PROPOSAL TESIS
Oleh:
NADRIAN ERI
NIM. 14138099
Pembimbing I
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Identifikasi Masalah
1. Meningkatnya jumlah pengangguran di indonesia dimana 7,29% berasal
dari pendidikan vokasi setingkat diploma I/II/III.
2. Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia di indonesia.
3. Terjadinya kesenjangan yang nyata, dimana lulusan Pendidikan vokasi
belum terserap secara optimal di dunia usaha dan industri karena belum
mampu menyediakan tenaga terampil yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan industri
4. Belum tersedianya modul pembelajaran pada mata kuliah praktek produksi
yang seharusnya digunakan mahasiswa untuk belajar mandiri.
5. Pendekatan pembelajaran masih kepada dosen sebagai sumber utama
pengetahuan, sehingga pembelajaran cenderung terpusat kepada dosen
(Teacher centered learning/TCL).
7
G. Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah perangkat
pembelajaran School Based Enterprise pada mata kuliah Praktek Produksi
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teori Belajar
Gulo (2008: 8) “Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di
dalam diri seseorang yang mengubah tingkah laku dalam berfikir, bersikap,
dan berbuat”. Ahmadi dan Supriyono (2003: 128) mengemukakan bahwa
“belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan”. Sedangkan menurut Sadiman (2008: 21) belajar merupakan
rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan
pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan
karsa, ranah pengetahuan, sikap, dan psikomotor. Slameto (1995: 2) bahwa
”belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kehidupan”.
Bearti Belajar adalah proses yang berlangsung dalam diri seseorang
demi memperoleh perubahan tingkah laku yang baru untuk menuju ke
perkembangan pribadi manusia seutuhnya dari hasil interaksi dengan
lingkungan. Perubahan mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan
pengetahuan. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas
dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang dengan belajar.
Pada proses pembelajaran, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu
peningkatan kualitas, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami
proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam
proses belajar. Teori-teori yang menjelaskan proses pembelajaran cukup
beragam, beberapa teori pembelajaran tersebut diantaranya sebagai berikut:
10
11
a. Silabus
b. Rencana Pembelajaran Smester (RPS)
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia No. 44 Tahun 2015 Tentang standar nasional pendidikan
tinggi menjelaskan bahwa RPS merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata kuliah ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam
kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi
dalam program studi. .RPS dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pembelajaran untuk satuan
pendidikan tinggi sesuai dengan pola pembelajaran. RPS secara umum
berisi:
1) nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks,
nama dosen pengampu.
2) capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah.
3) kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran
untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan.
4) bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai.
5) metode pembelajaran.
6) waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap
pembelajaran.
7) pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi
tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester.
8) kriteria, indikator, dan bobot penilaian.
9) daftar referensi yang digunakan.
c. Modul Pembelajaran
Menurut Abdul Majid (2006:176) “modul adalah sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan supaya peserta didik dapat belajar mandiri tanpa
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak komponen dasar
bahan ajar”.Nasution (1997:204) “Modul merupakan suatu unit
26
lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan
belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai
sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas”. Asyhar
(2011:155) menjelaskan “modul merupakan salah satu bentuk bahan
ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri
oleh peserta pembelajaran”.
Berdasarkan pendapat ahli diatas tentang pengertian modul, maka
dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk
bahan ajar yang memiliki tujuan agar peserta didik dapat belajar
mandiri yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah
untuk dipelajari. Oleh karena itu modul dilengkapi dengan petunjuk
untuk belajar sendiri. Peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar
sendiri tanpa kehadiran pengajar langsung. Modul yang
dikembangkan harus mampu meningkatkan motivasi peserta didik
dan efektif dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Menurut Finch (1979:225-226) mengemukakan bahwa ada lima
karakteristik modul, yaitu:
1) Module is self-contained
Modul harus bersifat mandiri. Ini berarti mahasiswa tidak harus
menemui instruktur atau guru dan bertanya apa yang harus dilakukan
selanjutnya atau bagaimana cara melakukannya. Setiap modul harus
memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang
apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, bagaimana melakukan,
dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
2) Module is typically individualized
Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan
untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik.
Dalam setiap modul harus :
a) Memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar
sesuai dengan kemampuannya.
27
Masalah
Manfaat (SBE)
1. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri
dan keterampilan kepemimpinan.
2. Meningkatkan kesadaran dan koneksi siswa antara kerja dan kesejahteraan
masyarakat.
3. Memberikan siswa praktik nyata dikewirausahaan, akuntansi,
penganggaran,manajemen arus kas, pemasaran, inventaris kontrol, dan
keterampilan bisnis / industri / teknis.
4. Memberikan pengalaman siswa dalam pemecahan masalah,komunikasi,
hubungan interpersonal, dan belajar dalam konteks kerja.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development
research). Menurut Sugiyono (2008:407), penelitian “pengembangan adalah
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut”. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkaan perangkat pembelajaran mata kuliah Praktek Produksi.
Produk yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran yang terdiri Silabus,
RPS, dan Modul Pembelajaran dengan model pembelajaran School Based
Enterprise.
B. Model Pengembangan
Metode Pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode ADDIE. Metode ini muncul di tahun 1990-an yang dikembangkan
oleh Reiser dan Mollenda. Fungsi dari metode ADDIE sendiri adalah sebagai
pedoman untuk mengembangkan perangkat dan infrastruktur
program pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pembelajaran itu sendiri. Alasan digunakan model ADDIE sebagai
pengembangan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Model ADDIE, pengembangan produk mempunyai tahapan yang lebih
runtut.
2. Draft yang dihasilkan lebih sempurna, karena memiliki tahap validasi dan
uji coba.
Metode pengembangan ADDIE memiliki 5 tahap, yaitu Analisis,
Design, Development, Implemantation dan Evaluation.
1. Analysis
Pada tahap analisis diperlukan suatu analisis masalah sehingga
pengembangan yang dilakukan benar–benar sangat dibutuhkan. Tahap ini
bisa berupa menganalisis kebutuhan, menganalisis kurikulum dan
menganalisis karakter mahasiswa.
33
34
5. Evaluation
Tahap terakhir adalah tahap evaluasi dengan melakukan revisi
perangkat pembelajaran berdasarkan data dan masukan yang diperoleh
dari tahap sebelumnya agar perangkat pembelajaran yang dihasilkan sesuai
dengan kebutuhan dan dapat digunakan.
Dari penjelasan diatas peneliti memcoba membuat rangkuman dan
design pengembangan perangkat pembelajaran School Based Enterprise
dengan pendekatan ADDIE seperti table dan gambar dibawah ini:
Tabel. 3.1 Rangkuman aktivitas model pengembangan ADDIE.
Tahap Tahapan Output
pengembangan
Analysis Melakukan analisis masalah Kebutuhan belajar
berupa analisis kebutuhan, mahasiswa dan capaian
kurikulum dan karakter mahasiswa pembelajaran.
untuk mengidentifikasi
pencapaiaan pembelajaran pada
mata kuliah.
Tahapan
a. Analisis kebutuhan
1. Analisis. b. Analisis kurikulum
c. Analisis karakterristik
mahasiswa
Penyempurnaan Model
Pembelajaran School Based
5. Evaluasi Enterprise, Sehingga
Melahirkan Perankat
Pembelajaran Yang valid
Efektif dan Praktis.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa prodi teknik
mesin Akademi Komunitas Negeri Tanah Datar tingkat II semester Genap
tahun 2018/2019.
D. Jenis Data
Jenis data penelitian yang digunakan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil validasi oleh ahli materi, ahli
media, dan dosen teknik mesin serta angket respon mahasiswa yang berupa
masukan/komentar.
2. Data Kuantitatif
a. Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi yang berupa penskoran
terhadap perangkat yang dikembangkan dengan skala 1 sampai 5 untuk
setiap butir kriteria.
b. Data dari angket yang diisi oleh responden terhadap perangkat yang
dikembangkan dengan penskoran skala 1 sampai 5 untuk setiap butir
pernyataan.
c. Hasil belajar mahasiswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan melakukan observasi dan
angket yang telah diisi. Angket terdiri dari angket penilaian perangkat
pembelajaran, angket respon, dan hasil belajar.
1. Metode Observasi
Observasi dilaksanakan mulai dari awal penelitian dan uji coba
dilakukan untuk memperoleh data-data pendukung yang dapat digunakan
untuk acuan penyusunan serta perbaikan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran praktek produksi. Observasi yang dilakukan adalah analisis
kebutuhan dan wawancara terhadap dosen serta mahasiswa Teknik
mesin AKNTD.
38
2. Metode Angket
Menurut Sugiyono (2010:142) “Angket (kuesioner) merupakan
teknik/alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab oleh subjek penelitian”. Bentuk angket yang digunakan adalah
angket tertutup, angket tersebut sudah disediakan jawaban dan responden
diminta untuk memberi keterangan atau jawaban atas butir-butir pernyataan
yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
3. Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar diberikan kepada peserta didik pada akhir
pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa
dan mengukur keefektifan dari perangkat pembelajaran yang
dikembangkan setelah digunakan oleh peserta didik.
Keterangan :
S = r – l0
l0 = angka penilaian validitas terendah (dalam hal ini = 1)
c = angka penilaian validitas tertinggi (dalam hal ini = 5)
r = angka yang diberikan validator
Untuk menentukan nilai kevalidan menurut Saifudin Azwar
(2014:113), rentang angka V yang didapat akan diperoleh antara 0 sampai
1,00 sehingga untuk rentang ≥ 0,667 dapat diinterpretasikan sebagai
koefisien yang cukup tinggi, sehingga dapat dikategorikan bahwa kategori
validitasnya berada dalam kategori “valid”.
2. Analisis kepraktisan Perangkat Pembelajaran
40