Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

TOLAK UKUR PENILAIAN KOGNITIF TINGKAT TINGGI DI


SMK SASMITA JAYA 2 PAMULANG

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan Kognitif


Nama Dosen : Dr. Harmi Ibnu Dja’far, S.E., M.Pd

NAMA NPM
Miftah Abdul Latif (20237270014)
Ulfa Indriandini (20237270007)
Eny Sudarwati (20237270024)
Ida Murni Hasibuan (20237270194)
Tri Widiastuti (20237270045)

FAKULTAS PASCASARJANA PENDIDIKAN MIPA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………........ i
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 5
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………… 5
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 6
2.1 Kognitif Tingkat Tinggi…………………………………………………. 6
2.2 Tolok Ukur Kognitif Tingkat Tinggi……………………………………. 7
2.3 Pedoman Penilaian………………………………………………………. 10
2.3 Daftar Nilai……………………………………………………………… 16
Bab 3 KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 19

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembangunan pendidikan nasional adalah suatu usaha yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern.
Pembangunan pendidikan merupakan bagian penting dari upaya menyeluruh dan
sungguh-sungguh untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Keberhasilan
dalam membangun pendidikan akan memberi kontribusi besar pada pencapaian
tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendidikan
harus mampu melahirkan lulusanl-ulusan bermutu yang memiliki pengetahuan,
menguasai teknologi, dan mempunyai keterampilan teknis dan kecakapan hidup
(life skill) yang memadai. Ketersediaan manusia bermutu yang menguasai iptek
sangat menentukan kemampuan bangsa dalam memasuki kompetensi global dan
ekonomi pasar bebas, yang menuntut daya saing tinggi. Dengan demikian
pendidikan diharapkan dapat mengantarkan bangsa Indonesia meraih keunggulan
dalam persaingan global.

Sistem pendidikan nasional mengklasfikasi pendidikan teknologi dan


pelatihan (vocational education and training/VET) dan agak berbeda dengan
negara-negara lainnya. Regulasi yang mengatur jenis-jenis pendidikan di Indonesia
terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SNP) pasal 15 berbunyi ”Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus”. Dari pasal tersebut,
terdapat pendidikan kejuruan, pendidikan profesi dan pendidikan vokasi merupakan
kategori Pendidikan Teknologi dan Pelatihan (PTK).

Regulasi yang mengatur jenis-jenis pendidikan di Indonesia terdapat dalam


Undang-undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang SPN Pasal 15 berbunyi ”Jenis
pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan dan khusus”. Pendidikan kejuruan, pendidikan profesi dan pendidikan
vokasi yang merupakan kategori Pendidikan Teknologi dan Pelatihan. Sehingga
pendidikan kejuruan pada tingkat menengah di Indonesia dinamakan SMK, SMK

1
merupakan salah satu satuan pendidikan formal yang bertujuan untuk menyiapkan
lulusan yang memiliki keunggulan di dunia kerja.

Pendidikan kejuruan bertujuan mempersiapkan peserta didik memasuki


dunia kerja bidang keahlian tertentu dan dunia kerja mendapatkan tenaga kerja
yang terampil sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri (DUDI). Wardiman
(1998:34) merumuskan pendidikan kejuruan sebagai program pendidikan yang
secara langsung dikaitkan dengan penyiapan seseorang untuk suatu pekerjaan
tertentu atau untuk persiapan tambahan karier seseorang. Dari rumusan tersebut,
nampak bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang didesain untuk
mempersiapkan seseorang dalam memasuki lapangan kerja. Dari pengertian
tersebut tersurat bahwa pendidikan kejuruan berusaha untuk menghasilkan lulusan
yang diharapkan mampu beradabtasi secara cepat dengan dunia kerja. Karakteristik
pendidikan kejuruan adalah: 1) pendidikan kejuruan diarahkan untuk
mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, 2) pendidikan kejuruan
didasarkan atas “demand driven” atau kebutuhan dunia kerja, 3) fokus isi
pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilainilai yang dibutuhkan dunia kerja, 4) penilaian yang sesungguhnya
terhadap kesuksesan peserta didik harus pada ”hands on” atau performa dalam
dunia kerja, 5) hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses
pendidikan kejuruan, 6) pendidikan kejuruan yang baik harus memiliki sifat
responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi, 7) pendidikan kejuruan
seharusnya lebih menekankan pada “learning by doing” dan “hands on
experience”, 8) pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas mutakhir untuk kegiatan
praktik, 9) pendidikan kejuruan memerlukan biaya investasi dan operasional yang
lebih besar dibandingkan pendidikan umum lainnya (Djojonegoro, 1998:37).

Pembelajaran di SMK dibagi menjadi tiga kelompok yaitu adaptif, normatif,


dan produktif. Kelompok adaptif dan normatif merupakan mata pelajaran yang
bersifat umum seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Agama, dan lain
sebagainya. Sedangkan kelompok produktif merupakan mata pelajaran utama bagi
siswa SMK, dimana pada mata pelajaran produktif terdiri atas sejumlah mata
pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan
pengembangan kemampuan sesuai dengan bidang keahliannya. Prestasi belajar

2
mata pelajaran produktif khususnya praktik merupakan faktor utama didalam
mengetahui sejauh mana kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh siswa
SMK.

Kemampuan yang dianggap penting untuk keberhasilan studi, bekerja, dan


hidup di era informasi dan teknologi pada abad ke-21 adalah High Order Thinking
Skills atau disebut HOTS (Widihastuti & Suyata, 2014). Hal senada disampaikan
juga oleh Cotton (1993) dan Robinson (2000) bahwa untuk memasuki dunia kerja,
maka calon tenaga kerja harus memiliki kreatif, memiliki kemampuan decision
making, dan kemampuan problem solving.

Hal itu membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi


masalah tersebut. Adapun upaya yang dilakukan sesuai dengan Instruksi Presiden
No.9 Tahun 2016 tentang revitalisasi sekolah menengah kejuruan dalam rangka
peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) yang berisi
program-program seperti: (1) penyelarasan kurikulum SMK; (2) meningkatkan
akses sertifikasi lulusan SMK; (3) meningkatkan kerja sama dan akses magang bagi
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan di dunia industri; (4) program link
and match; (5) pengembangan teaching factory; dan (6) penyediaan guru tamu,
bahkan bantuan sarana prasana. Oleh karena itu, seharusnya kita tidak ragu lagi
mengajarkan kepada peserta didik kita bagaimana berpikir kreatif dan menjadi
peserta didik berpikir kritis yang dapat menyelesaikan masalah dimasa mendatang
atau tidak ragu mengajarkan secara lengkap tentang HOTS sejak di bangku sekolah
bahkan sejak dini di lingkungan keluarga sebagai wujud peningkatan kualitas dan
daya saing sumber daya manusia. Karena begitu pentingnya HOTS, disampaikan
juga oleh Samani, Ismayati, Cholik, & Suparji (2015) yang menyatakan bahwa
berpikir kritis dan kreatif sangat penting, tetapi masih lemah dalam dua kemampuan
ini. Perlu dilakukan evaluasi program secara berkelanjutan, agar kendala-kendala
yang dihadapi SMK dalam implementasi pelaksanaan Prakerin dapat diatasi lebih
awal.

Menurut Suharsimin (2012), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan


informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

3
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan
dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Siswa sekolah menengah kejuruan umumnya memperoleh pengetahuan dan


keterampilan melalui serangkaian proses pembelajaran di sekolah. Khusus di
Sekolah Menengah Kejuruan proses pembelajaran dibagi menjadi dua bagian yakni
pembelajaran secara teori yang dilakukan di kelas dan pembelajaran secara praktik
yang dilakukan di bengkel sekolah. Setelah serangkaian pembelajaran telah selesai
dilakukan selanjutnya guru melakukan penilaian untuk mengukur sejauh mana
siswa mampu mengembangkan kemampuannya sesuai dengan apa yang telah
dipelajari. Tolak ukur keberhasilan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan salah
satunya adalah berapa banyak lulusannya yang diserap/diterima oleh Dunia
Usaha/Industri. Untuk mencapai keberhasilan SMK dapat diterima oleh Dunia
Usaha/Industri ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya Program
Pendidikan Sistem Ganda, Prakerin karena dengan hal itu siswa dapat mengukur
kemampuan kompetensi yang dimilikinya, sekaligus belajar langsung bagaimana
bersosialisasi dengan Dunia usaha/Industri sehingga kebutuhan yang dikehendaki
oleh tuntutan Dunia Usaha/Industri sesuai dengan yang dimiliki oleh siswa.

Peran penting Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau Praktik Sistem


Ganda (PSG) yaitu untuk meningkatkan kompetensi sesuai kebutuhan industri
karena masih ada kesenjangan kompetesi di SMK dengan kompetensi di Industri.
Kemajuan Teknologi Dunia Usaha/Industri yang pesat sulit tercapai dengan dunia
Pendidikan, Pada Umumnya ditinjau dari kualitas peralatan dan Kompetensinya.

Peran guru untuk selalu meningkatkan kemampuan kompetensinya. Maka


guru pun harus siap untuk magang/PSG/Prakerin di Dunia IndustriSelain itu
prakerin berperan untuk pengenalan dini siswa SMK, terhadap dunia kerja dan
budaya/etos kerja industri. Karena Budaya Industri sangat berbeda dengan Budaya
di sekolah, oleh karena itu di SMK SASMITA JAYA 2 PAMULANG disiapkan
tenaga kerja berkompetensi tinggi yang di butuhkan oleh setiap Industri.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
diteliti dapat dikemukakan adalah :
a) Bagaimana ranah Kognitif dalam Proses Penilaian Praktek kejuruan di SMK
SASMITA JAYA 2 PAMULANG ?
b) Bagaimana tolak ukur pengambilan nilai dalam Proses pelaksanaan praktek
kejuruan di SMK SASMITA JAYA 2 PAMULANG ?
c) Bagaimana nilai hasil kerja praktek kejuruan di SMK SASMITA JAYA 2
PAMULANG?

1.3 Tujuan Penelitian


Secara umum tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan Praktek
di sekolah menengah kejuruan (SMK). Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
a) Kesiapan pengelolaan pelaksanaan praktek kejuruan di SMK SASMITA JAYA
2 PAMULANG
b) Proses pelaksanaan praktek kejuruan di SMK SASMITA JAYA 2
PAMULANG, dan
c) Hasil kerja praktek kejuruan di SMK SASMITA JAYA 2 PAMULANG

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kognitif Tingkat Tinggi


Kognitif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua proses
mental yang terjadi dalam diri manusia, seperti persepsi, perhatian, ingatan, berpikir,
dan pemecahan masalah. Kognitif juga dapat diartikan sebagai proses mental yang
melibatkan pemahaman, pengolahan, dan penggunaan informasi.
Secara umum, kognitif dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: a) Kognitif
tingkat rendah, yang mencakup proses mental yang lebih sederhana, seperti persepsi,
perhatian, dan memori; b) Kognitif tingkat tinggi, yang mencakup proses mental
yang lebih kompleks, seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas.
Kognitif tingkat tinggi adalah proses mental yang membutuhkan pemikiran
yang lebih mendalam dan kompleks. Kognitif tingkat tinggi melibatkan kemampuan
untuk menganalisis, mengevaluasi, mensintesis, dan menciptakan.
Menurut Resnick (1987), Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau
keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun argumentasi, dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi lainnya untuk menyelesaikan suatu permasalahan
yang tidak memiliki algoritma, tidak dapat diprediksi, serta hanya dapat diselesaikan
menggunakan pendekatan berbeda dari berbagai permasalahan dan contoh yang telah
ada
Widana (2017) mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif,
berargumen, mengambil keputusan, dimana kemampuan ini merupakan salah satu
kompetensi penting dalam dunia modern sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta
didik.
Uraian di atas menjelaskan bahwa berpikir tingkat tinggi merupakan proses
berpikir yang kompleks sehingga mengharuskan siswa untuk menggunakan ide-ide
yang cemerlang non algoritmik, dan mengelaborasi, kadangkala menghasilkan
banyak jawaban dalam menyelesaikan masalah.

6
2.2 Tolok Ukur Kognitif Tingkat Tinggi
Tolok ukur kognitif tingkat tinggi adalah kriteria yang digunakan untuk
menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi, pemecahan masalah dan berpikir kreatif
seseorang. HOTS dianggap penting untuk diukur karena kemampuan-kemampuan
tersebut penting untuk kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan kehidupan sehari-
hari. Tolok ukur ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti penilaian hasil
belajar, seleksi calon karyawan, atau evaluasi program pendidikan.
Tolok ukur kognitif tingkat tinggi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:1)
Tolok ukur proses, Tolok ukur ini mengukur bagaimana seseorang berpikir,
termasuk proses yang mereka gunakan, strategi yang mereka terapkan, dan
bagaimana mereka mengatur pemikiran mereka; 2) Tolok ukur produk, Tolok ukur
ini mengukur hasil pemikiran seseorang, termasuk solusi yang mereka temukan,
argumen yang mereka buat, atau karya yang mereka hasilkan.
Berikut adalah beberapa manfaat tolok ukur HOTS diantaranya: 1)
Meningkatkan kualitas pembelajaran. Tolok ukur HOTS dapat membantu guru untuk
mengetahui apakah siswa mereka telah menguasai keterampilan berpikir kritis dan
pemecahan masalah. Informasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran
dan memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan untuk
sukses; 2) Meningkatkan kesiapan siswa untuk masa depan. Kemampuan berpikir
kritis dan pemecahan masalah sangat penting untuk kesuksesan di dunia kerja. Tolok
ukur HOTS dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan ini, sehingga mereka siap untuk menghadapi tantangan masa depan; 3)
Meningkatkan kesetaraan kesempatan. Tolok ukur HOTS dapat membantu untuk
memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk sukses,
terlepas dari latar belakang mereka. Tolok ukur ini dapat mengukur kemampuan
berpikir siswa, terlepas dari kemampuan mereka untuk menghafal atau mengikuti
instruksi.
Berikut ini contoh tolok ukur Kognitif Tingkat Tinggi pada SMK Sasmita
Jaya 2 Pamulang.

7
TOLOK UKUR PENILAIAN KOGNITIF TINGKAT TINGGI
Satuan Pendidikan : SMK SASMITA JAYA 2 PAMULANG
Mata Pelajaran : Teknik Dasar Otomotif
Kelas / Semester : X/1
Jurusan : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Bentuk Soal : Praktik
Alokasi Waktu : 270 menit

FORMAT LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK


TEKNIK KENDARAAN RINGAN
LEMBAR PENILAIAN EVALUASI PRAKTIK KEJURUAN
Sekolah : SMK SASMITA JAYA 2
Mata Pelajaran : Teknik Dasar Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Kompetensi Dasar : Menjelaskan Proses Konversi Energi
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Semester : Gasal
Nama Peserta Didik :
Nomor Absen :
Kelas :
Pencapaian
No Komponen/Subkomponen Penilaian Kompetensi
0 1
I Persiapan Kerja
1.1. Penggunaan pakaian kerja
1.2. Persiapan tools and equipment
1.3. Menggunakan buku manual
Skor Komponen :
Proses (Sistematika & Cara Kerja)
2.1. Pembongkaran mesin
a. Melepas kepala silinder
b. Melepas piston assy
II c. Melepas crankshaft assy
2.2. Pemeriksaan cylinder head
a. Pemeriksaan kondisi visual cylinder head
b. Pengukuran kerataan permukaan cylinder head
2.3. Pemeriksaan cylinder block

8
Pencapaian
No Komponen/Subkomponen Penilaian Kompetensi
0 1
a. Pemeriksaan kondisi visual cylinder block
b. Pengukuran kerataan permukaan cylinder block
2.4. Pemeriksaan crankshaft
a. Pengukuran diameter crank journal
b. Pengukuran run out crankshaft
2.5. Pemeriksaan camshaft
a. Pengukuran run out crankshaft
2.6. Pemeriksaan piston assy
a. Pengukuran celah piston dengan lubang silinder
b. Pengukuran celah sisi ring pistaon (side gap)
c. Pengukuran celah ujung ring piston (end gap)
2.8. Perakitan mesin
a. Memasang crankshaft assy
b. Memasang piston assy
c. Memasang cylinder head
Skor Komponen :
Hasil Kerja
3.1. Pembongkaran mesin
a. Pelepasan cylinder head
b. Pelepasan piston assy
c. Pelepasan crankshaft assy
3.2. Pemeriksaan cylinder head
a. Pemeriksaan kondisi visual cylinder head
b. Pengukuran kerataan permukaan cylinder head
3.3. Pemeriksaan cylinder block
a. Pemeriksaan kondisi visual cylinder block
b. Pengukuran kerataan permukaan cylinder block
3.4. Pemeriksaan crankshaft
III a. Pengukuran diameter crank journal
b. Pengukuran run out crankshaft
3.5. Pemeriksaan camshaft
a. Pengukuran run out crankshaft
3.6. Pemeriksaan piston assy
a. Pengukuran celah piston dengan lubang silinder
b. Pengukuran celah sisi ring pistaon (side gap)
c. Pengukuran celah ujung ring piston (end gap)
3.7. Perakitan mesin
a. Pemasangan crankshaft assy
b. Pemasangan piston assy
c. Pemasangan kepala silinder
Sikap Kerja
4.1. Penggunaan alat tangan dan alat ukur
IV 4.2. Keselamatan kerja
4.3. Kedisiplinan
4.4. Kejujuran

9
Pencapaian
No Komponen/Subkomponen Penilaian Kompetensi
0 1
4.5. Ketelitian
4.6. Tanggung jawab
4.7. Inisiatif
Skor Komponen :
Waktu
V 5.1. Waktu penyelesaian praktik
Skor Komponen :

Keterangan:
Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan jumlah
perolehan skor dari subkomponen penilaian dibagi jumlah maksimum sekor masing
masing komponen

Perhitungan Nilai Praktik (NP)


Prosentase Bobot Komponen Penilaian Nilai
Persiapan Proses Sikap Hasil Waktu Praktik
Kerja (NP)
I II III IV V ∑ 𝑵𝑲

Bobot 15 35 25 15 10
SK

JMKP 3 16 16 3 1
NK

Keterangan:

𝑆𝐾
NK = x BOBOT
𝐽𝑀𝐾𝑃

BOBOT : diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap
komponenditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
• SK = Skor komponen
• JMKP = Jumlah maksimum komponen penilaian
• NK = Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen

10
• Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, hasil, sikap kerja, dan
waktu) disesuaikan dengankarakter program keahlian.

Perolehan Nilai
Akhir:

Kategori Kelulusan:

*Nilai Hasil • <75 : Perbaikan/Remedial

Remedial: • 75 – 100 : Lulus/Kompeten

*) Diisi jika terdapat


remedial

Tangerang Selatan, ...............2023


Guru Mata Pelajaran Kepala Bengkel TKRO

Arif Rahman. S.T. Muhammad, S.T.


Mengetahui,
Kepala SMK Sasmita Jaya 2

Siti Zubaidah. S.E., S.Pd., M.Pd.I.

11
2.3 Pedoman Penilaian
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI
PRAKTIK KEJURUAN

Komponen/SubKomponen
No Kriteria Skor
Penilaian
1 2 3 4
Persiapan Kerja
Berpakaian sesuai ketentuan 1
1.1. Penggunaan pakaian kerja dengan rapihdan lengkap
Berpakaian tidak sesuai ketentuan 0
Alat/bahan dipersiapkan lengkap 1
I 1.2. Persiapan tools and dan sesuai kebutuhan praktik
equipment Alat/bahan dipersiapkan tidak 0
sesuai kebutuhan praktik
Buku manual di gunakan secara 1
1.3. Menggunakan buku
benar
manual
Buku manual tidak digunakan 0
Proses (Sistematika & Cara Kerja
2.1. Pembongkaran mesin
Melakukan pelepasan kepala 1
silinder sesuai SOP
a. Melepas kepala silinder
Tidak melakukan pelepasan 0
kepala silinder
Melakukan pelepasan piston assy 1
sesuai SOP
b. Melepas piston assy
Tidak melakukan pelepasan 0
piston assy
Melakukan pelepasan crankshaft 1
assy sesuai SOP
c. Melepas crankshaft assy
Tidak melakukan pelepasan 0
crankshaft assy
II
2.2. Pemeriksaan cylinder head
Melakukan pemeriksaan kondisi 1
a. Pemeriksaan kondisi visual visual cylinder head sesuai SOP
cylinder head Tidak melakukan pemeriksaan 0
kondisi visual cylinder head
Melakukan pengukuran kerataan 1
permukaan cylinder head sesuai
b. Pengukuran kerataan
SOP
permukaan cylinder head
Tidak melakukan pengukuran 0
kerataanpermukaan cylinder head
2.3. Pemeriksaan cylinder block
Melakukan pemeriksaan kondisi 1
a. Pemeriksaan kondisi visual
visual cylinder block sesuai SOP
cylinder block
Tidak melakukan pemeriksaan 0

12
kondisi visual cylinder block
Melakukan pengukuran kerataan 1
permukaan cylinder block sesuai
b. Pengukuran kerataan SOP
permukaan cylinder block Tidak melakukan pengukuran 0
kerataan permukaan cylinder
block
2.4. Pemeriksaan crankshaft
Melakukan engukuran diameter 1
a. Pengukuran diameter crank crank journal sesuai SOP
journal Tidak melakukan pengukuran 0
diameter crank journal
Melakukan pengukuran run out 1
b. Pengukuran run out crankshaft sesuai SOP
crankshaft Tidak melakukan engukuran run 0
out crankshaft
2.5. Pemeriksaan camshaft
Melakukan engukuran run out 1
a. Pengukuran run out crankshaft sesuai SOP
crankshaft Tidak melakukan engukuran run 0
out crankshaft
2.6. Pemeriksaan piston assy
Melakukan pengukuran celah 1
piston dengan lubang silinder
a. Pengukuran celah piston sesuai SOP
dengan lubang silinder Tidak melakukan pengukuran 0
celah piston dengan lubang
silinder
Melakukan pengukuran celah sisi 1
b. Pengukuran celah sisi ring ring piston (side gap) sesuai SOP
pistaon (side gap) Tidak Melakukan pengukuran 0
celah sisi ring pistaon (side gap)
Melakukan pengukuran celah 1
c. Pengukuran celah ujung ujung ring piston (end gap)
ring piston (end gap) Tidak melakukan pengukuran 0
celah ujung ring piston (end gap)
2.8. Perakitan mesin
Melakukan pemasangan 1
crankshaft assy
a. Memasang crankshaft assy
Tidak melakukan pemasangan 0
crankshaft assy
Melakukan pemasangan piston 1
assy
b. Memasang piston assy
Tidak Melakukan pemasangan 0
piston assy
Melakukan pememasangan 1
c. Memasang cylinder head
cylinder head

13
Tidak Melakukan pememasangan 0
cylinderhead
Hasil Kerja
3.1. Pembongkaran mesin
Cylinder head terlepas dengan 1
a. Pelepasan cylinder head benar
Cylinder head tidak terpasang 0
Piston assy terlepas dengan benar 1
b. Pelepasan piston assy Piston assy tidak terlepas dengan 0
benar
Crankshaft terlepas dengan benar 1
c. Pelepasan crankshaft assy Crankshaft tidak terlepas dengan 0
benar
3.2. Pemeriksaan cylinder head
Ada hasil pemeriksaan kondisi 1
a. Pemeriksaan kondisi visual visual cylinder head diperiksa
cylinder head Tidak ada hasil pemeriksaan 0
kondisi visual cylinder head
Ada hasil pengukuran kerataan 1
b. Pengukuran kerataan permukaan cylinder head
permukaan cylinder head Tidak ada hasil pengukuran 0
kerataan cylinder head
3.3. Pemeriksaan cylinder block
Ada hasil pemeriksaan kondisi 1
III
a. Pemeriksaan kondisi visual visual cylinder block
cylinder block Tidak ada hasil pemeriksaan 0
kondisi visual cylinder block
Ada hasil pengukuran kerataan 1
b. Pengukuran kerataan permukaan cylinder block
permukaan cylinder block Tidak ada hasil pengukuran 0
kerataan cylinder block
2.4. Pemeriksaan crankshaft
Ada hasil pengukuran diameter 1
a. Pengukuran diameter crank crank journal
journal Tidak ada hasil pengukuran 0
diameter crank journal
Ada hasil pengukuran run out 1
b. Pengukuran run out crankshaft
crankshaft Tidak ada hasil pengukuran run 0
out crankshaft
2.5. Pemeriksaan camshaft
Ada hasil pengukuran run out 1
a. Pengukuran run out camshaft
crankshaft Tidak ada hasil pengukuran run 0
out camshaft
2.6. Pemeriksaan piston assy
Ada hasil pengukuran celah 1

14
a. Pengukuran celah piston piston dengan dinding silinder
dengan lubang silinder Tidak ada hasil pengukuran celah 0
piston dengan lubang silinder
Ada hasil penguluran celah sisi 1
b. Pengukuran celah sisi ring ring piston
piston (side gap) Tidak ada hasil pengukuran celah 0
sisi ring piston
Ada hasil pengukuran celah ujung 1
c. Pengukuran celah ujung ring piston
ring piston (end gap) Tidak ada hasil pengukuran celah 0
ujung ring piston
2.8. Perakitan mesin
Crankshaft assy terpasang dengan 1
a. Pemasangan crankshaft assy benar
Crankshaft assy tidak terpasang 0
Piston assy terpasang dentgan 1
b. Pemasangan piston assy benar
Piston assy tidak terpasang 0
Kepala silinder terpasang dengan 1
c. Pemasangan kepala silinder benar
Kepala silinder tidak terpasang 0
Sikap Kerja
Menggunakan semua peralatan 1
dengan benar
4.1. Penggunaan alat tangan
Tidak menggunakan peralatan 0
dan alat ukur
dengan benar
Melaksanakan keselamatan kerja 1
dengan benar
4.2. Keselamatan kerja
Tidak melaksanakan atau 0
mengindahkan keselamatan kerja
4.3. Kedisiplinan Datang sebelum dilaksanakna 1
kegiatan
Datang terlambat 0
Laporan ditulis sesuai dengan 1
IV
4.4. Kejujuran fakta hasil pengukuran
Laporan ditulis tidak sesuai hasil
0
pengukuran
Pekerjaan di kerjakan dengan 1
4.5. Ketelitian sistimatis dan logis berurutan
sesuai SOP
Pekerjaan di kerjakan tidak 0
sistimatis dan logis
Semua pekerjaan dilakukan 1
4.6. Tanggung jawab hingga selesai dan dirapikan
Semua pekerjaan tidak selesai 0
dan tidak dirapihkan
Ketika diberikan masalah 1

15
4.7. Inisiatif langsung mencari solusi
pemecahan diberikan m
Ketika diberikan masalah tidak bisa
0
menyelesaikan
Waktu
Menyelesaikan pekerjaan kurang 1
5.1. Waktu penyelesaian 45 menit
praktik Menyelesaikan tepat sampai 0
lebih tambahan waktu 45 menit

2.4 Daftar Nilai


DATA NILAI PRAKTIK SISWA TKRO
KELAS 10 TAHUN AJARAN 2022-2023
PENILAIAN EVALUASI PRAKTIK
KEJURUAN TEKNIKDASAR OTOMOTIF JUMLAH
NO NAMA SISWA
NILAI
Persiapan Proses Hasil Sikap Waktu
Kerja
1 AGUS SULISTIYANTO 15 28 22 12 10 87
2 ALAM NUR SAPUTRA 12 25 20 10 8 75
3 ARIF RAHMAT HAKIM 12 25 20 10 8 75
4 BAGAS RISKI KURNIAWAN 15 28 22 12 8 85
5 BAYU SAPUTRA 12 25 20 10 8 75
6 CHANDRA DAMAR AJI 14 28 20 12 8 82
7 ELANG SAMUDRA 12 25 20 10 8 75
8 FADLY RAHMAN 13 28 20 12 8 81
9 FARHAN RAMADAFFA 13 28 20 12 8 81
10 FOLKEN ARYONI 13 28 20 12 8 81
11 GILBRAN DJORGHI 14 26 20 10 10 80
12 HARRYS ABDUL AZIZ 12 26 20 12 8 78
13 IQBAL KHAIRUL AKBAR 15 28 22 12 8 85
14 IZZMA BADRANIE AL QOSAM 12 25 20 10 8 75
15 KEVIN ARIA PUTRA 15 28 22 12 8 85
16 KEVIN HENDRIAN 15 28 22 12 8 85
17 KURNIA HADI SAPUTRA 12 25 20 10 8 75
18 MUHAMMAD ANDHIKA AIDIL 15 28 22 12 8 85
FIKRI
19 MUHAMMAD FARHAN JULIAN 15 28 22 12 8 85
20 MUHAMMAD IQBAL 14 28 20 10 8 80
21 MUHAMMAD NUR FARHAN 15 28 22 12 8 85
22 MUHAMMAD REVAN HERMAWAN 13 28 20 12 8 81
23 MUHAMMAD RISKI 12 25 20 10 8 75
24 MUHAMMAD SIDIK AL-RASYID 15 28 22 12 8 85

16
PENILAIAN EVALUASI PRAKTIK
KEJURUAN TEKNIKDASAR OTOMOTIF JUMLAH
NO NAMA SISWA
NILAI
Persiapan Proses Hasil Sikap Waktu
Kerja
25 MUHAMMAD YUSUP ARDHANA 12 25 20 10 8 75
26 MUHAMMAD ZIDANE MEGANE 12 25 20 10 8 75
27 NANDANG KOSIM M. 13 28 20 12 8 81
28 NAUFAL HILMI 14 28 20 10 8 80
29 NUR FADLI SEPTIAN 15 28 22 12 10 87
30 PAHRUL AKBAR 12 25 20 10 8 75
31 QORI EFENDI 13 28 20 12 8 81
32 RIDHO WAHYU MUKTI 13 28 20 12 8 81
33 TEGAR IRFAN ZAKI 14 28 20 10 8 80
34 YUSUP ARDIANSYAH 15 28 22 12 8 85

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Hasil belajar ranah kognitif. Peserta didik memiliki nilai akhir di atas 75, dan
dinyatakan dari keseluruhan hasil praktek mereka memiliki kemampuan kognitif tinggi.
Bentuk dari Tes kognitif ini melalui tes praktek di kelas, Penskoran dengan menilai
hasil praktek adalah :
Keterangan:

𝑆𝐾
NK = x BOBOT
𝐽𝑀𝐾𝑃

BOBOT = diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap komponen
ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
SK = skor komponen
JMKP = jumlah maksimum komponen penilaian
NK = penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen Jenis komponen penilaian
(persiapan, proses, hasil, sikap kerja, dan waktu) disesuaikan dengan karakter program keahlian.

Dengan keterangan kelulusan


<75 : Perbaikan/Remidial
75 -100 : Lulus/Kompeten

18
DAFTAR PUSTAKA

Wardiman. J. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah


Kejuruan (SMK). Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset
Depdiknas. 2009. Roadmap pengembangan SMK 2010-2014 Direktorat Pembinaan
SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Suharsimin Arikumto. 2012. Manajemen Program. Jakarta: PT. Bumi Aksara

19

Anda mungkin juga menyukai