Anda di halaman 1dari 14

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

IMPLIKASI KEBIJAKAN PROPORSI SMK : SMA


MENGHADAPI ERA GLOBAL

Oleh:
Anas Arfandi, S.Pd. *)

Abstrak

Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK), dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang
siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang
kejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif yang
mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk
menghadapi persaingan kerja. Kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) menargetkan akan mengubah proporsi SMK : SMA
menjadi 70 : 30 dengan harapan agar lulusannya yang ingin bekerja bisa langsung masuk
ke pasar kerja, bahkan lebih bagus lagi kalau masih belajar di SMK sudah dipesan oleh
pengguna tenaga kerja tersebut. Karena itu, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
mulai dari program SMK jauh, SMK kecil, sampai pada pembuatan iklan sebagai bentuk
sosialisasi keunggulan SMK guna merubah persepsi masyarakat tentang SMK yang
merupakan pilihan kedua maupun pilihan terpaksa. Implikasi yang terjadi dengan
kebijakan proporsi SMK : SMA telah terjadi diberbagai daerah. Seperti contoh perubahan
dari SMA ke SMK di Kota Malang baik SMA negeri maupun SMA swasta, rasio jumlah
murid SMK : SMA pada tahun 2006 sebesar 35 : 65, pembukaan program SMK jauh dan
SMK kecil, sampai pada pembukaan SMK dengan jurusan baru. Pembukaan dan
penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat tergantung pada tuntutan kebutuhan
pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Sistem
pendidikan kejuruan di Indonesia membuat spesialisasi bagi siswa SMK sehingga ketika
suatu spesialisasi keahlian tersebut tidak lagi terbuka untuk bekerja, maka sangat sulit
bagi siswa untuk mencari pekerjaan lain karena keahlian yang spesifik yang dimiliki oleh
siswa. Terbatasnya anggaran pendidikan menjadi salah satu factor penghambat program
proporsi SMK : SMA, dan menjadi ambigu dalam menambah SMK baru, atau merubah
SMA menjadi SMK, ataukah tetap SMA namun siswanya dibekali keterampilan untuk
dapat bekerja setelah tamat. Selain itu, selama ini banyak sekolah kejuruan berada di
bawah naungan Departemen selain Depdiknas, bagaimana pengembangan sekolah
tersebut dan apakah hal tersebut masuk kedalam program proporsi SMK : SMA.

Keywords:

* Dosen

A. Pendahuluan signifikan. Pendidikan juga dituntut untuk


Sistem pendidikan teknologi dan cepat tanggap atas perubahan yang
kejuruan memainkan peran yang sangat terjadi dan melakukan upaya yang tepat
penting didalam pembangunan sosial dan serta secara normatif sesuai dengan cita-
ekonomi suatu bangsa. Hal ini menjadi cita masyarakatnya.
dasar pijakan dalam mengembangkan
sistem yang berkelanjutan dalam Visi pembangunan pendidikan
kaitannya dengan masyarakat dan dunia nasional didasarkan pada paradigma
usaha/industri. Secara global di bumi pembangunan manusia seutuhnya yang
nusantara yang terjadi sekarang ini telah meletakkan manusia sebagai subyek yang
mengalami perubahan yang sangat memiliki potensi untuk

97
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

mengaktualisasikan dirinya dengan segala dunia kerja, diantaranya melalui jalur


potensinya secara optimal. pendidikan kejuruan.
Pengembangan kecerdasan dalam dunia Pendidikan kejuruan yang
pendidikan yang selama ini hanya dikembangkan di Indonesia diantaranya
terkonsentrasi pada otak kiri selanjutnya adalah Sekolah Menengah Kejuruan
diarahkan untuk menyeimbangkan (SMK), dirancang untuk menyiapkan
kecerdasan otak kiri (kognitif) dan otak peserta didik atau lulusan yang siap
kanan (afektif dan psikomotorik) yang memasuki dunia kerja dan mampu
mencakup kecerdasan spiritual, social, mengembangkan sikap profesional di
emosional, estetis, dan kinestetis. bidang kejuruan. Lulusan pendidikan
kejuruan, diharapkan menjadi individu
Perkembangan dunia pendidikan yang produktif yang mampu bekerja
saat ini telah memasuki era yang ditandai menjadi tenaga kerja menengah dan
dengan gencarnya inovasi teknologi, memiliki kesiapan untuk menghadapi
sehingga menuntut adanya penyesuaian persaingan kerja. Kehadiran SMK
sistem pendidikan yang selaras dengan sekarang ini semakin didambakan
tuntutan dunia kerja. Pendidikan harus masyarakat; khususnya masyarakat yang
mencerminkan proses memanusiakan berkecimpung langsung dalam dunia
manusia dalam arti mengaktualisasikan kerja. Dengan catatan, bahwa lulusan
semua potensi yang dimilikinya menjadi pendidikan kejuruan memang mempunyai
kemampuan yang dapat dimanfaatkan kualifikasi sebagai (calon) tenaga kerja
dalam kehidupan sehari-hari di yang memiliki keterampilan vokasional
masyarakat luas. tertentu sesuai dengan bidang
keahliannya.
Data dari UNDP pada tahun Kebijakan pemerintah dalam hal ini
2007/2008 memperlihatkan bahwa indeks Departemen Pendidikan Nasional
pembangunan Indonesia pada tahun 2005 (Depdiknas) menargetkan akan
berada pada urutan ke 107 dengan nilai mengubah proporsi SMK : SMA menjadi
0,728 lebih tinggi dari tahun 2000 senilai 70 : 30 dengan harapan agar lulusannya
0,692. Sementara indeks pendidikan yang ingin bekerja bisa langsung masuk
berada pada urutan 97 dengan nilai 0,83. ke pasar kerja, bahkan lebih bagus lagi
Pertumbuhan penduduk 1975-2005 kalau masih belajar di SMK sudah
sebesar 1,7% dengan jumlah penduduk dipesan oleh pengguna tenaga kerja
226,1 juta jiwa. Jumlah tenaga kerja tersebut. Karena itu, berbagai upaya telah
sebesar 94.948 yang masing-masing dilakukan pemerintah mulai dari program
terbagi pada bidang pertanian sebesar SMK jauh, SMK kecil, sampai pada
44%, bidang industry sebesar 18%, dan pembuatan iklan sebagai bentuk
bidang jasa sebesar 38%, sementara sosialisasi keunggulan SMK guna
jumlah pengangguran periode 1996-2005 merubah persepsi masyarakat tentang
sebesar 10.854 orang. SMK yang merupakan pilihan kedua
Tingkat keberhasilan pembangunan maupun pilihan terpaksa.
nasional Indonesia di segala bidang akan Gambaran tentang kualitas lulusan
sangat bergantung pada sumber daya pendidikan kejuruan yang disarikan dari
manusia sebagai aset bangsa dalam Finch dan Crunkilton (1979), bahwa :
mengoptimalkan dan memaksimalkan “Kualitas pendidikan kejuruan
perkembangan seluruh sumber daya menerapkan ukuran ganda, yaitu kualitas
manusia yang dimiliki. Upaya tersebut menurut ukuran sekolah atau in-school
dapat dilakukan dan ditempuh melalui success standards dan kualitas menurut
pendidikan, baik melalui jalur pendidikan ukuran masyarakat atau out-of school
formal maupun jalur pendidikan non success standards”. Kriteria pertama
formal. Salah satu lembaga pada jalur meliputi aspek keberhasilan peserta didik
pendidikan formal yang menyiapkan dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang
lulusannya untuk memiliki keunggulan di telah diorientasikan pada tuntutan dunia
kerja, sedangkan kriteria kedua, meliputi

98
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

keberhasilan peserta didik yang Pendidikan kejuruan memiliki


tertampilkan pada kemampuan unjuk kerja karakteristik yang berbeda dengan satuan
sesuai dengan standar kompetensi pendidikan lainnya. Perbedaan tersebut
nasional ataupun internasional setelah dapat dikaji dari tujuan pendidikan,
mereka berada di lapangan kerja yang substansi pelajaran, tuntutan pendidikan
sebenarnya. dan lulusannya.
Upaya untuk mencapai kualitas 1. Tujuan Pendidikan Kejuruan
lulusan pendidikan kejuruan yang sesuai Pendidikan kejuruan bertujuan untuk
dengan tuntutan dunia kerja tersebut, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
perlu didasari dengan kurikulum yang kepribadian, akhlak mulia, serta
dirancang dan dikembangkan dengan keterampilan peserta didik untuk hidup
prinsip kesesuaian dengan kebutuhan mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
stakeholders. Kurikulum pendidikan lanjut sesuai dengan program
kejuruan secara spesifik memiliki karakter kejuruannya. Dari tujuan pendidikan
yang mengarah kepada pembentukan kejuruan tersebut mengandung makna
kecakapan lulusan yang berkaitan dengan bahwa pendidikan kejuruan di samping
pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. menyiapkan tenaga kerja yang profesional
Kecakapan tersebut telah diakomodasi juga mempersiapkan peserta didik untuk
dalam kurikulum SMK yang meliputi dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
kelompok Normatif, Adaptif dan kelompok yang lebih tinggi sesuai dengan program
Produktif. kejuruan atau bidang keahlian.
Sebagaimana yang telah dialami Berdasarkan pada tujuan pendidikan
oleh satuan pendidikan yang lain maka kejuruan di atas, maka untuk memahami
perkembangan Sekolah Menengah filosofi pendidikan kejuruan perlu dikaji
Kejuruan (SMK) di Indonesia selama ini dari landasan penyelenggaraan
mengalami pasang dan surut. Suatu pendidikan kejuruan sebagai berikut :
ketika jenis sekolah. yang menyiapkan a) Asumsi tentang anak didik
lulusannya untuk terjun langsung ke pos- Pendidikan kejuruan harus
pos kerja di masyarakat ini mengalami memandang anak didik sebagai
keadaan pasang; dalam arti kehadirannya individu yang selalu dalam proses
amat didambakan oleh masyarakat dan untuk mengembangkan pribadi dan
lulusannya pun banyak yang langsung segenap potensi yang dimilikinya.
terserap di dunia kerja. Pada saat yang Pengembangan ini menyangkut
lain sekolah yang menyiapkan lulusannya proses yang terjadi pada diri anak
menjadi tenaga kerja terampil menengah didik, seperti proses menjadi lebih
(middle skilled worker) ini kehadirannya dewasa, menjadi lebih pandai, menjadi
diremehkan oleh masyarakat dan lebih matang, yang menyangkut
lulusannya pun banyak yang menjadi proses perubahan akibat pengaruh
penganggur. eksternal, antara lain berubahnya karir
Dalam dua tiga dasawarsa terakhir atau pekerjaan akibat perkembangan
ini perkembangan teknologi berjalan sosial ekonomi masyarakat.
dengan amat cepat. Teknologi yang di Pendidikan kejuruan merupakan
hari kemarin masih dianggap modern ( upaya menyediakan stimulus berupa
sunrise teohnology ) bukan tak mungkin pengalaman belajar untuk membantu
hari ini sudah mulai basi (sunset mereka dalam mengembangkan diri
technology). Teknologi komputer dan potensinya. Oleh karena itu,
misalnya; beberapa tahun lalu orang keunikan tiap individu dalam
memakai komputer yang fisiknya besar berinteraksi dengan dunia luar melalui
dan sulit dipindah tempatkan manakala pengalaman belajar merupakan upaya
diperlukan. Namun saat ini orang memilih terintegrasi guna menunjang proses
komputer portabel yang mudah dipindah perkembangan diri anak didik secara
ke mana-mana dan lebih fleksibel. optimal. Kondisi ini tertampilkan dalam
B. Karakteristik Pengembangan prinsip pendidikan kejuruan “learning
Pendidikan Kejuruan

99
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

by doing”, dengan kurikulum yang terhadap peran-peran yang berkaitan


berorientasi pada dunia kerja. dengan peningkatan nilai tambah
b) Konteks sosial pendidikan keju ekonomi masyarakat. Dalam kerangka
Tujuan dan isi pendidikan ini, dapat dikatakan bahwa lulusan
kejuruan senantiasa dibentuk oleh pendidikan kejuruan seharusnya
kebutuhan masyarakat yang berubah memiliki nilai ekonomi lebih cepat
begitu pesat, sekaligus juga harus dibandingkan pendidikan umum.
berperan aktif dalam ikut serta
menentukan tingkat dan arah d) Konteks Ketenagakerjaan
perubahan masyarakat dalam bidang Pendidikan Kejuruan
kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan harus lebih
Pendidikan kejuruan memfokuskan usahanya pada
berkembang sesuai dengan komponen pendidikan dan pelatihan
perkembangan tuntutan masyarakat, yang mampu mengembangkan
melalui dua institusi sosial. Pertama, potensi manusia secara optimal.
institusi sosial yang berupa struktur Meskipun pada dasarnya hubungan
pekerjaan dengan organisasi, antara pendidikan kejuruan dan
pembagian peran atau tugas, dan kebijakan ketenagakerjaan adalah
perilaku yang berkaitan dengan hubungan yang didasari oleh
pemilihan, perolehan dan pemantapan kepentingan ekonomis, tetapi harus
karir. Institusi sosial yang kedua, selalu diingat bahwa hubungan
berupa pendidikan dengan fungsi penyelenggraan pendidikan kejuruan
gandanya sebagai media pelestarian tidak semata-mata ditentukan oleh
budaya sekaligus sebagai media kepentingan ekonomi.
terjadinya perubahan sosial. Dalam konteks ini diartikan
bahwa pendidikan kejuruan, dengan
c) Dimensi ekonomi pendidikan dalih kepentingan ekonomi, tidak
kejuruan seharusnya hanya mendidik anak didik
Hubungan dimensi ekonomi dengan seperangkat skill atau
dengan pendidikan kejuruan secara kemampuan spesifik untuk pekerjaan
konseptual dapat dijelaskan dari tertentu saja, karena keadaan ini tidak
kerangka investasi dan nilai balikan memperhatikan anak didik sebagai
(value of return) dari hasil pendidikan suatu totalitas. Mengembangkan
kejuruan. Dalam penyelenggaraan kemampuan spesifik secara terpisah
pendidikan kejuruan, baik swasta dari totalitas pribadi anak didik, berarti
maupun pemerintah semestinya memberikan bekal yang sangat
pendidikan kejuruan memiliki terbatas bagi masa depannya sebagai
konsekuensi investasi lebih besar tenaga kerja.
daripada pendidikan umum. Di
samping itu, hasil pendidikan kejuruan 2. Peserta didik
seharusnya memiliki peluang tingkat Peserta didik pada Sekolah
balikan (rate of return) lebih cepat Menengah Kejuruan (SMK) lebih
dibandingkan dengan pendidikan dikhususkan bagi anak yang berkeinginan
umum. Kondisi tersebut dimungkinkan memiliki kemampuan vokatif. Harapan
karena tujuan dan isi pendidikan mereka setelah lulus dapat langsung
kejuruan dirancang sejalan dengan bekerja atau melanjutkan ke perguruan
perkembangan masyarakat, baik tinggi dengan mengambil bidang
menyangkut tugas-tugas pekerjaan profesional atau bidang akademik. Usia
maupun pengembangan karir peserta peserta didik secara umum pada rentang
didik. 15/16 – 18/19 tahun, atau peserta didik
Pendidikan kejuruan berada pada masa remaja.
merupakan upaya mewujudkan Masa remaja merupakan masa
peserta didik menjadi manusia peralihan antara masa anak dengan
produktif, untuk mengisi kebutuhan

100
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dewasa. Pada masa ini biasanya terjadi c) Dasar kebenaran/Justifikasi


gejolak atau kemelut yang berkenaan (Justification)
dengan segi afektif, sosial, intelektual dan Fokus kurikulum dalam
moral. Kondisi ini terjadi karena adanya pendidikan kejuruan tidak terlepas
perubahan-perubahan baik fisik maupun pada pengembangan pengetahuan
psikis yang sangat cepat yang mengenai suatu bidang tertentu,
mengganggu kestabilan kepribadian anak. tetapi harus secara simultan
Oleh karena itu, di dalam merancang mempersiapkan peserta didik yang
pembelajaran bagi anak yang berusia produktif. Finch dan Crunkilton (1984 :
remaja ini seyogianya memperhatikan 13) mengemukakan bahwa :
tugas-tugas perkembangan yang harus Kurikulum pendidikan kejuruan
diselesaikan para remaja. berhubungan langsung dengan
membantu siswa untuk
3. Substansi Pendidikan Kejuruan mengembangkan suatu tingkat
Substansi dari pendidikan kejuruan pengetahuan, keahlian, sikap dan
harus menampilkan karakteristik nilai yang luas. Setiap aspek tersebut
pendidikan kejuruan yang tercermin dalam akhirnya bertambah dalam beberapa
aspek-aspek yang erat dengan kemampuan kerja lulusan.
perencanaan kurikulum, yaitu : Lingkungan belajar pendidikan
a) Orientasi/Tujuan (Orientation) kejuruan mengupayakan di dalam
Kurikulum pendidikan kejuruan mengembangkan pengetahuan
telah berorientasi pada proses dan peserta didik, keahlian meniru, sikap
hasil atau lulusan. Keberhasilan utama dan nilai serta penggabungan aspek-
kurikulum pendidikan kejuruan tidak aspek tersebut dan aplikasinya bagi
hanya diukur dengan keberhasilan lingkungan kerja yang sebenarnya.
pendidikan peserta didik di sekolah Seluruh kemampuan tersebut di
saja, tetapi juga dengan hasil prestasi atas, dapat dikuasai oleh peserta
kerja dalam dunia kerja. Finch dan didik melalui pengalaman belajar
Crunkilton (1984 : 12) mengemukakan yang diberikan, yaitu berupa
bahwa : Kurikulum pendidikan rangsangan yang diaplikasikan baik
kejuruan berorientasi terhadap proses pada situasi kerja yang tersimulasi
(pengalaman dan aktivitas dalam lewat proses belajar mengajar di
lingkungan sekolah) dan hasil sekolah maupun situasi kerja yang
(pengaruh pengalaman dan aktivitas sebenarnya pada dunia usaha atau
tersebut pada peserta didik). industri (pembelajaran di dunia kerja).
b) Dasar kebenaran/Justifikasi Dari hasil belajar atau kemampuan
(Justification) yang telah dikuasai diharapkan dapat
Pengembangan program memberikan kontribusi pada
pendidikan kejuruan perlu adanya pengembangan diri peserta didik,
alasan atau justifikasi yang jelas. sehingga mereka mampu bekerja
Justifikasi untuk program pendidikan sesuai dengan tuntutan dunia usaha
kejuruan adalah adanya kebutuhan dan industri.
nyata tenaga kerja di lapangan kerja d) Standar keberhasilan di luar
atau di dunia usaha dan industri. sekolah (Out-of school success
Dasar kebenaran/justifikasi pendidikan standards)
kejuruan menurut Finch dan Crunkilton Kriteria untuk menentukan
(1984 : 12), meluas hingga lingkungan keberhasilan suatu lembaga
sekolah dan masyarakat. Ketika pendidikan kejuruan diukur dari
kurikulum berorientasi pada peserta keberhasilan peserta didik di sekolah,
didik, maka dukungan bagi kurikulum mengenai beberapa aspek yang akan
tersebut berasal dari peluang kerja dia masuki. Penilaian keberhasilan
yang tersedia bagi para lulusan. pada peserta didik di sekolah harus
pada penilaian sebenarnya atau

101
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kemampuan melakukan suatu dalam mempertahankan hubungan


pekerjaan. Dengan kata lain bahwa yang kuat dengan berbagai bidang
dalam standar keberhasilan sekolah keahlian yang berkembang di
harus berhubungan erat dengan masyarakat.
keberhasilan yang diharapkan dalam Pengertian msyarakat yang
pekerjaan, dengan kriteria yang dimakasud adalah dunia usaha dan
digunakan oleh guru dengan mengacu dunia industri. Penyelenggaraan
pada standar atau prosedur kerja yang pendidikan kejuruan harus relevan
telah ditentukan oleh dunia kerja dengan tuntutan kerja pada dunia
(dunia usaha dan dunia industri). usaha atau industri, maka masalah
Penentu keberhasilan tidak hubungan antara lembaga pendidikan
terbatas pada apa yang terjadi di dengan dunia usaha atau industri
lingkungan sekolah. Standar merupakan suatu ciri karakteristik
keberhasilan di luar sekolah berkaitan yang penting bagi pendidikan
dengan pekerjaan atau kemampuan kejuruan.
kerja yang biasanya dilakukan oleh Perwujudan hubungan timbal
dunia usaha atau dunia industri. balik berupa kesediaan dunia usaha
Menurut Starr (1975), bahwa : atau industri, menampung peserta
Walaupun standar keberhasilan didik untuk mendapat kesempatan
beragam antar sekolah dan antar pengalaman belajar di lapangan kerja
Negara, tetapi keberhasilan tersebut atau industri, merpakan bentuk
seringkali mengambil bentuk kerjasama yang saling
kepuasan pegawai dengan keahlian menguntungkan.
lulusan, suatu persentase tinggi f) Hubungan kerja sama dengan
lulusan yang mendapatkan pekerjaan masyarakat (School-community
di bidang persiapan atau dalam bidang relationships)
yang berhubungan, kepuasan kerja Keterlibatan pemerintah pusat ini
lulusan, kemajuan yang dialami berkaitan dengan dana pendidikan
lulusan. yang akan dialokasikan, karena hal ini
Sebagai contoh, untuk akan mempengaruhi kurikulum.
menentukan keberhasilan di luar Misalnya : Ketentuan jam pengajaran
sekolah yang sudah dilakukan pada kejuruan tertentu dan jenis
SMK adalah dengan dilaksanakannya perlengkapan tertentu yang digunakan
uji level untuk kelas X dan XI, serta uji di bengkel atau laboratorium dapat
kompetensi untuk kelas XII yang membantu perkembangan suatu
dilakukan oleh dunia usaha atau tingkat kualitas yang lebih tinggi.
industri berdasarkan standar g) Kepekaan (Responsivenenss)
kompetensi nasional sesuai bidang Komitmen yang tinggi untuk
keahlian. selalu berorientasi ke dunia kerja,
Standar kelulusan di luar sekolah pendidikan kejuruan harus mempunyai
(out-of school success standards) ciri berupa kepekaan atau daya suai
dilakukan oleh dunia usaha dan terhadap perkembangan masyarakat
industri yang mengacu pada standar pada umumnya, dan dunia kerja pada
kompetensi sesuai bidang keahlian khususnya. Perkembangan ilmu dan
atau produk yang dihasilkan oleh teknologi, inovasi dan penemuan-
masing-masing industri. penemuan baru di bidang produksi
e) Hubungan kerja sama dengan dan jasa, besar pengaruhnya terhadap
masyarakat (School-community perkembangan pendidikan kejuruan.
relationships) Untuk itulah pendidikan kejuruan
harus bersifat responsif proaktif
Suatu usaha pendidikan harus
terhadap perkembangan ilmu dan
berhubungan dengan masyarakat,
teknologi, dengan upaya lebih
demikian pula dengan pendidikan
menekankan kepada sifat
kejuruan memiliki tanggung jawab di
adaptabilitas dan fleksibilitas untuk

102
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

menghadapi prospek karir peserta 3) Fokus isi pendidikan kejuruan


didik dalam jangka panjang. ditekankan pada penguasaan
h) Logistik pengetahuan, keterampilan, sikap dan
Kurikulum pendidikan kejuruan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia
dalam implementasi kegiatan kerja.
pembelajaran perlu didukung oleh 4) Penilaian yang sesungguhnya
fasilitas beajar yang memadai, karena terhadap kesuksesan peserta didik
untuk mewujudkan situasi belajar yang harus pada “hands-on” atau
dapat mencerminkan situasi dunia performance dalam dunia kerja
kerja secara realistis dan edukatif, 5) Hubungan yang erat dengan dunia
diperlukan banyak perlengkapan, kerja merupakan kunci keberhasilan
sarana dan perbekalan logistik. pendidikan kejuruan
Bengkel kerja dan laboratorium adalah 6) Pendidikan kejuruan yang baik adalah
kelengkapan utama dalam sekolah responsif dan antisipatif terhadap
kejuruan yang harus ada sebagai kemajuan teknologi
fasilitas bagi peserta didik di dalam 7) Pendidikan kejuruan lebih ditekankan
mengembangkan kemampuan kerja pada “learning by doing”
sesuai dengan tuntutan dunia usaha 8) Pendidikan kejuruan memerlukan
dan industri. fasilitas yang mutakhir untuk praktek
i) Pengeluaran (Expense) sesuai dengan tuntutan dunia usaha
Pengeluaran rutin sebagai biaya dan industry
pendidikan pada pendidikan kejuruan
yang menunjang kegiatan pembelajaran, C. Tuntutan Perkembangan
mencakup biaya listrik, air, pemeliharaan Pendidikan Kejuruan di Era Global
dan penggantian peralatan, biaya Pendidikan memiliki peran yang
transportasi ke lokasi/industri (tempat sangat strategis dalam mewujudkan
praktek kerja/magang) yang jauh dari sumber daya manusia yang tangguh
sekolah. Di samping itu, peralatan harus untuk menghadapi persaingan bebas.
diperbaharui secara periodik juga guru Termasuk pendidikan kejuruan yang
berharap untuk memberikan pengalaman menyiapkan peserta didik atau sumber
belajar yang sebenarnya bagi peserta daya manusia yang memiliki kemampuan
didik sebagaimana layaknya di industri, kerja sebagai tenaga kerja menengah
maka ini bisa menjadi mahal. Yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan
terakhir yang juga harus menjadi dunia industri. Oleh karena itu sesuai
perhatian adalah pembelian bahan habis dengan tuntutan perkembangan
sebagai bahan praktikum yang digunakan pendidikan kejuruan, maka perlu adanya
secara rutin sesuai dengan program pembaharuan pendidikan dan pelatihan
keahlian yang dikembangkan pada SMK kejuruan di SMK untuk masa depan.
masing-masing. Dalam menjalankan peran dan
Dari uraian mengenai karakteristik fungsinya, maka pendidikan dan pelatihan
pendidikan kejuruan yang disarikan dari di SMK perlu memperhatikan prinsip-
Finch dan Crunkilton (1984) di atas, dapat prinsip pendidikan kejuruan yang
dijadikan acuan di dalam pengembangan dikemukakan Prosser (Djojonegoro,
kurikulum pendidikan kejuruan di 1998); sebagai berikut:
Indonesia. Kurikulum pendidikan kejuruan 1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika
yang dikembangkan di Indoneisa lingkungan dimana siswa dilatih
seyogianya mengacu pada karakteristik merupakan replika lingkungan dimana
sebagai berikut: nanti ia akan bekerja.
1) Pendidikan kejuruan diarahkan untuk 2. Pendidikan kejuruan yang efektif
mempersiapkan peserta didik hanya dapat diberikan dimana tugas-
memasuki lapangan kerja tugas latihan dilakukan dengan cara,
2) Pendidikan kejuruan didasarkan atas alat dan mesin yang sama seperti
kebutuhan dunia kerja yang ditetapkan di tempat kerja.

103
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika 14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika
dia melatih seseorang dalam metode pengajaran yang digunakan
kebiasaan berpikir dan bekerja seperti dan hubungan pribadi dengan peserta
yang diperlukan dalam pekerjaan itu didik mempertimbangkan sifat-sifat
sendri peserta didik tersebut
4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika 15. Administrasi pendidikan kejuruan
dia dapat memampukan setiap akan efisien jika dia luwes dan
individu memodali minatnya, mengalir daripada kaku dan
pengetahuannya dan terstandar
keterampilannya pada tingkat yang 16. Pendidikan kejuruan memerlukan
paling tinggi biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi
5. Pendidikan kejuruan yang efektif maka pendidikan kejuruan tidak boleh
untuk setiap profesi, jabatan atau dipaksakan beroperasi.
pekerjaan hanya dapat diberikan
kepada seseorang yang Prinsip-prinsip penyelenggaraan
memerlukannya, yang pendidikan kejuruan yang dikemukakan
menginginkannya dan yang dapat oleh Prosser di atas merupakan prinsip
untung darinya yang sangat ideal sehingga peluang bagi
6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika lulusan pendidikan kejuruan untuk
pengalaman latihan untuk memasuki dunia usaha dan dunia industry
membentuk kebiasaan kerja dan sangat besar. Yang menjadi pertanyaan
kebiasaan berfkir yang benar bagi kita adalah bagaimana kondisi di
diulangkan sehingga pas seperti yang Indonesia, apakah prinsip-prinsip tersebut
diperlukan dalam pekerjaan nantinya telah kita penuhi semua, atau terpenuhi
7. Pendidikan kejuruan akan efektif jika sebagian, atau belum ada yang dapat
gurunya telah mempunyai terpenuhi karena berbagai keterbatasan.
pengalaman yang sukses dalam Beberapa tuntutan yang mesti
penerapan keterampilan dan diperhatikan dalam penyelenggaraan
pengetahuan pada operasi dan pendidikan kejuruan, antara lain adalah :
proses kerja yang akan dilakukan A. Tuntutan Peserta Didik
8. Pada setiap jabatan ada kemampuan
Pendidikan kejuruan memiliki peran
minimum yang harus dipunyai oleh
untuk menyiapkan peserta didik agar siap
seseorang agar dia tetap dapat
bekerja, baik bekerja secara mandiri
bekerja pada jabatan tersebut
(wiraswasta) maupun mengisi lowongan
9. Pendidikan kejuruan harus
pekerjaan yang ada. SMK sebagai salah
memperhatikan permintaan pasar
satu institusi yang menyiapkan tenaga
(memperhatikan tanda-tanda pasar
kerja, dituntut mampu menghasilkan
kerja)
lulusan sebagaimana yang diharapkan
10. Proses pembinaan kebiasaan yang
dunia kerja. Tenaga kerja yang
efektif pada siswa akan tercapai jika
dibutuhkan adalah sumber daya manusia
pelatihan diberikan pada pekerjaan
yang memiliki kompetensi sesuai dengan
yang nyata
bidang pekerjaannya, memiliki daya
11. Sumber yang dapat dipercaya untuk
adaptasi dan daya saing yang tinggi. Atas
mengetahui isi pelatihan pada suatu
dasar itu, pengembangan kurikulum
okupasi tersebut
dalam rangka penyempurnaan pendidikan
12. Setiap okupasi mempunyai ciri-ciri isi
menengah kejuruan harus disesuaikan
(body of content) yang berbeda-beda
dengan kondisi dan kebutuhan dunia
satu dengan yang lainnya
kerja.
13. Pendidikan kejuruan akan merupakan
Tuntutan peserta didik dan lulusan
layanan sosial yang efisien jika sesuai
yang sesuai dengan kebutuhan dunia
dengan kebutuhan seseorang yang
kerja perlu dijadikan sumber pijakan di
memang memerlukan dan memang
dalam merumuskan tujuan pendidikan
paling efektif jika dilakukan lewat
kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan
pengajaran kejuruan

104
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

(SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan a. Perubahan dari pendekatan Supply


kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam Driven ke Demand Driven
penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, Dengan deman driven ini
merupakan pendidikan menengah yang mengharapkan dunia usaha dan dunia
mempersiapkan peserta didik terutama industri atau dunia kerja lebih
untuk bekerja dalam bidang tertentu, yang berperan di dalam menentukan,
dirumuskan dalam tujuan umum dan mendorong dan menggerakkan
tujuan khusus. pendidikan kejuruan, karena mereka
B. Tuntutan Kebutuhan Masyarakat adalah pihak yang lebih
berkepentingan dari sudut kebutuhan
Ditinjau dari perspektif perkembangan
tenaga kerja. Dalam pelaksanaannya,
kebutuhan pembelajaran dan aksesibilitas
dunia kerja ikut berperan serta karena
dunia usaha/industri, sekurang-kurangnya
proses pendidikan itu sendiri lebih
tiga dimensi pokok yang menjadi
dominan dalam menentukan kualitas
tantangan bagi SMK, baik dalam konteks
tamatannya, serta dalam evaluasi
regional maupun nasional, diantaranya:
hasil pendidikan itupun dunia kerja ikut
a. Implementasi program pendidikan dan menentukan supaya hasil pendidikan
pelatihan harus berfokus pada kejuruan itu terjamin dan terukur
pendayagunaan potensi sumber daya dengan ukuran dunia kerja.
lokal, sambil mengoptimalkan Sebagai salah satu bentuk
kerjasama secara intensif dengan penerapan prinsip demand driven,
institusi pasangan maka dalam pengembangan kurikulum
b. Pelaksanaan kurikulum harus SMK harus melakukan sinkronisasi
berdasarkan pendekatan yang lebih kurikulum yng direalisasikan dalam
fleksibel sesuai dengan trend program Pendidikan Sistem Ganda
perkembangan dan kemajuan (PSG). Dengan melakukan
teknologi agar kompetensi yang sinkronisasi kurikulum,
diperoleh peserta didik selama dan penyelengaraan pembelajaran di SMK
sesudah mengikuti program diklat, diupayakan sedekat mungkin dengan
memiliki daya adaptasi yang tinggi kebutuhan dan kondisi dunia
Program pendidikan dan pelatihan kerja/industri, serta memiliki relevansi
sepenuhnya harus berorientasi dan fleksibilitas tinggi dengan tuntutan
mastery learning (belajar tuntas)
lapangan. Melalui sinkronisasi
dengan melibatkan peran aktif – kurikulum ini, diharapkan sekolah
partisipatif para stakeholders dapat membaca keahlian dan
pendidikan, termasuk optimalisasi performansi apa yang dibutuhkan
peran Pemerintah Daerah untuk dunia usaha atau industri untuk dapat
merumuskan pemetaan kompetensi dimasuki oleh lulusan SMK.
ketenagakerjaan di daerahnya sebagai b. Perubahan dari pendidikan berbasis
input bagi SMK dalam sekolah (School Based Program) ke
penyelenggaraan diklat berkelanjutan. sistem berbasis ganda (Dual Based
C. Tuntutan pengelolaan pendidikan Program)
kejuruan
Perubahan dari pendidikan
Tuntutan pengelolaan pada berbasis sekolah, ke pendidikan
pendidikan kejuruan harus sesuai dengan berbasis ganda sesuai dengan
kebijakan link and match, yaitu perubahan kebijakan link and match,
dari pola lama yang cenderung berbentuk mengharapkan supaya program
pendidikan demi pendidikan ke suatu pendidikan kejuruan itu dilaksanakan
yang lebih terang, jelas dan konkrit di dua tempat. Sebagian program
menjadi pendidikan kejuruan sebagai pendidikan dilaksanakan di sekolah,
program pengembangan sumber daya yaitu teori dan praktek dasar kejuruan,
manusia. Dimensi pembaharuan yang dan sebagian lainnya dilaksanakan di
diturunkan dari kebijakan link and match,
dunia kerja, yaitu keterampilan
yaitu: produktif yang diperoleh melalui

105
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

prinsip learning by doing. Pendidikan e. Perubahan dari sistem pendidikan


yang dilakukan melalui proses bekerja formal yang kaku, ke sistem yang
di dunia kerja akan memberikan luwes dan menganut prinsip multy
pengetahuan keterampilan dan nilai- entry, multy exit
nilai dunia kerja yang tidak mungkin Dengan adanya perubahan dari
atau sulit didapat di sekolah, antara supply driven ke demand driven, dari
lain pembentukan wawasan mutu, schools based program ke dual based
wawasan keunggulan, wawasan program, dari model pengajaran mata
pasar, wawasan nilai tambah, dan pelajaran ke program berbasis
pembentukan etos kerja. kompetensi; diperlukan adanya
c. Perubahan dari model pengajaran keluwesan yang memungkinkan
yang mengajarkan mata-mata pelaksanaan praktek kerja industri dan
pelajaran ke model pengajaran pelaksanaan prinsip multy entry multy
berbasis kompetensi exit. Prinsip ini memungkinkan peserta
Perubahan ke model pengajaran didik SMK yang telah memiliki
ke berbasis kompetensi, bermaksud sejumlah satuan kemampuan tertentu
menuntun proses pengajaran secara (karena program pengajarannya
langsung berorientasi pada berbasis kompetensi), mendapatkan
kompetensi atau satuan-satuan kesempatan kerja di dunia kerja, maka
kemampuan. Pengajaran berbasis peserta didik tersebut dimungkinkan
kompetensi ini sekaligus memerlukan meninggalkan sekolah. Dan kalau
perubahan kemasan kurikulum peserta didik tersebut ingin masuk
kejuruan ke dalam kemasan berbentuk sekolah kembali menyelesaikan
paket-paket kompetensi. program SMK nya, maka sekolah
d. Perubahan dari program dasar yang harus membuka diri menerimanya,
sempit (Narrow Based) ke program dan bahkan menghargai dan
dasar yang mendasar, kuat dan luas mengakui keahlian yang diperoleh
(Broad Based) peserta didik yang bersangkutan dari
Kebijakan link and match pengalaman kerjanya. Di samping itu,
menuntut adanya pembaharuan, sistem program berbasis ganda juga
mengarah kepada pembentukan dasar memerlukan pengaturan praktek kerja
yang mendasar, kuat dan lebih luas. di industri sesuai dengan aturan kerja
Sistem baru yang berwawasan yang berlaku di industri yang tidak
sumberdaya manusia, berwawasan sama dengan aturan kalender belajar
mutu dan keunggulan menganut di sekolah.
prinsip, bahwa : tidak mungkin f. Perubahan dari sistem yang tidak
membentuk sumberdaya manusia mengakui keahlian yang telah
yang berkualitas dan yang memiliki diperoleh sebelumnya, ke sistem
keunggulan, kalau tidak diawali yang mengakui keahlian yang
dengan pembentukan dasar yang diperoleh dari mana dan dengan
kuat. Dalam rangka penguatan dasar cara apapun kompetensi itu
ini, maka peserta didik perlu diberi diperoleh (Recognition of prior
bekal dasar yang berfungsi untuk learning)
membentuk keunggulan, sekaligus Sistem baru pendidikan kejuruan
beradaptasi terhadap perkembangan harus mampu memberikan pengakuan
IPTEK, dengan memperkuat dan penghargaan terhadap
penguasaan matematika, IPA, Bahasa kompetensi yang dimiliki oleh
Inggris dan Komputer. Sistem baru ini seseorang. Sistem ini akan
harus memberi dasar yang lebih luas memotivasi banyak orang yang sudah
tetapi kuat dan mendasar, yang memiliki kompetensi tertentu, misalnya
memungkinkan seseorang tamatan dari pengalaman kerja, berusaha
SMK memiliki kemampuan mendapatkan pengakuan sebagai
menyesuaikan diri terhadap bekal untuk pendidikan dan pelatihan
kemungkinan perubahan pekerjaan. berkelanjutan. Untuk ini SMK perlu

106
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

menyiapkan diri sehingga memiliki i. Perubahan dari manajemen


instrument dan kemampuan menguji terpusat ke pola manajemen
kompetensi seseorang darimana dan mandiri (prinsip desentralisasi)
dengan cara apapun kompetensi itu Pola baru manajemen mandiri
didapatkan. dimaksudkan memberi peluang
g. Perubahan dari pemisahan antara kepada propinsi dan bahkan sekolah
pendidikan dengan pelatihan untuk menentukan kebijakan
kejuruan, ke sistem baru yang operasional, asal tetap mengacu
mengintegrasikan pendidikan dan kepada kebijakan nasional. Kebijakan
pelatihan kejuruan secara terpadu nasioanl dibatasi pada hal-hal yang
Program baru pendidikan yang bersifat strategis, supaya memberi
mengemas pendidikannya dalam peluang bagi para pelaksana di
bentuk paket-paket kompetensi lapangan berimprovisasi dan
kejuruan, akan memudahkan melakukan inovasi. Proses
pengakuan dan penghargaan pendewasaan SMK perlu ditekankan,
terhadap program pelatihan kejuruan untuk menumbuhkan rasa percaya diri
dan program pendidikan kejuruan. sekolah melakukan apa yang baik
Sistem baru ini memerlukan menurut sekolah, dengan prinsip
standarisasi kompetensi, dan akuntabilitas (accountability) yang
kompetensi yang terstandar itu bisa secara taat azas memberikan
dicapai melalui program pendidikan, penghargaan kepada mereka yang
program pelatihan atau bahkan pantas dihargai, dan menindak
dengan pengalaman kerja yang mereka yang pantas ditindak.
ditunjang dengan inisiatif belajar j. Perubahan dari ketergantungan
sendiri. sepenuhnya dari pembiayaan
h. Perubahan dari sistem terminal ke pemerintah pusat, ke swadana
sistem berkelanjutan dengan subsidi pemerintah pusat
Sistem baru tetap mengharapkan Sejalan dengan prinsip demand
dan mengutamakan tamatan SMK driven, dual based program,
langsung bekerja, agar segera pendewasaan manajemen sekolah,
menjadi tenaga produktif, dapat dan pengembangan unit produksi
memberi return atas investasi SMK. sekolah, sistem baru diharapkan dapat
Sistem baru juga mengakui banyak mendorong pertumbuhan swadana
tamatan SMK yang potensial, dan pada SMK, dan posisi lokasi dana dari
potensi keahlian kejuruannya akan pemerintah pusat bersifat membantu
lebih berkembang lagi setelah bekerja. atau subsidi. Sistem ini juga
Terhadap mereka ini diberi peluang diharapkan mampu mendorong SMK
untuk melanjutkan pendidikannya ke berpikir dan berperilaku ekonomis.
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(misalnya program Diploma), melalui D. Implikasi kebijakan proporsi SMK :
suatu proses artikulasi yang mengakui SMA
dan menghargai kompetensi yang Implikasi yang terjadi dengan
diperoleh dari SMK dan dari kebijakan proporsi SMK : SMA telah
pengalaman kerja sebelumnya. terjadi diberbagai daerah. Seperti contoh
Untuk mendapatkan sistem perubahan dari SMA ke SMK di Kota
artikulasi yang efisien diperlukan Malang baik SMA negeri maupun SMA
“program antara” (bridging program) swasta, rasion jumlah murid SMK : SMA
guna memantapkan kemampuan pada tahun 2006 sebesar 35 : 65,
dasar tamatan SMK yang sudah pembukaan program SMK jauh dan SMK
berpengalaman kerja, supaya siap kecil, sampai pada pembukaan SMK
melanjutkan ke program pendidikan dengan jurusan baru.
yang lebih tinggi. Pembukaan dan penutupan suatu
SMK pada dasarnya sangat tergantung

107
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pada tuntutan kebutuhan pengembangan Indonesia membuat spesialisasi bagi


sumber daya manusia di wilayah atau siswa SMK sehingga ketika suatu
daerah setempat. Pembukaan institusi spesialisasi keahlian tersebut tidak
SMK baru sangat dimungkinkan jika lagi terbuka untuk bekerja, maka
terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya sangat sulit bagi siswa untuk mencari
manusia yang terkait dengan peran dan pekerjaan lain karena keahlian yang
fungsi SMK. Sebagaimana yang spesifik yang dimiliki oleh siswa.
dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : Beberapa negara lain
“Secara teoritik pendidikan kejuruan menerapkan pola system pendidikan
sangat dipentingkan karena lebih dari vokasi yang bersifat umum sehingga
80% tenaga kerja dilapangan kerja adalah siswa SMK tidak memiliki spesialisasi
tenaga kerja tingkat menengah ke bawah tertentu namun keahlian secara umum.
dan sisanya kurang dari 20% bekerja
Jika suatu waktu siswa tersebut ingin
pada lapisan atas. Oleh karena itu,
pengembangan pendidikan kejuruan jelas lebih ahli dalam suatu bidang tertentu,
merupakan hal penting”. maka dia dapat masuk pada balai
Penutupan suatu institusi SMK pelatihan yang sesuai keahlian yang
hanya dimungkinkan jika secara hukum diinginkan sehingga alumni SMK
tidak dapat dipertahankan atau karena dapat lebih fleksibel untuk masuk
adanya tuntutan masyarakat yang sama pada berbagai bidang pekerjaan.
sekali tidak dapat dipertahankan atau 2. Anggaran pendidikan
dihindari. Namun pada dasarnya, tidak Anggaran pendidikan sesuai
ada alasan untuk menutup SMK selama amanat Undang-undang adalah
institusi tersebut masih dapat sebesar 20 %, namun yang terealisasi
menjalankan peran dan fungsi serta tidak untuk tahun 2008 adalah sebesar
bertentangan dengan hukum yang 11%, bahkan dengan kemampuan
berlaku. Karena itu, upaya untuk dana APBN tahun 2008 yang relatif
mempertahankan SMK yang dapat defisit, pos anggaran pada setiap
menjawab tuntutan kebutuhan departemen telah dikurangi sebesar
masyarakat, dalam hal ini SMK harus 10%. Hal ini kemudian menimbulkan
mampu menjalankan peran dan fungsinya pertanyaan mengenai pola penerapan
dengan baik. proporsi SMK : SMA kedepan
Dari sekian banyak implikasi positif terutama dalam rangka implementasi
yang mendukung kebijakan perubahan program tersebut, apakah merubah
proporsi SMK : SMA, terdapat juga SMA menjadi SMK, atau
beberapa buah pertanyaan mengenai pembangunan SMK baru, atau
kebijakan SMK : SMA yang mungkin membekali siswa SMA keterampilan
menjadi tantangan dalam pelaksanaan yang mampu untuk dapat bekerja
program ini. Hal ini terkait dengan setelah tamat?
investasi dan pembiayaan operasional 3. Sekolah di bawah Departemen lain
yang sangat besar yang dilakukan oleh Selain lembaga pendidikan
pemerintah dalam pendidikan kejuruan. kejuruan di bawah Depdiknas,
Dari fenomena yang terjadi saat ini, terdapat juga beberapa lembaga
ada beberapa pertanyaan yang timbul di pendidikan kejuruan di bawah
dalam benak penulis, antara lain: naungan Departemen dengan
1. Spesialisasi jurusan di SMK konsentrasi keahlian yang terkait
Beberapa jurusan di SMK saat Departemen tersebut. Seperti contoh
ini sangat sulit untuk mendapatkan Departemen Kelautan memiliki
lapangan kerja sehingga lulusan SMK beberapa lembaga pendidikan
pun banyak yang menjadi kejuruan pada sector perikanan dan
penganggur. Hal ini menurut hemat kelautan, sehingga pendanaan
penulis juga disebabkan karena lembaga pendidikan ini berasal dari
system pendidikan kejuruan di Departemen tersebut.

108
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Melihat kenyataan ini, terdapat pengalaman belajar kepada peserta didik


pemikiran bahwa mungkin akan lebih sesuai dengan standar kompetensi dan
baik jika suatu pendidikan kejuruan tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
yang terkait dengan satu Departemen Keberhasilan pendidikan dan
tertentu dapat diarahkan untuk pelatihan di SMK ditentukan dari kualitas
berada di bawah naungan lulusannya, dimana mereka harus
Departemen tersebut sehingga dapat mencerminkan individu yang berakhlak
mengurangi cost anggaran mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
pendidikan yang sangat terbatas. mandiri dan bertanggung jawab. Lulusan
Walaupun demikian, yang SMK harus mampu bersaing secara
menjadi persoalan kemudian adalah kompetitif, sehingga dapat memasuki
bagaimana manajemen tenaga dunia kerja baik pada dunia usaha
pendidik dan tenaga kependidikan maupun industri pada tingkat nasional,
dari lembaga tersebut, apakah berada bahkan tidak menutup kemungkinan pada
di bawah Departemen terkait atau tingkat internasional.
Depdiknas. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal
pengembangan pendidikan teknologi dan
E. Kesimpulan kejuruan sangat diharapkan bukan
Pendidikan kejuruan dikembangkan merupakan kebijakan yang latah, namun
berdasar pada tuntutan dunia kerja, yaitu harus berpijak pada orientasi
dunia usaha dan dunia industri yang pembangunan nasional ke depan disertai
berkembang di masyarakat dan harus kajian-kajian yang mendalam terutama
sesuai arah pembangunan nasional dalam hal penyiapan pasar kerja
sehingga lulusan yang dihasilkan dapat menampung lulusan pendidikan teknologi
langsung terpakai atau setidaknya tidak dan kejuruan.
menunggu waktu yang lama untuk
bekerja. Selain itu, pendidikan menengah
kejuruan juga harus mampu memiliki Daftar Pustaka
peran untuk menyiapkan peserta didik
agar siap bekerja, baik bekerja secara Blank, W.E. (1982). Handbook For
mandiri (wiraswasta) maupun mengisi Developing Competency Based
lowongan pekerjaan yang ada. Training Programs. New Jersey :
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai Prentice-Hall, Inc.
salah satu institusi yang menyiapkan
tenaga kerja, dituntut mampu
menghasilkan lulusan sebagaimana yang Block, J.H. (1971). Mastery learning :
diharapkan dunia kerja. Tenaga kerja Theory and Practice. New York :
yang dibutuhkan adalah sumber daya Holt. Rinehart and Wiston. Inc.
manusia yang memiliki kompetensi sesuai
dengan bidang pekerjaannya, memiliki Calhoun, C.C. dan Finch, A.V. (1982).
daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. Vocational Education : Concept
Perkembangan ilmu pengetahuan and Operations. California : Wads
dan teknologi berdampak pada kebutuhan Worth Publishing Company.
akan pengembangan sumber daya
manusia terutama kepada tenaga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
pengajar, baik berupa pelatihan kepada
(1997). Keterampilan Menjelang
tenaga pengajar yang dilakukan secara
berkelanjutan sampai pada pembiayaan 2020: untuk Era Global. Jakarta :
untuk melanjutkan studi sampai jenjang Depdikbud
magister sehingga kompetensi para
tenaga pengajar harus bisa Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
mengakomodasi dan mengantisipasi Kejuruan (2002). Sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dan Pendidikan Teknik dan Kejuruan di
teknologi, sehingga mampu memberikan

109
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Indonesia : Membangun Manusia Samsudi. (2006). Pengembangan Model


Produktif. Jakarta : Departemen Pembelajaran Program Produktif
Pendidikan Nasional. Sekolah Menengah Kejuruan (Studi
Model Preskriptif dengan
Djohar, A. (2003). Pengembangan Model Penerapan Learning Guide pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keahlian Teknik Mekanik
Sekolah Menengah Kejuruan. Otomotof). Bandung : Program
Bandung : Program Pascasarjana Pascasarjana Universitas
Universitas Pendidikan Indonesia. Pendidikan Indonesia.
Sarbiran. (2004). Pembelajaran Vokasi.
Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan Yogyakarta : Program Pascasarjana
Sumber Daya Manusia : Melalui Universitas Negeri Yogyakarta.
Sekolah Menengah Kejuruan.
Jakarta. Sonhadji, A. ( … ). Alternatif
Penyempurnaan Pembaharuan
Evarinayanti. (2002). Pelatihan Berbasis Penyelenggaraan Pendidikan di
Kompetensi (Competency Based Sekolah Menengah Kejuruan.
Training). Jakarta : Departemen Terdapat di [On line]
Pendidikan Nasional. http://www.depdiknas.go.id/sikep/I
ssue/SENTRA1/F18.html (3
Finch, C. dan Crunkilton, J.R. (1984). Oktober 2006.
Curriculum Development in
Vocational and Technical ------- (2001). Landasan Psikologis
Education : Planning,Content and Pengembangan Kurikulum.
Implementation. Boston : Allyn Bandung : Program Studi
and Bacon, Inc. Pengembangan Kurikulum
Program Pascasarjana Universitas
Hadiwaratama. Pendidikan Kejuruan, Pendidikan Indonesia.
Investasi Membangun Manusia
Produktif. Sudibyo, Bambang. 2006. Pemerintah
http://www.kompas.com/kompas- Perbanyak SMK Untuk Antisipasi
cetak/0204/30/dikbud/pend40.htm Pasar Kerja.
http://www.kapanlagi.com/h/00001
Indonesia Australia Partnership for Skills 12469.html (20 April 2006)
Development Program. (2001).
Competency Based Training. West Wibawa, Basuki. (2005). Pendidikan
Java Institutional Development Teknologi dan Kejuruan :
Project. Manajemen dan Implementasinya
di Era Otonomi Daerah. Surabaya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional : Kertajaya Duta Mediaz
Nomor 22. Terdapat di [On line]
http://www.puskur.net/index.php?
menu=profile&pr0=148&iduser=5)

Rivai, A. (1995). Competency Based


Training (Pelatihan Berdasarkan
Kompetensi). Bandung : Technical
Education Development Centre.

110

Anda mungkin juga menyukai