Anda di halaman 1dari 29

1.

1 Rasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka (1)
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada Standar Proses
Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada PMK diarahkan
untuk mencapai tujuan yang dikembangkan berdasarkan profil lulusan yaitu:
(1), beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur; (2) memiliki sikap mental yang kuat untuk
mengembangkan diri secara berkelanjutan; (3) menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta
memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
(4) memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja pada pihak
lain atau berwirausaha, dan (5) berkontribusi dalam pembangunan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global.
Proses Pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik. Selain itu proses pembelajaran juga
memberikan ruang untuk berkembangnya keterampilan abad 21 yaitu kreatif, berfikir kritis,
penyelesaian masalah, kolaborasi, dan komunikasi yang memberikan peluang bagi pengembangan
prakarsa dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan psikologis peserta didik.
Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik program keahlian yang berada
pada bidang keahlian yang dilakukan di sekolah/madrasah, di dunia kerja atau gabungan dari
keduanya. Pelaksanaan proses pembelajaran melibatkan dunia kerja terutama melalui model
penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan.
Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya disebut PKL adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
di dunia kerja dan/atau lapangan kerja lain untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan
kompetensi. Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk
memperkuat pembelajaran dengan cara pembimbingan peserta didik saat praktik kerja lapangan.

1
Penyelenggaraan PKL merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang melibatkan masyarakat, khususnya dunia kerja, tujuan utamanya selain untuk
memperkuat penguasaan kompetensi teknis sesuai dengan Kompetensi Keahliannya juga
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menghayati dan mengamalkan
untuk menginternalisasi nilai-nilai positif “keduanikerjaan”, dalam rangka membangun pribadi peserta
didik yang berkarakter. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), khususnya pada Pasal 6 yang menyatakan bahwa
“Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilakukan secara terintegrasi
dalam kegiatan intrakurikuier, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Pengintegrasian PPK dalam pelaksanaan PKL sangat penting karena diharapkan dapat mendukung
dalam membangun dan membekali peserta didik menjadi generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan
jiwa Pancasila dalam menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Pelaksanaan PKL harus
dirancang dan dilaksanakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter
diantaranya adalah nilai-nilai jujur, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
menghargai prestasi, komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung-jawab.
Program PKL sangat penting dalam rangka memberikan bekal kemampuan nilai- nilai positif kepada
peserta didik, oleh karena itu perlu dibuat suatu pedoman yang betul-betul dapat dihjadikan acuan oleh
semua yang terlibat dalam pelaksanaanya, sesuai dengan pernyataan pada Pasal 4 Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah yang dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran di dunia kerja
berupa Praktik Kerja Lapangan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jendral terkait.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diberi amanah oleh undang-undang untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang siap memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif. Lulusan
SMK idealnya merupakan tenaga kerja yang siap pakai, dalam arti langsung bisa bekerja di Dunia
Usaha dan Dunia Industri. Permasalahan SMK saat ini pada umumnya terkait dengan keterbatasan
peralatan, masih rendahnya biaya praktek, dan lingkungan belajar yang tidak serupa dengan dunia
kerja. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaksiapan lulusan dalam memasuki dunia kerja.
Ketidaksiapan lulusan SMK dalam melakukan pekerjaan yang ada di dunia kerja mempunyai dampak
terhadap dunia kerja, karena dunia kerja harus menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan
tenaga kerjanya. Dengan demikian pihak dunia harus mengalokasikan biaya ekstra di luar biaya
produksi. Sebenarnya pihak dunia kerja dan pihak sekolah memiliki keterbatasan masing-masing
dalam membentuk dan mendapatkan tenaga kerja siap

2
pakai. Pihak sekolah memiliki keterbatasan dalam pembiayaan dan penyediaan lingkungan belajar,
sementara pihak dunia kerja memiliki keterbatasan sumber daya pendidikan untuk membentuk
tenaga kerja yang dibutuhkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan lulusan SMK yang siap pakai,
maka kedua belah pihak semestinya melakukan upaya, atau paling tidak keterlibatan industri untuk
ikut menyusun program.
Dengan pelaksanaan PKL diharapkan peserta didik dapat menguasai sepenuhnya aspek-aspek
kompetensi yang dituntut kurikulum, secara efektif peserta didik mendapat kesempatan
mengembangkan kompetensi keahlian sesuai dengan Kompetensi Keahlian masing–masing, sehingga
peserta didik diharapkan bisa menyesuaikan diri dengan situasi dunia yang sebenarnya. Selain itu
peserta juga diharapkan memiliki sikap kerja yang profesional seperti disiplin, ketelitian, etos kerja,
dan kerjasama yang lebih dini di dunia kerja yang akan menjadi dunianya kelak setelah menamatkan
pendidikannya di SMK.
SMK Negeri 1 mandau adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Kota
Dumai berkonsentrasi pada Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, yang memiliki 6 Kompetensi
Keahlian yakni Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), Teknik Instalasi Tenaga Listrik
(TITL), Teknik Pengelasan (TPL), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), dan Teknik Elektronika
Industri (TEI) serta Agribisnis Tanaman Pangan & Hortikultura (ATPH).

1.2 Dasar Hukum


1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan

3
1.3 Tujuan PKL

Program PKL disusun bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi Institusi/Industri Pasangan (IP)
dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sebagai peserta PKL, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi DUDI terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di
SMK. Tujuan PKL antara lain sebagai berikut.
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam rangka
menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil
kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan mengambangkan
kepribadiannya yang berkarajter sesuai dengan nilai-nilai positif yang tumbuh dan diperlukan oleh
masyarakat, khususnya di dunia kerja yang ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja sesuai
tuntutan pasar kerja global.
4. Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar
kompetensi lulusan.
Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan yang memadukan secara sistematis dan sistemik program
pendidikan di sekolah (SMK) dan program pelatihan penguasaan vkeahlian di dunia kerja (DUDI).

1.4 Manfaat PKL


1. Manfaat bagi peserta didik
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa pengalaman kerja zlangsung (real) dalam
rangka menanamkan iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menamkan etos kerja yang tinggi sesuai budaya industri.
d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipelajari.
e. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/ arahan pembimbing industri dan dapat
berkontribusi kepada dunia kerja.
f. Memperkuat kepribadiannya yang berkarater sesuai dengan tuntutan nilai-nilai yang tumbuh dari budaya
industri.

4
2. Manfaat bagi sekolah
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan duni kerja (DUDI).
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama PKL.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum, proses
pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL.
d. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat secara terencana dan
implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya industri sebagai salah satu bentuk implementasi
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Peningatan Pendidikan Karakter.
e. Meningkatkan kualitas lulusan.

3. Manfaat bagi dunia kerja


a. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat sekolah sehingga dapat
wahana dalam promosi produk.
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk perkembangan DUDI.
c. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap dunia pendidikan sebagai
implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016.

1.5 Ruang Lingkup PKL


Pelaksanaan PKL mencakup serangkaian fase kegiatan yang membantu mengartikulasikan peran peserta
didik, guru pembimbing, dan pembimbing industri selama proses PKL. Ruang Lingkup PKL yang
diadaptasi dari Hansman (2001) meliputi:
1. Tahap I : Pengamatan
Peserta didik mengamati kinerja (pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan nilai- nilai karakter budaya
industri) dari suatu kegiatan di tempat PKL, kemudian merencanakan mengartikulasikannya dalam suatu
kegiatan nyata/riil.
2. Tahap II : Meniru Tindakan (Approximating)
Peserta didik meniru tindakan berupa keterampilan, sikap kerja dan nilai-nilai karakter budaya industri
yang dilakukan oleh pekerja/staf DUDI/pembimbing industri.

5
Peserta didik mencoba kegiatan yang memungkinkan membandingkan apa mereka lakukan dengan
dilakukan oleh ahli.
3. Tahap III : Kerja dengan Bantuan dan Pengawasan
Peserta didik mulai bekerja/beroperasi secara lebih rinci di bawah pengawasan dan bantuan pembimbing
industri. Mereka bekerja sesuai dengan standar tempat kerja. Kemampuan peserta didik meningkat
melalui bantuan ahli atau pembimbing industri.
4. Tahap IV : Bekerja Mandiri (Self-directed Learning)
Peserta didik hanya minta bantuan jika diperlukan. Peserta didik mencoba tindakan nyata berupa
keterampilan, sikap kerja dan nilai-nilai karakter budaya industri di dunia kerja (DUDI), namun tetap
membatasi dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang dipahami. Peserta didik melakukan tugas
yang sebenarnya dan hanya mencari bantuan bila diperlukan dari ahli.
5. Tahap V : Aktualisasi dan Eksplorasi
Peserta didik melakukan aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja dan nilai-nilai karakter budaya industri yang sudah dimiliki. Dalam tahap ini peserta didik
memberikan tanggapan terhadap pengembangan metode kerja, prosedur kerja, formula dan lain-lain yang
digunakan di dunia kerja/DUDI.

1.6 Struktur Unit PKL


GURU PEMBIMBING : PEMBIMBING :
SAEFUL FAJRI, ST ARIF FADHILLA NST

PESERTA PKL :
1. SATRIA GUSTI E.P.

6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Tempat Pelaksanaan PKL


Penulis melakukan PKL Di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang beralamat di Jl. Lingkar
pelabuhan No. 1 Kota/Kab Medan Kode Pos : 20411 Telepon : (061) – 41000055

2.2 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan PKL


Adapun waktu untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) adalah mulai dari tanggal 10
April 2019 sampai tanggal 10 September 2019. Pada Divisi SDM & UMUM Di PT. Pelabuhan
Indonesia I ( Persero )
2.3 Deskripsi Umum:

2.3.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada awalnya masa penjajahan Belanda adalah perusahaan
dengan nama “Haven Bedrijf". Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pada periode 1945-1950,
Perusahaan berubah status menjadi Jawatan Pelabuhan. Pada 1969, Jawatan Pelabuhan berubah menjadi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama
PNP.

7
Periode 1969-1983, PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Pengusaha Pelabuhan dengan nama Badan
Pengusahaan Pelabuhan disingkat BPP. Pada 1983, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983
Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) dirubah menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I disingkat
Perumpel I. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I berubah status menjadi PT
Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berdasarkan Akta No. 1 tanggal
1 Desember 1992 dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8519.HT.01.01 tahun 1992
tertanggal 1 Juni 1992 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 8612 tanggal
1 November 1994, tambahan No. 87.
Berdasarkan Akta No. 207 tanggal 30 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Notaris Risna Rahmi Arifa, S.H.,
anggaran dasar Perusahaan mengalami perubahan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan dari
Rp1.800.000.000.000 (Rp1,8T) yang terbagi atas 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp.1.000.000
per saham menjadi Rp6.800.000.000.000 (Rp 6,8 triliun) yang terbagi atas 6.800.000 saham dengan nilai
nominal Rp1.000.000 per saham. Berdasarkan akta tersebut juga telah terjadi peningkatan modal disetor
Perusahaan dari Rp511.960.000.000 yang terbagi atas 511.960 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000
per saham menjadi Rp1.700.000.000.000 yang terbagi atas 1.700.000 saham dengan nilai nominal
Rp1.000.000 per saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dariMenteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU.05403.40.20.2014 tanggal 11 Juli
2014.
Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241,
Sumatera Utara, Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2001, kedudukan, tugas dan
kewenangan Menteri Keuangan selaku Pemegang Saham pada Persero/ Perusahaan Terbatas dialihkan
kepada Menteri BUMN Republik Indonesia, sedangkan pembinaan Teknis Operasional berada ditangan
Departemen Perhubungan Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut.
Sebelum tahun 2008, Perusahaan bergerak dalam bidang jasa kepelabuhan, pelayanan peti kemas,
terminal dan depo peti kemas, usaha galangan kapal, pelayanan tanah, listrik dan air, pengisian BBM,
konsolidasi dan distribusi termasuk hewan, jasa konsultasi kepelabuhan dan pengusahaan kawasan
pabean. Sejak tahun 2008, dalam rangka optimalisasi sumber daya maka Perusahaan dapat melakukan
kegiatan usaha lain meliputi jasa angkutan, sewa dan perbaikan fasilitas, perawatan kapal dan peralatan,
alih muat kapal, properti diluar kegiatan utama kepelabuhan, kawasan industri, fasilitas pariwisata dan

8
perhotelan, jasa konsultan dan surveyor, komunikasi dan informasi, konstruksi kepelabuhan, ekspedisi,
kesehatan, perbekalan, shuttle bus, penyelaman, tally, pas pelabuhan dan timbangan.
 Jejak Langkah PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
1960 - Jawatan Pelabuhan berubah menjadi PN Pelabuhan
1969 - PN Pelabuhan berubah menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP)
1970 - Berdirinya Unit Galangan Kapal (UGK)
1983 - BPP menjadi Perumpel I
1987 - Di operasikan BICT (Belawan International Container Terminal)
1991 - Perumpel I berubah status menjadi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
1994 - Operasi Terminal Curah Cair Di Pelabuhan Belawan
2005 - Berdirinya Unit Depo Peti Kemas (UDPK)
2008 - DioperasikanTerminalCurahCairDumai
2012 - Dioperasikannya Terminal Kontainer Perawang
2013 - Kawasan Pelabuhan Batam berubah menjadi Cabang Pelabuhan Batam
• Berdirinya PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI) sebagai anak perusahaan patungan PT
Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV (Persero)
• Berdirinya PT Prima Terminal Petikemas (PTP) sebagai anak perusahaan PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero)
• Kawasan Pelabuhan Gunung Sitoli menjadi Cabang Pelabuhan Gunung Sitoli
2014 - Berdirinya PT Prima Indonesia Logistik dan PT Prima Multi Terminal
2015
• Launching Logo Baru Pelindo I pada tanggal 17 Agustus 2015
• Berdirinya PT Prima Pengembang Kawasan
2016 - Perusahaan melakukan transformasi dengan fokus pada nilai dan budaya Perusahaan, yang
salah satunya dengan melahirkan roadmap di bidang sumber daya manusia.
2017 - Berdirinya PT Prima Husada Cipta Medan

9
 Logo PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero)

10
11

2.3.2 Visi dan Misi


 Visi
Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhan di Indonesia
Visi tersebut merupakan pernyataan cita-cita Perusahaan menjadi pengelola terminal peti kemas
dengan throughput terbesar di Indonesia, yang ditarget akan terwujud pada tahun 2023. Cita-cita ini
muncul dilandasi dengan potensi geografis, peluang bisnis serta kebijakan nasional yang membuka
peluang bagi Perusahaan untuk merealisasikan visi dimaksud.
 Misi
Menyediakan jasa kepelabuhan yang terintegrasi, berkualitas dan bernilai tambah untuk memacu
pertumbuhan ekonomi wilayah
Visi dan Misi Perusahaan tersebut telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP) Tahun 2014-2018 dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi

12
2.3.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero)
PT Pelabuhanan Indonesia 1 (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam
lingkungan departemen perhubungan yang dipimpin oleh Direktur Utama yang bertanggung jawab
kepada menteri perhubungan. Dewan pengawas pada perusahaan termasuk pelaksana rencana kerja
dan anggaran perusahaan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugasnya, Direktur Utama dibantu oleh satuan pengawas internal, Direktorat
Sumber Daya Manusia dan Umum, Corporate Secretary, yang bertanggung jawab kepada Direktur
Utama.
Dengan demikian organisasi kantor pusat dipimpin oleh Direktur Utama yang sekaligus dipimpin
perseroan yang bertaggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dipimpin
oleh Menteri Keuangan.
Direksi merupakan suatu dewan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari :
a. Direktur Utama, sebagai ketua
b. Direktur Bisnis, sebagai anggota
c. Direktur Perencanaan dan Pengembangan, sebagai anggota
d. Direktur Keuangan, sebagai anggota
e. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, sebagai anggota

13
14
2.3.4 Jam Kerja

JAM JAM JAM


NO HARI
MASUK ISTIRAHAT PULANG

1 SENIN 08.00 WIB 12.00-13.00 WIB 17.00 WIB

2 SELASA 08.00 WIB 12.00-13.00 WIB 17.00 WIB

3 RABU 08.00 WIB 12.00-13.00 WIB 17.00 WIB

4 KAMIS 08.00 WIB 12.00-13.00 WIB 17.00 WIB

5 JUMAT 07.30 WIB 11.30-14.00 WIB 17.00 WIB

6 SABTU LIBUR

7 MINGGU LIBUR

15
BAB III
MATERI LAPORAN
3.1 Teori Singkat

PROSEDUR PENGARSIPAN
Menurut Kamus Administrasi Perkantoran, oleh Drs. The Liang Gie Arsip adalah kumpulan warkat yang
disimpan secara teratur, terencana, karena mempunyai nilai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan
dapat cepat ditemukan kembali.
Dalam ruang lingkup PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) ada dua metode penyimpanan arsip yaitu
dengan metode pemisahan antara Arsip Aktif dan Arsip Inaktif. Dimana arsip aktif adalah arsip yang masih
sering digunakan bagi kelangsungan kerja, sedangkan arsip Inaktif adalah arsip yang jarang sekali
dipergunakan dalam proses pekejaan sehari-hari. Di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) menyimpan arsip
Aktif di dalam ruangan arsip yang ada di setiap Divisi (unit), karena ketika arsip tersebut di perlukan akan
dengan mudah menemukannya kembali. Jangka waktu penyimpanan arsip aktif di ruang arsip Unit hanya
sampai berumur 5 tahun sebelum di nyatakan sebagai arsip Inaktif dan di pindah keruang sentral.
Setelah arsip tersebut dipindah keruang pnyimpanan sentral, akan dilakukan pemilahan ulang sebelum
ditaruh di rak arsip guna menghindari dokumen-dokumen yang sudah tidak terpakai tapi masih tersimpan.

3.2 Langkah Kerja


Adapun prosedur pemilahan arsip di penyimpanan sentral dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dilakukan pembongkaran ulang arsip dari box penyimpanan untuk dilakukan pemilahan ulang.

16
2. Setelah dilakukan pemilahan, dokumen-dokumen tersebut kembali di masukan kedalam
MAP dan sekaligus diberi kode untuk mempermudah pencarian kembali dokumennya.

3. Setelah pengkodean selesai, map tersebut kembali dimasukan kedalam box arsip dan di beri
kode pada box sebelum di taruh kedalam rak.

17
4. Kemudian box tersebut di taruh dirak arsip yang sudah disiapkan di ruangan arsip sentral
serta kode box yang telah di ganti dengan kode yang telah di print.

Di PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memiliki enam divisi sebagai penunjang kerja, oleh sebab itu pula
pada masing-masing divisi memiliki jenis arsip yang berbeda-beda yang dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Divisi SDM & Umum
Arsipnya meliputi :
a. Nota dinas, baik dari semua divisi, cabang dan kantor pusat.
b. Surat perintah perjalanan dinas (SPPD)
c. Kepagawaian (KP)
d. Hukum (HM)
e. Humas
18
f. Bina Lingkungan
g. Logistik
h. Tata Usaha dan Rumah Tangga
i. Sumber daya manusia dan Corpu.
j. Surat masuk dan keluar
k. Pengiriman surat
l. Surat magang dan PKL
m. Berita acara
n. Surat perintah kerja (SPK)
o. Keputusan Direksi
2. Divisi Operasi & Komersial
Arsipnya meliputi :
a. Pranota
b. Nota
c. Nota Dinas
d. SPP Pandu
3. Divisi Keuangan.
Arsipnya meliputi :
a. Jurnal kas kecil (JKK)
b. Jurnal kas masuk (JKM)
c. Jurnal Rupa-rupa (JRR)
4. Divisi Trasnformasi
Arsipnya meliputi :
a. Perjalanan dinas direksi
b. Mutasi kepegawaian
5. Divisi Teknik
Arsipnya meliputi :
a. Dokumen Penawaran
b. Dokumen Prakualifikasi
c. Dokumen Surat Penunjukan
d. Dokumen Surat Perjanjian
6. Divisi Non Direktorat
Arsipnya meliputi :

19
a. Dokumen Pensiunan
b. Dokumen Kepegawaian, baik dari kantor pusat maupun cabang.

3.3 Rangkaian Gambar

Gambar 1.0 Pembongkaran arsip ulang.

Gambar 1.1 Pemilahan dokumen & penomoran berkas

Gambar 1.2 Pemberian kode pada box arsip

20
Gambar 1.3 Peletakan box pada lemari arsip central

 Adapun Aktivitas Kerja Selama Praktik Kerja Lapangan


Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan penulis mendapatkan tugas-tugas yang diberikan oleh
pembimbing kuliah kerja industri adalah sebagai berikut :

a. Mendistribusikan Dokumen
Pelindo 1 (Persero) memiliki banyak divisi yang tentunya memiliki keterkaitan antara satu divisi dengan
divisi lainnya. Distribusi dokumen penting dilakukan untuk kelancaran kegiatan administrasi di perusahaan.

b. Menangani Telepon
Menangani telepon masuk maupun telepon keluar menjadi hal yang dilakukan sehari-hari karena Divisi
Umum merupakan pusat informasi perusahaan.

c. Mengarsip dokumen
Seluruh berkas surat masuk, surat keluar serta dokumen lainnya harus melalui Divisi Umum terlebih dahulu
sebelum didistribusikan kepada orang terkait. Maka dari itu diperlukan pengarsipan soft copy sebagai
pertinggal untuk dijadikan sebagai bukti apabila diperlukan.

d. Mengelola Persediaan ATK

21
Persediaan ATK (Alat Tulis Kantor) merupakan barang-barang habis pakai yang setiap harinya diperlukan
dalam operasional perusahaan. Maka dari itu perlu untuk di control (dikelola) agar mudah ketika ingin
mengetahui persediaan sudah habis dan akan melakukan pemesanan ulang.

e. Membuat rancangan sistem untuk Optimalisasi Arsip Vital pada PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero)
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) adalah perusahaan yang memiliki 17 Cabang yang tersebar di 4 Provinsi
Indonesia. Tentunya untuk pengelolaan arsip tersebut membutuhkan suatu sistem yang dapat memudahkan
dalam pengelolaan arsip vital perusahaan agar lebih baik lagi.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)
tepatnya di Divisi Umum, penulis mendapatkan banyak pengalaman dan juga pengetahuan tentang
dunia kerja. Dimana sebelumnya penulis belum mengetahui hal tersebut. Berikut ini kesimpulan
yang dapat diambil penulis yaitu :

1. Praktek Kerja Lapangan sangat membantu siswa/i dalam mengenal dan memahami lingkup
kerja. Terutama kepada siswa/i yang belum pernah mengenal bagaimanakah lingkungan kerja itu?
Dan selama Praktek Kerja Lapangan ini penulis sangat begitu merasakan manfaatnya.
2. Setelah selesai melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ternyata dunia kerja sangatlah mudah
yang penting kita berniat, bersungguh-sungguh dan bersyukur dalam bekerja. Insya Allah semua
pekerjaan akan terasa nyaman dan sangat bermanfaat bagi kita, bukan sebaliknya yang hanya
menjadi beban dan masalah.
3. Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan penulis di ajarkan melatih kesiapan mental dalam
bekerja, mental atau kesiapan hati dan diri sangat kita butuhkan dalam bekerja untuk mendapatkan
hasil yang sempurna.
4. Selama melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan penulis banyak mengetahui tentang
prosedur dan tata kerja dalam dunia kerja yang sebenarnya, dan penulis juga dapat mengetahui
22
bentuk tugas yang dikerjakan karyawan dalam bidang yang sudah ditetapkan khususnya di Divisi
Umum.
5. Alangkah baiknya jika terdapat kedisiplinan yang baik pada
karyawan maupun pegawai, dan adanya peneguran terhadap karyawan yang tidak sesuai jam
kerja, sehingga mutu kerja
perusahaan akan semakin baik dan tidak ada kesenjangan antara karyawan satu dengan yang
lainnya.

4.2 SARAN

Tidak banyak saran yang akan penulis sampaikan, namun ada beberapa hal yang ingin penulis sarankan :
1. Pihak perusahaan jangan sungkan-sungkan menyuruh siswa/i praktek kerja lapangan untuk
membantu pekerjaan sehari-hari.
2. Kepada SMKN 1 Mandau lebih mempersiapkan mental atau skill kepada siswa/i berikutnya, yang
akan mengikuti Praktik Kerja Lapangan berikutmya. Dan menegaskan kepada siswa/i pada saat
melakukan Praktik Kerja Lapangan agar memperhatikan nya dengan baik dan penuh tanggung jawab,
karena hasil kerja serta pengalaman yang diperoleh dari tempat Praktik Kerja Lapangan akan sangat
berguna bagi siswa/i untuk menghadapi dunia kerja sesungguhnya.

4.3 Lampiran

1. Ruangan Divisi Umum

23
24
2. Ruang Arsip Central

25
26
3. Senam Pagi

27
DAFTAR PUSTAKA

1. DPSMK, Dirjendikdasmen Kemendikbud Republik Indonesia. 2018. Pedoman Praktik Kerja

Lapangan (PKL) Peserta Didik SMK

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran

Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di

Dalam Negeri.

5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang Pedoman Pembinaan

dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match

dengan Industri.

6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor

4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan

Karakter.

8. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor

130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan.

9. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang

Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

10. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

28
11. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Peraturan Direksi di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I

(Persro).

http://sentier78.blogspot.com/2013/08/pengertian-arsip-menurut-para-ahli-html

29

Anda mungkin juga menyukai