Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dasar, fungsi, dan
tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2),
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis
madrasah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Dengan diberlakukannya Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan
Nomor 207 Tahun 2019 tentang kurikulum sekolah menengah pertama , maka
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA perlu melakukan revisi
terhadap dokumen kurikulum yang telah ada begitu juga dalam implementasinya.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh
karena itu sangat penting untuk disusun kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
yang memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi daerah yang dimiliki.
Pengembangan kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA tahun pelajaran 2019-2020 mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA;
2. beban belajar bagi peserta didik pada PENDIDIKAN KESETARAAN AL
HUSAINI WUSTHA yang didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis
keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta didik;
3. Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan berdasarkan hasil revisi terhadap dokumen kurikulum tahun
2019-2020, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil madrasah, terutama tenaga
pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap kurikulum 2006 dan
kurikulum 2013.
4. Kalender pendidikan PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA disusun berdasarkan hasil perhitungan minggu efektif untuk tahun
pelajaran 2019-2020.
Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah agar menyusun kurikulumnya mengacu kepada
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan yang baru, antara lain; 1)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2019 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, 2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 21 Tahun 2019 tentang Standar Isi, 3) Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2019 tentang Standar Proses, 3) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2019 tentang Standar Penilaian, 4)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2019 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan di PENDIDIKAN
KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA akan tampak apabila dari kegiatan
pembelajarannya mampu membentuk pola tingkah laku kepribadian peserta didik
sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana termaktub dalam Undang-
undang No. 20 Tahun 2003. Untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang
baik, maka perlu mengetahui dan memahami kondisi nyata dari satuan
pendidikan. Sehingga prioritas penyelenggaraan pendidikan disesuaikan dengan
kondisi madrasah dan berupaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang
ada di madrasah.
Oleh karena itu, kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL
HUSAINI WUSTHA menjadi acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran dengan mengedepankan prinsip pengembangan
kurikulum dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan analisis kondisi riil
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA dan analisis kondisi
lingkungan sekolah.
B. Landasan
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 38 ayat 2 dan pasal 51 ayat 1
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5410);
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2019
tentang Standar Isi
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2019
tentang Standar Kompetensi Lulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2019
tentang Standar Proses
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2019
tentang Standar Penilaian,
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2019 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
buku ajar;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum.

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum


Tujuan penyusunan kurikulum ini untuk menjadi acuan/pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di PENDIDIKAN KESETARAAN AL
HUSAINI WUSTHA dalam rangka meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
akhlaq mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagaimana amanat undang-undang nomor
20 tahun 2003.
Selain itu, kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA disusun agar madrasah memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA memperhatikan unsur-
unsur sebagai berikut;
1. Peningkatan Iman dan Taqwa serta Akhlak Mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia. Khusus untuk peningkatan keimanan dan
ketakwaan ini di PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dilaksanakan juga program pembiasaan pembacaan tahlil dan istighotsah
serta hafalan al-qur’an juz ke 30. Untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dilakukan juga kegiatan
peringatan hari-hari besar keagamaan dilaksanakan dengan mengundang
penceramah yang kompeten, bantuan sosial terhadap warga sekitar madrasah
yang kurang mampu dengan anggaran yang direncanakan di Rencana Kerja
dan Anggaran Madrasah (RKAM).
2. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
disusun dengan memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik agar dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya yang
mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah Kecamatan Tanjungbumi memiliki keragaman potensi, kebutuhan,
tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu
kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam bidang
olahraga dan teknologi informatika, serta keterampilan sesuai dengan tuntutan
kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran.
4. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Pengembangan kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan
nasional yang ditunjukkan dengan adanya mulok bahasa Madura serta
membatik, merupakan kebutuhan dan ciri khas Kecamatan kokop Kabupaten
Bangkalan. Tetapi tidak melupakan kebutuhan Nasional dan global yang
ditandai dengan adanya pembelajaran berbasis ICT yang berorientasi ke arah
yang lebih praktis.
5. Tuntutan Dunia Kerja
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA harus
memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia
kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia
kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi di antaranya adalah program muatan local membatik (kelas VIII dan
IX) dan prakarya (kelas VII).
6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta perubahan
kurikulum yang berlaku.
7. Agama
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama,
dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan madrasah
sesuai dengan KI/SK/KD yang diharapkan.
8. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat
hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan membekali peserta didik
dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minatnya, agar
mereka mampu mengembangkannya secara mandiri di dunia nyata/kehidupan
sehari-hari.
9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian
autentik dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
10. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi
diri peserta didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra
kurikuler wajib yang harus diikuti dan ekstrakurikuler lainnya sesuai dengan
bakat dan minat peserta didik sebagai ektrakurikuler pilihan.
11. Persatuan Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat
setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
13. Kesetaraan Gender
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong
tumbuhkembangnya kesetaraan gender
14. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan.
15. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa
Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
dikembangkan dengan mengitegrasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam
dokumen dan implementasinya baik dalam pembelajaran di kelas maupun
dalam kehidupan madrasah ataupun dalam lingkungan kehidupan di luar
madrasah.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Dalam pelaksanaan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan pelajaran dan pendidikan yang bermutu serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis
dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan lima pilar belajar yaitu;
a. belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. belajar untuk memahami dan menghayati,
c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara positif,
d. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan perkembangan pribadi peserta didik yang berdimensi Ketuhanan,
keindividuan, kesosialan dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan antara peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat
dengan prinsip Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberikan contoh), Ing
Madya Mangun Karsa (di tengah membangun semanga dan prakarsa), Tut
Wuri Handayani (di belakang memberikan daya dan kekuatan).
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip alam takambang jadi
guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompeensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan
yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis jenjang pendidikan.

E. Karakteristik Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI


WUSTHA
Karakteristik kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA adalah sebagai berikut;
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
2. Madrasah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di madrasah dan masyarakat;
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti;
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan PENDIDIKAN KESETARAAN WUSTHA


Pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut

B. Visi
Mewujudkan warga madrasah yang beriman, berilmu, dan berakhlakul karimah
(MEMBERI BERKAH)

C. Misi
1. Menumbuhkembangkan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran
agama
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kemajuan IPTEK yang
berlandaskan pada ajaran agama
3. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik siswa
4. Meningkatkan kedisiplinan siswa, guru dan karyawan madrasah
5. Menumbuhkan sikap yang santun dalam bertutur kata dan sopan dalam
perbuatan.
6. Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar.

D. Tujuan
Dapat menghasilkan lulusan yang memiliki;
1. Ketekunan dalam menjalankan ibadah, santun dalam bertutur kata, ramah
dalam bersikap dan sopan dalam perbuatan
2. Bekal ilmu dan wawasan luas yang bernuansa keagamaan
3. Kemampuan menerapkan ajaran agama dengan baik dan benar
4. Kemampuan menyelaraskan penerapan IPTEK dengan norma agama
5. Tingkat kedisiplinan yang tinggi
6. Rata-rata NUN yang memuaskan dan meningkat dalam setiap tahunnya
7. Kemampuan menjadi finalis dalam berbagai perlombaan baik secara
perorangan maupun secara kelompok
8. Rasa cinta dan tanggung jawab terhadap sesama dan lingkungan alam
sekitar
9. Daya saing dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi
10. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar sebagai perwujudan wawasan
wiyata mandala
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar
Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan secara garis
besar ada dua landasan atau dasar, yaitu; landasan empirik dan landasan formal
(yuridis/hukum). Adapun landasan empirik dari pengembangan Kurikulum
diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita
baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar. Dari sudut proses pendidikan
kita kurang mampu mengembangkan peserta didik secara utuh. Proses pendidikan
cenderung berorientasi hanya pada pengembangan kognitif atau pengembangan
intelektual; sedangkan pengembangan sikap dan psikomotor cenderung
terabaikan.
Melalui penyusunan kurikulum yang berorientasi pada pencapaian
kompetisi mendorong proses pendidikan tidak hanya terfokus pada
pengembangan intelektual saja, akan tetapi juga pembentukan sikap dan
keterampilan secara seimbang yang dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata.
Kedua, Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki keragaman sosial
budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Selama ini kurikulum yang
bersifat sentralistis cenderung mengabaikan potensi dan kebutuhan daerah yang
berbeda itu. Akibatnya, lulusan pendidikan tidak sesuai dengan harapan dan
kebutuhan daerah di mana siswa tinggal. KTSP sebagai kurikulum yang
cenderung bersifat desentralistik memiliki prinsip berorientasi pada kebutuhan
dan potensi daerah. Artinya, keanekaragaman daerah baik dilihat dari sosial,
budaya, dan kebutuhan harus dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan
dan pengembangan kurikulum. Ketiga, selama ini peran sekolah dan masyarakat
dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif. Madrasah hanya untuk
melaksanakan kurikulum yang disusun oleh pusat, yang kemudian berimbas pada
kurangnya peran dan tanggung jawab masyarakat dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan program madrasah.
KTSP sebagai kurikulum desentralistik menuntut peran aktif masyarakat,
sebab KTSP disusun dan dirancang oleh madrasah dan masyarakat, sehingga
berbagai keputusan madrasah tentang pengembangan kurikulum dan
pengimplementasiannya menjadi tanggung jawab masyarakat. Secara formal atau
yuridis, KTSP dilandasai oleh Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP)
sebagai berikut;
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas (sistem pendidikan
nasional).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5410);
3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas nomor
22 dan nomor 23.
Pada tahun pelajaran 2019-2020, khusus kelas VII di PENDIDIKAN
KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA melaksanakan kurikulum 2013 secara
total (Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan)
dengan menggunakan landasan filosofis, teoritis, dan yuridis yang digunakan
sebagai dasar penyusunan kurikulumnya. Kelompok Sedangkan kelas VIII dan
IX bersifat terbatas yakni pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
Landasan-landasan yang digunakan dalam penyusunan kurikulum ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Landasan Filosofi
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada
dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan
generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar,
dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 dalam pelaksanaannya menganut 2 asas yaitu (1)
pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses
yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di madrasah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-
curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi
hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi
hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun tentang Standar Nasional Pendidikan;
d. Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2019
tentang Standar Isi
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2019
tentang Standar Kompetensi Lulusan
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2019
tentang Standar Proses
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2019
tentang Standar Penilaian,
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2019
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan kehidupan individu
peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia diwujudkan melalui berbagai aktifitas
dan kreatifitas, baik kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas VII sampai dengan IX. Baik kelas
VII, VIII, dan IX struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). Berikut ini struktur kurikulum dan mata pelajaran pada masing-
masing jenjang kelas.
STRUKTUR KURIKULUM DAN MATA PELAJARAN
KELAS VII
ALOKASI
WAKTU PER
MATA PELAJARAN
MINGGU
Sem 1 Sem 2
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
a. Qur’an Hadits 2 2
b. Akidah Akhlaq 2 2
c. Fiqh 2 2
d. SKI 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6
4 Bahasa Arab 3 3
5 Matematika 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
8 Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 2 2
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 3 3
3 Prakarya 2 2
4 Bahasa Madura 1 1
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 46 46
STRUKTUR KURIKULUM DAN MATA PELAJARAN
KELAS VIII

ALOKASI
WAKTU
MATA PELAJARAN
PERMINGGU
Sem 1 Sem 2
A. MATA PELAJARAN
1 Pendidikan Agama
a. Aqidah Ahlaq 2 2
b. SKI 2 2
c. Qur’an & Hadist 2 2
d. Fiqih 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 6 6
4 Bahasa Arab 2 2
5 Bahasa Inggris 4 4
6 Matematika 5 5
7 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
8 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
9 Seni Budaya 2 2
10 Pendidikan Olahraga 2 2
11 TIK 2 2
B. MUATAN LOKAL
1 Bahasa Madura 1 1
2 Membatik 2 2
C. PENGEMBANGAN DIRI
1. Bimbingan Konseling 1 1
JUMLAH 46 46
STRUKTUR KURIKULUM DAN MATA PELAJARAN
KELAS IX

ALOKASI
WAKTU
MATA PELAJARAN
PERMINGGU
Sem 1 Sem 2
A. MATA PELAJARAN
1 Pendidikan Agama
a. Aqidah Ahlaq 2 2
b. SKI 2 2
c. Qur’an & Hadist 2 2
d. Fiqih 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 6 6
4 Bahasa Arab 2 2
5 Bahasa Inggris 4 4
6 Matematika 5 5
7 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
8 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
9 Seni Budaya 2 2
10 Pendidikan Olahraga 2 2
11 TIK 2 2
B. MUATAN LOKAL
1 Bahasa Madura 1 1
2 Membatik 2 2
C. PENGEMBANGAN DIRI
1. Bimbingan Konseling 1 1
JUMLAH 46 46
Struktur kurikulum dan mata pelajaran pada kelas VIII dan IX setelah
dilakukan analisis materi, urgensi dan kebutuhan, maka diperlukan adanya
penambahan alokasi jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu dengan rincian;
1. Bahasa Indonesia : 2 Jam Pelajaran
2. Matematika : 1 Jam Pelajaran
3. IPA : 1 Jam Pelajaran
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari ketimpangan alokasi waktu jam belajar
peserta didik antara kelas VII, VIII dan IX yang berdampak pada waktu jam
pulang dari madrasah yang tidak bersamaan. Selain itu juga agar tidak
menimbulkan kesenjangan dan rasa terganggu dalam proses belajar mengajar
kelas VII.

1. Muatan Lokal
Berdasarkan hasil analisis keunggulan daerah, maka jenis muatan yang
dilaksanakan di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi seperti terdapat dalam struktur
kurikulum pada tabel di atas adalah Bahasa Madura dan Membatik. Strategi
pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
Bahasa Madura adalah mata pelajaran muatan lokal wajib dengan SK/KD
telah disusun oleh tim Kabupaten Bangkalan. Sedangkan membatik merupakan
muatan local khusus untuk peserta didik PENDIDIKAN KESETARAAN AL
HUSAINI WUSTHAuntuk membudidayakan dan mempertahankan
keunggulan potensi local kecamatan Tanjungbumi.
Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil analisis SKL, standar isi dan standar proses, maka untuk
tetap melestarikan keunggulan daerah, maka bahasa Madura yang
terintegrasi kedalam seni budaya yang tergolong dalam kelompok B tetap
berdiri secara mandiri menjadi mata pelajaran dengan mengurangi alokasi
waktu seni budaya sebanyak 1 jam pelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari adanya tumpang tindih antara mata pelajaran seni budaya dan
bahasa Madura. Meskipun dalam regulasinya kedua mata pelajaran tersebut
terintegrasi karena muatan materi seni budaya lebih menekankan pada
keunggulan dan ciri khas budaya daerah. Untuk Bahasa Madura adalah
muatan lokal wajib yang harus dilaksanakan di setiap sekolah/madrasah di
Kabupaten seluruh Madura untuk kelas VII, VIII, dan IX dengan alokasi
waktu 1 jam pelajaran perminggu. Sedangkan muatan lokal membatik untuk
kelas VII diintegrasikan kedalam mata pelajaran prakarya mengingat
struktur materi mata pelajaran prakarya dalam kurikulum 2013 terdapat
pilihan seni rupa, seni music dan seni kerajinan tangan. Sedangkan
membatik kita klasifikasikan kedalam seni kerajinan tangan. Sehingga pada
akhirnya muatan local yang menjadi ciri khas daerah yang ada di MTs.
Saiful Ulum Tanjungbumi tetap ada dan terlaksana sebagaimana mestinya.
Berikut ini adalah kompetensi dasar untuk muatan local bahasa Madura
mulai kelas VII sampai dengan kelas IX.

KOMPETENSI DASAR
BAHASA MADURA KELAS VII SEMESTER GANJIL
TEMA KOMPETENSI DASAR
LEGENDA a. Mendengarkan
1. Menemukan hal-hal menarik dari cerita
yang diperdengarkan.
2. Memberikan tanggapan tentang
relevansi cerita dengan situasi sekarang.
b. Berbicara
1. Berwawancara dengan narasumber dari
berbagai kalangan dengan
memperhatikan tata krama.
2. Menuliskan dengan singkat hal-hal
penting yang dikemukakan narasumber
dalam wawancara.
c. Membaca
1. Menceritakan kembali cerita anak yang
dibaca.
2. Mengomentari buku cerita yang dibaca.
d. Menulis
1. Menulis pantun yang sesuai dengan
syarat pantun.
2. Menulis huruf Raja cakakan Madura.
KEPAHLAWANAN a. Mendengarkan
1. Menentukan topik utama dari berita
yang didengar.
2. Menceritakan kembali berita yang
didengar dalam beberapa kalimat.
b. Berbicara
1. Menceritakan pengalaman yang paling
mengesankan dengan menggunakan
pilihan kata dan kalimat yang efektif.
2. Menceritakan kembali informasi yang
didapat menggunakan Ondhaggha
bhasa.
c. Membaca
1. Menemukan informasi dan gagasan
utama setelah membaca cepat 200 kata
per menit.
2. Membacakan berbagai teks bacaan
dengan intonasi yang tepat.
d. Menulis
1. Menulis karangan dalam bentuk narasi
dengan kalimat efektif dan bahasa
santun.
2. Menuliskan okara kakanten.
PERTANIAN a. Mendengarkan
1. Menemukan pokok-pokok berita yang
berasal dari radio/TV.
2. Mengemukakan kembali berita yang
didengar/ditonton melalui radio/TV.
b. Berbicara
1. Menyampaikan persetujuan sanggahan
dan penolakan pendapat dalam diskusi
disertai dengan bukti dan alasan.
2. Menyampaikan pendapat sanggahan
dengan bahasa yang santun.
c. Membaca
1. Menemukan informasi untuk bahan
diskusi melalui membaca intensif.
2. Membaca teks berita dengan intonasi
yang tepat serta artikulasi dan volume
suara yang jelas.
d. Menulis
1. Menulis rangkuman dari teks berita
yang dibaca.
2. Menulis teks berita secara singkat,
padat dan jelas.
3. Menulis papareghan.
TRANSMIGRASI a. Mendengarkan
1. Menanggapi cara pembacaan puisi.
2. Merefleksi isi puisi yang dibaca.
b. Berbicara
1. Menanggapi cara pembacaan cerpen.
2. Menjelaskan hubungan latar cerpen
dengan realitas social.
c. Membaca
1. Memahami teknik-teknik membaca
puisi.
2. Menemukan realitas kehidupan yang
terefleksi dalam buku cerita anak.
d. Menulis
1. Menulis kreatif puisi berkenaan dengan
keindahan alam.
2. Menulis kreatif puisi berkenaan dengan
peristiwa yang pernah dialami.
3. Menulis puisi syair Madura.

KOMPETENSI DASAR
BAHASA MADURA KELAS VII SEMESTER GENAP
TEMA KOMPETENSI DASAR
KEPAHLAWAN a. Mendengarkan
1. Mengumpulkan isi dongeng yang
diperdengarkan serta menentukan isi
dan pesan dongeng.
2. Menemukan hal-hal menarik dari
dongeng yang diperdengarkan.
b. Berbicara
1. Menyampaikan pesan secara lisan
dengan kalimat yang efektif dan benar.
2. Menyampaikan pesan singkat dengan
menggunakan ondhagha bhasa.
c. Membaca
1. Membaca dengan penuh penghayatan
degan itonasi, volume dan mimic sesuai
dengan isi bacaan.
2. Mengumpulkan isi suatu teks setelah
membaca cepat (150 kata per menit)
d. Menulis
1. Menulis kalimat yang mengandung
ondhagha bhasa.
2. Menulis aksara raja carakan dengan
pasangannya.
PERDAGANGAN a. Mendengarkan
1. Menemukan tema dan pesan cerita yang
diperdengarkan.
2. Menanggapi cerita anak.
b. Berbicara
1. Menceritakan pengalaman yang paling
mengesankan dengan menggunakan
pilihan kata dan kalimat yang efektif.
2. Menyampaikan pengumuman dengan
intonasi yang tepat serta menggunakan
kalimat-kalimat yang lugas dan
sederhana.
c. Membaca
1. Menemukan makna kata tertentu dalam
bacaan secara tepat sesuai dengan
konteks yang diinginkan.
2. Menanggapi dan menyimpulkan isi
bacaan setelah membaca.
d. Menulis
1. Menuliskan buku harian atau
pegalaman pribadi dengan
menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
2. Menulis surat pribadi dengan
memperhatikan komposisi isi dan dan
bahasa yang santun (memahami
ondhaggha bhasa).
BUDI PEKERTI a. Mendengarkan
1. Memahami dan menemukan hal-hal
yang menarik dari cerita yang
didengarkan.
2. Memberikan tanggapan tentang
relevansi cerita dengan situasi sekarang.
b. Berbicara
1. Berwawancara dengan narasumber dari
berbagai kalangan dengan
memperhatikan tata krama.
2. Menuliskan kembali hal-hal penting
yang dikemukakan narasumber.
c. Membaca
1. Menceritakan kembali cerita anak yang
dibaca.
2. Mengomentari buku cerita anak yang
dibaca.
d. Menulis
1. Menulis papareghan.
2. Menulis bhangsalan.
LEGENDA a. Mendengarkan
1. Menemukan hal-hal menarik dari
dongeng.
2. Menyimpulkan isi dan pesan dongeng.
b. Berbicara
1. Menyampaikan pesan secara langsung
dengan kalimat yang efektif dan benar.
2. Menyampaikan pesan dengan kalimat
yang baik dan sesuai dengan ondhaggha
bhasa.

KOMPETENSI DASAR
BAHASA MADURA KELAS VIII SEMESTER GANJIL
TEMA KOMPETENSI DASAR
CERITA RAKYAT a. Mendengarkan
MADURA 1. Mendengarkan dan memahami ragam
wacana dan mengungkapkan kembali
isi wacana yang berhubungan dengan
cerita rakyat Rato Ebhu.
2. Mendengarkan dan memahami tentang
oca’ bharang se nyata ban samar.
3. Mendengarkan dan memahami tentang
parebhasan Madura.
b. Berbicara
1. Mengungkapkan isi wacana sesuai
aturan ondhaggha bhasa.
2. Medengarkan ide dan pesan gagasan
dalam percakapan dengan orang lain
dengan kata-kata sendiri.
c. Membaca
1. Membaca dan mengumpulkan kata-kata
yang berhubungan dengan cerita rakyat
Madura (RatoEbhu).
2. Membaca dan menyalin teks wacana
menggunakan ondhaggha bhasa.
d. Menulis
1. Menulis huruf latin Madura dha-tandha
baca huruf latin-huruf raja laten
Madhura.
2. Menulis huruf carakan Madura aksara
swara carakan Madura pasangan aksara
swara carakan Madura.
PARIWISATA a. Mendengarkan
1. Mendengarkan isi wacana dan
menanggapi percakapan dengan orang
lain tentang pariwisata (Paseser
Rongkang).
2. Mendengarkan dan memahami tentang
oca’ sambhungan.
3. Mendengarkan dan memahami tentang
salako Madura.
b. Berbicara
1. Mendengarkan isi wacana dan
menanggapi percakapan orang lain
dengan menggunakan ondhaggha bhasa.
2. Mengumpulkan ide/pikiran pendapat
dan gagasan pada orang lain.
3. Mengungkapkan ide/pikiran pandapat
dan gagasan mengenai oca’ ghabay ban
oca’ tanduk.
c. Membaca
1. Membaca dan mengumpulkan kata-kata
yang berhubungan dengan ceritarakyat
Madura (Rato Ebhu).
2. Membaca dan menyalin teks wacana
menggunakan ondhaggha bhasa.
d. Menulis
1. Menulis dan mengumpulkan huruf-
huruf latin Madhura aghuna’aghi saloka
Madhura, aghuna’aghi oca’
rangkebbhan.
2. Menulis dan mengumpulkan huruf
carakan Madhura Angka carakan.
PERINDUSTRIAN a. Mendengarkan
1. Mendengarkan isi wacana serta
menanggapi percakapan dengan orang
lain yang berhubungan dengan
perindustrian “Bato Kapor”
2. Mengungkapkan pikiran-pikiran,
pendapat dan gagasan kepada orang lain
sesuai dengan ondhaggha bhasa.
3. Mendengarkan dan memahami oca’
sifat.
4. Mendengarkan dan memahami oca’
ghante ban oca’ tamba’an.
b. Berbicara
1. Mendengarkan isi wacana sesuai
dengan ondhaggha bhasa Madhura yang
berhubungan dengan perindustrian bato
kapor.
2. Mengumpulkan ide pikiran, pendapat
dan gagasan kepada orang lain
mengenai “Abadhi bato kapor”.
3. Membaca serta menggunakan oca’
bilangan.
c. Membaca
1. Membaca dan mengumpulkan kata-kata
yang berhubungan dengan cerita rakyat
Madhura (Rato Ebhu).
2. Membaca dan menyalin teks wacana
dengan menggunakan ondhaggha bhasa
Madhura.
d. Menulis
1. Menulis huruf latin Madhura oca’ serro.
2. Menulis huruf latin Madhura oca’
saroja.
3. Manulis huruf carakan Madhura padha
pangkat carakan Madhura.
PENDIDIKAN a. Mendengarkan
1. Mendengarkan isi wacana serta
menanggapi pembacaan orang lain yang
berhubungan dengan pendidikan
“Pondok Romadhon”.
2. Mendengarkan dan memahami makna
denokatif dan makna konotatif.
3. Mendengarkan dan memahami oca’
keyasan.
b. Berbicara
1. Megungkapkan isi wacana serta
menanggapi percakapan dengan orang
lain yang berhubungan dengan Pondok
Romadhon.
2. Mengungkapkan ide/pikiran, pendapat
dan gagasan kepada orang lain dengan
ondhaggha bhasa.
3. Mengungkapkan ide/pikiran pendapat
settong perkara.
c. Membaca
1. Membaca dan menyampaikan isi
wacana tentang pendidikan “Pondok
Romadhon”.
2. Menyampaikan dan mengumpulkan
oca’ ghante ban oca’ tamba’an.
d. Menulis
1. Menulis huruf latin Madhura-Rora
bhasa Madhura.
2. Menulis huruf-huruf carakan Madhura.
KOMPETENSI DASAR
BAHASA MADURA KELAS VIII SEMESTER GENAP
TEMA KOMPETENSI DASAR
KEPEMUDAAN a. Mendengarkan
1. Mendengarkan dan
menangkap wacana yang
berhubungan dengan
“Kepemudaan”.
2. Mendengarkan dan
memahami tentang kerata
bhasa.
b. Berbicara
1. Mendengarkan wacana yang
berhubungan dengan
“Kepemudaan”.
2. Mendengarkan dan
memahami kerata bhasa.
c. Membaca
1. Membaca dan
mengungkapkan wacana
tentang “Kepemudaan”.
2. Membaca struktur
kata/kalimat yang
mengandung oca’ lantaran,
oca’ sambhungan sareng oca’
serro.
d. Menulis
1. Menulis huruf latin Madhura
“Oca’ rengkessan”.
2. Menulis huruf carakan
Madhura “Ghantonganna
aksara swara”.
PETERNAKAN a. Mendengarkan
1. Mendengarkan tentang isi
wacana dan menanggapi
percakapan dengan orang lain
tentang “peternakan”.
2. Mendengarkan dan
memahami tentang
lagu/kejhung en-maenan
Madhura.
b. Berbicara
1. Berbicara tentang isis wacana
“Ngajak settong kalakowan
da’ oreng laen”.
2. Mengungkapkan ide, pikiran,
pendapat dan gagasan kepada
orang lain sesuai dengan
ondhaggha bhasa.
c. Membaca
1. Membaca wacana tentang
peternakan “Ngobu ajam”.
2. Membaca struktur kalimat
yang mengandung cem-
macemma okara.
d. Menulis
1. Menulis huruf latin Madhura
(oca’ rangkebbhan, oca’
camporan).
2. Menulis huruf carakan
Madhura (angka carakan
Madhura).
KEPENDUDUKAN a. Mendengarkan
1. Mendengarkan isi wacana
serta menanggapi percakapan
dengan orang lain yang
berhubungan dengan
“Kependudukan”.
2. Mengungkapkan ide pikiran,
pendapat dan gagasan kepada
orang lain sesuai dengan
ondhaggha bhasa.
b. Berbicara
1. Membaca wacana tentang
kependudukan
“Transmigrasi”.
2. Membaca struktur
kata/kalimat yang
mengandung macemma
okara.
c. Membaca
1. Membaca wacana tentang
kependudukan.
2. Membaca struktur kalimat
yang mengandung cem-
macemma okara.
d. Menulis
1. Menulis huruf latin Madhura
(oca’ oba’an).
2. Menulis huruf latin Madhura
( dha-tandha neng carakab
ban tembhang).
KEAGAMAAN a. Mendengarkan
1. Mendengarkan isi wacana
serta menanggapi percakapan
orang lain yang berhubungan
dengan “Keagamaan”.
2. Mengungkapkan ide/pikiran
pendapat dan gagasan kepada
orang lain sesuai dengan
ondhaggha bhasa.
b. Berbicara
1. Berbicara tentang isi wacana
berhubungan dengan
“Keagamaan”.
2. Mengungkapkan ide/pikiran
pendapat dan gagasan kepada
orang lain sesuai dengan
ondhaggha bhasa.
c. Membaca
1. Membaca kata/kalimat yang
mengandung oca’ serrapan
dari bhasa Arab.
2. Membaca kata/kalimat yang
mengandung arte cope’ban
legga.
d. Menulis
1. Menulis huruf latin Madhura
(cem-macemma okara, noles
sorat onjhangan).
KOMPETENSI DASAR
BAHASA MADURA KELAS IX SEMESTER GANJIL
TEMA KOMPETENSI DASAR
LINGKUNGAN HIDUP a. Mendengarkan
1. Memahami isi cerita.
2. Memberikan tanggapan
sederhana tentang cerita yang
diperdengarkan.
b. Berbicara
1. Berpidato, berceramah
memeberi sambutan dalam
berbagai acara dengan
menggunakan ondhaggha
bhasa.
2. Melakukan kegiatan diskusi
dengan memperhatikan prinsip
berdiskusi dengan
menggunakan ondhaggha
bhasa.
c. Membaca
1. Menemukan informasi dari
berbagai artikel/majalah
melalui kegiatan membaca
intensif.
2. Menemukan gagasan utama
suatu teks dengan membaca
cepat 150 kata per menit.
d. Menulis
1. Membuat tembhang macapat
sesuai dengan kaidah.
2. Menulis aksara reka’an dan
pasangan.
KESENIAN TRADISIONAL a. Mendengarkan
MADHURA 1. Memahami isi cerita.
2. Memberikan tanggapan
sederhana tentang cerita yang
diperdengarkan.
b. Berbicara
1. Berpidato, berceramah
member sambutan dalam
berbagai acara dengan
menggunakan ondhaggha
bhasa.
2. Melakukan kegiatan diskusi
dengan memperhatikan prinsip
berdiskusi dengan
menggunakan ondhaggha
bhasa.
c. Membaca
1. Menemukan informasi dari
berbagai
artikel/majalahmelalui
kegiatan membaca intensif.
2. Menemukan gagasan utama
suatu teks dengan membaca
cepat 150 kata per menit.
d. Menulis
1. Membuat tembhang macapat
sesuai kaidah.
2. Menulis aksara reka’an dan
pasangan.
PETERNAKAN a. Mendengarkan
1. Memahami isi cerita.
2. Memberikan tanggapan
sederhana tentang cerita yang
diperdengarkan.
b. Berbicara
1. Berpidato, berceramah
member sambutan dalam
berbagai acara dengan
menggunakan ondhaggha
bhasa.
2. Melakukan kegiatan diskusi
dengan memperhatikan prinsip
berdiskusi dengan
menggunakan ondhaggha
bhasa.
c. Membaca
1. Menemukan informasi dari
berbagai
artikel/majalahmelalui
kegiatan membaca intensif.
2. Menemukan gagasan utama
suatu teks dengan membaca
cepat 150 kata per menit.
d. Menulis
1. Membuat/menyusun
tembhang macapat sesuai
kaidah.
2. Menulis aksara reka’an dan
pasangan.

2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan bertujuan mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal, yaitu menjadi manusia yang mampu menata diri
dan lingkungannya secara adaptif dan konstruktif baik di lingkungan keluarga
maupun masyarakat. Pengembangan diri di madrasah bersifat pilihan, dalam
artian bahwa setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan pengembangan diri
sebanyak – banyaknya 2 (dua) kegiatan pengembangan diri, tidak termasuk
dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang merupakan program
pengembangan diri wajib.
Pengembangan diri bukan merupakan suatu pelajaran yang harus diasuh
oleh tenaga pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap
peserta didik yangs sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, tenaga pendidik atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat dan prestasi
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan, pada Tahun Pelajaran 2019/2020 PENDIDIKAN
KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler sebagai berikut:
a. Kepramukaan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada Lampiran III, kegiatan
ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan
complements) kurikulum yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana
kerja tahunan dan kalender pendidikan sekolah. Hal tersebut dijelaskan pada
Pasal 53 ayat (2) butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pasal 79 ayat (2) butir b menyatakan bahwa pelaksanaannya
dievaluasi setiap semester oleh satuan pendidikan.
Kepramukaan merupakan ekstrakurikuler wajib, dengan sistem pelaksanaan,
sebagai berikut:
1) Aktivitas Sistem Blok
Sasaran kelas VII sampai dengan kelas IX dan dilaksanakan pada awal
tahun pelajaran selama 18 Jam,
2) Aktivitas Sistem Aktualisasi
a) Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
b) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
c) Kegiatan sistem Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan
Ekstrakurikuler Pramuka.
d) Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Matapelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu
oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
dilaksanakan selama 36 Jam
3) Aktivitas Sistem Reguler
a) Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik
b) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c) Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
d) Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau
gugus satuan pendidikan.
e) Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu
oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD).
b. Keolahragaan (Bola Volly)
Materi keolahragaan terkait dengan kesehatan secara individu maupun
kelompok. Oleh karenanya juga dibahas mengenai pentingnya lingkungan
hidup untuk mendukung kesehatan. Kegiatan ekstrakurikuler bola volly
dilaksanakan setiap minggu dengan durasi latihan 120 menit.
c. Kepemimpinan (Paskibra)
Materi kepemimpinan di arahkan kepada bekal menjadi seorang pemimpin
yang cerdas dan berhati. Untuk menjadi pemimpin yang berhati perlu
ditumbuhkan sikap peduli kepada sesama di samping peduli dan berbudaya
lingkungan, termasuk cara-cara yang dapat dilakukan oleh peserta didik
untuk melestarikan lingkungan hidup di sekitar, pencegahan pencemaran
minimal di lingkungan madrasah, dan pencegahan kerusakan lingkungan.
d. Kesenian (Seni Musik dan Hadrah)
Pendidikan seni sangat dekat dengan kondisi lingkungan. Di samping itu
juga diarahkan kepada karya seni yang menggambarkan kearifan lokal
Kabupaten Bangkalan khususnya Kecamatan kokop.
e. Jum’at Bersih.
Kegiatan ini untuk menumbuhkan sikap peduli dan berbudaya lingkungan
bagi warga sekolah. Kegiatan ini di laksanakan pada hari Jum’at pukul
07.00 sampai dengan pukul 07.40. Kegiatan jum’at bersih sifatnya rutin
(minggu ganjil) dan terjadwal, sedangkan kegiatan yang sifatnya spontan
adalah ”SEMUT” yang artinya sejenak memungut sampah di lingkungan
madrasah.
f. Pembacaan Tahlil dan Istighotsah
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa keimanan dan
ketaqwaan seluruh warga madrasah kepada Allah SWT serta
mempersiapkan peserta didik untuk bisa melaksanakan tahlil dan istighotsah
di lingkungan masyarakat yang setiap saat melaksanakan kegiatan tersebut.
Kegiatan ini di laksanakan pada hari Jum’at pukul 07.00 sampai dengan
pukul 07.40. Kegiatan jum’at bersih sifatnya rutin (minggu genap) dan
terjadwal.
g. Majalah Dinding
Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang
paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah
terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya
dipampang pada dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah tercermin
karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar,
dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara
harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik.
Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran kertas, karton, atau bahan
lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong relatif
besar adalah 100 cm x 50 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan
dengan situasi dan kondisinya. Peranan majalah dinding yang tampak pokok
sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta
memiliki sejumlah fungsi, yaitu: informatif, komunikatif, rekreatif, dan
kreatif bagi semua warga madrasah.
h. Hafalan Juz Amma (Juz ke 30) dan Surat Khusus
Hafalan juz amma merupakan satu kegiatan dalam pengembangan diri
unggulan MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi yang bertujuan agar peserta
didik senang dan cinta untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an serta
membekali peserta didik untuk melanjutkan di lembaga tahfidz yang
diinginkannya. Adapun teknis setoran hafalan juz amma ini dilakukan
setiap semester perjenjang kelas dengan urutan dan pembagian surat yang
telah disusun oleh para pembina amaliyah. Sehingga lulus dari
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA peserta didik
sudah hafal juz ke 30 secara utuh. Bagi yang sudah menyelesaikan juz ke 30
dapat melanjutkan untuk menghafalkan Surat Yasin, Al-Waqi’ah, Al-Mulk
dan Ar-Rohman. Berikut ini daftar nama surat dalam juz ke 30 yang harus
dikuasai dan dihafalkan oleh peserta didik dalam setiap jenjang per
semester.
KELAS SEMESTER NAMA SURAT
1. Surat An-Naas,
2. Surat Al-Falaq,
3. Surat Al-Ikhlash,
4. Surat Al-Lahab,
5. Surat An-Nashr,
6. Surat Al-Kaafiruun,
1 7. Surat Al-Kautsar,
8. Surat Al-Maa’un,
9. Surat Al-Quraisy,
10. Surat Al-Fill,
11. Surat Al-Humazah,
VII
12. Surat Al-‘Ashr, dan
13. Surat At-Takaatsur
1. Surat Al-Qaari’ah,
2. Surat Al-‘Aadiyat,
3. Surat Az-Zalzalah,
4. Surat Al-Bayyinah,
2 5. Surat Al-Qadar,
6. Surat Al-‘Alaq,
7. Surat At-Tiin,
8. Surat Alam Nasyrah, dan
9. Surat Adh-Dhuhaa
1. Surat Al-Lail,
2. Surat Asy-Syams,
3. Surat Al-Balad,
1
4. Surat Al-Fajr,
5. Surat Al-Ghaasyiyah, dan
VIII
6. Surat Al-A’la
1. Surat Ath-Thaariq,
2. Surat Al-Buruuj,
2
3. Surat Al-Insyiqaaq, dan
4. Surat Al-Muthaffifin
1. Surat Al-Infithaar,
1 2. Surat At-Takwiir, dan
IX 3. Surat ‘Abasa
1. Surat An-Naazi’aat dan
2
2. Surat An- Naba’
i. Kegiatan Pembiasaan Dan Pembudayaan
Kegiatan pembiasaan dan pembudayaan yang dilaksanakan adalah setiap
hari doa bersama sebelum pelajaran jam pertama dimulai dan dilanjutkan
membaca surat-surat pendek yang dipandu dari pusat setiap memulai dan
mengakhiri pelajaran. Pembiasaan lain yang dikembangkan adalah semua
dewan guru menjemput kehadiran peserta didik di pintu gerbang dengan
bersalaman.

3. Alokasi Waktu
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit dengan masa waktu
istirahat 20 menit (mulai pukul 09.40 s.d 10.00)

4. Minggu Efektif
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) untuk tahun pelajaran
2019-2020 adalah 35 minggu efektif (semester 1 sebanyak 18 pekan efektif dan
semester 2 sebanyak 17 pekan efektif).

C. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHAmeliputi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dirumuskan
dalam mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar
peserta didik.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu semua jenjang untuk tahun pelajaran
2019-2020 mengacu kepada silabus, sesuai Permendiknas No. 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan Permendiknas nomor 22 dan nomor 23 dan
Permendikbud Nomor 20, 21 dan 22 tahun 2019 yang semuanya itu termaktub
dalam struktur kurikulum dan pengaturan beban belajar.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan potensi daerah termasuk keunggulan
daerah yaitu bahasa Madura dan membatik. Mengingat kedua muatan local
tersebut sangat diperlukan untuk memberikan bekal kepada peserta didik
sekaligus membudayakan dan memberdayakan potensi daerah agar tetap lestari
dan tidak mudah luntur terkikis oleh perkembangan jaman dan tergerus oleh
adanya arus globalisasi.

3. Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan mengeksprsikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik yang disesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan madrasah.
Tujuan pengembangan diri yang diadakan di PENDIDIKAN KESETARAAN
AL HUSAINI WUSTHAadalah;
a. Memenuhi kebutuhan dan mengembangkan bakat, minat siswa sesuai
dengan potensi yang dimiliki siswa.
b. Membekali siswa agar memiliki nilai lebih sehingga mampu mengatasi
kehidupan dalam bermasyarakat.
c. Mampu mendapat gelar juara dalam kompetisi yang diikuti baik tingkat
kecamatan, kabupaten, provinsi, ataupun nasional.
Dalam implementasinya, pengembangan diri wajib yang berupa bimbingan
konseling terjadi perbedaan antara kelas VII dengan kelas VIII dan IX. Untuk
kelas VII bimbingan konseling dilakukan diluar kelas. Sedangkan untuk kelas
VIII dan IX masih menggunakan metode tatap muka di dalam kelas dan di luar
kelas.

4. Pengaturan Beban Belajar.


a. PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHAmengatur beban
belajar dengan menggunakan sistem Paket. Sistem paket yang dimaksud
adalah sebagai berikut:

BEBAN BELAJAR UNTUK KELAS VII

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
a. Qur’an Hadits 2
b. Akidah Akhlaq 2
c. Fiqh 2
d. SKI 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3
3 Bahasa Indonesia 6
4 Bahasa Arab 3
5 Matematika 5
6 Ilmu Pengetahuan Alam 5
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4
8 Bahasa Inggris 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 2
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 3
3 Prakarya 2
4 Bahasa Madura 1

JUMLAH 46
BEBAN BELAJAR UNTUK KELAS VIII DAN IX

ALOKASI
WAKTU
MATA PELAJARAN
KELAS KELAS
VIII IX
A. MATA PELAJARAN
1 Pendidikan Agama
a. Aqidah Ahlaq 2 2
b. SKI 2 2
c. Qur’an & Hadist 2 2
d. Fiqih 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 6 6
4 Bahasa Arab 2 2
5 Bahasa Inggris 4 4
6 Matematika 5 5
7 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
8 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
9 Seni Budaya 2 2
10 Pendidikan Olahraga 2 2
11 TIK 2 2
B. MUATAN LOKAL
1 Bahasa Madura 1 1
2 Membatik 2 2
C. PENGEMBANGAN DIRI
1. Bimbingan Konseling 1 1
JUMLAH 46 46

b. Alokasi waktu untuk Penugasan Mandiri Terstruktur (PMT) dan Kegiatan


Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) maksimal 60 % dari waktu kegiatan
tatap muka per minggu mata pelajaran yang bersangkutan.
c. Alokasi waktu untuk tatap muka setiap jam pelajaran 40 menit.
d. Jumlah jam pelajaran perminggu adalah sebagai berikut:
1) Kelas VII : 46 jam pelajaran;
2) Kelas VIII : 46 Jam pelajaran;
3) Kelas IX : 46 Jam pelajaran;

5. Kriteria Ketuntasan Minimal


Ketuntasan minimal ditentukan oleh masing-masing Guru Mata Pelajaran
dengan berpedoman kepada nilai input atau rata-rata nilai terakhir yang
diperoleh peserta didik pada setiap jenjang kelas. Setiap guru mata pelajaran di
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA meningkatkan
kriteria ketuntasan minimal secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal. Ketuntasan minimal di PENDIDIKAN KESETARAAN AL
HUSAINI WUSTHA diserahkan kepada guru mata pelajaran dan dilaporkan
kepada pihak yang terkait.
Kriteria ketuntasan minimal untuk semua jenjang di PENDIDIKAN
KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA mempertimbangkan karakteristik
Kompetensi Dasar, daya dukung dan karakteristik peserta didik dengan
memperhatikan nilai raport, dan SKHUN, maka untuk tahun pelajaran 2019-
2020 diputuskan bahwa KKM untuk semua mata pelajaran berdasarkan
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 ketuntasan belajar sebagai berikut:
KKM
NO MATA PELAJARAN SIKAP
VII VIII IX
1 Aqidah Akhlaq 76 78 79 B
2 SKI 76 78 79 B
3 Qur’an Hadits 75 78 79 B
4 Fiqih 75 78 79 B
5 Pendidikan Kewarganegaraan 75 77 79 B
6 Bahasa Indonesia 75 77 79 B
7 Bahasa Arab 75 77 78 B
8 Bahasa Inggris 75 77 78 B
9 Matematika 75 77 78 B
10 Ilmu Pengetahuan Alam 75 77 78 B
11 Ilmu Pengetahuan Sosial 76 78 79 B
12 Nahwu 76 78 79 B
13 Sorrof 76 77 79 B

Keterangan:
 Peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar apabila memiliki nilai kurang
dari KKM yang telah ditentukan oleh madrasah per mata pelajaran.
 Peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar apabila memiliki nilai minimal
sama dengan KKM yang telah ditentukan oleh madrasah per mata pelajaran.
 Untuk aspek sikap ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan
memperhatikan aspek kepribadian sehari-hari untuk setiap mata pelajaran
berada pada kategori baik (B).
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:
 Untuk peserta didik yang dibawah KKM (tidak tuntas) diberikan remedial
individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh
nilai kurang dari KKM.
 Untuk peserta didik yang telah tuntas diberikan kesempatan untuk
melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya atau diberikan pengayaan.
 Dalam kondisi tertentu akan diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang
dari KKM.
 Untuk peserta didik yang profil sikap atau kepribadian sehari-hari belum
mencapai nilai baik (B) akan dilakukan pembinaan secara holistik (oleh
guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK, dan orang tua).

6. Penilaian
1) Jenis Penilaian
a) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b) Penilaian tugas dilakukan oleh pendidik sesuai dengan kebutuhan
pada setiap KD.
c) Penilain harian (PH) dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan
proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
d) Penilaian tengah semester (PTS) dan ulangan akhir semester,
dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
e) Penilaian akhir semester (PAS) dilakukan oleh satuan pendidikan
dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Kelompok Kerja
Madrasah Kabupaten.
f) Ujian Praktik dilakukan dengan menguji kompetensi KD pilihan
mulai kelas VII sampai IX sebelum peserta didik mengikuti ujian
madrasah dan ujjian nasional.
g) Ujian Madrasah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
h) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2) Penilaian Kompetensi Sikap


Sikap dalam mata pelajaran berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan materi pembelajaran. Secara umum, objek sikap yang
perlu dinilai dalam mata pelajaran adalah sikap terhadap: materi pelajaran,
guru/pengajar, dan proses pembelajaran.
Penilaian sikap dapat direkam oleh pendidik pada saat proses
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari yang mencakup sikap spiritual
dan sikap social. Cakupan sikap spiritual yaitu menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, dan cakupan sikap social
terdiri: jujur, disiplin, tanggungjawab, gotong royong, kerjasama, toleran,
damai, santun, responsif dan pro-aktif.
Penilaian sikap sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 sebagai
berikut:
a) Observasi (pengamatan) merupakan teknik penilaian yang dilakukan
secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak
positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
c) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik.
d) Jurnal merupakan catatan pendidik terhadap sikap peserta didik di
dalam dan di luar kelas, yang berisi informasi hasil pengamatan tentang
kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian terhadap peserta didik pada
aspek tertentu secara kronologis.
e) Capaian Penilaian Sikap
(1) Sikap (spiritual dan sosial) untuk Laporan Capaian Kompetensi
(LCK) atau rapor terdiri atas sikap dalam mata pelajaran.
(2) Capaian kompetensi sikap dalam mata pelajaran diisi oleh setiap
guru mata pelajaran, yang merupakan profil secara umum
berdasarkan rangkuman hasil pengamatan guru, penilaian diri,
penilaian antarpeserta didik, dan jurnal, selama satu semester, diisi
secara kualitatif dengan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B),
Cukup (C), atau Kurang (K).
(3) Nilai akhir sikap tidak berdasarkan rerata dari data melainkan mode
atau MODUS, yaitu berdasarakan data atau nilai sikap yang sering
muncul.
(4) Capaian kompetensi sikap antarmata pelajaran diisi oleh wali kelas
setelah berdiskusi dengan semua guru mata pelajaran, disimpulkan
secara utuh dan dinyatakan secara deskripsi koherensi.
Rambu-rambu penilaian sikap antarmata pelajaran:
1. Penilaian Sikap antar Mata Pelajaran adalah kesimpulan dari sikap
keseluruhan dalam mata pelajaran yang diputuskan melalui rapat
koordinasi bersama dengan guru mapel dan wali kelas
2. Deskripsi memuat uraian secara naratif pencapaian kompetensi sikap
sesuai dengan KI dan KD setiap mata pelajaran
3. Deskripsi sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan sikap
peserta didik, dan sikap yang masih perlu ditingkatkan.
4. Deskripsi sikap antarmata pelajaran menjadi tanggung jawab wali kelas
melalui analisis nilai sikap setiap mata pelajaran dan diskusi secara
periodik dengan guru mapel

3) Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilain potensi intelektual
yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl,
2001). Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan
melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
a) Tes tulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk
tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi
tentang kemampuan peserta tes. Tes tulis menuntut adanya respon dari
peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan
yang dimilikinya. Instrumen tes tulis dapat berupa soal pilihan ganda,
isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen
uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b) Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh
pendidik berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung
dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik.
c) Tes Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
Kriteria instrumen penugasan:
1) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
4) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik.
5) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
6) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas
diberikan secara kelompok.
7) Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota
kelompok.
8) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara
jelas.
9) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
d) Capaian Kompetensi Pengetahuan
1) Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru mata pelajaran
(Pendidik), terdiri atas: nilai proses (Nilai Harian) = NH; nilai
Ulangan Tengah Semester = NTS; dan Nilai Ulangan Akhir Semester
= NAS.
2) Nilai Harian (NH) dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, atau
penugasan setiap kompetensi dasar (KD) sesuai dengan karakteristik
KD tersebut.
3) Rerata Nilai Harian (RNH) diperoleh dari rerata hasil Tes Tulis, Tes
Lisan, dan Penugasan setiap Kompetensi Dasar (KD).
4) Capaian Kompetensi Pengetahuan merupakan RERATA atau
menggunakan bobot dari data RNH, NTS, dan NAS. Penentuan
besarnya bobot pada masing-masing RNH, NTS, dan NAS
merupakan kebijakan satuan pendidikan yang dirumuskan bersama
dengan dewan guru. Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan
bagi satuan pendidikan dalam menentukan besarnya bobot adalah: a).
tingkat cakupan kompetensi yang diukur; b). Konsistensi dan
kontinuitas pengukuran pencapaian kompetensi; c). Keakuratan
pengukuran pelaksanaan masing-masing ulangan; dan d). Pemenuhan
kompetensi secara bertahap dan menyeluruh. Dalam LCK, capaian
kompetensi pengetahuan diisi angka menggunakan skala 0 – 100
dengan diberi predikat D s.d A dengan menggunakan interval sebagai
berikut:

Interval Predikat Keterangan

91 – 100 A Sangat Baik


81 – 90 B Baik
75 – 80 C Cukup
0 – 74 D Kurang

4) Penilaian Kompetensi Ketrampilan


Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian
portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
b) Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu
secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, dan keaslian.
(1) Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan.
(2) Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan dalam pembelajaran.
(3) Keaslian Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guruberupa
bimbingan dan dukungan terhadap proyek peserta didik
c) Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik
secara individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran. Pada akhir
suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru
bersama peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut,
guru dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta
didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui
karyanya.
Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal
pembuatan sehingga dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu
ke waktu.
d) Capaian Kompetensi Keterampilan
(1) Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran
(Pendidik), terdiri atas: Nilai Praktik, Nilai Proyek, dan Nilai
Portofolio.
(2) Capaian kompetensi keterampilan bukan rerata melainkan nilai
MODE atau modus yaitu nilai yang sering muncul baik nilai praktik
(NPr), nilai proyek (NPy), maupun nilai portofolio (NPo). Dalam
LCK, capaian kompetensi keterampilan diisi angka menggunakan
skala 0 – 100 dan diberi predikat D s.d A dengan menggunakan
interval sebagai berikut:

Interval Predikat Keterangan

91 – 100 A Sangat Baik


81 – 90 B Baik
75 – 80 C Cukup
0 – 74 D Kurang

7. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Kenaikan Kelas
a) Dilaksanakan pada setiap akhir Tahun Pelajaran.
b) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90%
diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhitungkan ketidakhadiran
karena sakit atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c) Peserta didik harus mencapai KKM untuk Kompetensi Sikap,
Pengetahuan, dan Keterampilan sesuai ketentuan penilaian yang
berlaku.
d) Sikap, perilaku, budi pekerti peserta didik antara lain :
1) Tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan
tenaga pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik.
2) Tidak terlibat tindak kriminal
e) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila :
1) tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, paling banyak 3 (tiga)
mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan
memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) memiliki nilai tidak tuntas pada kelompok mata pelajaran
pendidikan agama dan akhlak mulia.
2. Kelulusan
Berdasarkan Permendikbud nomor 5 tahun 2015 maka criteria kelulusan di
MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi sebagai berikut;
A. Aspek Akademis
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran, artinya apabila telah
menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII sampai kelas IX yang
ditandai dengan tuntasnya nilai raport sesuai dengan KKM permata
pelajaran yang telah ditentukan oleh guru dan madrasah;
2. Memperoleh nilai minimal baik (B) pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq
mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga dan kesehatan.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq
mulia, meliputi:
a. Kerajinan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianut........................................................................ 1 – 30
b. Kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan ................... 1 – 20
c. Jujur dalam perkataan dan perbuatan ............................ 1 – 30
d. Sopan dalam bertindak dan santun dalam bertutur ....... 1 – 20

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan


kepribadian meliputi:
a. Memiliki kemauan dan semangat belajar ................... 1 – 20
b. Disipilin dan tidak mudah menyerah .......................... 1 – 20
c. Mematuhi aturan sekolah .......................................... 1 – 20
d. Berani bertanya dan menyampaikan pendapat ............ 1 – 20
e. Tenggang rasa dan semangat gotong royong .............. 1 – 20

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika, meliputi :


a. Apresiasi ................................................................... 1 – 30
b. Persepsi ......................................................................... 1 – 30
c. Kreasi ........................................................................... 1 – 40

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga


dan kesehatan, meliputi :
a. Kebiasaan hidup sehat .................................................. 1 – 40
b. Keterampilan melakukan gerak olah raga ....................... 1 – 30
c. Kerja sama dengan teman dalam satu team olah raga ..... 1 – 30

3. Lulus Ujian Sekolah (US) atau Ujian Madrasah (UM)


 Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian Madrasah untuk semua
mata pelajaran dengan nilai rata-rata 7,50 dan tidak boleh ada nilai
dibawah 6,50 untuk mata pelajaran umum. Khusus mata 5 mata
pelajaran agama tidak boleh terdapat nilai dibawah nilai 7,00.
 Nilai Sekolah/Madrasah diperoleh dari gabungan:
1). Rata-rata nilai rapor dengan bobot 60% Semester I sampai
semester V
2). Nilai Ujian Madrasah dangan bobot 40%
NILAI
NO MATA PELAJARAN
TEORI PRAKTIK
1 Qur’an Hadits 7.00 -
2 Fiqih 7.00 7.00
3 Akidah Akhlaq 7.00 -
4 Sejarah Kebudayaan Islam 7.00 -
5 Bahasa Arab 7.00 7.00
6 PPKn 6.50 -
7 Bahasa Indonesia 6.50 6.50
8 Matematika 6.50 -
9 Bahasa Inggris 6.50 6.50
10 Ilmu Pengetahuan Alam 6.50 6.50
11 Ilmu Pengetahuan Sosial 6.50 -
12 Penjaskes 6.50 6.50
13 Seni Budaya 6.50 6.50
14 Teknologi Informasi dan 6.50 6.50
Komputer
15 Bahasa Madura 6.50 6.50

4. Lulus Ujian Nasional


Kriteria kelulusan peserta didik untuk Ujian Nasional (UN) diatur
sebagai berikut:
1). Nilai Akhir (NA) setiap mata pelajaran yang di-UN- kan paling
rendah 50,0 (Lima Nol koma Nol).
2). Rata-rata Nilai Akhir (NA) untuk semua mata pelajaran yang di-
UN-kan paling rendah 55,5 Lima Lima koma Lima).
Nilai Akhir (NA) merupakan gabungan Nilai Madrasah dan Ujian
Nasional dengan bobot 50% Nilai Madrasah dan 50% Nilai Ujian
Nasional.
B. Aspek Non Akademis
Aspek non akademis merupakan nilai kepribadian yang meliputi
kelakuan, kerajinan, kerapian dan kebersihan sekurang-kurangnya baik
(B).
1. Penilaian komponen kelakuan meliputi :
a. Memiliki sikap hormat dan patuh kepada guru ......... 1 – 30
b. Menghargai karyawan ............................................... 1 – 10
c. Mempunyai rasa kesetiakawanan .............................. 1 – 10
d. Menghindarkan diri dari merokok ............................. 1 – 20
e. Menghindarkan diri dari minuman keras, narkoba,
tindak asusila dan kriminal .................................. 1 – 30
2. Penilaian komponen kerajinan meliputi :
a. Tertib menghadiri kegiatan belajar mengajar ............ 1 – 30
b. Aktif belajar di kelas ................................................. 1 – 30
c. Rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru .. 1 – 20
d. Aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler ................ 1 – 10
e. Aktif mengikuti upacara bendera .............................. 1 – 10
3. Penilaian komponen kerapian meliputi :
a. Memakai pakaian seragam sekolah dengan benar,
lengkap sesuai ketentuan ........................................... ....... 1 – 40
b. Tidak menggunakan pewarna rambut, khusus putera
rambut terpotong pendek dan tidak menggunakan
giwang, anting serta gelang........................................... 1 – 30
c. Menjaga ketertiban dan keteraturan di lingkungan sekolah 1 – 30
4. Penilaian komponen kebersihan meliputi :
a. Bersih jasmani dan pakaian ............................................. 1 – 50
b. Ikut menjaga kebersihan dan keindahan di lingkungan
sekolah............................................................................... 1 – 50
3. Program Remidial dan Pengayaan
Program remedial merupakan pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan
berbagai metode yang diakhiri penilaian untuk mengukur kembali tingkat
ketuntasan belajar peserta didik.
Sedangkan pembelajaran pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang
memperoleh nilai sama atau di atas krikeria ketuntasan minimal.
Program remedial dan pengayaan disusun dan dilaksanakan oleh masing –
masing guru mata pelajaran dan dilaksanakan setelah mengadakan ulangan
harian dan menganalisis hasil ulangan harian.
Pembelajaran remedial dengan prinsip :
1) adaptif
2) interaktif
3) fleksibilitas dalam metode pembelajaran
4) umpan balik
5) pelayanan sepanjang waktu
Pelaksanaan remedial diaksanakan degan cara :
1) pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
2) belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus
3) pemberian tugas/latihan
4) tutor sebaya

4. Pendidikan Kecakapan Hidup


a) Prinsip Umum Implementasi Kecakapan Hidup
Implementasi Pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran
dapat dilakukan secara integral. Hal tersebut dapat dilakukan karena
pembekalan kecakapan hidup merupakan pesan Pendidikan atau
“hidden curriculum” yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara
penyampaian bukan pada materi pesannya.
Untuk seluruh peserta didik, secara Umum prinsip implemetasi konsep
kecakapan hidup mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan praktis dengan fokus;
b) Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarahkan kepada prinsip
learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together
c) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel (flexible
learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning).
d) Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasan,
e) Perancanangan pembelajaran mengacu pada keterpaduan penguasaan
personal skill, social skill, academic skill, dan vocasional skill.
f) Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar
peserta didik aktif yaitu peserta didik sebagai subyek bukan obyek.
g) Menerapkan penggunaan multi metode dalam pembelajaran.
h) Peran Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadi proses
belajar, bukan pada terjadinya proses mengajar.
i) Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran.
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan
hidup yang dimiliki peserta didik yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dirancang melalui penggunaan variasi
metode mengajar, antara lain:
(1) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar
sesamapeserta didik, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-
masing anggota tim, kemampuan bekerja dalam tim, dan lain-lain.
(2) Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan
persoalan yang terjadi di lingkungan peserta didik. Pemilihan kasus
dapat diserahkan kepada peserta didik agar peserta didik lebih peka
untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi.
(3) Metode Eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan peserta
didik dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat,
mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan
fakta yang ada dan didukung dengan landasan teori yang telah
ditanamkam atau diberikan melalui ceramah/tanya jawab. Peserta didik
diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antar yang
satu dengan yang lainnya. Melaui kegiatan ini diharapkan kecakapan
akademik dan berfikir peserta didik terlatih dan berkembang sesuai
potensi peserta didik.
(4) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi
didepan kelas.
Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam
menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan
sekaligus mengkomunikasikan secara lisan. Dari kegiatan ini,peserta
didik berlatih bagaimana berkomunikasi lisan dan tulisan,
mengeluarkan ide-ide atau gagasan, mendengarkan dan menghargai
perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi, dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain.
(5) Debat grup, dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi,
mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, tidak
memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan
menghargai adanya perbedaan sudut pandang.

5. Pindah/Mutasi Sekolah
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA
memfasilitasi adanya siswa yang pindah/mutasi sekolah baik masuk
ataupun keluar PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHAdengan ketentuan;
a. Apabila mutasi berasal dari PENDIDIKAN KESETARAAN AL
HUSAINI WUSTHA ke sekolah/madrasah lain diupayakan yang setara
tingkat akreditasinya (A) ataupun pelaksanaan kurikulumnya
(Kurikulum 2013 bagi kelas VII dan KTSP bagi kelas VIII dan IX).
b. Apabila mutasi dari PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA ke sekolah/ madrasah lain yang tidak setara tingkat
akreditasinya ataupun pelaksanaan kurikulumnya, maka ketentuan
penerimaan diserahkan sepenuhnya pada lembaga yang akan
menerima.
c. Apabila mutasi berasal sekolah/madrasah lain yang ingin masuk ke
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHAmaka harus
setara tingkat akreditasinya (A) ataupun pelaksanaan kurikulumnya
(Kurikulum 2013 bagi kelas VII dan KTSP bagi kelas VIII dan IX).
d. Apabila mutasi berasal sekolah/madrasah lain yang ingin masuk ke
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHAtidak setara
tingkat akreditasinya ataupun pelaksanaan kurikulumnya, maka calon
peserta didik yang bersangkutan harus mengikuti program
“MATRIKULASI” terlebih dahulu dan akan diadakan tes awal untuk
kelayakan yang bersangkutan.
Untuk kepentingan administrasi, proses mutasi harus melengkapi
berbagai dokumen yang diperlukan diantaranya; buku raport, surat mutasi,
foto copy ijasah dan SKHUN pendidikan sebelumnya, foto copy NISN,
foto copy akte kelahiran dan foto copy KK serta KTP orang tua.
Untuk pelaksanaan pindah Madrasah/Sekolah dalam satu kabupaten
harus mengetahui pengawas di kantor kementerian agama kabupaten.
Namun untuk mutasi lintas provinsi/kabupaten/kota, harus
dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Penma Kanwil
Kemenag dan Kabupaten/kota setempat.

6. Kewirausahaan
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHAdalam
implementasi kurikulum melaksanakan proses pembelajaran muatan local
membatik dan kerajinan tangan yang disesuaikan dengan keadaan
lingkungan sekitar madrasah. Kewirausahaan dilaksanakan dengan
menghayati sikap kerjasama, bertanggungjawab, kreatif dan inovatif dengan
membuat karya dan memperhatikan estetika produk untuk membangun dan
memperluas karya kerajinan.
Pendidikan kewirausahaan dilakukan mulai dari memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minat peserta didik dengan mempertimbangkan daya
dukung lingkungan. Kewirausahaan dilakukan dengan memberdayakan
hasil karya peserta didik untuk dijadikan produk unggulan dan
diperkenalkan serta dipasarkan untuk khalayak umum.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan


pembelajaran peserta didik selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari
libur. Kalender pendidikan disusun dan disesuaikan setiap tahun oleh madrasah
dengan mengacu pada edaran dan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh
Kantor Wilayah Kementerian pendidikan dan kebudayaan Propinsi Jawa Timur
untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Kalender pendidikan
diterjemahkan menjadi kalender pendidikan PENDIDIKAN KESETARAAN AL
HUSAINI WUSTHA yang ditelaah oleh tim pengembang kurikulum dan
pengembang madrasah dan selanjutnya disusun agenda kegiatan proses belajar
mengajar per semester.
Pengaturan waktu belajar juga harus mengacu pada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta
didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah pusat atau pemerintah
daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran adalah sebagai berikut:

A. Permulaan Tahun Pelajaran


Untuk kelas VII hari-hari pertama masuk sekolah harus mengikuti
kegiatan Masa Pengenalan Lingkumgan Madrasah (MPLM), yaitu mulai tanggal
18 sampai dengan 23 Juli 2019 untuk mempersiapkan peserta didik baru untuk
belajar dengan baik di PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 hari karena bersamaan dengan kegiatan
kepramukaan model blok yang diikuti oleh semua peserta mulai VII sampai kelas
IX yang dibimbing oleh semua dewan guru.
Sedangkan permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas
dimulai pada hari Senin tanggal 25 Juli 2019.
B. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun
pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu
pembelajaran sebagai berikut:
HARI WAKTU BELAJAR
Senin 07.00 – 13.20
Selasa 07.00 – 12.40
Rabu 07.00 – 12.40
Kamis 07.00 – 12.40
Jum’at 07.00 – 10.45
Sabtu 07.00 – 13.20

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan madrasah, waktu pembelajaran


efektif belajar sebagai berikut:
Jumlah Minggu
Bulan Keterangan
Minggu Efektif
Libur Akhir Tahun
Juli 2019 5 1 Pelajaran, Idul Fitri,
pelaksanaan MPLM,
Agustus 2019 5 5
September 2019 4 4
Penilaian Tengah
Oktober 2019 4 3
Semester
November 2019 5 5
Penilaian Akhir Semester,
Desember 2019 4 0 Pengisian LHB dan Libur
Akhir Semester
Januari 2020 4 4
Februari 2020 4 4
Maret 2020 5 4 Ujian Praktik
April 2020 4 2 UAM/UAMBN
Ujian Nasional Utama,
Mei 2020 5 3 Libur Awal Puasa,
Efektif Fakultatif
Ulangan Kenaikan
Juni 2020 4 0 Kelas dan Libur
Akhir Semester
Jumlah 53 35

C. Libur Madrasah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh madrasah, pemerintah
pusat, provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di
sekolah. Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari
libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang
dan jenis Pendidikan.
Hari libur yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah:
 Libur Semester 1: 18 Dersember 2019 – 1 Januari 2020
 Libur Semester 2: 19 Juni 2019 – 15 Juli 2019
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:
 Tahun Baru
 Idul Fitri dan Cuti Bersama
 Idul Adha
 Tahun Baru Imlek
 Tahun Baru Hijriah
 Hari Raya Nyepi
 Maulid Nabi Muhammad SAW
 Tahun Baru Imlek
 Wafat Isa Al masih
 Hari Buruh
 Hari Raya Waisak
 Kenaikan Isa Al Masih
 Hari Kemerdekaan RI
 Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
 Hari Raya Natal

D. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan madrasah tahun pelajaran 2019-2020 adalah
sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.

RENCANA KEGIATAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2019-2020

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KET.

1. Penerimaan Peserta didik Baru 27 – 29 Juni 2019

2. Daftar Ulang Peserta Didik Baru 1 – 2 Juli 2019

3. Penyusunan Jadwal Pembelajaran 14 – 16 Juli 2019

4. Pembagian Kelas VII 15 Juli 2019

5. Masa Pengenalan Lingkungan 18 - 23 Juli 2019


Madrasah & Kemah Pramuka Blok
6. Pembagian Kelas VIII 18 Juli 2019

7. Pembagian Kelas IX 19 Juli 2019

8. Rapat Pleno Komite (Orang Tua 2 Agustus 2019


Peserta didik)
9. Rapat Persiapan KBM Semester I 16 Juli 2019

10. Hari pertama tahun pelajaran 2019-


25 Juli 2019
2020

11. Menyusun program penilaian, Minggu ke 2


remedial, dan pengayaan Agustus 2019
12. Rapat Koordinasi TU Setiap hari Senin Setiap
Minggu Pertama Bulan
13. Rapat Kordinasi dengan Wali Agustus 2019 & Setiap
Peserta Didik Februari 2020 Semester
14. Rapat Kordinasi Pembina OSIS Setiap hari Senin Setiap
Minggu Pertama Bulan
15. Rapat Koordinasi Staf & Wakil Setiap hari Senin Setiap
Minggu Keempat Bulan
16. Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2019 Upacara

17. Remedial/Pengayaan Setiap hari efektif Di luar jam


belajar PBM
18. Penilaian Tengah Semester Ganjil Oktober 2019

19. Pemilihan Ketua OSIS Periode Oktober 2019


2019/2020
20. Latihan Dasar Kepemimpinan November 2019
Siswa (LDKS)
21. Penilaian Akhir Semester Ganjil Desember 2019

22. Rapat Evaluasi Smt. 1 & Persiapan


15 Desember 2019
Smt.2
23. Pembagian LHBPD 27 Desember 2019

24. Libur Semester 1 19 Desember 2019


s.d 1 Januari 2020
25. Hari pertama semester 2 2 Januari 2020

26. Rapat Pembentukan Panitia Januari 2020


UM/UN
27. Pemantapan Kelas IX April 2020

28. Bimbingan Belajar Januari - Maret


2020
29. Ujian Praktik Maret 2020

30. Ujian Madrasah April 2020

31. TO Ujian Nasional Maret – April 2020


32. Ujian Nasional 2,3,4,8 Mei 2020

33. Rapat Kelulusan Juni 2020

34. Pelepasan Peserta Didik kelas IX Juni 2020


35. Penilaian Kenaikan Kelas Juni 2020

36. Rapat Kenaikan Kelas & Evaluasi 15 Juni 2020


Tahun Pelajaran 2019-2020
37. Pembagian LHB 17 Juni 2020

E. Pengembangan Silabus dan RPP


Pengembangan silabus dan RPP dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah Madrasah atau beberapa Madrasah
melalui kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk memperoleh
hasil yang maksimal. Adapun pengembangan silabus dan RPP di PENDIDIKAN
KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA ditempuh dengan cara;
1. Pengembangan silabus di PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHAtahun pelajaran 2019-2020 merupakan pengembangan dan revisi
dari silabus tahun yang lalu melalui penugasan yang diselenggarakan pada
bulan Juni 2019.
2. Silabus setiap mata pelajaran disusun berdasarkan kalender Pendidikan
satuan Pendidikan PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHA, yakni 18 minggu efektif di semester 1 dan 17 minggu efektif di
semester 2.
3. Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada
struktur kurikulum yang tersedia di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 21 tahun 2019 tentang standar Isi dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2019
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Tingkat Pendidikan Dasar dan Mengengah.
4. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran di dalam silabus,
disesuaikan dengan standar kompetensi dasar tiap mata pelajaran
berdasarkan alokasi waktu yang tersedia, berdasarkan struktur kurikulum
dan kebutuhan PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHA.

1. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar, harus memberi pengalaman belajar kepada peserta
didik yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar.
Pengalaman belajar yang diberikan dapat melalui pendekatan
pembelajaran bervariasi, dan berpusat pada peserta didik, serta memuat
kecakapan hidup yang perlu dilatihkan pada peserta didik serta nilai-nilai
karakter bangsa.
Untuk kelas VIII dan IX kelompok mata pelajaran pendidikan
agama dan akhlaq mulia, proses pembelajaran dirancang dengan
menggunakan pendekatan saintifik dengan mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, serta materi pelajaran yang faktual,
konseptual, dan prosedural. Sedangkan untuk kelompok mata pelajaran
Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Estetika, serta Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan tetap menggunakan
pendekatan pembelajaran aktif dan menyenangkan.
Sedangkan untuk kelas VII kelompok mata pelajaran pendidikan
agama dan akhlaq mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, serta Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan proses pembelajaran dirancang dengan menggunakan
pendekatan saintifik dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, serta materi pelajaran yang faktual, konseptual, dan
procedural secara utuh.

2. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Perumusan indikator pencapaian kompetensi mengacu kepada hasil
analisis materi dan potensi peserta didik serta kebutuhan lingkungan
sekitar agar dicapai perubahan perilaku dan dapat diukur mencakup
sikap, pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai karakter bangsa.
Perumusan indicator pencapaian kompetensi diharapkan betul-betul
tercapai sehingga kompetensi peserta didik pada setiap KI/KD sesuai
dengan yang diharapkan oleh semua pihak.

3. Jenis Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk dan penilaian
diri. Pendidik dituntut untuk melaksanakan penilaian autentik yang
berarti penilaian asli dari awal, sepanjang proses pembelajaran, dan nilai
hasil belajar yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang
diajarkan.
Sistem penilaian berbentuk penilaian berkelanjutan, artinya semua
indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan,
ketercapaian kompetensi yang telah dicapai dan yang belum tercapai.
Untuk kompetensi yang belum tecapai diadakan remedial baik individu
maupun kelompok yang dilaksanakan sebelum melanjutkan ke
materi/KD berikutnya.

4. Pengembangan Silabus dan RPP Berkelanjutan


Pengembangan silabus dan RPP secara berkelanjutan yang dilakukan
di PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHAadalah
sebagai berikut;
1) Melakukan evaluasi dan revisi terhadap kurikulum madrasah
minimal setiap akhir semester;
2) Mengadakan In House Training tentang Kurikulum 2013,
pendalaman silabus dan penyusunan RPP
3) Mengikut sertakan tenaga pendidik PENDIDIKAN KESETARAAN
AL HUSAINI WUSTHAdalam berbagai pelatihan, baik di sekolah,
tingkat kabupaten, provinsi, maupun tingkat nasional.
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti
oleh masing-masing guru mata pelajaran. Silabus harus dikaji dan
dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan
hasil evaluasi rencana pembelajaran.
Tugas masing-masing guru adalah mengembangkan silabus yang
sudah disepakati ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, yang
memuat hal-hal berikut:
a. Nama Madrasah
b. Identitas Mata Pelajaran
c. Kelas/Semester
d. Alokasi Waktu
e. Kompetensi Dasar, yakni menuliskan kompetensi dasar yang tertuang
dalam silabus.
f. Indikator, yakni penjabaran dari kompetensi dasar sebagaimana
tertuang dalam silabus
g. Materi Pembelajaran, yakni uraian materi pokok/pembelajaran
sebagaimana tertuang dalam silabus ke dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip relevansi, konsistensi dan adekuasi.
h. Kegiatan Pembelajaran, yakni langkah-langkah pembelajaran sebagai
penjabaran dan pengembangan dari kegiatn pembelajaran yang
tertuang dalam silabus. Pada kegiatan ini guru hendaknya
mengembangkan life kills serta menanamkan nilai-nilai Islam sebagai
ciri khas dari Madrasah dan nilai-nilai karakter bangsa.
i. Penilaian, yakni menentukan cara penilaiannya dengan mengacu
kepada indikator-indikato hasil belajar yang ditetapkan.
j. Alat/Sumber Belajar, yakni menentukan rujukan, objek dan/atau
bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, apakah berupa
media cetak dan elektronik, narasumber, atau lingkungan fisik, alam,
social, dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi, sarana
dan sumber belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dan
indikator tersebut.
BAB V
PENUTUP

Demikianlah penyusunan dan pengembangan Kurikulum PENDIDIKAN


KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHATahun Pelajaran 2019-2020 telah
selesai kami laksanakan, dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang
ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran, khususnya di
PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI WUSTHAdan di Indonesia pada
umumnya. Karena pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat
perhatian dan diutamakan oleh semua pihak sebab investasi dibidang ilmu
pengetahuan akan membawa dampak untuk kemajuan bangsa di masa yang akan
datang.
Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi
madrasah dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencerahan
proses pendidikan anak bangsa. Kepada semua pihak yang telah membantu
selesainya kurikulum PENDIDIKAN KESETARAAN AL HUSAINI
WUSTHAini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan kami
berdo’a semoga Allah SWT membalas amal baik Bapak/Ibu/Saudara dengan
pahala yang berlipat ganda.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita semua bertawakal, semoga
apapun yang kita lakukan senantiasa mendapatkan ridlo-Nya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai