KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
a. Hakikat Sekolah Menengah Kejuruan
PKL atau Praktik Kerja Lapangan adalah kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan di
Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI) yang berkaitan dengan kompetensi
siswa sesuai bidang yang dipelajarinya. Secara umum, sekolah akan berupaya
agar program PKL ini terlaksana guna meningkatkan kemampuan siswanya.
PKL merupakan upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas dan mutu siswa
sehingga lulusan yang dihasilkan sekolah mampu bekerja sesuai dengan
bidangnya dan memasuki dunia kerja yang persaingannya ketat. Di beberapa
sekolah siswa sudah diwajibkan mengikuti program PKL dalam jangka waktu
tertentu.
Pelaksanaan program PKL didasari oleh Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri
yang memuat klausul tentang Praktik Kerja Lapangan berbunyi, “Perusahaan
Industri dan/atau Perusahaan Kawasan Industri memfasilitasi Praktik Kerja
Lapangan untuk siswa dan Pemagangan Industri untuk guru Bidang Studi
Produktif.”
Dunia kerja atau dunia industri yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tempat kerja
sekaligus tempat belajar bagi siswa yang mengikuti program PKL. Berikut
adalah tujuan penyelenggaraan PKL menurut Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan (Dikmenjur, 2013) :
1) Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan pekerjaan.
2) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses Pendidikan dan pelatihan
kerja yang berkualitas.
3) Meningkatkan link and match antara SMK dan dunia kerja.
4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses Pendidikan.
Selain bagi siswa, program PKL juga bermanfaat bagi sekolah dan industri
tempat PKL dilaksanakan. Dalam hal tersebut hasil belajar siswa selama mengikuti
Praktik Kerja Lapangan menjadi berarti karena siswa melakukan secara langsung
sehingga ketika siswa lulus dari SMK dan masuk dunia kerja menjadi percaya diri
karena sudah mengetahui terlebih dahulu kondisi industri secara nyata.
Pada dasarnya PKL adalah milik dan tanggung jawab bersama antara lembaga
pendidikan kejuruan dan institusi pasangan maka program dirancang dan disepakati
oleh kedua pihak dengan tuntutan keahlian dunia kerja. Adapun komponen program
pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut:
d) Kelembagaan Kerjasama
Sekolah dan institusi pasangan dalam hal ini adalah industri menjadi
penanggung jawab pelaksanaan PKL. Perencanaan perlu dilakukan oleh keduanya
(sekolah dan industri pasangan) dan industri pasangan diberikan keleluasaan dalam
memberikan penilaian pelaksanaan praktik kerja yang dilakukakan oleh siswa.
Nantinya hasil penilaian akan diserahkan pada pihak sekolah untuk diintegrasikan
dengan kompetensi keahlian yang berkaitan.
1) Penyusunan Program
Penyusunan program ini meliputi program yang dilakukan oleh pihak industri dan
pihak sekolah. Program kerja praktik pihak industri tergantung dari instansi atau
perusahaan dimana siswa melakukan Praktik Kerja Lapangan. Sedangkan program
Praktik Kerja Lapangan dari pihak sekolah, berkisar pada penyiapan siswa dan hasil
akhir yang diperoleh siswa setelah Praktik Kerja Lapangan, yang meliputi:
b) Pengajuan tempat
Dalam hal ini bagi siswa yang belum mendapat tempat PKL maka
dianjurkan untuk mengajukan tempat sendiri. Perusahaan yang ditunjuk oleh
siswa dilaporkan ke Tim Pokja PKL.
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris yang berarti
“penilaian atau penafsiran”. Sedangkan secara terminologi, evaluasi adalah
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan
menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.
Evaluasi proses pada penelitian ini mengenai proses pelaksanaan PKL yang
dilakukan oleh siswa. Kegiatan dalam proses pelaksanaan PKL meliputi kegiatan
siswa dalam pelaksanaan PKL, proses pembimbingan dari guru pembimbing
maupun pembimbing industri dan monitoring pelaksanaan PKL.
Keempat evaluasi ini merupakan satu kesatuan yang utuh, namun dalam
pelaksanaannya sebagaimana yang disampaikan oleh Stufflebeam dan kawan-
kawan diatas, bahwa dapat saja seorang peneliti hanya melakukan satu jenis
evaluasi, dan tidak menggunakan keempat jenis evaluasi tersebut. Evaluasi yang
menggunakan model ini harus mempertimbangkan dua hal, pertama yaitu bahwa
kekuatan model ini terletak pada rangkaian keempat jenisnya (CIPP) sehingga
pelaksanaan keempat komponen dalam satu dimensi yang utuh sangat diharapkan.
Kedua jika akan dilaksanakan dengan cara terpisah, sebaiknya menggabungkan
dua atau lebih jenis yang ada.
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini perlu dikaji, karena beberapa
hasil penelitian yang pernah dilakukan dapat dijadikan acuan sebagai bahan
perbandingan atau masukan. Hasil-hasil penelitian tersebut diantaranya:
Fadlianty Yahya (2020) dalam tesisnya yang berjudul “Evaluasi Program Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di SMK Negeri 1 Palopo”. menyatakan hasil penelitian : 1)
komponen evaluasi konteks yang ada di SMK Negeri 1 Palopo sesuai dengan konsep
dasar yaitu menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling
menunjang kesuksesan program; 2) komponen evaluasi input yang ada di SMK
Negeri 1 Palopo sesuai dengan teori, yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi program yang meliputi rapat pembentukan panitia, rapat koordinasi panitia,
penyusunan perangkat admnistrasi, negoisasi/penjajagan, memventralisir hasil
negoisasi, pemetaan tempat dan peserta, pendistribusian perangkat admnistrasi,
pelaksanaan orientasi kejuruan, pelepasan dan penyerahan peserta pada tempat PKL;
3) komponen evaluasi proses di SMK Negeri 1 Palopo sudah sesuai dengan konsep
pelatihan keahlian jurusan serta sesuai dengan tujuan khusus program PKL. Namun
kegiatan monitoring, tidak terlaksana sebagaimana mestinya, dimana masih adanya
guru pembimbing PKL yang hanya melakukan kegiatan monitoring satu sampai dua
kali saja sehingga tidak optimal; dan 4) komponen evaluasi produk pelaksanaan
program PKL di SMK Negeri 1 Palopo telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
harapan. Adapun saran yang diajukan oleh peneliti adalah: 1) untuk pihak SMKN 1
Palopo untuk terus mengadakan evaluasi program dalam rangka meningkatkan
kualitas program PKL; 2) untuk guru pembimbing PKL diharapkan untuk membantu
dan mendukung peningkatan kualitas pelaksanaan program PKL; dan 3) untuk siswa
diharapkan untuk lebih aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
telah dipelajari agar pelaksanaan PKL sesuai dengan yang diharapkan dan bermanfaat
untuk diri sendiri khusunya dalam meningkatkan kesiapan kerja.
Tessy Etty Zuraidah (2020) dalam tesisnya yang berjudul Evaluasi Penerapan
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program Studi Teknik Komputer Jaringan
(TKJ) Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri – 8 Palangka Raya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa program PKL kompetensi keahlian Teknik Komputer
Jaringan di SMK N – 8 Palangka Raya secara keseluruhan sudah sangat baik. Pada
dimensi Context sangat baik dengan score 86,37%, dimensi Input sangat baik dengan
score 87,87%, dimensi Process sangat baik dengan score 92,78% dan dimensi
Product sangat baik dengan score 84,7%. Dengan demikian Program PKL ini dapat
dilanjutkan dan dipertahankan serta ditingkatkan sehingga Peserta didik memiliki
kompetensi yang siap kerja di dunia usaha dan industri.
C. Kerangka Berpikir
Dalam hal ini, setelah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan perlu dilakukannya
evaluasi dari pelaksanaan program tersebut. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kendala-kendala dan hambatan yang mengakibatkan pelaksanaan praktik
kerja lapangan tidak memberikan hasil yang maksimal dalam membentuk kesiapan
kerja siswa. Pada penelitian ini menggunakan evaluasi model CIPP yang memnuat
empat komponen evaluasi yaitu evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses dan
evaluasi produk.
Untuk lebih memperjelas arah dan tujuan dari penelitian secara utuh maka perlu
diuraikan suatu konsep berfikir dalam penelitian, sehingga peneliti dapat
menguraikan tentang gambaran permasalahan di atas.
Skema kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
SMK Muh 2
Jatinom
(PKL)
Hasl penelitian
Gambar 1. Kerangka Berpikir Evaluasi Pelaksaan PKL Siswa SMK Kompetensi
Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka secara rinci pertanyaan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom sudah sesuai
kebutuhan siswa?
2. Bagaimanakah kesiapan dalam pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2
Jatinom?
3. Bagaimanakah pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom?
4. Bagaimanakah manfaat pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom
bagi siswa?