapat dikorelasikan dengan materi pengayaan mata
pelajaran tertentu-misalnya mata pelajaran produktif
c. Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
d. kegiatan literasii sudah dilakukan di semua mata pelajaran; pembelajaran sesdikit
mungkin berupa ceramah dari guru
e. Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan siswa antara
lain penggunaan video presentasi atau presentasi video
f. Penilaian akademik
g. kegiatan literasi menjadi bagian kegiatan pembelajaran
h. Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
i. Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi
pengetahuan, dan menyebarkannya di kalangan warga SMK
Ragam Kegiatan Literasi Terkait Pengembangan 15 Menit Membaca :
1. membaca nyaring (read Aloud)
2. membaca mandiri
3. membaca bersama
4. membaca terpandu
5. saling menceritakan hasil bacaan (berpasangan)
6. melanjutkan cerita
7. mengembangkan tokoh
8. menulis cerita/ puisi/ artikel/ pengalaman
9. membuat Graphic Organizer/ pengatur grafis
10. membuat kelas kaya literasi
Cara Mengatasi Kebutuhan Bahan Bacaan
1. Menyediakan Buku dengan dana sekolah
2. Mengajukan proposal CSR kepada dunia usaha setempat
3. Mewajibkan siswa membawa buku untuk dibaca, dan dipajang di sudut baca di kelas
masing-masing untuk dibaca bergantian
4. Sedekah buku
5. Mengunduh bahan bacaan dari internet dan membukukannya
6. Membukukan karya siswa dan atau guru
7. Mencetak karya warga sekolah

45
2. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Mengenal Diri
Salah satu kunci dalam proses pengembangan diri. Orang yang mengenal diri sendiri
akan mudah mengenal orang lain, atau dapat dikatakan mampu menyesuaikan diri di
keadaan yang berganti-ganti. Mengenal diri dengan konsep Aku Diri, Aku Sosial, Aku
Ideal. Konsep pertama atau Aku Diri yaitu konsep mengenal diri melalui proses dengan
cara merasakan dan memahami segala apa yang dibutuhkan oleh diri saya atau saya yang
seperti saya pahami, misalnya saya paham kenapa saya menyukai warna ungu. Proses
mengenal Aku Diri dapat dimulai dengan menyediakan waktu untuk merenungkan diri,
intropeksi diri, memiliki catatan perjalanan hidup hari ini dan perencanaan yang akan
datang.
Aku Sosial yang menjadikan saya terus ingat bahwa manusia merupakan makhluk
sosial yang selalu berinteraksi dengan masyarakat, seperti bergaul dengan kelompok
yang fokus pada apa yang saya sukai. Interaksi sosial dapat menjadi cerminan diri saya
dari masyarakat.
Aku Ideal merupakan gambaran diri saya di masa depan. Membentuk Aku Ideal
dapat dimulai dari tentukan lebih spesifik tentang mimpi dan cita-cita saya. Kemudian
dirumuskan menjadi mengapa dan bagaimana saya menjadi mimpi dan cita-cita saya.
Berhasil menggapai apa yang diinginkan tak selalu harus dimulai dengan melakukan
hal-hal besar yang bersifat fenomenal. Terkadang kita perlu memulainya dari hal-hal
yang mendasar dalam hidup. Salah satunya dengan mengenal diri yang merupakan upaya
untuk mengetahui sebenar-benarnya tujuan hidup hingga kemampuan diri.

3. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Komunikasi Efektif


Proses mengirim atau menerima pesan yang mampu menghasilkan perubahan sikap.
Komunikasi efektif ini menjadi satu rangkaian proses yang digunakan oleh manusia
secara terucap maupun tak terucap. Setiap orang harus memiliki kemampuan
berkomunikasi efektif dan bersikap asertif dengan berbagai orang lintas usia dan latar
belakang budaya agar terbiasa memilah dan memilih informasi sebelum
menyebarkannya.
Proses komunikasi disampaikan melalui tahap mengelola interpretasi, proses
mencerna suatu komunikasi simbol-simbol pada pemikiran, kemudian proses mengirim
dan menerima, dan selanjutnya proses umpan balik. Tentunya proses komunikasi efektif
ini didampingi dengan prinsip yang dapat menunjang hasil dari yang diinginkan, seperti
menghargai sesama, memberikan rasa empati, mudah didengar dan dimengerti, kejelasan,
dan sederhana.

46
 Menghargai sesama dalam proses komunikasi efektif dengan menyeleksi kosakata

saat menyampaikan pendapat atau mendengarkan setiap pendapat.


 Memberikan rasa empati sebagai bentuk menghargai dengan menempatkan diri pada

situasi atau kondisi yang tengah dihadapi lawan bicara.


 Mudah didengar. Suatu pesan yang mengandung makna harus mudah didengar dan

dapat dimengerti.
 Kejelasan dari pesan yang disampaikan ditetapkan dari penggunaan intonasi suara

yang baik, sehingga tujuan dari komunikasi dapat tercapai.


 Sederhana menjadi sikap memberikan peran pada lawan bicara. Sikap ini dipraktikan

dengan rendah hati memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara
terlebih dahulu dan diri kita menjadi pendengar yang baik.

4. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kepemimpinan


Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak menjadi seorang pemimpin. Jika tidak
menjadi pemimpin bagi orang lain, minimal bisa menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri.
Bersamaan dengan itu, jiwa kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang akan
mempengaruhi konsep futuristis dari seorang pemimpin, meskipun tak tertanam secara
tiba-tiba. Namun, alangkah baiknya jika jiwa kepemimpinan dibangun sejak masih muda,
di mana saja, dan dari siapapun. Kepemimpinan hari ini lebih ditekankan pada
demokratis dan pemanduan, bukan lagi instruksi dan pengendalian. Pada praktiknya, pola
kepemimpinan tersebut lebih membagi tanggung jawab kepada para anggotanya. Hal ini
yang disebut dengan kerjasama.
Pembangunan manusia di Indonesia memiliki proses yang panjang. Pendidikan tidak
hanya menyentuh peserta didik itu sendiri, tetapi juga menciptakan peserta didik tersebut
menjadi manusia yang berkarakter hingga hari ini ada dihadapan kita semua, seperti;
guru, presiden, dokter, ahli arkeologi, menteri, pilot, dan banyak lagi. Kita telah
mengenal pepatah lama yang menjadi nilai dasar sejarah panjang pendidikan dan
kepemimpinan bangsa Indonesia, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso,
Tut Wuri Handayani”. Maka dari itu, sudah seharusnya tidak ada satupun yang tertinggal
dalam proses pembangunan sumber daya manusia, karena kepemimpinan menciptakan
keadilan yang universal.

5. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pembinaan Bela Negara


Dalam era globalisasi yang disebut juga era informasi, maka interaksi antar-manusia
di dunia ini akan semakin meningkat, demikian pula penyebaran informasi baik positif

47
maupun negatif akan mudah diakses oleh semua tingkatan umur. Oleh karena itu
diperlukan suatu strategi agar tidak mudah terpengaruh oleh derasnya informasi baik
melalui saluran informasi berupa internet, majalah, computer, televise, surat kabar
maupun media informasi lainnya.
Seiring dengan banyaknya perubahan-perubahan pada semua aspek kehidupan, baik
sosial, ekonomi, iptek akibat pengaruh arus keterbukaan informasi dan semakin jauhnya
kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda, maka perlu ditanamkan kembali
karakter pendidikan khususnya bagi generasi muda yang mampu menanamkan dan
membentuk sikap serta perilaku positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta
memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik,
sehingga dapat menjadi manusia yang percaya pada kemampuan sendiri dan memiliki
iman dan ketaqwaan dalam ikut berkontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara.
Kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan yang menjadikan pendidikan
karakter sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran, menjadi salah
satu kompetensi inti merupakan hal yang layak untuk diperkuat dan dipertajam.
Menyadari akan derasnya arus informasi dan masuknya budaya dari luar yang dapat
mengikis rasa kebangsaan dan bela negara, maka dipandang perlu dilaksanakan
pendidikan yang memperkuat rasa kebangsaan, kesadaran bela negara sekaligus
mengasah kepemimpinan di kalangan kaum muda khususnya peserta didik.
Pendidikan karakter melalui bela negara ditujukan untuk menyiapkan lulusan yang
siap untuk bekerja, melanjutkan atau berwirausaha. Dengan tujuan tersebut, maka dalam
pencapaian pendidikan di SMK diperlukan pembekalan Kompetensi akademik, Karakter
Kepemimpinan, serta agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

6. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pencegahan dan Penanggulangan


Terorisme Dan Radikalisme
Merebaknya paham radikalisme yang berujung pada tindakan terorisme saat ini
menjadi bahasan hangat di seantero Indonesia. Organisasi teroris dunia seperti ISIS
diketahui tenyata merekrut anggotanya dari berbagai negara termasuk Indonesia. Hal
inilah yang kemudian menyebarkan kekhawatiran di masyarakat kita. Paham radikal
tentu menyebar bukan tanpa penyebab. Alasan yang memicu persebaran paham radikal di
antaranya kesenjangan sosial-ekonomi yang cukup tingga dan rendahnya wawasan
pemahaman ilmu pengetahuan. Kemiskinan dan ketidaktahuan adalah pintu yang mudah
bagi pembawa paham radikal untuk merekrut orang-orang yang mudah terperdaya karena
dijanjikan berbagai hal manis. Janji-janji yang ditawarkan misalnya bahwa tindakan

48
radikal ini benar dan mulia, maupun ditawarkan harta atau posisi tertentu bila bersedia
menjadi anggota organisasi radikal ini.
Oleh karena itu, penting bagi kaum muda untuk meningkatkan pemahaman ilmu
pengetahuan mengikuti kelompok-kelompok radikal yang berbahaya. Para pemuda perlu
untuk semakin mendalami ajaran agama masing-masing agar tidak mudah tertipu paham
yang menyesatkan. Selain itu, kesadaran untuk menjaga perdamaian dan kesatuan dalam
lingkup NKRI juga perlu dikobarkan agar tidak mudah terpecah-belah oleh paham-
paham yang mengancam kesatuan negara Indonesia. Peran aktif masyarakat dibutuhkan
untuk menjaga kebersamaan dan tidak ragu untuk melaporkan ke pihak yang berwenang
jika ada paham radikalisme dan terorisme yang muncul di lingkungannya.

7. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kewirausahaan sebagai Penopang


Ketahanan Ekonomi Bangsa
Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan salah satu faktor produksi yang
memegang peranan penting di dalam pembangunan. Menurut Joseph Schumpeter (1883–
1950), sumber utama kemakmuran bukan terletak pada pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, melainkan pada pembangunan ekonomi yang didominasi oleh peran
kewirausahaan dari para pelaku ekonominya.
Dalam kehidupan perekonomian bangsa, kewirausahaan berperan penting dalam
beberapa hal berikut:
1. Penyedia Lapangan Kerja
Kewirausahaan telah menyumbangkan jumlah lapangan kerja yang tidak sedikit di
Indonesia. Tumbuhnya iklim kewirausahaan Indonesia beberapa waktu terakhir telah
turut andil dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia yang per Februari
2017 ada di angka 7.01 juta orang.
2. Pemutar Gerak Roda Ekonomi
Aktivitas produksi dan pemasaran oleh wirausaha selain menyerap tenaga kerja, juga
akan menambah transaksi jual-beli bahan baku dan hasil produksinya. Seiring dengan
semakin banyak jumlah wirausaha, maka akan semakin bergerak pula roda ekonomi
suatu negara.

3. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi dan Sosial


Beberapa aktivitas wirausaha yang berkembang di Indonesia adalah yang berbasis
permasalahan sosial (social entrepreneur). Keuntungan yang didapatkan dari kegiatan
usaha ini selain digunakan untuk mengembangkan usaha, juga diinvestasikan untuk

49
pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah usaha tersebut. Karenanya, wirausaha
sosial berdampak besar dalam peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat.
4. Penghasil Devisa
Jumlah wirausaha Indonesia yang telah berhasil menembus pasar internasional
semakin bertambah dari waktu ke waktu. Prestasi ini memberikan keuntungan bagi
negara karena selain menjadi kebangsaan bangsa, produk Indonesia yang diekspor
juga menghasilkan devisa yang memperkuat cadangan devisa Indonesia.

8. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Optimalisasi Penggunaan IT di Era


Digital
Arus informasi di dunia maya sangatlah rentan untuk pengguna internet jika tidak
bijak memilih. Cyber bullying dan hoax sudah cukup banyak membuat penggunannya
terjerat hukum. Era kemajuan teknologi telah menghampiri dunia kita. Kemajuan
teknologi ini memberikan berbagai bentuk kemudahan bagi masyarakat, salah satunya
kemudahan akses informasi dari dunia maya. Melalui koneksi internet, suatu berita atau
informasi dapat dengan sangat mudah menyebar dan diketahui oleh seluruh dunia.
Kemudahan akses ini tentu saja merupakan keuntungan yang sangat besar karena
siapa saja dapat memperkaya wawasannya dari berbagai informasi bermanfaat yang
ditemukan dari internet. Kemudahan ini sudah seharusnya dimanfaatkan dengan optimal
untuk belajar dan menyerap hal baru sebanyak-banyaknya sehingga mutu SDM
Indonesia dapat bersaing di dunia global.
Media pembelajaran yang dapat ditemukan di internet pun amat bervariasi. Selain
teks bacaan, berbagai video dan media interaktif lainnya pun bertebaran untuk membantu
proses belajar suatu topik. Dengan kondisi ini, diharapkan literasi dan minat baca
masyarakat dapat meningkat sehingga wawasannya pun semakin berkualitas.
Namun bersama dengan kemudahan akses ini, terbit pula beberapa sisi negatif
internet yang perlu diwaspadai. Selayaknya materi positif yang mudah didapatkan,
informasi palsu (hoax) dan berbagai hal buruk pun leluasa untuk didapatkan. Untuk itu,
pengguna internet perlu menyaring setiap informasi yang diperoleh karena tidak setiap
hal yang beredar di dunia maya sudah pasti merupakan kebenaran.
Di era ini, tidak sedikit orang tidak bertanggung jawab yang mensuplai informasi
dengan identitas anonim sehingga penting untuk memvalidasi informasi yang masuk
sebelum memercayai dan ikut menyebarkan agar dapat terhindar dari dampak negatif
informasi yang keliru.

50
e Beban Belajar di SMK
1. SMK Roudlotul Mubtadiin menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur
pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem paket. Sistem
Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada
satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan
dalam satuan jam pembelajaran.
2. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
3. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada SMK Roudlotul Mubtadiin selama 45 menit. Beban belajar
kegiatan tatap muka per minggu di SMK Roudlotul Mubtadiin adalah 48 jam
pelajaran, beban belajar di kelas X, XI dan XII dalam satu semester 18 Minggu.
Beban belajar di kelas XI pada semester ganjil 18 minggu, sedangkan pada semester
genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu
4. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh
pendidik 0 – 60%.
5. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik dan guru tetapi maksimum 60% dari jam tatap muka dalam satu
semester.
6. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama
setiap semesternya yakni 50 jam pelajaran per minggu. Penambahan jam
pembelajaran tambahan dari alokasi minimal didasarkan pada pertimbangan

51
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas
dasar pencapaian prestasi akademik siswa.
7. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket di SMK Roudlotul Mubtadiin 0% - 60% dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensinya
8. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah tiga
tahun. SMK Roudlotul Mubtadiin tidak melaksanakan program percepatan peserta
didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
9. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap
muka.

Perencanaan empat jam praktik di luar sekolah dinataranya melalui kegiatan Praktik
Kerja Lapangan
1. Perencanaan Program PKL
a. Pemilahan Kompetensi dan Penetapan DUDI
Pemilahan kompetensi merupakan proses analisis Kompetensi Dasar (KD)
dan topik pembelajaran/pekerjaan dari mata pelajaran pada Kompetensi
Keahlian, kemudian memetakannya berdasarkan kemungkinan atau peluang
dilaksanakan pembelajaran topik-topik tersebut di masing-masing DUDI yang
menjadi Institusi Pasangan, dilakukan sebelum penyusunan program PKL.
Penetapan industri bertujuan untuk memperoleh data Institusi Pasangan
(DUDI) yang sesuai dengan KD yang dipelajari oleh peserta didik Di sam[ing
untuk meningkatkan jalinan hubungan kerja sama antara sekolah dengan
DUDI.
Pemilahan komptensi melalui proses analisis KD dan topik-topik
pembelajaran atau pekerjaan yang ada dalam silabus, dilakukan dengan
mempertimbangkan daya dukung sumber daya yang dimiliki pihak sekolah
(SMK) dan pihak Institusi Pasangan (DUDI). Berdasarkan data ketersediaan
sumber daya yang dimiliki masing-masing Institusi Pasangan, diperoleh
kejelasan tentang berapa dan mana saja KD dan topik-topik
pembelajaran/pekerjaan yang dapat dipelajari oleh peserta melalui kegiatan
PKL di DUDI. Dari hasil analisis KD dan topik-topik pembelajaran/pekerjaan,

52
kemudian dilakukan penentuan industri yang sesuai dengan hasil pemilahan
kompetensi.
2. Penyusunan Program PKL
Berdasarkan hasil penentuan DUDI, sekolah menyusun program PKL yang
memuat sejumlah KD yang akan dipelajari peserta didik di dunia kerja (DUDI).
Kompetensi Dasar yang pembelajarannya tidak dapat dilakukan di DUDI wajib
dilaksanakan di sekolah.
Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program pembelajaran
perlu memperhatikan kesiapan Institusi Pasangan/ DUDI dalam melaksanakan
pembelajaran KD terkait, agar dalam pelaksanaan penempatan peserta didik tepat
sasaran sesuai dengan KD yang akan dipelajari.
3. Pengaturan Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL diatur sebagai berikut
a. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 6-10 bulan yang dapat dilakukan
pada kelas XI dan atau kelas XII untuk program 3 tahun dan atau kelas XII dan
atau kelas XIII untuk program 4 tahun. Untuk menjamin keterlaksanaan program
PKL maka dapat dilakukan alternatif pengaturan sebagai berikut:
b. Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus
menata ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar
pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada
semester 4 dan sebagian materi pada semester 4 dapat dipindah ke semester 5.
c. Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah harus
melakukan pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada kedua semester
tersebut.
d. Praktik kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan pola harian (90 hari),
atau pola mingguan (12 minggu) atau pola bulanan (3 bulan).
e. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/DUDI yang
memiliki jam kerja kurang dari 5 hari per minggu, maka sekolah perlu mengatur
rotasi/perputaran kelompok peserta PKL.
f. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan
Kewilayahan dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau DUDI (terintegrasi
dengan PKL) dengan portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
g. Jika pembelajaran mata pelajaran muatan Nasional dan muatan Kewilayahan tidak
terintegrasi dalam kegiatan PKL, maka pembelajarannya dilakukan di satuan

53
pendidikan (sebelum atau setelah kembali dari kegiatan PKL) dalam bentuk blok,
dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu semester.
h. Mengingat kebijakan UN yang tidak lagi menjadi salah satu faktor penentu
kelulusan, maka program PKL dapat dilaksanakan sebelum UN pada semester 6
secara blok penuh selama 8 bulan.

4. Pembekalan Peserta PKL


Pembekalan peserta dilakukan terhadap peserta didik yang akan melaksanakan PKL.
Program tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang kegiatan
belajar yang harus dilakukan di Institusi Pasangan/DUDI. Materi pembekalan PKL
bagi peserta didik antara lain meliputi:
a. Karakteristik budaya kerja di industri/nilai-nilai karakter budaya industri;
b. Tata aturan kerja di DUDI;
c. Penyusunan jurnal;
d. Pembuatan dokumen portopolio, dan
e. Penilaian PKL.
Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara lain meliputi:
a. Maksud dan tujuan PKL;
b. Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi, konsumsi dan
transportasi selama pelaksanaan di lokasi PKL (life cost).
c. Karakteristik budaya kerja di DUDI/nilai-nilai karakter budaya industri;
d. Tata aturan kerja di DUDI, dan
e. Penilaian PKL.

5. Penetapan Pembimbing
Pembimbing PKL terdiri atas pembimbing sekolah dan pembimbing industri.
Pembimbing dari pihak sekolah adalah guru yang bertanggung-jawab terhadap
pembelajaran kompetensi yang pembelajarannya dilaksanakan di Institusi
Pasangan/DUDI, dan pembimbing industri yang sekaligus selaku instruktur yang
mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaan di Institusi Pasangan/DUDI.
6. Uraian Tugas Pembimbing
a. Uraian tugas pembimbing sekolah
1. Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama dengan Wakil Kepala sekolah
bidang Hubin dan kepala Kompetensi Keahlian.
2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan PKL dengan Wakil Kepala sekolah

54
bidang Hubin dan kepala Kompetensi Keahlian.
3. Memberikan pembekalan peserta PKL bersama-sama dengan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Industri dan Kepala Kompetensi Keahlian;
4. Memantau dan merespon informasi dan permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik selama PKL.
5. Memberikan keteladanan implementasi nilai-nilai karakter kepada seluruh
peserta PKL;
6. Melayani konsultasi peserta didik tentang permasalahan yang dihadapinya di
perusahaan tempat pelaksanaan PKL.
7. Melayani konsultasi peserta didik dalam pembuatan laporan melalui media
komunikasi yang ada, khususnya berkaitan dengan tata tulis laporan.
b. Uraian tugas pembimbing industri
1. Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama peserta PKL dan pembimbing
sekolah.
2. Melakukan koordinasi dengan unsur terkait di DUDI demi lancarnya
pelaksanaan PKL.
3. Memberikan keteladanan implementasi nilai-nilai karakter budaya industri
kepada seluruh peserta PKL;
4. Memberikan bimbingan pengembangan ranah sikap dan nilai-nilai karakter
budaya industri, keterampilan maupun pengetahuan selama peserta didik PKL.
5. Memantau dan merespon informasi dan permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik selama PKL.
6. Melayani konsultasi peserta didik tentang permasalahan yang dihadapi di
DUDI tempat pelaksanaan PKL, khususnya yang berkaitan dengan substansi
komptensi yang dipelajari ditempat PKL dan pembuatan dokumen portopolio
PKL.
7. Pelaksanaan Program PKL
1. Jurnal Kegiatan PKL
Selama melakukan kegiatan pembelajaran di Institusi Pasangan/ DUDI, peserta
didik wajib menyusun jurnal kegiatan PKL. Jurnal ini dibuat selengkap mungkin
sesuai dengan topik-topik pembelajaran/jenis pekerjaan dan tugas-tugas lain yang
diberikan pembimbing industri, dilengkapi catatan kejadian-kejadian penting
(pengalaman belajar) selama kegiatan PKL. Format jurnal kegiatan PKL dapat
menggunakan contoh sebagai berikut.
2. Dokumentasi Portopolio PKL

55
Dokumentasi portopolio PKL disusun oleh peserta didik di bawah pembinaan
pembimbing Institusi Pasangan/DUDI. Pembuatan dokumentasi portopolio
dilakukan dengan cara mengompilasi catatan-catatan pengalaman belajar dari
seluruh pekerjaan/ kegiatan pembelajaran di Institusi Pasangan/DUDI yang berasal
dari jurnal kegiatan PKL. Hasil kompilasi kemudian dituangkan dalam bentuk
dokumen portopolio. Dokumentasi portopolio PKL sekurang-kurangnya memuat
sebagai berikut.
1. Halaman Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Daftar Isi
4. Daftar Gambar
5. Daftar Lampiran
6. BAB I. PENDAHULUAN
7. BAB II. PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DUDI
8. BAB III.PENUTUP
Dokumen portopolio hasil kegiatan PKL di Institusi Pasangan/ DUDI digunakan
sebagai bahan penilaian peserta didik.
3. Petunjuk Umum bagi Peserta PKL
Petunjuk umum bagi peserta PKl dimasudkan sebagai acuan bagi peserta didik
selama mengikuti PKL. Petunjuk umum bagi peserta PKL dapat dikembangkan
oleh satuan pendidikan. Contoh petunjuk umum bagi peserta PKL adalah sebagai
berikut.
a. Peserta PKL memahami tata tertib/aturan yang berlaku di tempat PKL dan
wajib mengikuti tata tertib/aturan tersebut.
b. Peserta PKL menandatangani format tata tertib/aturan yang sudah disiapkan
selama melaksanakan PKL.
c. Peserta PKL harus mengisi Jurnal PKL sesuai dengan format jurnal yang
ditetapkan satuan pendidikan. Pengisian jurnal ditulis tangan dengan rapih dan
jelas, serta memperhatikan saran-saran yang disampaikan oleh pembimbing
industri. Selama berkonsultasi/pembimingan peserta PKL harus selalu menjaga
etika sopan santun.
d. Peserta PKL memahami identitas perusahaan, riwayat singkat perusahaan dan
struktur organisasi perusahaan sebagai kelengkapan dari jurnal PKL.
e. Peserta PKL mengenal staf/karyawan maupun deskripsi tugas dan tanggung-
jawabnya pada perusahaan tempat PKL.

56
f. Peserta PKL harus mengetehui jenis peralatan, bahan yang digunakan, proses
yang dipakai dan nilai-nilai karakter budaya industri yang berlaku di tempat
PKL.
g. Pada saat melaksanakan PKL agar memperhatikan hal-hal berikut.
1. berkonsentrasi dengan pembimbing industri atau guru pembimbing dalam
melaksanakan PKL;
2. menjaga etika sopan santun dan tata tertib selama berkonsultasi maupun
mengikuti pembimbingan PKL;
3. selalu mematuhi jadwal PKL sesuai kesepakatan;
4. mengikuti penjelasan dan arahan dari pembimbing industri;
5. mencatat agenda kegiatan harian kerja praktik pada buku Jurnal PKL
dengan jujur dan teliti, selanjutnya di paraf oleh pembimbing industri;
6. melaksanakan tugas yang diberikan pembimbing DUDI pada saat
melaksanakan kegiatan PKL dengan sungguh-sunguh, bertanggung-jawab,
disiplin, bekerja keras dan penuh percaya diri;
7. melaksanakan seluruh instruksi dan atau arahan dari pembimbing industri,
terkait tugas-tugas PKL.
h. Setelah selesai melaksanakan PKL di DUDI selama kurun waktu yang
ditentukan, peserta PKL selanjutnya membuat dokumen portopolio dan atau
laporan PKL secara jujur dan bertanggung-jawab berdasarkan jurnal
pelaksanaan PKL. Peserta PKL dapat ditugaskan untuk menganalisis salah satu
materi praktik yang dianggap paling menarik untuk dibahas atau
dikembangkan sesuai dengan kompetensi keahlianya.

4. Penilaian PKL
Pedoman Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 pada halaman 46
menyebutkan bahwa penilaian PKL merupakan integrasi dari penilaian seluruh
Kompetensi Inti peserta didik (KI-1 s.d KI-4). Kemudian pada halaman 64 dinyatakan
bahwa Penilaian PKL merupakan kewajiban mitra dunia usaha dan industri. Sekolah
sepenuhnya menyerahkan penilaian kepada institusi atau mitra industri dengan
pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja peserta didik secara keseluruhan,
disampaikan melalui Jurnal PKL dan sertifikat atau surat keterangan PKL dari Industri.
Penilaian PKL meliputi penilaian proses dan hasil kegiatan PKL.

57
1. Penilaian Peserta Didik
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL sebagai
realisasi Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Begitu pula untuk PKL sebagai pemantapan
kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI dilakukan oleh
pembimbing industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah.
Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI
adalah sama dengan penilaian hasil belajar di sekolah. Penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan digabungkan dengan formula tertentu yang ditetapkan satuan
pendidikan. Nilai PKL dalam bentuk angka kuantitatif dikonversi dengan rentang
predikat sebagai berikut.
 86 – 100 = Amat Baik.
 70 – 85 = Baik.
 <70 = Kurang.
Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal pencapaian
kompetensi yang ditetapkan DUDI.
2. Pemberian Sertifikat PKL
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang “Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi
yang Link and Match dengan Industri”, pada Pasal 10 ayat (4) menyatukan bahwa
“Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri memberikan sertifikat
kepada peserta didik dan guru bidang studi produktif yang telah menyelesaikan
PKL dan/atau Pemagangan Industri”. Pemberian sertifikat juga diberikan oleh
industri pada peserta magang sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
Pasal 19 menyatakan bahwa:
a. peserta pemagangan yang telah memenuhi standar kompetensi yang ditentukan
oleh perusahaan diberikan sertifikat pemagangan.
b. dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar kompetensi yang
ditentukan oleh perusahaan, diberikan surat keterangan telah mengikuti
pemagangan.

58
Dunia Usaha / Dunia Industri sebagai institusi pasangan dalam melaksanakan
kerjasama dalam hal pendidikan di industri diusahakan diikat dalam bentuk naskah
kesepakatan atau MoU ( Memorandum of Understanding ).

2. Skor Ketuntasan Belajar


Sebagai pembeda antara SMK dan satuan pendidikan lain adalah penetapan
KriteriaPencapaian Kompetensi. Kriteria Pencapaian Kompetensi yang selanjutnya
disebut KPK adalah penguasaan kompetensi minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan, indikator pencapaian
kompetensi dan/atau kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi dalam SKKNI yang
sepadan dengan kompetensi dasar dalam kurikulum. Lebih lanjut KPK digunakan untuk
menentukan Skor Ketuntasan Minimal (SKM)
SKM atau yang secara istilah pengukuran disebut dengan cut off score merupakan
bagian dari standard setting yang secara operasional ditetapkan dalam bentuk angka.
SKM digunakan sebagai acuan penentuan peserta didik yang wajib mengikuti
pembelajaran remedial hingga memenuhi KPK dan sebagai salah satu acuan kriteria
kenaikan kelas.

Kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar
peserta didik. Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada awal tahun pelajaran
melalui musyawarah oleh satuan pendidikan.
1. Mekanisme dan Prosedur Penentuan SKM
Guru atau kelompok guru menetapkan SKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan
empat aspek kriteria, yaitu :
a. Karakteristik peserta didik (intake)
Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan
peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau
psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan
peserta didik di kelas sebelumnya.
b. Karakteristik mata pelajaran (kompleksitas)
Kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang
harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas
tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
sejumlah kondisi sebagai berikut: guru yang memahami dengan benar kompetensi yang
harus dibelajarkan pada peserta didik; guru yang kreatif dan inovatif dengan metode

59
pembelajaran yang bervariasi; guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai
bidang yang diajarkan; peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi; peserta didik
yang cakap/terampil menerapkan konsep; . peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif
dalam penyelesaian tugas/pekerjaan; waktu yang cukup lama untuk memahami materi
tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam
proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan; tingkat kemampuan penalaran
dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
c. Kondisi satuan pendidikan (daya dukung)
Karakteristik satuan pendidikan (daya dukung) antara lain meliputi (1) Kompetensi
pendidik; (2) jumlah peserta didik dalam satu kelas manajemen sekolah; (3) predikat
akreditasi sekolah dan (4) kelayakan sarana dan prasarana sekolah.
d. Analisis hasil penilaian

Hasil penetapan SKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga SKM mata pelajaran; Hasil
penetapan SKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah
untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian; SKM yang ditetapkan
disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan
dinas pendidikan; SKM dicantumkan dalam LHB (raport) pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik.
Untuk memudahkan analisis setiap indikator masing-masing mata pelajaran, perlu dibuat skala
penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh: Aspek yang dianalisis Kriteria dan
Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 69 ; Sedang 70-80 ; Rendah 81-100 ;
Daya Dukung Tinggi 81-100 ; Sedang 70-80; Rendah <69
Intake siswa Tinggi 81-100; Sedang 70-80; Rendah <69.

Skor ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta
didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak
untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat
diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Skor ketuntasan minimal
harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil
belajar peserta didik.

60
2. Daftar Skor Ketuntasan Minimal (SKM)
Sesuai dengan Panduan Penilaian Hasil Belajar Dan Pengembangan Karakter Pada SMK
Tahun 2018 disebutkan nilai ketuntasan belajar kompetensi pada mata pelajaran wajib A, B
dan C1 adalah minimal 60, sedangkan untuk mata pelajaran C2 dan C3 nilai ketuntasan
belajar adalah minimal 65 dengan menyesuaikan karakteristik kompetensi/paket keahlian.
Predikat dibuat untuk menentukan posisi peserta didik dalam tingkat penguasaan
kompetensi. Dalam hal ini, predikat C dijadikan cut off score dalam penentuan kompeten
atau belum kompetennya peserta didik dalam suatu materi atau penguasaan kompetensi.
Nilai minimal dalam predikat C dijadikan acuan penentuan ketuntasan belajar.

Predikat/Kategori
Keterangan

Kategori Rentang Keterangan Penguasaan

Kompetensi
A+ N ≥ 95* Peserta didik secara Sangat

A 95 > N ≥ 90* konsisten menunjukkan Kompeten

A- 90 > N ≥ 85* pemahaman yang


mendalam pada semua
materi.

B+ 85 > N ≥ 80* Peserta didik secara Kompeten

B 80 > N ≥ 75* konsisten menunjukkan

B- 75 > N ≥ 70* pemahaman yang


mendalam pada sebagian
besar materi.

C Mata pelajaran muatan Peserta didik menunjukkan Cukup


Adaptif dan Normatif pemahaman yang cukup Kompeten
(A, B, C1) pada semua materi.
70 > N ≥ 60
Mata pelajaran muatan
Produktif (C1, C2, dan
C3)
70 > N ≥ 65

61
D Mata pelajaran muatan Peserta didik belum Belum
Adaptif dan Normatif menunjukkan pemahaman Kompeten
(A, B, C1) yang cukup pada sebagian
N < 60 besar materi.
Mata pelajaran muatan
Produktif (C1, C2 dan
C3)
N < 65

*untuk seluruh mata pelajaran

Predikat/Kategori Mapel Adaptif dan Normatif Mapel Produktif


A+ ≥95 ≥95
A 90-94 90-94
A- 85-89 85-89
B+ 80-84 80-84
B 75-79 75-79
B- 70-74 70-74
C 60-69 65-69
D <60 <65

Adapun ketuntasan belajar siswa kompetensi keahlian Animasi SMK Roudlotul Mubtadiin
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel SKM semua mapel adalah sebagai berikut
KELAS
MATA PELAJARAN
X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 70
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 70
3. Bahasa Indonesia 70 70
4. Matematika 70 70
5. Sejarah Indonesia 70 70
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 70 70
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 70 70

62
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 70
2.
Kesehatan
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 70 70
2. Tinjauan Seni 70 70
3. Dasar-dasar Kreativitas 70 70
C2. Dasar Program Keahlian
1. Dasar-dasar Seni Rupa 70 70
2. Gambar 70 70
3. Sketsa 70 70
C3. Kompetensi Keahlian
1. Videografi - -
2. Animasi 2D - -
3. Animasi 3D - -
4. Digital Processing - -
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - -

3. Upaya sekolah untuk Meningkatkan SKM


Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah sebagai acuan bagi pendidik dalam
menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan SKM yang
ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi
dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan; sebagai acuan
bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap
kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh
peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar
mencapai nilai melebihi SKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus
mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan; dapat digunakan sebagai
bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan
di sekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan
pencapaian SKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan
SKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD

63
tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran
maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah; merupakan kontrak pedagogik
antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat.
Keberhasilan pencapaian SKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama
antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik
melakukan upaya pencapaian SKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan
penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian SKM dengan proaktif mengikuti
kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang
tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya
dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses
pembelajaran dan penilaian di sekolah; merupakan target satuan pendidikan dalam
pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.
Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui SKM
yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian SKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja
satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan
KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur
kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

3. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian dijabarkan dalam uraian meliputi mekanisme penilaian oleh
pendidik, mekanisme penilaian oleh satuan pendidikan, mekanisme RPL, mekanisme
remedial dan pengayaaan, penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS)
1. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik merupakan penilaian proses
pembelajaran (assessment for learning), penilaian capaian pembelajaran (assessment
of learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning), yang
dilakukan melalui mekanisme Penilaian Pembelajaran sebagai berikut :
a. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan penilaian.
c. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan keputusan berkaitan
dengan peserta didik, perbaikan proses pembelajaran, membuat pelaporan, dan
kegunaan lain yang sesuai.

64
d. Penilaian terkait RPL dilakukan oleh pendidik sesuai kompetensi yang dipelajari
peserta didik melalui pengalaman kerja (tacit knowledge) dengan kriteria unjuk
kerja atau indikator pencapaian kompetensi yang tercantum dalam silabus.
e. Penilaian perkembangan karakter peserta didik dilakukan oleh pendidik secara
khusus melalui pengamatan sikap peserta didik berdasarkan butir-butir sikap yang
dikelompokkan dalam nilai-nilai pengembangan karakter.

2. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan merupakan penilaian
capaian hasil belajar (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut.
a. Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi ranah pengetahuan dan keterampilan.
b. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk Ujian Sekolah/Madrasah diselenggarakan
oleh satuan pendidikan terakreditasi pada akhir jenjang pendidikan.
c. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk UPK dilaksanakan oleh satuan pendidikan
terakreditasi di tempat uji kompetensi pada satuan pendidikan atau tempat lain
yang ditunjuk pada akhir periode pembelajaran dalam bentuk semester dan/atau
tingkat.
d. Pelaporan hasil penilaian UPK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi
bekerja sama dengan mitra dunia usaha/industri dan/atau Lembaga Sertifikasi
Profesi dalam bentuk paspor keterampilan dan/atau sertifikat paket kompetensi
yang telah dicapai.
e. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, akhir tahun, dan
kelulusan peserta didik ditetapkan dalam rapat dewan pendidik satuan pendidikan.

3. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh Pemerintah Pusat merupakan penilaian
capaian pembelajaran (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut.
a. Penilaian oleh Pemerintah Pusat dapat meliputi ranah pengetahuan dan
keterampilan.
b. Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Ujian Nasional
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
c. Satuan pendidikan pelaksana Ujian Nasional adalah satuan pendidikan
terakreditasi.
d. Ujian Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dan sebanyak-
banyaknya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

65
e. Pemerintah Pusat dapat menyelenggarakan Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk
lain yang hasilnya dapat digunakan untuk peningkatan, pemerataan, dan
penjaminan mutu pendidikan.

Pengujian Kompetensi peserta didik oleh Lembaga Sertifikasi Profesi dan atau
satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri merupakan
pengukuran capaian kompetensi berdasarkan skema okupasi dan atau skema
kualifikasi. Hasil pengujian untuk memperoleh sertifikat kompetensi. Mekanisme
pengujian dilakukan sesuai ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri.

4. Mekanisme RPL
Rekognisi Pembelajaran Lampau (Recognition of Prior Learning)/ RPL
adalah proses pengakuan atas capaian pembelajaran siswa yang dilakukan secara
otodidak dari pengalaman hidupnya, pendidikan non formal, atau pendidikan
informal ke dalam sektor pendidikan formal di SMK Roudlotul Mubtadiin
Pengakuan atas capaian pembelajaran siswa yang diperoleh dari pengalaman
kerja , pendidikan non formal, atau pendidikan informal, ke dalam sector pendidikan
formal dilakukan melalui mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (Recognition
of Prior Learning)/ RPL
Pengakuan atas capaian pembelajaran siswa yang diperoleh dari pengalaman
kerja , pendidikan non formal, atau pendidikan informal, ke dalam sektor pendidikan
formal dalam rangka pendidikan sepanjang hayat

Mekanisme pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran Lampau di SMK Roudlotul


Mubtadiin
- Pemohon melakukan konsultasi dengan sekolah tentang prosedur yang harus
ditempuh
- Pemohon diminta menyiapkan bukti-bukti dokumen yang sahih, kredibel dan
relevan, sebagai bukti kemampuan/kompetensi pemohon
- Pemohon harus mengisi formulir yang disediakan oleh sekolah, disertai dengan
pengumpulan bukti pendukung
- Sekolah mengevaluasi berkas yang diajukan oleh pemohon

66
- Kepala Sekolah membuat keputusan hasil evaluasi lengkap dengan pembebasan
KI, KD, Indikator, atau mata pelajaran dan atau kegiatan ekstrakuriler yang
diperoleh pemohon
- Pemohon melanjutkan pendidikan dan menyelesaikan mata pelajaran dan atau
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan struktur kurikulum kompetensi
keahliannya.

5. Mekanisme Remidial dan Pengayaan oleh Pendidik


a. Mekanisme Remedial
1. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai
ketuntasan yang ditetapkan. Siswa harus mencapai ketuntasan belajar yaitu
tingkat minimal pencapaian kompetensi terutama untuk pengetahuan dan
keterampilan
2. Peserta didik yang belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) pada
ulangan harian harus mengikuti remedial.
3. Remedial diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil ulangan siswa
bersangkutan tidak mencapai Standar ketuntasan minimal (SKM).
4. Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remidial :
- Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta

didik yang mengikuti remedial maksimal 20%;


- Penugasan kelompok diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta

didik yang mengikuti remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50 %;
- Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta

didik yang mengikuti remedial lebih dari 50 %;


5. Pembelajaran remidi dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara
lain:
- Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda

melalui kegiatan tatap muka di luar jam efektif.


- Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.

- Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.

- Pemanfaatan tutor sebaya.

6. Remedial teaching ditindaklanjuti dengan remedial test.

b. Mekanisme Pengayaan

67
1. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan
untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
2. Peserta didik yang telah berhasil melampaui KKM pada ulangan harian
berhak diberikan program pengayaan.
3. Pembelajaran pengayaan diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil
ulangan harian ( untuk beberapa KD ) ketercapaiannya lebih dari KKM
masing-masing.
4. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan :
Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan
kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku,
tokoh masyarakat, dsb yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum
Ketrampilan proses yang diperlukan peserta didik agar berhasil dalam
pendalaman dan investigasi terhadap topic yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri
Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan
investigatif/penelitian ilmiah
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan:
1. Belajar kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran
bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-
temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai
ketuntasan
2. Belajar mandiri
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati
3. Pembelajaran berbasis tema
Memadukan kurikulum dibawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu
4. Pemadatan kurikulum
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui
peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk

68
memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
5. Kegiatan pembelajaran pengayaan tidak hanya terkait dengan kegiatan tatap
muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa tetapi dapat pula dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak tersruktur.
Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik
mempersiapkan diri mengikuti kompetisi seperti LKS, O2SN, OSTN dll
6. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai
sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik normal.

Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dilakukan melalui:


1. Nilai remidial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir
2. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti
nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai hasil remedial, selanjutnya diolah
dengan rerata nilai seluruh KD.
3. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal
pada suatu KD antara nilai awal dan nilai indicator hasil remidial
4. Penilaian hasil belajar pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran
biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio

c. Hight Order Thinking Skill (HOTS)


Penilaian yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorong peningkatan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun
kemandirian peserta didik untuk menyelesaikan masalah.
Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar
mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite).
Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu
konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan
dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun
demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal
recall.

69
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi
metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja.
Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep
yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih
strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen
(reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat. Dimensi proses berpikir dalam
Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl
(2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-
C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi
(evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).
Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).Pada
pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS,
hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO. Sebagai contoh kata kerja
‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks
penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5
(mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir
menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta
menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan
C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan
masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses
berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus.Stimulus
merupakan dasar untuk membuat pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang
disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus dapat bersumber dari
isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-
permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat,
kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu.
Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang
digunakan dalam penulisan soal HOTS. Soal-soal HOTS bertujuan untuk mengukur
keterampilan berpikir tingkat tinggi.Dalam melakukan Penilaian, guru dapat
menyisipkan beberapa butir soal HOTS.

Berikut langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS :


1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal- soal
HOTS.Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS.Guru-guru

70
secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap
KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam
menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk
memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b)
memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan
indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik
untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah
dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang
sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong
peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih
stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah
penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi,
sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman
penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal
uraian.Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan
ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat

Dalam konteks pelaksanaan Penilaian HOTS, SMK Roudlotul Mubtadiin :


1. Menyiapkan bahan-bahan Penilaian dalam bentuk soal-soal yang memuat soal-
soal HOTS.
2. Meningkatkan pemahaman guru tentang penulisan butir soal yang mengukur
kemampuanberpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
3. Meningkatkan keterampilan guru untuk menyusun instrumen penilaian (High
Order Thinking Skills/HOTS)

71
Memberikan arahan teknis kepada guru-guru/MGMP sekolah tentang strategi
penyusunan soal-soal HOTS yang mencakup:
a. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS;
b. Menyusun kisi-kisi soal HOTS;
c. Menulis butir soal HOTS;
d. Membuat pedoman penilaian HOTS;
e. Menelaah dan memperbaiki butir soal HOT;
f. Menggunakan beberapa soal HOTS dalam Penilaian.

4. Kriteriaa Kenaikan Kelas dan Kriteria Kelulusan


Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh peserta didik
baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan
menentukan apakah peserta didik tersebut berhak naik kelas atau tidak.
Secara umum peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-kurangnya
BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK sesuai
kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran wajib A, B, dan C1 (adaptif dan
normatif) yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi
keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D.
Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester
ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun
pelajaran tersebut.
5. Tidak memiliki nilai mata pelajaran C2 dan C3 (produktif) yang masing-masing
nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah skor
ketuntasan minimal (SKM) atau predikat D.
6. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik masing-masing sekolah.

Penentuan kenaikan kelas merupakan wewenang satuan pendidikan. Satuan


pendidikan dapat menentukan ketentuan kenaikan kelas berdasarkan rapat pleno

72
dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah seperti minimal kehadiran,
tata tertib, dan peraturan yang berlaku di sekolah tersebut.
Laporan kemajuan hasil belajar siswa berdasarkan hasil belajar yang dilakukan
oleh guru dalam kurun waktu tertentu dalam bentuk buku raport.
Hasil penilaian yang dilaporkan meliputi pencapaian kompetensi sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial), pengetahuan dan ketrampilan. Laporan kompetensi sikap
dalam bentuk deskripsi, sedangkan pengetahuan dan ketrampilan diberikan dalam
bentuk bilangan bulat (skala 0-100), predikat dan dilengkapi dengan deskripsi.
Seluruh hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dijadikan bahan dalam penyusunan
rapor dan disimpan dalam bentuk portofolio perkembangan siswa yang dapat
ditunjukkan pada siswa, oragtua/wali.

5. Kriteria Kelulusan
Seorang peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada SMK Roudlotul
Mubtadiin setelah memenuhi Kriteria Kelulusan sebagai berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai sikap / perilaku minimal baik
3. Mengikuti Ujian Nasional
4. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)

Target kelulusan pada tahun pelajaran 2019/2020 di SMK Roudlotul Mubtadiin adalah
100%.
Program kegiatan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan antara lain:
1. Pemadatan materi ujian nasional.
2. Istighosah.
3. Sosialisasi ke orang tua /wali peserta didik.
4. Try out.
5. Ujian Akhir Semester menggunakan komputer serta mendukung pelaksanaan
UNBK.

Program kegiatan setelah pelaksanaan ujian nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik
antara lain:
1. Mengkuti jobfair.
2. Magang di perusahaan-perusahaan garmen, perusahaan roti, bengkel
3. Pemantapan pendataan calon alumni untuk pemberdayaan dan penelusuran lulusan;

73
4. Bimbingan karier;
5. Pemberdayaan BKK;
6. Siswa mengikuti pelatihan BLK;
7. Mendatangkan motivator dari DU/DI;
8. Latihan psikotest.

Peminatan pada SMK untuk memberikan kesempatan pada peserta didik


mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan minat,
bakat dan/atau kemampuan dalam kompetensi keahlian agrobisnis pengolahan hasil
pertanian. Peminatan dilaksanakan pada saat pendaftaran peserta didik baru sesuai
dengan minat masing-masing.

Peminatan/Pemilihan Progrma Keahlian/Kompetensi Keahlian di SMK Roudlotul


Mubtadiin berpedoman pada spektrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan,
berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 06/D.D5/KK/2018 Pemilihan Program Keahlian dan
Kompetensi Keahlian dilaksanakan pada saat siswa melakukan pendaftaran (PPDB)
masuk SMK Roudlotul Mubtadiin pada kelas X melalui angket pemilihan program
keahlian karena setiap Program Keahlian di SMK Roudlotul Mubtadiin hanya memilki
satu Paket Keahlian, yaitu Program Keahlian Teknik Otomotif dengan kompetensi
keahliannya Teknik Kendaraan Ringan, Program Keahlian Teknik Komputer dan
Informatika dengan kompetensi keahliannya Teknik Komputer dan Jaringan, Program
Keahlian Tata Busana dengan kompetensi keahlian Tata Busana dan Program Keahlian
Agribisnis Hasil Pertanian dengan kompetensi keahlian Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian.

74
BAB III
Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
 Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
 Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
 Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan ekstrakurikuler.
 Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
 Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah melaporkan
kepada dinas pendidikan.

A. Kalender Pendidikan SMK Roudlotul Mubtadiin


1. SemesterGasal
terlampir

2. Semester Genap
terlampir

B. Permulaan Tahun Pelajaran


Untuk kelas X hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari untuk
melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), yaitu mulai tanggal 16 Juli
sampai dengan 20 Juli 2018.
Sedangkan permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari Senin
tanggal 16 Juli 2018.

75
C. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester gasal dan semester genap dengan waktu pembelajaran.
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar sebagai
berikut terlampir

D. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang
terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
a. Tahun Baru
b. Idul Fitri dan Cuti Bersama
c. Idul Adha
d. Tahun Baru Imlek
e. Tahun Baru Hijriah
f. Hari Raya Nyepi
g. Maulid Nabi Muhammad saw.
h. Tahun Baru Imlek
i. Wafat Isa Al masih
j. Hari Raya Waisak
k. Kenaikan Isa Al Masih
l. Hari Kemerdekaan RI
m. Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
n. Hari Raya Natal

E. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2018/2019 adalah sebagaimana terlampir.

76
F. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Pengembangan silabus di SMK Roudlotul Mubtadiin tahun pelajaran 2018/2019
merupakan adopsi dari silabus yang sudah disiapkan oleh kementrian pendidikan dan
kebudayaan, dengan perubahan pada KI dan KD beserta rincian materi ajar sebagaimana
tertera dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016 tentang KI dan KD mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Sedangkan penyusunan RPP dilaksanakan oleh masing-masing guru mata
pelajaran dengan memperhatikan tata aturan penyusunan RPP yang tertera dalam
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
2. RPP setiap mata pelajaran disusun berdasarkan kalender Pendidikan satuan Pendidikan
SMK Roudlotul Mubtadiin , yakni 18 minggu efektif di semester 1 dan 18 minggu efektif
di semester 2.
3. Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada struktur
kurikulum yang tersedia di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
4. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran di dalam silabus dan RPP,
disesuaikan dengan kompetensi dasar tiap mata pelajaran berdasarkan alokasi waktu yang
tersedia, berdasarkan struktur kurikulum dan kebutuhan SMK Roudlotul Mubtadiin .
5. Cara Penyusunan RPP
SMK Roudlotul Mubtadiin memfasilitasi para guru dalam penyusunan RPP melalui:
a. In house Training, bersama pengawas sekolah dan Pejabat Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Jepara
b. Memberdayakan kelompok guru mata pelajaran (MGMP);
c. Mendatangkan Narasumber dari luar;
d. Penugasan penyusunan ditindak lanjuti dengan pembahasan dalam kelompok maupun
pleno;
e. Pengesahan oleh Kepala Sekolah;
f. Validasi ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten dan Dinas Pendidikan
Provinsi.
6. Langkah-langkah Penyusunan RPP
a) Melakukan analisis keterkaitan antara SKL, KI dan KD
b) Perumusan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran pada KI-3,
dan KI-4;

77
c) Menentukan metode dan sintaks pembelajaran
d) Menyusun rencana penilaian
e) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru,
sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari
lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial;
d) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang
lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta
didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber
belajar;
e) Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada
silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;
f) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan
instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
g) Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian;
dan
h) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang
telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.

7. Prinsip Penyusunan RPP


a) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari
KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari
KI-4).
b) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
c) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan
memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi
belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta
didik.
d) Berpusat pada peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
e) Berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya

78
sebagai sumber belajar.
f) Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
g) Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik
untuk belajar secara mandiri.
h) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi
i) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar muatan. RPP
disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
j) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

G. Pembagian Jam Mengajar

Pembagian jam mengajar dilakukan sebelum awal pelajaran dimulai dengan memperhitungkan
jumlah jam pelajaran pada tiap mapel dan jumlah pengajar/pengampu yang ada, kemudian
dikeluarkan SK pembagian tugas mengajar. Penghitungan jam dan pembagian jam mengajar di
SMK Roudlotul Mubtadiin sebagai berikut (terlampir )
1. KBM
a. Permulaan Tahun Pelajaran
Untuk kelas X hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari untuk
melaksanakan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), yaitu mulai tanggal 15 sampai
dengan 17 Juli 2019.
Sedangkan permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari
Kamis tanggal 18 Juli 2019.
Bentuk kegiatan MPLS meliputi :
1. Diskusi konseling misalnya tentang peminatan dan prospeknya dan keprofesian
2. Melibatkan secara aktif dalam diskusi
3. Pengenalan tata cara makan,tata cara penggunaan toilet, dan tata cara
berpakaian/sepatu

79
4. Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekolah
5. Menginformasikan kewajiban peemliharaan fasilitas dan sarana prasarana sekolah
dan fasilitas umum
6. Kegiatan simulasi penanggulangan bencana
7. Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah
8. Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi, termasuk sanksi
yang diatur dalam perundangan terkait
9. Pengenalan metode pembelajaran
10. Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagai pengalaman, misal
materi kesehatan remaja oleh Puskesmas, PPK dari TNI-Polri, narkotika dari BNN
dll
11. Kegiatan pengenalan kewirausahaan Kegiatan pengenalan institusi pasangan
12. Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang kesenian dan
olahraga
13. Kegiatan menjalin keakraban antar siswa dengan warga sekolah antara lain dengan
permainan dan diskusi kelompok
14. Kegiatan cinta lingkungan hidup
15. Kerja bhakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara
membuang sampah penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, teleon dll)secara
efisien
16. Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan saat bergantian
memakai fasilitas sekolah

b. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.00 – 13.30
Selasa 07.00 – 13.30
Rabu 07.00 – 13.30
Kamis 07.00 – 13.30
Sabtu 07.00 – 13.30
Minggu 07.00 – 13.30

80
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
sebagai berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efekti
Libur Akhir Tahun
Pelajaran, pelaksanaan PLS,
Juli 2019 4 1
dan Libur Awal Ramadhan,
libur Idul Fitri
Agustus 2019 5 5
September 2019 4 3 UTS
Oktober 2019 4 3
November 2019 5 5
Ulangan Akhir Semester,
Desember 2019 4 1 Pengisian LHB dan Libur
Akhir Semester
Januari 2020 5 5
Pebruari 2020 5 5
Perkiraan Ujian Sekolah
Maret 2020 5 3
Utama
Perkiraan Ujian Nasional
April 2020 4 3
Utama
Mei 2020 5 3
Ulangan Kenaikan Kelas
Juni 2020 4 0
dan Libur Akhir Semester
Jumlah 54 36

c. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam
hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
81
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah:
 Libur Semester Gasal: Desember 2019 – Januari 2020.
 Libur Semester Genap: Juni - Juli 2020.
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
 Tahun Baru
 Idul Fitri dan Cuti Bersama
 Idul Adha
 Tahun Baru Imlek
 Tahun Baru Hijriah
 Hari Raya Nyepi
 Maulid Nabi Muhammad saw.
 Tahun Baru Imlek
 Wafat Isa Al masih
 Hari Raya Waisak
 Kenaikan Isa Al Masih
 Hari Kemerdekaan RI
 Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw.
 Hari Raya Natal

d. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2019/2020 adalah sebagaimana tertera pada
tabel berikut ini.
RENCANA KEGIATAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2019/2020

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.

1. Penerimaan Peserta didik Baru Juni 2019

2. Uji Kompetensi Kejuruan Juni 2019

3. Verifikasi/Validasi data ke Dinas Juni 2019

4. Pengumuman Juni 2019

5. Daftar Ulang Peserta Didik Baru Juni 2019

6. Pembuatan jadwal pembelajaran Juli 2019

7. Pembagian Kelas X Juli 2019

82
8. Pengenalan Lingkungan Sekolah
Juli 2019
(PLS)

9. Rapat Persiapan KBM Semester


Juli 2019
Gasal

10. Hari pertama tahun pelajaran


Juli 2019
2019/2020

11. Menyusun program penilaian, Minggu ke 1 Juli


remedial, dan pengayaan 2019

12. Rapat Koordinasi TU Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan


Minggu Ketiga

13. Rapat Kordinasi Wali Peserta Didik Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Kedua

14. Rapat Kordinasi Pembina OSIS Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan


Minggu Pertama

15. Rapat Koordinasi Staf & wakil Setiap hari Senin 1 X 1 Bulan
Minggu Keempat

16. Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2019 Upacara

17. Remedial/Pengayaan Setiap hari efektif Di luar jam


belajar KBM

18. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa


Agustus 2019
(LDKS)

19. Pemilihan Ketua OSIS Periode


September 2019
2019/2020

20. Rapat Evaluasi Smt. Gasal &


Desember 2019
Persiapan Smt.Genap

21. Penyerahan BLHB Semester Gasal Desember 2019

22. Libur Semester Gasal Desember 2019-


1Januari 2020

23. Hari pertama semester Genap Januari 2020

24. Rapat Pembentukan Panitia US/UN Januari 2020

83
25. Januari – April
Pemantapan Kelas XII
2020

26. UPK Awal Maret 2020

27. Ujian Praktik Maret 2020

28. Ujian Sekolah Maret 2020

Jan, Feb., Maret


29. Try Out Ujian Nasional
2020

30. Ujian Nasional April 2020

31. Rapat Kelulusan Mei 2020

32. Pelepasan Peserta Didik kelas XII Mei 2020

Rapat Kenaikan Kelas dan Evaluasi


33. Juni 2020
Tahun Pelajaran 2019/2020

34. Pembagian LHB Juni 2020

84
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah penyusunan Kurikulum SMK Roudlotul Mubtadiin Tahun Pelajaran


2019/2020 telah selesai kami laksanakan, dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang ini
dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMK Roudlotul Mubtadiin dan di Indonesia
pada umumnya.
Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan diutamakan oleh
semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan bangsa di masa
yang akan datang.
Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi sekolah dapat
membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencerahan anak bangsa.
Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum SMK Roudlotul
Mubtadiin ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan kami berdo’a semoga Allah
swt. membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda.
Akhirnya kepada Allah jualah kita semua bertawakal, semoga apapun yang kita lakukan
senantiasa mendapatkan ridlo-Nya. Amin.

85

Anda mungkin juga menyukai