Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER 1 2019/2020

MATA KULIAH PENELITIAN DESAIN

Judul Proposal Thesis :


Analisis Komparasi Proses Kreatif Siswa SMA Kelas IPA dan IPS
dalam Membuat Tugas Karya Desain

R. Moch. Rizal Hafiyan


NIM 27118068

PROGRAM STUDI MAGISTER DESAIN


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
1. Penjelasan Topik Ulasan Penelitian
Kreativitas pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh siswa sekolah baik untuk belajar juga
mengerjakan sebuah tugas yang diberikan oleh guru. Pada dasarnya setiap siswa siswi di tingkat
SMA memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda sesuai dengan cara berfikir mereka.
Perbedaan kemampuan berpikir siswa SMA antara jurusan IPA dan IPS merupakan suatu hal yang
didasari dari berbagai faktor baik internal ataupun eksternal, dan hal tersebut dapat disebut juga
dengan stimulus.
Topik yang akan peneliti ambil adalah tentang kognisi desain yaitu meneliti tentang proses
kreatif siswa-siswi Sekolah Menengah Atas dalam membuat tugas perancangan dalam mata pelajaran
seni budaya yang berfokus pada Seni Rupa. Penelitian ini akan berfokus menganalisa proses stimulus
dan proses pengerjaan tugas siswa siswi juga hasil karya sebelum dan sesudah proses stimulus
dilakukan.
Permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini adalah tentang komparasi antara siswa
siswi pada dua jenis jurusan yang berbeda di jenjang SMA yaitu antara jurusan IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pengelompokan ini kadang membuat
stereotip tentang perbedaan motivasi belajar siswa jurusan IPA dan IPS itu menjadi berbeda.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Allolayuk (2013) menjelaskan bahwa keputusan
untuk memilih jurusan IPA berdasarkan faktor internal yaitu 81,58%, sedangkan faktor eksternal
yaitu 73,68%. Motivasi tersebut diantaranya berdasarkan minat, cita-cita, bakat, hasil prestasi,
motivasi, harapan orang tua, pengaruh teman sebaya, dan pendidik sekolah cukup mempengaruhi
siswa dalam memilih jurusan. Dapat disimpulkan bahwa faktor bakat pada pelajaran IPA merupakan
faktor dominan bagi siswa memilih jurusan IPA di sekolah. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Aria (2011) mengatakan bahwa faktor internal berupa minat dominan memengaruhi siswa
jurusan IPS memilih jurusan IPS adalah 16.81%.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, bahwa dapat dilihat perbedaan motivasi
antara siswa yang masuk jurusan IPA dan siswa jurusan IPS. Bahkan kadang bermunculan rumor
jika siswa masuk jurusan IPS maka motivasi belajarnya bisa berkurang karena beberapa faktor.
Berbeda dengan IPA yang rumornya adalah jurusan dengan siswa-siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh perbedaan ke-dua jurusan yang
memiliki perbedaan dasar keilmuan ini dalam hal berfikir kreatif. Data analisa yang diambil adalah
proses mereka dalam merancang sebuah tugas proyek karya yang telah ditugaskan oleh guru seni
rupa hingga tugas tersebut selesai.
Untuk pengukuran tingkat kreativitas disini peneliti mencari beberapa teori yang dapat
mendukung tentang proses pengukuran atau penilaian dari proses kreatif. Cukup banyak teori yang
memadai yang dapat digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini, namun peneliti lebih
memfokuskan pada beberapa teori yang hampir sepadan dan memiliki cara penilaian yang tidak
terlalu jauh.
Seperti halnya teori kreativitas dari Sternberg (2006) yang membagi kontribusi kreativitas
menjadi enam aspek penilaian yaitu keterampilan intelektual, pengetahuan, cara berfikir,
kepribadian, motivasi dan lingkungan. Juga ada tiga teori pendorong kontribusi kreatif yang
membagi kedalam 3 kategori yaitu: jenis kreativitas yang menerima paradigman saat ini dan berusaha
untuk memperpanjangnya, lalu teori yang menolak paradigma saat ini dan berusaha untuk
menggatikannya, dan yang terakhir adalah jenis kreativitas untuk memadukan antara paradigma saat
ini.
Lalu ada juga teori pengukuran kreativitas yang disebut four-stage model dari Graham
Wallas (1926) yaitu menjelaskan proses kreativitas menjadi 4 tahap yaitu preparation (persiapan),
incubation (pengeraman), inspiration (inspirasi), dan verification (pembuktian).

2. Masalah Penelitian dan Batasan Peneitian


a. Masalah Penelitian
Kreativitas setiap siswa berbeda-beda sesuai dengan kemampuan mereka baik itu
kemampuan afektif, kognitif dan hingga kemampuan psikomotorik. Sehingga muncul beragam cara
penyelesaian atau stimulus yang dilakukan siswa dalam menghadapi suatu hal contohnya dalam
membuat perancangan tugas seni rupa. Selain oleh siswa, stimulus tersebut juga dilakukan oleh guru-
guru demi memudahkan siswa untuk memudahkan proses pencarian ide hingga pengerjaan tugas.
Permasalahan yang ingin peneliti angkat adalah melihat dari pandangan orang-orang
mengenai perbedaan antara 2 jurusan yaitu IPA dan IPS yang dari mulai perilaku (afektif) hingga
pengetahuan (kognitif) yang sudah jelas berbeda.
Pada kasus ini peneliti mengambil sampel dari dua jurusan pada tingkat sekolah menengah
atas di daerah kota Cimahi yaitu SMA Negeri 3 Cimahi yang merupakan salah satu Sekolah Negeri
yang memiliki 2 jurusan pada setiap jenjang kelasnya yaitu IPA dan IPS. Juga hal yang menjadi
permasalahan pada kelas X (sepuluh) di tahun 2019 ini adalah mulainya penerapan sistem zonasi
pada program penerimaan siswa baru ini dengan presentase penerimaan sekitar 90%. Sehingga
berdampak terhadap kemampuan dan motivasi siswa yang lebih heterogen dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang masih menerapkan sistem passing grade sebagai presentase terbesar dalam
penerimaan siswa baru.
Perbedaan daya pikir antara siswa SMA kelas IPA dan IPS dapat menjadi komparasi yang
bisa jadi cukup signifikan apalagi dengan adanya sistem zonasi ini. Dari mulai motivasi yang mereka
peroleh lalu latar belakang jurusan hingga faktor luar yang kadang orang membedakan antara ke-dua
jurusan ini menjadi permasalahan yang menarik untuk diangkat.
b. Batasan Penelitian
Batasan terhadap subjek penelitian dan objek penelitian adalah \ diambil siswa SMA Negeri
3 Cimahi kelas X (Sepuluh) jurusan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) dan kelas X
(Sepuluh) jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tahun ajaran 2019/2020 yang sedang mengikuti
dan mendapatkan tugas proyek pembuatan desain pada mata pelajaran Seni Rupa. Kriteria siswa
yang akan dijadikan subjek penelitian dibatasi sebagai berikut:
1) SMAN 3 Cimahi memiliki 12 kelas dengan perbandingan 7 kelas IPA dan 5 Kelas IPS,
dimana akan dipilih berdasarkan hasil psikotes dari Konseling yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi.
2) Siswa maupun siswi akan dipilih 1 kelompok dalam setiap kelas sebagai representasi dari
kelas tersebut. Namun karena perbangan kelas IPA dan IPS adalah 7:5 jadi untuk kelas IPA
hanya akan dipilih 5 kelas agar seimbang dengan kelas IPS.
3) Objek penelitian yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah proses asistensi dan
diskusi tugas praktik perancangan desain antara siswa dengan guru seni rupa. Pemilihan
design critic session sebagai studi kasus didasarkan pada banyaknya potensi dialektika
desain dan aspek interpersonal siswa yang muncul ketika guru sedang membimbing
siswanya pada saat merancang desain.

3. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian pastinya memiliki tujuan, termasuk pada penelitian ini memiliki
tujuan yaitu:
1) Mengeidentifikasi bagaimana proses kreatif siswa SMA kelas IPA dan IPS dalam membuat
sebuah perancangan desain hingga karya itu selesai.
2) Mengetahui faktor yang kuat mempengaruhi pengambilan keputusan terkait proses desain
pada siswa SMA kelas IPA dan IPS
3) Menemukan perbedaan faktor motivasi antara siswa kelas IPA dan siswa kelas IPS.

4. Metodologi Penelitian Meliputi:


a. Metodologi/Metode Pengumpulan Data
Metode yang akan digunakan adalah metode kuantitatif dimana peneliti akan mengambil
sampel dari tiap subjek guna mengetahui data-data yang muncul. Dalam hal ini pendekatan
kuantitatif dapat memandang tingkah laku manusia dan realitas sosial secara objektif dan dapat
diukur, karena oleh sebab itu penggunaan penelitian kuantitatif dengan instrument yang valid dan
reliable serta analisis statistic yang sesuai dan tepat menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak
menyimpang dari kondisi sesungguhnya (Yusuf, 2017).
Dalam penelitian ini dirancang terstruktur, formal, juga spesifik serta mempunyai rancangan
operasional yang mendetail. Perisapan yang dilakukan dalam metode kuantitatif ini haruslah
memiliki pembatas masalah dimana pembahasan dibatasi agar tidak keluar dari jalur yang telah kita
tentukan. Perumusan masalah, urgensi penelitian, studi pustaka, instrumen penelitian, populasi,
sampel, serta teknik analisis yang digunakan akan ditentukan sebelumnya (Yusuf, 2017).

b. Sample dan Populasi


Populasi adalah keseluruhan dari subjek/objek penelitian yang memiliki kompetensi kualitas
dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dianalisis juga dipelajari
kemudian diambil kesimpulan dari hasil yang telah dianalisis (Sugiyono, 2008, 2012). Menurur
Prof.Sugiyono (2012) dalam hal ini populasi bukan hanya manusia sebaga subjek, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang ada disekitar. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah namun
merupakan obyek/subyek yang meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subyek/obyek itu.
Berdasarkan dari pendapat tersebut dapat diambil batasan bahwa populasi adalah
keseluruhan unsur pada subyek maupun obyek merupakan sumber data dengan karakteristik tertentu
dalam sebuah penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas X
(Sepuluh) jurusan IPA dan IPS yang berjumlah sekitar 400 siswa yang terdiri dari kelas X IPA yaitu
kelas IPA 1, IPA 2, IPA 3, IPA 4, IPA 5, IPA 6, IPA 7, dan kelas X IPS yaitu kelas IPS 1, IPS 2, IPS
3, IPS 4, IPS 5 di SMA Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2019/2020.
Sample/Sampling merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik Purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Teknik seperti ini dipilih
dengan tujuan bahwa sampling ini dapat mewakili karakteristik dari populasi yang diharapkan.
SMA Negeri 3 Cimahi kelas X (sepuluh) dibagi menjadi 7 kelas dengan jurusan IPA dan 5
kelas dengan jurusan IPS dan pada tahun ajaran 2019/2020 ini 90% adalah hasil dari sistem PPDB
zonasi. Untuk kelas yang diambil karena adalah perbandingan, sehingga perbandingan kelas IPA dan
IPS tidak sama, maka sampel yang diambil hanya akan 5 kelas IPA dan 5 Kelas IPS. Dari setiap
kelas rata-rata memiliki 30 siswa dan setiap kelas hanya akan dipilih 1 group yang berisi 10 orang (5
orang siswa dan 5 orang siswi) yang merupakan representasi dari kelas tersebut.

c. Alat Uji Penelitian


Alat uji penelitian atau instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu
alam yang sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya (Sugiyono, 2012).
Walaupun alat atau instrumen tersebut sudah ada namun tetap tingkat validitasnya dapat saja
berubah. Selain itu menurut Sugiyono bahwa instrument dalam bidang sosial walaupun telah teruji
validitas analisis reliabilitasnya, tetapi bila digunakan dalam bentuk atau tempat tertentu belum tentu
tepat dan mungkin tidak valid dan sulit reliabel. Hal ini harus dimaklumi bahwa fenomena atau gejala
sosial itu cepat berubah dan sulit diprediksi.
Alat uji atau instrumen penelitian dalam penelitian ini diantaranya dibagi berdasarkan beberapa
poin yaitu:
a) Studi Literatur yang dilakukan untuk lebih dapat memahami tentang teori kreatifitas, juga
psikologi, juga kognisi dari subyek yaitu siswa.
b) Observasi dan pengumpulan data dilakukan menggunakan metode tes ujicoba kepada subyek
yaitu berupa Pre Test, Post Test, dan Evaluasi dengan para responden yaitu siswa SMA dan
mencatat proses apa yang terjadi selama fase sebelum pemberian stimulus terhadap
responden, lalu fase pemberian stimulus, dan evaluasi.
c) Analisa dan pengolahan data menggunakan metode Linkography.
d) Interpretasi dari hasil perbandingan antara proses kreatif siswa SMA kelas IPA dan kelas
IPS secara kuantitatif.

5. Asumsi/Hipotesis
Menurut hipotesis, peneliti berasumsi bahwa terjadi beberapa kemungkinan yang data
analisisnya akan berupa data numerik yang akan disimpulkan berdasarkan hasil yang didapat.
Hipotesis yang terjadi antara lain:
a) Proses kreatif siswa IPA lebih sistematis dan terukur dengan jelas karena melihat dari latar
belakang jurusan IPA yang banyak mengandalkan angka atau numerik. Proses kreatif siswa
IPS lebih eksploratif dan fleksibel sesuai dengan dasar keilmuan IPS.
b) Terdapat bermacam faktor kuat yang mempengaruhi siswa kelas IPA dan siswa kelas IPS
pada saat merancang tugas praktik desain.
c) Terjadi perbedaan faktor motivasi antara siswa kelas IPA dan IPS pada saat merancang tugas
praktik desain.
6. Kerangka Penelitian/Kerangka Pemecahan Masalah
LATAR BELAKANG
1. Kreativitas siswa sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun
eksternal. Motivasi belajar dari setiap siswa pun sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran hingga pengerjaan tugas
2. Perbedaan motivasi dalam pembelajaran antara siswa SMA yang masuk jurusan
IPA dan siswa jurusan IPS
3. Karena sistem penerimaan siswa baru sekarang menjadi sistem Zonasi, sehingga
dampak yang dirasakan bukan hanya pada siswa sebagai peserta didik namun
kepada guru sebagai pendidik.
4. Siswa-siswa sekolah zonasi dirasakan relatif lebih heterogen baik jurusan IPA
maupun IPS. Sehingga treatment cara menyampaikan materi pada setiap kelas
maupun siswa kadang sulit untuk mendapatkan cara yang pasti.

MASALAH PENELITIAN
Belum diketahui bagaimana perbedaan motivasi untuk membuat karya kreatif antara
siswa-siswi juruan IPA dan IPS. Sehingga mempengaruhi stimulus apa yang sesuai
terhadap dua jurusan yang berbeda tersebut.

TUJUAN PENELITIAN
1. Mengeidentifikasi bagaimana proses kreatif siswa SMA kelas IPA dan IPS dalam
membuat sebuah perancangan desain hingga karya itu selesai.
2. Mengetahui faktor yang kuat mempengaruhi pengambilan keputusan terkait proses
desain pada siswa SMA kelas IPA dan IPS
3. Menemukan perbedaan faktor motivasi antara siswa kelas IPA dan siswa kelas
IPS.

PENGUMPULAN DATA

DATA LITERATUR DATA LAPANGAN


1. Proses Kreatif (Creativity Proses asistensi karya desain
Process) yang diarahkan oleh guru
2. Peserta Didik mata pelajaran Seni Rupa
PENGOLAHAN DATA
Analisis data verbal dan stimulus menggunakan Linkography
Studi Komparatif antara siswa kelas IPA dan kelas IPS

ANALISIS DATA
1. Prose kreatif siswa dalam mengerjakan tugas mata pelajaran seni rupa berupa
karya desain.
2. Faktor atau motivasi kuat yang mempengaruhi proses pengerjaan tugas atau
karya.
3. Komparasi proses kreatif antara siswa dengan jurusan IPA dan jurusan IPS

KESIMPULAN
7. Rancangan Penelitian

8. Landasan Teori
a. Teori Kreativitas
Berpikir kreatif adalah kemampuan kognitif orisinil dan proses pemecahan masalah, berpikir
kreatif juga merupakan kemampuan kognitif dan proses pemecahan masalah yang memungkinkan
seseorang untuk menggunakan kecerdasan yang dimilikinya (Potur & Barkul, 2009).
Perbedaan dalam hal cara berpikir dipengaruhi oleh beberapa variabel, di antaranya usia,
jenis kelamin, kemampuan akademis, status sosio-ekonomi, dan kebudayaan. Menurut Stenberg
(1997) menuturkan bahwa anak-anak lebih kreatif sebelum memasuki bangku sekolah karena setelah
anak-anak masuk di bangku sekolah mereka mau tidak mau harus mengikuti arahan dan instruksi
yang diberikan oleh guru di sekolah.
Sternberg (2006) membagi kontribusi dari kreativitas menjadi enam aspek penilaian yaitu
keterampilan intelektual, pengetahuan, cara berfikir, kepribadian, motivasi dan lingkungan. Juga ada
tiga teori pendorong kontribusi kreatif yang membagi kedalam 3 kategori yaitu: jenis kreativitas yang
menerima paradigman saat ini dan berusaha untuk memperpanjangnya, lalu teori yang menolak
paradigma saat ini dan berusaha untuk menggatikannya, dan yang terakhir adalah jenis kreativitas
untuk memadukan antara paradigma saat ini.
Teori pengukuran kreativitas yang akan digunakan sebagai landasan pada penelitian ini
adalah teori kreativitas empat tahapan (four-stage model) dari Graham Wallas (1926) yaitu
menjelaskan proses kreativitas menjadi 4 tahap yaitu preparation (persiapan), incubation
(pengeraman), inspiration (inspirasi), dan verification (pembuktian).
Graham Wallas cukup dikenal luas oleh publik lewat karya-karyanya. Salah satu judul buku
yang berhubungan dengan masalah kreativitas adalah buku yang berjudul The Art of Thought (Piirto,
1992). Dalam buku tersebut dijelaskan banyak tentang tahapan dan proses-proses kreativitas.
Keempat tahap proses berpikir kreatif itu, antara lain:
1) Tahap Persiapan (Preparation)
Dalam setiap kreativitas, sejatinya memiliki sebuah tahapan. Menurut Graham Wallas dalam
teorinya menjelaskan bahwa tahap awal kreativitas adalah di mana manusia terlebih dahulu
mengumpulkan informasi dengan cara mempelajari segala sesuatu melalui kehidupannya.
2) Inkubasi (Incubation)
Fase inkubasi adalah keadaan atau kondisi di mana pengalaman, data, dan informasi yang
dibaca dan diamati kemudian dipikirkan dengan sadar dan kemudian diendapkan.
3) Iluminasi
Fase iluminasi merupakan fase pengungkapan ide atau pengekspresian. Fase ini juga disebut
sebagai fase timbulnya wawasan (insight). Wawasan itu sendiri muncul ketika ada inspirasi, gagasan
baru beserta proses psikologis yang mengawali dan sekaligus mengikuti munculnya inspirasi
tersebut. Dalam fase ini juga asistensi dilakukan oleh guru kepada murid dalam pengerjaan tugas.
4) Verifikasi
Tahap atau fase ini pada dasarnya merupakan fase pengujian. Dalam fase pengujian, semua
data dan ide-ide yang sebelumnya sudah dipersiapkan, diendapkan dan diekspresikan, diuji
kebenaran dan kelayakannya dengan menggunakan intrumen berupa eksperimen.
b. Peserta Didik
Peserta didik merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan karena mereka
merupakan objek atau produk jelas dan merupaka indicator dari keberhasilan pendidikan. Ketika
hasil dari peserta didik ini baik maka indikator keberhasilan dalam pendidikan pun dinilai baik.
Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undangundang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
c. Linkografi
Linkografi adalah metode analisis yang dikembangkan oleh Gabriela Goldschmidt (1990)
yang memvisualisasi dan mengkodekan relasi, hubungan, atau koneksi antara proses desain yang
diungkapkan selama sesi pencarian ide. Goldschmidt menggambarkan setiap langkah demi langkah
atau tindakan dapat mengubah situasi.
Linkography hanya mendokumentasikan praktik desain yang sedang berjalan dengan cara
yang kontinyu. Tindak lanjut dari proses ini adalah interpretasi. Dalam pembahasannya adalah
bagaimana mengidentifikasi kreativitas suatu desain dengan Linkography dan apa saja langkah
penting dalam Linkography.

9. Tinjauan Objek yang Diteliti


Tinjauan objek yang diteliti merupakan penjelasan dari objek penelitian secara umum.
Penelitian akan dilakukan pada siswa-siswi kelas X (sepuluh) SMA Negeri 3 Cimahi. Penjelasan
akan meliputi penjelasan tentang sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian, lalu siswa-
siswi yang menjadi objek penlitian, lalu sedikit tentang penjelasan sistem zonasi pada Penerimaan
Siswa Baru tahun 2019/2020 di SMA Negeri 3 Cimahi yang dapat mempengaruhi objek yang diteliti.
a) Gambaran Umum SMA Negeri 3 Cimahi sebagai tempat penelitian
SMAN 3 Cimahi adalah sekolah negeri dengan akreditasi A yang terletak di Jalan Pesantren
No. 161 Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi yang sekarang dikepalai oleh
Dra.Nelly Krisdiyana, M.M.. Diawali Pada tahun ajaran 1984-1985, dibukalah sekolah baru yang
merupakan binaan SMA Negeri 2 Cimahi yaitu SMA Negeri 3 Cimahi yang berlokasi di SMP 2
Cimahi jalan Jend Sudirman. Mulai tahun ajaran 1986-1987, maka sekolah telah memiliki lokasi
yang definitif yang terletak di jalan Pasantren No. 161 Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara
Kota Administratif Cimahi. Dengan demikian secara yuridis, maka pada tanggal 22 November 1986
SMA Negeri 3 Cimahi resmi sebagai Sekolah mandiri.
SMA Negeri 3 Cimahi adalah sekolah yang terletak di Jalan Pesantren No.161 Kelurahan
Cibabat Kecamatan Cimahi Utara. Sekolah kita menjunjung tinggi kebersihan akan lingkungan
dengan disiplin kita dikenal sebagai Sekolah Hijau (Green School) dan Tidak itu saja, kita pun
mendidik para siswa siswi untuk membangun Jiwa Kewirausahaan mereka dengan itu kita dikenal
sebagai Sekolah Kewirausahaan.
b) Siswa Kelas X IPA dan X IPS SMA Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2019/2020
Pada tahun ajaran 2019/2020 kali ini, kelas X (Sepuluh) memiliki 397 siswa yang
ditempatkan pada 12 kelas yang terdiri dari 7 kelas jurusan IPA dan 5 kelas jurusan IPS. Pada tahun
ini pula pelajaran Seni Rupa diberlakukan kembali pada kelas Sepuluh, yang tahun sebelumnya
diambil alih oleh Seni Musik.
c) Sistem zonasi pada PPDB SMA Negeri 3 Cimahi 2019/2020
Pada program Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) 2019, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan sistem zonasi, dan hampir diterapkan pada semua sekolah
khususnya sekolah negeri yang dulunya menggunakan sistem passing grade atau nilai dari
rapot/ujian. Perubahan sistem ini tercantum pada Permendikbud No.51/2018 tentang penerimaan
peserta didik baru tahun ajaran 2019/2020. Melalui Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018, prinsip
yang dikedepankan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah nondiskriminatif, objektif,
transparan, akuntabel, dan berkeadilan untuk mendorong peningkatan akses layanan pendidikan
(dilansir dari https://www.indonesia.go.id tahun 2019).
Sistem zonasi mempertimbangkan jarak rumah ke sekolah yang didaftar dengan maksud
mempermudah peserta didik agar tidak terlalu memakan waktu banyak di perjalanan ke sekolah.
Sistem ini juga mempermudah pemerintah untuk memetakan sebaran distribusi guru, ketersediaan
sarana prasarana dan fasilitas sekolah, termasuk Wajar (Wajib Belajar) 12 tahun. Selain itu, sistem
zonasi dimaksudkan untuk menghapuskan label “sekolah favorit” yang melekat pada sekolah-
sekolah negeri tertentu yang pendaftarnya bisa membeludak. Pembagian zonasi setiap sekolah sangat
berpatokan pada letak geografis dan sebaran penduduk di wilayah tersebut sehingga pembagian
zonasi diserahkan kepada Pemerintah Daerah setempat.
Di Kota Cimahi, penerapan Sistem Zonasi pada PPDB sudah diterapkan dari tahun 2018,
namun persentasi masih relatif sedikit. Pada tahun 2019, Pemerintah Kota Cimahi menerapkan porsi
sistem zonasi sebanyak 90% termasuk porsi untuk siswa kurang mampu, siswa berprestasi, dan siswa
berkebutuhan khusus. Sisa kuota 5% untuk siswa berprestasi luar zonasi dan sisanya 5% lainnya
untuk siswa pindahan. Penerapan porsi tahun 2019 ini lebih banyak dari tahun sebelumnya sehingga
siswa-siswa yang diterima lebih heterogen.
Namun porsi sistem zonasi yang sangat banyak bukan berarti tidak menimbulkan
permasalahan di sekolah itu. Salah satu sekolah yang menerapkan sistem ini adalah SMA Negeri 3
Cimahi yang menjadi sekolah percontohan zonasi Kota Cimahi pada tahun 2019 kali ini menerapkan
sistem zonasi, sehingga 90% kelas X (sepuluh) adalah siswa-siswa yang sangat beragam dan
memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar.
Peneliti merupakan salah satu guru di SMA Negeri 3 Cimahi yang baru merasakan dampak
dari sistem zonasi. Siswa-siswa relatif lebih heterogen baik jurusan IPA maupun IPS. Sehingga
treatment cara menyampaikan materi pada setiap kelas maupun siswa kadang sulit untuk
mendapatkan cara yang pasti. Bahkan perbedaan jurusan IPA dan IPS yang sangan melekat itu pun
terjadi, sehingga permasalahan banyak didapatkan oleh kelas IPS. Namun tidak menutup
kemungkinan kelas IPA tidak mendapatkan permasalahan yang sama. Beberapa guru khususnya
kelas 10 memerlukan kerja ekstra karena butuh waktu yang cukup untuk menyampaikan sebuah
materi.

10. Daftar Pustaka


A.M. Sardiman, (2007) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali Pers.
Allolayuk, Y. R., Setiawan, T. I., & Dimyati, M. (2013). Faktor yang mempengaruhi siswa memilih
jurusan IPA pada siswa kelas XI SMA Negeri 72 Jakarta. Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 2(2),
14–19.
Aria, N. (2011). Faktor-faktor yang memengaruhi minat memilih jurusan IPS pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Juwana Kabupaten Pati tahun ajaran 2010/2011 (Skripsi tidak diterbitkan).
Universitas Negeri Semarang.
Goldschmidt, G. (1990). Linkography: Assessing design productivity. In R. Trappl (Ed.),
Cybernetics and system ’90. Proceedings of the tenth European meeting on cybernetics and
systems research (pp. 291–298). Vienna: World Scientific.
Potur, A. A., & Barkul, O. (2009). Gender and Creative Thinking in Education: A Theoritical and
Experimental Overview.
Sayogya, T. (2008). Creative Mind: Kekuatan Visualisasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV. ALFABETA.
Sternberg, R. J. (2006). The nature of creativity. Creativity Research Journal, 18(1), 87-98.
http://dx.doi.org/10.1207/s15326934crj1801_10
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinadi: Mixed Method. Bandung: CV. ALFABETA.
Wallas, G. (1926). The Art of Thought. New York: Harcourt, Brace & Jovanovich.
Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.

Anda mungkin juga menyukai