Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PENINGKATKAN MUTU LULUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


(SMK) UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN DUNIA KERJA

Oleh:
I Wayan Ratnata *

ABSTRACT
Sering terdengar bahwa disatu sisi lulusan SMK cukup banyak, akan tetapi disisi lain
lulusan yang mampu mandiri dan bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya
masih sangat sedikit (terbatas). Tidak heran bahwa siswa-siswa SMK yang telah tamat
(lulus) banyak yang tidak bekerja (menganggur), hal tersebut dikarenakan mereka belum
mampu untuk menciptakan lapangan kerja sendiri (mandiri) demikian juga mereka belum
siap untuk bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Kesiapan ini tampak dari
kualitas/mutu lulusan SMK masih perlu ditingkatkan, yaitu baik dari kemandiriannya
maupun dari tingkat penalarannya. Sejalan dengan pernyataan di atas perlu ada
langkah-langkah kongkrit untuk meningkatkan mutu lulusan SMK sehingga sesuai dengan
harapan masyarakat maupun dunia usaha dan industri. Peningkatan mutu pendidikan,
menyangkut pengendalaian komponen-komponen pendidikan yang menunjang
terpenuhinya mutu pendidikan yang dibutuhkan dunia kerja. Komponen-komponen
tersebut terdiri atas kebijakan mutu pendidikan, kurikulum, pembelajaran, fasilitas
pendidikan, peserta didik, dan pendidik. Hasil dari proses pendidikan adalah kemampuan
lulusan, sedang kriteria mutu lulusan adalah deskripsi kemampuan (kinerja) yang dituntut
dunia kerja. Pengendalian mutu merupakan teknik dan operasional yang digunakan untuk
memenuhi persyaratan mutu. Kesimpulannya adalah dalam rangka peningkatan mutu
lulusan pendidikan sekolah menengah kejuruan untuk memasuki dunia kerja, para
pelaksana pendidikan harus melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan program
kerja yang telah disusun, yaitu melalui perancanaan program pendidikan, pelaksanaan
program, evaluasi program, dan tindak lanjut yang harus ditempuh untuk kearah
penyempurnaan.

Keywords: -

* Dosen Tek. Elektro FPTK – UPI

A. PERMASALAHAN Menggejalanya arus globalisasi


Sejauh ini sering terdengar bahwa diberbagai sektor kehidupan dan dengan
disatu sisi lulusan SMK cukup banyak, tuntutan kebijaksanaan otonomi daerah
akan tetapi disisi lain lulusan yang mampu (desentralisasi) sebenarnya dunia
mandiri dan bekerja sesuai dengan pendidikan hendaknya mempunyai peran
kompetensi yang dimilikinya masih sangat yang sangat penting dalam menghasilkan
sedikit (terbatas). Tidak heran bahwa sumberdaya manusia (human resources)
siswa-siswa SMK yang telah tamat (lulus) yang memiliki kemampuan kognitif yang
banyak yang tidak bekerja (menganggur), luas, memiliki keterampilan yang tinggi
hal tersebut dikarenakan mereka belum dan mempunyai sikap (attitude) yang
mampu untuk menciptakan lapangan kerja santun dan tidak mudah menyerah dalam
sendiri (mandiri) demikian juga mereka menghadapi tantangan kehidupan.
belum siap untuk bekerja sesuai dengan Sekolah Menengah Kejuruan
tuntutan dunia kerja. Kesiapan ini tampak (SMK) sebenarnya merupakan institusi
dari kualitas/mutu lulusan SMK masih pendidikan yang sangat strategis dan
perlu ditingkatkan, yaitu baik dari institusi paling awal (pertama) dalam
kemandiriannya maupun dari tingkat mencetak sumber daya manusia yang
penalarannya (I Wayan Ratnata, 1995). memiliki kompetensi dasar (based

597
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

competency) dalam bidang teknologi. luas di SMK sudah tepat, dan yang perlu
Apabila lulusan SMK yang telah dididik disempurnakan adalah pendidikan dan
dan dilatih selama di SMK kompetensi pelatihan kejuruan berbasis kompetensi
dasar dalam bidang teknologi masih (competency-based training) sebagai
diragukan tentu kemampuan lulusan yang dasar mereka bekerja mandiri dan bekerja
mandiri dan mampu bekerja dalam di dunia usaha dan industri. Lulusan SMK
bidangnya di dunia usaha/ industri setelah memperoleh latihan yang tepat
menjadi ragu. Dengan demikian tidak dan terus-menerus di SMK niscaya
heran bila lulusan SMK banyak yang keterampilannya akan menjadi baik dan
menganggur. yang paling penting adalah adanya rasa
Bila kita amati secara seksama percaya diri dengan keahlian/
sumber daya manusia indonesia pada keterampilan yang dimiliki. Atas
umumnya tidak kalah dibandingkan pertimbangan uraian di atas dapat
dengan sumberdaya manusia negara- dirumuskan permasalahan yaitu
negara lain. Bahkan bila kita dapat bagaimana peranan Sekolah Menengah
membuktikan kepada masyarakat Kejuruan (SMK) dalam usaha
internasional bahwa siswa-siswa meningkatkan mutu lulusan untuk
(generasi muda) indonesia mampu meraih memasuki dunia kerja?
medali emas di bidang fisika dan
matematika pada olimpiade fisika dan B. KAJIAN TEORITIS
matematika. Kita patut berbangga bahwa Yang menjadi kajian utama dalam
sumber daya manusia Indonesia cukup tulisan ini adalah pengendalian mutu
tangguh dan kompetitif. Pertanyaannya pendidikan sekolah menengah kejuruan.
bagaimana kita dapat mengoptimalkan Untuk itu langkah yang harus ditempuh
sumberdaya manusia secara keseluruhan adalah bagaimana menghasilkan lulusan
untuk mampu berkompetitif. yang memiliki mutu tinggi. Menurut
Seiring dengan pernyataan ISO 9000 (Harbunangin & Harahap
Presiden Indonesia Ibu Megawati 1995:17), mutu adalah keseluruhan
Sukarnoputri yang mengatakan bahwa karakteristik barang atau jasa yang
hindari bangsa kita untuk dijadikan menunjukan kemampuannya dalam
bangsa/generasi muda hanya sebagai memuaskan kebutuhan pelanggan.
“kuli” atau sebatas tenaga kasar (tenaga Mengacu pada umusan tersebut
babu) oleh negara lain. Memperhatikan mutu pendidikan sekolah kejuruan dapat
pernyataan itu sejak saat ini kita harus dirumuskan sebagai keseluruhan
melakukan terobosan yang tepat di dunia (karakteristik) kemampuan lulusan yang
pendidikan kususnya SMK, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja.
lulusan lulusan yang dihasilkan benar- Pengendalian mutu pendidikan,
benar sesuai dengan kompetensi dasar menyangkut pengendalaian komponen-
yang dimilikinya. komponen pendidikan yang menunjang
Bila kita amati, sebenarnya dunia terpenuhinya mutu pendidikan yang
usaha / industri masih banyak dibutuhkan dunia kerja. Komponen-
membutuhkan tenaga kerja, demikian pula komponen tersebut terdiri atas kebijakan
apabila lulusan SMK ingin berusaha mutu pendidikan, kurikulum,
sendiri masih banyak yang dapat pembelajaran, fasilitas pendidikan,
dikerjakan. peserta didik, dan pendidik. Hasil dari
Dengan diberlakukan otonomi proses pendidikan adalah kemampuan
daerah, maka kebijaksanaan daerah lulusan, sedang kriteria mutu lulusan
dalam mengembangkan sumberdaya adalah deskripsi kemampuan (kinerja)
manusia disesuaikan dengan sumberdaya yang dituntut dunia kerja. Pengendalian
alam dan budaya dari daerah itu. Untuk itu mutu merupakan teknik dan operasional
kebijakan otonomi daerah harus diiringi yang digunakan untuk memenuhi
dengan kebijakan desentralisasi persyaratan mutu.
pendidikan. Dengan pemberlakuan broad- Dengan demikian hal penting
based curriculum atau kurikulum berbasis dapat dikemukakan disini, yaitu :

598
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

bagaimana standar kemampuan (kinerja) dunia usaha dan industri pada saat ini
lulusan sekolah kejuruan yang dituntut maupun masa yang akan datang.
oleh dunia kerja? Dan bagaimana model 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi
pengedalian komponen-komponen warga negara yang produktif dan
pendidikan yang menunjang dihasilkannya adaftif.
lulusan yang memiliki kemampuan Dari segi kuantitas keberadaan
(kinerja) sesuai dengan tuntutan dunia Sekolah Menengah Kejuruan telah cukup
kerja?. mendukung perkembangan industri,
Ada beberapa alasan mengapa sebab dewasa ini minimal ada sekitar
peningkatan mutu lulusan sekolah 2.092 SMK Negeri dan Swasta di seluruh
menengah kejuruan dikemukakan dalam Indonesia, yang terbagai dalam 160 jenis
makalah ini, antara lain: program studi. Tiap tahun sekitar 180.000
Pertama, karena pengaruh orang lulus dari SMK. Masalah utama
perkembangan ilmu pengetahauan dan yang dihadapi oleh pendidikan di SMK
teknologi yang sangat cepat, maka terjadi adalah mengenai kualitas. Persentase
laju perkembangan masyarakat dan dunia SMK yang berkualitas masih cukup kecil.
kerja yang sangat cepat pula. Kedua, Kualitas SMK berkaitan erat dengan
program pembangunan jangka panjang ketersediaan peralatan dan bahan praktik,
kedua, termasuk di dalamnya menghadapi guru profesional serta pengelolaan
tantangan pasar bebas pada tahun 2020 pendidikan. Sebagian besar SMK yang
(hasil APEK 1995), kedua alasan tersebut ada belum memiliki peralatan dan bahan
dituntut penyiapan sumber daya manusia praktik yang memadai, walaupun telah
yang mampu berprestasi dan cukup tersedia guru yang memiliki
berkompetisi dengan pihak luar. Ketiga, kemampuan profesional tetapi banyak dari
program pendidikan/ pengajaran yang mereka yang belum menunjukkan kinerja
relevan dengan tuntutan perkembangan secara profesional, di samping masih
masyarakat dan dunia kerja untuk adanya beberapa kelemahan dalam
penyiapan SDM yang bermutu. mengelolaan pendidikan.
Peningkatan Kualitas (Mutu) Sekolah
Pendidikan Sekolah Menengah Menengah Kejuruan
Kejurusan (SMK) Peningkatan kualitas SMK sebagai
Sekolah Menengah Kejuruan penghasil tenaga-tenaga kerja terampil di
(SMK) merupakapan suatu satuan bidang industri dan perusahaan
pendidikan jenjang pendidikan menengah merupakan syarat mutlak agar dapat
yang mempersiapkan lulusannya untuk menunjang percepatan laju
memasuki dunia kerja, seperti dirumuskan pembangunan. SMK sebagai sekolah
dalam PP Nomor 29 tahun 1990. Sekolah kejuruan memiliki karakteristik dan
menengah kejuruan mengamban misi tuntutan tertentu. Jumlah siswa perkelas
memenuhi kebutuhan tenaga kerja tingkat standar adalah 24 orang, baik untuk
menengah yang profesional, mandiri, dan pelajaran teori maupun praktik. Karena 60
mampu mengembangkan diri sesuai % dari mata apelajaran di SMK bersifat
dengan perkembangan ilmu pengetahuan praktik, maka setiap mata pelajaran yang
dan teknologi guna mendukung proses memberikan latihan praktik menuntut
industrialisasi. Lebih rinci tujuan dari peralatan dan bahan praktik yang
sekolah menengah kejurusan adalah: memadai. Untuk latihan praktik dengan
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki peralatan yang sedang tiap siswa
lapangan kerja serta mengembangkan membutuhkan ruang 5 m2, satu kelas
sikap profesional. membutuhkan 120 m2, untuk latihan
2. Menyiapkan siswa untuk memilih karir, praktik dengan peralatan yang besar tiap
mampu berkompetensi dan mampu siswa membutuhkan 8 m2, jadi satu kelas
mengembangkan diri. membutuhkan 196 m2.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat Seringkali setiap mata pelajaran
menengah untuk mengisi kebutuhan praktik membutuhkan ruangan dan
peralatan praktik tersendiri, ada beberapa

599
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

mata pelajaran praktik, seperti praktik ini dilakukan kunjungan ke industri yang
dasar yang bisa menggunakan satu menjadi pasangan dari program studi
ruangan dengan peralatan yang sama. yang di teliti.
Tersedianya ruangan dan Proses penelitian ini ini juga
peralatan serta bahan praktik yang dilakukan dengan cara pematangan
memadai, menuntut jumlah dan kualitas konsep model pengendalian mutu, studi
guru pembimbing praktik yang memadai pendahuluan, penyusunan instrument,
pula. Penggunaan alat-alat praktik, penentuan sekolah yang akan diteliti, dan
terutama mesin-mesin membutuhkan guru pengurusan perijinan. Pematangan
pembimbing praktik (instruktur) konsep tentang model kendali mutu
profesional. Kegiatan latihan praktik pendidikan melalui studi literature, diskusi-
melibatkan banyak orang, baik siswa, diskusi dan seminar. Dari hasil
guru, unsur pimpinan unit-unit praktik pematangan konsep pengendalian mutu
maupun asisten Toolman, juga disusun instrument penelitian. Studi
menggunakan banyak peralatan dan dilakukan dengan mengadakan survai
bahan-bahan, semuanya itu intensif ke sekolah dan industri-
membutuhkan sisten pengendalian yang perusahaan. Perusahaan yang di survai
efektif dan efisien. Tersedianya peralatan diutamanakan yang mempekerjakan
dan bahan praktik yang mencukupi, lulusan SMK dan /atau menjadi industri
dengan bimbingan dari guru-guru pasangan dalam pelaksanaan pendidikan
pembimbing praktik profesional yang sistem ganda (PSG). Pengambilan data
intensif, yang berlangsung dalam sistem dilakukan di SMK Negeri 1 Purwakarta,
pembelajaran yang terkelola dan SMK Negeri 4 Semarang, dan SMK
dikendalikan dengan efektif dan efisien, Negeri 12 Bandung, SMK Negeri 3
akan dapat menghasilkan lulusan SMK Pekalongan Jawa Tengah.
yang memiliki keterampilan tinggi, dan Survai di industri diarahkan pada
siap memasuki dunia kerja. menemukan deskripsi tugas (job
Penguasaan keterampilan yang description) dari pekerjaan yang diberikan
tinggi harus ditopang oleh pribadi dan kepada lulusan SMK. Deskripsi ini dapat
moral yang kuat, yang memungkinkan dijadikan standar kemampuan yang harus
mereka memiliki kemandirian dan dikuasai oleh para lulusan SMK. Survai
pegangan nilai-nilai kemanusiaan yang dilakukan melalui wawancara dengan
kokoh. Para lulusan SMK, pembekalan pimpinan unit, para supervisor, dan para
pengetahuan dan nilai-nilai moral tidak lulusan SMK (teknisi, supervisor),
cukup hanya diberikan secara ekspositori pengamatan langsung pada waktu
melalui pemberian bahan dalam bentuk mereka bekerja serta telaahan dokumen-
ceramah di kelas, tetapi perlu dimiliki dokumen yang berkenaan dengan
siswa melalui pemahaman dan pekerjaan lulusan SMK.
penghayatan langsung dalam kehidupan
dan berbagai bentuk kegiatan pembinaan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa.
Dari hasil pengamatan dan
pengembangan sistem pengendalian
C. METODOLOGI
mutu pendidikan dapat dijelaskan sbb:
Penelitian ini difokuskan pada
a. Penyusunan rencana pemahaman
peningkatan pendidikan sekolah kejuruan
kebutuhan masyarakat.
(SMK) yang meliputi butir-butir kendali
Dari hasil pengamatan ditemukan
mutu dan pedoman penggunaan kendali
sebahagian besar program studi yang
mutu manajemen. Pengembangan model
diteliti telah mempunyai/ menyusun
peningkatan mutu manajemen pendidikan
rencana pemahaman, walaupun baru
merupakan pengembangan butir kendali
sebatas pada rencana pemahaman
mutu yang mencakup: perencanaan
tuntutan pekerjaan. Sedangkan
manajemen pendidikan, pelaksanaan
pengembangannya, hampir seluruh
manajemen pendidikan, dan evaluasi
pimpinan dan pelaksana pendidikan
manajemen pendidikan. Dalam penelitian

600
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

sepakat perlunya rencana sekolah, tidak ada alokasi khusus


pemahaman tuntutan dan kebutuhan untuk setiap program studi, walaupun
masyarakat, industri-perusahaan dan ada butir-butir tertentu yang
tuntutan perkembangan ipteks sangat diperuntukkan kegiatan program
diperlukan. studi. Dari hasil diskusi
b. Penyusunan rencana pengembangan pengembangan, seluruh unsur
sistem informasi pendidikan. pimpinan dan pelaksana sepakat
Dari pengamatan ditemukan baru diperlakukannya rencana anggaran
sebagian program studi yang diteliti biaya pendidikan yang tersusun
telah memiliki/ menyusun rencana sistematis, lengkap dan rinci.
pengembangan sistem informasi e. Penyusunan rencana pengembangan
pendidikan. Rencana inipun belum sarana, prasarana dan fasilitas
lengkap dan rinci, baru butir-butir pendidikan.
garis besar. Dari hasil pengembangan Melalui pengamatan ditemukan
melalui wawancara hampir seluruh bahwa seluruh program studi yang
unsur pimpinan dan pelaksana diteliti telah memiliki rencana
pendidikan sepakat diperlukan pengembangan sarana, prasarana
rencana untuk pengembangan sistem dan fasilitas pendidikan. Rencana
informasi pendidikan. Sistem tersebut tersebut umumnya bersatu dalam
mencakup sistem alur informasi mulai rencana sekolah. Sebagian dari
dari pengumpulan, pengolahan, rencana tersebut telah disusun
penyimpanan, dan penggunaan, dan secara sistematis, lengkap dan rinci
penyiapan alat pengumpulan data. tetapi, namun masih ada yang belum
c. Penyusunan rencana Pembinaan dan sistematis dan lengkap, sehingga
pengembangan personil. dalam pelaksanaan memerlukan
Dari pengamatan ditemukan, bahwa revisi. Sedangkan melalui wawancara
sebagian besar program studi telah pengembangan butir-butir kendali
mempunyai program pembinaan dan mutu seluruh unsur pimpinan dan
pengembangan personil. Namun pelaksana pendidikan, sepakat
sebagian besar program studi belum diperlakukannya rencana
menyusun rencana tersebut secara pengembangan sarana.
sistematis dan rinci, baru berupa f. Penyusunan rencana kerjasama dan
butir-butir atau dalam jadwal saja. pelayanan kepada masyarakat.
Sebagian lainnya malah belum tertulis Berdasarkan ditemukan bahwa
baru disampaikan pimpinan dalam hampir sebagian besar program studi
rapat-rapat atau pertemuan. Rencana yang diteliti mempunyai kerjasama
tersebut meliputi pembinaan dan dengan masyarakat, tetapi sebagian
pengembangan unsur pimpinan, guru kecil yang telah mempunyai rencana
dan staf administrasi. Melalui diskusi pelayanan. Seluruh program studi
[engembangan butir-butir kendali telah mempunyai kerjsama dengan
mutu, seluruh unsur pimpinan dan orang tua siswa. Sebagian besar
pelaksanan pendidikan sepakat program studi telah mempunyai
diperlakukannya rencana tertulis yang kerjasama dengan industri dan
lengkap tentang pembinaan dan perusahaan, dan beberapa program
pengembangan personil, baik unsur studi juga mempunyai kerjasama
pimpinan, guru maupun staf dengan lembaga-lembaga lain. Dari
administrasi. hasil diskusi pengembangan butir-
d. Penyusunan rencana anggaran butir kendali mutu, hampir seluruh
keuangan. unsur pimpinana dan pelaksana
Melalui pengamatan ditemukan program studi sepakat perlunya
seluruh program studi yang diteliti, penyusunan rencana kerjasama dan
telah memiliki rencana anggaran pelayanan kepada masyarakat yang
keuangan. Rencana ini umumnya disusun secara sistematis.
bersatu dalam rencana keuangan

601
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

g. Penyusunan rencana penerimaan Sebagai kelengkapan dari


siswa, pemasaran dan penelusuran pengendalian mutu, dan untuk membantu
lulusan. sekolah serta pihak-pihak yang
Melalui hasil pengamatan ditemukan berwenang memberikan evaluasi perlu
bahwa hampir seluruh program studi dikembangkan butir-butir beserta
memiliki rencana penerimaan siswa pedoman penggunaan evaluasi mutu
baru. Baru sebagian kecil program pengajaran dan bimbingan. Untuk itu
studi yang telah memiliki rencana dapat disusun instrumen yang mengacu
pemasaran dan penelusuran lulusan. pada instrumen model pengendalian mutu
Sedangkan dari hasil diskusi pendidikan.
pengembangan butir-butir kendali Pengendalian mutu manajemen
mutu, hampir seluruh unsur pimpinan lebih bersifat menyeluruh (mengendalikan
dan pelaksana pendidikan, setuju keseluruhan organisasi), bertolak dari
tentang perlunya penyusunan strategi dan bukan dari seperangkat
rencana penerimaan siswa, prosedur dan aturan seperti pada
pemasaran dan penelusuran lulusan mengendalian tugas. Teknik dalam
secara sistematis (tertulis), pengendalian manajemen jarang yang
komprehensif dan rinci disertai jadwal bersifat presisi, sehingga sukar
yang jelas. memastikan bahwa kegiatan-kegiatan
telah berjalan sesuai dengan yang
E. KESIMPULAN diinginkan. Pengendalian manajemen
terutama berkenaan dengan
Untuk meningkatan mutu lulusan mengendalikan manusia, pertimbangan-
pendidikan sekolah menengah kejuruan pertimbangan psikologis cukup dominan.
para pelaksana pendidikan harus Pengendalian ini memiliki rentang waktu
melaksanakan peran dan fungsinya yang relatif panjang, seperti catur wulan/
sesuai dengan program kerja yang telah semesteran dan tahunan, dengan
disusun, yaitu melalui perancanaan informasi yang terpadu baik berorientasi
program pendidikan, pelaksanaan ke masa depan maupun sejarah masa
program, evaluasi program, dan tindak lalu.
lanjut yang harus ditempuh untuk kearah Untuk meningkatkan mutu
penyempurnaan. pendidikan (pengajaran dan bimbingan)
Unsur pimpinan di SMK yaitu mulai melalui peningkatan mutu pelaksanaan
dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pendidikan SMK, berkenaan dengan
ketua jurusan/ program studi, kepala kegiatan-kegiatan yang bersifat teknis-
bengkel, laboratorium, unit-unit produksi, rutin dapat diterapkan model
ketua pembina siswa, koordinator pengendalian tugas. Untuk yang bersifat
bimbingan dan konseling, ketua OSIS, dll, dinamis, inovatif dan kreatif, model
harus melaksanakan tugas dan tanggung pengendalian manajemen lebih tepat.
jawab secara baik, dan berkelanjutan
untuk menghasilkan mutu pendidikan
yang baik sesuai dengan harapan.

REFERENCE
Harbunangin & Harahap 1995:17, Hal
Anhtony, Dearden dan Bedford (Alih
Penting tentang ISO 9000. Jakarta:PT
bahasa Agus Maulana). 1989, Sistem
Iron Damwin Sentosa.
Pengendalian Manajemen Jilid I dan II.
Jakarta : Binarupa Aksara. I Wayan Ratnata ( 1995), Thesis :
Kemampuan Berpikir Logis Siswa
Cantor, dkk (1989), Vocational Education
STM dalam Pema- haman
and Training in the Development
Konsep-Konsep Listrik Magnet,
World, London and New York:
Routledge.

602
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Program Pascasarjana IKIP McLaughlin, G.C. (1995), Total Quality in


Bandung. Research and Development.
Delray Beach, Florida: St.
Koontz, Donnel dan Weihrich (1984), Lucie Press.
Management. Auckland: McGraw
Hill International Book Co. Schermerhon J.R. (1996), Management
and Organizational Behavior: Essensial.
New York: John Willey & Son

603

Anda mungkin juga menyukai