Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA


PADA SMK NEGERI 1 BANDA ACEH

Oleh
Nurhayati Sy *

ABSTRACT

SMK mempersiapkan calon tenaga kerja yang memiliki sejumlah kompetisi sehingga
setelah menyelesaikan studinya mereka bukan hanya mampu menjadi tenaga kerja
tingkat menengah, tetapi mereka juga produktif dan kreatif di tengah kehidupan
masyarakat yang dinamis. Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan
gabungan antara program edukasi/pendidikan sekolah dengan pengembangan
pengetahuan dan keterampilan siswa dalam bidang keahliannya dengan memberikan
pengalaman tentang keadaan dunia kerja yang tidak diperoleh di bangku sekolah.
Dengan modal ini, maka siswa akan lebih familiar terhadap dunia kerja, sehingga
setelah lulus akan lebih mudah beradaptasi karena berbekal keahlian profesi vang
pernah didapatkan dari dunia kerja. Selain itu Iulusan SMK kelak lebih profesional
menekuni profesinya di Dunia Usaha dan Indusri (DUDI). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadapa pelaksanaan PSG, tanggapan guru terhadap
pelaksanaan program PSG, dan tangapan DUDI terhadap pelaksanaan program PSG
di. Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek
penelitian dikhususkan kepada guru dan murid yang mengikuti program. Pengumpulan
data melalui interview dan observasi. pelaksanaan PSG sudah berjalan dengan baik.
Meskipun demikian masih terdapat kelemahan yang memerlukan perhatian.
penambahan dimaksud adalah kurikulum harus lebih fleksibel dan sesuai dengan
kebutuhan DUDI serta harus didukung oleh perangkat media pendidikan/pembelajaran
yang dapat mempercepat penguasaan keterampilan siswa, demikian pula perhatian
lebih serius dari pihak guru pembimbing pada saat siswa berada di lapangan.

Kata Kunci : Program Pendidikan Sistem Ganda

*Dosen Jurusan PKK FKIP Unsyiah Banda Aceh

A. Permasalahan dan Kajian Teoritis langsung pada akhirnya menjadi tenaga


Pendidikan kejuruan merupakan kerja terampil tingkat menengah. Oleh
bagian yang sangat penting dalam sebab itu, “Pembelajaran pada sekolah
Sistem Pendidikan Nasional. Pendidiikan kejuruan disamping diisi dengan
kejuruan memiliki kaitan langsung landasan/pelajaran teoritis, juga diberikan
dengan proses industri, karena fungsinya dengan kegiatan praktek yang cukup
untuk menyiapkan tenaga kerja yang memadai, sehingga apa yang dipelajari
terampil dan menguasai teknologi tingkat oleh siswa dapat dipraktekkan dalam
menengah yang memang sangat pekerjaan” (Simanjuntak P, 1996:34).
dibutuhkan oleh dunia usaha/industri. Menurut Gaffar (1997:25) bahwa
Proses pengajaran pendidikan kejuruan “Pendidikan pada dasarnya mengemban
pada lembaga pendidikan kejuruan dua tujuan, yaitu sebagai realitas diri dan
disamping dilaksanakan di lingkungan sebagai perwujudan nilai-nilai sosial atau
sekolah, juga dilakukan dengan cita-cita sosial”. Sejalan dengan itu Hanu
memanfaatkan lingkungan sekitar (2003:16) menyebutkan bahwa
sebagai sarana dan sumber belajar bagi “Pendidikan nasional mempunyai fungsi
penyelenggaraan pendidikan. ganda yang harus dilakukan secara
Sekolah kejuruan dimaksudkan serasi, yaitu untuk meningkatkan
untuk mendidik dan mempersiapkan kemampuan manusia Indonesia sebagai
siswa agar secara langsung atau tidak individu, sehingga yang bersangkutan
1135
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dapat meningkatkan kualitas kehidupan, tersebut dilakukan berdasarkan Undang-


dan sekaligus meningkatkan peran dalam Undang Republik Indonesia Nomor 2
pembangunan nasional”. Fungsi Tahun 1989. Selanjutnya khusus untuk
pendidikan yang disebut oleh Suryanto pendidikan menengah secara operasional
dan Pidarta dapat dirangkum yaitu untuk pemerintah mengeluarkan Peraturan
meningkatkan kualitas sumber daya Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Pasal
manusia bagi pelaksaan pembangunan 3 yang menerangkan bahwa pendidikan
nasional. menengah kejuruan mengutamakan
Menurut Wena M, (1996:65) penyiapan siswa untuk memasuki
“Lembaga pendidikan perlu lapangan kerja serta mengembangkan
mengembangkan kerjasama dengan sikap profesional. Untuk mewujudkannya,
dunia usaha dan industri (DUDI) dalam tugas yang diemban oleh pendidikan
rangka pendidikan dan pelatihan”. H.R. menengah kejuruan tidaklah mudah,
Margono dan Nasution (1995:310) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebutkan “Pentingnya lembaga merumuskan tujuan SMK seperti yang
pendidikan kejuruan mengingat masih tertuang dalam kurikulum SMK tahun
banyaknya potensi sumber daya alam 1994 sebagai berikut:
yang perlu digarap oleh tenaga-tenaga
profesional dalam rangka meningkatkan (a) Mengutamakan penyiapan siswa
kesejahteraan rakyat”. untuk memasuki lapanga kerja serta
Menurut Slameto (1993:39), mengembangkan sikap profesional;
“Persoalan umum yang kita hadapi saat (b) Menyiapkan siswa agar mampu
ini adalah kian meningkatnya jumlah memilih karier, mampu berkompetisi
lulusan sekolah, orang terpelajar atau dan mengembangkan sikap
lulusan lembaga pendidikan yang tidak profesional; (c) Menyiapkan tenaga
memiliki pekerjaan tetap”. Dalam kerja tingkat menengah untuk
pengertian ini nampaknya penekanan mengisi kebutuhan dunia usaha dan
pendidikan kejuruan para lulusannya industri pada saat ini maupun masa
dapat dan mampu bekerja pada bidang yang akan datang; (d) Menyiapkan
pekerjaan tertentu sesuai dengan tamatan agar menjadi warga negara
jurusannya, merupakan suatu kebutuhan yang produktif, siap berkembang
yang tidak bisa ditawar-tawar. Wena. M dan beradaptasi (adaptif) serta
(1996:2) mengatakan bahwa “Pendidikan kreatif.
kejuruan adalah semua program
pendidikan diberbagai jenjang, yang Dari tujuan yang diemban SMK
bertujuan untuk membantu anak didik diatas, pada prinsipnya SMK
mengembangkan potensinya ke arah mempersiapkan calon tenaga kerja yang
suatu pekerjaan atau karier. Fokus utama memiliki sejumlah kompetisi sehingga
pendidikan kejuruan adalah setelah menyelesaikan studinya mereka
mengembangkan potensi yang ada pada bukan hanya mampu menjadi tenaga
diri siswa agar dapat memasuki lapangan kerja tingkat menengah, tetapi mereka
pekerjaan”. juga produktif dan kreatif di tengah
Berdasarkan batasan-batasan kehidupan masyarakat yang dinamis.
tersebut dapat disimpulkan bahwa salah Pada SMK Negeri I Banda Aceh
satu ciri pendidikan kejuruan yang terdapat 6 program studi yaitu: (1)
sekaligus membedakannya dengan jenis Program studi teknik grafika; (2) Program
pendidikan lain adalah orientasinya pada studi teknologi informatika; (3) Program
penyiapan peserta didik untuk memasuki studi akuntansi; (4) Program studi
lapangan kerja yang dibekali sekretaris; (5)Program studi manajemen
keterampilan atau skill tertentu. bisnis; (6) Program studi usaha jasa
Pemerintah telah melakukan pariwisata. Secara teknis, dalam jangka
berbagai upaya dalam rangka waktu tertentu akan dikirim ke Dunia
meningkatkan kualitas sumber daya Usaha dan Indusri (DUDI) untuk bekerja
manusia. Dalam sektor pendidikan upaya pada jenis profesi tertentu yang sesuai
1136
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dengan bidang studinya dan dapat 2. Lokasi dan Subyek Penelitian


langsung merasakan kondisi kerja dan Penelitian ini mengambil lokasi di
pengalaman baru yang ada di lapangan, SMK Negeri 1 Banda Aceh. Subyek
sehingga siswa tidak canggung lagi dan penelitian sebagai sumber data penelitian
mudah dalam proses penyesuaian diri. ini terdiri dari semua yang memberikan
Secara umum praktek industri diharapkan informasi untuk kelengkapan data yang
akan menambah pengetahuan dan diperlukan. Sejalan dengan pendapat
keterampilan siswa tentang bidang Nasution (1988:1) bahwa penelitian
pekerjaannya, memberikan pengalaman kualitatif tidak menggunakan sampel
tentang keadaan dunia kerja yang tidak yang acak dan juga tidak menggunakan
diperoleh di bangku sekolah. Dengan populasi dan sampel yang banyak. Dalam
modal ini, maka siswa akan lebih familiar penelitian kualitatif biasanya
terhadap dunia kerja, sehingga setelah menagunakan sampel sedikit dan sampel
lulus akan lebih mudah beradaptasi dipilih menurut tujuan penelitian. Sesuai
karena berbekal keahlian profesi vang dengan peradigma masalah dan tujuan
pernah didapatkan dari dunia kerja. penelitian yang ditetapkan adalah dari
Selain itu Iulusan SMK kelak lebih pihak pengelola Pendidikan Sistem
profesional menekuni profesinya di DUDI. Ganda, pihak pelaksana program
Dalam konteks penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda di Instansi
PSG di Sekolah Menengah Kejuruan perusahaan, dan siswa peserta Program
(SMK) mutu kelulusan SMK sangat Pendidikan Sistem Ganda. Subyek
terganturg pada kemampuan pengelola di penelitian dari pihak pengelola yaitu
sekolah untuk membawa siswa menjadi Kepada sekolah SMK Negeri 1
tenaga kerja tingkat menengah seperti Banda Aceh. Wakil Kepala sekolah dan
yang diharapkan. Berdasarkan fakta yang Dunia Usaha dan Dunia lndustri (DUDI)
telah dikemukakan dalam dasar sebagai pengelola Praktek kerja Industri,
pemikiran dan informasi dari berbagai guru dan siswa kelas III yang mengikuti
sumber, maka masalah utama yang praktek kerja Industri dari pihak pengelola
sangat mendasar menyangkut instansi/perusahaan dan lnstruktur di
pelaksanaan PSG adalah: (1) Bagaimana tempat tersebut. Subyek penelitian di
tanggapan siswa terhadapa pelaksanaan atas terus berkembang tergantung pada
PSG di SMK Negeri 1 Banda Aceh; (2) tujuan dan pertimbangan kecakapan
Bagaimana tanggapan guru terhadap informasi sesuai dengan yang diperlukan.
pelaksanaan program PSG di SMK 3. Teknik pengumpulan data
Negeri 1 Banda Aceh.; (3) Bagaimana Teknik pengumpulan data dalam
tangapan DUDI terhadap pelaksanaan penelitian ini adalah Observasi,
program PSG di SMK Negeri 1 Banda wawancara. Kedua teknik tersebut
Aceh. diharapkan dapat digunakan dalam
upaya memperoleh data dan informasi
yang diperlukan serta dapat saling
B. Metode Penelitian menunjang dan saling melengkapi.

1. Metode Penetitian 4. Teknik Analisa Data


Penelitian ini dilakukan dengan Dalam penelitian kualitatif data
menggunakan metode deskriptif analitik yang diperoleh harus dianalisa agar data
dengan pendekatan kualitatif yang tersebut menjadi lebih bermakna dan
berawal dari tujuan pokok penelitian, dapat dipahami dengan syarat analisa
yaitu ingin mendeskripsikan dan data harus dimulai sejak awal. Nasution
menganalisa data serta informasi (1996:126) menyarankan tiga langkah
lapangan sesuai dengan keadaan menganalisa data yaitu (1) reduksi data,
sebenarnya terhadap pelaksanaan (2) display data, dan (3) mengambil
program Pendidikan Sistem Ganda di kesimpulan dan verifikasi data. Ketiga
SMK Negeri 1 Banda Aceh. langkah di atas berhubungan dan
berlangsung terus selama penelitian
1137
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dilakukan. didapat dari dunia kerja.


Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pihak DUDI slap menerima calon
C. Hasil dan Pembahasan siswa apa adanya, dalam arti tidak ada
ketentuan bahwa khusus yang
1. Gambaran Umum SMK Negeri 1 berprestasi yang dapat mengikutu
Banda Aceh program PSG, tetapi DUDI siap
Sekolah Menengah Kejuruan menerima siswa untuk dididik dan dilatih
Negeri 1 Banda Aceh merupakan salah di perusal:aart yang dipimpirtnya.
satu sekolah SMK tertua di Provinsi Informasi yang diperoleh dari DUDI
NAD yang diresmikan pada tanggal 1 dalam kerajinan siswa bekerja pada
Desember 1957. Da1am usia yang kini umumnya dapat dililat dari kedisiplinan
sudah 50 tahun. SMK Negeri 1 Banda dalam kehadiran siswa. Para siswa yang
Aceh telah mampu meluluskan 9.867 mengikuti PSG kegiatan kerja siswa,
alumni dan saat inipun SMK 1 Banda jurnal disusun dan disepakati oleh pihak
Aceh tetap menjadi salah satu sekolah DUDI dan pihak sekolah, sehingga
yang masih dipercaya oleh masyarakat kegiatan siswa dapat dilihat dari laporan
sebagai tempat putra putri mereka harian dan nilai serta kedisiplinan,
dididik. SMK Negeri 1 Banda Aceh kehadiran, kemampuan siswa dalam
memiliki enam bidang keahlian yaitu: (1) memahami materi yang diperoleh dari
Bidang Keahlian Teknik Grafika: (2) instruktur, serta keaktifan siswa dalam
Bidang KeahlianTehnologi Bidang melakukan praktek kerja. Dalam
Keahlian Informatika; (3) Bidang melaksanakan uraian bekerja dan belajar
keahlian Akuntansi: (4) Bidang keahlian disesuaikan seperti waktu belajar
Sekretaris; (5) Bidang keahlian disekolah, kadangkala ada kesepakatan
Manajemen bisnis: (6) Bidang , keahlian antara siswa dengan DUDI mengenai
Usaha Pariwisata. SMK 1 Banda Aceh penambahan jam kerja, hal ini sangat
telah menjalin kerja sama dengan Dunia menguntungkan bagi siswa sendiri
Usaha dan Uunia Industri sebanyak 48 dalam menambah pengetahuan dan
DUDI. Sampai saat ini SMK Negeri 1 ketrampilan.
telah menghasilkan ribuan lulusan
dengan berbagai keahlian dan tersebar
diseiuruh wilayah Negara Republik 3. Tanggapan Guru terhadap
Indonesia bahkan sampai keluar negeri, Pelaksanaan PSG
ada yang bekerja di perusahaan swasta, Berdasarkan keterangan dari guru
lembaga pemerintah, meIanjutkan studi pembimbing bahwa untuk membuat
didalam maupun di Iuar negeri dan ada perencanaan untuk membuat program
pula pula yang bekerja secara mandiri kerja sama PSG dengan pihak DUDI
dengan berwirausaha sesuai den-an sangat diperlukan dengan
bidang keahliannya. mencantumkan visi, misi, tujuan, sasaran,
uraian kegiatan diawal tahun. Kemudian
2. Tanggapan DUDI terhadap setiap perubahan kurikulum, pihak
Pelaksanaan PSG sekolah mengadakan pertemuan dengan
Secara tehnis, siswa SMK Negeri 1 pihak DUDI, dalam perubahan kurikkulum
Banda Aceh yang memasuki awal ini menetapkan program pelatihan
semester kelima akan dikirim ke DUDI (standar kompetensi) bagi masing-
selama 6 bulan untuk helajar dan bekerja masing jurusan /bidang keahlian tersebut
pada jenis profesi tertentu yang sesuai mengambarkan bidang pekerjaan yang
dengan bidang keahliannya. Dengan harus dikuasai, alokasi waktu dan waktu
modal ketrampilan dasar, siswa akan pelaksanaan program.
ber4dabtasi dan akan lebih farniliar Pihak sekolah melakukan
terhadap dunia kerja, sehingga setelah komunikasi dengan mengundang orang
lulus lebih mudah beradabtasi karena tua sebagai penanggung jawab siswa
berbekal keahlian profesi yang pernah sebelum pelaksanaan program PSG di
1138
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

DUDI. Forum ini bertujuan untuk kebutuhan DUDI. (7) Pelaksanaan PSG
memberitahukan kepada orang tua siswa diperpanjang waktunya. (8) Guru
tentang pentingnya pelaksanaan PSG di pembimbing meningkatkan frekuensi
instansi mitra. rnengingat pelaksanaan kehadirannya di DUDI.
PSG berbeda dengan pembelajaran Pernyataan tersebut merupakan
disekolah ditnjau dari segi kedisiplinan suatu fakta bahwa pelaksanaan PSG
dan biaya. sudah berjalan dengan baik. Meskipun
Selanjutnya pihak sekolah memberi demikian masih terdapat kelemahan yang
pengarahan kepada siswa sebelum memerlukan perhatian. penambahan
melaksanakan PSG. Pengarahan dimaksud adalah kurikulum harus lebih
berfungsi sebagai pembekalan yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan
bertujuan untuk memberitahukan tentang DUDI serta harus didukung oleh
pentingnya pelaksanaan PSG. Hal yang perangkat media
penting pembekalan siswa sebelum pendidikan/pembelajaran yang dapat
terjun ke DUDI seperti keharusan mempercepat penguasaan keterampilan
menjaga nama baik sekolah, bersikap siswa, demikian pula perhatian lebih
dengan baik, menjaga kedisplinan dan serius dari pihak guru pembimbing pada
mempunyai dedikasi yang tinggi dalam saat siswa berada di lapangan.
melaksanakan PSG. Hasil penelitian menunjukkan
Dalam pemilihan pelaksanaan PSG ini dapat berjalan
Instansi/perusahaan yang dianggap karena adanya kesadaran dan manfaat
memenuhi persyaratan sebagai tempat yang diperoleh dari ketiga komponen
peleksanaan PSG dengan kriteria utama (DUDI. guru, dan siswa) yang
sebagai berikut; (1) Sesuai dengan terlibat di dalamnya. Bagi DUDI dapat
standar keahlian/program pelatihan yang memperoleh tenaga kerja yang mudah
diharapkan oleh masing-masing diatur karena sebagai tenaga kerja.baru
jurusan/bidang keahlian; Memenuhi umumnya taat pada aturan dan tekun
kesesuaian waktu dengan program bekerja, bagi sekolah tanggungan biaya
pelaksanaan PSG. Biasanya menjadi ringan karena selama PSG biaya
instansi/perusahsan telah menjalin kerja rutin sekolah dapat ditekan sebab proses
sama yang cukup lama selama bertahun- pembelajaran tidak berlangsung di
tahun scbagai tempat pelaksanaan PSG. sekolah, bagi siswa hasil belajar akan
lebih bermakna dan waktu untuk
4. Tanggapan siswa terhadap mencapai keahlian profesional menjadi
pelaksanaan PSG. singkat dan relatif mudah.
Berdasarkan keterangan dari siswa Tanggapan positif dunia usaha
menyatakan pembelajaran di sekolah tersebut diperkuat dengan pernyataan
selama empat semester sudah efektif, bahwa pada mereka tidak pernah
sehingga keterampilan dasar yang dimiliki menolak calon siswa PSG. Demikian pula
untuk memasuki dunia pembelajaran dan penerapan sanksi pemberhentian siswa
bekerja di DUDI sudah memenuhi yang sedang melakukan PSG tidak
standar. Meskipun demikian para siswa pernah terjadi. Hal ini merupakan salah
dengan penuh antusias mengatakan agar satu komimen mereka dalam mendidik
lebih meningkatkan kualitas program calon tenaga kerja cukup tinggi yaitu
PSG dengan mengajukan saran dengan menempatkan diri sebagai
perbaikan mutu agar: (1) Kurikulum pendidik atau pelatih. Kesungguhan pihak
materi disusun bersama antara sekolah perusahaan dalam membimbing siswa
dengan DUDI. (2) Penambahan peralatan juga terlihat dari adanya upaya pimpinan
media pembelajaran. (3) penambahan DUDI mengadakan pertemuan khusus
frekuensi pemberiaan latihan kepada dengan siswa peserta PSG (baik secara
siswa. (4) Penambahan frekuensi jam individual maupun kelompok) untuk
praktek. (5) Peningkatan bimbingan dari mengetahui aspirasi mereka, dalam hal
pihak DUDI. (6) Penempatan siswa ini terjadi proses bimbingan. Demikian
disesuaikan dengan jurusan atau pula keterlibatan mereka menanggung
1139
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

konsumsi siswa peserta PSG, bahkan pada pekerjaan sejenis.


para siswa peserta PSG mendapat upah Kesiapan sekolah dalam
apabila bekerja lembur. Dengan demikian pembekalan siswa terhadap keterampilan
kehadiran siswa memberi dampak positif praktis sebelum PSG telah dilaksanakan
bagi DUDI, demikian pula sebaliknya melalui kerja sama antara sekolah
para siswa tidak hanya memperoleh dengan DUDI, demikian pula sosialisasi
pengetahuan tetapi juga mendapatkan keterampilan yang ada di lapangan
insentif. kepada siswa dan identifikasi kebutuhan
Dalam penelitian ini terjadi sebelum program PSG berjalan,
efisiensi eksternal dan internal, karena sehingga apa yang diajarkan menurut
dalam waktu singkat melalui proses guru sudah relevan dengan kebutuhan
belajar meniru atau mencontoh dengan lapangan.
memanfaatkan segenap sarana dan dan Beberapa saran yang diajukan
prasarana secara maksimal, siswa yang oleh guru perlu diamati seperti
melakukan PSG (magang) dapat pembekalan perlu ditingkatkan,
menguasai keterampilan. Dalam hal ini perubahan jangka waktu pelaksanaan
tanggapan DUDI terhadap pelaksanaan PSG, dan penempatan siswa tidak di
pendidikan cukup positif dan cenderung instansi pemerintah dengan harapan
bersedia terlibat langsung. Kesediaan siswa benar-benar dipersiapkan untuk
DUDI dalam hal terkait langsung dengan menjadi wairausahawan baru. sehingga
upaya memelihara dan meningkatkan setelah tamat tidak lagi mengharap untuk
mutu produksinya. karena disadari menjadi pegawai negeri. Tanggapan guru
bahwa siswa calon PSG akan menjadi terhadap pelaksanaan PSG di DUDI
tenaga kerja mereka yang dapat cukup baik, terbukti semakin meningkat
berpengaruh terhadap kualitas produksi. motivasi siswa mengikuti program.
Meskipun demikian disadari bahwa Meskipun demikian pelaksanaan
masih banyak yang perlu diperbaiki untuk PSG tidak luput dari masalah khususnya
lebih memaksimalkan program ini setelah siswa terjun langsung ke dunia
khususnya koordinasi antara pihak kerja. Secara umum permasalahan
sekolah dan DUDI, termasuk peningkatan dimaksud lahir karena masih kurangnya
belajar keterampilan dasar siswa pra pemahaman antara kedua belah pihak
PSG. Pihak DUDI telah ikut serta terhadap hakikat dari pelaksanaan PSG
melakukan penilaian kepada peserta ini atau kurang menyadari fungsinya
PSG. Demikian pula dalam hal sebagai komponen dalam sistem ini. Oleh
pemasaran lulusan, mereka telah karena itu kedua belah pihak (sekolah
melakukan baik melalui perekrutan dan DUDI) masih berusaha mencari pola
secara langsung atau pemberian yang paling baik untuk dijadikan solusi
informasi kepada siswa tentang adanya terhadap permasalahan yang dihadapi
informasi ke instansi lain atau pemberian selama ini.
informasi kepada instansi lain tentang Sistem pembagian kerja di antara
ketersediaan tenaga dari alumni PSG komponen yang pada kenyataannya telah
bimbingannya. terealisasi dalam program PSG, karena
Namun rendahnya partisipasi nampak adanya saling pengakuan dan
DUDI dalam rangka pemasaran pemahaman kedua belah pihak antara
outputnya disebabkan oleh terbatasnya sekolah dan DUDI sehingga dapat
kemampuan menyerap tenaga kerja, mempermudah proses adaptasi siswa
kurangnya minat siswa untuk bekerja terhadap keterampilan yang ada di
sebagai wirausahawan, terjadinya lapangan. Jika PSG dipandang sebagai
ketidakseimbangan antara besarnya suatu sistem dan semua komponen telah
lulusan dengan daya tampung DUDI menyadari fungsinya masing-masing
untuk tenaga kerja, dan kurangnya untuk dapat memaksimalkan fungsi
penguasaan keterampilan oleh siswa, sistem, maka akan terciptanya suatu
akhirnya mereka tidak dapat bekerja di bentuk kerja sama yang permanen antara
tempat itu dan belum siap bekerja di luar DUDI dengn sekolah setelah mereka
1140
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

mendapatkan benang merah yang dapat dilakukan pra PSG telah ikut
mengikatkan antara keduanya dengan membantu percepatan proses
kesadaran saling membutuhkan. adaptasi terhadap kegiatan
Akhirnya dengan kerja sama ini dapat pembelajaran dan bekerja di Dunia
membuahkan output yang optimal yaitu Usaha dan Industri.
tercapainya SDM yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dalam 2. Saran
pembangunan.
1. Untuk lebih mengoptimalkan
program PSG, maka perlu
D. Simpulan dan Saran ditingkatkan koordinasi agar lebih
intensif antara kedua belah pihak
1. Simpulan khususnya dalam mempertemukan
pihak DUDI dengan pihak sekolah.
Pada bab sebelumnya telah 2. Frekuensi kunjungan lapangan
diketahui dengan jelas yang menjadi perlu ditingkatkan bagi kelas awal.
hambatan dalam pelaksanaan PSG di sehingga mereka dapat dengan
SMK Negeri I Banda Aceh. Pada bagian mudah beradaptasi dan termotivasi
penulis akan menyimpulkan hasil untuk menguasai ketrampilan
penelitian sebagai hasil pemaknaan sesuai denga kenutuhan lapangan
secara menyeluruh dan terpadu tentang dan untuk memupuk semangat
pelaksanaan PSG di Sekolah Menengah kewirausahaan siswa maka
Kejuruan. pelaksanaan PSG sebaiknya
1. Pelaksanaan PSG menurut dunia terbatas pada DUDI.
usaha dan industri cukup efektif, 3. Kajian tentang masalah sumber
mereka telah terlibat dalam proses belajar di Sekolah Menengah
perencanaan dan pelaksanaan Kejuruan selalu menarik karena
program, serta telah ikut dalam pelaksanaan pendidikan dan
proses evaluasi dan pemasaran pelatihannya berbeda dengan yang
lulusan. Oleh karena itu, DUDI disekolah umum. Penelitian ini
menyambut positif tentang mengkaji sebagian dari
kelangsungan program ini. pengelolaan pendidikan dan
2. Menurut pihak sekolah, pembekalan pelatihan di Sekolah Menengah
siswa terhadap keterampilan praktis Kejuruan oleh karena itu peneliti
sebelum PSG telah dilaksanakan lain perlu meneliti lebih lanjut
melalui kerja sama antara sekolah tentang efektivitas pendidikan dan
dengan dunia usaha dan industri, pelatihan lainnya sehingga pada
demikian pula identifikasi dan akhirnya dapat diteliti sejauh mana
sosialisasi keterampilan yang tingkat efektivitas pelatihan dan
dibutuhkan kepada siswa sebelum pendidikan di Sekolah Menengah
PSG berjalan, sehingga apa yang Kejuruan secara utuh.
diajarkan sudah relevan dengan
kebutuhan DUDI, dan
pelaksanaannya sudah berjalan REFERENSI
cukup baik.
3. Bagi siswa peserta PSG, Arikunto. (1998), Organisasi dan
pelaksanaan pembelajaran di Administrasi Pendidikan Teknologi
sekolah selama ini sudah cukup dan Kejuruan, Jakarta: Ditjen
baik, meskipun mereka mengakui P2LPTK Depdikbud
perlunya pembenahan kurikulum
melalui koordinasi antara sekolah Danim, Sudarwan. (1999), Model
dengan DUDI, penambahan jam Pengelolaan Terpadu Sistem
praktek, demikian pula pengakuan Pendidikan Tenaga Kependidikan di
siswa bahwa pelatihan yang Tingkat Wilayah (Studi Tentang
1141
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Fungsi dan Efektivitas Model-Model Rosmawarni. (2006), Pelaksanaan


Pendidikan Tenaga Kependidikan di Pendidikan Sistem Ganda di
Propinsi Bengkulu). Disertasi Doktor Sekolah Menengah Kejuruan, Tesis
pada PPS IKIP Bandung: tidak Magister pada Manajemen
diterbitkan Pendidikan. Unsyiah Banda Aceh

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Satori, Djam’an. (1999), Paradigma Baru


(1994), Pengelolaan KBM dalam dalam Pengelolaan Pendidikan
Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta: Analisis Kebijakan dalam Rangka
Depdikbud Desentralisasi Pendidikan, Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tetap pada Jurusan Administrasi
(1994), Konsep Sistem Ganda Pendidikan FIP FKIP Bandung: tidak
Strategi Operasional Link and Match diterbitkan
pada Sekolah Menengah Kejuruan di
Indonesi, Jakarta: Departemen Slameto, P.H. (1993), Kontribusi Dunia
Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Terhadap Pendidikan
Menengah Kejuruan dalam Upaya
Djojonegoro, W. (1997), Empat Strategi Mempersiapkan Tamatan yang
Dasar Kebijakan Pendidikan Berkualitas, Makalah Disajikan
Nasional. Jakarta: Depdikbud dalam Seminar Pendidikan, IKIP YP.
Klaten: 17 November 1993
Gaffar. M. F. (1997), Perencanaan
Pendidikan: Teori dan Metodologi. Simanjuntak. (1996), Tanggapan Dunia
Jakarta: Depdikbud Usaha Terhadap Program Link and
Match. Jurnal Kependidikan 26 (1) :
Hanu. La. (2003), Kondisi Pelaksanaan 25-26
Pendidikan Sistem Ganda di
Sekolah Menengah Kejuruan, Jurnal Undang-Undang Republik Indonesia
Giralda, Bidang LITBANG BAPPEDA Nomor 2 Tahun 1989. (1995),
NAD Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: Sinar Grafika
Meirawan, D. (1996), Keterkaitan dan
Kepadanan Pengelolaan Wena, M. (1996), Pendidikan Sistem
Pembelajaran di SMK dengan Ganda, Bandung: Tarsito
Kebutuhan Dunia Industri, Disertasi Yusuf, Ali. TM. (2006), Partisipasi Dunia
Doktor pada PPS IKIP Bandung: Usaha dan Dunia Industri dalam
tidak diterbitkan Pelaksanaan Pendidikan Sistem
Ganda, Tesis Magister pada
Nasution, S. (1988), Metode Penelitian Manajemen Pendidikan. Unsyiah
Naturalistik Kualitatif, Bandung: Banda Aceh.
Remaja Rosdakarya

1142

Anda mungkin juga menyukai