Anda di halaman 1dari 3

KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PESERTA

DIDIK SMK BIDANG AKADEMIK

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat bekerja dalam bidangnya masing-masing. Tetapi apakah pendidikan kejuruan hanya
sebatas pada sekolah menengah saja? tidak, karena dalam perguruan tinggi juga ada
pendidikan kejuruan dengan taraf yang lebih mendalam daripada sekolah menengah
kejuruan. Lalu kenapa ada pendidikan kejuruan? Sejak zaman dahulu sudah ada yang
namanya pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan dibangun dengan tujuan untuk
membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan berkompetensi sejak dini. Sehingga
peserta didik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sudah siap bekerja sesuai
bidangnya.

Prospek SMK menurut Renstra Dit PSMK 2015-2019 masih sangat memprihatikan
karena masih banyak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang menganggur, padahal SMK
mempunyai banyak peluang untuk menciptakan tenaga kerja yang ahli pada bidangnya
dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas tetapi pada kenyataannya masih saja lebih
banyak lulusan SMA yang bekerja dibandingkan dengan lulusan SMK.

Menurut KEMENDIKBUD untuk meningkatkan pendidikan kejuruan adalah


meningkatkan sarana prasarana yang ada, mempekerjakan tenaga pendidik yang kompeten
dalam bidangnya, memperbaiki mutu lulusan. SMK memiliki potensi untuk bekerja sesuai
kebutuhan, SMK memiliki lima elemen kompetensi sesuai kebutuhan lapangan kepentingan
seperti kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia kerja, kebutuhan profesional, kebutuhan
generasi masa depan dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu kita siap mengahadipi era
persaingan global.

Kurikulum pendidikan kejuruan seharusnya seiringan dengan apa yang dibutuhkan


dunia kerja bukan sesuai dengan pemerintah. Sehingga pendidikan kejuruan harus menganut
pada kebijakan ‘Link and Match’ yang mengimplikasikan sumber daya manusia, wawasan
masa depan, wawasan mutu, wawasan keunggulan, wawasan profesionalisme, wawasan nilai
tambah, dan wawasan ekonomi dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan
kejuruan.
Tujuan dari dibentuknya pendidikan kejuruan ini adalah untuk menyiapkan peserta didik
untuk bekerja dan mampu bersaing dalam proses pekerjaannya kedepan. Tujuan umum dari
pendidikan kejuruan ini adalah:

1. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak


2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
3. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung
jawab
4. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya
bangsa Indonesia
5. Menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki
wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni
Selain itu pendidikan kejuruan memiliki tujuan khusus dibandingkan dengan
pendidikan menengah lainnya yaitu:

 Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia
usaha maupun dunia industri baik nasional maupun global.
 Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan vokasi pada program keahlian teknik
yang memenuhi kompetensi dan sertifikasi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja serta
asosiasi-asosiasi profesi bidang teknik yang relevan dan mampu bersaing di pasar
global.
 Menghasilkan berbagai produk penelitian dan program inovatif dalam disiplin ilmu PTK
(pendidikan teknlogi kejuruan) dan disiplin ilmu teknik yang berguna bagi peningkatan
mutu sumber daya manusia dalam pembangunan nasional.
 Menjadi pusat informasi dan diseminasi bidang pendidikan teknologi dan kejuruan serta
bidang teknik.
 Menghasilkan pendidik/pelatih di bidang teknologi kejuruan yang memiliki jiwa
kewirausahaan (entrepreneurship).
Dalam pendidikan kejuruan dengan penerapan K13 SMK tidak perlu khawatir akan hal-hal
diluar, tuntutan dari K13 adalah menanamkan karakter yang baik, siswa memiliki kompetensi
yang memadahi serta memiliki kreativitas dan inovasi yang lebih untuk bekal saat lulus dari
sekolahnya.
Fungsi dari pendidikan kejuruan dengan K13 berfungsi secara ganda yaitu sebagai
”akulturasi” (penyesuaian diri) dan ”enkulturasi” (pembawa perubahan). Karena itu,
pendidikan kejuruan tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga harus antisipatif.
Dalam proses pelaksanaan pendidikan kejuruan yang berbasis pada K13 yang mada siswa
dituntut untuk dapat berfikir kreatif dan inovatis serta pengembangan diri yang mereka miliki
haruslah dikelaurkan untuk menunjang pembelajaran. Dalam pembelajaran di SMK setelah
masuknya K13 dapat dilihat dari penyampaian materi yang ada. Proses penyampaian materi
dari tenaga pendidik (proses ceramah) hanya diberi waktu 45 menit pertama. Tujuan dari
pelaksanaan ceramah hanaya 45 menit pertama adalah melatih peserta didika agar lebih aktif
dan mengeluarkan semua kreativitas dan kemampuan yang mereka miliki. Proses yang
selanjutnya adalah proses diskusi. Dalam proses diskusi ini peserta didik diberi materi yang
harus didiskusikan dan mencari pemecahannya untuk dapat mendalami mater yang
disampaikan oleh tenaga pendidik pada saat awal pembelajaran. Selain itu proses diskusi ini
akan memancing seberapa aktifkah peserta didik dalam proses pembahasan materi yang
mereka dapatkan.

Setelah proses diskusi peserta akan melaksanakan presetasi dari hasil diskusi yang
mereka bahas dan mendapatkan pemecahannya. Dari proses-proses tersebut pendidikan
kejuruan (SMK) dengan K13 sudah dapat berjalan lancar, ketika pembelajaran kejuruan maka
peserta didik akan dapat membuat sesuatu yang mana produk atau barang yang dibuat
tersebut adalah hasil dari kreativitas dan inovasi yang mereka gali dari proses pembelajaran
yang mereka laksanakan. Karena dalam proses pembelajaran K13 peserta didik dituntut untuk
aktif dalam proses pembelajaran

Daftar Pustaka
Amin, Mustaghfirin. 2015. Rencana Strategis Direktorat Pembinaan SMK (PSMK) tahun
2015 – 2019.

Anda mungkin juga menyukai