Anda di halaman 1dari 5

Nama : Saddam Khaliq Wijaya

NIM : 1902799
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan Arsiterktur
Prodi : Pendidikan Teknik Arsitektur
Dosen Pengampu : Dr. Lilis Widianingsih, S.Pd, M.T
LAPORAN OBSERVASI KUNJUNGAN
KE SMK PEMBANGUNAN UMUM NEGERI
KOTA BANDUNG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan
khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun secara
profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau perusahaan. Menurut UU Sistem
Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) disebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Untuk menunjang tujuan ini, dirancang Pendidikan Sistem Ganda (PSG),
sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini
dilaksanakan pada lembaga (tempat) yaitu di sekolah dan di dunia kerja. Upaya ini dilakukan
dalam rangka meningkatkan mutu tamatan SMK dalam menciptakan relevansi pendidikan
dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja yang memiliki
kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Keberadaan SMK dituntut untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, yaitu kebutuhan tenaga kerja. Sehingga peserta didik dituntut untuk
memiliki keterampilan serta sikap professional dalam bidangnya. Sesuai dengan tujuan SMK
dalam kurikulum SMK Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan :
1. Memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional.
2. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mengembangkan diri.
3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/
dunia industri saat ini dan masa yang akan datang
4. Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif dan kreatif.
Keberadaan SMK dalam mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil
masih perlu ditingkatkan. Belum semua lulusan SMK dapat memenuhi tuntutan lapangan
kerja sesuai dengan spesialisasinya. Hal ini karena adanya kesenjangan antara keterampilan
yang dimiliki oleh lulusan SMK dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Selain
keterampilan, peserta didik SMK belum sepenuhnya memiliki kesiapan kerja, karena masih
banyak lulusan SMK yang masih menganggur. Seperti yang tertera dalam data Badan Pusat
Statistik (BPS). Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 117,4 juta
orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2011 mencapai 7,7
juta orang atau 6,56% dari total angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka untuk
lulusan pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan masih tetap
menempati posisi tertinggi, yaitu masing-masing sebesar 10,66% dan 10,43% dari total
tingkat pengangguran terbuka dibanding dengan lulusan pendidikan SD sebesar 3,56%,
lulusan SMP sebesar 8,37%, Diploma I/II/III sebesar 7,16% dan lulusan Perguruan tinggi
sebesar 8,02 dari total tingkat pengangguran terbuka. Gejala kesenjangan ini disebabkan
oleh berbagai hal, antara lain pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh
sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia
kerja, sehingga kesiapan kerja peserta didik menjadi kurang.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019 yang mana
salah satu programnya menyatakan setiap Kabupaten/Kota memiliki minima 1 Sekolah
Menengah Rujukan/Model. Dalam mewujudkan rencana tersebut diperlukan sebuah
pembinaan kepada SMK yang selanjutnya untuk ditetapkan dan dikembangkan menjadi
SMK Rujukan.

Rencana ini merupakan sebuah upaya yang perlu dilakukan secara sungguh-sungguh,
berkesinambungan dan memerlukan sinergi antar subdirektorat di lingkungan Direktorat
Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya. Agar SMK tersebut dapat mencapai
profil/kinerja SMK Rujukan sesuai dengan yang direncanakan. Dalam proses pembinaannya
perlu dilakukan secara berkesinambungan hal ini guna mencapai profil/kinerja SMK Rujukan
sebagai SMK yang memiliki Kinerja unggul,akses besar, dan efektif dalam pengelolaan
institusi, selain itu SMK Rujukan juga harus berbagi sumber daya yang dimilikinya dengan
SMK aliansinya sehingga dapat mendukung program peningkatan dan pemerataan mutu
SMK di seluruh Indonesia.

Adapun definisi dari sekolah Menengah Kejuruan (SMK) rujukan ini adalah SMK yang
memiliki kinerja unggul, akses besar, dan efektif dalam mengelola institusi serta
mendampingi SMK aliansinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran bermutu. SMK
rujukan adalah sekolah yang dijadikan percontohan atau Role Model bagi SMK-SMK yang
lain untuk menjalankan proses pembelajaran baik formal maupun nonformal. Biasanya SMK
rujukan ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap untuk semua jurusan yang ada di sekolah
tersebut. Adapun tujuan dari dibentuknya program sekolah rujukan ini antara lain;

1. Peningkatan mutu : untuk meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran


formal dan nonformal.

2. memiliki akses yang besar : memiliki fasilitas yang lengkap sehingga mengoptimalkan
proses pembelajaran.

3. Efektif sebagai penjamin mutu : menjamin lulusan-lulusannya menjadi tenaga kerja


yang sangat siap untuk langsung terjun ke lapangan.

4. Rela berbagi sumber daya.

Ada juga target dari dibentuknya program SMK Rujukan ini adalah dapat dijadikan rujukan
tentang mutu dalam Pengelolaan institusi , proses pembelajaran, penilaian, layanan prima
dan kebekerjaan siswa SMK. SMK rujukan ditargetkan menjadi rujukan atau panutan dalam
menjalankan segala kegiatan yang ada dalam sekolah yang mencakup proses pembelajaran
yang baik, proses penilaian bagi para siswa-siswa, layanan yang dikembangkan oleh sekolah
dan kebekerjaan para siswa.

SMK Rujukan ini terdiri dari beberapa SMK Aliansi sehingga, SMK Rujukan ini adalah
kumpulan dari beberapa aliansi SMK-SMK yang memiliki visi dan misi yang sama. Menurut
Harris And Bannet, 2001 ada beberapa syarat untuk menjadikan sekolah menjadi sekolah
efektif diantaranya: kepemimpinan yang profesional, visi dan misi bersama, kultur sekolah
dan lingkungan belajar, fokus pada kegiatan pembelajaran, harapan yang tinggi pada hasil
pembelajaran, penguatan positif pada sikap, pemantauan kemajuan belajar, menguatkan
hak dan tanggung jawab peserta didik, pemberian materi pembelajaran yang kaya makna,
Pengelolaan institusi sebagai organisasi pembelajar.

Bagi SMK-SMK yang ingin menjadi SMK Rujukan harus memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Ada beberapa standar yang harus dilengkapi oleh SMK-SMK
yang ingin meng-upgrade menjadi sekolah rujukan dan wajib dipenuhi diantara lain :

1. Memiliki peserta didik > 1000 siswa

2. guru produktif yg cukup ~ > 75

3. lahan yg siap dikembangkan>5000 m2

4. jaringan kerja sama industri > 100 industri

5. fasilitas sarana dasar yg baik

6. Letak sekolah di lokasi strategis

7. kinerja baik, khususnya dalam bidang kebekerjaan, dan nilai UN

8. Memiliki fasilitas dan kemampuan sebagai TUK

9. Para siswanya berkarakter baik.

Ini adalah syarat-syarat/kriteria daripada SMK Rujukan yang telah dipatenkan oleh
pemerintah.

Peta SMK Rujukan di Indonesia secara menyeluruh

1. 1650 SMK Rujukan tersebar diseluruh Indonesia, dan hanya 14 Kabupaten yang belum
memiliki SMK yang belum bisa ditentukan SMK Rujukan;

2. Penyebaran SMK Rujukan bervariasi antara 1– 8 di setiap satu kabupaten/kota.

Tentunya SMK rujukan ini memiliki fungsi yang banyak agar dapat memudahkan program
pembelajaran. SMK Rujukan berfungsi sebagai SMK yang unggul, efektif dan berakses besar
sehingga para lulusannya pun akan menjadi lulusan yang unggul dan siap terjun ke
lapangan. Selain itu, SMK Rujukan menjadi tempat TUK dan ujian online kejuruan serta
menjadi SMK ICT Center. Jadi SMK Rujukan ini menjadi wadah atau pusat pengujian bagi
para siswa-siswa yang ingin melanjutkan studinya ke sekolah kejuruan. SMK Rujukan juga
berfungsi menjadi pusat promosi lulusan SMK dan kerjasama industri yang dimana dapat
memudahkan bagi para lulusannya untuk melanjutkan karir mereka.

Tentunya rancangan SMK Rujukan ini haru memiliki strategi atau cara yang digunakan agar
program SMK Rujukan ini berjalan dengan lancar. Adapun beberapa strategi yang digunakan
untuk meningkatkan mutu SMK Rujukan adalah sebagai berikut :

1. Sinergi (Resource sharing) dalam Pemnafaatan fasilitas, Jaringan kerjasama,


Kebekerjaan, TUK- Sertifikasi, PTK dan Materi Pembelajaran.

2. Integrasi sistem informasi dan manajemen pengembangan manajemen kelembagaan


dan Pembelajaran.

3. TIK penerapan sistem “on line” , pendataan dan sistem informasi.

4. Intervensi usaha untuk peningkatan kualifikasi dan kompentensi PTK, Peserta Didik
dan peran serta masyarakat/ DUDI.

SMK Pembangunan Umum Negeri Bandung yang sudah kami kunjungi pada hari Kamis,
tanggal 12 Desember 2019 kemarin belum memenuhi syarat untuk dijadikan salah satu
SMK Rujukan di Kota Bandung. Dikarenakan SMK Pembangunan Umum Negeri ini
memiliki lahan yang terbatas dan kurang luas sehingga belum memenuhi syarat untuk
bisa dijadikan SMK Rujukan. Dan yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa salah satu
syarat untuk menjadi SMK Rujukan adalah para peserta didik memiliki karakter yang
baik, sementara di SMK PU Negeri bandung ini memiliki siswa-siswa yang memiliki
permasalahn dengan badan hukum sehingga belum memnuhi syarat untuk menjadi SMK
Rujukan di Kota Bandung.

Program Pengembangan SMK Rujukan ini tersebar luas di seluruh provinsi di Indonesia
dan setiap SMK yang Beraliansi wajib memiliki keahlian yang sama sehingga salah satu
dari mereka dapat dijadikan SMK Rujukan. Di Kota Bandung contohnya, salah satu SMK
Rujukan di Kota Bandung adalah SMK 5 Negeri Bandung. SMKN 5 Kota Bandung
termasuk ke dalam salah satu sekolah rujukan untuk jurusan Desain Permodelan dan
Informasi Bangunan (DPIB). Maka dari itu seluruh SMK yang memiliki jurusan atau
keahlian yang sama dapat mencontoh apa yang diupayakan oleh SMK Negeri 5 Kota
bandung ini. Salah satu SMK yang menjadi Aliansi SMKN 5 Kota Bandung adalah SMK
Pembangunan Umum Negeri Bandung yang mencontoh kinerja daripada SMKN 5 Kota
Bandung khusus dalam jurusan Desain Pembangunan dan Informasi Banguan (DPIB) ini.

SMK Pembangunan Umum mencontoh kinerja dari SMKN 5 Kota Bandung dari segala
bidang baik itu akademik dan non-akademiknya ataupun sarana dan prasarananya seperti
ruang gambar manual, ruang gambar digital, serta alat-alat lainnya yang dapat
menunjang proses belajar mengajar peserta didik. Tidak hanya sampai disana, SMK
Pembangunan Umum Negeri ini juga mencontoh program-program yang ada di SMKN 5
Kota Bandung baik itu sistem penilaian siswa, proses pendaftaran penerimaan siswa baru,
layanan-layanan yang diberikan kepada peserta didik, serta beberapa kerja sama dengan
beberapa perusahaan untuk memudahkan para lulusan untuk melanjutkan karirnya.

Anda mungkin juga menyukai