Anda di halaman 1dari 85

PETUNJUK TEKNIS

PRAKTIKUM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
STAI BUNGA BANGSA CIREBON

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon sebagai sebuah Perguruan Tinggi sangat
memerlukan informasi tentang tata laksana, arsip dan petunjuk-petunjuk yang berkaitan
dengan aturan di lingkungan kampus.
Karena itu dalam rangka beberapa kegiatan berkaitan dengan diselenggarakannya civitas
akademik, buku petunjuk ini akan membantu memberikan penjelasan tentang beberapa hal
pokok dan perlu diketahui dan dipahami.
Disamping hal-hal pokok tersebut, ada beberapa materi khusus dalam rangka proses
pembelajaran ini. Juknis ini sangat membantu mengedepankan keperluan berkaitan dengan
administrasi yang tertata dan rapi
Semoga buku petunjuk ini akan membantu dan menjadi referensi penting bagi pemenuhan
kebutuhan STAI kedepan dalam rangka menempuh pendidikan pada lembaga dan
Masyarakat Ilmiah.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ketua,

Oman Fathurohman, M.A

DAFTAR ISI
I. BAB I
A. DASAR PEMIKIRAN ..................................................................... 5
B. LANDASAN .......................................... ........................................ 7
C. TUJUAN DAN SASARAN .................. .......................................... 8
D. RUANG LINGKUP .............................. .......................................... 8
II. BAB II
A. PENGERTIAN ......................................................... ..................... 9
B. KEDUDUKAN DAN STATUS PRAKTIKUM ................................. 9
C. TUJUAN PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM............................ 10
D. JENIS PENGEMBANGAN PRAKTIKUM ...................................... 10
E. STRATEGI PENGEMBANGAN PRAKTIKUM .............................. 11
F. MANAJEMEN PRAKTIKUM ............. ........................................... 13
G. PENYELENGGARA DAN PELAKSANA ....................................... 19
H. SARANA DAN PRASARANA PRAKTIKUM ................................. 19
III. BAB III
A. PRAKTEK IBADAH ..................................... ................................. 21
B. PRAKTIK TILAWAH ......................................... ............................ 30
C. PRAKTIK MATA KULIAH BERBOBOT PRAKTIK ....................... 36
D. PENGEMBANGAN LABORATORIUM.......................................... 41
E. PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGAJAR .................... 44
F. PRAKTIK PROFESI/PRAKTIK PENDALAMAN LAPANGAN ...... 64
IV. PENUTUP ........................................................................................... 82

SURAT KEPUTUSAN
KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
Nomor: 0025 / BI.A-1 / 2013
Tanggal: 25 April 2013
Tentang
PENETAPAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
Menimbang

Mengingat

: a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas penyelenggaraan


praktikum di lingkungan Sekolah Tinggi Agama (STAI) Bunga Bangsa
Cirebon, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman
penyelenggaraan praktikum pada STAI Bunga Bangsa Cirebon
b. Bahwa penyusunan pedoman penyelenggaraan praktikum pada
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon
: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1998, tentang
Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999,
tentang Pendidikan Tinggi
3. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1987 tentang PTAIS
4. Keputusan Menteri Agama Nomer 53 tahun 1997, tentang
penyelenggaraan Program Diloma I Pendidikan Agama Islam
5. Keputusan Menteri Agama Nomer 496 tahun 1996 tentang
pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan Tinggi Agama
Islam Swasta
6. Surat Keputusan Dirjen Bimbaga Islam Depag RI Nomor: Dj.II/43/03
tanggal 4 April 2003 tentang pemberian status Terdaftar Jurusan
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon
7. SK Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon tentang Pedoman Pelaksanaan
Akademik STAI Bunga Bangsa Cirebon

Memperhatikan : Rapat Pimpinan STAI Bunga Bangsa Cirebon

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA


BANGSA
CIREBON
TENTANG
PENETAPAN
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON

Pertama

: Memberlakukan pedoman penyelenggaraan praktikum Sekolah Tinggi


Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama
Islam Bunga Bangsa Cirebon, sebagaimana terlampir dan merupakan satu
kesatuan dari penetapan ini.
: Semua pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan praktikum di lingkungan
Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon mengacu kepada
pdoman pelaksanaan kegiatan akademik Sekolah Tinggi Agama Islam
Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga
Bangsa Cirebon
: Unit/Sub. Unit yang terkait dalam pelaksanaan penyelenggaraan praktikum
di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon agar
melaksanakannya tugas fungsi pada unit dan sub unit kerja dilingkungan
kantor satuan kerja masing-masing
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dengan ketentuan
bahwa segala sesuatu akan diubah dan ditinjau kembali sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam
penetapan ini.

Kedua

Ketiga

Keempat

Ditetapkan di : Cirebon
Pada Tanggal : 25 April 2013
Ketua STAI BBC

Oman Fathurohman, M.A.


Tembusan disampaikan Kepada Yth:
1. Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten
2. Arsip

BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Pelayanan akademik dan kemahasiswaan merupakan bagian integral dari
penyelenggaraan pendidikan tinggi yang sarat pelayanan, sebagaimana dimaklumi
bahwa tuntutan reformasi pendidikan saat ini menuntut lembaga pendidikan harus
dapat melayani masyarakat yang membutuhkan pendidikan. Dikarenakan
pelayanan merupakan kunci dalam berbagai usaha dan kegiatan yang bersifat jasa,
tidak tekecuali di bidang jasa pendidikan. Peranannya sangat strategis dan bersifat
menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat
kompetisi dalam usaha merebut pasar atau langganan, sehingga dengan adanya
kompetisi seperti itu menimbulkan dampak positif dalam organisasi /perusahaan,
ialah mereka bersaing dalam pelaksanaan layanan melalui berbagai cara, teknik
dan metode yang dapat menarik lebih banyak orang menggunakan /memakai jasa
produk oleh organisasi. Persaingan yang ada dalam masyarakat usaha/termasuk
usaha pendidikan tidak hanya dapat dilihat dari segi mutu dan jumlahnya saja akan
tetap dilihat juga dalam hal pelayanannya. Justru dalam kondisi inilah persaingan
makin seru dengan pengenala system layanan baru yang serba cepat dan
memuaskan, tidak terkecuali pada system pelayanan pendidikan tinggi.
Pelayanan juga, merupakan bagian dari proses untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia berusaha baik melalui aktivitas sendiri maupun bantuan orang lain.
Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota
badan dengan atau tanpa alat Bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya baik dalam bentuk barang maupun jasa.
Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah
yang dinamakan Pelayanan. Pelayan yang dimaksud disini adalah Pelayanan
dalam rangkaian organisasi manajemen perguruan tinggi yang salah satunya
adalah proses kegiatan akademik, sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan
mahasiswa dalam mencapai tujuannya menyelesaikan studi para perguruan tinggi.
Pendidikan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) adalah perguruan tinggi yang
berbasis agama Islam, diselenggarakan oleh badan swasta dan atau lembaga
keagamaan yang berbentuk badan hukum dan bersifat nirlaba, dengan istilah lain
lembaga not-for-profit organization yang pada prinsipnya adalah service
(pelayanan). Didalamnya terdapat serangkaian proses kegiatan akademik yang
harus dilalui oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studinya pada perguruan
tinggi, dimulai dari status sebagai calon mahasiswa sampai selesainya mengikuti
program yang diakhiri dengan Wisuda. Maka kegiatan tersebut adalah kegiatan
pelayanan akademik kepada mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi.
5

Secara umum kegiatan pelayanan akademik dan kemahasiswaan pada


perguruan tinggi meliputi : 1) Seleksi Penerimaan Calon Mahasiswa, 2)
Registrasi/Her-Registrasi, 3) Orientasi Studi, 4) Penyusunan Rencana Studi, 5)
Perkuliahan, Bimbinagn Studi, 6) Praktikum, 7) Kuliah Kerja Nyata, 7) Ujian-ujian
dan penilaian., 8) Pembuatan Skripsi/Tesis/Disertasi, 9) Ujian Munaqasah, dan 10)
Wisuda.
Kaitan dengan substansi pelayanan akademik dan kemahasiswaan perguruan
tinggi yang disajikan dalam buku panduan pembinaan dan pengembangan
mahasiswa, difokuskan pada model pelayanan kegiatan pembinaan dan
pengembangan kemahasiswaan pada Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta di
lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten. Dikarenakan hal ini erat
kaitannya dengan tuntutan implementasi kurikulum PTAI (Kurikulum 2004,) yang
sarat mengedepankan pembentukan kompetensi lulusan sebagai ciri dari reformasi
pendidikan.
Kurikulum PTAI 2004, berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan nasional dan cara
pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan
sekolah/pendidikan tinggi.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindah. Kompetensi dapat dikenali
melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati.
Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan
bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Pada pendidikan kejuruan
kompetensi yang terkait dengan tugas-tugas lulusan di tempat kerja, ditetapkan
berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan
keahliannya.
Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum
pendidikan tinggi yang substansinya ditujukan pada peningkatan daya guna dan
hasil guna dengan memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki
perguruan tinggi. Sehingga kebijakan-kebijakan diatas memiliki peran yang sangat
strategis dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi, sehingga
kebijakan-kebijakan di atas memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang
tercapainya tujuan pendidikan tinggi, dikarenakan partisipasi pengelolaan/
pengembangan kurikulum pendidikan tinggi terkait pula dengan pengembangan
quality assurance pada setiap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Penyelenggaraan setiap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Penyelenggaraan pendidikan bermutu merupakan bagian dari public accountability.
Oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan tinggi pelru ditingkatkan.
6

Pemikiran akademik secara substansif melekat pada kebijakan


penyelenggaraan pendidikan tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam
Bunga Bangsa Cirebon. (STAI BBC).
Pengembangan kurikulum di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Bunga Bangsa Cirebon pada dasarnya masih belum dapat memenuhi tuntutan
kebutuhan yang diharapkan. Hal ini dimungkinkan karena sumber daya yang ada
dan dimiliki Kopertais dan jajarannya masih belum memadai.
Prinsip-prinsip tersebut di atas, menjadi permulaan baik bagi integritas Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang tercermin dalam
kejujuran, keterbukaan, dan kepedulian tehadap kepentingan publik
penggunaannya, baik ketika merumuskan dan mengembangkan visi, misi, dan
tujuan sasaran, serta pada pelaksanaan program kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya. Hal tersebut berimplikasi pada tugas fungsi Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI Bunga Bangsa Cirebon). Sebagai perwujudan dari tanggung jawab dan
kepedulian terhadap kepentingan public penggunanya, maka disusun Panduan
Pelayan Praktikum, yang merupakan bagian taki terpisahkan dari Panduan
Penyelenggaraan Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa
Cirebon.
B. Landasan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1998, tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999, tentang
Pendidikan Tinggi.
3. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1987 tentang PTAIS
4. Keputusan Menteri Agama Nomor 53 tahun 1987 tentang PTAIS
5. Keputusan Menteri Agama Nomor 496 tahun 1996 tentang pendelegasian
wewenang penetapan Status Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta.
6. Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam DEPAG RI Nomor : E /49 /2013
tanggal 27 Maret 2013 tentang pemberian status terdaftar Jurusan
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Bunga
Bangsa Cirebon).
7. SK Ketua STAI Bunga Banga Cirebon No.. tentang
Pedoman Pelaksanaan Akademik STAI Bunga Bangsa Cirebon..

C. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Sesuai dengan maksud disusunya Panduan Pelayanan Praktikum di
lingkungan STAI Bunga Bangsa Cirebon ini, maka tujuan yang ingin dicapai:
a. Menyiapkan panduan bagi para pemegang kebijakan pengembangan
perguruan tinggi pada PTAIS dalam rangka mengembangkan tri dharma
perguruan tinggi di lingkungan agar sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Memberikan rambu-rambu bagi para praktisi PTAIS di dalam memberikan
pelayanan yang bersifat minimal bagi dan kepada masyarkat
pengguna/mahasiswa.
c. Memberikan gambaran tentang indikator kinerja yang harus dibangun
dalam rangka pelayanan pendidikan minimal kepada masyarakat
penggunanya.
2. Sasaran
Yang menjadi sasaran Panduan Pelayanan Praktikum PTAIS ini adalah :
a. Tersedianya prasarana dan sarana pendidikan bersifat minimal dalam
penyelenggaraan PTAIS bagi masyarakat secara baik.
b. Terciptanya kondisi pelayanan pendidikan minimal yang seragama pada
seluruh jenjang dan program pendidikan tinggi di lingkungan Kopertais
Wilayah II Jawa Barat dan Banten.
c. Menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif dan harmonis bagi para
pengelola PTAIS pada semua jenjang dan program pendidikan tinggi di
lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten.
D. Ruang Lingkup
Buku panduan disusun dan disajikan dalam 5 (lima) bab, bab pertama,
pendahuuan memuat tentang latar belakang, landasan penyusunan, tujuan
penyusunan, sasaran, pendekatan, dan ruang lingkup. Kedua, pola umum
penyelenggaraan Praktikum, strategi pengembangan Praktikum, organisasi tata
laksana, struktur organisasi, tata kerja/uraian tugas penyelenggara
Praktikum,sarana prasarana Praktikum. Ketiga, model pelayanan praktikum
memuat; praktik ibadah, praktik tilawah, dan praktik mata kuliah berbobot praktik,
pengembangan laboratorium, pengembangan micro teaching, dan praktik
profesi/praktik pendalaman lapangan. Keempat inovasi pengembangan praktikum.
Dan Kelima sebagai penutup.

BAB II
POLA PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM
A. Pengertian
1. Pola, diartikan dari segi bahasa dimaknai sebagai gambar yang akan dipakai
untuk contoh/ukuran, (misalnya membuat baju, dan membatik). Pola disini,
dimaksudkan adalah gambar/contoh/ukuran untuk melaksanakan sesuatu,
dalam hal ini adalah kegiatan praktik mahasiswa-mahasiswa pada perguruan
tinggi, sebagai dari penjabaran perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku.
2. Penyelenggaraan, adalah diartikan sebagai mengatur, mengurus suatu
kegiatan, dalam bahasa lain memanage sebagai kata kerjanya, sedangkan
manajemen dapat diartikan pelaksananya.
3. Praktikum, terdiri dua kalimat yang disatukan yakni : pertama, kata praktik
dalam kamus umum Bahasa Indonesia prakti diartikan sebagai : hal melakukan
(mnejalankan, melaksanakan teori, kedua, kata umum adalah bentuk dari kata
sifat, yang mempunyai makna bersifat umum. Yang dimaksud praktikum disini
adalah suatu kegiatan yang menjalankan/melaksanakan teori.
Yang dimaksud dalam judul Bab II ini adalah; gambaran atau ukuran untuk
melaksanakan kegiatan praktikum/kegiatan yang menjalankan/melaksanakan teori
bagi mahasiswa pada perguruan tinggi, yang kafasitasnya sebagai implementasi
dari pengembangan kurikulum.
B. Kedudukan dan Status Praktikum,
1. Kedudukan
a. Ditinjau dari substansinya bahwa Praktikum merupakan media untuk
pencapaian Kompetensi mahasiswa supaya memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil
belajar dan indikatornya yang dakat diukur dan diamati
b. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan
dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Pada
pendidikan kejuruan kompetensi yang berkait dengan tugas-tugas lulusan di
tempat kerja, ditetapkan sesuai dengan keahliannya. Salah satu dari
kompetensi mahasiswa adalah memiliki keterampilan sudah barang tentu
keterampilan ini sesuai dengan imu yang dipelajari/dikembangkan pada
jurusan/progam studinya.

Ketiga hal tersebut mencerminkan, bahwa praktikum pada perguruan tinggi


wajib hukumnya dilaksanakan oleh mahasiswa, dengan dukungan tenaga,
sarana, dan dana yang memadai.
2. Status
Status praktikum merupakan kegiatan Co-kurikuler/dalam artian tidak terstruktur
secara implisit pada kurikulum, akan tetapi Praktikum merupakan penunjang
dari implementasi kurikulum, maka sifatnya mengikat dan menjadi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan salah satu mata kuliah secara khusus dan
secara umum kegiatan praktikum menjadi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian siding/munaqasyah.
C. Tujuan Penyelenggaraan Praktikum
Berdasarkan pada pengertian, kedudukan, dan statusnya, maka penyelenggaraan
Praktikum pada perguruan tinggi, bertujuan untuk;
1. Mengantarkan mahasiswa dalam menguasai, menghayati, serta dapat
mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatnya untuk kepentingan
masyarakat.
2. Penguatan wawasan keilmuan dan pendalaman kompetensi mahasiswa untuk
dapat merefleksikan kedalam perilaku nyata dalam bentuk pengabdian yang
sesuai dengan bidang ilmu yang dikembangkannya, hal ini dilakukan sebagai
bagian dari perwujudan Tujuan Pendidikan Nasional.
D. Jenis Pengembangan Praktikum
Pada dasrnya Praktikum dapat dialokasikan menjadi dua jenis penyelenggaraan;
1. Praktik yang diselenggarakan di dalam kampus
a. Praktik Ibadah.
b. Praktik Tilawah
c. Praktik Mata Kuliah yang berbobot praktik
d. Micro Teaching (bagi Jurusan Keguruan)
e. Praktik di Laboratorium bahasa
f. Praktik di laboratorium komputer
2. Praktik yang diselenggarakan di luar kampus
Praktik Profesi /Kejuruan dan /atau Praktik Pendalaman Lapangan (PPL),
adalah sebagai berikut:
a. Untuk jurusan/program studi pada Fakultas Adab; 1) Sejarah dan
peradaban Islam, dan 2) bahasa dan sastra Arab,
b. Untuk jurusan/program studi Fakultas Dakwah; 1) Bimbingan dan
Penyuluhan Islam, 2) Komunikasi Penyiaran Islam, 3) Manajemen Dakwah,
dan 4) Pengembangan Masyarakat Islam.
10

c. Untuk jurusan program studi Fakulas Syariah; 1) Al-Ahwal al Syaksiyah, 2)


Muaamalah, 3) Jinayah Syiyasah, dan 4) Perbandingan Madzhab dan
Hukum.
d. Untuk jurusan /program studi Fakultas Tarbiyah; 1) Kependidikan Islam, 2)
Pendidikan Agama Islam, 3) Pendidikan Bahasa Arab, 4) Diploma 2 Guru
PAI, 5) Diploma 2 Guru MI/SD, 6) Diploma 2 Guru RA/TK, dan 7) Tadris
Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia.
e. Untuk jurusan program studi Fakultas Ushuluddin; 1) Aqidah dan Filsafat, 2)
Perbandingan Agama, 3) Tafsir Hadits, 4) Tasawuf dan Psikoterapi.
E. Strategi Pengembangan Praktikum
Berdasarkan pada tujuan penyelenggaraan Praktikum untuk; mengantarkan
mahasiswa dalam menguasai, menghayati, serta dapat mengamalkan ilmu
pengetahuan yang didapatnya untuk kepentingan masyarakat. Dan juga bertujuan
untuk penguatan wawasan keilmuan dan pendalaman kompetensi mahasiswa agar
dapat merefleksikan kedalam perilaku nyata dalam bentuk pengabdian yang seusai
dengan bidang ilmu yang dikembangkannya. Maka praktikum perlu dikembangkan,
agar dapat berfungsi untuk mengantarkan mahasiswa/lulusannya yang memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang keahlian pada jurusan/program studi yang
diikutinya. Paling tidak terdapat 8 (delapan) kunci sukses strategi pengembangan
meliputi; isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga, manajemen, standar penilaian,
sarana/prasarana, dan dana. Delapan kunci sukses tersebut secara rinci adalah
sebagai berikut :
1. Isi/Substansi; mencakup lingkungan materi dan standar kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Aspek isi ini, dimaksudkan memuat (a) kerangka dasar struktur kurikulum
/silabus, (b) metode yang akan diterapkan, (c) beban waktu yang diperlukan,
serta jadwal pembelajaran yang ditentukan pada pelaksanaan kegiatan yang
dikembangkan pada praktikum.
2. Proses; pembelajaran pada praktikum harus diselenggarakan secara (a)
interakatif, (b) inspiratif, (c) menyenangkan, (d) menantang, (e) memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta (f) memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, dan (g) dilengkapi pula
dengan proses pembelajaran pendidikan yang memberikan keteladanan.
3. Kompetensi lulusan; digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dalam hal ini kelulusan
praktikum. Standar kompetensi lulusan praktikum mencakup (a) sikap, (b)
11

4.

5.

6.

7.

pengetahuan, dan (c) keterampilan. Standar kompetensi lulusan disini adalah


meliputi kompetensi dari seluruh materi pelaksanaan praktikum.
Ketenagaan; dosen pembimbing/tutor pada laboratorium harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional secara makro. Kualifikasi akademik dimaksudkan adalah
tingkat pendidikan minimlah yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik/dosen
pembimbing /tutor praktikum yang diikuti dengan izazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada pendidikan tinggi,
memiliki kualifikasi pendidikan minimum; (a) lulusan Diploma empat (D-4) atau
Sarjana (S1) untuk program Diploma, (b) lulusan program magister (S2) untuk
program sarjana (S1), dan (c) lulusan program doktor untuk program sarjana
(S2) dan (S3)
Manajemen; pengelolaan praktikum menerapkan otonomi perguruan tinggi
dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang
berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam
pengelolaan akadmeik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional
kepengelolaan lainnya diatur oleh masing-masing perguruan tinggi tidak
terkecuali dalam pengelolaan praktikum PTAIS.
Standar penilaian; adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan pada laboratorium adalah proses pengumpulan dan
pengelolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil prestasi belajar/praktik
pada laboratorium. Sedangkan ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi
belajar/praktik dan/atau penyelesaian diri dari suatu satuan pendidik. Terkait
dengan penilaian praktikum pada laboratorium; bahwa penilaian hasil praktikum
oleh dosen pembimbing/tutor mengacu pada ketentuan yang diatur oleh
masing-masing PTAIS, yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Sarana prasarana; Agar tenaga, metoda dapat berjalan secara efektif dan
efisien, maka sarana praktikum harus dilengkapi perabot, peralatan
laboratorium, media, buku sumber dan sumber lainnya. Sesuai dengan
kebutuhan yang relevan dengan ilmu yang akan dikembangkan. Sedangkan
prasarana yang meliputi lahan, ruang TU, perpustakaan, laboratorium/studio
bengkel kerja, ruang unit produksi, kantin, instalasi daya jasa,, dan ruanganruangan penunjang yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Terkait
dengan praktikan standar keragaman jenis peralatan laboratorium IPA, Bahasa,
12

Komputer, laboratorium/studio jurusan program studi dengan peralatan lainnya


yang memenuhi standar minimal dari peralatan yang tersedia.
8. Dana; penyediaan dana yang cukup menjadi prioritas dalam mencapai tujuan
praktikum secara efektif dan efisien. Dana pengembangan praktikum dapat
dialoaksikan pada biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal; (a) biaya
investasi meliputi penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber
daya manusia dan modal keja tetap, (b) biaya personal meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan, dan (c) biaya operasi
satuan pendidikan meliputi; gaji pendidik dan peralatan habis pakai, dan biaya
operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air/listrik jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi dan lain sebagainya. Dalam hal biaya praktikum termasuk
menggunakan biaya operasi satuan pendidikan.
F. Manajemen Pengembangan Program Praktikum
Karena sifat dan bentuknya Pola Pengembangan Praktikum adalah gambaran atau
ukuran untuk melaksanakan kegiatan praktik secara umum pada perguruan tinggi,
sebagai
implementasi
dari
pengembangan
kurikulum,
maka
manajemen/pengelolaan program pengembangan praktikum secara dirancang
melalui siklus manajemen sebagai berikut :
1. Persiapan
(a) Inventarisasi dan Perencanaan Kegiatan
1) Inventarisasi basis data data base calon peserta Praktikum sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan, penetapan dan proyeksi
kelompok peserta, dan lokasi.
2) Inventarisasi data sosial masyarakat kelompok sasaran target group.
(untuk praktek profesi/ kejuruan)
b. Konsultasi dan perizinan untuk praktikum
1) Praktikum di dalam kampus (praktik tilawah, ibadah, dan praktik mata
kuliah yang berbobot praktik).
(a) Konsultasi dan koordinasi dengan Jurusan/Prodi dan Laboratorium.
(b) Konsultasi dan koordinasi dengan unit terkait bagi pelaksanaan
praktik yang menggunakan saran lain di luar Laboratorium.
2) Praktikum di luar kampus (khususnya praktik profesi)
(a) Konsultasi dan pengurusan surat permohonan perizinan
penyelenggaraan Praktikum Kepala Sekolah/ Madrasah (khusus
untuk praktik profesi keguruan).
13

(b) Konsultasi dan pengurusan perizinan kepada instansi terkait dengan


kegiatan Praktikum.
(c) Konsultasi dan pengiriman tembusan perizinan penyelenggaraan
Praktikum kepada instansi terkait.
(d) Konsultasi dan konfirmasi lokasi kepada Kepala Sekolah/Madrasah
(khusus untuk praktik profesi keguruan).
c. Penyusunan dan Penetapan Panduan
1) Penyusunan Panduan Praktikum oleh Laboratorium/ Jurusan program
studi.
2) Inventarisasi masukan untuk penyempurnaan Panduan Praktikum
3) Penetapan Panduan Praktikum
4) Sosialisasi dan Informasi Program Praktikum tingkat Jurusan , antara
lain:
5) Pertemuan dengan Ketua Jurusan.
6) Sosialisasi kegiatan Praktikum kepada mahasiswa oleh Ketua
Jurusan/laboratorium.
d. Pendaftaran/Pendataan Calon Peserta
1) Mahasiswa calon peserta Praktikum mendaftarkan diri kepada
Jurusan/laboratorium dan/atau secara otomatis dapat menggunakan
data base mahasiswa yang ada bila tidak memerlukan persyaratan
yang dianggap prinsip dalam system.
2) Tahapan pendaftaran dan penyusunan kelompok peserta sebagai
berikut:
a) Pengambilan dan pengisian formulir pendaftaran.
b) Penyerahan formulir dan pengecekan syarat administrasi akademik.
c) Penyusunan kelompok peserta dan penetapan lokasi oleh Panitia
Pelaksana /Lab/Jurusan/Prodi.
e. Rekruitmen dan Koordinasi Dosen Pembimbing/Tutor/Laboran
1) Rekruitmen ditetapkan berdasarkan :
a) Surat pengajuan dari Ketua Jurusan, diajukan kepada:
Dekan /Ketua Sekolah Tinggi, sebagai hasil koordinasi dengan
Laboratorium/Panitia Praktikum.
b) Jurusan dosen yang menjadi Pembimbing /Tutor/Laboran oleh
Dekan/Ketua Sekolah Tinggi.
2) Kordinasi Dosen pembimbing/Tutor/ Laboran dengan Jurusan/
Laboratorium dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan
pemahaman pedoman, panduan dan juknis Praktikum serta
pelaksanaan bimbingan.
14

f. Pertemuan Pembimbing /Tutor/Laboran dengan Jurusan/Prodi/LAB,


meliputi:
1) Penjelasan fungsi dan tugas Pembimbing/Tutor/Laboran.
2) Persiapan orientasi lokasi oleh pmebimbing Tutor/Laboran
2. Pelaksanaan
a. Pengarahan penjelasan teknis Praktikum kepada Peserta
b. Pengarahan penjelasan peserta dilaksanakan oleh Pembimbing
Tutor/Laboran melalui Kelas kelas, dan atau langsung.
c. Materi pengarahan/penjelasan meliputi:
1) Penjelasan tentang Panduan Praktikum;
2) Teknis Pembelajaran/pelaksanaan praktikum;
3) Teknis Evaluasi dan Penilaian;
d. Pemberangkatan Peserta ke lokasi khusus praktik profesi/kejuruan
1) Pemberangkatan/pelepasan peserta secara resmi dipimpin oleh
Dekan/Ketua Sekolah Tinggi;
2) Pemberangkatan peserta ke lokasi praktik profesi didampingi Ketua
Jurusan/Prodi dan Pembimbing/ Tutor.
3) Agenda serah terima, meliputi:
a) Acara serah terima pada Kepala Sekolah/Madrasah
b) Acara serah terima, sekaligus pemberitahuan dimulainya kegiatan
praktik profesi/kejuruan pada tingkat kabupaten. Oleh Rektor atau
yang mewakilinya.
4) Teknis pemberangkatan peserta dari kampus menuju lokasi diatur dan
dikoordinasikan langsung oleh ketua kelompok peserta.
e. Penempatan Peserta di Lokasi
1) Kelompok peserta praktik ditempatkan di satuan (+ 30 orang).
2) Kelompok peserta praktikum lokasi ditempatkan di satuan kecil, dengan
koordinasi Pembimbing/Tutor.
3) Rambu-Rambu Penempatan
a) Azas posisi lokasi tidak bertumpuk
b) Azas komposisi
c) Azas kemudahan koordinasi
d) Azas posisi lokasi tidak bertumpuk
e) Azas komposisi
f) Azas kemudahan koordinasi
g) Azas fasilitas
h) Azas jenis kelamin peserta

15

f. Observasi Lokasi dan Penyusunan Program Kegiatan:


1) Observasi lokasi dan identifikasi masalah:
a) Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan peserta dan
sosialisasi program praktikum kepada masyarakat.
b) Observasi dan sosialisasi dilakukan secara simultan dan dalam
bentuk partisipasi langsung dengan kegiatan masyarakat antara lain
melalui aktivitas ibadah, dan silaturahmi.
c) Sasaran observasi meliputi:
(1) Potensi yang menjadi lokasi praktikum;
(2) Masalah agama dan kemasyarakatan dalam tiga aspek program
garapan; yaitu pemahaman, pengamalan dan lembaga dan
sarana.
2) Penyusunan Program Kegiatan
a) Program direncanakan, disusun dan ditetapkan oleh peserta yang
dikoordinasikan oleh ketua kelompok dalam melibatkan unsur
Kepala Sekolah/Madrasah dan guru.
b) Penyusunan program praktik melibatkan unsur Kepala
sekolah/madrasah dan guru, dimaksudkan sebagai sarana
sosialisasi rencana program, sekaligus menampung dan
memformulasikan masukan dan dukungan guru dan Kepala
Sekolah.
c) Rencana Kegiatan yang telah disepakati menjadi program yang
akan dilaksanakan peserta, kemudian dituangkan dalama agenda
pelaksanaan praktiku sebagai dokumen dan panduan dalam
melaksanakan kegiatan.
g. Pelaksanaan kegiatan Praktikum
1) Kegiatan di lapangan dilaksanakan oleh peserta secara individu dan
kelompok dengan melibatkan siswa bagi praktik keguruan dan
melibatkan masyarakat bagi praktik lainnya.
2) Durasi kegiatan di lapangan selama 12 kali pertemuan selama 120
menit setiap kali pertemuan (1440 menit = 24 jam)
3) Kegiatan peserta yang bersifat individual dicatatat dan dibukukan pada
buku kegiatan praktikum individu.
4) Kegiatan peserta dalam kelompok dicatat dan dibukukan dalam buku
kegiatan praktikum kelompok.
5) Biaya dan sarana kegiatan direncanakan dan dimusyawarahkan
diantara peserta dan mengoptimalkan potensi dan dukungan
sekolah/masyarakat serta sumber lainnya.
16

h. Pembimbingan
1) Frekuensi bimbingan yang dilaksanakan oleh Dosen Pembimbing/Tutor
dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali bimbingan yang meliputi
kegiatan:
a) Observasi ke lokasi bersama peserta
b) Pengarahan peserta
c) Pemberangkatan dan pelepasan, yang dilanjutkan perjalanan dan
serah terima di lokasi praktik;
d) Pendampingan pada pelaksanaan kegiatan;
e) Ujian Praktik/penilaian Peserta
f) Perpisahan dan penutupan.
2) Selama melaksanakan pembimbingan, Dosen Pembimbing/Tutor,
dwajibkan memperhatikan dan memeriksa buku kegiatan harian, serta
membubuhkan catatan dan tanda tangan, sebagai bukti administrative
pembimbingan.
i. Evaluasi pelaksanaan program kegiatan lapangan
1) Program kegiatan yang telah dilaksanakan dievaluasi oleh peserta yang
dikoordinasikan oleh peserta dan Dosen pembimbing/Tutor dilampiri
dengan bukti pelaksanaan tugas pembimbingan ditandatangani oleh
peserta, dan selanjutnya bukti tersebut diserahkan kepada Kepala
Sekolah/Instansi/Lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat
pelaksanaan praktik untuk diketahui.
2) Evaluasi disusun dan ditetapkan oleh Pembimbing dan Kepala
Sekolah/Instansi/Lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat
pelaksanaan praktik; meliputi pelaksanaan dan analisis program serta
membahas dan merekomendasi usulan pengembangan kegiatan pasca
praktikum.
3) Hasil evaluasi/penilaian dan rekomendasi dituangkan pada lembar nilai
yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah/Instansi/lembaga yang terkait
dengan lokasi/tempat pelaksanaan praktik dan Dosen Pembimbing.
j. Perpisahan dan Penutupan Praktikum
1) Acara perpisahan/pamitan adalah kegiatan yang memadai berakhirnya
kegiatan praktikum secara resmi.
2) Prepisahan lokasi praktik diatur dan dikoordinasikan antar Ketua
Kelompok Peserta masing-masing.
3. Tahap Evaluasi Akhir
a. Penyerahan Laporan
1) Laporan kegiatan praktikum dituangkan pada laporan
17

2) Laporan perorangan peserta praktikum adalah deskripsi kegiatan


individual dalam bentuk dokumentasi dan catatan agenda kegiatan
harian.
3) Laporan kelompok adalah deskripsi kegiaran komulatif kelompok yang
dikoordinasikan oleh ketua kelompok.
4) Laporan individu, maupun kelompok dikoordinasikan ketua kelompok
ditandatangani oleh kepala Sekolah dan Dosen pembimbing, untuk
diserahkan kepada jurusan/program studi untuk dievaluasi dan dinilai.
5) Batas waktu penyerahan hasil evaluasi dan nilai dari Dosen
Pembimbing/Tutor ke jurusan/program studi selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah penutupan praktikum
6) Penyerahan nikai dari Kepala Sekolah dan Dosen Pembimbing ke
jurusan/program studi selambat-lambatnya 2(dua) minggu setelah
penutupan praktikum.
7) Pengumuman nilai praktikum di jurusan/program studi/faklutas masingmasing selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah penutupan
praktikum.
b. Evaluasi dan Laporan
1) Evaluasi program kegiatan dimaksudkan sebagai proses kegiatan
dalam usaha mengukur tingkat keberhasilan praktikum.
2) Aspek dan sasaran yang dievaluasi meliputi :
a) Respon guru dan kepala Sekolah/Instansi/Lembaga yang terkait
dengan lokasi/tempat pelaksanaan praktik;
b) Keterlibatan siswa/mustami/dan sasaran praktik lainnya;
c) Perubahan dan perkembangan sasaran praktik pasca praktikum,
menurut kepala sekolah/madrasah;
d) Keterbukaan terhadap inovasi;
e) Ketetepan program, rencana kegiatan dan umpan balik pasca
pelaksanaan kegiatan praktikum.
3) Laporan penyelenggaraan kegiatan praktikum dibuat oleh panitia
pelaksana dan disampaikan kepada pimpinan perguruan tinggi selaku
penanggung jawab umum penyelenggara praktikum.
Untuk pelaksanaan praktikum tilawah, ibadah, dan praktik mata kuliah
yang berbobot praktik diselenggarakan di kampus /LAB tidak melibatkan
unsur luar kampus, strategi penyelenggaraan tetap mengacu pada
(persiapan/perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penilaian, dan pelaporan).

18

G. Penyelenggara dan Pelaksana


1. Penyelenggara
Penyelenggara Praktikum adalah kepanitiaan dalam bentuk koordinasi
Fakultas/Sekolah Tinggi, Jurusan/Program Studi dan Laboratorium, yang
selanjutnya disebut Panitia Penyelenggara Praktikum.
2. Panitia Pelaksana terdiri dari:
a. Penanggungjawab Umum adalah Dekan Fakultas pada PT.
Universitas/Institut, Ketua Sekolah Tinggi pada Sekolah Tinggi.
b. Tim pengarah terdiri dari seorang Ketua yakni Pembantu Dekan I Bidang
Akademik/Pembantu Ketua I, dua orang sekretaris yaitu Kepala Bagian
Tata Usaha, dan beberapa anggota, yaitu para Pembantu Dekan Fakultas
dan Pembantu Ketua I pada Sekolah Tinggi.
c. Penanggung jawab Harian, Pembantu Dekan I/Pembantu Ketua I pada
Sekolah Tinggi.
d. Tim Pembimbing terdiri dari Kordinator Pembimbing yakni Pembantu Dekan
I Bidang Akademik/Pembantu Ketua I dari setiap Fakultas /Jurusan
Program Studi, dan para pembimbing yakni Dosen dari setiap
Fakultas/Jurusan/Program Studi.
e. Tim Pelaksana terdiri dari Penanggungjawab Harian, yakni Ketua Ketua
Jurusan/Program Studi/, dan Ketua Laboratorium sebagai Ketua Pelaksana.
Sekretaris pelaksana ex-oficio Sekretaris jurusan/program studi, dibantu
oleh beberapa anggota terdiri dari Kepala Sub. Bagian dan staf terkait
dengan kegiatan yang diperlukan.
3. Uraian Tugas Panitia Penyelenggara
a. Penanggungjawab Umum bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan
penyelenggara.
b. Tim pengarah mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai pengarah dan
perumus kebijakan yang menjadi acuan teknis pelaksanaan Praktikum.
c. Koordinator Pembimbing mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
mengkoordinasikan pembimbing, dan pembimbing bertugas membimbing
serta melaksanakan penilaian aktivitas peserta.
d. Penanggung jawab Harian, mempunyai tugas pokok dan fungsi serta
bertanggung jawab pada seluruh pelaksanaan praktikum, dan Tim
Pelaksana bertugas melaksanakan penyelenggaraan teknisnya.
H. Sarana prasarana Praktikum
Karena bentuk dan sifatnya penyelenggaraan praktikum merupakan bagian integral
dari kegiatan akademik pada perguruan tinggi yang substansinya sebagai
implementasi dari pengembangan kurikulum, maka perlu ditunjang dengan sarana
19

dan prasarana yang memadai, pengembangannya perlu di prioritaskan dan


dirancang sedemikian rupa agar dalam penyelenggaraan praktikum dapat
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
1. Sarana Dana dalam penyelenggaraan praktikum merupakan bagian yang
urgen, sehingga posisinya menjadi beban anggaran Perguruan Tinggi. Dana
penyelenggaraan praktikum dapat digali melalui sumber dari mahasiswa,
bantuan lain alokasi penggunaannya perlu direncanakan secara matang dan
terpadu dengan melibatkan unsur terkait dengan penggunaannya agar
dilaksanakan secara transparan dan akuntabel/dapat dipertanggungjawabkan
2. Pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan di kampus, perlu dikoordinasikan
dengan unit/sub unit terkait dalam pelaksanaan praktikum dan disesuaikan pula
dengan kebutuhan sarana perlengkapan praktikum yang diselenggarakan di
dalam kampus.
3. Pelaksanaan praktikum di luar kampus serta melibatkan unsur luar
kampus/lokasi tempat praktikum, perlu dikoordinasikan dengan
instansi/lembaga organisasi terkait sesuai dengan kebutuhan lokasi/tempat
praktikum.

20

BAB III
PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN
PRAKTIKUM PADA STAI BUNGA BANGSA CIREBON
A. Praktik Ibadah
Praktik Ibadah merupakan kegiatan Co kurikuler yang mengikat dan menjadi
salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademis, dan menempuh ujian
sidang/munaqasyah. Kegiatan ini berlaku umum dan diwajibkan bagi setiap
mahasiswa semester 1 (satu) pada Fakultas/Jurusan/Program Studi. Kegiatannya
merupakan sub system dalam bentuk integritas pribadi muslim dan pembentukan
karakteristik bagi mahasiswa perguruan tinggi Islam sebagai (pejuang) dan mujadid
(pembaharu) dakwah Islam sehingga mampu mengatasi tantangan berbagai
problematika kehidupan masa kini dengan taat beribadah sebagai pengamalan dari
ajaran agama Islam.
Praktik ibadah selain bermakna bagian dari proses penyadaran fitri
kemanusiaan sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk komitmen terhadap
ajaran Islam melalui ibadah mahdah (hablum minallah), juga sebagai proses
pembentukan sikap dari perilaku Uswah Hasanah yang kredibel.
Berdasarkan pemikiran di atas, Praktik Ibadah termasuk proses pembentukan
insane kamil yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., serta sebagai terapi
mentalitas keagamaan, yang pada intinya mencakup bimbingan dan nasihat.
Substansinya mencakup; 1) dasar dan tujuan, 2) dosen pembimbing, 3) peserta
praktik ibadah, 4) metode praktik, 5) sarana/media, dan 6) evaluasi. Keenam
komponen tersebut merupakan unsur terpenting dan strategis dalam
mensukseskan program praktik ibadah pada perguruan tinggi agama Islam.
1. Dasar, Tujuan dan Status
a. Praktik Ibadah dilaksanakan berdasarkan pada :
1) Keputusan Menteri Agama RI nomor 156 Tahun 2004, tentang
Pedoman Pengawasan, Pengendalian, dan Pembinaan Diploma,
Sarjana, dan Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Agama Islam;
2) Keputusan Menteri Agama RI nomor 353 Tahun 2004, tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum PTAI;
3) Keputusan Menteri Agama RI nomor 387 Tahun 2004, tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama
Islam;
4) Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Nomor Dj.
II/114/2005, tentang penetapan Standar Minimal Kompetensi Utama
Lulusan Program Strata Satu Perguruan Tinggi Agama Isla.
21

b. Tujuan Praktik Ibadah adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa


dalam menguasai, menghayati pengetahuan ibadah dan melaksanakannya,
serta merefleksikannya hikmah (pesan moral dan etik) ibadah ke dalam
perilaku nyata dalam pergaulan sebagai al-bajyar (makhluk sosial) baik di
dalam maupun di luar kampus. Substansinya sebagai bagian dari
perwujudan Tuntutan Pendidikan Nasional.
c. Status Praktik Ibadah merupakan kegiatan Co-kurikuler yang melekat dan
menjadi salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademis dan
menempuh ujian munaqasyah.
2. Peserta Praktik Ibadah
a. Peserta Praktik Ibadah adalah mahasiswa semester I (satu) pada setiap
Jurusan/Program Studi memenuhi persyaratan administrasi akademik
b. Peserta Praktik Ibadah berkewajiban mengikuti kegiatan Praktik Ibadah
sesuai jadwal dengan dibimbingan oleh Dosen Pembimbing yang ditunjuk
dan ditugasi oleh Dekan Fakultas/Ketua Sekolah Tinggi/Ketua
Jurusan/Program Studi.
c. Peserta Praktik Ibadah yang belum dinyatakan lulus oleh Dosen
Pembimbing berkewajiban meneruskan kegiatan praktiknya hingga tujuan
Praktik Ibadah dapat tercapai.
d. Ketentuan teknis/waktu pelaksanaan diatur dan disepakati oleh Dosen
Pembimbing dan Mahasiswa Peserta Praktik.
e. Peserta Praktik Ibadah berhak memperoleh bimbingan dan nilai kelulusan
sesuai ketentuan evaluasi Praktik Ibadah yang berlaku.
3. Dosen Pembimbing
a. Dosen Pembimbing Praktik Ibadah adalah Dosen yang ditunjuk/ditugasi
oleh Dekan Fakultas/Ketua Sekolah Tinggi/Ketua Jurusan/Program Studi.
b. Dosen Pembimbing berkewajiban melaksanakan bimbingan praktik ibadah
dengan menggunakan metode dan media sesuai jadwal serta
mengevaluasinya.
c. Dosen Pembimbing berkewajiban menyampaikan nilai hasil evaluasi
bimbingannya kepada jurusan/program studi sesuai dengan ketentuan dan
waktu yang ditentukan
d. Hak hak Dosen Pembimbing wajib dipenuhi oleh lembaga sesuai
peraturan yang berlaku.
4. Materi Praktik Ibadah
a. Materi Praktik Ibadah terdiri dari :
1) Thaharah dan hikmahnya yang meliputi: Wudlu, Tayamum, Mandi dan
Istinja.
2) Shalat wajib dan lima waktu dan hikmahnya
22

3) Shalat Jumat dan hikmahnya


4) Shalat sunah dan hikmahnya yang meliputi: Rawatib, Tahajud, Witir,
Dhuha, Istikharaah, Idul Fitri, Idul Adha, Khusf (gerhana bulan), Kusuf
(gerhana matahari) dan Istisqa.
5) Shalat Jenazah
6) Doa-doa Matsurah setelah shalat dan hikmahnya.
7) Shaum wajib dan sunah serta hikmahnya
8) Haji dan umrah serta hikmahnya
9) Zakat Fitrah /Mal dan hikmahnya
b. Uraian kisi-kisi materi Praktik Ibadah (terlampir)
c. Referensi materi Praktik Ibadah menggunakan buku-buku/kitab-kitab fiqih
yang mutaharah (standar dan kredibel).
5. Materi Praktik Ibadah
Praktik Ibadah dilaksanakan dapat menggunakan metode:
1) Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode penyajian materi kepada peserta
yang disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap.
Metode ini sebaiknya dipakai apabila:
Peserta praktik berjumlah banyak
Waktu yang tersedia relatif singkat
Materi yang akan dibeikan relatif banyak
2) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu metode penyajian materi dengan Tanya
jawab tentang apa yang akan dibahas dalam forum itu. Metode ini
sebaiknya dipakai
Untuk mengulangi materi yang telah diberikan
Untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah pada masalah
yang akan dibicarakan
Untuk mengarahkan proses berpikir peserta.
Sebagai ulangan
Agar metode Tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya
pertanyaan-pertanyaan diajukan secara merata. Penggunaan metode ini
dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar
mampu mengajukan atau mengusulkan suatu pertanyaan secara
proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula.
Karena Tanya jawab senantiasa terjadi dalam masyarakat yang akan
mereka pimpin.

23

3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan dengan jalan
mendiskusikannya. Metode ini sebaiknya dipakai:
(a) Untuk merangsang peserta agar mampu berpikir dan menyalurkan
pendapat serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah
(b) Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam
merumuskan pikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh orang
lain.
(c) Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang
lain dan mau bersikap terbuka dan toleran.
(d) Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu
masalah.
(e) Waktu yang tersedia cukup.
Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon
pemimpin agar mampu berdiskusi dengan baik dan mampu menjadi peserta
dan pemimpin diskusi secara baik.
4) Metode Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas resitasi adalah suatu metode penyajian materi
dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam pelajaran kepada peserta.
Metode ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Pengajar/pelatih pembimbing mengharapkan agar semua bahan yang
telah diberikan dapat diterima peserta secara lebih baik.
(b) Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin.
(c) Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu masalah
(d) Materi/bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik, mengundang
untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh
peserta.
5) Metode Demonstrasi dan Eksperimen.
Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan
memberikan contoh dan atau mengarahkan peserta dengan jalan
memberikan
contoh
atau
mengarahkan
peserta
untuk
mendemonstrasikan/simulasi dari semua masalah kepada peserta lainnya.
Sedangkan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan peserta
untuk bersama-sama mengadakan sesuatu. Kedua metode tersebut
sebaiknya dipakai apabila:
(a) Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta
(b) Untuk menghindari verbalisme
(c) Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan masalah
24

(d) Untuk membantu peserta dalam memahami dengan jelas jalanya suatu
proses penyajian bahan dengan penuh perhatian.
Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula bahwa:
Hendaknya diutamakan masalah-masalah yang praktis dan penting
Hendaknya ditekankan untuk menambah pengertian yang lebih jelas,
mempertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk
menimbulkan keterampilan dalam bekerja.
Hendaknya dijelaskan teoritisnya. Metode ini dimaksudkan untuk
membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu
mendemonstrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya dan
melakukan eksperimen terhadap masalah yang sedang diusahakan
penyelesaiannya.
6) Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan
Metode sosio-drama dan bermain peranan adalah metode penyajian materi
dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah laku di
dalam hubungan sosial. Metode ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu peristiwa yang
di dalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan
didaktis lebih baik untuk didramatisasikan daripada diceritakan, karena
akan lebih jelas dan mudah dihayati
(b) Materi yang disajikan untuk pelatih peserta agar mampu menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis
(c) Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan
dapat memahami pemikiran orang lain.
Dalam menetapkan metode seperti ini ada juga beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti:
Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan jelas, khususnya
tentang tingkah laku/watak yang ingi ditanamkan
Pemeran dalam metode ini harus benar-benar disiapkan
7) Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan
mengajak peserta melihat obyek-obyek yang ada berhubungan dengan
bahan pelajaran. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Untuk memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga
secara langsung
(b) Untuk membangkitkan pengharhaan terhadap lingkungan
(c) Untuk mendorong peserta mengenai lingkungan
Dalam menetapkan metode ini harus diperhatikan pula:
Pemilihan obyek yang dikunjungi harus tepat
25

Peserta harus diberitahukan tentang tujuan karyawisata metode ini


dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa sebagai calon
pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus
secara obyektif.
8) Metode Drill
Metode drill adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta
terhadap materi yang telah diberikan. Metode semacam ini sebaiknya
dipakai apabila :
(a) Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan atau yang sedang
diberikan
(b) Untuk melatih keterampilan dalam berpikir secara tepat.
(c) Untuk memberkuat daya tanggap peserta terhadap materi yang
diberikan.
Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula:
Sebelum praktik dimulai agar kepada peserta diberikan pengertianpengertian dasar materi yang praktikan.
Usahakan waktu praktik dapat disingkat sehingga tidak membosankan
Praktik agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat
menumbuhkan motivasi untuk berpikir
Metode ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai calon
pemimpin melaksanakan ide-ide yang berkaitan dengan
kepemimpinannya.
9) Metode Sistem Regu Team Teaching
Metode system regu adalah suatu metode Penyajian materi dengan jalan
dua orang atau lebihb dari pihak pengajar/pelatih/pembimbing yang
mengadakan kerjasama untuk membimbing peserta. Metode ini sebaiknya
dipakai apabila :
(a) Jumlah peserta terlalu banyak, sehingga pembagian tugas kepada para
peserta kurang merata dan penangkapan peserta kurang tajam.
(b) Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam.
(c) Fasilitas memungkinkan
Dalam metode ini sebaiknya diperhatikan pula:
Setiap anggota tim hendaknya memiliki pengertian dan pandangan
yang sama.
Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai dengan
keahliannya masing-masing.

26

10) Metode Problem Solving


Metode Problem Solving adalah suatu metode penyajian materi dengan
jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling
rumit. Metode seperti ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Untuk melatih peserta agar berpikir kritis analitis.
(b) Untuk melatih keberanian keberanian dalam menghadapi berbagai
masalah.
Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula:
Masalah yang dipecahkan agar sesuai/disesuaikan dengan tingkat
kemampuan peserta.
Peserta agar dibekali lebih dahulu dengan bahan-bahan tentang cara
memecahkan masalah.
Bimbingan pengajar/pelatih/pembimbing harus kontinyu dan alat/sarana
yang menjadi penunjang harus lengkap.
Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon
pemimpin agar mampu menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah
dalam masyarakat.
11) Metode Kerja Kelompok
Metode keja kelompok adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan
menggunakan peserta sebagai obyek kerjasama dalam mempelajari,
menghayati, dan mengamalkan masalah yang dibahas. Metode semacam
ini sebaiknya dipakai apabila :
(a) Alat Bantu praktik cukup tinggi
(b) Tingkat kemampuan peserta didik tidak sama, karena itu sebaiknya
peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari peserta yang pandai
lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai.
(c) Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang berminat
hendaknya lebih banyak dari peserta yang kurang berminat.
Metode dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai seorang calon
pemimpin umat agar mampu bekerja sama, memimpin dan menjadi
anggota kelompok yang baik serta menyelesaikan masalah-masalah
kelompok.
Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat dipergunakan praktik,
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para
pengajar/pelatih/pembimbing sebelum menentukan dan memilih sesuatu
metode yang akan dipergunakan, dikarenakan metode hanyalah
merupakan suatu pengantar atas suatu alat saja dan bukan merupakan
suatu tujuan.
27

Tidak ada metode yang seratus persen baik. Metode yang kelihatannya
paling efektif sekalipun masih ada kekurangannya.
Metode
yang
sesuai
dengan
salah
seorang
pengajar/pelatih/pembimbing
tidak
selalu
cocok
dengan
pengajar/pelatih/pembimbing yang lain meskipun materi yang
diberikannya sama.
Pemakaian suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan tepat
untuk selama-lamanya.
Pemakaian metode hendaknya bervariasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam menghadapi aneka
ragam metode penyampaian materi, seorang pengajar/pelatih/pembimbing
tidak boleh terlalu fanatik terhadap pemakaian suatu metode dan sebaiknya
seorang pengajar/pelatih/pembimbing bersikap arif dalam memilih metode
serta selalu bersedia mencoba dan menilai setiap metode yang ada untuk
diterapkan.
6. Waktu, Tempat dan Frekuensi Bimbingan
a. Waktu Praktik Ibadah dilaksanakan selama berlangsungnya semester I
(satu), pelaksanaannya diatur tersendiri oleh Dosen pembimbing.
b. Praktik Ibadah dapat dilaksanakan di ruang kuliah, mesjid atau tempat lain
yang ditentukan atas dasar kesepakatan antara peserta dan dosen
pembimbing Praktik Ibadah.
c. Frekuensi pelaksanaan bimbingan Praktik Ibadah, minimal 12 kali
pertemuan tiap pertemuan selama 120 menit (1440 menit/24 Jam).
7. Evaluasi Praktik Ibadah
a. ``Evaluasi sebagai upaya yang dilakukan oleh dosen pembimbing untuk
mengetahui seberapa jauh keefektifan mahasiswa/praktikan dalam
mencapai tujuan Praktik Ibadah
b. Sasaran evaluasi adalah penilaian meliputi kuantifikasi kualitas dan refleksi
pesan moral dan etik dari materi praktik ibadah dalam perilaku nyata para
praktikan
c. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan selam praktik ibadah
berlangsung
d. Evaluasi dilakukan dengan metode observasi langsung dan tidak langsung
serta analistis hasil isian oleh dosen pembimbing selama kegiatan praktik
berlangsung.
e. Hasil evaluasi dimuat dalam blanko penilaian yang diisi oleh Dosen
pembimbing, berikut ini contoh Blanko/format penilaian sebagai berikut :

28

DAFTAR NILAI PRAKTEK IBADAH


Jurusan/Prodi
Semester / TA.
Kelas
No

NIM

Nama
Mhs
3

: ..................................................
: ..................................................
: ..................................................
Kognitif
4

Aspek Penilaian
Afektif Psikomotor
5
6

Kumulatif
7

Nilai Akhir/Mutu
Angka
Huruf
8
9

Rumus perhitungan Nilai Akhir (NA):


Nilai Akhir (NA) : K + A + P
100
Cirebon, .
Dosen Pembimbing
.
NIP :
f. Skala pengukuran evaluasi menggunkaan rentang nilai A, B, C, D dan E
dengan bobot 4, 3, 2, 1
Penilaian praktik ibadah mencakup 3 aspek (kognitif, apektif, psikomotor),
rinciannya adalah sebgai berikut:
1. Aspek Kognitif
a. Memahami, menguasai dan dapat menjelaskan, diberi angka 4
b. Cukup memahami, cukup menguasai dan cukup dapat
menjelaskan, diberi angka 3
c. Kurang memahami, kurang menguasai dan kurang dapat
menjelaskan, diberi angka 2
d. Tidak memahami, tidak menguasai dan tidak dapat menjelaskan,
diberi angka 1
2. Aspek Afektif
a. Menghayati dan menerima, diberi angka 4
b. Cukup menghayati, cukup menerima, diberi angka 3
c. Kurang menghayati, kurang menerima, diberi angka 2
d. Tidak menghayati dan tidak menerima, diberi angka 1
29

3. Aspek Psikomotor
a. Selalu mengamalkan, diberi angka 4
b. Kadang-kadang mengamalkan, diberi angka 3
c. Belum mengamalkan, diberi angka 2
d. Tidak mengamalkan, diberi angka 1
g. Langkah pengolahan/penghitungan nilai evaluasi dilakukan dengan 3 (tiga)
tahap adalah sebagai berikut:
1. Tahap I, Menghitung angka nilai dari kolom (4, 5, 6) dengan
menggunakan rumus KAP
Keterangan:
K = Jumlah item nilai kognitif
A = Jumlah item nilai apektif
P = Jumlah item nilai psikomotor
Menjadi nilai kumulatif
2. Tahap 2, menghitung nilai kumulatif menjadi nilai akhir (NA):
Rumus perhitunga Nilai Akhir (NA:
Nilai Akhir (NA) : K + A + P
100
3. Tahap 3, mentransfer nilai kumulatif dari (kolom 7) menjadi angka mutu
dan huruf mutu (Nilai Akhir).
Rumus perhitungannya Nilai Akhir (NA):
80 100
=A
70 79
=B
60 69
=C
50 59
=D
00 49
=E
B. Praktik Tilawah
Praktik tilawah merupakan kegiatan co-kurikuler yang mengikat dan menjadi
salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademis dan menempuh ujian
siding/munaqasyah. Kegiatan ini berlaku umum dan diwajibkan bagi setiap
mahasiswa semerter III pada Jurusan/Program Studi.
Praktik tilawah bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga
Bangsa Cirebon, merupakan bagian dari proses pembelajaran dan pembekalan
bagi mahasiswa untuk dapat menunjukan kemampuan membaca, menulis,
memahami dan menghayati ayat-ayat al-Quran/al-Hadits dengan baik dan benar
serta dapat berfikir logis argumentative berdasarkan kaidah-kaidah al-Quran dan
Hadits.
30

Berdasarkan pemikiran di atas, praktik tilawah termasuk proses pembentukan


insane kamil yang beriman da bertaqwa kepada Allah serta berkemampuan ilmiahdiniyah, terampil dan professional yang sesuai dengan tataran kehidupan
Praktik tilawah dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan unsur terkait
yang substansinya mencakup; 1) dasar, tujuan dan status, 2) dosen pembimbing,
3) peserta praktik tilawah, 4) metode praktik, 5) sarana media, dan 6) evaluasi.
Keenam komponen tersebut merupakan unsure terpenting dan strategis dalam
mensukseskan program praktik tilawah pada perguruan tinggi agama Islam.
1. Dasar, Tujuan dan Status
a. Praktik tilawah dilaksanakan berdasarkan pada:
1) Keputusan Menteri Agama RI nomor 156 tahun 2004, tentang pedoman
pengawasan, pengendalian, dan pembinaan Diploma, Sarjana dan
Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Agama Islam
2) Keputusan Menteri Agama RI nomor 353 tahun 2004, tentang pedoman
penyusunan kurikulum Perguruan Tinggi Agama Islam
3) Keputusan Menteri Agama RI nomor 387 tahun 2004, tentang petunjuk
pelaksanaan pembukaan program studi pada Perguruan Tinggi Agama
Islam
4) Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam nomor
Dj.II/114/2005 tentang penetapan standar minimal kompetensi utama
lulusan program strata satu Perguruan Tinggi Agama Islam
b. Tujuan praktik tilawah, adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa agar
dapat menunjukan kemampuan membaca, menulis, memahami dan
menghayati ayat-ayat al-Quran/al-Hadits dengan baik dang benar, serta
dapat berpikir logis, analitis dan argumentative berdasarkan kaidah-kaidah
al-Quran dam Hadits. Substansinya merupakan sebagai bagian dari
perwujudan tuntutan pendidikan nasional.
c. Status praktik tilawah merupakan kegiatan co-kurikuler yang melakat dan
menjadi salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademik dan
menempuh ujian munaqasyah.
2. Peserta Praktik Tilawah
a) Peserta praktik tilawah adalah mahasiswa semester III (tiga) pada setiap
Jurusan/Program Studi memenuhi persyaratan administrasi akademik
b) Peserta praktik tilawah berkewajiban mengikuti kegiatan praktik tilawah
sesuai jadwal dengan dibimbing oleh dosen pembimbing yang ditunjuk dan
ditugasi oleh Ketua STAI/Ketua Jurusan/Ketua Program Studi.
c) Peserta praktik tilawah yang belum dinyatakan lulus oleh dosen
pembimbing berkewjiban meneruskan kegiatan praktiknya hingga tujuan
praktik ibadah daapat tercapai.
31

d) Ketentuan teknis/waktu pelaksanaan diatur dan disepakati oleh dosen


pembimbing dan mahasiswa peserta praktik
e) Peserta praktik ibadah berhak memperoleh bimbingan dan nilai kelulusan
sesuai ketentuan evaluasi praktik ibadah, yang berlaku.
3. Dosen Pembimbing
a. Dosen pembimbing praktik tilawah adalah dosen yang ditunjuk/tugasi oleh
Ketua STAI/Ketua Jurusan/Ketua Program Studi.
b. Dosen pembimbing berkewajiban melaksanakan bimbingan praktik tilawah
dengan menggukana metode dan media sesuai jadwal serta mengevaluasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
c. Dosen pembimbing berkewajiban menyampaikan nilai hasil evaluasi
bimbingan praktik tilawah kepada Jurusan/Program Studi sesuai dengan
ketentuan dan waktu yang telah ditentukan.
d. Hak-hak dosen pembimbing wajib dipenuhi kesejahteraannya oleh lembaga
sesuai peraturan yang berlaku.
4. Materi Praktik Tilawah
a. Materi praktik tilawah terdiri dari:
1) Bersifat Umum
a) Membaca al-Quran dan al-Hadits
b) Menulis ayat-ayat al-Quran dan matan al-Hadits
c) Menghapal ayat-ayat al-Quran dan matan al-Hadits
d) Menterjemahkan ayat-ayat aal-Quran dan matan al-Hadits
e) Memahami kandungan ayat-ayat aal-Quran dan matan al-Hadits
f) Menjelaskan isi/kandungan ayat-ayat al-Quran dan matan al-Hadits
2) Bersifat Khusus
Materi praktik tilawah dapat dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu
yang berhuungan dengan profesi Jurusan yang dikembangkan pada
Univ/Inst/ST, yang bersangkutan.
a) Untuk Jurusan/Program Studi Adab; (1) menggunakan mujam alQuran dan al-Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat alQuran dan matan hadits yang berhubungan dengan Sejarah dan
Peradaban Islam, dan (2) menggunakan mujam al-Quran/al-Hadits
dalam mencari dan menggunakan ayat al-Quran dan matan alHadits yang berhubungan dengan bahasa dan sastra arab.
b) Untuk Jurusan/Program Studi Dakwah; (1) menggunakan mujam alQuran dan al-Hadits dalam mencari ayat al-Quran dan matan alHadits bahan dakwah, dan (2) menyusun naskah khitabah dalam
bentuk satuan meteri dakwah.
32

c) Untuk Jurusan/Program Studi Syariah menggunakan mujam alQuran/Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat al-Quran dan
matan
al-Hadits
yang
berhubungan
dengan
profesi
Jurusan/Program Studi:
1) Al-Ahwal al-Syaksiyah
2) Muamalah
3) Jinayah syiyasah
4) Perbandingan Madzhab dan Hukum
d) Untuk Jurusan/Program Studi Tarbiyah menggunakan mujam alQuran dan al-Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat alQuran dan matan al-Hadits yang berhubungan dengan profesi
Jurusan/Program Studi:
1) Kependidikan Islam
2) Pendidikan Agama Islam
3) Pendidikan Bahasa Arab
4) Diploma Dua Guru PAI
5) Diploma Dua Guru PGSDI/MI
6) Diploma Dua Guru PGTKI/RA
7) Diploma Dua Guru Tadris PGBI
8) Tadris Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisikia dan Kimia
e) Untuk Jurusan/Program Studi Ushuludin menggunakan mujam alQuran dan al-Hadits dalam mencari dan menggunakan ayat alQuran dan matan al-Hadits yang berhubungan dengan profesi
Jurusan/Program Studi:
1) Aqidah dan Filsafat
2) Perbandingan Agama
3) Tafsir Hadits
4) Tasawuf dan Psikoterapi
b. Referensi materi praktik ibadah menggunakan buku-buku/kitab-kitab fiqh
yang mutaharah (standard an kredibel)
5. Metode Praktik Tilawah
Praktik tilawah dilaksanakan dapat menggunakan metode:
a. Metode tajwid takwim, dimaksudkan untuk mahasiswa agar dapat
membaca al-Quran dengan tertib dan benar sesuai dengan ilmu tajwid
b. Metode drill, adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta
terhadap materi yang telah diberikan.
c. Metode problem solving, adalah suatu metode penyajian materi dengan
jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling
rumit, metode seperti ini sebaiknya dipakai apabila:
33

1) Untuk melatih peserta agar berpikir kritis analitis


2) Untuk melatih keberanian-keberanian dalam menghadapi berbagai
masalah
6. Waktu, Tempat dan Frekuensi Bimbingan
a. Waktu praktik tilawah dilaksanakan selama berlangsungnya semester III
(tiga), pelaksanaanya diatur tersendiri oleh dosen pembimbing dengan
koordinasi Jurusan/Program Studi.
b. Praktik tilawah dapat dilaksanakan di ruang kuliah, mesjid atau tempat lain
yang ditentukan atas dasar kesepakatan antara peserta dan dosen
pembimbing praktik tilawah
c. Frekuensi pelaksanaan bimbingan praktik tilawah, minimal 12 kali
pertemuan tiap pertemuan selama 120 menit (1440 menit/24 jam)
7. Evaluasi Praktik Ibadah
a. Evaluasi sebagai upaya yang dilakukan oleh dosen pembimbing untuk
mengetahui seberapa jauh keefektifan mahasiswa/praktikan dalam
mencapai tujuan praktik tilawah.
b. Sasaran evaluasi penilaian meliputi kuantifikasi kualitas aspek praktik dari
sikap, penguasaan pengetahuan, pelaksanaan dan refleksi pesan moral
dan etika dari materi praktik tilawah dalam perilaku nyata para praktikan.
c. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan selama praktik tilawah
berlangsung
d. Evaluasi dilakukan metode observasi langsung dan tidak langsung serta
analisis hasil isian oleh dosen pembimbing selama kegiatan praktik
berlangsung
e. Hasil evaluasi dimuat dalam blangko penilaian yang diisi oleh dosen
pembimbing, berikut ini contoh blangko/format penilaian sebagai berikut:

34

DAFTAR NILAI PRAKTEK IBADAH


Jurusan/Prodi
Semester / TA.
Kelas
No

NIM

Nama
Mhs
3

: ..................................................
: ..................................................
: ..................................................
Kognitif
4

Aspek Penilaian
Afektif Psikomotor
5
6

Kumulatif
7

Nilai Akhir/Mutu
Angka
Huruf
8
9

Rumus perhitungan Nilai Akhir (NA):


Nilai Akhir (NA) : K + A + P
100
Cirebon, .
Dosen Pembimbing
.
NIP :
f. Skala pengukuran evaluasi menggunakan rentang nilai A, B, C, D, dan E
dengan bobot 4, 3, 2, 1
Penilaian praktik ibadah mencakup 3 aspek (Kognitif, Afektif dan
Psikomotor) rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Aspek Kognitif
a) Memahami, menguasai dan dapat menjelaskan, diberi angka 4
b) Cukup memahami, cukup menguasai dan cukup dapat
menjelaskan, diberi angka 3
c) Kurang memahami, kurang menguasai dan kurang dapat
menjelaskan, diberi angka 2
d) Tidak memahami, tidak menguasai dan tidak dapat menjelaskan,
diberi angka 1
2. Aspek Afektif
a) Menghayati dan menerima, diberi angka 4
b) Cukup menghayati, cukup menerima, diberi angka 3
c) Kurang menghayati, kurang menerima, diberi angka 2
d) Tidak menghayati dan tidak menerima, diberi angka 1
3. Aspek Psikomotor
35

a) Selalu mengamalkan, diberi angka 4


b) Kadang-kadang mengamalkan, diberi angka 3
c) Belum mengamalkan, diberi angka 2
d) Tidak mengamalkan, diberi angka 1
g. Langkah pengolahan/penghitungan nilai evaluasi dilakukan dengan 3 (tiga)
tahap adalah sebagai berikut:
1) Tahap I, Menghitung angka nilai dari kolom (4, 5, 6) dengan
menggunakan rumus KAP
Keterangan:
K = Jumlah item nilai kognitif
A = Jumlah item nilai apektif
P = Jumlah item nilai psikomotor
Menjadi nilai kumulatif
2) Tahap 2, menghitung nilai kumulatif menjadi nilai akhir (NA):
Rumus perhitunga Nilai Akhir (NA:
Nilai Akhir (NA) : K + A + P
100
3) Tahap 3, mentransfer nilai kumulatif dari (kolom 7) menjadi angka mutu
dan huruf mutu (Nilai Akhir).
Rumus perhitungannya Nilai Akhir (NA):
80 100
=A
70 79
=B
60 69
=C
50 59
=D
00 49
=E
C. Praktik Mata Kuliah Berbobot Praktik
1. Rasionalisasi
Tujuan pendidikan tinggi agama Islam adalah terwujudnya lulusan yang
akan menjadi anggota masyarakat dan warga Negara yang beriman dan
bertaqwa, berakhlak mulia, memiliki pemahaman yang terpadu antara i8lmu
agama, berkepribadian Indonesia, serta memiliki kemampuan akademik
dan/atau profesional yang dapaat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahua, teknologi dan/atau kesenian, baik dibidang ilmu
agama Islam maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan bidang ilmu
lainnya. Pendidikan tinggi agama Islam diarahkan untuk mengembangkan sikap
dan kepribadian muslim, penguasaan ilmu yang dilandasi oleh pemahaman dan
penghayatan agama Islam yang kokoh, keterampilan bermasyarakat dalam
masyarakat modern dan majemuk.
36

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah


perguruan tinggi agama yang diselenggarakan oleh badan swasta dan/atau
lembaga keagamaan yang berbentuk badan hokum dan berdifat nirlaba, yang
didalamnya menyelenggarakan program; a) Pendidikan akademik adalah
pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institute, universitas yang
diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan/atau kesenian yang bersumber dari ajaran Islam serta didasari oleh
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ilmu agama Islam, dan b)
pendidikan vokasi adalah pendidikan oleh sekolah tinggi, institute, universitas
yang diarahkan terutama mjempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
Penyelenggaraan pendidikan agama Islam mengacu pada standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Subsatnasi
dan SPN difokuskan pada; a) standar nasional pendidikan digunakan sebagai
acuan pengembangan pendidikan dan kurikulum, tenaga pendidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan, dan b) pengembangan standar
nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara
nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjamin dan
pengendalian mutu pendidikan.
Dalam operasionalnya Pendidikan agama Islam menggunakan kurikulum
yang substansinya adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sesuai dengan
pengertian tersebut, kurikulum 2004 berisi
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan
untuk mencapai tujuan nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah/pendidikan tinggi.
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di perguruan tinggi diatur
dalam Kepmendiknas nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, dan nomor 045/U/2002
tentang kurikulum inti pendidikan tinggi. Sedangkan pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi pada PT agama Islam diatur pada Keputusan Meteri
Agama nomor 353 tahun 2004 tentang pedoman penyusunan kurikulum PT
agama Islam. Ketiga kebijakan pemrintah/keputusan menteri tersebut diarahkan
sebagai upaya penjabaran terhadap isi Undang-undang nomor 2 tahun 1989/Jo
pasal 2 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dan peraturan
pemerintah RI nomor 60 tahun 1999 tentang PT.
37

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi sejalan dengan pemberlakuan


desentralisasi pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya
kepada setiap perguruan tinggi, tidak terkecuali PTAIS untuk mengelola dan
mengatur jalannya penyelenggaraan pendidikan. Kondisi ini memiliki dampak
setiap program studi/Jurusan yang ada pada jenjang pendidikan tinggi untuk
dapat mengembangkan dan memutuskan kurikulum dan mata kuliah yang akan
digunakan secara bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan isi Undangundang nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2, yang menyatakan bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik. Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan secara
berkesinambungan sejak Taman Kanak-kanak dan Raudhatul athfal, kelas I
sampai dengan kelas XII, sampai dengan pendidikan tinggi yang
menggambarkan suatu rangkaian kemampuan yang bertahap, berkelanjutan,
dan konsisten seiring dengan perkembangan psikologis peserta didik. Khusus
pendidikan kejuruan kompetensi yang dituangkan dalam kurikulum adalah
standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.
Untuk mewujudkan maksud tersebut di atas, maka dalam pembentukan
kompetensi lulusan sebuah perguruan tinggi perlu ditunjang dengan adanya
mata kuliah yang berbobot praktik, dikarenakan kompetensi mengandung
makna seseorang lulusan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Substansinya: a) kompetensi dapat sikenali melalui sejumlah hasil belajar dan
indikatornya yang dapat di ukur dan diamati, b) kompetensi dapat dicapai
melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan
pelajaran secara secara kontekstual, dan c) pada pendidikan kejuruan
kompetensi yang berkait dengan tugas-tugas lulusan ditempat kerja, ditetapkan
berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia kerja sesuai dengan
keahliannya. Dengan demikian mata kuliah yang berbobot praktik bagi sebuah
perguruan tinggi posisinya sangat urgen dan strategis untuk dikembangkan
dalam rangka mengantarkan mahasiswa/lulusan yang memiliki kompetensi
sesuai dengan bidang keahlian pada jurusan/program studi yang diikutinya.
2. Tujuan Pengembangan Mata Kuliah yang Berbobot Praktik
a. Dikembangkan sebagai implementasi dari pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi yang syarat dengan muatan untuk pembentukan
lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
b. Untuk menunjang dan mempermudah dalam memahami dan
melaksanakan pembelajaran pada mata kuliah tertentu.
38

c. Memberikan kerangka acuan dalam mekanisme penentuan kualifikasi


kompetensi teknis bagi mahasiswa/lulusan untuk memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.
d. Membantu para dosen mata kuliah dalam menyiapkan satuan acara
perkuliahan (SAP)/desain pembelajaran dan pembuatan buku teks
3. Kebijakan Pengembangan Mata Kuliah yang Berbobot Praktik
Mata kuliah yang berbobot praktik dikembangkan oleh PT Agama Islam
sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi serta sejalan dengan
pemberlakuan desentralisasi pendidikan yang memberikan kewenangan
seluas-luasnya kepada setiap PT agama Islam, untuk mengelola dan mengatur
jalannya penyelenggaraan pendidikan. Kondisi ini menuntut kreatifitas pada
setiap Jurusan/Program Studi yang ada pada jenjang pendidikan tinggi untuk
dapat mengembangkan dan memutuskan mata kuliah yang berbobot praktik
yang pada gilirannya akan diterapkan secara bertanggung jawab.
4. Kualifikasi Kompetensi Teknis dan Bentuk Praktik
Kualifikasi kompetensi teknis yang dapat dikembangkan dalam bentuk
praktik simulasi masing-masing mata kuliah berbobot praktik, berikut ini
beberapa contoh pengembangan kualifikasi kompetensi dalam pengembangan
mata kuliah bahasa adalah sebagai berikut
a. Mata Kuliah Bahasa Arab
No
Kualifikasi Teknis
Bentuk Praktik
Media/Sarana
1. Mahasiswa
dapat Mahasiswa membaca Buku-buku Teks
membaca
teks-teks teks-teks berbahasa berbahasa Arab
berbahasa Arab
Arab
2. Mahasiswa
dapat Mahasiswa menulis Buku-buku Teks
menulis
teks-teks teks-teks berbahasa berbahasa Arab
berbahasa Arab
Arab
3. Mahasiswa
dapat Mahasiswa
Buku-buku Teks
menterjemahkan teks- menterjemahkan teks- berbahasa Arab
teks berbahasa Arab
teks berbahasa Arab Lab. Bahasa
4. Mahasiswa
dapat Mahasiswa
Lab. Bahasa
melakukan komunikasi melakukan
dalam bahasa Arab
komunikasi
verbal
bahasa Arab

39

b. Mata Kuliah Bahasa Inggris


No
Kualifikasi Teknis
1. Mahasiswa
dapat
membaca
teks-teks
berbahasa Inggris
2. Mahasiswa
dapat
menulis
teks-teks
berbahasa Inggris
3. Mahasiswa
dapat
menterjemahkan teksteks berbahasa Inggris

Bentuk Praktik
Mahasiswa membaca
teks-teks berbahasa
Inggris
Mahasiswa menulis
teks-teks berbahasa
Inggris
Mahasiswa
menterjemahkan teksteks
berbahasa
Inggris
4. Mahasiswa
dapat Mahasiswa
melakukan komunikasi melakukan
dalam bahasa Inggris
komunikasi
verbal
bahasa Inggris
c. Mata Kulia Bahasa Indonesia
No
Kualifikasi Teknis
Bentuk Praktik
1. Mahasiswa
dapat Mahasiswa membaca
membaca teks-teks teks-teks
berbahasa
berbahasa Indonesia Indonesia
2. Mahasiswa
dapat Mahasiswa
menulis
menulis
teks-teks teks-teks
berbahasa
berbahasa Indonesia Indonesia
3. Mahasiswa
dapat Mahasiswa
menterjemahkan teks- menterjemahkan teksteks
berbahasa teks
berbahasa
Indonesia
Indonesia kebahasa lain
(Arab dan Inggris)
4. Mahasiswa
dapat Mahasiswa melakukan
melakukan
komunikasi
verbal
komunikasi
dalam bahasa Indonesia
bahasa Indonesia

Media/Sarana
Buku-buku Teks
berbahasa
Inggris
Buku-buku Teks
berbahasa
Inggris
Buku-buku Teks
berbahasa
Inggris
Lab. Bahasa
Lab Bahasa

Media/Sarana
Buku-buku Teks
berbahasa
Indonesia
Buku-buku Teks
berbahasa
Indonesia
Buku-buku Teks
berbahasa
Indonesia
Lab. bahasa

d. Kualifikasi kompetensi teknis yang dapat dikembangkan dalam bentuk


praktik simulasi dari mata kuliah berbobot praktik, dikembangkan oleh
setiap jurusan/program studi, sesuai dengan kondisi dan potensi yang
tersedia serta penerapannya dapat dipertanggungjawabkan.
40

5. Evaluasi dan Penilaian


Evaluasi/penilaian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh keefktifan
mahasiswa/praktikan dalam mencapai tujuan kompetensi mata kuliah. Nilai
praktik diakumulasikan dengan nilai PBM pada mata kuliah yang bersangkutan,
dikarenakan praktik merupakan komponen penunjang mata kuliah.
D. Pengembangan Laboratorium
1. Rasionalisasi Pengembangan Laboratorium
Tujuan pendidikan tinggi agama Islam adalah terwujudnya lulusan yang
akan menjadi anggota masyarakat dan warga Negara yang beriman dan
bertaqwa, berakhlak mulia, memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu
agama, berkepribadian Indonesia, serta memiliki kemampuan akademik
dan/atau vokasional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, baik dibidang
ilmu agama Islam maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan bidang ilmu
lainnya.
Pendidikan tinggi agama Islam diarahkan untuk mengembangkan sikap
dan kepribadian muslim, penguasaan ilmu yang dilandasi oleh pemahaman dan
penghayatan agama Islam yang kokoh, terampil berkarya secara professional
dan keterampilan bermasyarakat dalam masyarakat modern dan majemuk.
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tinggi perlu dilengkapi
dengan sarana prasarana penunjang pendidikan salah satu penunjang adalah
laboratorium/studio. Secara kelembagaan laboratorium/studio merupakan
unsure penunjang pada pengembangan Jurusan/Program Studi diperguruan
tinggi, sehingga hukumnya wajib dimiliki dan dikembangkan oleh setiap
perguruan tinggi. Laboratorium juga merupakan sarana penunjang bagi proses
pembelajaran mahasiswa.
Dalam pengembangannya laboratorium/studio dipimpin oleh seorang
dosen yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu dan bertanggungjawab
kepada Ketua Jurusan/Program Studi.
2. Pengertian Laboratorium
a. Secara umum; laboratorium adalah suaatu tempat yang diperuntukan bagai
penyelenggaraan percobaan/uji coba (penyelidikan dsb), segala sesuatu
yang berhubungan dengan pengembangan ilmu kealaman da ilmu terapan
yang dikembangkan oleh instansi pemerintah/swasta dan masyarakat.
b. Secara khusus; laboratorium pendidikan adalah suatu tempat yang
diperuntukan bagi penyelenggaraan percobaan/uji coba (penyelidikan dsb),
segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan ilmu kealaman
41

dan ilmu terapan yang dikembangkan pada Jurusan/Program Studi di


setiap tingkat/jenjang pendidikan. Dalam konteks ini difokuskan pada
pemaknaan laboratorium yang berada pada tingkat/jenjang pendidikan
tinggi yang dikembangkan oleh PT agama Islam.
3. Dasar Pengembangan Laboratorium
a. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
d. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 tahun 2003 tentang Pedoman
Pendidikan Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam
e. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 156 tahun 2004 tentang Pedoman
Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Diploma, Sarjana, dan
Pascasarjana Perguruan Tinggi Agama Islam
f. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 353 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum PTAI
g. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 tahun 2004 tentang Pentunjuk
Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama
Islam.
h. Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor
Dj.II/114/2005 tentang Penetapan Standar Minimal Kompetensi Utama
Lulusan Program Strata Satu Perguruan Tinggi Agama Islam
i. Surat Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor
DJ.II.III/PP.00.9/485/2006 tentang Pemberian Bantuan Peralatan
Laboratorium, Buku Perpustakaan dan Biaya Operasional Pendidikan Bagi
PT Agama Islam.
4. Tujuan Pengembangan Laboratorium
a. Sebagai komitmen untuk mewujudkan pembentukan kompetensi lulusan
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
b. Dikembangkan dalam rangka mengantarkan mahasiswa/lulusan yang
memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian pada Jurusan/Program
Studi yang diikutinya.
c. Sebagai media penguatan peran untuk mengukur dan mengamati,
kemampuan/kompetensi yang dicapai melalui pengamalaman belajar
secara kontekstual yang relevan dengan tugas-tugas lulusan di tempat
kerja, ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di dunia
kerja sesuai dengan keahliannya.
42

5. Fungsi Pengembangan Laboratorium


Pada skala makro fungsi pengembangan laboratorium di perguruan tinggi
sebagai media pelayanan kegiata akademik untuk:
1) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dalam bentuk praktikum
mahasiswa
2) Menyelenggarakan pengabdian melalui penelitian terapan, yang langsung
dapat diaplikasikan kepada masyarakat.
Pada skala mikro fungsi pengembangan laboratorium di perguruan tinggi
berfungsi sebagai: Pusat informasi pengembangan teori-teori ilmu pengetahuan
dalam hal ini kelulusan praktikum. Standar kompetensi lulusan praktikum
mencakup: a) sikap, b) pengetahuan, dan c) keterampilan. Standar kompetensi
lulusan disini adalah meliputi kompetensi dari seluruh materi pelaksanaan
praktikum.
6. Program Pengembangan Laboratorium
Sesuai dengan tujuannya laboratorium/studio yang dikembangkan pada
Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon dalam rangka
mengantarkan mahasiswa/lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan
bidang keahlian pada Jurusan/Program Studi yang diikutinya. Maka Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon harus siap untuk
mengembangkan program laboratorium dengan berbagai jenis bidang
pengembangan keilmuan pada Jurusan/Program Studi, diantaranya:
a. Pengembangan laboratorium/Studio Jurusan/Program Studi tersebut:
1) Laboratorium Jurusan/Program Studi Muamalah
2) Laboratorium Jurusan/Program Studi Tarbiyah
(a) Pendidikan Agama Islam
(b) Pendidikan Bahasa Arab
(c) Diploma Dua PGPAI
(d) Diploma Dua PGTKI-RA
(e) Diploma Dua PGSDI-MI
(f) Diploma Dua Tadris PGBI
(g) Tadris Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia.
Program studi ini dilengkapi dengan Lab. Micro Teaching.
b. Pengembangan laboratorium/studio penunjang terdiri dari:
1) Laboratorium bahasa
2) Laboratorium Komputer

43

E. Pengembangan Laboratorium
1. Laboratorium Micro Teaching
a. Rasional
Salah satu Program Studi PT agama Islam yang mengembangkan
program keguraun memiliki Jurusan/Program Studi akademik (program S1): 1) Kependidikan Agama Islam, 2) Kependidikan Islam, 3) Pendidikan
Bahasa Arab, 4) Tadris bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan
Kimia. Sedangkan Program vokasional dikembangkan melalui program: 1)
Diploma Dua PGPAI, 2) Diploma Dua PGTKI-RA, 3) Diploma Dua PGSDIMI, dan 4) Diploma Dua Tadris PGBI, Matematika, Biologi Fisika dan Kimia.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah pada Perguruan Tinggi Islam
mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasional.
Pendidikan akademik diarahkan pada pembentukan bidang akademik di
bidang pendidikan, sedangkan pendidikan vokasional diarahkan untuk
membentuk calon pendidik yang terampil di bidang keguruan. Untuk itu
secara teoritis dalam kurikulum keguruan diprogramkan bidang studi
kependidikan. Untuk menguji ketetapan teori-teori kependidikan dan untuk
memberikan pengalaman yang mendalam, diselenggarakan praktik
mengajar dalam kelas yang lajim disebut kuliahmicro teaching.
Pengelolaannya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen
pengembangan praktikum dan laboratorium yang diselenggarakan pada
dan oleh perguruan tinggi. Micro teaching, dikembangkan untuk membekali
kemampuan mahasiswa dalam ketarampilan mengajar yang hasilnya dapat
dilihat dari kegiatan praktik keguruan di sekolah/madrasah. Pengalaman
membuktikan dari beberapa dosen pembimbing, guru pamong dan kepala
sekolah madrasah, diperoleh informasi bahwa keterampilan mengajar
praktikan pada umumnya masih lemah. Sebaliknya praktikan yang terlebih
dahulu mengikuti kuliah micro teaching dalam melaksanakan praktik
keguruannya di sekolah/madrasah diperoleh informasi hasilnya lebih baik.
Pengembangan micro teaching pada Jurusan/Program Studi
keguruan termasuk kelompok pendukung pada mata kuliah keahlian (MKK)
menjadi salah satu alternative untuk dikembangkan agar mahasiswa
memiliki keahlian terutama keterampilan mengajar di dalam kelas. Melalui
program ini mahasiswa di latih praktik mengajar dalam kelas sedemikian
rupa dengan menggunakan peralatan manual dan elektronik.
b. Pengertian
Micro teaching adalah sebuah model yang dikecilkan yakni jumlah
peserta didiknya dibatasi 5 sampai 15 orang, ruang kelasnya kira-kira
sengah ukuran kelas biasa. Pelaksanaan pembelajarannya dibatasi antara
44

10 sampai 15 menit, ditambah dengan evaluasi pembimbing sekitar 5 menit


per orang. Materinya dibatasi dengan beberapa sub topic bahasan yang
disederhanakan. Untuk membedakannya dengan parktik mengajar di
sekolah/madrasah, maka kuliah micro teaching disebut dengan istilah
praktik mengajar dalam kelas. Bagi Jurusan Tarbiyah kegiatan ini disebut
pula dengan PPL I.
c. Tujuan, Sasaran dan Fungsi
Kuliah micro teaching bertujuan untuk memberkali/melatih kemampuan
mahasiswa agar memiliki keterampilan dasar khusus dalam proses belajar
mengajar. Sasaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah
terbinanya calon guru yang memiliki:
1) Pengetahuan tentang proses belajar mengajar
2) Keterampilan dasar khusus dalam proses belajar mengajar
3) Sikap dan perilaku sebagai guru idial.
Sedangkan fungsi micro teaching selain sebagai sarjana latihan dalam
mempraktikan keterampilan mengajar, juga menjadi salah satu syarat bagi
mahasiswa keguruan yang akan mengikuti praktik profesi mengajar di
sekolah/madrasah.
d. Status, Kedudukan dan Sifat
Dalam kapasitasnya micro teaching dijadikan salah satu mata kuliah
berbobot 2 sks yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa dari semua
Jurusan/Program Studi keguraun (tarbiyah). Mata kuliah ini lebih bersifat
praktis, yakni mempraktikan teori-teori kependidikan. Untuk
membedakannya dengan praktik mengajar di sekolah/madrasah, maka
kuliah micro teaching disebut dengan istilah praktik mengajar dalam kelas,
dengan istilah lain PPL-1, sedangkan praktik mengajar di
sekolah/madrasah disebut PPL-2.
e. Desain Pengembangan Micro Teaching
Secara operasional pengembangan micro teaching difokuskan pada:
1) Organisasi Pelaksana
Organisasi pelaksana pengembangan micro teaching terdiri dari
penanggungjawab, pengelola program, dan pelaksana kuliah,
susunannya adalah sebagai berikut
Penanggungjawab
: Rektor Univ/Inst/Ketua STAI/Dekan
Pengelola Program : Ketua Jurusan/Program Studi
Pelaksana Kuliah
: Dosen yang terdiri dari:
(1) Koordinator dosen pembimbing yang
bertugas untuk mengkoordinir sejumlah
dosen
45

(2)
(3)

Dosen pembimbing yang bertugas


langsung melaksanakan bimbingan
kepada sejumlah mahasiswa
Teknisi dan operator yang bertugas
mengkoordinir
kegiatan
teknis
pemasangan/pemeliharaan/perawatan
dan pengoprasian peralatan micro
teaching.

2) Waktu dan Tempat


a) Waktu kuliah micro teaching ditentukan pada semester V untuk
program S-1 dan semester III untuk program D-2.
b) Tempat waktu kuliah micro teaching dilaksanakan di ruang
laboratorium/studio micro teaching Univ/Inst/Ketua STAI/Jurusan/
Program Studi yang berdangkutan.
3) Prasyarat Pengambilan Mata Kuliah Micro Teaching
Sesuai dengan fungsinya micro teaching menjadi salah satu syarat bagi
mahasiswa keguruan yang akan mengikuti praktik profesi mengajar di
sekolah/madrasah, maka prasyarat bagi mahasiswa yang akan
mengambil/mengikuti mata kuliah ini harus sudah lulus dan/atau sedang
mengambil mata kuliah:
a) Ilmu Pendidikan
b) Psikologi Pendidikan/Belajar
c) Sistem perencanaan pengajaran (untuk masing-masing bidang
studi)
d) Metode pengajaran (untuk masing-masing bidang studi)
e) Pengembangan Kurikulum
4) Prasyarat Dosen Mata Kuliah Micro Teaching
Persyaratan untuk menjadi tenaga pengajarnya adalah dosen
pemegang mata kuliah kependidikan yang telah mengikuti orientasi
pengajaran mata kuliah micro teaching.
5) Materi
Silabus mata kuliah micro teaching meliputi materi:
a) Keterampilan prosedur mengajar
b) Keterampilan khusus dalam mengak\jar, meliputi:
(1) Teknik bertanya
(2) Teknik memberi perintah
(3) Teknik memberikan penguatan materi
(4) Teknik mengoreksi kesalahan
46

(5) Teknik menciptakan variasi dan stimulus (keterampilan


menggunakan sumber alat adan media)
(6) Penggunaan metode, meliputi:
(a) Metode mengajar Pendidikan Agama Islam untuk program
S-1, D-2 dan Akta IV Pendidikan Agama Islam.
(b) Metode mengajar bahasa Arab untuk Program Studi bahasa
Arab
(c) Metode mengajar bahasa Inggris untuk Program Studi
bahasa Inggris
(d) Metode mengajar MIPA untuk Program Studi Tadris
Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia.
(e) Metode mengajar di MI dan RA untuk Program D-2 Guru MI
dan RA
(7) Keterampilan mengevaluasi hasil belajar, meliputi:
(a) Penetapan alat evaluasi
(b) Penetapan teknik evaluasi
(c) Penetapan bentuk evaluasi
6) Pelaksanaan Bimbingan
Substansi dari pelaksanaan kuliah micro teaching adalah membimbing
dan melatih mahasisewa agar menguasai berbagai keterampilan
khusus dalam proses belajar mengajar, termasuk keterampilan
membuat persiapan mengajar, membuat dan memilih media dan
metode serta penguasaan bahan dan pengembangannya. Secara
umum hal-hal yang diajarkan/dilatihkan kepada mahasiswa adalah
sebgai berikut:
a) Keterampilan membuat desain pembelajaran, meliputi:
(1) Kemampuan menyusun Kompetensi Dasar
(2) Kemampuan menjabarkan materi
(3) Kemampuan menyusun langkah-langkah kegiatan belajar
mengajar
(4) Kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran
(5) Kemampuan memilih bentuk dan jenis evaluasi, serta
merumuskan alat evaluasi.
b) Kemampuan Prosedur, meliputi
(1) Prosedur sebelum mengajar pre itructional procedures
(2) Teknik mengintroduksi bahan pengajaran introduction
techniques
(3) Teknik menyampaikan materi pengajaran lecturing techniques
(4) Prosedur penutupan pengajaran closure prosedures
47

c) Kemampuan membuat dan memilih media pengajaran, meliputi:


(1) Keterampilan memilih/membuat media sederhana sesuai
dengan bahan yang diajarkan.
(2) Kemampuan memilih media yang mendukung efektifitas
pembelajaran
d) Keterampilan melaksanakan pengajaran sesuai dengan
pembelajaran, meliputi:
(1) Materi berorientasi pada pencapaian kompetensi dasar
(2) Kemampuan menyampaikan materi secara sistematis
(3) Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(4) Kemampuan menerapkan metode pengajaran
(5) Kemampuan melaksanakan evaluasi
e) Keterampilan khusus dalam mengajar, meliputi:
(1) Keterampilan prosedur
(2) Keterampilan menerapkan teknik-teknik dasar, yaitu
keterampilan khusus yang dibutuhkan dan dipakai pada saat
sedang mengajar
(3) Keterampilan menggunakan metode
(4) Keterampilan menggunakan alat-alat/media mengajar
7) Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kuliah micro teaching
adalah sebagai berikut:
a) Kamera ukuran kecil, sedang, besar
b) TV monitor
c) TV Ekspose
d) Tape Rocorder
e) VTR (video Tave Recorder)
f) OHP (Overhead Projector)
g) Kaset Video/CDROOM (tentang micro teaching dan model-model
mengajar)
h) Sound Sistem (dengan kedap suara)
f. Sistem Pengelolaan dan Pengoprasian Peralatan Micro Teaching
1) Sistem Pengelolaan
Sistem pengelolaan pembelajaran micro teaching dirumuskan oleh
dosen pembimbing perkuliahan agar perkuliahan dapat berjalan dengan
baik, hendaknya setiap dosen terlebih dahulu menyusun konsep-konsep
tentang keterampilan yang akan dibimbing.

48

2) Sistem Pengoprasian Peralatan


Sistem pengoprasian peralatan dalam pelaksanaannya dapat dibantu
oleh seorang operator/teknisi, adapun langkah-langkah teknis yang
harus dilakukan dalam pengoprasian peralatan micro teaching, adalah
sebagai berikut:
a) Pertama, Sambungkan kabel AC (power) berikut kabel parallel,
sesuai dengan kebutuhan
b) Kedua, hidupkan tombol power pada kamera swicher (pemindahan
kamera otomatis), video player dan layer monitor televise (di ruang
micro teaching dan ruang monitoring).
c) Ketiga, sesuaikan chanel Video player pada saluran L
d) Keempat, sesuaikan chanel TV pada saluran AV.
(langkah Pertama sampai dengan keempat sudah dapat
mengaktifkan dua kamera kecil dan gambar akan tampil di layer
monitor (diruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum
ada suara.
e) Kelima, sambungkan kabel AC (power) pada kamera besar dan
aktifkan tombol power yang ada pada kamera dan adaptor
f) Keenam, sambungkan kabel audio/video pada kamera besar ke
monitor dengan cara menghubungkan soket kabel video dengan
soket kabel audio
g) Ketujuh, sesuaikan focus kamera sehingga gambar pada layer
monitor nampak sempurna.
(langkah kelima sampai dengan ketujuh untuk mengaktifkan dua
kamera besar dan sekaligus mengisi suara pada TV monitor
(diruang micro Teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada
suara
h) Kedelapan, untuk merekam proses belajar mengajar, dilakukan
dengan cara memasukan kaset video (kosong) pada player, lalu
tekan Roc (cukup menekan tombol Roc tanpa menekan tombol Play
i) Kesembilan, jika sedang berjalan merakam tiba-tiba berhenti
sementara, cukup menekan tombol Pause kemudian tekan tombol
Roc bila akan melanjutkan perekaman.
j) Kesepuluh, setelah selesai merekam keluarkan kaset video dengan
menekan tombol Eject, kemudian putar ulang pada alat khusus
Rewinder, selanjutnya kaset rekaman siap dioprasikan/ditayangkan
melalui video.

49

g. Tugas Dosen/Pembimbing dan Tugas Mahasiswa


1) Tugas pembingbing
a) Koordinator Pembimbing
(1) Mengkoordinasikan kegiatan dosen pembimbing dalam
pelaksanaan kuliah micro teaching
(2) Memantau kegiatan dosen pembimbing dalam pelaksanaan
kuliah micro teaching
(3) Mengevaluasi kegiatan/tugas dosen pembimbing dalam
pelaksanaan kuliah micro teaching.
b) Tugas Pembimbing
(1) Melaksanakan kegiatan pembimbingan dalam pelaksanaan
kuliah micro teaching
(2) Mengatur tata laksana kuliah micro teaching
(3) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan
dalam orientasi kuliah micro teaching
(4) Melakukan pembimbingan kepada mahasiswa/praktikan dalam
pembuatan desain pembelajaran.
(5) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan
dalam pelaksanaan latihan keterampilan khusus yang akan
dipraktikan di dalam laboratorium/studio micro teaching
(6) Mengevaluasi hasil kegiatan kuliah micro teaching
2) Tugas Mahasiswa/Praktikan
a) Hadir mengikuti seluruh kegiatan kuliah micro teaching pada waktu
dan jadwal yang telah ditetapkan
b) Mempelajari buku panduan
c) Mengikuti orientasi
d) Membuat desain pembelajaran
e) Membuat/menyiapkan alat peraga
f) Pada waktu-waktu tertentu peer teaching dapat berperan sebagai
siswa
g) Bersikap dan bertindak/berperan sebagai guru yang ideal:
(1) Berpakaian yang rapih dan sopan (bagaimana layaknya
berpenampilan seorang guru)
(2) Bersikap/bertindak sopan, ramah, dan rendah hati
(3) Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
h. Evaluasi dan Tindak Lanjut
1) Evaluasi/Penilaian
a) Evaluasi/penilaian dilakukan pada desain pembelajaran dan
pelaksanaan latihan praktik.
50

b) Evaluasi/penilaian dilaksanakan padaa setiap mahasiswa yang


tampil praktikan/latihan mengajar, termasuk penampilan terakhir
sebagai ujian.
c) Bobot penilaian pada setiap penampilan
d) Keterampilan prosedur mengajar, 10 %
e) Keterampilan khusus dalam mengajar, 60 %
f) Keterampilan menggunakan sumber alat dan media, 10 %
g) Penggunaan metode, 10 %
h) Keterampilan mengevaluasi hasil belajar, 10
i) Penghitungan Nilai Akhir (NA)
NA, nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai setiap tampil praktik
ditambah nilai penampilan ujian akhir dirumuskan sebagai berikut:
NA = (6xPA) + (4xPAU)
10
Keterangan:
NA
= Nilai Akhir
PA
= Nilai Rata-rata penampilan latihan
PAU
= Nilai Rata-rata penampilan ujian akhir
Mentranfer nilai kumulatif dari (kolom 7) menjadi angka mutu dan
huruf mutu (nilai akhir) dengan rumus:
80 100 = A
70 79 = B
60 69 = C
50 59 = D
00 49 = E
2) Tindak Lanjut
Setelah diperoleh nilai akhir (NA) kelulusan diklasifikasikan menjadi tiga
bagian:
a) Lulus tanpa syarat bagi peserta (NA) A, B, C.
b) Lulus bersyarat (NA) D, mereka disyaratkan untuk mengikuti
bimbingan intensif pada bengkel praktikum
c) Tidak lulus tanpa syarat bagi peserta (NA) E.
2. Laboratorium Komputer
a. Rasional
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini, penggunaan jasa dalam bidang computer sudah
merupakan kebutuhan utama guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kerja di lingkungan instansi pemerintah maupun swasta, tidak terkecuali
dalam kegiatan bidang pendidikan terlebih pada perguruan tinggi.
51

Kesadaran masyarakat akan pentingnya teknologi sebgai alat


pengolahan data (informasi), merupakan peluang bagi terbukanya lapangan
kerja baru dalam berbagai sector. Kebutuhan akan tenaga terampil yang
ada
Sehubungan dengan pemikiran di atas, maka sudah selayaknya pada
perguruan tinggi dapat mengembangkan laboratorium computer sesuai
denga yang mempunyai fungsi ganda; pertama, sebagai penunjang proses
pembelajaran dan kedua sejalan dengan program pemerintah yang
diharapkan tumbuh dan berkembang dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia, serta diharapkan pula sebagai suplemen bagi lembaga
pendidikan formal dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sebagai realisasi pelayanan pendidikan kepada masyarakat,
laboratorium computer pada PT Agama Islam diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam meningkatkan kualitas keterampilan dalam menguasai
teknologi computer dengan memiliki wawasan ilmiah serta terampil untuk
mengembangkan tugas pekerjaannya kelak dikemudian hari.
b. Tujuan
Program layanan laboratorium computer PT agama Islam ini, pada
dasarnya bertujuan untuk membantu/menunjang para mahasiswa dalam
menyelesaikan program pembelajaran melalui komputerais, yang
diharapkan mahasiswa dapat:
1) Memahami dan mengenal mekanisme kerja computer baik secara
Hadwere dan Sofwere, yang dapat memberi bekal pengetahuan dasal
dalam pengetahuan computer untuk melanjutkan ke program aplikasi.
2) Mampu menggunakan/mengoprasikan peralatan computer sebagai alat
pengolah data maupun informasi, yang dapat memberi bekal
keterampilan praktis dalam mengatasi masalah sehari-hari maupun
otomatisasi administrasi.
3) Menggunakan computer sebagai suplemen pada proses pembelajaran
tertentu sesuai dengan komponen Jurusan/Program Studi masingmasing.
c. Rumpun Keterampilan dan Materi Pembelajaran
Rumpun keterampilan dimaksudkan adalah tahapan-tahapan tingkat
pengetahuan computer ini meliputi:
1) Rumpun keterampilan Yunior/Dasar Operator, dengan materi
pembelajaran:
(a) Apresiasi computer
(b) Dasar operasi computer
(c) Perintah DOS
52

(d) Manajemen Direktori


(e) Batch File dan Coinfiqh. SYS
(f) Config SYS
(g) Dasar-dasar MS Word.
2) Rumpun Keterampilan Senior/Menengah Operator:
(a) Aplikasi MS Word
Sekilas tentang Microsoft windows
Pengoprasian program Microsoft word
Teknik penyuntingan
Menentukan format dokument
Mengatur tata letak
Indentasi
Menentuka format karakter
Mengatur font
Pengaturan paragraph dan halaman
Pencetakan
Menyusun table dan perhitungan
Jendela dan pengaturan fail
Daftar isi
Databese/Datasheet
Grafik
Surat masal/Mail Merge
Dropped Caps dan Cart
(b) Aplikasi Exel
Membuat Worksheet
Mengurutkan Data
Membuat Formula
Membuat Tabel sederhana/Mengatur LebarKolom
Membuat Formula dan Fungsi @ SUM, @ Min, @ MAX dan
@IF
Menyimpan, Memanggil Fule
Memformat Worksheet
Fungsi Tanggal
Membuat Formula
Menggunakan Fungsi @ VLOOKUP dan HLOOKUP
Memformat Suatu Kolom
Membuat Grafik
Mencetak Grafik
Query
53

Mencari Data dengan Cepat


(c) Rumpun keterampilan progremer
Aplikasi program Acces
Infut Data
Tabel Data/Inset Data
Query
Report Data
d. Model Pendekatan Pembelajaran
Model pendekatan pembelajaran computer terdiri dari pendekatan Intra
Kurikuler dan Ekstra Kurikuler:
1) Pendekatan Intra Kurikuler secara teknis diselenggarakan dengan
frekuensi belajar sebanyak 2 kali perminggu dengan alokasi waktu:
Teori
= diselenggarakan pada jam keterampilan (2x45 menit)
Praktik
= siselenggarakan di luar jam keterampilan (2x60 menit)
Target yang diperoleh mahasiswa:
Terampil menggunakan computer
Nilai-nilai dimasukan pada komponen keterampilan lainnya.
2) Pendekatan Ekstra Kurikuler Kurikuler secara teknis diselenggarakan
dengan frekuensi belajar sebanyak 1 kali perminggu dengan cara
langsung praktik terbimbing di luar jam mata kuliah (2x60 menit):
Teori
= diselenggarakan pada jam keterampilan (2x45 menit)
Praktik
= siselenggarakan di luar jam keterampilan (2x60 menit)
Target yang diperoleh mahasiswa:
Terampil menggunakan computer
Nilai-nilai dimasukan pada komponen keterampilan lainnya
Sertifikat computer dilegalisir oleh Diknas (apabila PT sudah
mempunyai lembaga khusus/setara kursus serta mendapat izin dari
Diknas)
e. Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang disediakan
dalam penyelenggarakan
laboratorium computer adalah sebagai berikut:
1) Ruangan permanent tidak lembab, minimal ukuran 80 M2/8x10 m
2) Sarana belajar berupa perangkat computer dan kelengkapan lainnya
yang diperlukan, di simpan pada ruangan khusus yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah mahasiswa dengan menggunakan formula,
sebagai berikut:
Contoh: (untuk mahasiswa 24 orang/praktik/sip
Jumlah Komputer = Jumlah Peserta/sip + 1 cadangan
24
54

3) Spesifikasi Minimal Peralatan computer


a) PC untuk server (jumlah 1 PC)
(1) MB ASUS ASROK
(2) PROSESOR P4 2,4 GB
(3) VGA CARG G FORCE 4 mx 440 64 MB
(4) HARDISK 40 GB
(5) CROM 52X ASUS
(6) SOUNDCARD 3 D
(7) MEMORY DDR 256 MB
(8) FDD 1,44 PANASONIC
(9) KEYBOARD
(10) MOUSE
(11) CASING ATX 350 W
(12) MONITOR 17 SAMSUNG SEMIPILAT
b) PC untuk kerja (jumlah sesuai dengan kebutuhan)
(1) MB ASUS ASROK
(2) PROSESOR P4 1,8 GB
(3) VGA CARG 32 MB
(4) HARDISK 40 GB
(5) CDROM 52X ASUS
(6) SOUNDCARD 3 D
(7) MEMORY DDR 256 MB
(8) FDD 1,44 PANASONIC
(9) KEYBOARD
(10) MOUSE
(11) CASING ATX 350 W
(12) MONITOR 17 SAMSUNG SEMIPILAT
4) Seperangkat LAN (sesuai kebutuhan)
5) Printer (sesuai kebutuhan)
6) Meja Komputer/kerja dan kursi (sesuai dengan kebutuhan)
7) AC Ruangan (sesuai dengan kebutuhan)
f. Tenaga Pendidik/Instruktur
Menyadari akan pentingnya tenaga pendidik/instruktur pada laboratorium
computer, harus memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1) Minimal Diploma IV atau S-1 Pendidikan Komputer
2) Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap perkembangan pendidikan
3) Diutamakan Dosen tetap

55

g. Relevansi Kegiatan Laboratorium Komputer dengan Pembelajaran


Teknologi Informasi dan Komunikasi
1) Rasional
Dalam dasawarsa terakhir, bidang informasi dan telekomunikasi
mengalami revolusi khususnya untuk perangkat audiovisual, mobile
phone dan computer. Teknologi tersebut telah mengubah cara hidup
masyarakat dan berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan.
Pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi dipersiapkan untuk
mengantisipasi dampak perkembangan teknologi khususnya bidang
informasi dan komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Materi ini
perlu dikenalkan, dipraktikan agar peserta didik memiliki bekal untuk
menyesuaikan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan
pengalaman agar bias memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi secara optimal dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun
masyarakat. Peserta didik yang telah mengikuti dan memahami serta
mempraktikan teknologi informasi dan komunikasi akan memiliki
kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis
teknologi informasi dan komunikasi dan menggunakannya secara
efektif. Selain itu peserta didik memahami dampak negative, dan
keterbatasan teknologi informasi dan komunikasi, serta mampu
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
proses pembelajaran dan dalam kehidupan.
Visi mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yaitu agar
peserta didik dapat menggunakan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan
memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas
lainnya sehingga peserta didik mampu berkreasi, mengembangkan
sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan ekplorasi mandiri dan
mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru.
Pada hakikatnya kurikulum teknologi informasi dan komunikasi
menyiapkan peserta didik agar dapat terlibat pada perubahan yang
pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainya yang mengalami
penambahan dan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi.
Peserta didik menggunakan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi untuk mencari, mengekplorasi, menganalisis, dan saling
tukar informasi secara kreatif namun bertanggung jawab. Peserta didik
belajar bagaimana menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
56

agar dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai


kalangan masyarakat, komunitas dan budaya. Penambahan
kemampuan kerena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri,
sehingga peserta didik dapat memutuskan dan mempertimbangkan
sendiri kapan dan dimana penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini
dan dimasa yang akan datang.
2) Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai pengetian dari
dua aspek, yaitu teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi
informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat Bantu, manipulasi,
dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mempunyai
pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat Bantu
untuk memproses dan mentranfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Karena itu, teknologi informasi dan komunikasi adalah satu
padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas
tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transper/pemindahan informasi atar media
menggunakan teknologi tertentu.
3) Fungsi dan Tujuan
Dengan memasukan teknologi informasi dan komunikasi di dalam
kurikulum sekolah, akan membantu peserta didik untuk belajar
teknologi informasi dan teknologi komunikasi, dan menggunakan segala
potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi akan meningkatkan proses
pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau
disiplin ilmu mata pelajaran lain.
Tujuan teknologi informasi dan kominukasi secara umum yaitu
agar peserta didik memahami alat teknologi informasi dan komunikasi
secara umum termasuk computer (computer literate) dan memahami
informasi (information literate). Artinya pserta didik mengenal istilahistilah yang digunakan pada teknologi informasi dan komunikasi dan
pada computer yang umum digunakan. Peserta didik juga menyadari
keunggulan dan keterbatasan computer, serta dapat menggunakan
computer secara optimal. Disamping itu memahami bagaimana dan
dimana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas/
mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomo\unikasikannya.
57

Secara khusus, tujuan mempelajari teknologi informasi dan


komunikasi adalah:
a) Menyadarkan peserta didik akan potensi perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga peserta
didik termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi
informasi dan komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang
hayat.
b) Memotivasi kemampuan peserta didik untuk bias beradaptasi dan
mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
sehingga peserta didik bias melaksanakan dan menjalani aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
c) Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan
belajar, bekerja dan berbagai aktivitas dalam aspek kehidupan
sehari-hari.
d) Mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologi informasi
dan komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal,
dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi,
belajar dan bekerjasama.
e) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, bekerja dan
pemecahan masalah.
4) Ruang Lingkup
Ruang lingkup teknologi informasi dan komunikasi di sekolag dasar
terdiri atas:
a) Aspek konsep pengetahuan dan operasi dasar, mencakup:
pengenalan, teknologi informasi dan komunikasi secara sederhana,
lingkungan belajar sehat dengan peralatan teknologi informasi dan
komunikasi, perangkat lunak menggambar dan perangkat lunak
pengolah data.
b) Aspek pengolahan informasi dan untuk produktivitas, mencakup:
penggunaan ikon menggambar, penggunaan fitur, dan penggunaan
fungsi ikon pengolah data.
c) Aspek pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi, mencakup:
mewarnai, membuat dan mengolah gambar, mengolah dokumen
dan mengintegrasikan gambar, teks, table dan grafik.

58

5) Standar Kompetensi Lintas Kurikulum


Standar kompetensi lintas kurikulum merupakan kecakapan untuk
belajar sepanjang hayat sebagai akumulasi kemampuan setelah
seseorang mempelajari berbagai kompetensi dasar yang dirumuskan
setiap mata pelajaran.
Standar kompetensi lintas kurikulum tersebut dirumuskan menjadi
sembilan standar kompetensi sehingga peserta didik mampu:
a) Memiliki keyakinan, mempunyai hak, menjalankan kewajiban dan
berperilaku sesuai dengan agama yang dianutnya, serta menyadari
bahwa setiap orang perlu saling menghargai dan merasa aman.
b) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk
berinteraksi dengan orang lain.
c) Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep dan teknikteknik dan spasial, serta mampu mencari dan menyusun pola
struktur dan hubungan.
d) Memilih, mencari dan menerapkan teknologi dan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber serta nilai kebermanfaatannya.
e) Memahami dan menghargai dunia fisik, makhluk hidup, dan
teknologi dan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilainilai untuk mengambil keputusan yang tepat.
f) Memahami konteks budaya, georafi, sejarah, serta memiliki
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai untuk berpartisipasi aktif
dalam kehidupan, serta berinteraksi dan berkontribusi dalam
masyarakat dan budaya global.
g) Berpartisifasi dalam kegiatan kreatif dilingkungan untuk saling
menghargai karya artistic, budaya dan intelektual serta menerapkan
nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju
masyarakat beradab.
h) Menunjukan kemampuan berpikir, konsekuen, berpikir lateral,
berpikir kritis, memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap
untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
i) Menunjukan motivasi dan percaya diri dalam belajar, mampu
bekerja mandiri dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
6) Standar Kompetensi Bahan Kajian Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Kurikulum teknologi informasi dan komunikasi mencakup 3 aspek yaitu
Konsep, Pengatahuan, dan operasi dasar; pengolahan informasi untuk
59

produktifitas; dan pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi.


Masing-masing aspek meliputi kompetensi sebagai berikut:
a) Konsep, Pengetahuan dan Operasi Dasar
Peserta didik mampu mengenali secara mendalam hakekat dan
dampak teknologi, khususnya, teknologi informasi dan komunikasi,
etika dan moral pemanfaatan teknologi, media massa digital,
masalah ergonomic dan keamanan, dasar-dasar komputer, dan
pengoprasian teknologi multimedia.
b) Pengolahan Informasi untuk Produktifitas
Peserta didik mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan
untuk berbagai macam dasar perangkat produktifitas teknologi.
c) Pemecahan Masalah, Ekplorasi dan Komunikasi
Peserta didik mampu menerapkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam situasi kehidupan nyata untuk mendapatkan
informasi, pengelola gagasan, memecahkan masalah, melakukan
penelitian, dan menggunakan perangkat komunikasi untuk
mengirimkan informasi.
Hubungan ketiga aspek di atas dapat digambarkan seperti gambar I
sebagai berikut:
KOMPETENSI
Pemecaahan
Masalah, Ekplorasi,
dan komunikasi

1
Konsep,
Pengetahuan, dan
Operasi Dasar

2
Pengolahan Informasi
untuk Produktivitas

Gambar : Hubungan Ketiga Aspek


Aspek-aspek standar kompetensi tersebut saling mendukung dalam
membentuk suatu kompetensi. Cara mengajarkan aspek 1 dan 2
tidak harus berurutan, boleh juga dimulai dari aspek 2 ke aspek 1
atau disajikan secara serentak.
Kompetensi peserta didik yang terbnetuk dari aspek konsep,
pengetahuan, dan operasi dasar atau aspek pengolahan informasi
60

utuk produktifitas akan membangun kompetensi dari aspek


pemecahan masalah, ekplorasi dan komunikasi
7) Standar Kompetensi Mata Pelajaran Tekonologi Informasi dan
Komunikasi
Untuk tingkat sekolah dasar, standar kompetensi teknologi informasi
dan komunikasi adalah:
a. Konsep pengetahuan dan operasi dasar, peserta didik mampu
mengidentifikasi komponen dasar perangkat keras dan perangkat
lunak yang sederhana untuk mengoprasikan computer.
b. Pengolahan inforasi untuk produktifitas, peserta didik mampu
mengoprasikan perangkat keras dan ikon perangkat lunak computer
untuk mengolah informasi
c. Pemecahan masalah, ekplorasi dan komunikasi, peserta didik
mamapu mengkomunikasikan hasil kreasi gagasan dari penerapan
perangkat lunak computer melalui berbagai cara untuk berbagai
keperluan.
8) Rambu-rabu
Rambu-rambu ini mencakup pendekatan pembelajaran dan penilaian,
pengorganisasian materi, dan hal-hal yang harus diperhatikan oleh
pengajar teknologi informasi dan komunikasi.
a) Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian
Pengajar dapat menggunakan berbagai teknik dan metode
pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Teknik
dan metode yang dipilih harus pembelajaran dalam bentuk
demontrasi yang melibatkan partisipasi aktif peserta didik. Pengajar
perlu mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi yang dikembangkan. Pengajar juga harus membuat
perencanaan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, jenis
penugasan dan batas akhir suatu tugas.
Strategi pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi dari semua
peserta didik dan kelompok dalam satu kelas, yang antara lain
meliputi:
1) Pemanpaatan studi kasus dari berbagai sumber informasi
2) Dorongan agar peserta didik menjadi pembelajar yang otodidak
3) Dorongan agar peserta didik mau berpikir kritis mengenai isu-isu
dalam teknologi informasi
4) Fasilitas belajar secara efektif melalui praktek langsung, refleksi
dan diskusi
61

5) Peningkatan kemampuan kerjasama termasuk aktivitas yang


melibatkan peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok
kecil atau dlama tim
6) Penumbuhan sikap menghargai usaha peserta didik untuk
memicu kreativitas mereka
7) Pemanfaatan sumber-sumber yang merefleksikan minat dan
pengalaman peserta didik
8) Pemberian akses kepada semua peserta didik untuk
menggunakan berbagai sumber belajar dan penguasaan
berbagai alat Bantu belajar
9) Penyajian/presentasi hasil karya peserta didik di majalah
dingding atau acara khusus pameran misalnya pada saat
pembagian raport atau acara lainnya
10) Peyajian/presentasi hasil karya peserta didik di web sekolah,
atau web klub teknologi informasi dan komunikasi
11) Penyajian/presentasi publikasi hasil karya peserta didik pada
brosur sekolah, atau brosur khusus teknologi informasi dan
komunikasi.
Penilaian dilakukan dengan memperhatikan karakteristik
kompetensi teknologi informsi dan komunikasi yang dinilai.
Penilaian pada domain pengetahuan/pemahaman peserta didik
dapat dilakukan melalui tes tulis dan tes lisan, sedangkan penilaian
pada domain keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan
sesuatu dapat dilakukan dengan tes perbuatan atau penilaian atas
produk yang dihasilkan peserta didik. Bentuk penilaian lainya bias
dengan portofolio, sebagai kumpulan hasil karya peserta didik. Pada
penilaian ini, peserta didik diberi kesempatan menilai sendiri hasil
karyanya dengan mendiskusikan terlebih dulu criteria penilaiannya.
b) Pengorganisasian Materi
Bahan kajian teknologi informasi dan komunikasi pada tingkat dasar
sebagian besar difokuskan pada kegiatan yang bersifat apresiatif
dan aplikatif, sedikit tetang kegiatan produktif dan evaluatif. Bahan
kajian teknologi informasi dan komunikasi di menengah/operator
difokuskan pada kegiatan aplikatif dan produktif, juga sedikit
apresiatif dan evaluatif. Bahan kajian teknologi informasi dan
komunikasi pada tingkat progremer difokuskan pada kegiatan
produktif dan evaluatif/analitis sesuai dengan perkembangan jiwa
dan cara pikirnya yang sudah pada tingkat pra universitas.
62

Organisasi Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Materi Teknologi
Dasar
Operator
Progremer
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Teknologi informasi


dan komunikasi
Aplikasi multimedia/


spesifik
Pengolahan gambar

Pengolah kata

Pengolah
angka


(spread sheet)
Pemanfaatan


database
Pemrograman

Pemanfaatan

internet. email.web
Keterangan:
1. = Topik/kegiatan yang bersifat APRESIATIF (pengenalan, dan
perluasan, wawasan)
2. = Topik/kegiatan yang bersifat APLIKATIF (pemanfaatan dan
penggunaan)
3. = Topik/kegiatan yang bersifat PRODUKTIF (membuat,
mencipta sesuatu)
4. = Topik/kegiatan yang bersifat EVALUATIF/ANALITIS (aspek
pemeriksaan, ekploratif, menilai, menguji)
Table 2 : Fokus Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Operasi dasar, pengetahuan dan konsep Kegiatan yang bersifat
apresiatif dan aplikatif
Pengolahan Informasi untuk produktifitas Kegiatan aplikatif dan
produktif
Komunikasi, ekplorasi, pengambilan Kegiatan
produktif
keputusan dan penyelesaian masalah
dan evaluatif/analitis
9) Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembelajran teknologi
informasi dan komunikasi
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembelajaran teknologi informasi
dan komunikasi antara lain adalah:
a) Standar kompetensi mata pelajaran memuat kompetensi yang harus
dicapai peserta didik setelah akhir periode pembelajaran. Standar
63

kompetensi ini merupakan acuan bagi pengembangan kurikulum di


daerah atau sekolah untuk menyusun perencanaan/program
operasional, seperti silabus yang akan digunakan pengajar dalam
melaksanakan tugas.
b) Metode, strategi pembelajaran, teknik penilaian, menyediakan
sumber belajar, organisasi kelas dan waktu yang digunakan tidak
tercantum secara ekplisit dalam dokumen ini, agar pengajar dapat
mengembangkan rencana operasional sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan sekolah.
c) Stndar kompetensi mata pelajaran ini dirancang dengan prinsip
diversifikasi, seperti untuk melayani berbagai tingkat kemampuan
(normal, sedang, tinggi). Supaya pengajar dapat memberikan
layanan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Misalnya
untuk peserta didik kelompok berkemampuan tinggi, yang memiliki
kecepatan belajar lebih cepat, maka pengajar dapat memberikan
layanan akselerasi (percepatan) belajar atau materi tambahan untuk
pengayaan. Sebaliknya untuk kelompok peserta didik
berkemampuan normal, pengajar dapat memberikan layanan dalam
bentuk penambahan waktu, remeditasi dan contoh-contoh yang
lebih banyak untuk meningkatkan pemahaman.
Dalam implementasinya, standar kompetensi teknologi informasi dan
komunikasi tidak menekankan semata pada pengetahuan teknologi
informasi dan komunikasi, namun pada cara penggunaan dan
pemanfaatannya dalam mendukung pemahaman mata pelajaran
lainnya.
F. Praktik Profesi/Praktik Pendalaman Lapangan (PPL)
1. Rasionalisasi
Secara substantive praktik profesi/praktik pendalaman lapangan (PPL)
merupakan untuk penunjang pada pengembangan program studi/jurusan di
perguruan tinggi, sehingga wajib sifatnya diikuti oleh mahapeserta didik dan
dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi. PPL juga merupakan sarana
penunjang bagi proses pembelajaran mahpeserta didik.
Dalam pengembangannya PPL dipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya
telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian tertentu dan bertanggung jawab kepada ketua
Jurusan/Program Studi.

64

2. Pengertian PPL
a. Ditinjau dari segi bahasa kata praktik dalam kamus umum bahasa
Indonesia diartikan sebagai, hal melakukan (menjalankan, melaksanakan
teori).
b. Secara umum praktik profesi/praktik pendalaman lapangan (PPL),
bermakna sebagai suatu bentuk kegiatan akademik yang bersifat intra
kurikuler. Dalam pelaksanaannya, PPL mencakup observasi, partisipasi
dan kegiatan lainnya, seperti latihan profesi/keahlian sesuai dengan
Jurusan/program studi yang sedang dikembangkan oleh mahasiswa/
praktikan, serta tugas-tugas yang dilaksanakan secara terbimbing, terarah
dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan tenaga
professional yang memiliki kompetensi dan keahlian. Secara tekstual
dengan kenyataan di lapangan, praktik sebagai titik puncak penguasaan
mahasiswa terhadap komponen kurikulum dan mata kuliah dalam program
pembelajaran di kampus.
3. Tujuan dan Fungsi PPL
PPL diselenggarakan dengan tujuan:
a. Agar mahasiswa dapat memperoleh pendalaman serta penghayatan dari
berbagai kegiatan/fenomena di lapangan yang relevan dengan ilmu yang
dipelajari pada Jurusan/Program Studi yang sedang dikembangkan
b. Membekali mahasiswa dengan kemampuan professional sesuai dengan
bidang ilmu yang dipelajari pada Jurusan/Program Studi yang sedang
dikembangkannya sehingga melalui PPL diharapkan agar mahasiswa
memiliki kemampuan untuk memadukan teori-teori keilmuan dan fenomena
yang berkembang dalam kehidupan di masyarakat.
c. Sebagai wahana penguatan potensi mahasiwa agar memiliki kompetensi
yang sesuai dengan keilmuan pada Jurusan/Peogram Studi yang sedang
dikembangkannya, serta memiliki daya saing dalam menghadapi
kehidupannya kelak.
4. Status dan Bentuk PPL
a. PPL merupakan kegitan intra-kurikuler, statusnya merupakan bagian
integral dari kurikulum PTAI, dari semua jenjang program akademik (S-1),
maupun pada program vokasional (Diploma).
b. Sedangkan bentuk PPL dapat beragam sesuai kompetensi jurusan/program
studi yang dikembangkan pada PTAIS masing-masing, diantaranya:
1) PPL yang dilakukan oleh Jurusan/program studi pada Fakultas Adab,
dalam bentuk wilayah bidang keilmuan;
(a) Sejarah dan Peradaban Islam
(b) Bahasa dan sastra Arab dan bahasa Inggris
65

2) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas


Dakwah, dalam bentuk wilayah bidang keilmuan;
(a) Bimbingan dan penyuluhan Islam
(b) Komunikasi penyiaran Islam
(c) Manajemen Dakwah
(d) Pengembangan masyarakat Islam
3) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Syariah, dalam bentuk wilayah bidang keilmuan;
(a) Al-Ahwal al-Syakhsiyah
(b) Muamalah
(c) Jinayah Syiyasah
(d) Perbandingan Madzhab dan hukum
4) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Tarbiyah dalam bentuk wilayah bidang keilmuan;
(a) Kependidikan Islam
(b) Pendidikan Agama Islam
(c) Pendidikan Bahasa Arab
(d) Diploma 2 Guru PAI
(e) Diploma 2 Guru SD/MI
(f) Diploma 2 Guru TK/RA
(g) Tadris bahasa Inggris, matematika, biologi, fisika dan kimia.
5) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Ushuluddin, dalam bentuk wilayah bidang keilmuan;
(a) Aqidah dan Filsafat
(b) Perbandingan Agama
(c) Tafisr Hadits
(d) Tasawuf dan Psikoterapi
5. Desain Pengembangan PPL
a. Organisasi, Fungsi, dan Tugas Pelaksana
1) Organisasi Panitia Pelaksana
Organisasi pelaksna pengembangan PPL terdiri dari penanggungjawab,
pengelola program, dan pelaksana, susunannya adalah sebgai berikut:
(a) Penanggungjawab
: Rektor/Ketua/Dekan Fakultas
(b) Pengelola program
: Ketau Jurusan/Program Studi
(c) Pelaksana
: Ketua, Sekretaris dan anggota Dosen
Pembimbing/tutor/guru pamong
(d) Koordinator dosen pembimbing yang bertugas untuk mengkoordinir
sejumlah dosen
66

(e) Dosen pembimbing/supervisor/guru pamong yang bertugas


langsung melaksanakan bimbingan kepada sejumlah mahasiswa
praktikan.
2) Fungsi Tugas Panitia Pelaskana
(a) Merencanakan kegiatan PPL
(b) Mengatur dan mengordinasikan pelaksanaan PPL
(c) Menyelenggarakan penatausahaan PPL
(d) Monitoring pelaksanaan PPL
(e) Mengendalikan dan menilai kegiatan pelaksanan PPL
(f) Mengevaluasi/membuat laporan akhir kegiatan PPL
b. Criteria Peserta, Dosen Pembimbing, Supervisor dan Pimpinan
Instansi yang Terkait dengan Lokasi PPL.
Dalam melaksanakan PPL, paling tidak terdapat 4 (empat) unsur yang
terlibat langsung yaitu: mahasiswa/praktikan, dosen pembimbing,
supervisor dan pimpinan instansi yang terkait dengan lokasi PPL,
kesemuanya itu harus memenuhi criteria/persyaratan untuk pelaksanaan
PPL, syarat-syarat tersebut antara lain:
1) Mahasiswa/Praktikan
Mahasiswa yang akan mengikuti PPL, sekurang-kurangnya telah
menyelesaikan studi 6 (enam) semester bagi program S-1 dan 3 (tiga)
semester bagi program diploma dua.
2) Dosen Pembimbing
(a) Dosen Pembimbing sekurang-kurangnya lulusan S-1
(b) Berpengalaman sebagai pembimbing dan memahami mataeri PPL
(c) Berdedikasi tinggi dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas
(d) Mengenal situasi dan kondisi lapangan PPL
3) Supervisor/Guru Pamong (dalam PPL keguruan)
(a) Berpengalaman minimal5 tahun sebagai pejabat pada instansi
lokasi PPL/5 tahun sebagai guru (untuk guru pamong)
(b) Memahami materi PPL
(c) Berdedikasi tinggi dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas
(d) Mendapat kepercayaan penuh dari atasannya dalam bentuk SK/
surat tugas sebagai tutor/guru pamong.
4) Pimpinan Instansi yang Terkait dengan lokasi PPL
(a) Berdedikasi tinggi dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas
(b) Memahami materi PPL
67

(c) Mendapat kepercayaan penuh dari pihak pimpinan PTS instansi/


lembaga yang dipimpinnya ditunjuk sebagai lokasi PPL (dalam
bentuk SK/surat penetapan sebagai lokasi PPL
c. Metode Pelaksanaan PPL
Pembimbing PPL, dalam melaksanakan bimbingannya dapat menggunakan
beberapa metode yang relevandengan kegiatan, terdapat beberapa
alternative/pilihan metode yang dapat digunakan oleh pembimbing/tutor
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyajian materi kepada peserta yang
disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap.
Metode ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Peserta praktik berjumlah banyak
(b) Waktu yang tersedia relative singkat
(c) Materi yang akan diberikan relative banyak
2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode penyajian materi dengan
tanya jawab tentang apa yang akan dibahas dalam forum itu, metode ini
sebaiknya dipakai apabila:
(a) Untuk mengulangi materi yang telah dipakai
(b) Untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah pada
masalah yang akan dibicarakan
(c) Untuk mengarahkan proses berpikir peserta
(d) Sebagai ulangan.
Agar metode Tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya
pertanyaan-pertanyaan diajukan secara merata. Penggunaan metode ini
dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar
mampu mengajukan atau mengusulkan sy\uatu pertanyaan secara
proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula.
Karena Tanya jawab senantiasa terjadi di dalam masyarakat yang akan
mereka pimpin.
3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan dengan jalan
mendiskusikannya, metode ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Untuk merangsang peserta agar mampu berpikir dan menyalurkan
pendapat serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah
(b) Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam
merumuskan pikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh
orang lain
68

(c) Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat


orang lain dan mau bersikap terbuka dan toleran
(d) Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai
suatu masalah
(e) Waktu yang tersedia cuku
Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon
pemimpin agar mamapu berdiskusi dengan baik dan mampu menjadi
peserta dan pemimpin diskusi secara baik.
4) Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas resitasi adalah suatu metode penyajian materi
dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam pelajaran kepada
peserta, metode ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Pengajar/pelatih/pembimbing mengaharapkan agar semua bahan
yang telah diberikan dapat diterima peserta secara lebih baik
(b) Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin
(c) Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu masalah
(d) Materi/bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik, mengundang
untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan
oleh peserta.
5) Metode Demontrasi dan Ekxperimen
Metode demontrasi adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan
memberikan
contoh
atau
mengarahkan
peserta
untuk
mendemontrasikan/simulasi dari semuamasalah kepada speserta
lainnya. Sedangkan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan
peserta untuk bersama-sama mengadakan sesuatu, kedua metode
tersebut sebaiknya dipakai apabila:
(a) Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta
(b) Untuk menghindari verbalisme
(c) Untuk membantui peserta dalam memahami dengan jelas jalannya
suatu proses penyajian bahan dengan penuh perhatian.
Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula bahwa:
(a) hendaknya diutamakan masalah-masalah yang praktis dan penting
(b) hendaknya ditekankan untuk menambah pengertian yang lebih
jelas, mempertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk
menimbulkan keterampilan dalam bekerja.
(c) Hendaknya dijelaskan teoritisnya, metode ini dimaksudkan untuk
membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu
mendemontrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya
69

dan melakukan ekperimen terhadap masalah yang sedang


diusahakan penyelesaiannya.
6) Metode Sosio Drama dan Bermain Peranan
Metode sosio drama dan bermain peranan adalah metode penyajian
materi dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah
laku di dalam hubungan sosial, metode ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu peristiwa
yang didalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan
pertimbangan didaktis lebih baik untuk didramatisasikan dari pada
diceritakan, karena akan lebih jelas dan mudah dihayati.
(b) Materi yang disajikan untuk melatih peserta agar mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis.
(c) Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan
dapat memahami pemikiran orang lain
Dalam menerapkan metode seperti ini ada juga beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti:
(a) Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan jelas,
khususnya tentang tingkah laku/watak yang ingin ditanamkan
(b) Pemeran dilain metode ini harus benar-benar disiapkan.
7) Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah suatu metode penyajian materi dengan
jalan mengajak peserta melihat objek-objek yang ada hubungannya
dengan bahan pelajaran, metode semacam ini sebagai dipakai apabila:
(a) Untuk memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga
secara langsung
(b) Untuk membangkitkan penghargaan terhadap lingkungan
(c) Untuk mendorong peserta mengenai lingkungan
Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula:
(a) Pemilihan objek yang dikunjungi harus tepat guna
(b) Peserta harus diberitahukan tentang tujuan karyawisata
(c) Metode ini dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa sebagai
calon pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus
secara objektif.
8) Metode Drill
Metode drill adalah metode penyajian materi dengan jalan melatih
peserta terhadap materi yang telah diberikan, metode semacam ini
sebaiknya diberikan apabila:
(a) Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan atau yang sedang
diberikan
70

(b) Untuk melatih keterampilan dalam berpikir secara tepat


(c) Untuk memperkuat daya tanggap peserta terhadap materi yang
diberikan
Dalam menerapkan metode ini harus memperhatikan pula:
(a) Sebelum praktik dimulai agar kepada peserta diberikan pengertianpengertian dasar materi yang dipraktikan
(b) Usahakan waktu praktik dapat disingkat sehingga tidak
membosankan
(c) Praktik agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat
menumbuhkan motivasi untuk berpikir.
(d) Metode ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai calon
pemimpin melaksanakan ide-ide yang berkaitan dengan
kepemimpinannya.
9) Metode Sistem Regu Team Teaching
Metode system regu adalah suatu metode penyajian materi dengan
jalan dua orang lebih dari pihak pengajar/pelatih/pembimbing yang
mengadakan kerjasama untuk membimbing peserta, metode ini
sebaiknya dipakai apabila:
(a) Jumlah peserta terlalu banyak, sehingga pembagian tugas kepada
para peserta kurang merata dan penangkapan peserta kurang tajam
(b) Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam
(c) Fasilatas memungkinkan
Dalam metode ini sebaiknya diperhatikan pula:
(a) Setiap anggota tim hendaknya memiliki pengertian dan pandangan
yang sama
(b) Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai dengan
keahliannya masing-masing.
10) Metode Problem Solving
Metode problem solving adalah metode penyajian materi dengan jalan
melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling
rumit, metode seperti ii sebaiknya dipakai apabila:
(a) Untuk melatih mahasiswa agar berpikir kritis dan analitis
(b) Untuk melatih keberanian-keberanian dalam menghadapi berbagai
masalah
Dalam menerapkan metod ini harus memperhatikan pula:
(a) Masalah yang dipecahkan agar sesuai/disesuaikan dengan tingkat
kemampuan peserta
(b) Peserta agar dibekali lebih dahulu dengan bahan-bahan tentang
cara memecahkan masalah
71

(c) Bimbingan pengajaran/pelatih/pembimbing harus kontinu dan


alat/sarana yang menjadi penunjang harus lengkap.
Metode ini dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon
pemimpin adar mampu menemukan dan menyelesaikan masalahmasalah dalam masyarakat.
11) Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu metode penyajian materi dengan
jalan menggunakan peserta sebagai objek kerjasama dalam
mempelajari, menghayati dan mengamalkan masalah yang dibahas,
metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila:
(a) Alat Bantu praktik cukup tinggi
(b) Tingkat kemampuan peserta tidak sama, karena itu sebaiknya
peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari pesrta yang pandai
lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai
(c) Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang
berminat hendaknya lebih banyak dari peserta yang kurang
berminat.
Metode dimaksudkan membina mahasiswa sebagai calon pemimpin
umat agar mampu berkerjasama, memimpin dan menjadi anggota
kelompok yang lebih baik serta menyelesaikan masalah-masalah
kelompok.
Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat dipergunakan
praktik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para
pengajar/pelati/pembimbing sebelum menentukan dan memilih sesuatu
metode yang akan dipergunakan, dikarenakan metode hanyalah
merupakan suatu pengantar atas suatu alat saja dan bukan merupakan
suatu tujuan.
(a) Tidak ada metode yang 100 % baik, metode yang kelihatannya
paling efektif sekalipun masih ada kekurangan.
(b) Metode yang sesuai dengan salah seorang pengajar/pelatih/
pembimbing tidak selalu cocok dengan pengajar/pelatih/
pembimbing yang lain meskipun materi yang diberikannya sama.
(c) Pemakaiaan suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan
tepat untuk selama-lamanya.
(d) Pemakaian metode hendaknya bervariasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam menghadapi aneka
ragam metode penyampaian materi, seorang pengajar/pelatih/
pembimbing tidak boleh terlalu fanatic terhadap pemakaian suatu
metode dan sebaiknya seorang pengajar/pelatih/ pembimbing bersikap
72

arif dalam memilih metode serta selalu bersedia mencoba dan menilai
setiap metode yang ada untuk diterapkan
d. Materi PPL
1) Secara umum materi PPL, difokuskan pada pembentukan professional
mahasiswa dalam hal:
(a) Keterampilan prosedur pelaksanaan
(b) Keterampilan khusus pelaksanaan program
(c) Keterampilan menggunakan sumber alat dan media
(d) Ketepatan dalam menggunakan metode
(e) Keterampilan mengevaluasi program
2) Secara khusus materi PPL direncanakan sesuai dengan wilayah kajian
dan kompetensi dasar bidang keilmuan yang dipelajari di Jurusan/
Program Studi yang dikembangkan pada PTAIS masing-masing,
perancangan materi mengacu pada Kep. Dirjen Kelembagaan Agama
Islam No. Dj.II/114/2005, yang substansinya meliputi aspek:
(a) Aspek Kognitif
(1) Memahami
(2) Menguasai, dan
(3) Dapat menjelaskan
(b) Aspek Apektif
(1) Menghayati, dan
(2) Menerima
(c) Aspek Psikomotor (dapat mengamalkan)
e. Tempat Pelaksanaan PPL
Tempat/lokasi PPL dapat beragam jenis dan wilayah kajian sesuai dengan
kompetensi dan bidang ilmu yang dipelajari di Jurusan/Program Studi yang
dikembangkan pada PTAIS masing-masing diantaranya:
1) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Adab, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan:
(a) Sejarah peradaban Islam, bertempat di lokasi/daerah yang
bersejarah, museum dan yang relevan
(b) Bahasa dan sastra Arab dan bahasa Inggris, bertempat di lokasi/
daerah pariwisata, peneyelenggara jasa guid untuk turis
mancanegara, penerbit dan yang relevan
2) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Dakwah, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan:
(a) Bimbingan dan penyuluhan Islam, bertempat di masjid-masjid,
majlis talim, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, LSM dan yang
relevan
73

(b) Komunikasi penyiaran Islam, bertempat di studio Radio/TV, penerbit


majalah/Koran dan lembaga-lembaga pers dan yang relevan
(c) Manajemen Dakwah, bertempat di masjid-masjid, majlis talim, LSM,
lembaga-lembaga/organisasi-organisasi keislaman, lembagalembaga ekonomi Islam dan yang relevan
(d) Pengembangan masyarakat Islam, bertempat di desa tertinggal,
daerah transmigrasi, daerah rawan aqidah, daerah rawan prostitusi
dan yang relevan
3) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Syariah, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan Syariah dan
hukum Islam:
(a) Al-Ahwal al-Syakhsiyah, bertempat di pengadilan tinggi peradilan
agama, dan KUA
(b) Muamalah, bertempat disejumlah perusahaan, lembaga perbankan
dan lembaga ekonomi Islam lainnya.
(c) Jinayah Syiyasah, bertempat dilembaga-lembaga pemerintah
(d) Perbandingan Madzhab dan hukum, bertempat pada lembaga/
organisasi keagamaan dan tempat lain yang relevan.
4) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Tarbiyah, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan:
(a) Kependidikan Islam, bertempat di kantor Mapenda Depad
Kab./Kota/ Propinsi, kelompok waspendais, lembaga-lembaga
penyelenggara Pendidikan Islam dan kantor tata usaha Madrasah
(RA, MI, MTs, MA dan PT) diniyah
(b) Pendidikan agama Islam, bertempat di MI, MTs, MA/SD, SLTP/SMU
(c) Pendidikan bahasa Arab bertempat di MI, MTs dan MA.
(d) Diploma 2 guru PAI, bertempat di MI/SD
(e) Diploma 2 guru MI/SD, bertempat di MI/SD
(f) Diploma 2 guru RA/TK, bertempat di RA/TK
(g) Tadris bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia,
bertempat di MI, MTs, MA/SD, SLTP/SMU
5) PPL yang dikembangkan oleh Jurusan/Program Studi pada Fakultas
Ushuluddin, bertempat pada wilayah kajian bidang keilmuan:
(a) Aqidah dan Filsafat, bertempat di daerah/lokasi yang diduga tempat
berkembangnya aliran kepercayaan dan aliran-aliran sesat dan
yang relevan
(b) Perbandingan Agama, bertempat di daerah/lokasi yang diduga
tempat berkembangnya agama-aga
74

(c) Tafsir hadits, bertempat di pesantren dan Madrasah Aliyah


keagamaan dan/atau tempat asal almamaternya, dan yang relevan
(d) Tasawuf dan Psikoterapi, bertempat di rumah sakit-rumah sakit,
daerah bencana alam, daerah transmigrasi, lembaga
pemasyarakatan, daerah rawan prostitusi, dan yang relevan
6. Sistem Penyelenggaraan PPL
1) Perencanaan
Sejak perencanaan, pelaksanaan, onitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan PPL dirumuskan secara terpasu oleh panitia dan dosen
pembimbing dan unsur terkait lainnya. Agar PPL dapat berjalan dengan
baik, hendaknya panitia menyediakan buku panduan teknis dan sarana
kelengkapan lainnya yang dapat menunjang terhadap pelaksanaan PPL,
dan setiap dosen/tutor terlebih dahulu menyusun konsep-konsep tentang
materi keterampilan yang akan dibimbingkannya.
2) Proses dan Mekanisme Kegiatan
Yang dimaksud dengan proses dan mekanisme kegiatan ini adalah tata
aliran kegiatan yang harus dilalui dalam pelaksanaan kegiatan PPL.
a) Persiapan
(1) Inventarisasi dan perencanaan kegiatan
(2) Inventarisasi basis data calon peserta praktikum sebagai bahan
pertimbangan dalam penyusunan, penetapan dan proyeksi
kelompok peserta dan lokasi
(3) Inventarisasi data sosial masyarakat kelompok sasaran taget
group (untuk praktik profesi/kejuruan)
(4) Konsultasi dan perijinan untuk praktikum
(a) Konsultasi dan pengurusan surat permohonan perizinan
penyelenggaraan praktikum kepada sekolah/madrasah
(khusus untuk praktik profesi keguruan)
(b) Konsultasi dan pengurusan perizinan kepada instansi terkait
dengan kegiatan praktikum
(c) Konsultasi
dan
pengiriman
tembusan
perizinan
penyelenggaraan praktikum kepada instansi terkait
(d) Konsultasi dan konfirmasi lokasi kepada kepala sekolah/
madrasah (khusu untuk praktik profesi keguruan)
(5) Penyusunan rancangan panduan praktikum oleh laboratorium/
Jurusan/Program Studi, penetapan panduan oleh panitia
(6) Inventarisasi masukan untuk penyempurnaan panduan praktikum
(7) Penetapan panduan praktikum oleh panitia pelaksana
75

(8)

Sosialisasi dan informasi program praktikum tingkat Jurusan,


antara lain:
(a) Pertemuan dengan Ketua Jurusan
(b) Sosialisasi kegiatan praktikum kepada mahasiswa oleh Ketua
Jurusan/laboratorium
(9) Pendaftaran
(a) Mahasiswa calon peserta praktikum mendaftarkan diri kepada
Jurusan/laboratorium
(b) Tahapan pendaftaran dan penyusuan kelompok peserta sbb:
(1) Pengambilan dan pengisian formulir pendaftaran
(2) Penyerahan formulir dan pengecekan syarat administrasi
akademik
(3) Penyusunan kelompok peserta dan penetapan lokasi oleh
panitia pelaksana/lab/Jurusan/Program Studi
(4) Kurikulum dan kordinasi dosen pembimbing/tutor
ditetapkan berdasarkan
Surat pengajuan dari Ketua Jurusan, diajukan kepada
Dekan/Ketua Sekolah Tinggi, sebagai hasil koordinasi
dengan laboratorium/panitia pelaksana
Jumlah dosen yang menjadi pembimbing/tutor/
laboratorium disesuaikan dengan porsi mahasiswa/
peserta praktikum
Penetapan dosen pembimbing/tutor/laboratorium oleh
dekan/Ketua Sekolah Tinggi
(10) Koordinasi dosen pembimbing/tutor/laboratorium dengan Jurusan/
laboratorium dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan
pemahaman pedoman, panduan dan juknis praktikum serta
pelaksanaan bimbingan
(11) Pertemuan pembimbing/tutor/laboratorium dengan Jurusan/Prodi/
lab, meliputi:
(a) Penjelasan fungsi dan tugas pembimbing/tutor/laboratorium
(b) Persiapan orientasi lokasi oleh pembimbing/tutor/laboratorium
(12) Penempatan Peserta di Lokasi
(a) Kelompok peserta praktik ditempatkan di satuan kecil (+ 30
orang)
(b) Kelompok peserta praktikum lokasi ditempatkan di satuan
kecil, dengan koordinasi pembimbing/tutor
(c) Rambu-rambu penempatan
(1) Azas posisi lokasi tidak bertumpuk
76

(2) Azas komposisi


(3) Azas kemudahan koordinasi
(4) Azas fasilitas
(5) Azas kesinambungan jenis kelamin peserta.
b) Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Pra PPL
Kegiatan pra PPL dilakukan dalam bentuk pengarahan/penjelasan
teknis PPL kepada peserta dilaksanakan langsung oleh pembimbing
/tutor, bertempat di kampus, dilaksanakan minimal 6 hari sebelum
pelepasan peserta, materi pengarahan/penjelsan meliputi:
(a) Penjelasan tentang panduan praktikum
(b) Teknis pembelajaran/pelaksanaan praktikum
(c) Teknik evaluasi dan penilaian
2) Pemberangkatan/Penyerahan Peserta ke Lokasi PPL
(a) Pemberangkatan/pelepasan peserta secara resmi dipimpin oleh
Dekan/Ketua Sekolah Tinggi
(b) Pemberangkatan peserta ke lokasi praktik profesi didampingi
Ketua Jurusan/Program Studi dan pembimbing/tutor. Teknis
pemberangkatan pesrta dari kampus menuju lokasi diatur dan
dikoordinasikan langsung oleh ketua kelompok peserta
3) Agenda Serah Terima, Meliputi:
(a) Acara serah terima pada Kepala Sekolah/Madrasah, dan/atau
pimpinan instansi lokasi PPL, diwakili oleh Ketua
Jurusan/Program Studi dan Pembimbing/Tutor, dihadiri oleh
peserta
(b) Acara serah terima, sekaligus pemberitahuan dimulainya
kegiatan praktik profesi/kejuruan.
4) Observasi Lokasi PPL
(a) Observasi lokasi dan identifikasi masalah
(b) Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan peserta
dan sosialisasi program PPL kepada masyarakat
(c) Observasi dan sosialiasi dilakukan secara simultan dan dalam
bentuk partisipasi langsung dengan kegiatan masyarakat antara
lain melalui aktivitas ibadah, dan silaturahmi.
(d) Sasaran observasi meliputi:
(1) Potensi yang menjadi lokasi PPL
(2) Masalah agama dan kemasyarakatan dalam tiga aspek
program garapan; yaitu, pemahaman, pengamalan dan
77

pengembangan lembaga dan sarana (untu PPL berbagai


Jurusan)
5) Penyusunan Program Kegiatan PPL
(a) Program direncanakan, disusun, dan ditetapkan oleh peserta
yang dikoordinasikan oleh ketua kelompok dalam melibatkan
instansi terkait
(b) Penyusunan program PPL melibatkan unsur masyarakat/
lembaga/instansi terkait, dimaksudkan sebagai sarana
sosialisasi rencana program, sekaligus menampung dan
memformulasikan masukan dan dukungan masayarakat/
lembaga/instansi terkait
(c) Rencana kegiatan yang telah disepakati menjadi program yang
akan dilaksanakan peserta, kemudian dituangkan dalam
agenda pelaksanaan praktikum sebagai dokumen dan panduan
dalam melaksanakan kegiatan.
6) Pelasanaan Kegiatan PPL
(a) Kegiatan PPL dilapangan dilaksanakan oleh peserta secara
individu dan kelompok dengan melibatkan siswa bagi PPL
keguruan dan melibatkan masyarakat bagi PPL lainnya.
(b) Durasi kegiatan dilapangan selama 12 kali pertemuan selama
120 menit setiap kali pertemuan (1440 menit = 24 jam)
(c) Kegiatan peserta yang bersifat individual; dicatat dan dibukukan
pada buku kegiatan praktikum individu
(d) Kegiatan peserta dalam kelompok dicatat dan dibukukan pada
buku kegiatan praktikum kelompok
(e) Biaya dan sarana kegiatan direncanakan dan dimusyawarahkan
diantara peserta dan mengoptimalkan potensi dan dukungan
sekolah/masyarakat serta sumber lainnya.
7) Pembimbingan
(a) Frekuensi bimbingan yang dilaksanakan oleh dosen
pembimbing/tutor dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali
bimbingan yang meliputi kegiatan:
(1) Observasi kelokasi bersama peserta
(2) Pengarahan peserta
(3) Pemberngkatan dan pelepasan, yang dilanjutkan perjalanan
dan serah terima di lokasi praktik
(4) Pendampingan pada pelaksanaan kegiatan
(5) Ujian praktik/penilaian peserta
(6) Perpisahan dan penutupan
78

(b) Selama melaksanakan pembimbingan, dosen pembimbing/tutor


diwajibkan memperhatikan dan memeriksa buku kegiatan
harian, serta membubuhkan catatan dan tanda tangan sebagai
bukti administrative pembimbingan.
8) Evaluasi Pelaksanaan Program PPL
(a) Program kegiatan yang telah dilaksanakan dievaluasi oleh
peserta yang dikoordinasikan oleh peserta dan dosen
pembimbing/ tutor dilampiri dengan bukti pelaksanaan tugas
pembimbingan ditandatangani oleh peserta, dan selanjutnya
bukti tersebut diserahkan kepada kepala sekolah/pimpinan
instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi tempat
pelaksanaan praktik untuk diketahui
(b) Evaluasi disusun dan ditetapkan oleh pembimbing dan kepala
sekolah/instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi/tempat
pelaksanaan dan analisis program serta membahas dan
merekomendasi usulan pengembangan kegiatan pasca
praktikum
(c) Pola evaluasi/penilaian dan tindak lanjut
(1) Evaluasi atau penilaian
Evaluasi/penilaian dilakukan pada desain pembelajaran
dan pelaksanaan latihan/praktik
Evaluasi/penilaian dilaksanakan pada setiap mahasisw
yang tampil praktik/latihan mengajar, termasuk
penampilan terakhir sebagai ujian
Bobot penilaian pada setiap penampilan:
Keterampilan prosedur pelaksanaan, 10 %
Keterampilan khusus pelaksanaan program, 60 %
Keteraampilan menggunakan sumber alat dan media,
10 %
Penggunaan metode, 10 %
Keterampilan mengevaluasi pogram, 10 %
Penghitungan Nilai Akhir (NA)
NA, nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai setiap tampil
praktik ditambah nilai penampilan ujian akhir dirumuskan
sebagai berikut:
NA = (6xPA) + (4xPUA)
10
Keterangan:
NA
= Nilai akhir
79

PA
= Nilai rata-rata penampilan latihan
PUA
= Nilai rata-rata penampilan ujian akhir
Mentranfer nilai komulatif dari (kolom 7) menjadi angka
mutu dan hurup mutu (Nilai Akhir) dengan Rumus:
80 100 = A
70 79 = B
60 69 = C
50 59 = D
00 49 = E
(2) Tindak Lanjut
Setelah diperoleh nilai akhir (NA), kelulusan diklasifikasikan
menjadi tiga bagian:
Lulus tanpa syarat bagi peserta yang mendapat (NA) A,
B atau C
Lulus bersyarat bagi peserta yang mendapat (NA) D,
mereka disyaratkan untuk mengikuti bimbingan intensif
pada bengkel praktikum
Tidak lulus tanpa syarat bagi peserta yang mendapat
(NA) E.
Hasil evaluasi/penilian dan rekomendasi dituangkan pada
lembar nilai yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah/
pimpinan instansi/lembaga yang terkait dengan lokasi/
tempat pelaksanaan praktik dan dosen pembimbing
9) Perpisahan dan Penutupan PPL
(a) Acara perpisahan/pamitan adalah kegiatan yang menandai
berakhirnya kegiatan PPL secara resmi
(b) Perpisahan lokasi PPL diatur dan dikoordinasikan antar Ketua
Kelompok peserta masing-masing
c) Tahap Evaluasi Akhir
1) Penyerahan Laporan
(a) Laporan kegiatan PPL dituangkan pada laporan
(b) Laporan perorangan peserta PPL adalah deskripsi kegiatan
individual dalam bentuk dokumentasi dan catatan agenda
kegiatan harian
(c) Laporan kelompok adalah deskripsi kegiatan komulatif kelompok
yang dikoordinasikan oleh ketua kelompok
(d) Laporan individu, maupun kelompok dikoordinasikan ketua
kelompok ditanda tangani oleh kepala sekolah/pimpinan
instansi/lembaga terkait dan dosen pembimbing untuk
80

diserahkan kepada Jurusan/Program Studi untuk dievaluasi dan


dinilai.
(e) Batas waktu penyerahan hasil evaluasi dan nilai dari dosen
pembimbing/tutor kejurusan/program studi selambat-lambatnya
1 (satu) minggu dari penutupan PPL
(f) Penyerahan nilai dari kepala sekolah dan dosen pembimbing ke
jurusan/program studi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
setelah penutupan PPL
(g) Pengumuman nilai praktikum di jurusan/program studi/fakultas
masing-masing selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah
penutupan PPL.
2) Evaluasi dan laporan
(h) Evaluasi program kegiatan dimaksudkan sebagai proses
kegiatan dalam usaha mengukur tingkat keberhasilan PPL
(i) Aspek dan sasaran yang dievaluasi meliputi:
(1) Respon guru dan kepala sekolah/instansi/lembaga yang
terkait dengan lokasi/tempat pelasanaan praktik
(2) Keterlibatan siswa/mustami/dan sasaran praktik lainnya
(3) Perubahan dan perkembangan sasaran praktik pasca
praktikum, menurut kepala sekolah/madrasah
(4) Keterbukaan terhadap inovasi
(5) Ketepatan program, rencana kegiatan dan umpan balik
pasca pelaksanaan kegiatan praktikum.
(j) Laporan penyelenggaraan kegiatan praktikum dibuat oleh
panitia pelaksana dan disampaikan kepada pimpinan perguruan
tinggi selaku penanggungjawab umum penyelenggara
praktikum.

81

BAB IV
PENUTUP
Buku panduan penyelenggraaan praktikum pada Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Bunga Bangsa Cirebon, merupakan rambu-rambu yang bersifat umum bagi
proses dan mekanisme penyelenggaraan praktikum Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Isi dan substansinya buku panduan ini meliputi 4
(empat) aspek untuk dimaknai sebagai kepedulian Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Bunga Bangsa Cirebon.
Pertama, bahwa panduan praktikum dirancang oleh Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang mengacu pada prinsip-prinsip 4 R:
1. Reaktualisasi, sebagai kehendak penggunaan potensi-potensi yang dimiliki
untuk dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan baru
2. Reorientasi, menunjuk pada penafsiran dan pengarahan pengalaman terhadap
perubahan sebagai upaya pembentukan system pengetahuan baru
3. Restrukturisasi, menunjukan pada perubahan-perubahan formasi dalam bentuk
peran dan interaksi sosial baru
4. Reoganisasi, sebagai bentuk perubahan peran dan fungsi sosial dalam makna
yang luas dan baru.
Kedua, substansi pengembangan praktikum merupakan penunjang
pembelajaran dilingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa
Cirebon yang mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan
praktikum serta ikut mengusahakan, mengendalikan administrasi sumber daya
yang diprlukan. Secara yuridis praktikum dibentuk melalui kebijakan Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, melalui mekanisme yang berlaku
serta tertuang pada statute Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa
Cirebon yang bersangkutan, secara teknis pelaksanaan kegiatannya
dikoordinasikan pada unsur pelaksana akademik yakni Jurusan/Program Studi, dan
laboratorium
Ketiga, secara operasional pengembangan praktikum di lingkungan Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon merupakan sebagai komitmen
perwujudan dari KMA nomor 156 tahun 2004 tantang Pedomen pengawasan,
pengendalian dan pembinaan program diploma, sarjana dan pascasarjana paga
perguruan tinggia agama Islam mengisyaratkan bahwa penyelenggaraan
penddikan (dalam hal ini PTAI), meliputi: kuliah, praktiku, praktik profesi, kegiatan
terencana, pembimbingan dan penilaian hasil belajar, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
Substansi pembahasan pada buku panduan ini adalah mengedepankan tata
kerja, yang memberikan kejelasan tentang: apa yang dikerjakan oleh siapa; dan
82

hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan penelitian. Tata


kerja yang dikemukakan disini adalah suatu pola umum, yang dapat dijadikan
panduan untuk menetapkan tata kerja yang sebenarnya di suatu perguruan tinggi.
Dan panduan ini dikemukakan dengan membayangkan suatu alternative keadaan
dimana ditetapkan bahwa:
1. Sumber daya praktik (mahasiswa/dosen/kurikulum) berada di fakultas,
jurusan/program studi, yang mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan
akademik pembelajaran mahasiswa secara mikro yakni pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat.
2. Praktikum dilaksanakan oleh jurusan/program studi, dengan kecenderungan
utama:
a) Praktikum yang bersifat mono-disiplin terpusat di fakultas/jurusan/program
studi, yang bersangkutan
b) Praktik pengembangan tri darma perguruan tinggi yang bersifat antara
disiplin ilmu seperti pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) terpusat di
tingkat STAI yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh lembaga/pusat
balai penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
3. Pembinaan tenaga/dosen pembimbing dapat terjadi sekaligus di fakultas/
jurusan/program studi
4. Pembinaan di jurusan adalah pembinaan yang relative tetap dan continue,
pembinaan di lembaga/pusat/balai penelitian adalah pembinaan yang
incidental, sesuatu dengan kegiatan yang sedang diadakan.
Keempat, inovasi pengembangan modal praktikum pada umumnya sangat
diperlukan dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi perguruan tinggi, yakni
mengedepankan asas efisien dan efektif. Dalam konteks ini dimaksudkan
pelaksanaan praktikum yang efisien dan efektif dirancang dengan memenuhi 8
(delapan) standar kualifikasi yakni: standar isi/materi, standar prose, standar
kompetensi lulusan, standar tenaga pelaksana, standar sarana/prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Seperti yang telah
dikembangkan oleh perguruan tinggi besar lainnya.
Hal ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, setelah memperhatikan kondisi dan
lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon selama ini.
Ada beberapa alasan yang dapat memungkin Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Bunga Bangsa Cirebon melakukan merger lembaga penelitian dan pengabdian;
Pertama, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon mempunyai
kewenangan membuat statute tersendiri, kedua, barangkali penyajian model
peyelenggraan PPL profesi program studi/jurusan keguruan ini dapat menjadi
warna tersendiri bagi pengembangan model-model penyelenggaraan PPL pada
83

profesi lainnya yang ada pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa
Cirebon, dikarenakan banyaknya program studi/jurusan keguruan yang
dikembangkan pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon,
dan ketiga, manfaat dari inovasi tersebut dimaksudkan untuk efisensi sumber daya
baik tenaga, dana, maupun sarana pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Bunga Bangsa Cirebon, namun dalam hal ini tidak meninggalkan, akan tetapi harus
mengedepankan asas kualitas.
Keempat aspek tersebut di atas, merupakan suatu pilihan kedaan yang lain
dengan sendirinya akan menghasilkan suatu tata kerja yang agak berbeda dari tata
kerja yang dikemukakan dalam buku panduan ini. Akan tetapi perbedaan tersebut
tidak menyimpang dari pola umum tata kerja yang dikemukakan disini; apa yang
dikerjakan oleh siapa; serta hubungan antara pihak-pihak yang terlibat di dalam
penyelenggaraan praktikum di suatu perguruan tinggi sebagai satu system.
Apa bila ada regulasi/ketentuan dan peraturan yang baru dari instansi terkait
dalam hal ini Depag, maka buku panduan ini akan disesuaikan.
Dikarenakan buku panduan ini bersifat rambu-rambu umum, maka hal-hal
sifatnya teknis yang belum diatur/dimuat dalam buku panduan ini, agar diatur pada
ketentuan tersendiri dalam bentuk petunjuk lebih teknis oleh perguruan tinggi
masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan serta tidak
bertentangan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Sebagai usaha manusiawi, buku ini tetap menyisakan peluang akan terjadinya
kekurangan dan ketidak lengkapan. Sehingga saran dan masukan yang
membangun sangat kami harapkan untuk upaya perbaikan dan pengembangan
kedepan. Besar harapan kami, dengan hadirnya buku ini dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa
Cirebon.
Ditetapkan di
Pada Tanggal

: Cirebon
: 25 April 2013

Ketua STAI BBC

Oman Fathurohman, MA.

84

Anda mungkin juga menyukai